Pos

Galeri Foto: Pelantikan Pengurus Fatimatuzzahro’ PP. Nurul Jadid

Siang Ini, Fakultas Tarbiyah Gelar Seminar Konferensi Internasional

nuruljadid.net – Kamis (14/09/2017), Fakultas Tarbiyah IAI Nurul Jadid Paiton Probolinggo mengadakan The 1st International Conference on Education and Islamic Culture (ICEIS) di Aula Nurul Jadid Paiton Probolinggo dengan  menghadirkan Prof. Mejar Yahya Don (Nothern University of Malaysia – Malaysia), Prof. Dr. H. Imam Suprayogo (State Islamic University of Malang – Indonesia), Christopher Allen Woodrich (Chief of International Indonesia Forum Canada – Canada), Alistair Welsh (Senior Lecturer at Deakin University – Australia), Dr. H. Ilyasin, MA (State Islamic Institute of Samarinda – Indonesia)

Menurut Akmal Mundiri selaku ketua panitia, The 1st International Conference on Education and Islamic Culture (ICEISC) yang dilaksanakan oleh Fakultas Tarbiyah IAI Nurul Jadid ini merupakan perhelatan akademik dari para akademisi, peneliti dan praktisi di bidang pendidikan dan keislaman dengan tema “Rethinking Islamic Education Toward Cultural Transformation”.

Selain itu, Hasan Baharun sebagai dekan Fakultas Tarbiyah juga menyampaikan bahwa The 1st International Conference on Education and Islamic Culture juga ditujukan sebagai media untuk memotivasi dan membudayakan literasi dari para akademisi dan peneliti di bidang pendidikan dan penelitian. Di akhir acara, dilanjutkan penandatangan MoU kerjasama antara IAI Nurul Jadid dengan IAIN Samarinda, Universitas Utara Malaysia dan perguruan tinggi lainnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh 51 presenter dari kalangan akademisi, peneliti dan praktisi yang telah lolos seleksi oleh tim Reviewer, dan 673 peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, baik dalam negeri maupun luar negeri.

KH. Abdul Hamid Wahid sebagai rektor IAI Nurul Jadid menyambut gembira dengan adanya kegiatan The 1st International Conference on Education and Islamic Culture ini, karena kegiatan ini bisa memberikan implikasi yang cukup besar dalam memajukan pendidikan Islam, mengingat pendidikan Islam mampu memberikan makna yang cukup mendalam bagi kemajuan bangsa ini. Apalagi yang hadir dari ICEISC ini adalah pakar pendidikan dan keislaman yang sangat expert yang memiliki latar budaya yang berbeda, baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia. tentunya ini akan melahirkan konsep baru dalam mengembangankan pendidikan Islam. (DL/Qz)

 

Peserta Konferensi Internasional

Tanam Akhlak Baik Untuk Melahirkan Santri Teladan

nuruljadid.net – Santri yang memiliki akhlak yang baik adalah salah satu tujuan kedua orang tuanya dalam memondokkan putra putrinya di pondok pesantren. anak mondok di pondok pesantren mendapatkan dua keuntungan yang tidak bisa dimiliki oleh anak yang tidak mondok yakni bisa mempelajari ilmu umum dan ilmu agama atau penanaman karakter.

Penanaman karakter di dalam pondok lebih di tekankan pada pembinaan akhlaknya, dimulai dari berakhlak kepada sesama teman, guru, kedua orang tua dan kepada pesantren. Akhlak kepada teman harus menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua, akhlak kepada guru harus menghormati dan mendengarkan penjelasan guru saat didalam kelas, dan akhlak kepada kedua orang tua yakni membantu semua pekerjaan dan mengurangi beban kedua orang tua. Akhlak kepada pesantren yakni dengan mematuhi segala peraturan pesantren dan meninggalkan larangan pesantren.

Di Wilayah Az-Zainiyah PP Nurul Jadid pada hari Jum’at malam sabtu kemarin (08/09/2017) setelah sholat maghrib diadakan kegiatan penanaman karakter dengan mengadakan tausiyah akhlak kepada semua santri setiap 3 bulan sekali pasca penobatan santri teladan per daerah. Jadwal tausiyah kemarin disampaikan oleh kepala wilayah az-zainiyah sendiri yakni “ustadzah Farhah,S.Pd.I”. kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan santri dan memberikan ilmu bagaimana contoh  akhlak yang baik itu.

 “Contoh akhlak yang baik yaitu santri saat berjamaah tidak boleh rame dan bicara sendiri karena akan menganggu kekhusyuk’an teman dalam sholat, santri juga harus membersihkan dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta santri harus saling menjaga fasilitas pondok yang telah ada” berikut salah satu penyampaian tausiyah ustadzah farhah. Menanamkan akhlak serta memberikan hal contoh yang kecil dan perbedaan akhlak yang baik dan akhlak yang buruk di sekitar kita akan mempermudah santri dalam mengontrol perbuatannya dan akan lebih berhati-hati lagi dalm bertindak, dengan begitu akan terciptalah santri yang teladan. (MF)

Penjemuran Bantal Massal Santri

nuruljadid.net- Ada pemandangan berbeda terlihat di halaman wilayah Al-Hasyimiyah pagi ini (08/09/2017). Pasalnya halaman yang biasanya bersih tanpa ada sesuatupun pagi ini penuh dengan bantal, guling dan boneka yang dijemur dengan berjejer rapi.

Penjemuran bantal adalah salah satu program bagian kesehatan yang dilaksanakan secara berkala. “Dulu penjemuran massal ini dilaksanakan satu bulan sekali. Sempat beberapa kali tersendat dan karena beberapa pertimbangan program ini kami optimalkan dengan mengubah menjadi setengah bulan sekali,” papar Septiana Yulif, Kabag Kesehatan.

Setelah libur ramadhan lalu kali ini adalah kali pertama penjemuran bantal dilaksanakan kembali. Penjemuran bantal secara massal itu dilaksanakan sejak pagi sampai sore. Pukul empat sore halaman wilayah sudah harus bersih seperti sediakala.

Penjemuran bantal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya santri yang kurang peduli terhadap kebersihan bantal. Banyak bantal yang apek dan sarung bantal yang tidak kunjung diganti. Program penjemuran bantal massal ini menjadi program berkelanjutan dengan diseragamkannya sarung bantal semua santri.

“Biasanya setelah dijemur bantal-bantal itu akan diganti sarung bantalnya. Tapi, kenyataannya banyak santri yang tidak terdeteksi oleh kami dan membuat tidak nyaman teman-teman sekamarnya. Karena itu kami membuat program berkelanjutan yakni mengganti sarung bantal dengan warna seragam. Setiap santri punya dua sarung bantal dengan dua warna berbeda dan harus diganti setiap setengah bulan sekali lepas penjemuran massal,” jelas Irma Lailatus Sa’adah, Kepala Bidang II Bagian kesejahteraan santri.

Antusiasme para santri terlihat jelas ketika mereka bersama-sama mengeluarkan bantal dari kamar masing-masing lalu ditata sedemikian rupa di halaman agar tidak menghalangi jalan kemudian bantal-bantal itu ditepuk-tepuk dengan wajah sumringah.

“Diharapkan program ini menjadi ikhtiar pengurus untuk menjaga kesehatan santri dengan pola hidup bersih,” pungkas Irma, sapaan akrabnya. (ka)

 

Kalahkan Al Yasini di Kota Sendiri, PSSNJ Juara LSN 2017 JATIM Regional III

nuruljadid.net – Persatuan Sepak Bola Santri Nurul Jadid (PSSNJ) berhasil mengalahkan Al Yasini di partai pamungkas (final) Liga Santri Nasional (LSN) 2017 Jawa Timur Regional III yang bertempat di Stadion Banyu Angga Probolinggo dengan skor 4-3 melalui adu pinalti. Mereka (PSSNJ) turun dengan skuad tim terbaiknya dengan pola permaian 4-3-3. Dengan memanfaatkan 3 stiker andalan dilini depan, pola tersebut terbukti ampuh mengobrak abrik pertahanan dari Al Yasini Pasuruan.

Merujuk dari permainan yang dilakoni oleh ke dua tim, peluang demi peluang diciptakan oleh kedua tim di babak pertama, namun yang paling dominan adalah PSSNJ. Di awal babak pertama dimuali, PSSNJ langsung memberikan tekanan demi tekanan kepada lawannya sehingga emosional dari pemain Al Yasini pun nampak di lapangan. Dengan kondisi tersebut, PSSNJ semakin sering memberikan tekanan ke jantung pertahanan Al Yasini.

Pada menit ke 20 dengan memanfaatkan serangan balik, PSSNJ nyaris menjebol gawang Al Yasini namun sayang, pertahanan lawan masih terlalu kukuh untuk dilewati sehingga peluang terbuang dengan sia sia. Begitu pula pada menit ke 23, Mahfud yang bertugas sebagai pangatur serangan masih belum bisa memberikan gol untuk PSSNJ. Dengan percobaan tendangan di luar kotak pinalti, “si kulit bundar” masih melesat jauh diatas mistar gawang Al Yasini.

Peluang demi peluang diciptakan oleh kedua tim hingga pada akhir babak pertama yang dilakoni, skor kedua tim masih imbang tanpa gol (0-0).

Pada babak ke dua, PSSNJ kembali menunjukkan performa terbaiknya. Permainan dengan umpan jauh masih belum memberikan hasil positif bagi PSSNJ. Tendangan jarak jauh yang dilesatkan pun masih melesat tinggi di atas mistar gawang Al Yasini. Pada menit ke 7 di babak kedua, PSSNJ mendapatkan kesempatan untuk memberikan keunggulan bagi tim, namun sayang tendangan yang dilesatkan oleh Moh. Irfan masih melambung tinggi.

Tak mau menyerah, Al Yasini memberikan perlawanan bagi lini pertahanan PSSNJ dengan memanfaatkan menurunnya stamina pemain PSSNJ. Di pertengahan babak kedua, Al Yasini nampak memberikan perlawanan yang cukup serius hal itu dibuktikan dengan permainan tiki-taka bola yang membuat lini belakang PSSNJ mengalami kesulitan. Beberapa kali para pemain belakang PSSNJ mendapatkan perlawanan yang sengit dan mengalami sedikit kesulitan untuk menghalau serangan yang dibangun. Namun beruntung, Goal keeper (GK) PSSNJ masih bisa melaksanakan tugasnya dengan baik.

Di menit ke 18 pada babak kedua, PSSNJ kembali memberikan perlawanan namun sundulan kepala dari Maula masih melenceng di sisi kiri gawang Al Yasini. Tak mau menyia-nyiakan waktu, di menit – menit akhir babak ke dua, PSSNJ terus menggempur pertahanan Al Yasini dengan umpan lambung, namun lagi – lagi kesempatan itu gagal membuahkan hasil. Hingga pluit panjang wasit berbunyi, kedua tim masih belum bisa memberikan skor sehingga pertandingan dilanjutkan dengan adu pinalti.

Masing masing tim memilih 5 penendang terbaik untuk melakoni adu pinalti. Di awal adu pinalti, Al Yasini berhasil mengawalinya dengan baik. Tendangan perdana berhasil bersarang di gawang PSSNJ yang dijaga oleh Abdur Rozaq. Namun awal yang tidak baik bagi PSSNJ, pasalnya penendang pertama, Fikri gagal mengeksekusi tendangan pinalti dengan baik. Bola yang disepaknya dapat dihalau oleh Kiper Al Yasini.

Tapi sayang, “Dewi Fortuna” hari ini (06/09/2017) berada di pihak PSSNJ. Dari 5 penendang terbaiknya, PSSNJ mampu mencetak 4 gol sedangkan Al Yasini hanya mampu mencetak 3 gol. Hasil akhir pertandingan Final LSN 2017 Jawa Timur Regional III : PSSNJ Probolinggo Vs Al Yasini Pasuruan : 4 – 3. Sehingga PSSNJ keluar menjadi juara I dan kemudian akan mewakili Regional Jawa Timur III ditingkat Nasional yang akan berlangsung di Kota Bandung.

Tak hanya sebagai Juara I saja, PSSNJ juga menyabet tropi pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak dengan torehan 7 gol selama LSN berlangsung. M. Ido sebagai The Best Player dan M. Qori’ Amrullah sebagai The Top Scorer.

“Alhamdulillah kita bersyukur atas kemenangan ini, karena berkat usaha dan kerja keras yang dibangun selama ini membuahkan hasil bagi PSSNJ setelah 3 tahun ikut serta dalam event LSN dan pada tahun ini PSSNJ keluar sebagai pemenang sekaligus terbaik di Regional III. Juara kali ini semakin komplit dengan diraihnya juga top skorer dan pemain terbaik” ujar Pelatih II PSSNJ, Achmad Darsono. (Qz/DL)

Ma’had Aly Nurul Jadid Gelar Iftitahud Dirosah pada Momen Perayaan Idul Adha 1438 H.

nuruljadid.net – Hari ini (01/09/2017) Ma’had Aly Nurul Jadid yang merupakan salah satu dari lembaga pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan kegiatan Iftitahud Dirosah yang dikemas dalam bentuk Dialog Interaktif. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan lembaga yang biasanya diselenggarakan setelah Pelaksanaan Orientasi Mahasantri Baru (OMABA).

Kegiatan yang bertemakan tentang “Ma’had Aly Sebagai Pilar Tafaqquh Fiddin” bertempat di Aula SMP Nurul Jadid dan diikuti oleh seluruh peserta didik Ma’had Aly Nurul Jadid. Dalam kegiatan ini, KHR. Ach. Azaim Ibrohimy, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo menjadi penyaji yang akan berdisuksi tentang tema yang dimaksud.

Pada kesempatan ini, Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid, KH. Moh. Romzi Al Amiri Mannan juga turut hadir dan memberikan sambutan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa tema yang diangkat dalam kegiatan Iftitahud Dirosah ini merupakan salah satu kunci untuk memulai kegiatan belajar.

“jika kita ingin mendapatkan sebuah kesuksesan ada 9 tahapan yang harus dilalui, yaitu sabar, ikhlas, do’a, cintai pelajaran, memilih teman yang baik, hormat terhadap guru, jauhi maksiat, renungkan keberhasilan teman-teman yang berhasil dan jagalah hati” Dawuh KH. Romzi sapaan akrab Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid.

“Mencari ilmu harus dengan kesabaran, bersabar bukan hanya diam melainkan kita harus mencari solusinya” Tambah beliau dalam sambutannya.

Sebelum penyaji menyampaikan tentang tema yang diangkat, Ust. Kusairi selaku moderator menyampaikan landasan dan alasan tentang tema yang akan dibahas. Dia menyampaikan bahwa pengangkatan tema dialog kali ini merupakan hasil dari kajian kajian yang telah dilakukan oleh Penyaji.

“diangkatnya nama tema “Ma’had  Aly Sebagai Pilar Tafaqquh Fiddin” Tentunya tema ini bukan berangkat dari tangan kosong, melaikan sebelumya sudah pernah dilakukan beberapa pengkajian yang mendalam oleh KHR. Ach. Azaim Ibrohimy,  salah satunya ialah di Pondok Pesantren Sidogiri, LPQ Batsul Masa’il Kediri, dan di Ma’had Nurul Kharoma’in Pujjor, Musyaifah Makkah dan yang terakhir di RSP Saudi Arabia.” Ujar moderator.

Diawal penyajian, KHR. Azaim Ibrohimy menyampaikan sambutan bahwasanya kedatangan beliau untuk menghadiri sekaligus menjadi penyaji dalam kegiatan Iftitahud Dirosah ini merupakan titah dari KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk me-muroja’ah kembali dan Musabaqoh bersama santri Ma’had Aly Nurul Jadid terhadap ilmu yang pernah beliau dapatkan semasa beliau masih menjadi santri aktif di Pondok Pesantren Nurul Jadid pada tahun 1994 sampai dengan 1998. Kegiatan ini berakhir pada pukul 23.00 WIB. (Zhen/Qz/Ns/Msf/DL).

Pelaksanaan Sholat Hari Raya Idul Adha 1438 H Di Pondok Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid, Jum’at (01/09/2017) dengan penuh khidmat seluruh santri  serta masyarakat Karanganyar Paiton Probolinggo bersama–sama melaksankan Sholat Hari Raya Idul Adha yang bertempat di Masjid Jami` Nurul Jadid.

Pelaksanaan Sholat Hari Raya Idul Adha 1438 H diawali dengan lantunan Gema Takbir Seluruh Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan penuh sumringah serta menyapa dunia dengan lantunan takbir, suara gemuruh Gema Takbir Santri dimulai pada malam hari hingga tiba Pelaksanaan Sholat Hari Raya Idul Adha.

Pada pelaksanaan Sholat Hari Raya Idul Adha ini dipimpin langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini dan dilanjutkan dengan pembacaan khutbah hari raya idul adha yang dipimpin oleh KH. Abdul Hamid Wahid selaku Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, Dalam khutbahnya KH. Abdul Hamid Wahid Menyampaikan kepada seluruh Jama`ah Sholat Hari Raya Idul Adha, Bahwa Hari Raya Idul Adha merupakan hari yang sangat Agung dan paling utama.

Setelah pelaksanaan Sholat Hari Raya Idul Adha dilanjutkan dengan Pembacaan Tahlil bersama yang dipimpin oleh Pengasuh Pondok pesantren Nurul Jadid serta diikuti oleh seluruh jama’ah Sholat Hari Raya idul Adha.(Qz/Zhen,Ns,Msf)

Lapis-lapis Keberkahan diantara Dua Kesunnahan

nuruljadid.net – (01/09) Bias sinar matahari mulai terasa hangat melewati lubang ventilasi musholla yang di gunakan sebagai tempat shalat idul adha tahun ini. Berbeda dengan beberapa tahun lalu, santri Wilayah Al-Hasyimiyah sudah tidak harus berbondong-bondong ke wilayah Az-Zainiyah sebab pada lebaran idul adha tahun ini pengurus wilayah Al-Hasyimiyah menyelenggarakan shalat berjamaah di wilayah Al-Hasyimiyah yang diimami langsung oleh Ustadzah Madinatul Munawwaroh. Sementara khutbah disampaikan oleh Kepala Wilayah, Ustadzah Siti Badriyah, dan Ustadzah Qinnatul Khoiroh bertugas sebagai Bilal.

Tepat jam 06.30 WIB, shalat jamaah dimulai. Gema takbir membahana. Semua santri yang mengikuti shalat jamaah larut dalam bacaan imam yang begitu menenangkan hati. Setelah shalat, dilanjutkan dengan pembacaan khutbah lalu tahlil bersama serta do’a sebagai acara pamungkas didalam pelaksanaan shalat idul adha tahun ini.

Shalat jamaah dilaksanakan di musholla Al-Hasyimiyah. Namun, sebab tempat yang tidak memadai, maka pengurus divisi ubudiyah menggelar terpal sebagai alas santri yang tidak mendapatkan tempat di musholla. Ada tujuh terpal yang di gelar, namun setengah jam sebelum shalat jamaah dimulai, masih ada banyak santri yang tidak menemukan tempat untuk shalat. Membawa tikar dari kamar pun menjadi satu-satunya pilihan solusi demi bisa ikut shalat berjamaah idul adha.

Sekalipun beralas tikar dengan ruangan terbuka tidak menjadi alasan surutnya semangat berjamaah para santri, terbukti dengan khidmatnya pelaksanaan shalat berjamaah serta penuhnya barisan shaf jamaah hingga ke depan Daerah El-Farodies dan Daerah Al-Maziyah. Semangat berjaamaah para santri ditengah tempat yang tidak begitu kondusif patut dipertahankan selaras dengan petikan hikmah khutbah yang disampaikan Ustadzah Sibad, sapaan akrab Ustadzah Siti Badriyah, beliau menyampaikan dalam khutbahnya bahwa sebagai santri sudah seharusnya selalu semangat menyebarkan kebaikan. Di dalam satu komando pemimpin, kita harus berjalan beriringan, saling mengingatkan hingga tidak akan ada perpecahan serta permusuhan antar saudara seagama.

Dalam pelaksanaan shalat idul adha banyak sekali sunnah-sunnah yang patut kita kerjakan. Diantaranya, makan setelah shalat idul adha, mandi, mengambil jalan berlainan ketika berangkat dan pulang dari tempat shalat berjamaah.

Salah satu yang paling sering diperdebatkan diantara ulama’ Nahdhiyin dan Ulama’ Muhammadiyah yakni pada tempat pelaksanaan shalat idul adha. Menurut kaum Nahdhiyin disunnahkan di masjid atau mushollah berlandaskan pada pendapat Imam Syafi’i. Sementara menurut kaum Muhammadiyah pelaksanaan shalat idul adha disunnahkan diruang terbuka atau lapangan.

Sebab tempat yang tidak memadai maka seyogyanya ada dua kesunnahan yang dilakukan secara bersamaan pada pelaksanaan shalat idul adha di wilayah Al Hasyimiyah sebagai mana yang diungkapkan oleh Ustadzah Siti Badriyah selaku Kepala Wilayah, “Pada pelaksanaan idul adha ini kita melaksanakan dua sunnah sekaligus terkait tempat shalat ied, yakni sunnah di dalam ruangan dan luar ruangan. Jadi yang berada didalam ruangan melaksanakan ‘sunnahnya’ imam Syafii sementara yang diluar ruangan melaksanakan ‘sunnahnya’ imam yang lain. Jadi barakahnya sama-sama dapet.(AF)

Gema Takbir Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net – Dalam rangka memperingati Hari Raya Idul Adha 1438 H, Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan beberapa rentetan kegiatan, salah satunya seperti kegiatan takbir yang dilaksanakan pada malam ini (31/08). Kegiatan yang bertemakan dengan “Gema Takbir Santri” dilaksanakan di Masjid Jami’ Nurul Jadid dan dikoordinir oleh Biro Kepesantrenan dan Ubudiyah Masjid Jami’.

Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan, Saudara Taufiqur Rahman menyampaikan bahwa kegiatan “Gema Takbir Santri” wajib diikuti oleh semua wilayah putera dengan mendelegasikan maksimal 10 santri. Penjadwalan untuk melakukan takbir pun telah diatur oleh panitia, adapun durasi waktu penampilan takbir oleh masing masing wilayah adalah 10 menit.

Kegiatan gema takbir kali ini sebagai unjuk rasa kita dalam memeriahkan hari raya idhu adha di pondok pesantren nurul jadid.

“Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah agar santri yang berada di Pondok Pesantren Nurul Jadid selain mengaji dan belajar ilmu umum, mereka juga bisa mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah SAW”. Tambah Ketua Pelaksana Kegiatan.

Dalam kegiatan ini Ustad Adi selaku Kabag Kegiatan Khusus Santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid menyampaikan bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini selain untuk mengamalkan sunnah-sunnah Rosul, juga sebagai pembelajaran terhadap seluruh santri sebagai bekal hidup dimasyarakat.

“Tak hanya itu, tujuan lain diadakannya kegiatan ini adalah untuk menambah kreatifitas para santri” Tambah Ustad Adi. (Qz/Ns/Msf)

Galeri Foto: Diklat Wali Asuh Putera

Sambut PHBI, FKO Adakan Lomba

nuruljadid.net – Berbagai lomba yang digelar oleh Forum Komunikasi OSIS (FKO) dibuka kamis malam (24/08/2017). Lomba tersebut adalah rangkaian kegiatan Peringataan Hari Besar Islam dalam rangka menyambut tahun baru 1439 H.

Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan yang sudah pasti dilakukan. Namun, dalam setiap tahun perlombaan yang digelar tidak tentu sama, tergantung  bagaimana FKO mengagendakan kegiatan tersebut.  Pada tahun ini lomba Qori’ baru pertama kali diadakan.

Pembukaan lomba dilanjutkan dengan lomba Mars Nurul Jadid dan beat box santri. Lomba antar lembaga formal yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid itu berlangsung meriah. Utusan masing-masing lembaga menampilkan performa terbaik mereka membuat tepuk tangan penonton tidak pernah surut.

Lomba antar lembaga tidak hanya lomba yang bersifat kognitif atau yang memeras pikiran tapi juga lomba yang mengharuskan kreatifitas dan kekompakan seperti lomba beat box, quiz dll.

“Lomba ini diadakan untuk meningkatkan kreativitas santri, meningkatkan daya saing santri antar lembaga formal secara sehat serta mengukuhkan ukhuwah ma’hadiyah antar santri agar lebih mencintai Pondok Pesantren Nurul jadid dan seisinya,” ungkap Sulusiyah, ketua panitia PHBI.

Dimulai sejak tanggal 24 Agustus 2017 sampai 14 Sepetember, ada tujuh lomba yang diagendakan oleh FKO yakni lomba Mars Nurul Jadid dan beat box, Pidato, MTQ, MSQ, Shalawat, Qari’, Quiz dan game hajar aswad. (ka)

KH. Moh. Zuhri Zaini : Waqafkan dan Abdikan Diri Anda untuk Al Qur’an

nuruljadid.net – Mempelajari ilmu agama tidaklah mudah, tidak cukup hanya berakal saja, namun belajar agama harus memiliki guru sebab ilmu agama itu lebih banyak mengarah kepada yang ghoib. Oleh karena itu, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini memberikan tausiyah pada kegiatan Studium General PPIQ Nurul Jadid.

“Bersyukurlah saudara saudara sekalian, karena saudara adalah orang orang pilihan Allah  (tentara Allah) yang memiliki tugas untuk menjaga dan memelihara Al Qur’an yang telah dijamin keasliaannya oleh Allah SWT” dawuh beliau diawal tausiyahnya.

Semua santri di Nurul Jadid bisa dan mampu belajar Al Qur’an, namun perbedaan antara peserta didik PPIQ dengan santri lainnya adalah mampu mempelajari, mendalami dan menghafal Al Qur’an secara intensif. Hal itu merupakan hal plus bagi peserta didik PPIQ.

Mempelajari Al Qur’an merupakan suatu kemuliaan. Karena Al Qur’an merupakan pintu dari semua ilmu yang ada pada saat ini. Dijaman sekrang, perkembangan IT sangat pesat. Dan IT sangat laris dimanapun kita berada. Karena IT disebut sebagai sumber ilmu. Siapa yang menguasai informasi, maka dia akan menguasai dunia. Tapi sayang, IT hanya mampu memberikan informasi dunia saja.

Al Qur’an yang merupakan sumber dari sumber ilmu yang ada mengandung beberapa pernyataan yang bisa dibenarkan secara ilmiah dalam bidang ilmu. Salah satu contohnya adalah dalam bidang biologi, fisika dan lain sebagainya.

“Al Qur’an adalah sesuatu yang mulia, karena itu muliakanlah kandungan Al Qur’an dan muliakanlah diri kita dengan mengikuti ajaran Al Qur’an” dawuh Pengasuh ke IV Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Waqafkan dan abdikan diri anda untuk Al Qur’an. Banyak bonus yang akan Allah berikan kepada orang yang menghafalkan Al Qur’an dengan ikhlas. Dan Allah juga akan menjamin kelapangan hidup bagi orang yang menghafalnya” tambah beliau memotivasi peserta didik PPIQ untuk belajar dan menghafal Al Qur’an. (QZ)

PPIQ Adakan Studium General “Motivasi Mendalami ilmu Al Qur’an.”

nuruljadid.net – Al Qur’an merupakan pedoman hidup bagi manusia terutama di kalangan muslim. Didalamnya terdapat banyak petunjuk dalam kehidupan dunia lebih lebih akhirat. Namun sayang, akhir akhir ini minat belajar dan mendalami ilmu Al Qur’an sudah mulai terkikis. Mereka lebih terfokuskan untuk mempelajari ilmu umum yang berkembang pesat pada zaman ini.

Atas dasar itulah, Pusat Pendidikan Ilmu Al Qur’an (PPIQ) Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan legiatan Studium General (SG). Dengan tujuan untuk menanamkan raasa keingintahuan dan kecintaan terhadap Al Qur’an dan juga mengetahui bahwa betapa butuhnya kita terhadap Al Qur’an.

“Akhir akhir ini minat belajar Al Qur’an semakin seidkit dibandingkan dengan minat untuk mempelajari ilmu umum, seperti ilmu matematika, bahasa inggris dan lain sebagainya, seakan akan Al Qur’an sudah tidak penting lagi” ujar Ust. Ghufron, Kepala Bagian (Kabag) PPIQ dalam sambutannya.

“Tujuan diadakannya kegiatan ini agar teman teman mengenal Al Qur’an lebih dalam lagi dan dapat mengetahui betapa butuhnya kita terhadap Al Qur’an.” Tambah Ust. Ghufron

Pada kesempatan ini, Kabag PPIQ juga menyampaikan laporan kegiatan penerimaan peserta didik baru di PPIQ Nurul Jadid.

Harapan harapan juga terlontarkan dalam sambutan Kabag. PPIQ, diantaranya adalah dapat menjadi orang yang lebih baik lagi dan ghiroh untuk mempelajari serta mendalami Al Qur’an semakin meningkat.

Kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini. Diawal tausiyahnya, beliau menyampaikan ucapan penghargaan dan terimakasih kepada keluarga besar PPIQ terutama pengurus yang selama ini telah istiqomah dalam menjalankan amanah pesantren.

Beliau juga menyampaikan bahwa peserta didik PPIQ yang fokus mempelajari dan mendalami Ilmu Al Qur’an merupakan santri plus. Pasalnya, semua santri bisa mempelajari Al Qur’an, namun belajar dengan intensif tidak semua santri melakukannya.

“Karena itu bersyukurlah bahwa saudara saudara dipilih oleh Allah untuk bergelut dan beraktifitas dengan Al Qur’an. Saudara sekalian merupakan tentara Allah yang bertugas untuk menjaga dan memlihara Al Qur’an yang dijamin keasliannya oleh Allah SWT” nasihat beliau kepada peserta Studium General.

Harapan harapan juga beliau sampaikan kepada peserta didik, baik peserta didik di Program tashisul Qiro’ah maupun tahfidzul Qur’an.

“kepada peserta didik di Tahsin, diharapkan tekun dan kalau bisa lanjutkan ke tahfidz. Untuk tahfidz, harus memiliki tekad dalam menghafal dan menjaga Al Qur’an. Karena menghafal memang berat, tetapi tidak seberat menjaga”.

“Jangan hanya belajar dan menghafalkan Al Qur’an saja, kita  juga harus bisa mengamalkannya sekalipun masih belum bisa memahaminya” dawuh beliau. (QZ)

Pendaftar Diterima
PPIQ Putera : 198 Anak Program Tahsinul Qiro’ah : 40 Anak
Program Tahfidzul Qur’an : 20 Anak
PPIQ Puteri : 150 Anak Program Tahsinul Qiro’ah : 43 Anak

Program Tahfidzul Qur’an : 15 Anak