Pesantren Nurul Jadid-LKPBT Teken MoU Pengembangan Bahasa Mandarin dan Beasiswa Studi di Tiongkok    

nurulajadid.net- Pesantren Nurul Jadid meraih kesepakatan kolaboratif dengan Lembaga Koordinasi Pengembangan Bahasa Tionghoa (LKPBT) Jawa Timur. Hal tersebut ditandai dengan bentuk penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilaksanakan di Gubug Makan Mang Engking Sidoarjo. Ahad (25/02/24).

Kerja sama ini bertujuan untuk mengembangkan kurikulum yang terintregasi dan menyeluruh dalam pengajaran Bahasa Mandarin serta studi Tiongkok, yang akan mencakup aspek-aspek seperti sejarah, budaya, dan kehidupan sosial di Republik Rakyat Tiongkok (RRC). Hal ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan kontekstual kepada siswa di pesantren akan peran penting Tiongkok dalam tatanan global saat ini.

Kepala  Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul hamid Wahid  menyatakan, “Kerja sama ini merupakan upaya kami untuk memberikan pendidikan yang holistik kepada siswa kami, yang tidak hanya mencakup aspek keagamaan, tetapi juga aspek linguistik dan kultural yang relevan dalam konteks globalisasi saat ini. Kami percaya bahwa pemahaman yang lebih baik tentang Bahasa Mandarin dan budaya Tiongkok akan membuka pintu peluang yang lebih luas bagi masa depan mereka”.

Bapak Soh Sian Gwan, Ketua LKPBT Jawa Timur juga menyambut baik kerja sama ini dengan memiliki komitmen terhadap pengembangan bahasa Mandarin di Pesantren Nurul Jadid.

“Kami berkomitmen untuk mendukung pengembangan Bahasa Mandarin dan melanjutkan studi di Tiongkok untuk santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Melalui kerja sama ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam peningkatan pemahaman lintas budaya dan memperkuat hubungan antara Indonesia dan Tiongkok” ujar Bapak Soh Sian Gwan .

Kerja sama antara Pondok Pesantren Nurul Jadid dan LKPBT Jawa Timur ini menunjukkan komitmen bersama dalam memperluas wawasan dan mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk menjadi pemimpin global yang dapat beradaptasi dengan dinamika dunia yang semakin kompleks.

“Diharapkan, kolaborasi ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi kedua belah pihak serta mendorong kerja sama lebih lanjut dalam bidang pendidikan dan budaya,”imbuhnya.

Hadir pada kegiatan itu pengurus pesantren Nurul Jadid diantaranya; Kepala Pesantren KH. Abd Hamid Wahid, Sekretaris Pesantren H. Tahiruddin, Sekretaris Yayasan H. Faizin Syamwil, Kepala Biro Pendidikan K. Ahmad Zaki.

 

Pewarta      : Juwaini

Editor         : Ponirin Mika

 

 

 

Santri Kelas Akhir Ikuti Ujian Ketentusan Baca Tulis Al-Qur’an

nuruljadid.net – Mendekati detik-detik kelulusan, semua santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Nurul Jadid kelas akhir baik tingkat SLTP maupun SLTA mengikuti ujian ujian baca tulis al qur’an. Ujian tersebut dilaksanakan selama dua hari sejak tanggal 17 s/d 18 Februari 2024.

Hari pertama ujian BTQ untuk santri tingkat SLTA seperti SMANJ, SMKNJ, MANJ dan  MAN 1 Probolinggo. Sedangkan pada hari kedua ujian BTQ untuk santri SLTP yang terdiri dari SMPNJ, MTsNJ dan MTsN Probolinggo putri.

Kegiatan ini merupakan program rutin tahunan yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Pesantren menugasi Biro Pendidikan dan Biro Kepesantrenan serta Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) untuk melaksanakan ujian tersebut.

“Alhamdulillah, tahun ini merupakan tahun ketiga untuk pelaksanaan Ujian Qur’an kelas akhir. Dan Insyaallah program ini akan terus berjalan di tahun-tahun berikutnya,” terang ketua panitia kepada tim infokom

Harapannya, ketua panitia menjelaskan, ujian ini bisa diikuti dengan baik oleh semua santri. Adapun materi ujian terdiri dari dua kategori, yakni tes bacaan Al-Qur’an dan Tes Hafalan. Untuk santri SLTP dari surah At-Takatsur sampai surah An-Nas. Sedangkan untuk santri SLTA dari surah Ad-Duha sampai surah An-Nas. Jika santri tidak hafal surah tersebut, maka ia diwajibkan untuk mengikuti remidi. Dan jika tidak lulus lagi, maka santri tersebut tidak akan lulus sekolahnya.

Selain itu, Ketua panitia melanjutkan, terdapat tiga poin dalam penilaian ketuntasan bacaan qur’an kelas akhir tahun ini, yakni tajwid, fashohah, dan kelancaran. Adapun nilai minimal yang harus dimiliki santri yakni 70. Jika hasil nilai ujiannya dibawah 70, maka mereka harus mengikuti Ujian Remidi. Sementara apabila dari hasil remidi masih belum tuntas, maka dipastikan santri tersebut tidak akan lulus.

“Satker yang ditugasi mengawal pelaksanaan ini telah mempersiapkan dengan penuh kesungguhan agar dapat terlaksana dengan baik. Harapannya adalah bagaimana anak-anak kelas akhir yang lulus nanti dapat menulis arab dan membaca alqur’an dengan baik dan benar,” katanya.

 

Pewarta     : M. Baktron Andre Setiawan

Editor        : Ponirin Mika

Ikhtiar Pesantren Menjawab Tantangan Global, Kiai Hamid Tekankan Sinergi Strategis di Harlah ke-75

nuruljadid.net – Kondisi pesantren secara nasional telah mendapatkan perhatian dari negara. Hal ini digambarkan melalui lahirnya Undang-Undang (UU) Pesantren, artinya pesantren telah masuk ke ranah publik. Menyoroti hal tersebut, Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid tekankan pentingnya sinergi strategis dan mencapai akuntabilitas pesantren di ranah publik.

Hal itu disampaikan oleh Kiai Hamid saat memberikan sambutan di tengah acara peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-75 Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Ahad (11/02/24) malam di halaman kantor pesantren.

Kemudian Kepala Pesantren menegaskan agar tema “Mandiri, Berdaya, Berkarya” pada peringatan Haul Masyayikh dan Harlah ke-75 Pondok Pesantren Nurul Jadid ini tidak hanya sekadar menjadi simbolis belaka, akan tetapi punya makna strategis untuk menjawab arus tantangan global.

“Saat ini, pesantren dihadapkan dengan globalisasi yang tertunda, yang seharusnya berjalan di tahun 2020, serta percepatan Revolusi Industri 4.0 yang harus kita jawab,” imbuhnya.

Untuk itu, lanjut beliau, dalam hal meraih akuntabilitas publik, pesantren tengah berikhtiar untuk menstandarisasi managemen pesantren dengan standar ISO, yang sebelumnya telah dicapai oleh Perguruan Tinggi, yaitu ISO 21001 dan 18000 dalam hal managemen dan pendidikan.

“InsyaAllah pesantren menyusul dengan segala lembaganya, mulai dari pendidikan pra-sekolah, dasar sampai menengah,” paparnya.

Lebih lanjut, Kiai Hamid juga menerangkan ikhtiar pesantren untuk dapat hadir sebagaimana fungsi dan kodratnya semula, bahwa pesantren bukan hanya sekadar sebagai lembaga ansih, tetapi juga adalah bagian dari lembaga kemasyarakatan yang berfungsi dan berperan di dalam masyarakat, baik secara kelambagaan maupun secara individual warga pesantren.

“Ini kita lakukan dengan berjejaring pada tahap awal dengan alumni, wali santri dan simpatisan pondok pesantren, untuk selanjutnya akan dikembangkan lebih luas. Tentu dengan format dan landasan serta inspirasi dari tradisi yang didasarkan pada pemahaman keagamaan yang telah berjalan di pesantren,” ungkap Rektor Universitas Nurul Jadid itu.

Beberapa langkah konkret telah beliau lakukan, diantaranya menandatangani beberapa Memorandum of Understanding (MoU) serta kerja sama dengan berbagai pihak, khususnya dalam konteks ekonomi. Salah satunya seperti yang telah dilakukan pada acara Haul Masyayikh, Ahad (11/02/24) pagi, yaitu MoU dengan Sepatu Sebatik.

“Karena itu pada Harlah ini, kami selain memohon doa, bersama jejaring alumni dan simpatisan kita meneguhkan tekad dan komitmen untuk bersinergi yang diwujudkan dalam langkah-langkah konkret,” pungkasnya.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Bazar Haul & Harlah ke-75 Dipenuhi Ribuan Pengunjung, Dukung Peningkatan Ekonomi UMKM

nuruljadid.net – Ribuan peserta Haul Masyayikh dan Harlah ke-75 Pondok Pesantren Nurul Jadid berduyun-duyun mendatangi 5 titik lokasi bazar UMKM secara bersamaan pada Ahad (11/02/24).

Mereka menembus kepadatan pengunjung acara Haul Masyayikh menuju tempat itu untuk melepas dahaga dan membeli berbagai merchandise setelah peringatan acara Haul Masyayikh di halaman kantor pesantren.

Menyoal lokasi bazar, pada tahun ini panitia mempetakkan menjadi 5 lokasi, yaitu Padian (depan Asrama Pondok Mahasiswa), Lapangan Ayaman dan Parkiran Pegawai untuk bazar putra, dan halaman MTs Nurul Jadid serta Jati Raya untuk bazar putri. 

“Tahun ini, bazar diselenggarakan selama 4 hari, yaitu dari tanggal 9 sampai 12 Februari dengan total sekitar 242 stand yang telah terisi,” jelas Ketua 2 Panitia Haul Masyayikh dan Harlah ke-75 Pondok Pesantren Nurul Jadid, Farhan Dardiri.

Potret pengunjung memadati lokasi bazar mitra di Padian (depan Asrama Pondok Mahasiswa).

Stand tersebut, lanjut Farhan, diisi dari berbagai kalangan, diantaranya pelaku UMKM sekitar, usaha keluarga dan mitra pesantren.

“Karena pengunjung bazar tahun ini sangat ramai, alhamdulillah pendapatan kami secara keseluruhan meningkat,” ungkap salah satu pelaku UMKM, Muhammad Sholeh.

Keberhasilan pengadaan bazar pada peringatan Haul Masyayikh dan Harlah ke-75 Pondok Pesantren Nurul Jadid ini mendapat respon positif dari pelaku UMKM yang terdaftar sebagai peserta bazar.

“Bazar ini sangat postiif bagi kami pelaku UMKM,” pungkas Sholeh.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Ungkap Kiai Zuhri: Pesantren adalah Lembaga Pencetak Kader Bangsa

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini mengungkapkan bahwa adanya pelaksanaan Haul Masyayikh dan Harlah ke-75 adalah sebagai bentuk syukur atas nikmat, ma’unah dan hidayah Allah sehingga Pondok Pesantren Nurul Jadid bisa eksis dan berkembang sampai sekarang. Selain itu, kata Kiai Zuhri, untuk mengenang dan mensyukuri jasa-jasa pendahulu mulai dari pendiri sampai pengasuh-pengasuh yang lain. Karena berkat jasa para almarhumin Pesantren Nurul Jadid bisa berdiri dan eksis sampai sekarang.

“Pesantren bisa eksis dan berkembang untuk mencetak dan melahirkan kader-kader penerus perjuangan bangsa, umat dan masyarakat,” ungkapnya saat menyampaikan sambutan pada acara Haul Masyayikh, Ahad (11/02/24).

Selain itu, Kiai Zuhri menegaskan bahwa peringatan Haul diharapkan bisa meneladani jejak-jejak perjuangan pendiri dan pengasuh baik melalui pesantren maupun di tengah-tengah masyarakat.

“Haul dan Harlah ini bukan hanya sekedar rutinitas atau seremonial semata, akan tetapi bisa bermakna untuk kita,” imbuhnya.

Melihat perkembangan pesantren, Kiai Zuhri mengungkapkan, telah banyak capaian dari berbagai bidang terutama dalam bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat.

“Pesantren Nurul Jadid telah mengirim guru tugas ke beberapa daerah, diantaranya, Sulawesi, Bali dan mancanegara,” imbuhnya.

Bahkan, Ungkap Kiai Zuhri, pesantren adalah lembaga dakwah. Oleh sebabnya, ia berharap santri harus mengajak kepada kebaikan dan kemaslahatan bersama.

Ia menegaskan bahwa berkembangnya pesantren tidak lepas dari dukungan dan kerja sama semua pihak.

“Kiai Zaini mendirikan pesantren dapat dukungan dari berbagai pihak,” pungkasnya.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Halaqah Alumni 2024: Kiai Hamid Ingatkan Peran Alumni dalam Tranformasi Sosial di Masyarakat

nuruljadid.net – Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid menegaskan peran alumni sebagai pengontrol transformasi sosial di segala bidang kemasyarakatan. Pernyataan ini disampaikan pada saat memberikan sambutan di Halaqah Alumni. Sabtu (10/2/24) di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Pada kesempatan itu, Kiai Hamid menyinggung pentingnya silaturrahim. Katanya, silaturrahim adalah modal dasar untuk membangun jejaring dakwah dan pelayanan masyarakat, termasuk organisasi kemasyarakatan Islam, yang keduanya berkembang atas dasar kesamaan almamater untuk memberikan peran di dalam tranformasi sosial di masyarakat.

“Santri adalah status di mana ketika mondok melakukan proses tafaqquh (mendalami ilmu, red.) yang tidak hanya dibatasi ketika di pesantren, kemudian setelah lulus dari pesantren harus melakukan transformasi menjadi al-inzar, yaitu berbuat sesuatu dengan melakukan peran dalam transformasi sosial di segala bidang,” ujarnya.

Selanjutnya, Kiai Hamid yang sekaligus Rektor Universitas Nurul Jadid ini menjelaskan bahwa tujuan perkumpulan Halaqah Alumni ini bukan dalam rangka membanggakan dan menjadikan Nurul Jadid sebagai alasan untuk ber-ta’ashub (fanatisme). melainkan untuk menjalankan dua fungsi pesantren tadi, yaitu tafaqquh: pendidikan dan pengkaderan, kemudian inzar: pelayanan masyarakat dan dakwah.

“Beberapakali pendiri sangat mewanti-wanti dan mengingatkan agar para warga Nurul Jadid, khususnya alumni dan simpatisan warga Nurul Jadid, ketika berada di masyarakat tidak terjebak menjadikan Nurul Jadid sebagai alasan untuk berbangga-bangga dan fanatik,” ujarnya.

Karena demikian, Kepala Pesantren menggiring fokus pembahasan dalam forum halaqah tersebut untuk memikirkan bagaimana pelayanan kemasyarakatan dan dakwah itu bisa dilakukan dengan sistemik dan sistematis, utamanya melalui sektor ekonomi, setelah sektor agama dan pendidikan.

“Sinergitas menjadi kata kunci penting untuk saat ini,” tegasnya.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Sambut Harlah ke 75, PPIQ Gelar Semaan Alqur’an

nuruljadid.net Kepala Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid K. Ahmad Madarik, S.E. membuka acara semaan al-qur’an pada hari Jum’at malam (09/02/2024) di Masjid Jami’ Nurul Jadid.

Turut hadir dalam acara, KH. Fahmi AHZ, Alumni Pusart Pengembangan Iilmu al-quran program tahfidzul quran dari berbagai daerah seperti Pulau Jawa dan Bali.  Dalam sambutannya K. Ahmad Madarik mengatakan wawasan keilmuan tentang alquran kepada para santri sebagai motivasi agar santri giat membacanya, mulai dari keutamaan hingga kesalahan untuk dihindari dalam membaca alquran pun dibahas tuntas olehnya.

Menurut penjelasan panitia, acara semaan ini tidak hanya di masjid jami’ saja. Akan tetapi, juga ada di beberapa tempat lainnya, yakni Mushalla Timur, Mushalla Selatan Wilayah Az-Zainiyah, Wilayah Daltim, Wilayah Al-Mawaddah, dan Zaid bin Tsabit (K).

“Untuk semaan di Masjid dikhususkan kepada alumni PPIQ Tahfidz. Mushalla Timur untuk santri aktif PPIQ Tahfidz, Mushalla Selatan untuk santri aktif PPIQ Tahsin. Dan yang lain menyesuaikan dengan wilayah masing-masing,” Ucap salah satu pengurus PPIQ.

“Adanya Semaan ini merupakan acara rutinan yang diadakan dalam rangka menyambut Haul Masyayikh dan Harlah ke 75 Tahun Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo,” Imbuhnya.

“Malam ini hanya pembukaan saja, untuk semaan di tempat yang lain akan dimulai mulai besok pagi, dan akan berakhir tepat pada malam minggunya dengan penutupan Semaan dan doa bersama, beriring harapan agar Pondok Pesantren Nurul Jadid semakin berkembang, dan barokah serta acara peringatan Haul dan Harlah ke 75 dapat berjalan dengan lancar,” pungkasnya.

 

Pewarta : M. Baron Andre Setiawan

Ediror    : Ponirin Mika

Di Pengarahan Santri Patriot, Rektor UNUJA Kiai Abdul Hamid Wahid Kenalkan 3M

nuruljadid.net – Rektor Universitas Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid, M.Ag. memberikan pengarahan kepada mahasiswa dan mahasiswi santri patriot panji pelopor yang dikenal dengan SP3 pada hari Rabu (07/02/2024) di Aula I pesantren. Kegiatan ini dalam rangka pengarahan dengan tujuan “Meneguhkan Semangat Pengabdian Menjadi Pengabdi Profesional”.

Turut hadir dalam acara tersebut, Rektor Universitas Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid, Pembina Santri Patriot Panji Pelopor (SP3) putra dan putri serta diikuti oleh puluhan anggota SP3. Dalam sambutannya, Rektor Universitas Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid menceritakan sekilas sejarah tentang dibentuknya SP3.

“Santri Patriot itu perlu diwujudkan dengan maksud agar ada kader dan santri yang dapat membantu dalam berbagai macam bidang, baik di administrasi dan petugas lapangan. Hal esuai dgn kebutuhan dan perkembangan, kalau santri patriot itu ada dari berbagai lapisan, mulai dari siswa sampai tingkat mahasiswa. Namun sejak 2020 khusus untuk mahasiswa diberikan tugas-tugas khusus keprotokuleran, keamanan, penata laksanaan acara yang kemudian direkrut mahasiswa dan kita berikan alokasi biasiswa dari KIP. Kita asramakan khusus dan tugas utamanya ialah untuk membantu pesantren.” Papar KH. Abdul Hamid Wahid.

“Oleh karena itu, untuk yang SP3 ini, setelah tugas baru study. Jadi Jadwal di Kampus yang menyesuaikan. Misal kalau dihadapkan antara tugas pesantren dan tugas kampus, maka tugas kampus yang harus menyesuaikan.

“Sekarang mari kita fokus dan sadari bersama tiga tugas pokok kita, yakni “Mengkaji, Menempa diri dan Mengabdi,” tutur Rektor Unuja memberikan semangat.

Lebih lanjut, Rektor juga menjelaskan pentingnya memiliki ilmu yang bermanfaat. “Tapi dalam Hidup ini ialah bermanfaat. Jadi kita berproses, lahir, makan dan segala macamnya, itu kalau tidak bermanfaat tidak akanada artinya, dan tidak ada gunanya. Dan menjadi manusia itu sebaiknya fokus kepada hal-hal yang bermanfaat.

 

Pewart : M. Bakron Setiawan

Editor : Ponirin Mika

UNUJA dan Klinik Az Zainiyah Gelar Baksos Kesehatan Gratis

nuruljadid.net –  Universitas Nurul Jadid (UNUJA) bekerja sama dengan klinik Az Zainiyah Nurul Jadid menyelenggarakan kegiatan bakti sosial (baksos) pemeriksaan kesehatan gratis pada masyarakat dalam rangka memperingati haul dan harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) ke 75. Di samping itu, giat ini untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.  Baksos itu yang juga diikuti oleh para relawan dari BEM Fakultas Kesehatan (Fkes) ini bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan prasejahtera kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama bagi civitas akademika UNUJA.Rabu (07/02/24) di Halaman Gedung B Universitas Nurul Jadid.

Dr. Sri Astutik Andayani, S.Kep., M.Kes, Dekan Fkes UNUJA memaparkan bahwa kesehatan adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan kita. Sebagai insan akademis, kita sering kali terlalu fokus pada pencapaian akademis tanpa memperhatikan kesehatan diri sendiri.

“Sebagai bentuk kepedulian dan perhatian terhadap kesejahteraan seluruh civitas akademika UNUJA,” paparnya

Lebih dari itu, Astutik mengungkapkan, para dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa mendapatkan pemeriksaan kesehatan yang komprehensif, termasuk pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan konsultasi umum dengan dokter.

Sementara Direktur Klinik Azzainiyah, Dr. Nyai Hj.Qodijatul Qodriyah, M.Pub.,M.Si dalam sambutannya memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan baksos ini.

Ia menyatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan wujud nyata kepedulian kepada warga pesantren, serta sebagai langkah untuk mendorong kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan secara berkala. Di sisi lain, kegiatan baksos merupakan bentuk pemeriksaan kesehatan gratis menjadi salah satu upaya konkret dalam menjembatani kesenjangan akses terhadap layanan kesehatan di masyarakat.

“Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkala guna mendukung terwujudnya masyarakat yang lebih sehat dan berkualitas,” tegasnya.

 

Pewarta : M. Bakron Andre Setiawan

Editor    : Ponirin Mika

Pengurus Panji Pelopor 2024 Resmi Dilantik

nuruljadid.net- Keberadaan panji pelopor di Pondok Pesantren Nurul Jadid sangat membantu terhadap pesantren dalam melaksanakan kegiatan. Organisasi yang telah terbentuk pada tahun 2017 ini salah satu upaya pesantren dalam menciptakan kader-kader yang handal terutama sebagai even organizer.

Dalam sambutannya Alfian Wahidianto Kepala Bagian II Sekretariat Pesantren Nurul Jadid menyampaikan, organisasi panji pelopor salah satu pilar penting yang ada di pesantren.

“Saya berharap pengurus panji pelopor yang terpilih dan terlantik hari ini untuk melaksanakan amanah dan bertanggung jawab sesuai dengan tupoksinya,” katanya.

Dengan kepengurusan baru ini, Alfian menambahkan, harus ada semangat baru agar mampu membawa perubahan pada organisasi panji pelopor lebih baik kedepannya.Pelantikan yang diikuti seluruh pengurus terpilih ini merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui oleh pengurus panji pelopor sebelum melaksanakan tugasnya.

Setidaknya, ungkap alfian, panji pelopor adalah wadah bagi santri yang ingin berproses dalam organisasi.

“Sebenarnya organisasi santri itu banyak di pesantren ini. Namun organisasi panji pelopor adalah wadah bagi santri yang memiliki semangat dan daya juang yang tinggi,”tegasnya.

 

Pewarta  : Ahmad Zainul Khofi

Editor     : Ponirin Mika

Festival Nahwu Shorrof Hiasi Kegiatan Pra Haul Masyayikh dan Harlah ke-75

nuruljadid.net – Berbagai macam kegiatan digelar untuk menyambut Haul Masyayikh dan Harlah ke-75 Pondok Pesantren Nurul Jadid. Acara yang di sebut pra-harlah ini didesain sebagai wadah ekspresi santri di dalam menunjukkan skill dan kemampuannya, dan momentum mengembangkan kreatifitas santri. Hal ini dijadikan kesempatan oleh Ma’had Aly Nurul Jadid untuk mengadakan lomba nahwu dan shorrof. Sabtu (04/02/24).

Kesuksesan Festival Nahwu Shorof 2024 menjadi momentum berharga untuk memupuk semangat belajar dan meningkatkan pemahaman terhadap ilmu nahwu di kalangan peserta dan masyarakat di sekitar pesantren.

“Festival nahwu dan shorrof ini bertujuan untuk merayakan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya ilmu gramatikal arab. Kitab kuning itu tidak akan dapat di baca dengan sempurna bila tidak memahami ilmu gramatikal arab,” kata Gus Hilman Zidny Romzi saat memberikan sambutan.

Hal senada diungkapkan Ainol Yaqin, ketua panitia Festival Nahwu Shorof bahwa makna mendalam acara ini untuk mengingat bahwa ilmu Nahwu adalah pondasi utama dalam mempelajari kitab gundul .

“Pentingnya ilmu ini tertuang dalam kitab imrithi bahwa ilmu nahwu menjadi dasar utama karena tanpa pemahaman Nahwu, kita tak akan mampu meresapi makna Al-Quran dan Hadis,” tegasnya.

Usai pembukaan, rangkaian acara dilanjutkan dengan talkshow Nahwu Shorof. Ustaz Qusyairi Ismail, sebagai pemateri, membahas metode Al-Miftah Sidogiri. Acara dipandu oleh Ustaz Alfin Haidar Ali.

Selanjutnya, Qusyairi Ismail menyampaikan, sebenarnya metode pembelajaran nahwu shorof banyak berkembang di Indonesia.

“Namun secara genealogi keilmuan,” ujarnya saat menjadi moderator sebagai pengantar talkshow.

Dengan suasana penuh semangat dan keceriaan, peserta festival menyimak penjelasan Ustaz Qusyairi Ismail tentang aplikasi ilmu Nahwu dalam kehidupan sehari-hari.

“Kesuksesan Festival Nahwu Shorof 2024 menjadi momentum berharga untuk memupuk semangat belajar dan meningkatkan pemahaman terhadap ilmu Nahwu di kalangan peserta dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren Nurul Jadid,” tegasnnya.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi

Editor: Ponirin Mika

Bulan Lomba 2024 Resmi Ditutup, Ketua Harlah ke-75 Gugah Semangat Berprestasi Santri

nuruljadid.net – Bulan Lomba sebagai kegiatan pra-harlah tahun 2024 berakhir kemarin, Senin (5/2/24). Panitia sebagai pelaksana lomba ini bertekad satukan visi untuk mendorong semangat berprestasi santri melalui kompetisi di jenjang yang lebih luas di masa mendatang. Itu dilihat dari pernyataan Koordinator Bulan Lomba Abdullah Faqih saat memberikan sambutan di awal acara.

“Saya berharap event Bulan Lomba seperti ini harus menjadi momen untuk mengasah keterampilan dan bakat yang kita miliki, sehingga menjadi batu loncatan untuk kedepannya di event yang lebih luas dan lebih besar di luar pesantren,” ucapnya di depan santri.

Selama enam pekan, santri tengah difasilitasi mengikuti berbagai perlombaan di bidang keilmuan, keagamaan dan keolahragaan. Event bergengsi ini dimeriahkan oleh seluruh santri dari wilayah pusat maupun satelit.

Ketua Umum Haul Masyayikh dan Harlah ke-75 Pondok Pesantren Nurul Jadid Muhammad Ihsan mengungkapkan bahwa penutupan bulan lomba merupakan momen bersejarah yang ditunggu-tunggu oleh santri.

“Bulan lomba ini rutin diadakan setiap tahun menjelang Haul Masyayikh dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid. Dengan itu, kami mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat santri yang telah turut andil menyukseskan acara Haul dan Harlah ini melalui Event Bulan Lomba,” imbuhnya.

Sama seperti pagelaran Bulan Lomba sebelumnya, tahun ini juga diumumkan peraih akumulasi juara terbanyak dari sejumlah bidang lomba. Adapun Juara Umum tahun ini diraih oleh Daerah KH. Zaini Abdul Mun’im atau Asrama Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MAPK).

“Pada dasarnya, menang dan kalah adalah hal yang biasa di dalam pertandingan. Selamat bagi para pemenang, pertahankan dan tingkatkan prestasi yang diraih. Begitu pula bagi yang belum menang, jangan berkecil hati, jadikan ini pembelajaran untuk lebih baik dan semangat lagi untuk mengikuti lomba-lomba yang diadakan pesantren ke depannya,” pungkasnya.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi

Editor: Ponirin Mika

Persiapan Menuju Sertifikasi ISO, Nurul Jadid Gelar Bimtek bagi Karyawan

nuruljadid.net – Sekretariat Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan bimbingan teknis penyusunan job desk terhadap satuan kerja yang berada di bawah naungan pesantren selama dua hari, pada Senin (05/02/24) sampai Selasa (06/02/24). Bimtek tersebut sebagai upaya persiapan pesantren menuju manajemen ISO.

Kepala Bagian I Sekretariat Miftahul Huda, dalam sambutannya menyampaikan tujuan dilaksanakan bimbingan teknis ini adalah untuk melakukan pembagian tupoksi masing-masing satuan kerja dan melanjutkan persiapan menuju sertifikasi ISO.

“Sebelumnya sudah pernah dilakukan persiapan sertifikasi ISO pertama pada 02 November tahun 2023 kemarin, saat ini kita fokus pada penyusunan job desk, penyusunan SOP, Pembagian Tugas dan Penyusunan Instrumen ISO,” imbuhnya.

Menyoal acara, hadir sebagai pemateri utama Dody Heral Ardiansyah dengan membawa beberapa materi, diantaranya: Materi Penyusunan job desk, Penyusunan SOP, Pembagian Tugas Instrument ISO serta Penyusunan Instrument ISO.

Dalam kesempatan tersebut, Dody menekankan kesiapan tata kelola organisasi dari hal yang fundamental, seperti tanggungjawab, wewenang dan kondisi kerja.

“Terkait ikhtisar job desk, seringkali terjadi overlap antara wewenang dan tanggungjawab, kita harus memahami itu dari hal mendasar,” terangnya.

Kemudian terkait kepentingan ISO, lanjut Dody, perlu ditampilkan fungsi Management Representative pada struktural kepengurusan pesantren.

“Management Representative ini memiliki fungsi kerja dalam hal mengelola dokumen (document control). Berkas dokumen harus betul-betul ditata, semua aktifitas yang dikerjakan harus terdokumentasikan, dan di setiap dokumen harus diberi kode,” jelasnya.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi

Editor: Ponirin Mika

Sambut Harlah Pondok Pesantren Nurul ke 75, Santri dan Alumni Khotmil Qur’an 750 Ribu

nuruljadid.netMenyambut pelaksanaan haul dan harlah, Pondok Pesantren Nurul Jadid mewajibkan seluruh santri dan alumninya mengkhatamkan Qur’an sebanyak 75 ribu kali. Kebiasaan ini merupakan rutinitas tahunan yang di gelar dalam menyambut haul masyayikh dan harlah pondok pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Moh Ihsan ketua panitia haul dan harlah ke 75 menyampaikan bahwa kegiatan Khotmil Qur’an merupakan perintah dewan Masyayikh sebagai ikhtiar agar pelaksanaan haul dan harlah berjalan kondusif dan aman.

“Pengasuh menyampaikan kepada panitia agar terus berikhtiar baik secara zahir dan batin. Hal itu diharapkan agar dalam pelaksanaan haul dan harlah ke 75 berjalan aman, nyaman dan tentram,” katanya.

Dalam pelaksanaan khotmil qur’an, Ihsan menjelaskan “kalau untuk santri di bagi per-asrama santri begitu pun dengan alumni”. Tentu alumni yang tergabung dalam Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid pun demikian.

“Kita telah mengedarkan pemberitahuan kepada alumni untuk dapat melaksanakan khotmil qur’an di daerahnya masing-masing,” tegasnya.

Haul dan harlah itu telah biasa dilakukan di pesantren-pesantren. Disamping memperingati hari lahir pesantren juga mengingat sepak terjang para almarhum pengasuh pesantren yang telah menghadap sang pencipta.

“Kami mohon doa para santri, alumni dan masyarakat agar haul dan harlah pesantren Nurul Jadid lancar,” tegas Ihsan.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi

Editor: Ponirin Mika

Antusias Santri Putri di Seminar Fikih, Lora Ismail Al-Kholilie Berikan Tips Bermedia Sosial yang Bijak

nuruljadid.net – Pendakwah milenial Nahdlatul Ulama (NU) asal Madura, Lora Ismail Al-Kholilie mengatakan kepada para santri untuk tidak menjadikan tawadhu sebagai alasan dirinya agar tidak mengisi panggung-panggung dakwah.

“Media sosial itu ibarat dua belah mata pisau, yang memiliki manfaat, tetapi juga bisa menyakiti orang lain maupun dirinya,” dawuh beliau saat menjadi narasumber bersama Ny. Hj. Amal Hayati Amin di Seminar Fikih yang diadakan oleh Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Jumat (02/02/24).

Dalam acara yang digelar di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid itu, Lora Kholile menyampaikan bahwa viral itu juga penting, sebab jika santri tidak mengisi panggung-panggung dakwah di era medsos saat ini, maka yang mengisi adalah orang yang tidak memiliki keahlian dalam bidang dakwah untuk menyampaikan pesan-pesan Islam.

“Di sisi lain, viral itu juga beresiko sekali, selain capek, hatinya juga khawatir terkena dampak dari bermedia sosial, seperti pujian, riya’ dan sebagainya,” imbuhnya.

Kemudian beliau memberikan tips bagi santri agar terhindar dari penyakit bermain media sosial. Salah satunya yaitu dengan menekankan niat utama dalam bermedia sosial.

“Caranya adalah tetap lakukan hal itu (bermain media sosial), selama itu kita niatkan untuk syi’ar atau dakwah. Yang perlu kita benahi adalah permasalahan “takut riya’nya”, bukan kemudian meninggalkan amalnya,” imbuhnya.

Beliau juga menekankan para santri agar mencamkan niat utama di dalam hatinya, bahwa tujuan bermain media sosial semata-mata untuk syi’ar dan mendakwahkan agama Allah SWT., bukan bertujuan karena manusia.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi

Editor: Ponirin Mika