Pos

Studium General, Tahap Awal Pengenalan Kelembagaan.

nuruljadid.net – Dengan berpedoman kepada Visi dan Misi lembaga, Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) yang merupakan salah satu Badan Otonom (Banom) PP. Nurul Jadid mengadakan Studium General (SG). SG merupakan kegiatan tahunan yang diadakan oleh LPBA Nurul Jadid bertujuan untuk menyambut kehadiran peserta didik baru LPBA tahun ajaran 2017 / 2018. Kegiatan yang bertajuk “Membuka Jendela Dunia dengan Berbahasa Asing” ini diikuti oleh seluruh peserta didik LPBA dari semua tingkatan.

Selain bertujuan untuk menyambut kehadiran peserta didik baru, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengenalkan kelembagaan dibeberapa bidang terutama dalam bidang pengembangan potensi dan keterampilan peserta didik dalam berbahasa asing.

“Kegiatan SG ini dilaksanakan dengan 2 format acara. Acara pertama, kegiatan ceremonial dan kedua adalah Dialog Interaktif.” Ujar Bagian Kesiswaan LPBA, Salman Al Farisi.

Tak hanya melaksanakan SG saja, sebelum hari pelaksanaan, LPBA juga mengadakan lomba Majalah Dinding (Mading) 3 dimensi. Tambah Salman.

Direktur LPBA juga turut menyambut kehadiran peserta didik baru. Dalam kegiatan ini, KH. Najiburrohman Wahid menyampikan beberapa prestasi dan progres perkembangan lembaga kedepannya.

“Dengan memajang foto foto piala yang telah kita peroleh dari berbagai event seharusnya itu menjadi pengingat bersama untuk terus belajar dan menggali prestasi demi kemajuan LPBA” dawuh beliau.

“LPBA merupakan lembaga yang sering mencetak siswa/i berprestasi. Jangan sampai LPBA ini mundur. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Dengan prestasi yang telah kita dapatkan, maka kita harus mensyukuri nikmat yang telah kita peroleh dengan cara meningkatkan belajar, tertib aturan pesantren, tetap berkomunikasi dengan bahasa asing” tambah beliau dalam sambutannya.

Dalam akhir sambutannya, beliau menyampaikan bahwa perlu adanya kurikulum dan metode baru dari LPBA yang bertujuan untuk meningkatkan potensi peserta didik untuk terus berkembang salah satu diantaranya adalah dengan belajar diskusi dakwah menggunakan bahasa asing. Contohnya, berdiskusi masalah pengajian kitab sore dengan menggunakan bahasa inggris. (zaky/red)

Galeri Foto: Pelatihan Pomas Puteri

Tumbuhkan Nilai Nasionalisme, Pesantren Rayakan Hari Kemerdekaan

nuruljadid.net – Tidak hanya oleh beberapa pihak di luar kultur pesantren yang dapat merasakan semangat kemerdakaan. Stigma santri yang berada di pesantren sama sekali tidak dapat merayakannya merupakan hal yang sama sekali salah. Nuansa semangat memeringati hari kemerdakaan Republik Indonesia (RI) yang ke 72 juga dirasakan oleh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Beberapa program kegiatan untuk meningkatkan rasa “Hubbul Wathan Minal Iman”  dalam membentuk kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara di pesantren telah dicanangkan. Sejak tanggal 03 Agsutus kemarin pesantren sudah membentuk panitia Gebyar Kemerdakaan HUT ke-72.

Terbentuknya kepanitiaan gebyar ini merupakan hal pertama kali di pesantren. “Untuk kegiatan Gebyar Kemerdekaan yang ke-72 ini merupakan kegiatan pertama yang diadakan di Pondok pesantren Nurul Jadid,” terang Bapak Zainullah Aswi ketua pantia kegiatan Gebyar Kemerdekaan.

Beberapa programa yang telah ditetapkan dalam rangka memeringati kemerdakaan RI yang ke-72 ini antara lain meliputi pemasangan bendera merah putih di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid, pemutaran film kebangsaan dan perjuangan, kemudian renungan kemerdekaan yang akan dilaksanakan pada malam 17 Agustus dan puncaknya pada hari kamis tanggal 17 Agustus akan dilaksanakan upacara bendera di lapangan Ayaman.

Dengan serentak upacara tersebut diikuti oleh seluruh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid. Disamping itu, penyelenggaraan kegiatan kemerdekaan ini merupakan bentuk partisipasi semangat nasionalisme kaum sarungan dalam merayakan kemerdekaan. “Kegiatan ini dilakukan tidak lai adalah sebagai bentuk penanaman nilai-nilai nasionalisme kepada seluruh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, juga sebagai wahana bentuk syukur atas kemerdekaan Republik Indonesia ini,” imbuhnya. (DL)

Gerhana Bulan Parsial, Seluruh Santri Gelar Shalat Khusuf Berjamaah

nuruljadid.net – Fenomena gerhana bulan parsial yang terjadi pada senin kemarin (07/08) merupakan fenomana alam yang patut disyukuri sebagai bentuk nikmat Allah yang diberikan kepada manusia. Fenomena itu pula yang dirasakan oleh seluruh santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Terjadinya gerhana parsial juga terlihat dan dapat disaksikan oleh seluruh masyarakat paiton dan sekitarnya. Data yang telah dilansir dari tim lajnah falakiyah nurul jadid bahwa puncak gerhana parsial ini akan terjadi tepat pada pukul 01.30 WIB.

“Bisa dilihat nanti secara jelas. Untuk puncak gerhana parsial ini akan terjadi pada dinihari nanti tepat pada pukul 01.30 WIB. Untuk fenomena ini bulan tidak akan tertutup sepenuhnya sebab fenomena ini hanyalah gerhana parsial bukan total,” ucap Bapak Zainuddin Sunarto anggota tim lajnah falakiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Seketika itu pada senin malam kemarin (07/08)seluruh santri berkumpul di masjid untuk melakukan shalat gerhana secara berjamaah. Sebelum dilaksanaknya shalat khusuf, Kh. Zuhri Zaini sejenak memberikan arahan dan tausiyah kepada seluruh santri. “Puji syukur kepada Allah malam ini kita bisa hadir dan melaksanakan salah satu dari ajaran agama kita yaitu shalat gerhana. Baik gerhana matahari ataupun gerhana bulan keduanya adalah hal yang lumrah terjadi. Terjadinya gerhana bulan ini karena posisi bumi yang berada di tengah-tengah antara matahari dan bulan,” dawuh beliau.

Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa dengan terjadinya fenomena gerhana ini maka dianjurkan untuk melaksanakan ritual shalat. Ritual shalat yang dulu juga pernah dilakukan nabi dan sekaligus menjadi perintah agama yakni sunah mengerjakanya. “Pada masa nabi bersamaan dengan wafatnya putra nabi banyak orang dulu yang mengait-ngaitkan antara peristiwa gerhana bulan dengan wafatnya putra nabi ini. Kemudian, nabi meluruskan anggapan tersebut dengan mengatakan bahwa matahari dan bulan itu adalah dua tanda kebesaran kekuasaan Allah,” kisah beliau.

Dalam pelaksanaan shalat gerhana bulan yang dilakukan terdapat tiga macam. Yang paling sederhana adalah dilakukan seperti dua rakaat shalat sunah shubuh. Kemudian yang lebih sempurna adalah melakukan shalat dua rakaat. Tapi, masing-masing rakaat itu berdirinya dua kali dengan berniat shalat gerhana bulan karena Allah.

Sepeti biasa dalam rakaat pertama dimulai dengan takbiratul ihram, baca doa iftitah, baca surah al-Fatiha dan baca surah-surah pendek. Setelah itu rukuk dan i’tidal kemudian baca fatihah dan surah lagi. Rukuk yang pertama tidak langsung sujud melainkan berdiri lagi dengan membaca al-Fatihah dan surah pendek. Begitu pula dengan rakaat yang kedua. Sehingga semuanya empat kali berdiri dan empat kali membaca al-Fatihah. Kemudian yang paling sempurna adalah sama dengan cara yang kedua namun lebih dipanjangkan rukuk dan bacaan surahnya. Kemudian setelah itu baru khutbah. (DL)

Menyambut Gerhana Bulan Parsial, Malam Nanti Santri Dianjurkan Shalat Gerhana Bulan

nuruljadid.net – Suatu fenomena alam langka akan terjadi di langit Indonesia, yakni gerhana bulan parsial atau gerhana bulan sebagian. Gerhana bulan tersebut akan terjadi malam hari ini, Senin (7/8/2017). Gerhana Bulan adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan.

Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi dan bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. Tim Falakiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid menyampaikan melalui surat edaran bahwa malam hari ini tepat pukul 22.50 WIB akan terjadi gerhana bulan sebagian (parsial) dengan posisi bulan berada pada bujur 113º 29’ 39,60” BT. Gerhana ini akan berlangsung selama 5 jam, dimulai pada pukul 22.50 s/d 03.51 WIB dini hari.

“Gerhana bulan kali ini berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya dimana pada tahun sebelumnya terjadi setelah ba’da maghrib atau isya’. Untuk gerhana kali ini terjadi pada pukul 22.50 WIB” ujar Zainuddin Suharto, Sekretaris Lajnah Falakiyah Nurul Jadid.

“Di Indonesia hanya terjadi gerhana bulan sekitar 20% saja, gerhana bulan menyeluruh akan terlihat di Benua Eropa” tambahnya.

Selain menyampaikan informasi tentang terjadinya gerhana bulan, Tim Falakiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid menganjurkan kepada santri untuk melakukan shalat gerhana bulan pada pukul 23.00 WIB. Dan serta rentetan kegiatan lainnya pra gerhana adalah tausiyah yang akan disampaikan oleh Dewan Pengasuh. (Zaky/Red)

KH. Abd. Hamid Wahid : Pengabdian, Salah Satu Tugas Pokok Manusia

nuruljadid.net – Manusia diciptakan mempunyai dua tugas, yang pertama adalah beribadah kepada Allah, yang kedua sebagai khalifatullah di muka bumi. Allah menciptakan kehidupan sebagai ujian bagi manusia, apakah dia kuat menghadapi godaan dunia dan kesenangan dunia atau malah sebaliknya. Manusia tergoda dengan kenikmatan dunia dan kesenangannya, sehingga menjadikan dia lupa terhadap tugas dan kewajibannya.

Kehidupan modern seperti sekarang ini, ada sebagian manusia yang hanya menginginkan kesenangan serta hidup mewah, tanpa memimikirkan kehidupan akhirat yang merupakan kehidupan abadi. Dewasa ini, manusia sudah terjaring yang namanya penyakit hedonisme, yang hanya memikirkan hidup mewah berfoya – foya tanpa memikirkan tugas dan kewajibannya sebagai hamba Allah.

Melalui acara penutupan diklat Protokuler dan Keamanan, Bapak Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid, mengingatkan kita akan pentingnya pengabdian. Dalam acara tersebut beliau memberikan arahan, bahwa manusia mempunyai tugas untuk menyembah kepada Allah melalui amal amal ibadah, bahkan setiap aktifitas yang baik yang kita niatkan karna Allah maka aktifitas tersebut bernilai ibadah. Pengabdian kepada Allah juga terkait dengan tugas kita yang kedua yaitu ke khalifah-an, dalam artian yang menjaga kelestarian dan keberlangsungan hidup manusia di dunia. Dalam kaitannya dengan ke khalifah ini bukan hanya sekedar urusan dengan yang diatas atau vertical yang harus diurusi oleh manusia, tetapi bagaimana manusia juga mengurusi dan memikirkan hubungan horizontal baik dengan makhluk hidup, makhluk mati dan makhluk – makhluk Allah yang lain di alam semesta ini.

Oleh karna itu pengabdian juga ada kaitannya dengan hubungan horizontal, bagaimna manusia membangun pengabdian dalam kehidupan bersosial ditengah –  tengah masyarakat. Sebagai Santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid kita dikenalkan kepada kewajiban – kewajiban yang fardu didalam agama yang terhimpun didalam trilogi santri. Yang pertama adalah Memperhatikan Kewajiban – Kewajiban Fardu ‘Ain, seperti kita memiliki perhatian dan kesungguhan dalam melaksanakan Fardu – Fardu ‘Ain karna itu merupakan kewajiban individu bagi manusia. Yang kedua adalah Mawas Diri dengan Meninggalkan Dosa – Dosa Besar, seperti kita memiliki kepedulian dan mawas diri untuk meninggalkan dosa – dosa besar. Yang ketiga adalah Berbudi Luhur Kepada Allah dan Makhluk, baik adab kepada Allah maupun adab kepada sesama manusia dan ini merupakan keseimbangan antara hubungan vertical dan horizontal.

Beliau melanjutkan tausiyahnya, dalam tim Protokoler ini kita semua akan belajar bagaimana cara menempatkan diri kita sebagai orang yang manfaat bagi orang lain, bermanfaat bagi masyarakat secara umum, yang dimulai dengan cara kita belajar memberikan manfaat kepada orang terdekat kita dan lingkungan kita. Beliau berdauh bahwa Seorang Santri tugasnya adalah belajar bagaimana dia menempatkan diri sebagai kader – kader ulama, dengan dia mengabdi secara tidak langsung dia sudah melakukan proses belajar, Dan perlu diingat salah satu wujud dari ketaatan kita kepada Allah juga diukur dengan hubungan kita kepada sesama manusia, adab kita kepada sesama manusia dan manfaat kita kepada sesama manusia melalui pengabdian ditengah – tengah masyarakat.

Dengan demikian Santri pada umumnya harus merasa “gatal” didalam hatinya, ketika dia melihat tempat pengabdian lalu kemudian dia tidak mempunyai keinginan untuk melakukan pengabdian ditengah – tengah masyarakat, Dan dia sama sekali tidak mempunyai ghiroh untuk mensejahterakan bangsa dan melakukan perubahan ditengah – tengah masyarakat.

Oleh karna itu Pendiri dan Pengasuh Pertama Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Zaini Mun’im berdawuh, Kalau Santri hanya berfikir ekonominya sendiri, memikirkan kebutuhannya sendiri, Tidak berfikir dan berjuang untuk masyarakat dan bangsanya, Maka dia sungguh – sungguh telah berbuat maksiat. Hal ini ada kaitannya dengan dua tugas sebagai manusia diatas, berarti santri tersebut telah mengabaikan tugas ke khalifaan-nya, sebagai hamba Allah. Oleh sebab itu saudara – saudara sekalian beruntung telah terpilih terlebih dahulu untuk memberikan pengabdiannya kepada Pesantren dan masyarakat secara umum. (Zainullah/Red)

“kita semua akan belajar bagaimana cara menempatkan diri kita sebagai orang yang manfaat bagi orang lain, bermanfaat bagi masyarakat secara umum, yang dimulai dengan cara kita belajar memberikan manfaat kepada orang terdekat kita dan lingkungan kita.”

Sumber : Tausiyah Kepala Pesantren Dalam Kegiatan Penutupan Diklat Protokuler dan Keamanan.

Auditorium IAI Nurul Jadid, 29 Juli 2017 Pukul 21.22 WIB

Diklat Resmi Diakhiri, P3NJ Resmi Dibentuk

nuruljadid.net – Sejak tanggal 25 s/d 29 Juli 2017, Bagian Protokoler Pesantren yang dikomandoi oleh Bapak Miftahul Huda mengadakan kegiatan yang memiliki tujuan untuk membantu pesantren dalam memberikan pelayanan, kenyamanan dan keamanan yang maksimal. Kegiatan yang bertajuk “Diklat Protokoler dan Keamanan” dilaksanakan selama 5 hari dengan jumlah anggota 231 orang yang berjuluk Tim 231.

Malam ini (25/07) adalah akhir dari perjalanan Tim 231 untuk mempelajari dan mendalami beberapa materi yang telah disiapkan oleh Panitia Pelaksana. Kegiatan diklat ini mendapatkan respon positif dari jajaran pemerintahan seperti Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Probolinggo, Polisi Resort (Polres) Probolinggo dan Komado Rayon Militer (KORAMIL) 0820/16 Paiton.

“Kegiatan ini diikuti oleh 231 orang yang terdiri dari beberapa lembaga dibawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Tim 200 adalah Tim Protokoler yang terdiri dari 200 orang dan Tim 31 adalah Tim Keamanan yang beranggotakan sebanyak 31 orang” Ujar Ust. Dimas Eko Cahyono selaku ketua Panitia Pelaksana..

Dalam sambutannya, Ketua Panitia juga menyampaikan beberapa harapan dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Salah satunya adalah agar peserta dilkat dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama pelaksanan diklat hingga benar benar memberikan perubahan yang signifikan bagi PP. Nurul Jadid.

Kepala Pesantren, KH. Abd. Hamid Wahid juga turut hadir dalam kegiatan penutupan diklat ini. Pada kesempatan ini beliau memberikan sambutan dan tausiyah kepada Tim 231. Beliau menyampaikan bahwa Tim 231 merupakan tim perubahan yang terdiri dari orang orang pilihan. Selain mereka disebut sebagai pembawa perubahan, mereka juga mendapatkan kesempatan pengabdian kepada Allah melalui tugas tugas yang lainnya.

“Masuk dalam tim ini adalah masuk dalam dunia pengabdian. Dunia pengabdian selaras dengan tujuan hidup kita, yakni beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT. Walaupun pengabdian kepada Allah itu juga terkait dengan salah satu tugas kita yang lain. Paling tidak ada 2 tugas yang kita miliki, tugas sebagai hamba Allah SWT dan Kholifatullah. Berkaitan dengan kholifah, bukan hanya hubungan vertical saja yang harus kita pikirkan, kita juga harus memikirkan hubungan horizontal (makhluk lainnya). Berkaitan dengan itu, Pengabdian juga diukur dan dikaitkan dengan hubungan kita. Ini merupakan salah satu ibadah kita, namun ibadah ini adalah ibadah yang berkaitan dengan tugas kita yang satunya lagi yakni sebagai Kholifatullah” dawuh beliau mengawali tausiyah.

“Karena itu, santri di Nurul Jadid dikenalkan dengan kewajiban kewajiban dalam agama yang tertuang dalam trilogi santri. Ini merupakan keseimbangan dari 2 status kita, vertical dan horizontal. Disebut sebagai pengabdian karena didalam tugas ini, kita belajar bagaimana kita bisa menempatkan diri untuk bermanfaat bagi orang lain, masyarakat luas pada akhirnya yang kita mulai dengan memberikan manfaat kepada masyarakat dalam lingkungan terdekat kita” tambah beliau.

Dalam tausiyahnya, beliau juga memberikan sedikit suntikan motivasi kepada anggota protokoler dan keamanan PP. Nurul Jadid. “Jangan merasa menyesal, mantapkan niat kita untuk selalu mengabdi dalam jalur ini. insya allah akan berkembang” dawuh beliau. Tak hanya itu, beliau juga menyampaikan keinginan pesantren dengan terbentuknya tim protokoler dan keamanan. Harapan beliau adalah dapat menjalankan kemampuan fardu kifayah dengan tetap berbenah diri menjadi perangai yang baik.

Diakhir tausiyah beliau, beliau mengusulkan sebuah nama untuk peserta diklat yang telah mengikuti pelatihan dan akan menjalankan tugasnya dengan nama PANJI PELOPOR NURUL JADID dengan harapan dapat menjadi kader – kader yang dapat menularkan semangat pengabdian, menuntut ilmu dan pengalaman kepada saudara kita yang tidak bertugas maupun kepada masyarakat nanti. (zaky/red)

“Niatkan untuk belajar dan manfaatnya untuk pesantren, masyarakat dan diri sendiri terutama ketika kita kelak berada di masyarakat. Insya Allah apa yang telah kita lakukan akan bermanfaat bagi diri kita sendiri untuk membentuk kepribadian dan karakter yang baik. Dan itu akan menjadi pelengkap dalam hidup kita. Niatkan untuk menimba ilmu, menimba pengalaman, menempa karakter dan kepribadian kita.”

Protokoler Putri Dilatih PBB oleh Dua Orang Polisi Probolinggo

nuruljadid.net – Beberapa kegiatan dilakukan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk meningkatkan kedisiplinan santri, contohnya adalah mengadakan pelatihan Keprotokoleran dan Keamanan. Dalam kegiatan tersebut ada dua kelompok yang dibentuk, Tim 200 merupakan kumpulan dari santri putra dan puteri sebagai Protokoler Pesantren dan Tim 31 yang dibentuk khusus santri putera sebagai keamanan Pesantren. Kegiatan Pelatihan ini dikoordinir oleh Bagian Protokoler PP. Nurul Jadid.

“Tak mudah untuk menjadi tim 200 maupun tim 31. Pasalnya mereka harus memiliki jiwa kepemimpinan dan karakter yang kuat. Jadi mereka merupakan santri pilihan” ujar Dimas selaku panitia pelaksana.

Hari ini (27/07) tim 200 dilatih Peraturan Baris Berbaris (PBB) dengan tujuan untuk meningkatkan kedisiplinan yang selama ini masih berjalan kurang maksimal dan terkadang tidak terkontrol dengan baik. Panitia pelaksana mendatangkan 2 orang polisi sebagai pemateri dalam kegiatan PBB.

“PBB ini merupakan salah satu contoh kita untuk selalu disiplin dalam mengikuti kegiatan formal. Contohnya upacara” Ujar Bia Finda, seorang Polisi Wanita (Polwan) asal Kota Batu Malang yang menjadi penyaji pada PBB untuk Protokoler Puteri.

Sebanyak 76 Protokoler Puteri dilatih serta dibimbing secara intensif oleh 2 orang polisi yang didatangkan dari Polres Porobolinggo. Kegiatan yang berdurasi 2 jam ini berlangsung secara serius dan menyenangkan. Tak nampak rasa takut dalam raut wajah mereka meskipun para protokoler masih awam dalam mempelajarinya.

“Pesertanya sangat bersemangat dan enak untuk dibimbing, sehingga target yang kita inginkan bisa tercapai dengan baik. Sekalipun mereka masih jauh dikatakan sempurna dalam Baris Berbaris. Soalnya dalam PBB ini perlu keseriusan yang tinggi dan juga perlu pembiasaan agar mereka bisa baris berbaris dengan sempurna.” Ujar Eryk seorang polisi pria yang juga ikut mendampingi Bia Finda dalam memimpin pelatihan ini.

Diakhir pelatihan, Bia Finda mengatakan bahwa PBB ini digunakan dalam kegiatan formal atau kegiatan lainnya yang membutuhkannya. Harapannya adalah para peserta pelatihan dapat mengimplementasikan dalam kegiatan kegiatan khusus.

“Terimakasih kepada adik adik semuanya yang sudah mau manut kepada saya. Semoga apa yang telah saya berikan dapat bermanfaat buat adik adik sekalian.” Tambah Polisi Wanita asal Kota Batu Malang kepada Protokoler Puteri PP. Nurul Jadid. (zaky/Red)

Galeri Foto: Diklat Protokoler dan Keamanaan PP. Nurul Jadid

Pelatihan Master of Ceremony oleh Protokol Pemda Probolinggo

nuruljadid.net – Menjadi pemandu acara yang dapat menguasai forum merupakan sebuah hal yang patut diacungi jempol pasalnya mereka yang terpilih menjadi Master of Ceremony (MC) bukanlah orang biasa, mereka adalah orang pilihan dan berpengalaman baik.

Untuk mewujudkannya, maka Protokuler PP. Nurul Jadid yang dikoordinir oleh Bapak Miftahul Huda mengadakan pelatihan Keprotokuleran. Pada pelatihan kali ini sebanyak 200 orang Protokuler Putera dan Puteri dilatih untuk bisa menguasai forum dalam acara formal maupun non formal.

Ibu Liesa Citra Purnama dan Ibu Ratih Dewanti adalah penyaji dalam pelatihan MC kali ini. Diawali dengan pematerian yang berlangsung selama satu jam lamanya, mereka (penyaji) memberikan sebuah teori untuk menjadi seorang MC yang baik.

“hari ini, kami berdua disini akan mengajari kalian untuk menjadi seorang MC yang handal. Baik dalam kegiatan formal dan non formal. Bagaimana caranya memimpin acara di halaya umum. Bagaimana caranya agar kalian tidak demam panggung” cakap Ibu Liesa kepada anggota Protokuler di awal pematerian.

Setelah pematerian dilaksanakan, para peserta pelatihan diminta untuk membentuk 4 kelompok yang tujuannya untuk mengimplementasikan materi yang telah didapatkan dan kemudian ditampilkan didepan peserta lainnya.

“Satu kelompok harus bisa menjadi MC dalam kegiatan formal dan non formal.” Ujar Ibu Ratih

Pada pelatihan ini terdapat sebuah momen yang meriuhkan suasana. Saudari Zahrotul Fitria Nabila menjadi MC dengan menggunakan Bahasa Mandarin. Dengan suara lantang disertai intonasi ala mandarin memberikan sedikit rasa surprise kepada kedua penyaji. Tak hanya dengan Mandarin saja, beberpa kelompok juga menampilkan MC dengan menggunakan bahasa asing lainnya, Bahasa Arab dan Inggris contohnya.

Diakhir sesi, kedua penyaji melakukan koreksi terhadap penampilan dimasing masing kelompok. Tak hanya itu, mereka juga memberikan sedikit motivasi kepada Tim 200 untuk terus bersemangat dalam melaksanakan tugasnya.

“Setelah melihat dari penampilan kalian, masih terdapat beberapa kesalahan kecil yang kalian lakukan. Contohnya adalah intonasi yang monoton, nervous dan tak membaca naskah. Seharusnya, sekalipun kalian sudah menghafal teks MC, kalian tetap membacanya” nasihat Ibu Ratih kepada peserta. (zaky/Red)

Buka Tahun Ajaran Baru Dengan Stadium General

nuruljadid.net – Sebagai pembuka dalam memasuki momen tahun ajaran baru malam kemarin (24/07) Masdrasah Aliyah Nurul Jadid Program Keagamaan adakan kegiatan Stadium General. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang biasa dibuka dengan formal dalam acara Iftitahud Dirosah. Tahun ini kegiatan tersebut dikemas dalam model seminar.

“Sengaja memang kita rubah dan dikemas dalam kegiatan semacam kuliah umum. Karena sesuai dengan kesepakatan dalam rapat kerja yang telah dilaksanakan pada bulan Mei lalu,” papar Ustadz Kusairi pimpinan asrama MAPK Nurul Jadid.

Mendatangkan alumni sebagai wujud silatur rahim anatara keluarga besar asrama dengan seluruh alumni-alumni yang telah tersebar di pelbagai tempat. Setidaknya sampai tahun ini saja sudah ada 21 angkatan yang telah menjadi lulusan program keagamaan. Bapak Imam Ghozali lulusan tahun 2004 merupakan narasumber yang hadir pada Stadium General kemarin.

“Beliau adalah alumni MAK juga. Angkatan sembilan, sekarang sudah berkeluarga dan menetap di Jember. Aktif juga dalam mengajar di lembaga-lembaga pesantren,” imbuhnya.

Santri dan realitas sosial ‘Analisa di bawah tantangan arus modernisasi’ merupakan tema diskusi pada tema seminar yang diselenggarakan. Sebagai bentuk refleksi terhaddap era Globalisasi yang marak hari ini. Sehingga, memang sangat dianggap relevan oleh beberapa pengurus arama MAPK untuk memilih tema tersebut.

Tidak terkecuali kebudayaan dan teknologi juga menjadi ranah pembahasan yang didiskusikan. Seluruh peserta yang hadir siswa dan siwi kelas satu, dua dan tiga sangat antusias mengikuti diskusi. “Syukurlah mereka bisa sangat berpatisipasi dan aktif dalam mengikuti kegiatan Stadium General ini. Sebagai hal yang sangat diharapkan pula bahwa peserta didik dapat mengambil hasil materi seminar yang telah disampaikan,” ucap Ustadz Roziqin selaku ketua panitia dalam kegiatan tersebut. (DL)

 

Galeri Foto: Studium General Santri Dan Realitas Sosial

Galeri Foto: Stadium General Santri dan Realitas Sosial

Road to LSN 2017, PSSNJ Rutin Adakan Latihan

nuruljadid.net – Menjelang Liga Santri Nusantara (LSN) 2017, Persatuan Sepak bola Santri Nurul Jadid (PSSNJ) akhir akhir ini rutin menggodok pemainnya untuk berlatih. Latihan yang dikoordinir langsung oleh manager tim, KH. Makki Maimun Wafi berlangsung ketat, pasalnya mereka harus lebih giat dan menuai perkembangan yang signifikan agar nama mereka terpampang di jajaran skuad tim utama PSSNJ.

Latihan fisik hari ini merupakan latihan fisik yang ke 7. Dimana pada latihan latihan sebelumnya mereka sudahg menjalai latihan fisik dengan berbagai variasi latihan. Seperti yang cakapkan oleh asisten pelatih tim PSSNJ, Darsono

“latihan kali ini merupakan latihan fisik yang ke 7. Dan di setiap sesi latihan para pelatih melakukan beberapa variasi menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan pada pemain. Dengan tujuan dapat memantau perkembangan pemain”

Bukan haya sekedar latihan saja, selama ini pantauan dari pelatih menjadi data untuk melakukan seleksi pemain. Latihan kali ini diikuti oleh 40 pemain yang beberapa latihan kedepan akan dicoret namanya untuk dipilih menjadi pemain PSSNJ. Pencoretan 18 pemaian akan dilakukan di akhir latihan dengan mempertandingkan seluruh pemain.

“kami sudah mengantongi 11 pemain yang akan terjun pada LSN tahun ini. tetapi kami masih harus memantau perkembangan pemain lainnya pasalnya dari 11 pemain yang telah kami pilih masih banyak diberbagai lini tertentu. Contohnya center back. Dibagian itu masih terdapat banyak pemain yang memiliki bakat dan skill. Oleh karenanya pelatih harus bisa mengontrol dan memantau beberapa pemain yang sekiranya pas di posisinya” ujar Cak Dar sapaan akrab dari Asisten pelatih PSSNJ.

Arahan arahan dari pelatih selalu diberikan setiap perubahan sesi latihan. Motivasi dan semangat selalu dilakukan untuk memompa semangat pemain. (zaky/Red)