Pos

Biro Pendidikan Mengadakan Pembukaan OSKAR Putra Tingkat SLTA

nuruljadid.net –  Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) telah dilakoni oleh lembaga formal tingkat SLTA beberapa hari yang lalu. Sumringah wajah nampak di wajah peserta didik kelas akhir, karena mereka akhirnya bisa menyelesaikan program pemerintah yang mewajibkan pendidikan 12 tahun.

Namun sekalipun mereka secara pendidikan formal sudah tidak memiliki aktifitas, bukan berarti mereka bebas aktifitas dari semuanya. Masih ada program pesantren yang harus mereka jalani sebelum mereka boyong (berhenti mondok). Orientasi Kelas Akhir (OSKAR) adalah kegiatan yang harus mereka lakoni sebagai peserta didik kelas akhir.

Malam ini (13/04) mereka semua dikumpulkan dalam satu tempat untuk mengikuti acara pembukaan OSKAR ini. Aula IAI Nurul Jadid digunakan untuk menampung mereka. Seluruh peserta didik kelas akhir tingkat SLTA berkumpul bareng. Kegiatan yang diakomodir oleh Biro Pendidikan yang bekerjasama dengan Pengurus FKO (Forum Komunikasi OSIS) berhasil mengadakan acara pembukaan OSKAR dengan sukses.

Pada acara ini, nampak Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, Wakil Kepala Pesantren, KH. Najiburrohman Wahid, Sekretaris Pesantren, Faizin Syamweil, Wakil Sekretaris Pesantren, Saili Aswi dan Kepala Biro Pendidikan, Bakir Muzanni menduduki permadani. Tak hanya beliau beliau saja yang hadir, beberapa pengurus pesantren juga ikut hadir dalam acara ini.

Sambutan Sambutan

Pada pelaksanaan acara ini, sambutan dari Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan menyampaikan permohonan maaf atas kekurangan fasilitas yang kurang memadai. Dan tak lupa pula, dalam sambutannya Saudara Refli selaku ketua panitia menyampaikan maksud dan tujuan diadakannya kegiatan OSKAR ini.

“Tujuan diadakannya OSKAR adalah sebagai bekal bagi kelas akhir untuk menghadapi kehidupan yang baru. Baik dalam bermasyarakat maupun dalam dunia kemahasiswaan” ujar ketua panitia.

Tak hanya ketua panitia saja yang memberikan sambutan, perwakilan dari peserta OSKAR juga memberikan sepatah kata. Dalam hal ini Lutfah mengajak semua anak anak kelas akhir untuk review perjalanan kehidupan sebagai santri Nurul Jadid.

”Dalam kesempatan kali ini, saya ingin mengajak teman teman kelas akhir untuk melihat kebelakang atau sejarah pertama kali kita berada di PP. Nurul Jadid. Dulu kita juga pernah duduk di tempat ini dan sekarang pun kita duduk di tempat yang sama namun dengan kondisi yang berbeda. Dulu kita masih bingung mau menyapa teman kanan kiri tapi sekarang kita sudah bisa menyapa teman kanan kiri kita. Ini merupakan perubahan kecil yang kita alami, kita dapat bersosial dengan baik. Dan masih banyak hal yang lain yang telah kita peroleh di Pondok tercinta ini” ujar Lutfah yang berdiri diatas mimbar.

KH. Najiburrahman Wahid selaku Wakil Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid juga ikut memberikan sambutan kepada siswa kelas akhir. Dalam sambutan beliau, beliau menyampaikan beberapa poin penting.

“Diadakannya kegiatan ini bukan tercipta dari inisiatif pesantren dan pesantren tidak bermaksud untuk mencegah atau melarang santri kelas akhir yang ingin boyong. Namun, kegiatan ini dilaksanakan akibat adanya masukan dari walisantri yang berkeinginan agar pesantren dapat mengkoordinir siswa kelas akhir yang kebanyakan mereka tidak memiliki aktifitas ketika kembali ke rumah masing masing (boyong). Keinginan walisantri adalah bagaimana siswa kelas akhir yang sudah melaksanakan UN masih mendapatkan perhatian khusus dari pesantren. Oleh karena itu, demi mewujudkan keinginan dari walisantri, maka dibentuklah kegiatan Orientasi Kelas Akhir (OSKAR) ini” dawuh beliau.

Tausiyah Pengasuh, KH. Moh. Zuhri Zaini

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini juga hadir dalam kegiatan ini. Beliau diminta untuk memberikan tausiyah kepada kelas akhir yang sebentar lagi akan melepas masa pendidikannya ditingkat siswa dan akan menghadapi jenjang pendidikan dan kehidupan yang lebih terjal.

Dalam kesempatan ini, beliau memberikan tausiyah kepada santri kelas akhir tingkat SLTA sebagai bekal untuk menghadapi dunia yang baru bahkan dunia yang berbeda dengan dunia di Pesantren. Dalam sambutan beliau, beliau mengingatkan sekaligus memberikan nasihat kepada santri kelas akhir untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan akhlakul karimah dan terus mencari ilmu serta mengamalkannya.

Bagi anak kelas akhir yang melanjutkan studi ke luar negeri beliau bernasihat untuk selalu menjaga iman karena pengaruh lingkungan berdampak besar terhadap keimanan. Jika diluar santri masih istiqomah, maka itu prestasi yang luar biasa.

Kegiatan ini diakhiri dengan doa yang dipimpin langsung oleh Pengasuh setelah beliau menyampaikan tausiyah beliau. (Q2/Red)

Nurul Jadid Ikut Menyemarakkan HARLAH NU ke 94 di Sidoarjo

nuruljadid.net –  Hari ini (09/04) dini hari, pengurus pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid nampak sibuk mempersiapkan dan mengkondisikan peserta rombongan ke Sidoarjo dalam rangka ikut menyemarakkan peringatan Harlah Nahdlatul Ulama’ (NU) ke 94. Nampak 2 bus polisi dan 2 mobil pribadi telah stand by di depan kantor pesantren pusat. Alat transportasi tersebut digunakan untuk mengangkut peserta rombongan. Tepat pada pukul 02.15 WIB rombongan dari Pondok Pesantren Nurul Jadid berangkat menuju tempat acara dengan pengawalan dari Polisi Resort (Polres) Probolinggo.

Suara dan lampu sirine mobil berdering mengawal rombongan dari Pondok Pesantren Nurul Jadid. Perjalanan dari Paiton menuju ke Stadion Delta Sidoarjo membutuhkan waktu 2 jam. Dan pada pukul 04.15 WIB rombongan Nurul Jadid tiba di Parkiran VIP. Sejenak melepas penat, rombongan melaksanakan shalat subuh disekitar lokasi acara.

Banner ucapan selamat harlah ke 94 NU terpajang disekitar lokasi stadion. Para jamaah pengajian akbar pun nampak mengenakan baju putih baik yang putera maupun puteri termasuk rombongan dari Nurul Jadid. Rombongan Nurul Jadid langsung memasuki acara karena dalam rundown acara, tepat pukul 05.30 WIB dilaksanakan shalawat bersama.

“Syukur alhamdulillah kita masih bisa hadir dan ikut menyemarakkan Harlah NU ke 94” ujar Jasri selaku ketua rombongan.

Acara dimulai pada pukul 05.30 WIB dengan diawali oleh pembacaan shalawat yang diiringi dengan hadrah yang berasal dari Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Pajarakan Probolinggo. Pukul 06.30 WIB acara intipun dimulai. Kibaran bendera Nurul Jadid berkibar di tengah tengah jutaan jamaah istighosah. Bersanding dengan jamaah lainnya termasuk dari pondok sekitar, Zainul Hasan Genggong, Lirboyo, dan banyak lainnya.

Dalam acara ini, nampak KH. Abd. Hamid Wahid selaku Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid beserta istri beliau Ny. Hj. Khotijatul Qodriyah (Neng I’ah) berada di panggung VIP.

Acara ini berlangsung sejak pukul 05.30 – 10.30 WIB. Dan pada pukul 13.30 WIB rombongan Nurul Jadid tiba kembali di Pondok Pesantren Nurul Jadid. (Q2/Red)

Tim PSSNJ Melakoni Pertandingan Persahabatan dengan Jabung FC

nuruljadid.net – Sepak bola menjadi permainan yang hampir semua laki laki menyukainya. Kerjasama tim sangat diperlukan dalam permainan sepak bola ini untuk memperlihatkan permainan yang indah dan menghibur. Kemenangan adalah incaran dari semua tim.

Hari ini (07/04) Persatuan Sepak Bola Santri Nurul Jadid (PSSNJ) melakoni pertandingan persahabatan dengan Jabung FC. Tujuan dilaksananya pertandingan ini adalah hanya sebatas permainan untuk menjalin persahabatan sekaligus sebagai latihan pemanasan bagi tim PSSNJ untuk menghadapi Liga Santri Nasional 2017 yang akan dilaksanakan beberapa bulan lagi di Kota Probolinggo.

“Pertandingan ini hanya sebatas permainan saja, namun, kami jadikan ini sebagai pemanasan bagi PSSNJ tuk mempersiapkan diri melakoni pertandingan Liga Santri Nasional di Probolinggo nanti” ujar Darsono salah satu official Tim PSSNJ.

