Pos

Bangun Toleransi Antariman, Nurul Jadid Terima Kunjungan Gereja Ngawi Wetan

berita.nuruljadid.net – Gereja Ngawi Wetan melakukan kunjungan silaturahmi ke Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, Ahad, 13 April 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda tahunan Komisi Antar Umat (KAUM) gereja tersebut dalam rangka mempererat toleransi antarumat beragama.

Ketua Komisi Antar Umat, Dwi Kasongko, mengatakan kunjungan ini bertujuan membangun ruang dialog dan memperkuat jalinan persaudaraan lintas iman. “Pesantren ini menjadi salah satu tempat penting bagi kami karena konsisten merawat nilai-nilai keterbukaan dan toleransi,” kata Dwi saat memberikan sambutan.

Menurut dia, Pondok Pesantren Nurul Jadid telah menjadi mitra rutin dalam program tahunan KAUM. Setiap kunjungan, kata Dwi, selalu memberi pelajaran baru tentang pentingnya hidup berdampingan secara damai.

Rombongan gereja disambut oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, beserta sejumlah pengajar dan santri senior. Pertemuan berlangsung dalam suasana hangat dan penuh penghargaan terhadap perbedaan.

KH. Zuhri mengapresiasi inisiatif kunjungan lintas iman ini. “Semoga pertemuan ini menjadi awal yang baik untuk mempererat hubungan antarumat beragama. Kita harus terus merawat perdamaian, karena itu adalah ajaran utama dalam agama mana pun,” ujarnya.

Beliau menambahkan bahwa pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu keislaman, tetapi juga nilai-nilai kemanusiaan seperti saling menghormati dan hidup berdampingan. Hal ini, menurut beliau, penting diajarkan kepada generasi muda sejak dini.

Selain berdiskusi, kedua belah pihak juga saling bertukar pandangan mengenai strategi membumikan nilai toleransi di masyarakat. Rombongan gereja diajak berkeliling lingkungan pesantren dan melihat langsung aktivitas para santri.

Kunjungan ditutup dengan doa bersama yang dipimpin bergantian oleh perwakilan gereja dan pesantren. Doa menjadi penanda komitmen bersama dalam menjaga perdamaian dan kerukunan di tengah keberagaman.

Langkah ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak sebagai upaya konkret memperkuat harmoni lintas agama. Gereja dan pesantren, melalui kerja sama ini, menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan bukanlah hambatan untuk membangun persaudaraan.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Pengasuh Tetapkan Arah Kebijakan Umum Pondok Pesantren Nurul Jadid Tahun 2025

berita.nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini telah menetapkan Arah Kebijakan Umum Pesantren (AKUP) untuk tahun 2025. Nilai-nilai yang tercantum di dalam AKUP ini dipaparkan langsung oleh beliau di Aula I Pesantren pada Kamis (17/12/24).

AKUP yang disusun setiap awal tahun merupakan komitmen Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanannya terhadap seluruh elemen pesantren dan masyarakat. Kebijakan ini disusun berdasarkan tujuan, visi, dan misi Pesantren, serta mempertimbangkan isu-isu strategis yang telah tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Pesantren periode 2023-2027.

Dalam arahannya, Kiai Zuhri menekankan pentingnya pengembangan pesantren sebagai lembaga pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Beliau menyampaikan bahwa AKUP tahun 2025 ini terdiri dari program-program yang bersifat tetap dan pengembangan.

“Program-program ini salah satunya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan santri, memperkuat karakter santri, serta meningkatkan peran pesantren dalam masyarakat,” ujar Kiai Zuhri.

Adapun AKUP tahun 2025 ini memfokuskan pada empat program prioritas, yaitu:

  1. Peningkaan peran pesantren sebgai lembaga pendidikan dan pengembangan, meliputi:
    1. Internalisasi nilai-nilai pesantren melalui pemahaman dan pengamalan Furudhul Ainiyah (FA)
    2. Pengembangan kurikulum pesantren secara berjenjang
    3. Optimalisasi pesantren melalui integrasi kurikulum pesantren
    4. Peningkatan kompetensi dan keterampilan SDM essensial
    5. Pembentukan karakter santri melalui kemandirian dan jiwa korsa
  2. Optimalisasi peran pesantren melalui kaderisasi dan dakwah sebagai pemberdayaan masyarakat, meliputi:
    1. Pemberdayaan kaderisasi santri dan pengurus secara berjenjang
    2. Pemberdayaan peran lembaga dakwah pesantren dan guru tugas
    3. Optimalisasi peran media online sebagai sarana informasi dan dakwah digital pesantren
  3. Peningkatan layanan pesantren dalam pemenuhan standar mutu manajemen terpadu melalui pemberdayaan sumber daya pesantren dan masyarakat, melputi:
    1. Pemenuhan fasilitas santri sebagai standar layanan dasar pesantren
    2. Optimalisasi peran digitalisasi layanan standar pesantren berbasis ISO
    3. Peningkatan layanan pesantren di bidang kesehatan masyarakat melalui penyediaan rumah sakit umum
  4. Pemberdayaan potensi ekonomi pesantren menuju pesantren mandiri, meliputi:
    1. Penegembangan unit usaha sebagai percepatan pertumbuhan usaha pesantren
    2. Peningkatan partisipasi usaha pesantren dalam pemenuhan pendapatan pesantren
    3. Peningkatan usaha pesantren melalui kerja sama dan kemitraan luar pesantren

Dengan penetapan AKUP ini, Kiai Zuhri berharap agar Pondok Pesantren Nurul Jadid dapat semakin berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan perkembangan pesantren itu sendiri.

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Kiai Zuhri Resmikan Kantor P4NJ Situbondo

berita.nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton KH. Moh. Zuhri Zaini meresmikan Kantor Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4NJ) Kabupaten Situbondo pada Rabu (18/09/24).

Beliau menyampaikan bahwa gedung kantor ini adalah sarana perjuangan bagi P4NJ Situbondo untuk melahirkan kebaikan bagi sesama.

“Momentum ini sangat pas sekali dimulai dengan rangkaian kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. dan Haul Masyayikh,” imbuh beliau.

Dalam kesempatan yang sama, beliau juga menguraikan ibadah yang harus dilakukan oleh Muslim, yaitu ritual ibadah kepada Allah dan ibadah sosial.

“Di Islam itu, hubungan kepada Allah harus disertai dengan hubungan yang baik kepada sesama,” terangnya.

Di dalam berjuang untuk kebaikan bersama, lanjut beliau, kita memerlukan organisasi untuk mengatur dan mengorganisir kerja-kerja kebaikan tersebut.

“Alhamdulillah di sini sudah ada sarana berorganisasi, yaitu kantor. Jangan sampai perjuangan ini hanya tinggal alatnya saja. Semoga dengan adanya sarana ini akan meningkatkan kinerja kita, khususnya bagi P4NJ Situbondo,” ungkap beliau.

Di samping itu, beliau juga berharap dengan berdirinya gedung kantor P4NJ pertama ini bisa memotivasi pendirian gedung kantor P4NJ di kabupaten-kabupaten lainnya.

“Peresmian dan berdirinya kantor P4NJ Situbondo ini mudah-mudahan menjadi contoh bagi P4NJ di kabupaten lain,” harapnya.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Kiai Zuhri Zaini: 4 Penyakit Hati yang Harus Diwaspadai Umat Muslim

berita.nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini menerangkan ada 4 penyakit hati yang perlu dihindari oleh umat Muslim. Hal tersebut beliau kutip dari keterangan Syaikh Abu Yazid Al-Bustami pada kitab Minhajul Abidin karya Imam Al-Ghazali yang dikaji pada Sabtu (22/06/24) di Musala Riyadlus Sholihin.

Pertama, Kiai Zuhri mengingatkan umat Muslim untuk tidak terlalu sering berangan-angan tentang masa depan.

“Masa Depan memang perlu disiapkan dan direncanakan. Akan tetapi, jangan terlalu dipikirkan sampai berlarut-larut. Karena terlalu banyak berangan-angan tentang masa depan cenderung menjadikan kita lupa untuk menyiapkannya,” terangnya.

Penyakit hati yang kedua, lanjut beliau, adalah sifat terburu-buru untuk meraih tujuan alias bermental terima jadi.

“Terkadang kita memaksa banyak hal untuk selesai di waktu yang singkat. Padahal, ada proses penting yang harus kita lalui agar lebih bisa menikmati apa yang akan kita dapatkan,” jelasnya.

Beliau memberikan contoh fenomena era globalisasi hari ini, tepatnya usaha di saat kita hendak makan. Menurut beliau, akan berbeda rasanya ketika kita masak sendiri selama berjam-jam, ketimbang membeli makanan melalui Go Food yang hanya dapat diakses dengan satu kali ketukan di HP.

Kemudian penyakit hati yang ketiga adalah sifat dengki. Di bagian ini, Kiai Zuhri berpesan agar kita senantiasa menjauhkan sifat ke-aku-an dalam diri.

“Sifat dengki adalah rasa tidak suka apabila kenikmatan dianugerahkan untuk orang lain karena ia merasa kenikmatan hanya boleh menjadi miliknya saja,” imbuhnya.

Meniti pada poin keempat penyakit hati, yakni takabbur atau sombong. Menurut beliau, sifat sombong adalah perilaku ketika seseorang merasa dirinya besar dan sangat berharga.

“Dosa inilah yang menyebabkan Iblis durhaka kepada Tuhan karena ia merasa lebih baik daripada Nabi Adam, begitupun sifat inlah yang menjadikan Qabil, putra Nabi Adam As, membunuh saudara kandungnya sendiri (Habil, red.),” paparnya.

Akhir penjelasan tentang 4 hal di atas, Kiai Zuhri berpesan kepada umat Muslim untuk senantiasa melakukan introspeksi diri dan menjernihkan hati agar amal-amal yang dilakukannya tidak berujung sia-sia.

 

Pewarta: Naura Fikroh Sadidah

Editor: Ahmad Zainul Khofi

Dihadapan Pengurus NU, Kiai Zuhri Ingatkan Pentingnya Merawat Kebersamaan

nuruljadid.net – Menjadi pengurus Nahdhatul Ulama (NU) jangan lupa untuk terus membangun kebersamaan dalam melaksanakan tugas. Kebersamaan itu akan memudahkan setiap tugas bisa dilaksanakan dengan baik.

“Berjamaah atau kebersamaan perintah agama. Ini bukan hanya dalam melaksanakan sholat tapi berjamaah dalam melaksanakan tugas keseharian,” kata Kiai Zuhri saat memberikan tausiyah dihadapan pengurus MWCNU Paiton Probolinggo di Aula Mini Pondok Pesantren Nurul Jadid, Sabtu (02/03/24).

Beliau menambahkan, mengemban amanah harus sebaik-baiknya. Menurut beliau, hal ini bisa didapati jika dikerjakan dengan berjamaah atau kebersamaan. Meskipun hal itu tidak mudah namun bila kita saling memahami dan menghormati sikap dan perbedaan, insya Allah akan bisa tercapai.

“Kalau ada pengurus yang keliru ya minta maaf dan harus dimaafkan,” tegasnya.

Beliau juga menegaskan bahwa, menjadi pengurus NU merupakan orang-orang terpilih dari Allah. Ia berharap agar dalam melaksanakan amanah dari NU semata-mata berharap ridha Allah SWT.

“Kalau kita bekerja untuk Allah maka segala hajat dan kebutuhan kita akan diperhatikan oleh Allah,” imbuhnya.

Selanjutnya, Kiai Zuhri menceritakan perjuangan para pendahulu. Kata beliau, para pendahulu kita mendapatkan pertolongan dari Allah. Hidup mereka tidak mengalami kesulitan karena beliau berjuang untuk Allah dan umatnya.

Tak hanya itu, beliau menjelaskan pentingnya silaturahim. Kata Kiai Zuhri, menyampaikan pentingnya silaturahim adalah untuk memperkokoh ukhuwah diniyah, wathaniyah, insaninyah dan nahdhiyah.

Potret foto bersama pengurus MWCNU Kecamatan Paiton bersama Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini di penghujung acara silaturrahim

Sementara itu, ketua Tanfidziah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Paiton H. Zainul Arifin mengatakan, anjangsana pengurus ke masyayikh pesantren sebagai salah satu upaya di dalam menghadirkan energi positif agar terus mengalir semangat pengabdiannya pada NU.

“NU betul-betul organisasi yang militan butuh semangat dari Masyayikh. Ini dimaksudkan agar semangat pengabdian pengurus MWCNU Paiton sehingga semangatnya terus berkibar,” tegasnya.

Kita datang, ungkap Ustaz Zein, untuk memohon tausyiah atau arahan untuk membangkitkan Ruhul jihad di NU.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi

Editor: Ponirin Mika

Perdana, Unuja Hidupkan Kembali Kajian Kuliah Tasawuf Bersama Pengasuh

nuruljadid.net – Setelah lama vakum, akhirnya Lembaga Pembinaan Pondok Mahasiswa (LP Pomas) Universitas Nurul Jadid kembali hidupkan Kajian Kuliah Tasawuf bersama KH. Moh. Zuhri Zaini, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Kuliah Tasawuf bersama Pengasuh merupakan program kegiatan rutinan yang diadakan oleh LP Pomas tiap satu bulan sekali. Namun sejak adanya pandemi covid 19, program ini sempat terhenti dan baru bisa diaktifkan kembali pada Senin (12/06/23) Malam kemarin sebagai perdana.

Kegiatan ini dilaksanakan secara teleconverence diikuti oleh semua santri yang berstatus mahasiswa. Pada kali ini Kuliah Tasawuf bertempat di Mushalla Riyadlus Sholihin untuk santri putra, sedangkan untuk santri putri bertempat di Aula I Pesantren yang mengikuti secara virtual melalui zoom.

Ratusan mahasiswa Unuja berbondong-bondong menempati Musala dan Aula I pesantren untuk mengikuti kajian ini. LP Pomas juga memberikan akses untuk mahasiswa luaran dan masyarakat umum yang ingin mengikuti kajian tersebut melalui kanal youtube resmi milik Universitas Nurul Jadid yang disiarkan secara Live.

Pada pertemuan perdana ini, Pengasuh menerangkan sekilas pengenalan tentang dunia tasawuf. Ada beberapa hal yang menjadi pokok bahasan di pertemuan perdana itu. Mulai dari ilmu, pentingnya beragama, berguru, dan memaknai tasawuf itu sendiri.

(KH. Moh. Zuhri Zaini ketika mengisi kegiatan Kuliah Tasawuf yang diadakan di Musala Riyadlus Sholihin)

Dalam penjelasan yang disampaikan KH. Moh. Zuhri Zaini, beliau menyebut bahwa ilmu agama itu berbeda dengan ilmu IPTEK. Kalau ilmu agama itu harus memiliki guru, sedangkan ilmu IPTEK boleh kita kembangkan sendiri tanpa harus berguru dengan memakai keahlian ilmu yang dimiliki.

Tidak hanya sekedar memiliki guru alakadarnya, akan tetapi dalam mempelajari ilmu agama kita juga diharuskan memilih guru yang sanadnya bersambung hingga sampai ke Rasulullah SAW.

“Tidak bisa ilmu agama itu hanya bermodalkan kecerdasan dan ketekunan. Jadi harus berguru yang sanadnya sampai kepada Rosulullah,” papar beliau.

Setelah menjelaskan definisi tasawuf secara rinci, Pengasuh kemudian memberikan pemaknaan yang lebih sederhana kepada audien terkait makna Tasawuf agar lebih mudah dipahami.

“Gampangnya, Ilmu Tasawuf adalah ilmu untuk memperbaiki akhlak kita,” KH. Zuhri menyimpulkan.

 

(Humas Infokom)

 

Galeri Foto: Pengarahan Pengasuh Pra-Libur Santri Bulan Ramadan dan Idul Fitri 1444 H

Jelang Libur Ramadhan, Pengasuh Berikan Arahan Kepada Para Santri

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Muhammad Zuhri Zaini BA, berikan arahan santri Pra Libur Ramadhan 1444 H pada Rabu (05/04/2023) malam yang bertempat di Masjid Jami’ Nurul Jadid.

Arahan pengasuh merupakan rutinitas yang biasa dilaksanakan pra libur santri, baik libur Maulid maupun libur Ramadhan. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh santri baik santri putra maupun santri putri.

Sebelum dimulai, kegiatan diawali dengan pengumuman terkait ketentuan pulangan yang disampaikan oleh Ustaz Alif. Ketentuan tersebut mulai dari ketuntasan blangko kegiatan santri selama ramadhan,  tanggal pulang dan kembali santri, sanksi jika terlambat kembali ke pondok dan kewajiban bagi santri untuk pulang bersama ikut rombongan yang di koordinir oleh pengurus pesantren dan P4NJ.

Dalam arahan tausiah, Pengasuh menyampaikan beberapa hal penting. Mulai dari memaknai hari libur santri, hingga pesan-pesan kepada santri ketika sudah berada dirumah.

“Tapi kita jangan salah memaknai libur. Jadi libur itu kita hanya mengganti aktivitas agar tidak jenuh dari yang semula padat di pondok. Sebab kalau terus-terusan akan jenuh dan akan kehilangan semangat belajar, semangat mondok,” dawuh Pengasuh.

(Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini BA disaat menyampaikan arahan kepada para santri Pra Libur Ramadhan 1444 H)

Berlibur ini jangan diartikan kita seenaknya beraktivitas. Aktivitas kita harus diatur, bagaimana aktifitas kita itu tidak berdampak buruk dan berdampak baik,” tambah beliau

Beliau juga meminta para santri untuk tidak meninggalkan wiritan.

“Ya memang ketika kita dirumah tidak harus wiritan panjang, antara maghrib dan isya’. Tapi harus wiritan juga, jangan ditinggalkan wiritan itu. Sebab ibarat mesin sepeda motor, tiap hari harus dihidupkan, jika ditaruh saja tidak pernah dihidupkan, pada akhirnya akan rusak,” dawuh KH. Zuhri.

Tak kalah pentingnya, Pengasuh berulang kali mengingatkan santri agar selalu mengedepankan akhlak yang baik.

“Orang kalau sudah pulang ke tengah masyarakat, yang dilihat pertama kali bukan alimnya, bukan pinternya, bukan terampilnya, tapi yang dilihat adalah prilaku, karakter dan akhlaknya. Kalau akhlaknya baik pasti disenangi, kalau akhlaknya buruk sekalipun alim itu pasti dibenci,” tutur beliau.

(Momen para santri menyimak dengan baik penyampaian Arahan Pengasuh menjelang libur Ramadhan santri 1444 H)

“Kalau kita pulang ada perubahan dengan tatakrama kita, ada perubahan akhlak kita semakin membaik, orang tua kita akan bergembira. Buktikan bahwa kita ini berhasil mondok itu. Kalau tidak ada perubahan ini susah, sedih,” papar pengasuh.

Kegiatan diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh KH. Muhammad Zuhri Zaini.

 

 

(Humas Infokom)

Tak Tanggung, MANBO Luncurkan Belasan Armada Bus Kunjungi Nurul Jadid

nuruljadid.net – Rombongan study tour dari MA Negeri Bondowoso atau yang dikenal dengan julukan MANBO kunjungi Pondok Pesantren Nurul Jadid pada awal bulan maret (1/03/2023) rabu pagi kemarin. Kedatangan rombongan tersebut dalam rangka merealisasikan salah satu program sekolahnya yang bernama “Tabarrukan”.

Program “Tabarrukan” ini merupakan kegiatan rutinan menjelang akhir KBM siswa dan siswi kelas XII yang biasa dilaksanakan tiap tahunnya oleh sekolah MANBO. Tahun ini terdapat 367 siswa yang ikut dalam rombongan dan diikuti oleh 26 guru pendamping. Mereka berasal dari 3 jurusan, yakni IPA, IPS dan keagamaan. Total kendaraan yang digunakan rombongan ada sebanyak 11 armada bis.

Rombongan tiba di bumi Nurul Jadid pada pukul 04.00 WIB. Selanjutnya rombongan merapatkan diri ke Mushalla Riyadlus Sholihin untuk melaksanakan sholat shubuh berjamaah dengan pengasuh.

 

Dokumentasi ketika arahan pengasuh pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo oleh KH. Zuhri Zaini

Rombongan tersebut disambut langsung oleh KH. Zuhri Zaini selaku Pengasuh Pesantren Nurul Jadid dan juga beberapa pengurus pesantren yang turut menemani tamu.  Selepas sholat subuh berjamaah, pimpinan rombongan memberikan sambutan dan memohon agar Pengasuh memberikan sedikit tausiyah terhadap rombongan siswa MANBO.

“Sebenarnya keinginan untuk sowan ke Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid ini telah ada sejak lama. Namun pada waktu itu terkendala pandemi covid yang cukup lama. Hingga tertunda dan pada akhirnya alhamdulillah bisa tercapai pada pagi hari ini,” terang ketua rombongan MANBO.

Sementara itu, KH. Zuhri dalam sambutannya berharap agar pertemuan ini mampu menguatkan tali ukhuwah.

“Mudah-mudahan perjumpaan ini akan menguatkan tali ukhuwah diantara kita sesama ummat rosulullah Muhammad Saw,” tutur pengasuh.

Karena peserta merupakan kelas akhir, pengasuh juga memberikan arahan agar nanti ketika kuliah mereka tidak masuk jurusan karena ikut-ikutan teman. Pengasuh menyarankan pilihan jurusan kuliah agar disesuaikan dengan potensi diri masing-masing. Oleh karena itu, siswa diharapkan bisa segera menemukan potensi yang dimiliki.

Banyak hal yang disampaikan oleh pengasuh. Siswa MANBO menyimak kata demi kata yang disampaikan KH. Zuhri Zaini dengan baik. Setelah tausiah selesai, pertemuan itu ditutup dengan doa yang dipimpin oleh pengasuh. Kemudian rombongan melanjutkan perjalanannya ke Malang.

 

(Humas Infokom)

Kiai Zuhri: Bentuk Mensyukuri Nikmat Tidak Cukup Hanya Dengan Mengucapkan, Namun Juga Meneladani

nuruljadid.net – Kiai Muhammad Zuhri Zaini pada acara puncak Haul dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid ke-74, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur menjelaskan kepada santri untuk mensyukuri nikmat dan bentuk pengamalannya.(22/02/2023)

Penjelasan tersebut diberikan ketika sambutan acara puncak pengajian umum haul dan harlah ke-74. Didepan ribuan audien yang hadir, mulai dari santri aktif, alumni dan simpatisan Kyai Zuhri mengawalinya dengan pemaparan kegiatan rutinan harlah, beliau tidak ingin kehilangan hikmah.

“Namun sekalipun ini acara rutin dan nampak seperti acara seremonial, tentu kita tidak ingin kehilangan hikmah dibalik acara ini. Sekalipun ini sudah kita ulang-ulang setiap tahun. Yang jelas dengan peringatan harlah ini, kita ingin mensyukuri pesantren yang telah berdiri dan terus berkembang serta memberikan pelayanan kepada masyarakat,” tutur beliau.

Momen disaat Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Zuhri Zaini memberikan Sambutan kepada santri, undangan, alumni dan simpatisan.

Selain bersyukur kepada Allah, Kiai Zuhri melanjutkan, kita juga berterimaksih kepada orang-orang yang berjasa kepada kita. Utamanya kepada pendiri, masyayikh dan semua yang ikut memberikan kontribusi didalam berdirinya dan terus berlangsungnya pondok pesantren ini, kepada semuanya kita sampaikan terimakasih.

“Dan juga khususnya kepada beliau yang telah mendahului kita almarhumin-almarhumin. Kita berdoa mudah-mudahan beliau-beliau yang telah bersusah payah untuk mendirikan dan membantu berdirinya pondok pesantren ini akan mendapat amal jariyah di alam barzah,” papar Kiai Zuhri serta diikuti dengan jawaban aamiin serentak oleh audien.

Selanjutnya pengasuh menambahkan, mensyukuri nikmat tidak cukup hanya dengan mengucapkan alhamdulillah, tidak cukup hanya mengenang dan mendoakan orang-orang yang berjasa kepada kita sekalipun itu adalah suatu hal yang wajib untuk kita laksanakan. Tapi lebih dari itu, tentunya kita berupaya untuk meneladani beliau-beliau.

“Kita meneladani baik akhlaknya, karakternya maupun perjuangannya ditengah-tengah masyarakat. baik perjuangannya untuk pesantren, maupun perjuangan untuk masyarakat, bangsa dan negara,” pengasuh memaparkan,” papar pengasuh.

 

 

 

(Humas Infokom)

KH. Moh. Zuhri Zaini: Halaqah Fikih Peradaban Bukan Hanya Silaturahim Biasa

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini mengungkapkan bahwa hadirnya Halaqah Fikih Peradaban ini bukan hanya silaturahim biasa atau ketemu muwajahah, tapi juga ada silatul afkar yaitu sambung pikiran dan pemahaman.

Memaknai hal tersebut, Kiai Zuhri berharap kita bisa saling menghargai jika terdapat perbedaan pendapat. Karena menurutnya, hidup ini tidak akan pernah selalu sama, jadi dengan adanya perbedaan pendapat asalkan disikapi dengan benar yaitu saling menerima dan saling mengisi, insyallah akan menjadi hikmah.

Hal ini disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini melalui sambutannya pada acara Halaqah Fikih Peradaban dalam rangka memperingati Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid, Ahad (2/10/2022).

(Potret suasana Halaqoh Fikih Peradaban di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Kiai yang akrab disapa dengan Kiai Zuhri ini melanjutkan, hadirnya Halaqah Fikih Peradaban di Pondok Pesantren Nurul Jadid merupakan obat rindu kami terhadap kegiatan-kegiatan NU yang sering diadakan beberapa tahun lalu.

“Adanya Halaqah Fikih Peradaban ini menghidupkan kembali sunnah-sunnah NU yang sudah kurang begitu diperhatikan, sebab masa yang lalu kita sering ketemu melalui kegiatan-kegiatan seperti ini. Saya mewakili pesantren sebagai shohibul bait, merasa mendapat kehormatan ditempati kegiatan ini, sebab sudah lama saya merindukan adanya kegiatan-kegiatan seperti ini,” ungkap Kiai Zuhri.

Kiai Zuhri berharap halaqah ini bisa membuahkan sesuatu yang konkrit, ada tindak lanjut, dan menjadi ruang bagi kita agar bisa saling mengenal satu sama lain, bukan hanya pribadinya tetapi juga pemikiran dan pemahamannya.

“Harapan kita adalah silaturahim ini sekalipun mungkin belum membuahkan sesuatu yang konkrit tapi mudah-mudahan ada tindak lanjut, tapi andaikan tidak, sudah bersyukur bisa ketemu seperti ini, sebab ketemu-ketemu sekarang ini sangat mahal, bukan mahal ongkosnya, tapi karena kesibukan kita masing-masing, ya mungkin ini adalah tanda sudah mendekatnya kiamat, katanya semakin dekat kiamat, kesibukan semakin banyak sehingga silaturrahim sulit untuk dilaksanakan,” dawuh Pengasuh.

Beliau juga mengucapkan terima kasih atas rawuhnya para masyayikh dan telah menjadikan Pondok Pesantren Nurul Jadid sebagai salah satu titik tempat digelarnya Halaqah Fikih Peradaban.

“Dan mohon untuk tidak kapok lagi untuk rawuh kesini dan mengadakan kegiatan disini, kami sangat terbuka, sangat welcome dengan kehadiran dan hadirnya kegiatan halaqoh disini,” dawuh pengasuh menutup sesi sambutannya.

 

(Humas Infokom)

Majelis Masyayikh : Nurul Jadid Pelopori Rencana Induk Pesantren se-Indonesia

nuruljadid.net – Majelis Masyayikh mengundang Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini dan banyak pengasuh pondok pesantren se-Indonesia dalam Halaqah dan Silaturahmi “Majelis Masyayikh Mendengar Pengasuh Pesantren” pada Selasa pagi (13/09/2022) secara daring.

Pengasuh Kiai Zuhri didampingi pengurus pesantren mengikuti kegiatan tersebut dari Aula Mini Pesantren. Pada halaqoh tersebut KH. Abdul Ghaffar Rozin memaparkan tentang kedudukan dewan masyayikh dalam Undang-Undang Pesantren nomor 18 tahun 2019.

Menurut pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda Pati KH. Abdul Ghaffar Rozin tersebut, majelis masyayikh bertugas untuk merumuskan dan menetapkan sistem penjaminan mutu pesantren.

Perumusan sistem penjaminan mutu pesantren yang digagas ini bertujuan untuk melakukan standarisasi dan peningkatan kualitas sumber daya, pengelolaan dan penguatan sarana prasana dengan tetap memperhatikan kekhasan pesantren terkait.

Selain itu, sistem penjamin mutu pesantren juga diproyeksikan dapat mewujudkan pendidikan yang bermutu melalui penyelenggaran pendidikan pondok yang adaptif dengan kebutuhan zaman tanpa tercerabut dari prinsip dan nilai luhur pesantren itu sendiri.

(Potret peserta majelis fokus mengikuti kegiatan Halaqah dan Silaturahmi “Majelis Masyayikh Mendengar Pengasuh Pesantren”)

Dalam kesempatan ini, Kiai Zuhri mengusulkan untuk pengembangan kelembangan, pondok pesantren harus menimbang aspek nilai keagamaan, kemandirian, keterbukaan dan kesediaan penerapan manajemen modern dan profesional.

Sebagai wujud dari poin yang terakhir, Kiai Zuhri, pengasuh pondok pesantren yang terletak di desa Karanganyar itu telah menetapkan PIP (Perencanaan Induk Pesantren) untuk rentang waktu 40 tahun.

Dalam forum daring tersebut, Bu Nyai Hj. Badriyah Fayumi, salah satu anggota majelis masyayikh,  menyambut baik atas usulan Nurul Jadid dalam menetapkan PIP. Tak hanya itu, Nyai Badriyah juga mengusulkan pada Majelis Masyasyikh agar menjadikan PIP ini sebagai praktik baik (best practice) untuk seluruh pondok pesantren di Indonesia.

Sementara, Haji Thohiruddin, kepala Inkubasi Bisnis Nurul Jadid, yang juga turut hadir dalam acara tersebut menyatakan siap untuk memfasilitasi seluruh dokumen terkait PIP apabila nanti Nurul Jadid dipercaya untuk menjadi rujukan dalam pembuatan naskah Rencana Induk Pesantren.

Turut hadir secara luring dari Pondok Pesantren Nurul Jadid Sekretris Pesantren H. Faizin Syamwil, Kepala Staf Pimpinan Ahmad Sahidah, Ph.D, Kepala Biro Pendidikan Kiai Moh. Imdad Rabbani, Kepala Banwas KH. Moh. Mahfudz Faqih, Kepala Inbis H. Thohiruddin, dan beberapa pengurus pesantren.

Kegiatan halaqoh dan silaturmi Majelis Masyayikh ini ditutup dengan pembacaaan doa yang dipimpin oleh Kiai Zuhri.

(Humas Infokom)

Kiai Zuhri Zaini : Manusia Bisa Lebih Mulia dari Malaikat Berkat Ilmu

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton Probolinggo, Kiai Zuhri Zaini, memberikan tausiah pada penutupan Orientasi Santri Baru (Osabar) 2022, Senin (04/07/2022) malam. Beliau menuturkan akan pentingnya sebuah ilmu dan akhlakul karimah.

Kiai Zuhri menerangkan bahwa ayat yang pertama kali turun yakni perintah membaca atau iqra’. Kata beliau ini menunjukkan betapa pentingnya ilmu dan ilmu juga menaikkan derajat manusia.

“Bukan hanya manusia yang terangkat derajatnya saat ada ilmunya. Bahkan microphone pun akan terangkat derajatnya ketika dibuat oleh orang yang berilmu,” jelas beliau.

Akan tetapi, Kiai Zuhri mengingatkan ilmu yang bisa mengangkat derajat manusia yakni ilmu yang berguna. Sebab, kata beliau, terdapat orang yang memiliki ilmu tapi tidak berguna, yaitu, ilmu santet.

“Ilmu santet itu juga sebuah ilmu. Tapi membahayakan orang lain,” dawuhnya. Itu sebabnya, ilmu semacam itu bukan malah mengangkat derajat manusia, beliau menegaskan, tetapi justru menurunkannya.

Ilmu yang paling penting dan bisa mengantarkan kesuksesan bagi manusia, Kiai Zuhri melanjutkan, ialah ilmu agama. Sebab, ilmu agama berasal dari Allah yang menciptakan alam semesta ini dan juga manusia.

(Pengasuh Kiai Zuhri Zaini saat tengah memberikan tausyiah kepada santri bari pada acara Grand Closing OSABAR 2022 di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Begitu pula orang pinter atau alim. Jika ia memiliki karakter buruk dan akhlaknya jelek, maka ilmunya hanya akan dibuat main-main saja. “Mungkin kita sudah sering mendengar para koruptor yang mengambil harta masyarakat dan negara untuk kepentingan pribadi atau kelompok.”

“Koruptor itu bukan orang bodoh. Mereka berpendidikan tinggi. Bahkan mereka tau bahwa korupsi itu salah dan buruk,” imbuh beliau. Akan tetapi kenapa mereka korupsi. “Ilmu saja tidak cukup. Harus diiringi dengan membina karakter dan akhlak,” tegas Kiai Zuhri.

Meskipun ilmu itu penting, kata beliau, namun jika berada pada orang yang tidak berakhlak, maka akan menjadi buruk dan celaka. “Binalah karakter kita, binalah akhlak kita. Karena itu yang akan membuat kita mulia.”

Menurut beliau. 0ara santri baru juga diarahkan agar dipondok jangan numpuk ilmu saja. Tetapi, harus membina akhlakul karimah.

Pengasuh juga menyemangati para santri agar selalu bekerja keras dalam menuntut ilmu dan membina akhlakul karimah. Sebab, kata Kiai Zuhri, tidak mungkin cita-cita tinggi dicapai kalau bermalas-malasan.

Semangat belajar tersebut mesti diiringi dengan berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah. Sebab, sekeras apapun berusaha, beliau melanjutkan, tanpa pertolongan Allah, itu akan sulit. Lantaran yang menentukan keberhasilan itu adalah Allah. “Akan tetapi jangan hanya minta tolong dan memohon. Kewajiban kita kepada Allah juga dikerjakan,” jelas Kiai Zuhri.

Di penghujung tausiah, Kiai Zuhri menyampaikan, agar tetap harus bersemangat. “Bukan hanya saat Osabar saja. Tetapi, di kegiatan-kegiatan pesantren nantinya.” Beliau memohon agar para santri mendapatkan pertolongan dan bimbingan Allah. “Semoga diberikan kesuksesan oleh Allah,” harap beliau.

 

sumber: jatim.beritabaru.co

Pengasuh: “Tafaqquh Fiddin”, Pesantren Harus Bekali Santri Tidak Hanya Agama, Tapi Juga Karakter dan Etika

nuruljadid.net – (18/12) Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini dalam sambutannya, memberikan apresiasi dan mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada pengurus pesantren yang telah menjalankan amanah program tahun 2021.

“Saya mengucapkan terima kasih atas kinerja pengurus selama ini. Dan saya mohon maaf karena tidak bisa ikut mendampingi terhadap kinerja pengurus terutama di akhir tahun untuk menyusun laporan dan program,” tutur KH. Moh. Zuhri Zaini.

Pada sambutan yang juga sekaligus tausyiah tersebut, Kiai Zuhri menyampaikan tujuan pesantren bahwa pesantren memiliki banyak fungsi.

“Pesantren mempunyai beberapa fungsi sebagai Lembaga Dakwah, Pendidikan, Pengkaderan dan Pemberdayaan. Tentu pesantren harus terus melakukan upaya perbaikan-perbaikan demi mewujudkan visi dan misi yang diemban pesantren,” imbuhnya.

(Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini tengah menyampaikan tausyiah pada kegiatan Penetapan Program/Anggaran Tahun 2022 di Aula 1 PPNJ)

Pesantren sebagai lembaga pendidikan harus terus berinovasi dalam mendesain pendidikan yang dapat membekali santri dengan ilmu agama tanpa menafikan pentingnya ilmu umum serta penguasaan teknologi di era disruptif dewasa ini.

Pesantren sebagai lembaga dakwah yaitu agen perubahan. Dakwah dalam arti mengubah dari hal yang tidak baik menjadi hal yang baik dan meningkatkan yang sudah baik dalam segala aspek kehidupan. Hal ini berkesinambungan dengan misi pendahulu kita (misi risalah Rasul) yang diteruskan oleh para ulama.

Kaderisasi santri merupakan salah satu fungsi pesantren, bagaimana pesantren mampu mengkader santri dengan kompetensi dan keterampilan yang dibutuhkan pesantren dan masyarakat kelak. Hal ini diimplementasikan dengan penjaringan santri yang memiliki potensi dengan berbagai program penguatan keahlian.

Pesantren juga berfungsi sebagai pemberdayaan melalui pelayanan kepada masyarakat atau ummat, baik kepada santri maupun masyarakat secara umum. Karena keberadaaan pesantren sejak awal merupakan bagian struktur sosial masyarakat yang tak terpisahkan.

Sebuah keniscayaan bahwa kerja besar itu butuh manajemen organisasi yang baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pendampingan dan pengawasan hingga evaluasi.

“Evaluasi dan perbaikan harus terus dilakukan. Lebih-lebih dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin berkembang,” ungkapnya.

Kiai Zuhri menyampaikan perlu adanya penguatan di setiap lini. Sesudah berhasil membuat perencanaan program setahun kedepan mengacu pada hasil evaluasi akhir tahun. Oleh karenanya, pengelolaan kelembagaan dan organisasi yang profesional mutlak menjadi sebuah kebutuhan bersama.

(Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini tengah menyampaikan tausyiah pada kegiatan Penetapan Program/Anggaran Tahun 2022 di Aula 1 PPNJ)

Tidak kalah penting, Kiai Zuhri menguatkan pesan dalam tausyiahnya bahwa misi pesantren sebagai tafaqquh fiddin harus membekali santri tidak hanya agama, tapi juga karakter dan etika karena dewasa ini bangsa dan dunia tengah menghadapi krisis ketauladanan dan moral.

Poin selanjutnya yang Kiai Zuhri sampaikan adalah penguatan ekonomi mandiri Pesantren. Pesantren jangan sampai hanya bergantung pada dana yang dipungut dari santri dan Wali Santri. Sehingga pesantren perlu untuk terus berupaya melakukan pembangunan dan penguatan ekonomi. Belajar dari orang kita (NU) sendiri yang sudah berhasil, karena kerja bisnis tidak perlu terlalu teoritis, terpenting mau bekerja keras dan tekun.

Di Pondok Pesantren Nurul Jadid program penugasan tenaga pendidik belum menjadi tradisi. Kedepan perlu ditekankan dalam menggembleng santri yang disiapkan menjadi pendidik. Penguatan tidak sekedar akademik atau keilmuannya saja, namun juga kepribadian, tradisi pesantren dan nilai-nilai pesantren yang harus dikenalkan kepada masyarakat melalui penjalinan kerjasama dengan pihak luar.

 

(Humas Infokom)

KH. Moh. Zuhri Zaini Pimpin Probolinggo Bersholawat di tengah Pandemi COVID-19

nuruljadid.net – kegiatan Kabupaten Probolinggo Bersholawat berlangsung khidmat dan meriah (10/7/2021). Ribuan orang mengikuti secara vitual baik melalui aplikasi Zoom Meeting maupun kanal Youtube Pondok Pesantren Nurul Jadid. Kegiatan yang diisi istighosah dan doa bersama ini dilaksanakan selama PPKM sebagai ikhtiar bathin untuk keselamatan bangsa. Program ini merupakan inisiatif Pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggo yang turut mengundang Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini sekaligus Mustasyar NU Jawa Timur, untuk memimpin istighosah dan memberikan tausyiah khasanah dalam menghadapi pandemi covid-19.

Turut hadir secara virtual Bupati Probolinggo Ibu Hj. P. Tantriana Sari, SE.; Wakil Bupati Bapak Drs. H. A. Timbul Prihanjoko; Sekda; Ketua DPRD; Kabag Kesra; Para Alim-Ulama; Habaib dan hadir pula Bapak Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si. selaku pimpinan Komisi IV DPR-RI serta keluarga besar ASN dan masyarakat Probolinggo yang mengikuti kegiatan Probolinggo Bersholawat secara live streaming di YouTube dan Zoom.

Kegiatan ini merupakan upaya dalam bermunajat bersama mengharapkan perlindungan dari Allah SWT dan untuk menambah kecintaan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW khususnya di masa pandemi yang sulit dewasa ini.

Bupati Probolinggo dalam sambutannya memberikan support penuh terhadap tenaga kesehatan dan non kesehatan yang berjibaku di lapangan menangani kasus COVID-19 dengan multivitamin ekstra dan Fooding. “sejak awal concern saya adalah bagaimana menjaga imunitas, keselamatan dan perhatian bagi tenaga kesehatan dan non-kesehatan yang berjibaku di lapangan dan saya mensyukuri support lintas sektoral yang luar biasa sehingga mempermudah kinerja SATGAS kabupaten Probolinggo. Salah satu perhatian utama adalah multivitamin ekstra bagi tenaga kesehatan dan extra fooding” tegas Tantri. Hal ini mendapatkan apresiasi dari pimpinan komisi IV DPR-RI, Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si.

Dalam tausyiahnya, KH. Moh. Zuhri Zaini berharap semoga pandemi Covid-19 ini segera diangkat oleh Allah SWT. Beliau juga menyampaikan keprihatinnya terhadap banyak saudara dan teman kita yang sakit bahkan meninggal, termasuk nakes. Beliau berpesan agar kita tidak boleh larut dalam kesedihan, semoga kita dapat mengambil hikmah dari peristiwa ini. Karena ujian ini adalah fase agar kita bisa naik kelas jika bersabar dan tawakkal.

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid sekaligus mustasyar NU Jawa Timur, KH. Moh. Zuhri Zaini juga menyampaikan kepada seluruh jamaah daring bahwa pandemi mengajarkan betapa kecil dan tidak berdayanya kita di hadapan Allah SWT. “Ini bukti bahwa ketika pandemi melanda dunia, menunjukkan betapa kita sangat lemah dan kecil di hadapan Allah SWT. Sehingga kita perlu taqorrub ilallah,” ungkapnya “Istiqomah istighosah tidak cukup kita lakukan selama PPKM saja, namun harus kita lanjutkan dengan keluarga maupun individu masing-masing”, tambahnya.

Dengan Probolinggo Bersholawat semoga menjadikan kabupaten Probolinggo lebih baik dan segera terbebas dari Covid-19 dengan keadaan yang baik dan Sentosa dan semoga kegiatan ini dijadikan kesempatan untuk berbuat kebaikan oleh seluruh elemen kepada masyarakat lebih luas yang Allah berikan kepada kita sebagai amal jariyah dan pahala yang insyaallah akan terus mengalir. Ikhtiar Bathin berjalan sejak awal pemberlakuan PPKM hinggal tanggal 20 Juli 2021 secara daring.

 

(Humas NJ)