Maknai liburan, Kiai Zuhri Sebut Santri Adalah Duta Pesantren di Tengah Masyarakat

nuruljadid.net – Dalam tausyiahnya untuk seluruh santri sebelum libur maulid, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini menyampaikan arti penting dari liburan maulid yang dilaksanakan di Masjid Jami’ Nurul Jadid untuk putra, dan melalui audio speaker di wilayah masing-masing untuk putri.

Dalam tausiah yang digelar pada Senin (3/10/2022) malam itu, kiai Zuhri menyampaikan beberapa hal penting. Mulai dari memaknai hari libur santri, pesan kepada santri ketika dirumah, harapan kepada orang tua, dan aturan pesantren yang harus diikuti.

”Libur itu istilahnya break sebentar, selama sepuluh hari untuk menghilangkan kejenuhan dari rutinitas kita di pondok. Sebab kalau jenuh kita akan kehilangan semangat dan motivasi. Tapi harapan kita dengan adanya libur ini, kita akan segar kembali. Sehingga ketika balik ke pondok akan lebih semangat lagi,” dawuh Pengasuh.

KH. Zuhri dalam tausiahnya menyebut santri sebagai duta pesantren di masyarakat.

“Para santri ini adalah Duta-duta dari pondok ini. Yang artinya, adalah perwakilan yang mencerminkan pondok, bagaimana bisa menjaga nilai kesantriannya, mulai dari ibadah, hingga akhlaknya,” tuturnya.

 

Suasana ketika Tausiah Pengasuh di dalam Masjid Jami’ Nurul Jadid

Oleh karena itu, beliau berpesan agar santri bisa mengisi liburan dengan hal yang bermanfaat. Mulai dari pekerjaan rumah, hingga aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

“Isilah libur ini selain dengan ibadah yang wajib, juga dengan kegiatan yang bermanfaat. Paling tidak ikut membantu pekerjaan dirumah. Menyapu umpamanya,”

Di sisi lain, beliau juga berharap kepada wali santri agar turut mengawasi putra-putrinya ketika pulang di rumah.

“kepada keluarga khususnya orang tua, saya berharap, agar lebih menyempatkan diri untuk ikut mengawasi putra putri kita,” pinta pengasuh.

Berulang kali Pengasuh menyampaikan dalam tausiahnya agar santri harus memiliki akhlak yang baik.

“Jadi sekali lagi, jagalah akhlak dengan berperilaku yang baik dan hindari perilaku yang buruk,” beliau menegaskan.

Di akhir tausiahnya, beliau berharap agar aturan-aturan pesantren harus tetap dilaksanakan dan diikuti dengan baik, termasuk ketentuan kapan santri harus pulang dan kembali.

Setelah tausiah usai, dilanjutkan dengan sesi penyampaian ketentuan Puber (Pulangan Bersama) yang disampaikan oleh bapak Rahmat.

 

 

(Humas Infokom)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *