Pos

Maulid Nabi, KH Moh Zuhri Zaini Ungkap Nabi Muhammad Sosok Paripurna

nuruljadid.net- Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH Moh Zuhri Zaini menjelaskan hikmah dilaksanakannya peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, peringatan maulid ini tidak hanya kegiatan seremonial atau kegiatan hura-hura melainkan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, keimanan dan mahabbah kita kepada beliau Nabi Muhammad SAW.

“Peringatan maulid Nabi ini untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah, meningkatkan keimanan dan mahabbah kita kepada beliau yang kita peringati lahirnya yaitu junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Sehingga dengan demikian kita akan mampu untuk meneladani beliau. Sebab beliau orang yang dipilih oleh Allah yang sejak lahir sampai wafat selalu dalam keadaan yang baik. Makanya yang diperingati adalah maulidnya bukan wafatnya berbeda dengan yang lain yang diperingati adalah haulnya atau wafatnya,” Dawuh Kiai Zuhri saat memberikan sambutan pada acara Peringatan Maulid Nabi di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kamis (29/10) malam.

Kiai Zuhri menjabarkan, Memang ada mungkin orang yang salah paham, saya pernah pergi ke Surabaya waktu bulan Ramadhan sampai di Probolinggo di randu pangger ada spanduk bunyinya memperingati haul Nabi Muhammad SAW, saya tidak ngerti apa maksudnya. Ia boleh-boleh saja tapi itu tidak biasa. Sebab yang diperingati pada beliau pasti maulidnya, karena beliau adalah sosok yang agung bahkan al-insan al-kamil, manusia paripurna dan merupakan teladan bagi kita dan kalau kita meneladani beliau terutama akhlaknya pasti kita akan menjadi orang yang baik. Inilah sebetulnya yang menyebabkan krisis yang terjadi dikalangan kita umat islam karena kita mengaku sebagai orang islam, mengaku sebagai umat Nabi Muhammad tapi sayangnya kita tidak mengamalkan ajaran-ajaran beliau, tidak meneladani sunnah-sunnah beliau, lebih-lebih akhlak beliau.

Beliau menyampaikan,agama Islam yang dipraktikkan oleh Nabi adalah agama rahmah. Islam itu kan rahmatan lil-alamin yang digembar-gemborkan tapi sayangnya rahmatan lil-alamin ada di lidah kita tapi tidak dalam prilaku kita. Kita menjadi malu mengaku umat islam, mengaku umat Nabi Muhammad tapi kita selalu bermusuhan pada orang dan memaki-maki orang ini bukan akhlak Nabi. Ini yang barangkali bisa kita ambil dari hikmah maulid ini bukan sekedar memperingati, bukan sekedar seremonial apalagi sekedar hura-hura tapi betul-betul kita mengambil hikmah utamanya bisa meniru beliau.

Kiai Zuhri menambahkan, Beliau Nabi Muhammad adalah teladan yang baik bahkan terbaik yang apabila kita meneladani beliau pasti akan menjadi orang yang baik. Baik dihadapan manusia maupun baik dihadapan Allah. Kita kadang-kadang menjadi malu Ketika justru yang mengamalkan akhlak beliau itu bukan kita sebagai umat islam justru kadang-kadang orang lain. Kita perlu instropeksi, kita bersyukur pada Allah, kita dijadikan orang beriman, kita dijadikan orang islam dan dijadikan sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Tapi kita perlu instropeksi apakah kita pantas untuk menjadi umat beliau padahal kita tidak meneladani akhlaknya.

Mari dengan memperingati maulid ini kita mengadakan perubahan dari hari-hari sebelumnya kita menjadi orang yang beruntung bukan justru menjadi orang yang rugi apalagi menjadi orang yang binasa,” Imbuhnya.

Pewarta : Ibnu Abdillah

Editor : Ponirin Mika

Santri Harus Merawat Perbedaan

nuruljadid.net-Perbedaan merupakan rahmat yang harus disyukuri dan bukan menjadi alasan untuk berpecah belah. Untuk itulah, para santri memiliki tanggung jawab untuk terus merawat perbedaan tersebut di tengah keberagaman Indonesia.

Pesan yang disampaikan oleh Pengasuh Ponpes Nurul Jadid KH Zuhri Zaini dalam kegiatan pertemuan alumni PP Nurul Jadid di Desa/Kecamatan Tanggul kemarin (11/3). Kegiatan rutin tiga bulan sekali  itu dihadiri ratusan para alumni yang tersebar se Jember.

“Alumni harus melanjutkan perjuangan kiai, terutama Alm  KH Zaini Abdul Mun’im,” katanya. Perjuangan itu mulai dari berbagai bidang sesuai dengan pekerjaan yang sedang ditekuni. Namun, tetapi dibawah naungan organisasi Nahdlatul Ulama (NU).

Para kiai, kata dia, selalu  istiqomah memperjuangkan NU karena paling sesuai dengan Islam Nusantara. Yakni Islam  tawassuth  atau moderat dan menghargai segala jenis perbedaan. Seperti yang sudah dilakukan oleh  Nabi Muhammad SAW yang tertuang dalam piagam madinah.

Sekarang, lanjut dia, mulai tumbuh bibit kelompok  yang ingin merongrong NU dan keutuhan NKRI. Untuk itulah, alumni santri harus menghindari dan  menentang kelompok-kelompok tersebut. Sebab ingin melakukan pecah belah. “Indonesia masih aman dari perang saudara seperti yang terjadi di Afghanistan,” tuturnya.

Kerukunan yang selama ini sudah berlangsung, harus dijaga dan dilestarikan bersama. Apalagi sekarang masuk tahun  politik. “Alumni bebas menyalurkan aspirasi politik lewat mana saja, yang terpenting satu tujuan dan menggunakan kendaraan yang mengarah pada tujuan yang sama,” jelasnya.

Sebab,  hampir semua partai politik  lebih berorientasi program  dan figur, bukan lagi pada ideologi. Kendati demikian, berpolitik juga bukan alasan untuk tidak menghargai perbedaan yang ada. Namun, tetap saling menghormati. “Alumni harus kompak  dan bersatu, meskipun berada ditempat atau bidang kehidupan yang berbeda-beda,” paparnya.

Perbedaan pendapat merupakan  hal yang wajar,  terpenting harus saling menghargai perbedaan  menjauhi  perpecahan. Dalam berjuang, para alumni santri menyesuaikan dengan keahlian bidang masing-masing. “Misal dalam ekonomi birokrasi,” ujarnya.

Sementara itu,  Endra Hardianto, ketua panitia kegiatan menambahkan pertemuan alumni itu untuk memperkuat ikatan silaturahmi para alumni Ponpes Nurul Jadid. Untuk pengembangan ekonomi, para alumni sepakat membentuk koperasi Baitul Mal Wattanwil (BMT). “Kemudian juga makan nasi tabhek bersama,” pungkasnya.

Sumber Berita : p4njjember.com

KH. Moh. Zuhri Zaini; Keragaman itu Bukan Masalah, Tapi adalah suatu Kekayaan

KH. Moh. Zuhri Zaini; Keragaman itu Bukan Masalah, Tapi adalah suatu Kekayaan

nuruljadid.net – “Jadi dengan merantau seperti ini kita bisa mengetahui keragaman. Dan keragaman itu bukan masalah, tapi justru adalah suatu kekayaan. Kalau kita menyikapinya sebagai suatu kekayaan, kaya akan budaya kita. Insya allah hal itu akan menjadi aset dan modal bagi kita. Sebab, maaf. Sekarang ini banyak orang yang alergi dengan perbedaan jadi dengan perbedaan – perbedaan ini dianggap penyakit”

Hal itu didawuhkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini. Tatkala menghadiri acara Lepas Kenangan Studi Lapangan Siswi MA Darussalam Sungai Mancur, Bungo, Jambi. Kamis (30/01/2020).

Acara yang bertempat di Aula Mini Universitas Nurul Jadid itu. Beliau turut menerangkan, usia seperti para siswa dari MA Darussalam tersebut merupakan usia – usia emas. “Kalau dirawat dengan baik nantinya akan mahal dimasa depan, sebab saya yakin dari adik – adik ini akan lahir penerus estafet perjuangan para pendahulu yang sudah sepuh – sepuh ini. yang kemudian akan menjadi harapan umat dan harapan agama. Oleh karena itu, adik – adik ini selama 3 bulan ini hanya masih awal bukan pertengahan maupun akhir jadi diteruskan,” tutur beliau dengan ramah lembut.

Tampak Pengasuh (tengah dua dari kiri) saat foto bersama dengan para siswi MA serta pimpinan Darussalam

Tampak Pengasuh (tengah dua dari kiri) saat foto bersama dengan para siswi MA serta pimpinan Darussalam

Selain itu,  beliau turut menjelaskan dengan kehadiran para siswi MA Darussalam di PP. Nurul Jadid, hal itu pasti menambah pengalaman dan faedah bagi pengurus PP. Nurul Jadid.

“Kami bangga dengan kehadiran adik – adik sekalian ini, mudah – mudahan silaturahim ini terus bisa bersambung tidak hanya putus sampai disini tapi katanya ada harapan akan ada lagi(studi lapangan, red) insya allah kami siap dengan tangan terbuka akan menerima dan mudah – mudahan kami yang disini nanti bisa silaturahim juga. Insya allah,” pungkas beliau.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

KH. Moh. Zuhri Zaini; Belajar Mengaji Kitab itu Bukan Ilmunya yang Penting tapi Barokahnya

KH. Moh. Zuhri Zaini; Belajar Mengaji Kitab itu Bukan Ilmunya yang Penting tapi Barokahnya

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. MOH. Zuhri Zaini menghadiri dan membuka kegiatan Kajian Kitab Matan Taqrib yang diselenggarakan oleh Forum Kajian Pondok Pesantren se-Probolinggo (FKPP) dan Launching Kajian Fathul Qorib PP. Nurul Jadid. Senin (07/10/2019).

Diawal sambutan, beliau mengucapkan rasa terima kasih kepada pengurus FKPP karena telah menyelenggarakan kegiatan tersebut di PP. Nurul Jadid.

“Saya sangat bersyukur sekali dengan adanya kegiatan ini mudah – mudahan hal ini bisa lebih menyemangati kita untuk belajar agama atau tafaqquh fiddin. Sebab, kajian – kajian yang berkaitan agama itu kurang menarik karena hasilnya tidak akan dirasakan sekarang atau mungkin tidak bisa dirasakan. sebetulnya agama ini dibutuhkan bukan hanya untuk akhirat nanti, bukan hanya untuk masuk surga. Tapi di dunia juga dibutuhkan tapi kebanyakan orang tidak merasakan akan hal itu. kalaupun yakin akan akhirat itupun katanya masih nanti, bukan sekarang. Apalagi masih banyak juga yang masih ragu. naudzubillah min dzalik,” tutur beliau di Masjid Jami’ PP. Nurul Jadid.

KH. Moh. Zuhri Zaini; saat menyampaikan sambutan

KH. Moh. Zuhri Zaini; saat menyampaikan sambutan

Lanjut beliau, untuk memperkuat semangat tafaqquh fiddin maka kajian – kajian seperti kegiatan ini harus tetap dilestarikan walaupun terdapat metode – metode pembelajaran baru. “Dan yang kita harapkan dari forum ini bukan dari menguasai ilmunya tapi barokahnya, karena dalam belajar mengaji kitab itu bukan hanya belajar menguasai ilmu tapi barokahnya yang terpenting,” jelas beliau.

“Dan juga dalam forum ini sebetulnya bukan bathsul masailnya yang penting, tapi silaturahimnya diantara kita sesama santri,”imbuh Kiai Zuhri (Sapaan akrab pengasuh ke IV PP. Nurul Jadid).

Kemudian beliau berharap agar kegiatan ini bisa terus berlanjut dan berkesinambungan. “Oleh karena itu, saya sangat bersyukur sekali dan berterima kasih bahwa pondok ini mendapat kehormatan untuk menjadi tempat kajian ini dan saya berharap kajian ini bisa memotivasi pada para santri yang ada disini (santri PP. Nurul Jadid, red) untuk lebih semangat lagi dalam belajar agama lebih – lebih bisa mempelajari kitab – kitab yang diwariskan oleh para pendahulu kita,” pungkas beliau.

Penulis : Agos

Editor : Ponirin

Galeri Foto: Halaqoh Tashfiyah dan Dialog “Memperkokoh Ukhuwah dengan Pendekatan Qolbu dalam Bingkai NKRI”

KH. Zuhri Zaini; Bapak Habibie itu Pekerja Keras dalam Belajar dan Mengabdi

KH. Zuhri Zaini; Bapak Habibie itu Pekerja Keras dalam Belajar dan Mengabdi

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Zuhri Zaini turut menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Presiden ketiga Republik Indonesia, Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng, Kamis (12/09/2019).

“Beliau sebagai tokoh bangsa tentu wafatnya beliau itu suatu kehilangan, dan tentu ikut berbelasungkawa dengan harapan amalan ibadah dan pengabdian beliau kepada bangsa dan negara ini bisa diterima serta dosa – dosa beliau semoga bisa diampuni oleh Allah SWT” dawuh beliau saat diwawancari nuruljadid.net, di kediaman beliau.

KH. Zuhri mempunyai kenangan tersendiri soal Bapak Habibie, pernah suatu ketika sekitar tahun 90-an. Bapak Habibie pernah berkunjung silaturahmi ke PP. Nurul Jadid. Dan turut membantu berkontribusi didalam kesuksesan.

“Beliau turut membantu berkontribusi dalam suksesnya program BPT (program pengayaan ilmu IPTEK) di SMU Nurul Jadid” imbuh Kiai Zuhri (sapaan akrab pengasuh ke IV PP. Nurul Jadid)

Pengasuh ke 3, Almarhum KH. Abdul Wahid Zaini bersama Bapak Presiden BJ Habibie saat berkunjung ke PP. Nurul Jadid

Pengasuh ke 3, Almarhum KH. Abdul Wahid Zaini bersama Bapak Presiden BJ Habibie saat berkunjung ke PP. Nurul Jadid

 

Lebih lanjut, KH. Zuhri juga turut mengapresiasi jasa beliau kepada bangsa baik melalu jabatan formal sebagai presiden maupun Menteri tetapi juga melalui kemampuannya dibidang IPTEK.

“Beliau selalu berfikir tentang kemajuan negeri ini sekalipun beliau tidak lagi muda. Kemudian, Beliau itu kerja keras baik didalam belajar dan mengabdi. Tetapi beliau melakukannya bukan hanya pribadi tetapi untuk masyarakat, bangsa dan negara” imbuh beliau.

“Saya kira kita sebagai santri mendoakan beliau apalagi beliau seorang muslim dan insya allah besok setelah berjum’at akan dilaksanakan shalat ghaib” pungkas beliau.

Penulis  : Ahmad

Editor    : Ponirin

KH. Moh. Zuhri Zaini, Tidak Menerima Keputusan Allah Sebuah Kekafiran

nuruljadid.net- Dalam menghadapi Tuhan jangan sampai disamakan seperti menghadapi mahluk seperti hewan (kambing). Menghadapi Tuhan harus dilanfadi adab yang baik. Menjadi mahluk Allah kita harus mampu melihat siapa dirinya dan kemampuan yang dimiliki. Pesan ini disampaikan oleh KH. Moh. Zuhri Zaini Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, pada pengajian kitab Minhajul Abidin, Rabu pagi pukul 06. 00 WIB di Musala Riyadhus Sholihin.

Pesan Kiai Zuhri, Seorang tidak akan celaka kalau dia tahu terhadap takaran dirinya (Arafa qodra nafsi). Ketika menjadi rakyat meskipun lebih pintar dari pemimpinnya ya tetap harus taat.

“Ketika kita menjadi rakyat harus taat kepada pemimpinnya meskipun kita lebih pintar. Apalagi kita kepada Allah,” Tegas beliau.

Kita sebagai mahluk Allah harus tunduk terhadap aturanNya dan harus pasrah kepada keputusanNya. Namun tunduk dan patuh itu harus di dasari oleh akal yang baik.

Jika kita tidak menerima terhadap keputusan Allah, maka itu sebuah kekafiran.

Pewarta : PM

KH. Moh. Zuhri Zaini: Semoga Pesantren Semakin Kokoh

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid memperingati Haul Pendiri dan Harlah ke-70, dengan mengusung tema; Mengaji dan Mengabdi Untuk Kedamaian Negeri. Bertempat di halaman Kantor P.P Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Sabtu (30/03/19).

Kegiatan ini dihadiri juga, KH. Imam Ma`ruf (Malang) dan KH. Abdul Matin Djawahir (Tuban) sebagai pemberi tausiah peringatan Haul dan Harlah.

Pengasuh P.P Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, dalam sambutannya menyampaikan bahwa, kegiatan tersebut sebagai bentuk rasa syukur atas berdirinya P.P Nurul Jadid pada 1950 sampai 2019. “Mudah-mudahan di usia ke-70 ini, tidak menjadikan pesantren semakin rapuh. Melainkan semakin kokoh kedepanya,” tuturnya.

Beliau melanjutkan, peringatan haul pendiri dan harlah untuk mengenang jasa-jasa para pendahulu P.P Nurul Jadid. Karena berkat perjuangan para pendahululah PP. Nurul Jadid bisa ada.

“Oleh karena itu, kami sebagai generasi tentunya ingin mengungkapkan terima kasih dengan mengenangnya hari ini. Karena mensyukuri suatu nikmat, tidak cukup hanya bersyukur kepada Allah. Memang Allahlah yang memberi nikmat, tapi Allah memberi nikmat kepada hambanya melalui sebab,” pungkasnya.

Ach. Fuadi, selaku panitia, mengatakan bahwa, penyelenggaraan kegiatan itu sebagai ajang silaturahmi antar pengelola pesantren, santri, alumni dan juga masyarakat. “Sebagai media pengukuhan komitmen untuk reaktualisasi nilai-nilai kepesantrenan, evaluasi dan ajang silaturahmi,” ujarnya.

Penulis : Abdul Hannan (SJ)
Editor : Rizky H.T.

kiai zuhri

KH. Moh. Zuhri Zaini: Kami Sebagai Pewaris Tentu Harus Menjaga Keutuhan Negeri dan Bangsa Ini

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini turut hadir dalam Ngaji Kebangsaan Selasa (02/04/2019) di Aula Universitas Nurul Jadid (UNUJA). Beliau nampak antusias menyambut dua tokoh negara, Panglima TNI Republik Indonesia, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.IP. dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jendral Prof. H. Muhammad Tito Karnavian, Ph.D.

Alhamdulillah, kami keluarga besar PP Nurul Jadid dan hadirin yang hadir pada saat ini merasa sangat berbahagia atas kunjungan silaturrahim dua tokoh kita, dua bapak kita yaitu panglima TNI dan Kapolri.” Dawuh Pengasuh dalam sambutannya.

Dalam sambutannya, beliau juga menyinggung tema yang diangkat pada Ngaji Kebangsaan ini. Beliau berdawuh bahwa tanpa adanya ukhuwah, tanpa adanya kebersamaan dan persatuan kesatuan mungkin negara ini tidak pernah terwujud.

Lanjut, Kiai Zuhri (sapaan akrab Pengasuh) menceritakan secara singkat dan jelas tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren Nurul Jadid serta perjuangan Pendiri dan Pengasuh Pertama PP. Nurul Jadid, KH. Zaini Abd. Mun’im dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid saat memberikan sambutan

KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid saat memberikan sambutan

“Jadi bapak ibu sekalian jelas bahwa Pendiri berjuang untuk kemerdekaan RI. Sehingga kami sebagai penerus tentu harus menjaga negara ini, NKRI. Sebab beliau-beliaulah para pendahulu kita yang ikut membangun kemerdekaan ini.” Dawuh beliau.

“Maka, Kami sebagai pewarisnya termasuk para santri tentu harus berkewajiban untuk menjaga keutuhan negeri dan bangsa ini.” lanjut Pengasuh.

Masih dalam sambutan, beliau menyatakan bahwa tujuan dari silaturrahim ini yaitu untuk memperkuat bersama militer dan kepolisian dalam hal mempertahankan kemerdekaan sekalipun dalam tempat dan tugas yang berbeda.

KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid saat memberikan sambutan

KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid saat memberikan sambutan

“Barangkali ini satu tujuan dari silaturrahim yaitu untuk memperkokoh, untuk memperkuat bersama militer sekalipun mungkin kita berbeda tempat, berbeda tugas. Kalau bapak-bapak kepolisian betugas di keamanan dan ketertiban. Bapak TNI bertugas di pertahanan negara. Baragkali para tokoh-tokoh masyarakat, para guru dan kiai juga memiliki tugas yang sama yaitu mempertahaknkan tapi dari sektor yang lain” jelas beliau.

Diakhir sambutan, beliau mengatakan bahwa dengan bahu membahu kita mampu untuk mempertahankan kemerdekaan saati ini.

“Oleh karena itu, insya Allah dengan kita bahu membahu didalam mempertahankan kemerdekaan yang sekrang, kedepannya banyak ancaman-ancaman baik dari dalam maupun dari luar, ini yang harus kita waspadai. Maka tugas kita sekarang adalah membangun, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan” pungkas Kiai Zuhri.

Penulis: Ghufron

Editor: Ponirin

Pesan Pengasuh Terhadap Anak Kelas Tiga, Saat Menutup Semaan Al-Qur'an

Pesan Pengasuh Terhadap Anak Kelas Tiga, Saat Menutup Semaan Al-Qur’an

nuruljadid – Kegiatan semaan Al-Qur’an dilaksanakan di masjid Jami’ Nurul Jadid yang berlangsung selama 2 hari telah usai. Acara itu ditutup, dengan diisi tausiyah dan pembacaan do’a semaan Al-Qur’an, oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, KH. Moh. Zuhri Zaini. Kamis malam, (28/03/2019).

Dalam tausiyahnya, beliau menuturkan harapannya kepada santri, supaya dengan adanya kegiatan semaan tersebut bisa memotivasi santri untuk lebih giat belajar tentang Al-Qur’an dan menyambut Harlah dengan senang. “Semoga semakin semangat untuk mempelajari dan memahami Al-Qur’an. Mari kita sambut Haul & Harlah dengan kegembiraan tapi jangan sampai berlebihan,” tutur beliau.

Kemudian beliau juga berharap kepada santri agar menjadi tuan rumah yang baik dan menghormatinya. “Ketika malam sabtu mendatang insyaallah sudah banyak tamu yang datang, maka kita perlu untuk menjadi tuan rumah yang baik. Karena ciri-ciri orang yang beriman ialah orang yang menghormati tamunya,” harap beliau.

“Upayakan untuk menjaga kebersihan, walaupun dalam menjaga kebersihan itu tidak harus pada Harlah namun harus lebih dalam menjaga kebersihan ketika Harlah,” tambahnya.

Selain itu, beliau juga berpesan kepada santri agar waspada sebab diantara yang datang ke pondok nantinya, tidak hanya tamu – tamu yang diundang. Tapi tidak harus su’udzon, mungkin nantinya akan ada yang mengambil kesempatan untuk mengambil barang – barang. “Oleh karena itu barang milik kita supaya disimpan baik – baik walaupun hal seperti itu tidak hanya pada Harlah,” pesan beliau.

Di akhir tausiyahnya, beliau berpesan kepada santri yang pendidikannya sudah mencapai kelas akhir yang mau ujian untuk mengatur kegiatannya ketika Harlah agar tidak sakit. “Bagi yang mau ujian, untuk mengatur kegiatannya ketika Harlah jangan sampai ketika ujian nanti jatuh sakit,” pungkas beliau.

Penulis : Badrus

Editor : Ponirin

20180604_Jalin-Silaturahim-Melalui-Puasa-Bersama

Perkuat Silaturahim Melalui Buka Puasa Bersama

nuruljadid.net – Menjelang hari ke-19 Bulan Ramadhan, Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan Buka Puasa Bersama yang  dihadiri oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Zuhri Zaini, Kepala Pondok  Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid, Para Dewan Pengasuh,  Segenap Dewan Guru dan Karyawan Lembaga Pendidikan Formal, serta seluruh Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid. Senin(04/6/2018).

Acara buka bersama yang dilaksanakan di Masjid Jami’ PP. Nurul Jadid tersebut dimulai pukul 16.00 WIB dengan terlebih dahulu membaca Surat Yasin oleh Ust. Musthofa Syakur. Setelah itu dilanjutkan sambutan dari Kepala Pesantren PP Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid.

“Ini adalah kali kedua kita (PP. Nurul Jadid. red) mengadakan buka puasa bersama dan semoga ini menjadi tradisi yang baik bagi kita untuk menentukan simbol dan merevitalisasi energi pengabdian kita dengan ibadah dibulan suci ramadhan,” Terang Rektor Universitas Nurul Jadid tersebut,

Selain itu, Beliau dalam sambutannya juga menjelaskan bahwa pada bulan juli mendatang pengurus pesantren akan melakukan penyempurnaan program dan anggaran yang pastinya akan dilaksanakan setelah melakukan evaluasi dari program dan anggaran dari bulan yang lalu. Sertab tak lupa beliau turut menyemangati para pengurus pesantren, guru atau pun karyawan lembaga yang hadir.

“barang kali kita tidak usah menunggu itu mari mulai dari diri  kita sendiri bahwa kita ini kurang maksimal dalam kualitas dan kuantitas mengabdi. mungkin kurang baik sebelum kita melaksanakan sistem – sistem yang yang telah diprogramkan,”tutur beliau.

Ditempat yang sama, KH. Zuhri Zaini turut memberikan sambutan, Beliau menjelaskan bahwa tujuan dari diadakannya acara tersebut adalah untuk menyambungkan diri kepada Allah SWT  karena dengan sambungan seorang hamba pasti akan tertuntun dijalan-Nya.

“Berikutnya adalah untuk menyambung diantara kita sesama khotib, sesama pengabdi dan pelayan dipesantren ini(PP. Nurul Jadid.red) tentu diharapkan pertemuan ini ada kesamaan walaupun tidak harus persis sama mungkin kita ada persamaan dari cara memandang yaitu didalam upaya – upaya kita dalam melaksanakan program – program pesantren untuk ini ada kesesuaian,”jelas beliau.

Selepas sambutan dari Pengasuh, acara pun ditutup dengan do’a yang dilantunkan oleh KH. Zainul Mu’in setelah itu langsung dilanjutkan dengan Buka Puasa Bersama.(Ahmad)

Soal Aksi Teror, KH. Moh. Zuhri Zaini: Kedepankan Sikap Rahmah Ala NU

Nuruljadid.net- KH Moh Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, turut perihatin atas terjadinya aksi teror bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya  (Minggu 13/5/2018) dan Rusunawa depan Mako Polresta Surabaya (Senin, 14/5/2018). “Kita turut berbela sungkawa kepada korban,” dawuhnya.

Kiai Zuhri sangat menyayangkan aksi bom bunuh diri itu terjadi dalam suasana yang hampir memasuki bulan ramadhan. “Tentu kita mengutuk aksi teror itu. Karena itu suatu kedhaliman yang menyebabkan bencana,” sesal beliau.

Oleh karenanya, beliau menghimbau agar umat harus waspada dan jangan terus larut dalam suasana seperti ini.“Selain itu kita jangan terpancing, sehingga siapapun orangnya, jangan sampai menyeret-nyeret kelompok atau agama tertentu,” pesan beliau.

“Mereka (pelaku bom bunuh diri) mungkin punya agama tertentu, semisal Islam. Tapi Islam tidak menyuruh seperti itu (melakukan teror). Ini hanya kelompok yang mungkin punya pemahaman keliru terhadap agama,” jelas Kiai Zuhri.

Meskipun tujuan teror ingin memberantas kemungkaran, tetapi menurut Kiai Zuhri pemboman itu tetap keliru. “Ini bukan pembinaan, tapi pembinasaan karena tidak memberikan kesempatan kepada orang untuk bertobat. Oleh karenanya, kita harus tetap berpegang pada prinsip yang sudah diyakini dan diamalkan ulama terdahulu, yakni ahlussunnah wal jamaah ala NU, yang mengedepankan sikap rahmah dan tidak mudah menyalahkan orang lain,” pesan beliau.

Kiai Zuhri berharap agar pemerintah dan aparat yang berwenang sigap melakukan upaya-upaya preventif, tetapi hati-hati agar tepat sasaran. “Jangan seperti dulu, karena ketakutan yang berlebihan, sehingga para ulama didata. Nah, ini kan menjadi teror juga pada ulama,” dawuh beliau.

Padahal ulama dan pesantren tidak akan menjadi sarang paham-paham radikal. Karena paham keagamaan pesantren mengikuti NU yang tawasuth, i’tidal, tasamuh atau toleransi. “Insyaallah pesantren tidak mengkhawatirkan,” tegas beliau.

Selain itu, sebagai upaya pencegahan teror beliau berharap kepada umat agar melakukan pendidikan karakter, menjaga ketakwaan kita kepada tuhan, serta mengembangkan akhlakul karimah antar sesama manusia sehingga kita selalu menghargai orang lain. (Sholehuddin)

KH. Moh. Zuhri Zaini

KH. Moh. Zuhri Zaini: Kita ini Mengobati bukan berarti Menyembuhkan, yang Menyembuhkan adalah Allah

nuruljadid.net – Acara Peresmian Gedung Rawat Inap yang dilaksanakan oleh Klinik Az-zainiyah dihadiri oleh  Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Zuhri Zaini. Beliau berharap, agar fasilitas yang telah tersedia untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin dan lebih tingkatkan lagi kinerja para karyawan.

“Tentu harapan kita semua bahwa fasilitas ini digunakan sebaik mungkin dan juga maksimalkan  kinerja kita karena klinik az-zainiyah ini akan banyak memberikan pelayanan kesehatan kepada para santri dan masyarakat,” dawuh beliau,  Selasa (16/01/2018).

Acara yang bertempat di Gedung Az-zainiyah lantai III itu,  KH. Zuhri Zaini mengapresiasi program – program yang digagas oleh Ny. HJ. Khodijatul Qodriyah kedepannya.

“saya sangat bergembira sekali tadi sudah disampaikan program pelayanan persalinan ibu dan anak pasca persalinan mungkin sejak awal ada penyuluhan terhadap masyarakat secara umum khususnya kepada ibu – ibu,” Imbuh beliau dalam sambutannya.

Dalam acara tersebut, beliau juga merekomendasikan kepada pihak Klinik Az-zainiyah untuk tidak hanya mengobati penyakit para santri, tapi juga mempromosikan Pola Hidup Sehat kepada para santri agar tidak mudah sakit.

“Kita tidak hanya melakukan tindakan bersifat kuratif dan rehabilitatif tapi yang tak kalah penting adalah promotif dan antisipatif. Dan itu bukan hanya tanggung jawab klinik az zainiyah, itu juga merupakan tanggung jawab kita bersama dalam mempromosikan pola hidup sehat,” dawuh beliau.

“pola hidup sehat itu bersih dan higinis sekalipun sederhana ini yang perlu kita fungsikan dengan baik sekarang,” tambah beliau.

“tak hanya melakukan pendekatan medis, tapi kita juga melakukan pendekatan spiritual. Misalnya dikamar – kamar nantinya dikasih kaligrafi Allah kemudian ada hadist – hadist yang memotivasi kita untuk sembuh atau nantinya ada bacaan – bacaan dzikir sebab seperti yang kita pahami bersama penyakit itu bukan murni masalah fisik. Malah akhir – akhir ini banyak yang mengalami masalah psikis / mental”

Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa Klinik Az Zainiyah perlu berkoordinasi dengan BP Pesantren untuk melayani keluhan – keluhan yang dialami oleh santri.

“perlu adanya bimbimbingan kepada santri yang memiliki masalah dengan keluarganya karena itu perlu ada sinegri dengan BP pesantren” dawuh Kiyai Zuhri.

“kita ini mengobati bukan berarti menyembuhkan, yang menyembuhkan adalah Allah. Tapi kita melaksanakan perintah Allah dalam ikhtiar kita,” tambah Pengasuh.

Diakhir sambutan, Beliau berharap kepada Klinik Az Zainiyah untuk lebih memaksimalkan pelayanan kesehatannya kepada khalayak umum khususnya para santri Pondok Pesantren Nurul Jadid. (qz/ahmad)

KH. Zuhri Zaini Berpita Merah Putih

Menyambut HSN 2017, Ini Pesan KH. Moh. Zuhri Zaini

nuruljadid.net – Menyambut hari santri nasional pada 22 Oktober 2017 ini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini mengingatkan agar santri tidak terjebak pada acara seremonial, tetapi bagaimana memberikan peran yang bermanfaat.

“Seremonial itu sebagai penggugah saja supaya kita semangat bekerja,” begitulah pesan Kiai Zuhri. Oleh karena itu, kita bersama pemerintah dan komunitas lain harus ikut terlibat melakukan pembangunan dalam segala aspek kehidupan terutama yang sesuai dengan kompetensi santri seperti dakwah dan pendidikan. Namun bukan berarti melupakan bidang kebudayaan, ekonomi dan politik.

“Kalau dalam bidang pendidikan saya kira pesantren sejak dulu berkontribusi pada masyarakat, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Tentu peran ini akan berdampak pada bidang ekonomi.” tambah Kiai low-profil ini.

Namun peran yang tidak kalah pentingnya, jelas Kiai Zuhri, adalah mempertahankan kemerdekaan, menjaga keutuhan bangsa sebagaimana kiai dan santrinya dahulu kala. Islam rahmatana lil alamin atau yang dikatakan sekarang Islam Nusantara itu harus dikembangkan.

“Karena kita sekarang menghadapi penetrasi paham-paham yang tidak sesuai dengan budaya bangsa kita. Sekalipun mereka mengatasnamakan Islam tapi dari sisi prilaku mereka tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya.” Ungkap Kiai Zuhri.

Sehingga santri sebagai orang-orang yang mewarisi peran ulama dan nabi tidak boleh berpikir dan membekali ilmu untuk kepentingan sendiri dan keluarganya, melainkan juga harus berpikir untuk masyarakat, umat dan bangsa.

“Santri tidak harus jadi kiai ataupun jadi ustad. Jadi apa saja yang penting bermanfaat untuk umat, bangsa dan negara. Untuk bisa berperan lebih baik, santri jangan berhenti belajar, jangan hanya beramal tapi juga belajar.” Pungkas Kiai Zuhri Zaini.(Rizky)

 

 

KH. Moh. Zuhri Zaini : Waqafkan dan Abdikan Diri Anda untuk Al Qur’an

nuruljadid.net – Mempelajari ilmu agama tidaklah mudah, tidak cukup hanya berakal saja, namun belajar agama harus memiliki guru sebab ilmu agama itu lebih banyak mengarah kepada yang ghoib. Oleh karena itu, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini memberikan tausiyah pada kegiatan Studium General PPIQ Nurul Jadid.

“Bersyukurlah saudara saudara sekalian, karena saudara adalah orang orang pilihan Allah  (tentara Allah) yang memiliki tugas untuk menjaga dan memelihara Al Qur’an yang telah dijamin keasliaannya oleh Allah SWT” dawuh beliau diawal tausiyahnya.

Semua santri di Nurul Jadid bisa dan mampu belajar Al Qur’an, namun perbedaan antara peserta didik PPIQ dengan santri lainnya adalah mampu mempelajari, mendalami dan menghafal Al Qur’an secara intensif. Hal itu merupakan hal plus bagi peserta didik PPIQ.

Mempelajari Al Qur’an merupakan suatu kemuliaan. Karena Al Qur’an merupakan pintu dari semua ilmu yang ada pada saat ini. Dijaman sekrang, perkembangan IT sangat pesat. Dan IT sangat laris dimanapun kita berada. Karena IT disebut sebagai sumber ilmu. Siapa yang menguasai informasi, maka dia akan menguasai dunia. Tapi sayang, IT hanya mampu memberikan informasi dunia saja.

Al Qur’an yang merupakan sumber dari sumber ilmu yang ada mengandung beberapa pernyataan yang bisa dibenarkan secara ilmiah dalam bidang ilmu. Salah satu contohnya adalah dalam bidang biologi, fisika dan lain sebagainya.

“Al Qur’an adalah sesuatu yang mulia, karena itu muliakanlah kandungan Al Qur’an dan muliakanlah diri kita dengan mengikuti ajaran Al Qur’an” dawuh Pengasuh ke IV Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Waqafkan dan abdikan diri anda untuk Al Qur’an. Banyak bonus yang akan Allah berikan kepada orang yang menghafalkan Al Qur’an dengan ikhlas. Dan Allah juga akan menjamin kelapangan hidup bagi orang yang menghafalnya” tambah beliau memotivasi peserta didik PPIQ untuk belajar dan menghafal Al Qur’an. (QZ)