Membangun Semangat Belajar Santri Baru Melalui Materi Nurul Jadid Berprestasi

nuruljadid.net- Nurul Jadid Berprestasi menjadi materi ke II dalam pelaksanaan orientasi santri baru 2020. Pada kegiatan pemberian materi itu diharapkan agar santri baru tambah yakin dan tidak salah pilih mondok di Pesantren Nurul Jadid. Hal ini disampaikan Ustadzah Sri Wahyuni Panitia Osabar putri saat diwawancarai.

Kegiatan yang bertempat di  Aula I Pesantren Nurul Jadid dikuti oleh semua santri baru putri yang jumlahnya kurang lebih 1300 orang. Hadir sebagai pemateri Ustadz Miftahul Huda Kasubbag Kepegawaian sekaligus SC Bagian Osabar 2020.

Ustadzah Sri Wahyuni menambahkan, kita yakin mereka (santri baru) sangat membutuhkan pengetahuan baik melalui informasi dan lainnya. Karena santri baru yang mendaftar di pesantren ini sangat mungkin tidak mengenal Psantren Nurul Jadid secara menyeluruh.

oleh karenanya, materi-materi yang diberikan kepada santri baru sebagai pintu awal agar mengenal dan mengetahui pesantren dan kegiatan kepesantren. Materi Nurul Jadid berprestasi salah satu materi penting untuk diberikan kepada santri baru karena pada materi itu terdapat keberhasilan santri Nurul Jadid mengikuti lomba baik regional maupun nasional,” Tambahnya.

 

Pewarta : Ibnu Abdillah

Editor   : Ponirin Mika

Internalisasi Panca Kesadaran Santri Melalui Panggung Kreasi di Kegiatan Osabar

nuruljadid.net- Panggung kreasi oleh panitia osabar dijadikan sebagai salah satu media untuk menginternalisasi panca kesadaran santri baru Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. Panggung kreasi ini dilaksanakan, Selasa malam (01/09) di Aula II Pesantren Nurul Jadid. Hal ini diungkapkan Ustadz Alief Hidayatullah SC Osabar 2020.

 

Ustadz Alief berharap, adanya panggung kreasi santri ini kita berharap santri baru mampu menginternalisasikan panca kesadaran santri dalam kehidupannya sehari-hari. Isi materi yang kita sampaikan kepada santri baru termuat dalam panca kesadaran.

” Melalui panggung kreasi ini kita tampilkan materi nasionalisme dan beberapa materi yang di pentaskan melalui dramatisasi oleh santri lama. Sebenarnya tidak hanya itu, kita berharap santri baru terhibur dengan kegitan ini. Pada akhirnya mereka akan betah berada di pesantren hingga selesai menempuh pendidikannya,” Kata Ustdz Alief.

lebih lanjut Pengurus Biro Kepesantrenan Bagian Ubudiyah ini menjelaskan, sebenarnnya trilogi dan panca kesadaran santri Pondok Pesantren Nurul Jadid itu harus diberikan kepada semua santri tidak terkecuali santri baru. Melalui osabar ini kita mengenalkan terlebih dahulu selanjutnya ada pendalaman saat mereka (santri baru) mulai berakfitas keseharian di pesantren.

Kita tahu bahwa para muasis pesantren mengharapkan agar trilogi dan panca kesadaran oleh santri aktif maupun alumni Pesantren Nurul Jadid mampu dijewantahkan dalam kehidupnnya sehari-hari,” Imbuhnya.

 

Pewarta : Ibnu Abdillah

Editor    : Ponirin Mika

Kepala Biro Pendidikan, Guru Harus Mempersiapkan Perangkat KBM dan Mengikuti Protokol Kesehatan Covid-19

nuruljadid.net- Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo mensosialisasikan peraturan yang harus dilaksanakan sekolah dan semua guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung di masa pandemi covid-19 saat ini. Kegiatan sosialisasi itu dilaksanatan secara bergantian antar sekolah dan tempatnya disekolah masing-masing. Rabu pagi (02/09) bertempat di Madrasah Aliyah Nurul Jadid.

Pada kesempatan itu, Kepala Biro Pendidikan KH. Mahfudz Faqih menyampaikan, sudah saatnya semua guru mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan belajar bengajar.

Menurutnya, sebenarnya awal KBM sudah berjalan akan tetapi di Pondok Pesantren Nurul Jadid karena ada kondisi yang tidak memungkinkan untuk memulai pelaksanaan KBM seperti pengembalian santri secara bergelombang juga kegiatan penerimaan santri baru tahun 2020. Saya berharap kegiatan belajar mengajar mulai diaktifkan kembali.

Tentu guru yang mengajar harus mengikuti standar protokol Kesehatan covid 19. Dengan tegas beliau menyampaikan agar protocol ini benar-benar ditaati diantaranya memakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan haram hukumnya jabat tangan dalam kondisi seperti sekarang ini. Untuk kegiatan belajar mengajar secara langsung (bertatap muka) berlaku untuk santri dan untuk murid dari luar (nyolok) dilayani melalui daring,” Imbuhnya.

Masih kata Kiai Mahfudz, saya berharap guru memberikan tugas kepada murid karena siswa yang masuk secara bergantian antara kelas atau program. Dan siswa yang tidak belajar di sekolah kegiatannya akan difasilitasi oleh biro kepesantrenan. Sinergitas ini telah dibangun antara biro Pendidikan dan biro kepesantrenan.

Harapannya, guru yang kurang sehat jangan memaksakan diri untuk masuk sekolah. Sejak dari awal biro Pendidikan telah memberikan izin bagi guru yang kurang sehat. Tapi tolong jangan berbohong, saya percaya semua guru punya integritas yang baik.

Pada hari pertama saya berharap agar ada apel edukasi bagi semua warga sekolah salah satunya menyampaikan protocol Kesehatan yang harus dilaksanakan selama KBM,” Tegasnya.

 

Pewarta : Ibnu Abdillah

Editor     : Ponirin Mika

 

 

Santri Nurul Jadid Harus Memiliki Impian

nuruljadid.net- Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Jatim harus memiliki impian untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi nusa, bangsa lebih-lebih pada agama. Harapan ini disampaikan ketua Osabar 2020 Ustadz Ady Azhari disela-sela kesibukannya mendampingi pelaksanaan osabar, Selasa pagi (01/09) di Aula II Pesantren.

Melalui kotak impian, panitia kegiatan orientasi santri baru (Osabar) menfasilitasi santri baru akan sebuah mimpi yang ingin diraih selama menetap di pesantren. Dimana semua santri baru di minta menulis impian selanjutnya dimasukkan ke kotak impian dan akan dibuka saat tamat menyelesaikan belajar di pesantren.

Koordinator bagian pemateriaan Ustadz Dimas Eko Cahyono menyampaikan, kotak impian itu akan dibuka setelah mereka tamat belajar di pesantren dan ingin pulang ke masyarakat.

Lebih lanjut Ustadz Dimas mengatakan, dengan adanya kotak impian ini agar santri baru termotivasi melaksanakan belajarnya selama di pesantren. Dan diharapkan santri baru terus mengingat impian yang ia tulis dan tersimpan di kotak impian.

Pada kesempatan itu, kakak panitia yang mendampingi kegiatan osabar terus memberikan semangat agar santri baru tidak pernah lelah dalam belajar selama mondok di pesantren.

 

Pewarta    : Ibnu Abdullah

Editor       : Ponirin Mika

Osabar 2020 PP Nurul Jadid di Desain Istimewa

nuruljadid.net- Kegiatan Orientasi Santri Baru (OSABAR) Pondok Pesantren Nurul jadid tahun 2020 diselenggarakan selama lima hari. Osabar kali ini cukup berbeda dengan tahun sebelumnya. Kegiatan ini yang di ikuti 1993 santri (putra-putri) bertempat di Aula I (putri) dan Aula II (putra).

Keistimewaannya adalah, dimana panitia menyiapkan kotak impian untuk diisi catatan impian dan harapan dari masing masing santri baru selama menjadi santri di Pondok Pesantren Nurul jadid, dan akan di buka di kemudian hari.

Menurut Dimas Eko Cahyono selaku penanggung jawab pematerian, “Kotak itu akan di buka setelah mereka boyong dan meninggalkan pesantren ini” Terangnya.

Lebih jauh Dimas menjelaskan, bahwa tujuan di sediakannya kotak itu adalah memotivasi santri untuk tetap semangat menggapai cita cita yang pernah mereka tulis saat masih menjadi santri baru. “Itu yg menjadikan tahun ini lebih istimewa” pungkasnya.

 

Pewarta   : Romli

Editor      : Ponirin Mika

Santri Baru Isi Kotak Impian Selama di Pesantren

nuruljadid.net- Kotak impian adalah kotak dimana seseorang akan memasukkan rencananya, sambil menuliskan harapan satu persatu. lalu meletakkannya entah dimana, sampai bertahun tahun kemudian tak sengaja membukanya dan melihatnya.

Kotak impian itu diadakan panitia orientasi santri baru (OSABAR) pada pelaksanaan osabar tahun 2020 ini. Ketua Osabar Ustadz Ady Azhari menyampaikan, kotak impian ini dimana
santri baru diajak menuliskan impian selama mondok di Nurul Jadid dan kotak impian ini akan disimpan dan dibuka kembali pada saat orientasi kelas akhir mereka.

menurutnya, kotak impian itu agar tercipta impian dan cita-ciata santri sejak awal mondok dan bisa diukur ketika akan berhenti mondok. Impian ini apakah sudah tercapai atau belum. Jika tercapai berarti selama berada di pondok mereka selalu ingat tulisannya yang ada di kotak impian ataupun sebaliknya.

Ustadz Ady melanjutkan, kita melihat latar belakang santri baru mondok disini (Nurul Jadid) mereka mempunyia niat nyantri yang berbeda-beda. Ada karena paksaan orang tua, karena ikut temannya dan lainnya.

Dengan menulis impian ini mereka bisa menciptakan impian yang semesttinya juga agar selama mondok impian yang telah ditulisnya bisa diingat dan dilaksanakan dengan baik,” Ungkapnya.

 

Pewarta : Ibnu Abdullah

Editor    : Ponirin Mika

Pengenalan Ma’had, Muasis dan Pengasuh Materi Pertama Osabar 2020

nuruljadid.net- Kegiatan pengenalan ma’had, muasis dan pengasuh merupakan bagian dari sekian rentetan orientasi santri baru (OSABAR) yang diselenggarakan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Kegiatan itu diselenggarakan, Selasa pagi (01/09) pukul 09.30 s/d 11.30 WIB.

Kegiatan yang bertempat di Aula 1 (putri) dan aula 2 (putra) Pondok Pesantren Nurul Jadid itu turut di hadiri bapak Ponirin Mika, M.Pd kasubbag Humas dan Infokom PP Nurul Jadid sekaligus sebagai pemateri.

Menurut Dimas Eko Cahyono penanggung jawab pematerian di acara OSABAR 2020, tujuan pengenalan ini adalah memberitahukan Muasis (pendiri), seluruh Dewan Pengasuh terutama Pengasuh dari setiap periode.

“Yang kedua tujuannya adalah supaya mereka timbul rasa bangga, sehingga merasa tidak salah pilih memilih pondok pesantren Nurul jadid sebagai tempat untuk mencari ilmu” imbuhnya.

Lebih lanjut Dimas berharap, kegiatan ini bisa membangkitkan ghiroh para santri baru dalam mencari ilmu.

“Setidaknya meskipun tidak sama persis dengan beliau beliau para kiyai, yg penting semangatnya sama. Semangat berjuang, jihad fisabilillah dan mencari ilmunya. Sehingga mereka lebih enak mengiplikasikannya ketika hidup di masyarakat” jelasnya.

 

Pewarta    : Romli

Editor       : Ponirin MIka

KH Moh Zuhri Zaini Anjurkan Santri Nurul Jadid Mengikuti Protokol Kesehatan.

nuruljadid.net- Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH Moh Zuhri Zaini anjurkan santri Nurul Jadid mengikuti protokol kesehatan. Hal tersebut beliau ungkapkan saat sambutan dalam kegiatan OSABAR PP Nurul Jadid, Senin malam 31/08/20 pukul 21.00 WIB di aula 2 PP Nurul Jadid (MANJ).

Lebih lanjut beliau menganjurkan untuk tetap memakai masker, terutama saat adanya perkumpulan, cuci tangan serta menjaga kebersihan lingkungan. Sebab menurut beliau, “doa tanpa ikhtiar sama saja dengan bohong”.

“Memang sekarang ada penyebaran wabah. Kita wajib ikhtiar Tapi jangan terlalu takut dan berani. Sebab kalau terlalu takut akhirnya setres. Ketika setres, imun dan daya tahan tubuh kita akan menurun kemudian mudah terjangkit penyakit. Sekalipun bukan corona” jelasnya

Selain adanya dampak buruk dari wabah covid 19, menurut pengasuh pondok pesantren Nurul Jadid tersebut adanya wabah ini juga bisa di ambil hikmahnya.

“Jadi kita harus pandai pandai mengambil hikmah dari wabah ini. Bukan hanya mengambil hikmah dalam ke adaan normal saja” tegasnya.

 

Pewarta    : Romli

Editor       : Ponirin Mika

Ponpes Nurul Jadid Adakan Kegiatan Masa Orientasi Santri Baru 2020

nuruljadid.net- Sebanyak 814 santri putra dan 1.179 santri Putri baru Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jatim, menjalani orientasi santri baru (Osabar), Senin Malam (31/08/2020) sampai minggu malam (05/09/2020).

Dalam acara ini, di hadiri oleh Pengasuh Ponpes Nurul Jadid KH. Zuhri Zaini, Pengawas Pesantren KH. Makki Maimun Wafie, Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil.

Pembukaan kegiatan tersebut di bagi menjadi dua tempat yaitu, Aula Pesantren II Santri Putra dan Aula Pesantren I Santri Putri, dengan tetap memakai Protokol kesehatan covid-19.

Adapun Orientasi ini, dibuka secara resmi oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Yakni, KH. Moh. Zuhri Zaini di Aula II Pesantren, Senin malam.

Selama lima hari orientasi, santri baru akan dikenalkan pada Ma’had, Mu’asis dan pengasuh, Jati Diri Santri Nurul Jadid, Nurul Jadid Berprestasi, Tata Tertib Pesantren, Safari Ma’had, Sowan Pengasuh, Nurul Jadid Asri, Mengenal Madrasah/Sekolahku.

Lewat pembukaan acara, Ady Azhari (Ketua panitia Osabar 2020), menyampaikan tujuan diselenggarakannya acara ini, ialah untuk memberikan pembekalan awal tentang Furudhul Ainiyah dan kepesantren, kepada Santri baru 2020.

“Tujuan acara ini untuk memberikan pembekalan awal kepada santri baru 2020 tentang Furudhul Ainiyah dan kepesantren, sehingga Santri baru dapat Mengenal terhadap Pesantren dan Ilmu yang mereka Tuntut”, Ujarnya

Dengan pengenalan tersebut, santri baru diharap bisa menuguhkan niat mondok untuk mengaji dan membina akhlakul karimah.

“kami berharap kepada santri baru lebih meneguhkan lagi niat mondok untuk mengaji dan membina akhlakul karimah,” katanya saat pembukaan Osabar.

Saat pembukaan osabar, 1.993 santri baru yang didominasi perempuan, berkumpul di dua Aula pesantren dengan mamakai busana putih dan Masker.

Acara diawali dengan penampilan seni hadrah dan pembacaan puisi tiga bahasa oleh santri dan diakhiri dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Nurul Jadid bersama-sama.

 

Pewarta : Andrian Masrofi

Editor : Ponirin Mika

Pembawa Acara Pembukaan Osabar PP Nurul Jadid Tampak Gunakan 4 Bahasa Sekaligus

nuruljadid.net- Senin, 31/08/20, PP Nurul Jadid adakan kegiatan orientasi santri baru di aula 2 PP Nurul Jadid (MANJ). Kegiatan itu di laksanakan, Senin malam pukul 21.00 WIB.

Terlepas dari itu semua, 4 pembawa acara yang merupakan santri Nurul Jadid sendiri, tampak menggunakan 4 bahasa sekaligus. “Kalau Mandarin itu dari unggulan, kemudian bahasa Arab dari asrama Diniyah, bahasa Indonesia dari unggulan dan kalau bahasa Inggris dari unggulan juga” terang Ady Azhari selaku ketua panitia.

Menurut Ady Azhari, penggunaan 4 bahasa tersebut memang ada kesengajaan dengan tujuan memberi motivasi terhadap santri yang baru “bahwa di Nurul Jadid ini bukan hanya ada bahasa Indonesia dan bahasa arab tetapi memiliki bahasa yang luas” jelasnya.

Ady Azhari berharap bahwa santri baru bisa percaya diri untuk bisa menggunakan bahasa yang belum mereka ketahui.

 

Pewarta : Romli

Editor : Ponirin Mika

Ribuan Santri Baru Antusias Mengikuti Pembukaan OSABAR

nuruljadid,net- Pembukaan orientasi santri baru resmi di buka, Senin malam (31/08). Ribuan santri baru antusias mengikuti pembukaan osabar yang bakal digelar lima hari tersebut di Aula I Pesantren untuk santri baru puteri dan Aula II Pesantren untuk santri putera.

Acara dihadiri langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini, Kepala BKOS Nurul Jadid KH. Makki Maimun Wafie, Sekretaris Pesantren Ustadz H. Faizin Syamwil, Kasubbag Humas dan Infokom Ponirin Mika, Kasuubag Kepegawaian Ustadz Miftahul Huda, Kasubbag Advokasi dan Hukum Ustadz Ainul Yakin dan beberapa pengurus pesantren lainnya.

Ketua Panitia Osabar Ustadz Ady Azhari menyampaikan, orientasi santri baru ini sarana awal pengenal santri baru terhadap pesantren dan kegiatan kepesantrenan. Karena mayoritas santri baru tidak mengenal dunia pesantren. oleh karenanya sangat perlu diberi pengenalan terlebih dahulu melalui kegiatan osabar ini.

Masih kata Ustadz Ady sapaan akrabnya, sebanyak kurang lebih 2000 santri baru yang ikut kegiatan osabar tahun ini. Tentu ini bukanlah angka yang sedikit. Untuk itu kami (panitia) akan bekerja extra agar misi osabar bisa tercapai dengan baik. apalagi pada masa pandemi covid 19 saat sekarang. Kita semua baik itu santri baru dan panitia harus mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan Gugas Covid 19 Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Ustadz Ady menambahkan, alhamdulillah santri baru baik putera maupun puteri penuh antusias mengikuti kegiatan orientasi santri baru.

Besar harapan kegiatan ini berjalan dengan baik sesuai dengan keinginan pesantren dan kita semua,”Imbuhnya.

 

Pewarta : PM

Quotes Almarhumin Padati Tempat OSABAR 2020

nuruljadid.net- Orientasi Santri Baru 2020 atau dikenal dengan OSABAR akan dibuka senin malam (31/08) yang akan bertempat di Aula I Pesantren untuk santri baru puteri dan Aula II Pesantren untuk santri baru putera.

Kendati demikian, panitia osabar sejak hari ahad kemarin mulai sibuk mempersiapkan kebutuhan pelaksanaan osabar. Mulai dari kebutuhan sarana prasarana dan materi yang akan diberikan pada santri baru selama osabar.

Salah satu persiapan yang dilakukan panitia memasang quotes almarhumin dilokasi kegiatan osabar baik di dalam ruangan maupun diluar ruangan.

Pemasangan quotes almarhumin melalui xbanner ini merupakan salah satu cara panitia memberikan motivasi kepada santri baru dalam mencari ilmu dan sikap seorang santri.

Ustadz Alief Hidayatullah salah satu panitia osabar menyampaikan, pemasangan quotes almarhumin ini untuk memberikan motivasi bagi santri baru yang sedang mencari ilmu.

Masih kata Ustadz Alief, karena quotes atau dawuh almarhumin yang di pasang berisi pesan-pesan tentang jati diri seorang santri dan bagaimana santri beraktifitas di pesantren.

 

Pewarta : PM

 

Belajar Nasionalisme Konkret dari Kiai Zaini Mun’im

nuruljadid.net-Jika kita ingin tau bagaiamana sebenarnya nasionalisme dan sikap kebangsaan itu? Seyogyanya belajarlah kepada Kiai Zaini Mun’im (Pendiri Pondok Pesantren (PP) Nurul Jadid Paiton). Karena beliau adalah sosok Ulama Nasionalis sejati.

Nasionalisme, bagi Kiai yang lahir pada tahun 1906 ini, tidak hanya sekedar retorika tapi kontribusi nyata terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Sikap nasionalisme dan Kebangsaan Kiai Zaini Mu’im dhahiran wa bathinan. Hal ini tergambar dalam landasan filosofis santri PP. Nurul Jadid yang dikenal dengan al-wa’iyat al-khamsah (pancakesadaran) santri.

Panca Kesadaran atau al-wa’iyat al-khamsah, dimaksud adalah gagasan bernas Kiai Zaini tentang beberapa kesadaran yang harus dimiliki oleh seorang santri yaitu; kasadaran beragama (al-wa’yu al-dini), kesadaran berilmu (al-wa’yu al-‘ilmi), kesadaran berbangsa dan bernegara (al-wa’yu al-hukumi wa al-syu’bi),  kesadaran bermasyarakat (al-wa’yu al-ijtima’i), dan  kesadaran berorganisasi (al-wa’yu al-nidhami).

Dalam pancakesadaran santri ini, secara tidak langsung Kiai Zaini Mun’im menegaskan komitmennya terhadap kebangsaan dan kenegaraan. Sehingga Kiai yang lahir di Desa Galis Pamekasan Madura ini berkeinginan agar santrinya tidak hanya menjadi orang berilmu, beragama, tapi juga punya komitmen kebangsaan, kenegaraan dan peduli terhadap masyarakat.

Komitmen Menjaga Indonesia

Kesadaran berbangsa dan bernegara dimaksud tentu saja, secara filosofis dapat dimaknai bahwa kita hidup di Indonesia tidak hanya berdiri sendiri, tapi berkaitan dengan pihak-pihak lain (bangsa), sehingga haruslah menghargai, menghormati dan saling membantu (peduli sosial) tanpa harus melihat latar belakang agama, suku, RAS dan lain sebagainya.

Kemudian, dalam konteks bernegara, bahwa kita sebagai sebuah bangsa yang berada di Indonesia, terikat dengan tata aturan yang berlaku. Sehingga setiap persoalan kebangsaan harus diselesaikan sesuai aturan yang berlaku.

Sikap kebangsaan dan nasionalisme Kiai Zaini Mun’im kemudian juga dipertegas melalui maqalah beliau yang berbunyi “Orang yang Hidup di Indonesia, kemudian tidak melalukan perjuangan dia telah berbuat maksiat. Orang yang hanya memikirkan pendidikan dan ekonominya sendiri, maka orang itu telah berbuat maksiat. Kita semua harus memikirkan perjuangan orang banyak (rakyat)” (Masyhur Amin, Nasikh Ridwan; 1996).

Jika direnungi, makna tersirat dari maqalah di atas, tentu saja memiliki pesan yang sangat mendalam kaitannya dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kiai Zaini secara tersirat berpesan agar orang yang hidup di Indonesia tidak hanya sekedar hidup dan bertempat tinggal, tapi harus memiliki peran sosial dan ikut serta memikirkan keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Misalnya mendidik masyarakat jika memiliki ilmu, dan membantu masyarakat yang tidak mampu jika memiliki kemampuan ekonomi.

Nasionalisme Konkret

Dengan begitu, nasionalisme tidak cukup hanya dengan slogan dan retorika; “NKRI harga mati”, “saya nasionalis”, “saya Pancasilais” dan lain-lain. Akan tetapi bagi Kiai Zaini Mun’im, nasionalisme itu harus konkret yakni harus dibuktikan dengan cara ikut serta memikirkan dan membantu proses pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Misalnya dengan cara mengadvokasi masyarakat melalui jalur pendidikan, sosial, ekonomi dan keagamaan.

Kemudian dalam pengertian lain, semangat nasionalisme haruslah senafas dengan sikap kebersamaan, gotong royong dan saling membantu serta peduli pada satu sama lain. Itu sebabnya, masing-masing warga negara tidak boleh hanya memikirkan kepentingannya masing-masing, akan tetapi harus memikirkan kepentingan orang banyak, yakni rakyat dan bangsa Indonesia secara umum.

Komitmen nasionalisme dan kebangsaan di atas, tidak bisa dilepaskan dari sosok Kiai Zaini Mun’im yang merupakan sosok ulama pejuang baik dalam melawan penjajahan dan memberdayakan umat. Bahkan, jauh sebelum Kiai Zaini Mun’im hijrah ke Desa Karanganyar Paiton, beliau telah banyak terlibat dalam proses perjuangan melawan dan mengusir penjajahan Belanda di Bumi Madura tepatnya Pamekasan.

Kiai Zaini dalam Pergulatan Penjajahan Indonesia

Dalam buku biografi beliau yang ditulis  Masyhur Amin, Nasikh Ridwan dijelaskan, sejak muda Kiai Zaini Mun’im sudah aktif dalam medan perjuangan. Beliau banyak memberikan perhatian yang sangat tinggi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat, bangsa dan negara. Beliau terlibat aktif dalam perjuangan membela hak-hak masyarakat, membela keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahkan, pada masa penjajahan Jepang, beliau dipercaya sebagai pimpinan Barisan Pembela Tanah Air (PETA).

Kemudian, pada masa perang kemerdekaan, Kiai Zaini Mun’im bahkan dipercaya sebagai pimpinan Sabilillah ketika melakukan Serangan Umum 16 Agustus 1947 terhadap bala tentara Belanda yang menguasai Kota Pamekasan. Beliau termasuk tokoh pejuang yang menjadi target operasi Belanda, yang dikejar-kejar karena kegigihan beliau dan sikap pantang menyerah dalam melawan kekuatan penjajah.

Sedangkan di bidang keagamaan dan sosial kemasyarakatan, Kiai Zaini banyak memberdayakan masyarakat melalui media Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU), baik ketika beliau masih berada di pulau Madura maupun setelah hijrah ke tanah Jawa. Melalui NU, beliau melakukan aktivitas amar ma’ruf nahi munkar, membela hak-hak masyarakat dan membangun kehidupan masyarakat semakin tercerahkan.

Bahkan tatakala Kiai Zaini Mun’im telah mendirikan pesantren, kepeduliannya terhadap masyarakat tidak pernah surut. Di tengah-tengah kesibukanny dalam mengasuh pesantren, beliau masih memberikan waktu yang cukup untuk menangani secara langsung permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat, baik dalam bidang keagamaan, maupun sosial ekonomi, terutama yang menyangkut nasib petani.

Dengan demikian Kiai Zaini Mun’im merupakah tokoh pesantren yang nasionalis dan punya komitmen kebangsaan yang kuat. Beliau tidak hanya bicara soal nasionalisme dan kebangsaan, tapi aktivitas hidupnya adalah nasioanlisme dan kebangsaan itu sendiri.

Semangat nasionalisme dan kebangsaan yang demikian itulah yang perlu ditransformasikan pada generasi bangsa, ditengah krisis kebangsaan dan rasa nasionalisme yang menimpa elite dan generasi bangsa dewasa ini. Dan akhirnya, semoga kita para santrinya bisa meneladani kecintaannya pada bangsa dan negara. Wallahu A’lam.

 

*Mushafi Miftah, Santri PP. Nurul Jadid yang saat ini mengabdikan diri sebagai Dosen Tetap Universitas Nurul Jadid dan Tercatat Sebagai Kandidat Doktor di Universitas Jember

Tulisan ini diambil di website.www.harakatuna.com

Tiga Kisah Keteladanan KH. Moh. Hasyim Zaini

nuruljadid.net- KH. Moh. Hasyim Zaini pengasuh ke II Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. Beliau dikenal sebagai sosok sederhana, penyabar dan memiliki sifat kasih sayang yang tinggi. selain itu Kiai Hasyim diketahui memiliki keteladanan diantara keteladanannya:

Suatu ketika, kiai Hasyim ingin pergi ke Kraksaan untuk suatu keperluan. Beliau lalu memanggil salah seorang santri untuk menemani beliau mengemudikan sepeda onthel. Maklum pada waktu itu sepeda motor masih jarang.

Setelah beberapa saat, ternyata santri yang beliau panggil tersebut nampaknya kurang terbiasa mengemudikan sepeda onthel. Melihat kejadian ini, beliau tidak memanggil santri lainnya untuk menggantikan santri yang tidak terampil mengemudikan sepeda onthel tersebut.

Namun oleh beliau santri tersebut disuruh membonceng di belakang untuk menggantikan posisi beliau yang semula. Subhanallah, dari Pondok Nurul Jadid Paiton hingga ke Kraksaan pulang pergi beliaulah yang mengemudikannya.

Inilah teladan dari seorang yang dikenal rendah hati dan amat menjaga perasaan orang lain bahkan kepada santrinya.

Dokar dan Seekor Burung Yang Sedang Makan
Pernah suatu ketika, seorang santri yang duduk di Madrasah Aliyah mau berangkat ke sekolah yang terletak di daerah Tanjung. Si santri tersebut lalu berjalan kaki melewati sawah dan kebetulan berpapasan dengan Kiai Hasyim yang sedang mengendarai dokar. Akhirnya beliau memanggil si santri ‘ayo bareng saya’.

Setelah si santri tersebut bersama beliau di atas dokar tak lama kemudian, tiba-tiba beliau berhenti. Si santri penasaran apa yang membuat kiai menghentikan dokarnya. “Ada apa ya, kok kiai berhenti?,” tanya santri dalam hati.

Kemudian beliau berkata pada si santri “Nanda bentar dulu ya, masih ada burung yang sedang makan, ini kan mengganggu, jadi tunggu saja.”

Inilah sifat penyayang luar biasa yang dimiliki oleh orang arif. Jangankan kepada manusia, kepada sesama makhluk beliau tidak ingin mengganggu dan mengusiknya. 

Menukar Uang Sobek
Suatu ketika Kiai Hasyim bersama seorang santri menumpangi bus dari terminal Pamekasan menuju Paiton, Probolinggo. Sesampainya di terminal Pasuruan, beliau lalu membeli salak. Namun, ketika sudah sampai di daerah Probolinggo, Kiai Hasyim tiba-tiba menyuruh santrinya tersebut kembali lagi ke terminal Pasuruan untuk menemui si penjual salak agar menukar uang yang sobek tadi dengan uang lain yang tidak sobek. Namanya santri, maka akan tetep sami’na wa atha’na. Dawuh beliau kepada santrinya;

“Nanda kembali lagi ya ke Pasuruan, ke terminal. Uang yang saya belikan salak itu uangnya sobek, tolong kembalikan ya, diganti, takut ndak laku uangnya,” ucap Kiai Hasyim.

Ketika santri tersebut sampai di terminal Pasuruan, penjual salak tersebut sudah tidak ada bahkan di terminal tersebut sudah sepi.

Mungkin bagi kita kesalahan kecil seperti tidak akan membuat kita sampai perlu jauh-jauh kembali untuk menukarnya kembali. Namun bagi orang-orang yang arif, hal tersebut terasa besar karena tingginya perasaan dan kasih sayang mereka.

KH. Moh. Hasyim Zaini (w.1984) ialah putra pertama dari KH Zaini Abdul Mun’im (w.1976) dan merupakan pengasuh kedua PP. Nurul Jadid Paiton, Probolinggo (1976-1984). Beliau juga Mursyid Thariqah Naqsyabandiyah.

 

Sumber: FB MATAN Universitas Nurul Jadid

Laksanakan Sunah Muharram, Santri Nurul Jadid Baca Surat al-Ikhlas 1000 kali

nuruljadid.net – Dalam rangka melaksanakan sunah nabi di bulan Muharram, santri Pondok Pesantren Nurul Jadid membaca surat al-ikhlas sebanyak seribu kali, Sabtu pagi (29/08) di Masjid Jami’ Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Kegiatan ini diikuti ribuan santri dari segala tingkatan yang pelaksanaanya dimulai sejak pukul 07. 15 WIB hingga selesai yang dikoordinir bagian ubudiyah Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Menurut Alfan Hidayat salah satu pengurus ubudiyah, kegiatan ini merupakan kegiatan rutinan setiap tahun di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Semua santri dan pengurus diwajibkan mengikutinya dan berkumpul di masjid dengan menggunakan pakaian berwanrna putih.

“Kegiatan pembacaan shalawat seribu dan istighosah ini diwajibkan bagi santri dan pengurus. Mereka diwajibkan mengikutinya sampai selesai dengan menggunakan pakaian berwarna putih. Pembacaan shalawat salah satu kesunahan pada tanggal 10 di bulan muharram” Ungkapnya saat diwawancarai.

Tampak memimpin isighosah K. Imdad Rabbani Kepala Biro Kepesantrenan dilanjutkan dengan pemberian tausyiah berkait sejarah puasa tasu’a, puasa asyura hingga peristiwa karbala

Di sisi lain, sebanyak dua puluh ubudiah mengawal jalannya kegiatan ini sejak awal sampai kegiatan ini berakhir. Mereka berjaga-jaga agar kegiatan berjalan lancar dan khidmat.

“kami disini berjaga-jaga ya, supaya kegiatan berjalan dengan lancar dan santri turut membaca surat al-ikhlas dengan khidmat.” Ujar Alfan Hidayat

Pewarta : Alfin Haidar Ali
Editor : Ponirin Mika