Spiritual Coaching MANJPK Putri: Selamatkan Semangat Belajar Santri secara Holistik
berita.nuruljadid.net – Teknologi revolusi industri semakin merajalela. Dampak dari penggunaan ini sudah menjangkiti banyak kaum sarungan (baca: santri), tak terlepas Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid. Salah satu dampak yang dirasakan yakni lunturnya eksistensi dan jati diri santri atas pentingnya adab. Sebagaimana pepatah Arab mengatakan “Al Adab Fauqa Al ‘ilmi” atau adab lebih utama daripada ilmu
Menatap fenomena tersebut, Madrasah Aliyah Nurul Jadid Program Peminatan Keagamaan Putri tak tinggal diam, mereka turun tangan dengan menggelar kegiatan spiritual coaching bertemakan “Yang Tertinggal dari Kita, Akhlak”, Senin (01/07/24) di Aula Mini Pesantren.
Dalam salah satu ikhtiarnya melakukan revitalisasi pentingnya adab bagi santri itu, MANJPK menghadirkan Wakil Sekretaris Pesantren Ny. Hj. Muthmainnah Waqid sebagai narasumber, dengan pemandu acara Alfi Nurindiana.
Departemen Kepesantrenan MANJPK Nayyirotut Tazkiroh mengatakan bahwa objek peserta dari kegiatan ini bukan santri berstatus siswi semata, melainkan juga seluruh pengurus asrama MANJPK putri.
“Di era hari ini, santri didominasi oleh para generasi milenial yang harus menjadi contoh dan tauladan bagi generasi mendatang. Kebanyakan pengurus yang menemani santri dalam giat keseharian adalah generasi milenial,” imbuh Nayyiroh.
Disamping itu, lanjut Nayyiroh, kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa spiritual dan mendorong semangat serta ketekunan santri untuk menggeluti, mengkaji, dan memahami kitab turats.
“Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah evaluasi untuk menumbuhkan semangat belajar santri kedepannya,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ny. Hj. Muthmainnah Waqid menyampaikan tentang kematangan spiritual sebagai proses perkembangan kesadaran seseorang tentang nilai-nilai spiritual, hubungannya dengan Tuhan, dan makna hidup.
“Sembilan tanda kematangan spiritual haruslah dimiliki, salah satunya ialah mampu menerima diri sendiri dan orang lain, sebagaimana adanya self-improvement dengan self-acceptance agar kita dapat mengetahui dan menerima kenyataan bahwa dunia bukanlah tempat tujuan melainkan tempat ujian,” dawuhnya.
Kegiatan berlanjut dengan sesi tanya jawab, secara bergiliran peserta mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh narasumber. Tak sedikit peserta yang mengungkapkan keresahannya selama menempuh ilmu.
Pewarta: Maria Al Faradela
Editor: Ahmad Zainul Khofi
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!