KH. Moh. Zuhri Zaini : Pengurus dan Wali Asuh Mendidik Santri Harus Sabar dan Telaten

nuruljadid.net – Biro Kepesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid Bidang Bagian Konseling (BK) dan Wali Asuh (WA) mengadakan Ngaji Bareng pengasuh khusus pengurus dan wali asuh asrama pusat Selasa malam di Aula I KH. Zaini Mun’im (27/09/2022).

Ngaji bareng merupakan bentuk dari ngaji ruhul khidmah kepada pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini, sebagaimana disampaikan oleh Kabid. BK/WA dan Penataan Wilayah Ustaz Alief Hidayatullah bahwa kegiatan ini bertujuan dalam rangka me-refresh kembali semangat pengabdian dan meningkatkan layanan kepada santri di pesantren.

Acara yang dimulai sejak pukul 19.30 WIB ini diawali dengan pembacaan Maulid Simtudduror karena telah memasuki bulan Robiul Awal, sehingga ummat Islam disunnahkan perbanyak membaca sholawt dan pujian atas Nabi Muhammad SAW. Tepat pukul 20.15 WIB pembacaan simtudduror yang dipimpin oleh perwakilan wali asuh usai bersamaan dengan kedatangan pengasuh.

Moh. Zuhri Zaini dalam tausiyahnya berpesan kepada setiap pengurus yan hadir termasuk wali asuh untuk mengedepankan rasa kasih sayang dan sikap mengayomi melalui ketauladanan yang baik kepada santri agar dapat dicontoh dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, kiai Zuhri juga menjelaskan bahwa terdapat dua jenis emosi yang dimiliki oleh semua manusia normal yaitu pertama emosi yang berupa amarah dipicu oleh kebencian dan kedua emosi yang mengekspresikan perasaan senang berlebih. Beliau menyampaikan bahwa kita perlu menyeimbangkan keduanya agar diri kita dapat dikendalikan untuk tetap objektif dalam menilai sesuatu.

Beragam niat santri yang mondok di pesantren, ada tipe santri yang mondok sambil sekolah, ini baik karena tujuan utamanya adalah mondok untuk mengaji dan membina akhlaqul karimah. Sedangkan tipe santri yang lain yaitu niat sekolah sambil mondok dimana tujuan utamanya adalah sekolah formal, bukan mondoknya. Hal ini juga tidak sedikit datang dari fakor wali santri.

Dalam menyikapi hal tersebut kiai Zuhri berpesan agar pengurus harus perbanyak sabar dan telaten. Sabar dalam mendidik dan menganyomi serta telaten. Telaten artinya pengurus harus cermat, hati-hati, teliti, rajin, dan tekun untuk membimbing para santri tidak sembarangan karena mereka adalah amanah dari para orang tua juga masyarakat. Insyaallah jika hal ini dilakukan dengan penuh sabar dan ikhlas akan bernilai pahala dan kebarokahan yang luar biasa.

Beliau juga bercerita bahwa banyak orang yang menganggap peran pengasuh di pesantren sangat besar padahal itu tidak sepenuhnya benar. Beliau menganalogikan bahwa peran pengasuh itu ibarat pentolan tasbih yang besar dengan peran yang sangat kecil, sedangkan pengurus ibarat pentolah tasbih kecil berisi 99 biji yang perberan besar dalam berdzikir karena lebih banyak terhitung. Sedangkan pentolan tasbih besar hanya sesekali dilewati jika hendak mencapai hitungan seratus.

Di akhir tausiyah, Kiai Zuhri mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada seluruh pengurus dan wali asuh yang tetap berkhidmat kepada pesantren untuk mengemban amanah yang mulia ini. Beliau juga mendoakan semoga semuanya diberikan kesabaran dan kebarokahan dalam menjalankan tugas di pesantren. Acarapun diakhiri dengan doa dan penganugerahan pengurus berprestasi.

Turut hadir pada kegiatan Ngaji Bareng tersebut Kabid. Tarbiyah wa Ta’lim, ustaz Misbahul Munir; Kabid. BK WA dan Penataan Wilayah, ustaz Moh. Alief Hidayatullah; Kabid. Kesejahteraan Santri, ustaz Ghofur Haikal; Wakabid Kemanan dan Ketertiban, ustaz Afifi.

Kegiatan berjalan dengan khidmat, pengurus nampak sangat antusias dan khusyuk mendengarkan tausiyah pengasuh yang sesekali diselipi gurauan ringan khas beliau. Pengurus dan wali asuh merespon dengan senyum dan tertawa kecil tanpa menghilangkan kekhidmatan acara tersebut.

 

 

(Humas Infokom)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *