Metode Cepat Pahami Ilmu Alat

Metode Cepat Pahami Ilmu Alat

nuruljadid.net – Selain terkenal dengan Pondok Tahfidz Wilayah Al-Mawaddah juga mempunyai beberapa program unggulan salah satunya adalah program kitab. Program Intensif Kajian Kitab (PIKK) wilayah Al-Mawaddah sebelumnya menggunakan metode Al-miftah lil’ulum sidogiri. Seiring berkembangnya pembelajaran ilmu nahwu akhirnya wilayah al-mawaddah menemukan sebuah alternatif lain untuk membuat santri cepat memahami kaidah-kaidah nahwu. Kini pembelajaran al-miftah lil’ulum sidogiri beralih pada al-miftah peloso yang dikarang oleh uastad Ahmad Zarqoni.

Al-miftah peloso pembelajaranya sangat praktis dan menggunakan metode-metode yang sangat menarik dan tentunya lebih efektif baik dalam waktu pembelajaran dan juga tingkat pemahaman santri. Dalam metode ini 5 menit pembelajaran santri sudah berhasil memahami 1 bab bahkan lebih.”sebelum saya mengenal metode ini,saya selalu berfikiran bahwa ilmu alat itu sangat sulit untuk dipahami dan saya cerna dengan baik,namun setelah saya mengenal metode ini membuat menset saya bahwa ilmu nahwu adalah momok adalah salah” ujar salah seorang santri.

Dengan hadirnya metode ini daya tarik pada santri terhadap memahami ilmu Qur’an dan hadist sangat luar biasa. Jumlah santri yang mendaftar untuk mengikuti pelatihan metode al-miftah ini meningkat drastis bahkan lebih 3 kali lipat dari pelatihan al-miftah peloso Ramadhan lalu.  Karena banyaknya santri yang mendaftar akhirnya pembelajaran al-miftah ini dibagi beberapa kelas.

Santri yang mengikuti pelatihan di bulan Ramadhan lalu mengikuti kelas lanjutan yang mana hanya satu-satunya kelas ini yang beranggotakan santri putra dan putri. Dikelas lanjutan ini santri tak lagi diajarkan metode dan kaidah-kaidah nahwu akan tetapi santri diajarkan bagaimana cara diajarkan bagaimana menjadi pengajar yang baik. Satu persatu santri dikelas ini maju untuk memperotoli ayat-ayat al-qur’an yang telah ditentukan. Karena santri dikelas ini pemahaman terhadap ilmu nahwunya sudah cukup luas akhirnya tak jarang terjadi perdebatan-perdebatan sehat antar santri sehingga menciptakan suasana yang sangat seru dalam berdiskusi sehingga tak terasa memakan waktu yang cukup lama dalam beradu pendapat. (Adibah/Red)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *