Maulid Nabi, KH Moh Zuhri Zaini Ungkap Nabi Muhammad Sosok Paripurna

nuruljadid.net- Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH Moh Zuhri Zaini menjelaskan hikmah dilaksanakannya peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, peringatan maulid ini tidak hanya kegiatan seremonial atau kegiatan hura-hura melainkan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, keimanan dan mahabbah kita kepada beliau Nabi Muhammad SAW.

“Peringatan maulid Nabi ini untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah, meningkatkan keimanan dan mahabbah kita kepada beliau yang kita peringati lahirnya yaitu junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Sehingga dengan demikian kita akan mampu untuk meneladani beliau. Sebab beliau orang yang dipilih oleh Allah yang sejak lahir sampai wafat selalu dalam keadaan yang baik. Makanya yang diperingati adalah maulidnya bukan wafatnya berbeda dengan yang lain yang diperingati adalah haulnya atau wafatnya,” Dawuh Kiai Zuhri saat memberikan sambutan pada acara Peringatan Maulid Nabi di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kamis (29/10) malam.

Kiai Zuhri menjabarkan, Memang ada mungkin orang yang salah paham, saya pernah pergi ke Surabaya waktu bulan Ramadhan sampai di Probolinggo di randu pangger ada spanduk bunyinya memperingati haul Nabi Muhammad SAW, saya tidak ngerti apa maksudnya. Ia boleh-boleh saja tapi itu tidak biasa. Sebab yang diperingati pada beliau pasti maulidnya, karena beliau adalah sosok yang agung bahkan al-insan al-kamil, manusia paripurna dan merupakan teladan bagi kita dan kalau kita meneladani beliau terutama akhlaknya pasti kita akan menjadi orang yang baik. Inilah sebetulnya yang menyebabkan krisis yang terjadi dikalangan kita umat islam karena kita mengaku sebagai orang islam, mengaku sebagai umat Nabi Muhammad tapi sayangnya kita tidak mengamalkan ajaran-ajaran beliau, tidak meneladani sunnah-sunnah beliau, lebih-lebih akhlak beliau.

Beliau menyampaikan,agama Islam yang dipraktikkan oleh Nabi adalah agama rahmah. Islam itu kan rahmatan lil-alamin yang digembar-gemborkan tapi sayangnya rahmatan lil-alamin ada di lidah kita tapi tidak dalam prilaku kita. Kita menjadi malu mengaku umat islam, mengaku umat Nabi Muhammad tapi kita selalu bermusuhan pada orang dan memaki-maki orang ini bukan akhlak Nabi. Ini yang barangkali bisa kita ambil dari hikmah maulid ini bukan sekedar memperingati, bukan sekedar seremonial apalagi sekedar hura-hura tapi betul-betul kita mengambil hikmah utamanya bisa meniru beliau.

Kiai Zuhri menambahkan, Beliau Nabi Muhammad adalah teladan yang baik bahkan terbaik yang apabila kita meneladani beliau pasti akan menjadi orang yang baik. Baik dihadapan manusia maupun baik dihadapan Allah. Kita kadang-kadang menjadi malu Ketika justru yang mengamalkan akhlak beliau itu bukan kita sebagai umat islam justru kadang-kadang orang lain. Kita perlu instropeksi, kita bersyukur pada Allah, kita dijadikan orang beriman, kita dijadikan orang islam dan dijadikan sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Tapi kita perlu instropeksi apakah kita pantas untuk menjadi umat beliau padahal kita tidak meneladani akhlaknya.

Mari dengan memperingati maulid ini kita mengadakan perubahan dari hari-hari sebelumnya kita menjadi orang yang beruntung bukan justru menjadi orang yang rugi apalagi menjadi orang yang binasa,” Imbuhnya.

Pewarta : Ibnu Abdillah

Editor : Ponirin Mika

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *