Pos

Santri Ma’had Aly Nurul Jadid Raih Juara MQK Tingkat Provinsi

berita.nuruljadid.net – Santri Ma’had Aly Pondok Pesantren Nurul Jadid berhasil meraih juara di ajang Musabaqoh Qiratil Kutub (MQK) tingkat Provinsi Jawa Timur pada Ahad (08/09/24) yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Nurul Qarnain, Jember.

Dalam kompetisi yang bergengsi ini, Dina Kamiliyah, santri dari Ma’had Aly Nurul Jadid, menyabet juara ketiga dari jajaran lima terbaik antara sekian banyak peserta yang ikut berpartisipasi dalam ajang perlombaan ini.

“Total ada sebanyak 54 peserta delegasi dari pesantren se-Jawa Timur yang berkompetisi dalam ajang tersebut. Alhamdulillah Dina berhasil menjadi salah satu juaranya,” ungkap Pendamping Lomba Ma’had Aly Nurul Jadid Mustain Romli saat diwawancarai oleh Tim Nurul Jadid Media.

Menurut Mustain, kompetisi tersebut merupakan bagian dari Festival MQKNQ tingkat provinsi yang diadakan setiap tahunnya bagi para santri untuk berkompetisi dan mengasah kemampuan membaca serta memahami kitab kuning.

“Festival ini dianggap sangat penting, karena tidak hanya menjadi wadah bagi santri untuk mengukur kemampuan akademik mereka, tetapi juga sebagai sarana memperkuat pemahaman terhadap tradisi keilmuan Islam,” terangnya.

Proses seleksi, lanjut Mustain, dilakukan dalam satu sesi penjurian yang ketat, di mana para peserta merupakan perwakilan dari berbagai pondok pesantren di Jawa Timur disaring melalui penilaian yang kompetitif.

“Mereka dinilai berdasarkan kemampuan membaca dan menjelaskan kitab kuning secara fasih dan mendalam. Dari puluhan peserta yang mengikuti kompetisi ini, akhirnya dipilih lima peserta terbaik untuk menerima penghargaan,” jelas Asatidz Ma’had Aly Nurul Jadid tersebut.

Keberhasilan Dina Kamiliyah dalam meraih juara ketiga ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Ma’had Aly Nurul Jadid. Prestasi ini tidak hanya menunjukkan kemampuan individu santri, tetapi juga mencerminkan kualitas pendidikan di pesantren, yang terus berkomitmen melahirkan santri-santri berprestasi di bidang keilmuan Islam.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Festival Nahwu Shorrof Hiasi Kegiatan Pra Haul Masyayikh dan Harlah ke-75

nuruljadid.net – Berbagai macam kegiatan digelar untuk menyambut Haul Masyayikh dan Harlah ke-75 Pondok Pesantren Nurul Jadid. Acara yang di sebut pra-harlah ini didesain sebagai wadah ekspresi santri di dalam menunjukkan skill dan kemampuannya, dan momentum mengembangkan kreatifitas santri. Hal ini dijadikan kesempatan oleh Ma’had Aly Nurul Jadid untuk mengadakan lomba nahwu dan shorrof. Sabtu (04/02/24).

Kesuksesan Festival Nahwu Shorof 2024 menjadi momentum berharga untuk memupuk semangat belajar dan meningkatkan pemahaman terhadap ilmu nahwu di kalangan peserta dan masyarakat di sekitar pesantren.

“Festival nahwu dan shorrof ini bertujuan untuk merayakan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya ilmu gramatikal arab. Kitab kuning itu tidak akan dapat di baca dengan sempurna bila tidak memahami ilmu gramatikal arab,” kata Gus Hilman Zidny Romzi saat memberikan sambutan.

Hal senada diungkapkan Ainol Yaqin, ketua panitia Festival Nahwu Shorof bahwa makna mendalam acara ini untuk mengingat bahwa ilmu Nahwu adalah pondasi utama dalam mempelajari kitab gundul .

“Pentingnya ilmu ini tertuang dalam kitab imrithi bahwa ilmu nahwu menjadi dasar utama karena tanpa pemahaman Nahwu, kita tak akan mampu meresapi makna Al-Quran dan Hadis,” tegasnya.

Usai pembukaan, rangkaian acara dilanjutkan dengan talkshow Nahwu Shorof. Ustaz Qusyairi Ismail, sebagai pemateri, membahas metode Al-Miftah Sidogiri. Acara dipandu oleh Ustaz Alfin Haidar Ali.

Selanjutnya, Qusyairi Ismail menyampaikan, sebenarnya metode pembelajaran nahwu shorof banyak berkembang di Indonesia.

“Namun secara genealogi keilmuan,” ujarnya saat menjadi moderator sebagai pengantar talkshow.

Dengan suasana penuh semangat dan keceriaan, peserta festival menyimak penjelasan Ustaz Qusyairi Ismail tentang aplikasi ilmu Nahwu dalam kehidupan sehari-hari.

“Kesuksesan Festival Nahwu Shorof 2024 menjadi momentum berharga untuk memupuk semangat belajar dan meningkatkan pemahaman terhadap ilmu Nahwu di kalangan peserta dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren Nurul Jadid,” tegasnnya.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi

Editor: Ponirin Mika

Ma’had Aly Nurul Jadid Paiton Gelar Pengajian Kitab Tafsir bil Imla’ Karya Kiai Zaini Mun’im

nuruljadid.net – Pada Selasa (28/11), Ma’had Aly Nurul Jadid menggelar Pengajian Perdana Tafsir bil Imla’ Karya Alm. K.H. Zaini Abd. Mun’im, pendiri dan pengasuh pertama Pondok Pesantren Nurul Jadid. Kegiatan ini dilaksanakan di kantor Media Center Ma’had Aly Nurul Jadid pada pukul 08.30 – 09.30.

Pengampu pengajian ini adalah K. Muhammad al-Fayyadl, M.Phil. selaku Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid. Pada pertemuan perdana tersebut, pengajian diselenggarakan secara tertutup. Dalam artian, pengajian ini tidak memfasilitasi para santri mengaji secara offline. Kegiatan ini memang sengaja dikhususkan secara online saja.

“Hanya saja, pengajian Tafsir bil Imla’ insyaallah akan diselenggarakan di rumah K. Muhammad al-Fayyadl, M.Phil, yang akan menerima beberapa santri untuk mengaji secara langsung,” terang Alfin Haidar Ali selaku koordinator Media Center.

Kegiatan ini kemudian disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Ma’had Aly Nurul Jadid. Informasi lebih lanjut terkait penerimaan santri mengaji secara offline akan diumumkan melalui media sosial resmi Ma’had Aly Nurul Jadid.

Selain itu, tujuan diadakannya pengajian ini adalah untuk mengkaji, merawat dan menjaga peninggalan karya Kiai Zaini Abd. Mun’im.

“Pengajian ini diadakan berdasarkan inisiatif K. Muhammad al-Fayyadl, M.Phil., untuk mengkaji dan menjaga warisan/karya peninggalan Kiai Zaini Abd. Mun’im,” ungkap sosok yang akrab disapa dengan Gus Fayyadl tersebut.

Proses pengajian berlangsung sekitar 45 menit, diikuti dengan sesi tanya jawab selama 15 menit terakhir. Bagi peserta daring, mereka dapat mengajukan pertanyaan melalui kolom komentar YouTube, yang akan dijawab langsung oleh K. Muhammad al-Fayyadl.

Tim media center beberapa kali menerima pertanyaan terkait ketersediaan kitab Tafsir bil Imla’ karya Kiai Zaini, namun memang Ma’had Aly Nurul Jadid untuk saat ini belum menyediakan kitab ini secara resmi.

Pengajian Tafsir bil Imla’ ini diharapkan menjadi wahana pembelajaran dan pengamalan ilmu agama secara lebih menyeluruh bagi seluruh peserta, baik yang mengikuti secara daring maupun luring.

Sumber : website Ma’had Aly Nurul Jadid

(Humas Infokom)

Ketua Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (Amali) K.H. Nur Hannan Lc Apresiasi Muktamar Pemikiran Mahasantri Nusantara

nuruljadid.net – Ma’had Aly Pondok Pesantren Nurul Jadid perdana menjadi tuan rumah kegiatan Muktamar Pemikiran Mahasantri se Indonesia yang dihelat selama tiga hari sejak Jum’at, 10 sampai 12 Februari 2023 di Aula I pesantren. Acara ini dihadiri langsung oleh mudir Ma’had Aly Nurul Jadid Gus Muhammad Al-Fayyadl lulusan S2 filsafat di Perancis.

“Diadakannya acara Muktamar Pemikiran Mahasantri se Indonesia dalam rangka menyambut satu abad lahirnya Nahdlatul Ulama dan juga Haul dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid yang ke-74. Selain itu, juga sebagai ajang silaturrahmi kita sesama Mahasantri,” papar ketua panitia.

Pada acara pembukaan turut hadir selain mudir Ma’had Aly Nurul Jadid, ketua Amali (Asosiasi Ma’had Aly Indonesia) K.H. Nur Hannan, LC, M.Hi secara virtual melalui zoom meeting, tamu undangan dan peserta muktamar dari berbagai daerah di Indonesia.

(Ketua Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (Amali) K.H. Nur Hannan saat memberikan sambutan secara virtual melalui zoom meeting)

“Hadirnya Ma’had Aly sebagai lembaga pendidikan tinggi pesantren tentu diharapkan mampu dan memiliki peran untuk mencetak kader kiai dan ulama’ yang mempunyai daya saing serta memiliki kompetensi terutama dalam menghadapi persaingan global,” tutur beliau.

K.H. Nur Hannan dalam sambutannya juga menjelaskan terkait pentingnya literasi yakni membaca dan menulis bagi semua kalangan termasuk peserta dan undangan yang hadir ketika itu. Selain itu, beliau juga berharap adanya kegiatan serupa terus digalakkan.

“Saya berharap Ma’had Aly yang lain yang ada di Indonesia ini juga dapat menyelenggarakan kegiatan-kegiatan semacam ini dalam rangka meningkatkan budaya literasi kepada mahasantri Ma’had Aly,” pinta K.H. Nur Hannan.

Sebelum mengakhiri sambutannya, kiai Nur Hannan meminta maaf kepada keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid karena tidak bisa hadir secara langsung ke tempat acara.

“Mohon Maaf saya tidak bisa hadir secara langsung di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Sehingga malam hari ini saya hanya bisa menyampaikan sambutan saya melalui link zoom ini. Mudah-mudahan tidak mengurangi rasa ta’dzim kami kepada para Ulama, Kyai, Pengasuh, dan Keluarga Besar Pesantren Nurul Jadid,” pungkas ketua Amali tersebut.

(Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid Kiai Muhammad Al-Fayyadl saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Muktamar Pemikiran Mahasantri se Indonesia)

Sementara itu, mudir Ma’had Aly K. Muhammad Al-Fayadl sedikit menambahkan penjelasan terkait urgensitas literasi. Kemudian beliau berharap melalui kegiatan ini mampu memunculkan pemikiran santri Ma’had Aly yang progresif dan positif.

“Harapannya muktamar ini bisa merangsang, mendorong munculnya pemikiran-pemikiran dari teman-teman santri Ma’had Aly,” harapan beliau.

Insyaallah, kiai Fayyadl mengutarakan, jikalau dari mahasantri ada kontribusi, maka beliau yakin akan mampu mewarnai pemikiran kaum santri secara umum. Kalau kaum santri berkontribusi, maka akan mewarnai pemikiran umat Islam. Jikalau umat Islam berkontribusi, maka akan mampu mewarnai pemikiran-pemikiran di dunia ini.

“Munculkan perdebatan-perdebatan ilmiah. Jangan menyerang pribadi, jangan menyerang sentimen atau ormas apapun. Dan munculkan kritik-kritik sepanjang itu didalam koridor ilmiah. Saya harap ini menjadi forum yang kondusif dan memberikan manfaat,” pesan K. Fayyadl kepada peserta muktamar.

Selanjutnya, Acara pun dibuka secara simbolis oleh kiai Muhammad Al-Fayyadl dengan menabuh gong sebanyak 3 kali yang kemudian seremonial diakhiri dengan doa.

Peserta secara terjadwal akan aktif berdiskusi pada sesi diskusi panel dan mempresentasikan karya ilmiahnya yang telah ditentukan dan disetorkan kepada panitia sebelumnya. Tidak hanya itu, dalam muktamar ini peserta juga berpartisipasi dalam kajian dan seminar ilmiah pemikiran mahasantri tentang isu kekinian.

Narasumber yang ikut mengisi acara ini diantaranya Gus Miftahus Surur (mursyid Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo), ustaz Salman Faris (alumnus Ma’had Aly Nurul Jadid), Gus Kholil Kholili (anggota LBM PBNU), dan ustaz Ahmad Zarkasy (mursyid Ma’had Aly Nurul Jadid).

 

(Humas Infokom)

Mengenal Lebih Dekat Metode Nubdzatul Bayan, PP. Nurul Ulum Studi Tiru ke Ma’had Aly Nurul Jadid

nuruljadid.net – Ma’had Aly Nurul Jadid menerima kunjungan metode pembelajaran nahwu shorof dari Pondok Pesantren Nurul Ulum Bondowoso di Mushollah Wilayah Al-Amiri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton selama tiga hari, yaitu hari Selasa sampai dengan hari Kamis (27-29/12).

Ustaz Hibatullah selaku idaroh ‘ammah Pondok Pesantren Nurul Ulum Bondowoso menyampaikan tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mengetahui sistem pengelolaan pendidikan di marhalah tamhidiyah dalam memaknai metode nubdzatul bayan yang dinilai telah berjalan dengan baik.

“Kami mendengar bahwa Ma’had Aly Nurul Jadid mengelola metode nubdzatul bayan di marhalah tamhidiyahnya sehingga kami mohon diperkenankan untuk bisa mendapat ilmu, mengaji bersama, dan arahannya terutama dalam pengelolaan metode tersebut,” tutur beliau.

Lebih lanjut Ustaz Hibatullah mengungkapkan marhalah tamhidiyah di Pondok Pesantren Nurul Ulum Bondowoso merupakan lembaga baru yang juga memakai metode nubdzatul bayan dalam masa pembinaan mahasantri selama satu tahun di marhalah tamhidiyah sebelum naik ke tingkatan Ma’had Aly.

Oleh karenanya, pelaksanaan studi tiru di Ma’had Aly Nurul Jadid ini menurut Ustaz Hibatullah merupakan salah satu upaya Pondok Pesantren Nurul Ulum Bondowoso untuk terus meningkatkan pengelolaan Pendidikan, utamanya pengelolaan marhalah tamhidiyah dengan metode nubdzatul bayan.

(Potret seluruh peserta rombongan Pondok Pesantren Nurul Ulum Bondowoso tengah mengikuti sesi seremonial studi tiru di Mushollah Wilayah Al-Amiri)

Sementara itu, bagian akademik Ma’had Aly Nurul Jadid Ustaz Anshori mengungkapkan bahwa mekanisme dalam studi tiru ini, para santri dari Pondok Pesantren Nurul Ulum Bondowoso akan mengikuti kegiatan Ma’had Aly seperti pada umumnya, seperti pengajian kitab pagi, sore, dan kegiatan asrama.

“Mekanisme tersebut bertujuan agar penyerapan metode pendidikan dan lingkungan yang ada di Ma’had Aly Nurul Jadid harapannya bisa terserap dengan maksimal dan bisa diimplementasikan dalam metode pembelajaran mereka,” ungkap beliau.

Disamping itu, beliau juga menjelaskan tujuan lain dan yang lebih utama dari studi tiru ini adalah memperkuat tali silaturrahmi antara Pondok Pesantren Nurul Ulum Bondowoso dengan Ma’had Aly Pondok Pesantren Nurul Jadid yang sebelumnya sudah pernah sambung relasi.

Tercatat sebanyak 37 orang rombongan santri yang turut berpartisipasi dalam studi tiru ini bersama Ustaz Faizin sebagai pimpinan rombongan sekaligus jajaran pengasuh di Pondok Pesantren Nurul Ulum, beliau juga merupakan alumni Ma’had Aly Nurul Jadid. Turut mendampingi diantaranya Ustaz Baqi Badawi, Ustaz Ilyas dan Ustaz Hamdani.

Sebanyak 37 santri menetap di Ma’had Aly Nurul Jadid selama program studi tiru berlangsung. Terdapat 17 santri putra ditempatkan di kantor wilayah, sedangkan 20 santri sisanya merupakan santri putri yang ditempatkan di aula lantai tiga Wilayah Al-Lathifiyah. Seluruh peserta studi tiru sangat antusias mengikuti kegiatan dan saling sharing dengan mahasantri Ma’had Aly Nurul Jadid.

(Humas Infokom)

Tingkatkan Mutu dan Kualitas Media, Ma’had Aly Nurul Jadid Gelar Sekolah Media

nuruljadid.net – Sambut tahun 2023 dengan kegiatan positif dan baik, Ma’had Aly Nurul Jadid melakukan upgrading kualitas atau mutu media dengan mengadakan Sekolah Media setiap Jumat Pagi sejak tanggal 31 Desember 2022 sampai dengan 03 Februari 2023.

Kegiatan yang berpusat di Mushallah Wilayah Al-Amiri ini mendatangkan berbagai narasumber yang expert dalam bidangnya masing-masing. Salah satu narasumbernya dan juga hadir pada sesi pematerian hari pertama adalah Penulis Nasional dan Mursyid (Dosen) Ma’had Aly Nurul Jadid Ustaz Ahmad Husain Fahasbu dengan materi Menulis Artikel Keislaman.

Koordinator Media Center Ma’had Aly Nurul Jadid Ustaz Qusyairi menyampaikan bahwa Sekolah Media ini wajib diikuti oleh seluruh insan media yang berada di bawah naungan Media Center Ma’had Aly, diantaranya Kru Koran Al-Amiri Pos, Kru Majalah Kamal, dan Kru Media Online.

“Khusus mereka wajib mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Disamping itu, santri lainnya juga diperkenankan belajar bersama dalam kegiatan ini,” tambah Ustaz Qoyyim.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia Sekolah Media Ustaz Ahmad Hirzan Anwari mengungkapkan bahwa, pematerian hari pertama ini seharusnya tentang materi Teknik Dasar Menulis Berita, namun dikarenakan pemateri pertama ada udzur maka harus di-rolling dengan materi Menulis Artikel Keislaman.

“Kebetulan Ustaz Husain bulan Januari mau ke Jember, sehingga yang rencana awal ia mengisi bulan Januari nanti maka pematerian Ust. Husain dimajukan, mengingat kosongnya pemateri pertama dan ia akan pergi ke Jember,” ujarnya dilansir dari laman website berita Ma’had Aly Nurul Jadid mahadaly-nuruljadid.ac.id.

Para kru media menyambut baik inisiatif Sekolah Media ini. Mereka tampak antusias mendengarkan dan menyimak pematerian dari Ustaz Husain, tak terasa bahkan waktu yang telah dijadwalkan di awal harus selesai pukul 11.00 WIB, malah lebih dari yang telah ditentukan.

(Humas Infokom)

BEMs Ma’had Aly Pertahankan Tradisi Kitab Turats, Rutin Adakan Musyawarah Kutubiyah

nuruljadid.net – BEMs Ma’had Aly Nurul Jadid kembali aktif adakan Musyawarah Kutubiyah di setiap bulan. Pasalnya kegiatan ini sempat vakum selama Pandemi COVID-19 kemarin, dan sekarang sudah kali ke-8 mereka menggelar kegiatan ini, pelaksanannya tepat pada hari Kamis (9/12) malam bertempat di Mushola Wilayah Al-Amiri (J).

Musyawarah Kutubiyah yang sering dikenal dengan nama Bahtsul Masail ini bekerja sama dengan salah satu organisasi di wilayah tersebut, yaitu An-Nawawi Center. Kegiatan ini wajib diikuti oleh mahasantri semester satu hingga delapan sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan oleh panitia

Menyoal acara, perhelatan ke-8 ini dimulai sekitar pukul 20.30 waktu setempat. Adapun moderator dalam acara kali ini adalah Imam Thobronim, dan Lutfillah sebagai notulen. Keduanya merupakan mahasantri (julukan mahasiswa Ma’had Aly Nurul Jadid) semester akhir. Sedangkan perumusnya adalah Ustaz Abdus Shomad dan Ustaz Ubaidillah, adapun Ustaz Zarkasy ambil peran sebagai mushohih.

 (Potret peserta Musyawarah Kutubiyah tengah fokus mengikuti kajian dan mencari sumber menjawab permasalahan dari topik yang tersedia)

Dalam acara tersebut, panitia mengangkat topik pembahasan terkait hukum melunasi hutang-hutang khamr bagi seseorang yang dulunya terkenal sebagai Penyakit Masyarakat (PEKAT). Acara berjalan seru dan menarik. Para musyawirin beradu argumen sesuai dengan keterangan-keterangan yang ada di dalam kitab-kitab fikih.

Sekitar pukul 23.15 WIB acara usai. Setelah sesi tashih oleh bagian mushohhih, acara kemudian dilanjut dengan sesi foto bersama sebagai dokumentasi kegiatan. Mushohhih, perumus, moderator, notulen dan sebagian mahasantri kemudian berkumpul di kantor Ma’had Aly untuk menentukan hasil keputusan Musyawarah Kutubiyah ke 8.

Adapun hasil keputusan Bahtsul Masail Musyawarah Kutubiyah ke-8 bisa dilihat melalui link berikut (unduh disini).

(Humas Infokom)

Jelang Harlah ke-74 Nurul Jadid dan Sambut 1 Abad NU, Mahad Aly Nurul Jadid Buka Call for Paper Muktamar Pemikiran Mahasantri 2023

nuruljadid.net- Jelang Satu Abad NU dan Harlah Nurul Jadid, Mahad Aly Nurul Jadid Buka Call for Paper Muktamar Pemikiran Mahasantri 2023

Dalam rangka memperingati satu abad Nahdlatul Ulama (NU) serta haul dan hari lahir (harlah) Pondok Pesantren Nurul Jadid, Ma’had Aly Nurul Jadid melalui Badan Eksekutif Mahasantri (BEMs) buka call for paper muktamar pemikiran mahasantri 2023. Kegiatan muktamar ini mengusung tema “Kontribusi Pemikiran Mahasantri Dalam al-Ulum ad-Diniyah as-Syar’iyyah (Ilmu Keislaman) di Indonesia”.

Muktamar ini insyaallah akan digelar di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton – Probolinggo, Jawa Timur pada tanggal 10-12 Februari 2023.

Pada gelaran muktamar ini, panitia tidak memberikan sub-tema. Hanya saja, Para mahasantri diundang menulis dan menyampaikan presentasi sesuai bidang takhossus masing-masing ma’had aly.

Menurut ketua panitia muktamar Sairofi, tujuan muktamar ini adalah untuk menguatkan dan menyemarakkan peringatan satu abad Nahdlatul Ulama (NU) serta haul dan harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid melalui dunia literasi karya tulis ilmiah dan diskusi pemikiran antar mahasantri di masing-masing ma’had aly.

“Selain karena usulan langsung dari mudir ma’had aly, acara ini diadakan dalam rangka memperingati satu abad NU dan harlah ponpes Nurul Jadid dengan cara menggali pemikiran, gagasan yang dituangkan dalam naskah ilmiah dan saling berdiskusi antar mahasantri sesuai takhossus masing-masing ma’had aly,” terang Sairofi, Sabtu (17/12) di Ma’had Aly Nurul Jadid.

Sasaran kegiatan ini adalah para mahasantri ma’had aly seluruh Indonesia. Panitia setidaknya telah menggandeng 13 media untuk bergabung menjadi media partner, yakni Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (Amali), Dema Mahasantri Indonesia (dema Amali), Ibidism (komunitas literasi mahasantri Indonesia), Aswaja dewata, Nu.Online Jatim, Iqra.id, Islami.co, alif.id, Kementerian Agama, bincangsyariah, beritabaru.co, Thoriqotuna dan NU.Online.

“Kegiatan ini terbagi dalam empat bentuk, yakni call for paper, panel session, seminar nasional dan masa keakraban (makrab). Kegiatan call for paper merupakan kegiatan menulis dan seleksi naskah ilmiah. Sedangkan panel session akan disampaikan oleh peserta call for paper terpilih yang telah diseleksi oleh tim ahli dari pihak panitia,” jelasnya.

Sedangkan sesi ke tiga adalah seminar nasional yang akan rencananya akan disampaikan oleh beberapa narasumber konsentrasi di dunia kitab kuning dan kajian ilmiah.

“Sesi ke empat adalah makrab, yakni sesi silaturahmi dan saling mengenal antar mahasantri peserta muktamar pemikiran mahasantri perdana yang diadakan oleh ma’had aly,” imbuhnya.

Call for papers dibuka sejak tanggal 17 Desember 2022 sampai 17 Januari 2023. Pengumuman peserta yang presentasi dan mendapat undangan hadir di acara ini pada tanggal 03 Februari 2023 dan pelaksanaan acara pada tanggal 10-12 Februari 2023.

Untuk informasi lengkap tentang syarat, ketentuan, petunjuk teknis dan pengumuman lainnya,  para peserta dapat mengunduhnya di link https://bio.link/badaneks. Untuk contact person, bisa menghubungi via WA nomer : 085297066511.

(Humas Infokom)

Niat Dirikan Lembaga Pendidikan, LP Ma’arif NU Palaran Kaltim Kunjungan Studi ke Ma’had Aly Nurul Jadid

nuruljadid.net – Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur mengadakan kunjungan studi tiru ke Ma’had Aly Pondok Pesantren Nurul Jadid. Acara digelar dengan format dialog interaktif dimulai pukul 20.00 WIB bertempat di Kantor Ma’had Aly, Selasa malam (20/12/22).

Sepuluh orang pengurus LP Ma’arif NU ini datang menggunakan transportasi udara dari Kalimantan Timur menuju Juanda International Airport Surabaya dan menyewa transport darat menuju Paiton. Kedatangan rombongan disambut langsung oleh wakil Mudir ustaz Suliyanto dan jajaran pengurus Ma’ahad Aly Nurul Jadid.

Ustaz Suli memulai sambutannya dengan sejarah dan perkembangan Ma’had Aly. Berawal tahun 2000 dengan program dakwah oleh pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini, kemudian dilanjutkan oleh alm. KH. Moh. Romzi Al-Amiri Mannan sejak tahun 2009 sampai dengan 2020. “Ma’had Aly Nurul Jadid memiliki takhasus yaitu Fikih dan Ushul Fikih menyesuaikan kebutuhan pesantren dan masyarakat,” tutur ustaz Suliyanto.

(Ketua rombongan LP Maarif NU Palaran Kota Samarinta, Kalimantan Timur ustaz Soltan tengah menyampaikan sambutannya pada kunjungan studi ke Ma’had Aly Nurul Jadid)

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan ketua rombongan LP Maarif Palaran ustaz Soltan. Ia mengungkapkan rasa terimakasihnya atas sambutan yang baik dan mengapresiasi pendidikan Ma’had Aly Nurul Jadid yang kualitasnya tidak kalah dengan pesantren besar lainnya.

“saya baru mengetahui terdapat pendidikan Mahad Aly di Nurul Jadid yang kualitasnya tidak kalah dengan pesantren besar, ternyata di Probolinggo ada pesantren yang besar dan bagus,” tutur ketua rombongan ustaz Soltan.

Penjelasan lebih detail tentang maksud dan tujuan kunjungan dan studi tiru itu disampaikan oleh bagian pendidikan LP Maarif NU Palaran ustaz Moh. Mohtar. “kami mengadakan kunjungan studi tiru ini, karena kami bercita-cita mendirikan lembaga pendidikan sebagai wadah pengabdian dan perjuangan dakwah anak-anak kami ketika nanti pulang dari mondok” tutur kepala bagian pendidikan yang juga sekaligus wali mahasantri Mahad Aly Nurul Jadid itu.

(Ketua rombongan LP Maarif NU Palaran Kota Samarinta, Kalimantan Timur ustaz Soltan tengah menyerahkan cinderamata kepada ustaz Suliyanto wakil Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid)

Harapannya, ketika LP Maarif NU Palaran berhasil mendirikan lembaga pendidikan berasrama, maka harapan besar ke depan bisa bekerjasama untuk mengirimkan guru tugas atau magang di lembaga pendidikan yang mereka bangun.

Dialog interaktif dilanjutkan dengan pemaparan kegiatan asrama dan kurikulum Ma’had Aly yang sesekali direspon dengan pertanyaan oleh peserta rombongan kunjungan studi banding. Suasana hangat dan akrab terjalin begitu intens sepanjang forum berlangsung.

Kasubbag Protokoler Ady Azhari memberikan keterangan bahwa kunjungan ini adalah murni untuk silaturrahim ke Nurul Jadid dan belajar untuk menggali informasi terkait pendirian lembaga pendidikan yang khusus keagamaan.

“Jadi kunjungan LP Maarif NU Palaran Kota Samarinda Kaltim ini memang menyampaikan kepada pihak kami, mau belajar tentang pendirian lembaga pendidikan khusus keagamaan sehingga memilih Program Keagmaan MANJ dan Ma’ahad Aly, pihak mereka juga tidak meminta penyambutan yang terlalu formal karena salah satu peserta rombongan adalah wali santri Nurul Jadid” terang pak Ady yang tengah menjalankan tugas pendampingan tamu.

(Rombongan LP Maarif NU Palaran Kota Samarinta, Kalimantan Timur berfoto bersama pengurus Ma’had Aly Nurul Jadid)

Setelah acara dialog dan diskusi berakhir sampai sekitar pukul 21.45 WIB, kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata dan foto bersama sebelum akhirnya acara ramah tamah digelar sekaligus makan malam di kediaman pemangku Ny. Hj. Latifah Wafi.

 

 

(Humas Infokom)

Sambut Milad Ke 22, Ma’had Aly Nurul Jadid Gelar Lomba Esai Se-Indonesia

nuruljadid.net – Dalam rangka memperingati Milad ke-22, Ma’had Aly Nurul Jadid Paiton Probolinggo mengadakan lomba menulis esai se-Indonesia. Tema yang diangkat pada event kali ini adalah “Cerita Mahasantri”.

Ajang perlombaan tersebut sebagai wadah kreativitas mahasantri aktif se-Indonesia. Pasalnya, selain untuk memeriahkan milad yang ke 22, kegiatan ini juga untuk menyambung tali silaturrahim antar mahasantri se-Indonesia. Ketua panitia Zillul ‘Ain, mengungkapkan bahwa lomba menulis esai ini diadakan untuk menyemarakkan peringatan hari lahir Ma’had Aly Nurul Jadid yang sudah mencapai usia ke dua puluh dua tahun.

“Meski usianya mencapai dua puluh dua tahun, baru kali ini kami mengadakan lomba menulis esai yang diadakan oleh Media Center Ma’had Aly Nurul Jadid,” ungkap mahasantri asal pulau Lombok, NTB tersebut.

Kegiatan lomba esai ini dilaksanakan secara virtual dan individual. Para peserta merupakan mahasantri di seluruh Indonesia. Tidak ada batasan jumlah peserta atau delegasi dari setiap Ma’had Aly di Nusantara. Kriteria dalam pengumpulan karya tersebut bersifat original (asli) tidak boleh menggunakan karya yang telah disertakan dalam lomba apapun serta tidak pernah dipublikasi di media manapun.

(Pamflet Lomba tulis Esai Dalam Rangka Memeriahkan Milad Ma’had Aly Nurul Jadid Ke- 22)

Dalam pamflet tersebut terdapat aturan untuk penulisan esainya yakni 1000 sampai 2000 kata dengan menggunakan kertas A4, font yang digunakan Times New Roman dengan ukuran font 12pt. Pendaftaran sekaligus pengiriman karya dimulai sejak tanggal 25 Agustus 2022 hingga 20 Oktober 2022.

Penjurian lomba esai dimulai sejak tanggal 21 Oktober hingga 25 Oktober. Pemenang lomba menulis esai ini akan diumumkan pada tanggal 30 Oktober 2022 melalui website dan akun Instagram  resmi Ma’had Aly Nurul Jadid. Penghargaan pemenang lomba menulis esai tersebut berupa sertifikat, uang pembinaan, dan buku. Untuk 30 tulisan terbaik akan dibukukan dan para esaisakan mendapatkan buku kompilasi karya 30 esai tersebut.

Untuk narahubung bagi mahasantri peserta yang memiliki pertanyaan seputar lomba, telah disediakan di pamflet nomor narabuhung panitia pelaksana. Adapun petunjuk teknis dan link pengiriman karya tulis bisa di akses tautan berkut.

Link : https://drive.google.com/file/d/1p0vTpPX6TkxE1cGuVYDAmP0yYTTW5l7Y/view

 

(Humas Infokom)

Selamat! Ma’had Aly Nurul Jadid Sukses Wisuda Puluhan Kader Ahli Fiqh ke-VIII

nuruljadid.net – Ma’had Aly Nurul Jadid kembali mewisuda mahasantrinya yang telah menuntaskan jenjang pedidikan khusus konsentrasi ilmu fiqh ke VIII. Kegiatan wisuda kali ini dilaksanakan secara hybrid dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Wisuda ini digelar selama dua hari, mulai hari Sabtu sampai dengan Minggu, 27-28 Maret 2022 bertempat di Aula II Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Sebanyak 82 mahasantri putra dan putri Ma’had Aly Nurul Jadid yang diwisuda. Mereka dari berbagai program, untuk takhassus Mahad Aly 11 mahasantri putra dan 14 mahasantri putri, program Idadiyah 11 mahasantri putra dan 12 mahasantri putri. Sedangkan, untuk program Tamhidiyah sebanyak 20 mahasantri putra dan 15 mahasantri putri.

(Peserta wisudawan Ma’had Aly Nurul Jadid pada acara wisuda ke-8 Ma’had Aly Nurul Jadid di Aula 2 Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Peserta Wisuda Ma’had Aly ke-VIII ini merupakan mahasantri yang telah lulus ujian tahap satu maupun tahap dua dan dinyatakan layak untuk mengikuti wisuda tahun ini. Mereka merupakan santri tingkat Marhalah Tamhidiyah, Marhalah I’dadiyah, dan Marhalah Ma’had Aly. Turut hadir  sebagai peserta pada wisuda tahun ini ialah Orang Tua atau Wali dari santri dan mahasantri yang sedang menjalani prosesi wisuda.

Menyoal acara, prosesi Wisuda Ma’had Aly ke-VIII ini memiliki dua rangkaian kegiatan berbeda, pertama sesi demonstrasi yang digelar pada Sabtu, 26 Maret 2022. Pada sesi ini, setiap peserta wisuda wajib melakukan demonstrasi terkait materi yang telah dituntaskan disetiap program marhalahnya. Turut hadir sebagai penguji, tim penguji nubdatul bayan dari Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata Bata, Pamekasan, Madura.

(Orasi Ilmiah dari Dr. KH. Abdul A’ka Basir pada acara Wisuda ke-8 Ma’had Aly Nurul Jadid di Aula 2 Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Sesi kedua merupakan pengukuhan Wisudawan dan Wisudawati Ma’had Aly yang dilaksanakan pada Minggu, 27 Maret 2022. Terdapat beberapa rentetan kegiatan menarik di sesi kedua ini, selain pengukuhan, juga terdapat penobatan peserta wisuda terbaik, tugas akhir terbaik, dan wisudawan atau wisudawati terbaik di setiap marhalah, hingga sambutan oleh pengasuh dan Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid yang menyentuh dan mengandung pesan-pesan bermakna. Wisuda ini juga dimeriahkan dengan kegiatan orasi ilmiah yang diisi oleh Prof. Dr. KH. Abdul A’la Basir.

Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini menyampaikan bahwa substansi wisuda Ma’had Aly yang telah diadakan sebanyak delapan kali ini tidak hanya bernilai sebagai pengukuhan, akan tetapi juga merupakan ungkapan syukur kepada Allah SWT. atas keberhasilan Ma’had Aly dalam mendidik mahasantri dan santri-santrinya hingga berhasil belajar menuntaskan materi kurikulum yang telah ditetapkan.

(Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini saat memberikan tausyiah pada acara Wisuda ke-8 Ma’had Aly Nurul Jadid di Aula 2 Pondok Pesantren Nurul Jadid)

“Dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan Wisudawati yang telah menuntaskan studinya, bahwa ini merupakan suatu anugerah besar yang Allah berikan dan harus kita syukuri, sebab insyaallah kalau kita mensyukuri nikmat Allah, insyaallah nikmat itu tidak akan dicabut oleh Allah, melainkan ditambah,” dawuh beliau.

Beliau menambahi, harapannya seluruh mahasantri yang sudah diwisuda, selain tetap bersyukur atas anugerah yang Allah berikan, juga jangan sampai berhenti untuk belajar dan belajar.

“Karena dalam Islam itu, belajar tidak berhenti sampai kawin saja, jadi Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilal Lahdi itu sampai liang kubur, bukan sampai kawin. Meskipun nanti belajarnya tidak di lembaga formal, tapi belajar itu bisa dimana saja. Ada ungkapan, akan ada tempat belajar kalau kita belajar,” imbuh beliau saat menyampaikan sambutan di depan seluruh peserta wisuda.

Pada sambutan kedua, Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid K. Muhammad Fayyadl menyampaikan be

(Sambutan Mudir Kiai Muhammad Fayyadl pada acara Wisuda ke-8 Ma’had Aly Nurul Jadid di Aula 2 Pondok Pesantren Nurul Jadid)

berapa program dan kebijakan terbaru Ma’had Aly Nurul Jadid dalam menopang kurikulum pembelajaran santri dan mahasantri Ma’had Aly Nurul Jadid. Tak lupa, beliau juga menyampaikan pesan yang sering disampaikan oleh Alm. KH. Moh. Romzi Al-Amiri Mannan kepada santri dan mahasantri.

(Pengukuhan wisudawati oleh Ny. Hj. Latifah Wafi pada acara Wisuda ke-8 Ma’had Aly Nurul Jadid di Aula 2 Pondok Pesantren Nurul Jadid)

“Beliau sering berpesan kepada santri maupun mahasantri bahwa betapa pentingnya berkhidmah, pentingnya memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, dan beliau juga sangat mengingninkan agar para mahasantri dan juga santri menjadi orang-orang yang punya mental seperti para ulama’ dan para masyayikh, semoga harapan ini bisa tercapai, Aamiin,” pungkas beliau.

(Pemberian penghargaan kepada wisudawan terbaik oleh Gus Tomi pada acara Wisuda ke-8 Ma’had Aly Nurul Jadid di Aula 2 Pondok Pesantren Nurul Jadid)

 

(Humas Infokom)

Ny. Hj. Latifah Wafi: Faqih Hakiki adalah Faqih Ilmunya, Luhur Akhlaq dan Amaliahnya

nuruljadid.net – 26 Maret 2022, Mahad Aly Nurul Jadid menggelar demonstrasi kitab kuning untuk mahasantrinya sebelum diwisuda esok harinya. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Wisuda ke-8 yang sebelumnya dilaksanakan uji kelayakan berdasarkan jenis masing-masing program. Acara ini bertempat di Aula II Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Dalam sambutannya pemangku wilayah Al-Lathifiyah Ny. Hj. Latifah Wafi menyampaikan bahwa terselenggarakannya acara ini merupakan anugerah sangat besar dari Allah SWT.

“ini merupakan anugerah yang sangat besar dari Allah atas keberlangsungannya program Mahad Aly sampai hari ini yang akhirnya terselenggara Wisuda ke-VIII sepeninggal almarhum almaghfurlah KH. Moh. Romzi Al-Amiri Mannan,” dawuh beliau.

Beliau juga mendoakan semoga jerih payah dan pengabdian semua pihak yang ikut mensukseskan terlaksanakannya rangkaian kegiatan Wisuda ke-VIII Mahad Aly Nurul Jadid dicatat sebagai amal jariyah dan pengabdian yang diterima oleh Allah SWT. Hal ini pun diamini oleh seluruh hadirin seketika.

Ny. Hj. Latifah Wafi mengungkapkan rasa terimakasih kepada semua pengurus. “saya ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada pengurus, khususnya wali mahasantri serta mahasantri yang taat dengan aturan khusus yang diberlakukan seperti tidak libur sampai dengan 25 ramadhan,” beliau menuturkan di depan tamu undangan dan mahasantri.

Banyak aturan meski berat namun itu semata-mata untuk kebaikan para santri dalam mutholaah di Mahad Aly, insyaallah dengan kepatuhan tersebut dapat menjadi wasilah mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan barokah.

Mahad aly merupakan pusat kajian dan pembelajaran ilmu fiqh untuk menempa kader fiqh yang professional. Mahasantri diharapkan akan menjadi pewaris ilmiah amaliah salafus sholih yang dewasa ini menjadi hal yang menakutkan dan jarang sekali.

Tambah Ny. Hj. Latifah Wafi, “Misi tersbeut tidak mudah oleh karenanya, butuh kerjasama semua elemen, saya harap kepada semua musyrif-musyrifah  bukan hanya ada penguatan kepada keilmuan tapi ada penguatan kepada bagusnya akhlaqul karimah dan bagusnya pengamalan teori yang diberikan . karena yang dimaksud faqih adalah faqih ilmunya, luhur akhlaqnya, dan luhur amaliahnya, semoga mahasantri Mahad Aly yang diwisuda saat ini akan betul-betul menjadi faqih yang hakiki,” tutur beliau yang diamini oleh seluruh hadirin.

Pesannya terus lanjutkan menimba ilmu, jangan pernah merasa cukup dengan pengetahuan yang telah diperoleh. Sesungguhnya ilmu Allah sangat luas, oleh karenanya jangan merasa sudah pintar dan puas dengan apa yang telah diketahui. Masih sangat banyak yang perlu dipelajari dan diketahui untuk menjadi pribadi yang alim dan sholeh.

Pasca belajar dan lulus dari Mahad Aly, mahasantri harus mengabdikan diri kepada masyarakat yang sudah menunggu kontribusi dan partisipasi santri dalam mengisi kekosongan ilmu agama dan ketauladanan akhlaq yang luhur.

Beliau juga memohon doa restu kepada seluruh elemen untuk keberlangsungan Ma’had Aly Nurul Jadid, semoga terus istiqomah dan eksis ila yaumil qiyamah.

 

(Humas Infokom)

Sebelum Wisuda, Ma’had Aly Nurul Jadid Uji Mahasantri Lewat Demonstrasi Kitab Kuning

nuruljadid.net – Sebelum digelarnya wisuda ke-8 Mahad Aly Nurul Jadid menyelenggarakan demonstrasi Kitab Kuning sebagai evaluasi untuk peningkatan pembelajaran yang ada. Kegiatan demonstrasi ini bertempat di Aula 2 Pondok Pesantren Nurul Jadid  Sabtu (26/03) malam lalu.

Pada acara tersebut perwakilan tim nubdatul bayan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan Madura ustaz Nur Kholis. Beliau menyampaikan permohonan maaf karena datang terlambat dari waktu yang telah ditetapkan.

“Meski kedatangan kami tidak sesuai jadwal yang seharusnya tiba siang hari untuk menguji para calon wisudawan dan wisudawati namun dikarenakan kendala teknis, maka kami mohon maaf harus terlambat sehingga tidak sempat menguji langsung dan akhirnya diwakilkan oleh para musyrif internal Mahad Aly Nurul Jadid sendiri, tapi insyaallah meski tidak sempurna namun saya yakin sudah mendekati sempurna,” terang ustaz Nur Kholis.

(Ustaz Nur Kholis salah satu tim nubdatul bayan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan memberikan sambutan pada acara demonstrasi kitab kuning Ma’had Aly Nurul Jadid)

Dalam sambutannya ustaz Nur Kholis juga menyampaikan pentingnya belajar dan menguasai kitab kuning dewasa ini. “Akhir-akhir ini banyak para ulama yang wafat, tanda ilmu sudah mulai ditarik oleh Allah, sehingga kita tidak boleh larut dalam kesedihan melainkan semakin semangat memacu diri untuk belajar menggali ilmu lebih banyak demi kelestarian warisan ilmu ulama terdahulu,” pungkas beliau.

Hadir pada kegiatan tersebut KH. Muhammad Makki Maimun Wafi, Mudir Mahad Aly Nurul Jadid Kiai Muhammad Al-Fayyadl, pemangku wilayah Al-Latifiah Ny. Hj. Latifah Wafi dan seluruh musyrif dan musyrifah Mahad Aly Nurul Jadid.

Wisudawan atau wisudawati dinyatakan lulus setelah selesai tes kelayakan di setiap marhalahnya masing-masing.

(Tim penguji demonstrasi kitab kuning calon wisudawan dan wisudawati Ma’had Aly Nurul Jadid tengah memandu jalannya demonstrasi)

Program Tamhidiyah adalah pendidikan tahap dasar yang menitikberatkan kelancaran membaca kitab kuning dalam kurun waktu 8 bulan. Fokus pembelajarannya dengan metode cepat baca kitab dan 4 bulan berikutnya praktik membaca kitab Fathul Qorib.

Untuk program Idadiyah yang merupakan pendidikan tahap pengembangan dalam memahami kitab kuning dan fan ilmu lainnya,. Program ini ditempuh selama jangka waktu 8 bulan. 6 bulan memahami kitab Fathul Mu’in dan 2 bulan memahami kitab ilmu Faroid beserta praktiknya.

Sedangkan program takhossus Mahad Aly adalah program marhalah ula yang setara dengan S1. Dalam ruang lingkup ini, mahasantri diharuskan menyelesaikan beberapa fan ilmu mulai dari ilmu Mantiq, Balaghah, Kaidah Fiqh dan Ushul Fiqh yang ditempuh selama 3 tahun.

(Peserta calon wisudawati sedang diuji pada sesi demonstrasi kitab kuning oleh tim penguji dari Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata Pamekasan Madura)

Sebagai wujud praktik atas pelajaran yang telah diajarkan, maka dilaksanakanlah bakti mahasantri yang dilanjutkan pengabdian praktik kerja masyarakat dan diakhiri penulisan tugas akhir baik dengan format Bahtsul Ilmi, Syarhul Mutun, Ta’liqul Kutub, Ta’liful Adhimah, dan Terjemah Pegon.

Demonstrasi kitab kuning sebagai wujud evaluasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk teknisnya, kelompok program Tamhidiyah diberi waktu 7 menit, program I’dadiyah 12 menit, dan Mahad Aly Marhalah Ula 10 menit.

Masing-masing perwakilan kelompok diminta membaca kitab kuning dan menjelaskan kaidah nahwu -shorrof berikut dengan dalilnya serta wajib menjawab pertanyaan secara ilmiah dari tim penguji di depan pimpinan Ma’had Aly Nurul Jadid serta seluruh wali mahasantri.

Di samping demonstrasi, kegiatan tersebut juga merupakan peresmian pelepasan guru tugas Mahad Aly Nurul Jadid.

 

(Humas Infokom)

Jelang Wisuda ke-VIII, Ma’had Aly Nurul Jadid Gelar Munaqasyah Gelombang I untuk Mahasantri Kelas Akhir

nuruljadid.net – Masih dalam rangkaian wisuda ke-VIII Ma’had Aly Nurul Jadid yang akan digelar pada akhir Maret nanti, panitia mengadakan munaqasyah tugas akhir gelombang satu bagi mahasantri kelas akhir (11/03/2022) di Aula Mini Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Munaqasyah dan menyelesaikan tugas akhir bagi mahasantri akhir ini merupakan persyaratan untuk mengikuti wisuda ke-VIII nanti,” pungkas bagian akademik ust. Fakhrur Rozi.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari jum’at lalu. Dari 24 mahasantri kelas akhir, terdapat 8 mahasantri yang layak dan memenuhi persyaratan mengikuti munaqasyah pada gelombang pertama ini.

“Ada beberapa persyaratan untuk bisa mengikuti munaqasyah gelombang pertama ini, yakni melunasi tanggungan semester, memperoleh persetujuan pembimbing, bidang akademik dan mengisi formulir pendaftaran,” tambah pria asal Madura tersebut.

(Para penguji beserta peserta munaqasyah putra saat melakukan sesi foto bersama pasca presentasi karya tulis mereka)

Acara munaqasyah ini akan dilaksanakan dalam dua gelombang. Setelah melaksanakan gelombang pertama, munaqasyah gelombang kedua akan dilaksanakan satu minggu selanjutnya, tepatnya pada hari Jum’at tanggal 18 Maret 2022.

Acara ini dimulai sekitar pukul 08.00 WIB pagi hingga pukul 11.00 WIB dan jeda untuk melaksanakan shalat jum’at. Kemudian acara dilanjutkan pukul 13.30 WIB hingga pukul 15.00 WIB sore karena tersisa dua peserta yang masih belum diuji.

Penguji kali ini adalah KH. Amin Qutbi dari Pondok Pesantren Rofi’atul Islam, Sentong – Kraksaan dan Dr. Syamsuri Hasan, M. HI dosen UIN Sunan Ampel Surabaya dan UNUJA. Setiap peserta yang mengikuti munaqasyah wajib mempresentasikan karya tulis yang telah mereka susun selama dua bulan lalu untuk  diuji. Setiap peserta diberi waktu sebanyak empat puluh menit.

“Cukup menegangkan juga saat karya kami diuji oleh tim penguji yang tentunya sangat ahli dalam bidang fikih dan ushul fikih ini,” aku Hirzan Anwari salah satu peserta.

(Para penguji beserta peserta munaqasyah putri saat melakukan sesi foto bersama pasca presentasi karya tulis mereka)

Karya tulis tugas akhir yang digarap oleh mahasantri kelas akhir ini ada tujuh jenis, yakni syarah, ta’liq, nadzam, taqrirot/muqorror, jurnal, pego dan mukhtasor. Diakhir acara diisi dengan prakata yang disampaikan oleh tim penguji berdasarkan hasil manaqasyah mahasantri kelas akhir Ma’had Aly Nurul Jadid.

 

(Humas Infokom)

Mahad Aly Nurul Jadid Bekali Santri Kelas Akhir sebelum Pengabdian Praktik Kompetensi

nuruljadid.net – Mahad Aly Pondok Pesantren Nurul Jadid gelar pembekalan santri kelas akhir sekaligus pelepasan peserta Praktikum Kelas Mahasantri (PKM) pada sabtu (13/11/2021) pukul 08.15 WIB. Sebanyak 8 santri putra akan bertugas di enjemart dan 18 santri putri di bagian bekal santri.

Acara yang dilaksanakan di kantor Mahad Aly ini dihadiri oleh Bpk. Agus Fanani dan Bpk. Nahrowi selaku perwakilan dari Bidang Usaha Pondok Pesantren Nurul Jadid, sedangkan dari pihak Mahad Aly diwakili oleh Ust. Suliyanto selaku Naib Mudir Dua.

Dalam sambutannya, Ust. Suliyanto berpesan supaya para mahasantri menjaga tiga hal. Pertama, para mahasantri dapat menerapkan ilmu fikih muamalah yang telah diperoleh selama belajar di Mahad Aly ketika melaksanakan praktik kompetensi di Enjemart dan kantor Bekal Santri.

“kedua, saya harap untuk menjaga akhlak dan etika supaya tidak mencemari nama almamater. Ketiga, untuk menjaga peraturan yang ada di enjemart dan e-bekal santri,” ungkap Ust. Suli di hadapan para santri kelas akhir.

(Santri kelas akhir peserta Pengabdian PKM tengah mengikuti pembekalan di kantor Ma’had Aly Nurul Jadid)

Kegiatan pengabdian PKM ini berlangsung selama sebulan, dimulai sejak hari senin, 08 November 2021 dan berakhir hingga hari selasa, 07 Desember 2021. Menurut Ust. Abdussalam selaku ketua panitia acara mengungkapkan, tujuan acara PKM ini adalah supaya para santri kelas akhir ini dapat mempraktikkan ilmu muamalah mereka.

“Karena salah satu konsentrasi keilmuan di Mahad Aly adalah fikih muamalah, jadi acara pengabdian ini diharapkan agar para santri kelas akhir dapat mempraktikkan ilmu mereka di bidang usaha pesantren, tepatnya di enjemart dan bekal santri,” jelas Ust. Abdussalam saat diwawancarai.

Pukul 09.30 WIB acara usai, para santri kemudian diarahkan menuju lokasi pengabdian untuk menerima jadwal pembagian tugas sekaligus hari perdana menjalankan tugas praktik.

“Jadi sebentar lagi jam sepuluh langsung ke lokasi saja untuk menerima pembagian tugas sekaligus bertugas,” pungkas Bpk. Agus di akhir sesi pembekalan.

 

 

(Infokom Ma’had Aly Nurul Jadid)