Pertandingan ini dilaksanakan dengan 2x pertandingan. Pertandingan pertama adalah TIM Junior PSSNJ atau TIM B PSSNJ dan tim yang kedua adalah TIM Senior PSSNJ atau TIM A PSSNJ. Pertandingan yang berlangsung pada sore hari ini disaksikan oleh masyarakat sekitar jabung terutama bagi anak anak kecil yang Gibol “Gila Bola”.

Tak hanya para pemain yang turun pada Liga Santri Nasional tahun kemarin di Banyuwangi, sosok yang menjadi sorotan publik pada pertandingan ini adalah pemain yang bernomor punggung 17 yang juga merupakan salah satu Gus di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Gus Makki Maimun Wafi. Beliau yang salah satu hobinya adalah bermain sepak bola ikut mengambil posisi sebagai sayap kanan. Namun, beliau hanya bermain di Tim A PSSNJ.

“Ini merupakan sebuah dukungan besar dari salah satu Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk mengembangkan minat dan bakat santri yang hobinya bermain sepak bola. Kita harus mengapresiasinya dengan terus berusaha keras demi mencapai tujuan bersama” ujar salah satu Official Tim PSSNJ setelah pertandingan usai.

Permainan yang kasar dipertunjukkan oleh Jabung FC. Beberapa kali pemain PSSNJ terjatuh dan mengalami cidera. Sadar bahwa ini adalah pertandingan Fair Play. Setelah pertandingan selesai, kedua tim nampak tersenyum gembira dan saling memaafkan yang telah terjadi di Lapangan.

“Biasalah, namanya juga pertandingan dan levelnya masih belum berkelas. Sudah terbiasa mendapatkan perilaku ‘kasar’ seperti itu, untungnya anak anak sudah paham dengan karakter mereka dan lebih untungnya lagi ini adalah kali keempat kami bertanding dengan mereka” cakap Cak Darsono sambil tertawa.

Hasil pertandingan kali ini adalah

TIM B PSSNJ VS TIM B Jabung FC : 1 – 2

TIM A PSSNJ VS TIM A Jabung FC : 2 – 1

Dalam 4 kali pertemuan dan 8 kali pertandingan, Tim PSSNJ menorehkan hasil yang sangat memuaskan, pasalnya baru kali ini Tim PSSNJ harus mengakui kekuatan lawan. 7 kali menang dan 1 kali kalah history pertandingan Tim PSSNJ vs Jabung FC. (Q2/Red)

680 kali Khotmil Al Qur’an dan 6.800.000 kali Pembacaan Surat Al Ikhlas Dalam Rangka Menyambut Haul Pendiri & Harlah PPNJ ke 68 Tahun.

nuruljadid.net – Beberapa persiapan telah dilakukan menjelang Peringatan Haul Pendiri dan Harlah Ke 68 Pondok Pesantren Nurul Jadid. Panitia yang selama ini telah bekerja keras untuk mensukseskan acara tahunan ini mendapatkan dukungan yang penuh dari pengurus pesantren. Terbukti dengan terlaksananya kegiatan Pembukaan Khotmil Al Qur’an dan Pembacaan Surat Al Ikhlas yang dilaksanakan oleh Pengurus Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Acara Pembukaan Khotmil Qur’an dan Pembacaan Surat Al Ikhlas ini merupakan bentuk antusias dari warga Nurul Jadid diluar kepanitiaan harlah ke 68 untuk mensukseskan dan menyemarakkan Acara Haul Pendiri dan Hari Lahir Pondok Pesantren Nurul Jadid ke 68 Tahun. Acara Khotmil Al Qur’an dan Pembacaan Surat Al Ikhlas yang dilaksanakan malam hari ini (06/04) bertempat di masjid jami’ Nurul Jadid yang diikuti oleh semua santri Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Pada Kegiatan ini, KH. Najiburrohman Wahid selaku Wakil Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid membuka sekaligus memberikan tausiyah kepada santri. Dalam kesempatan ini, Beliau juga menyampaikan maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini.

“Khotmil Qur’an dan Pembacaan Surat Al Ikhlas merupakan sebuah cara untuk bermunajat kepada Allah SWT agar Pondok Pesantren Nurul Jadid dan seluruh warganya (Dewan Pengasuh, Pengurus, Santri, Alumni dan Walisantri) senantiasa diberikan hidayah, pertolongan, kemudahan dalam menjalan tugas dan kesuksesan oleh Allah SWT. Selain itu tujuan dilaksanakannya kegiatan Khotmil Qur’an dan Pembacaan Surat Al Ikhlas adalah dikhususkan untuk kesuksesan acara Haul Pendiri dan Harlah ke 68 Pondok Pesantren Nurul Jadid” Dawuh Beliau.

Beliau juga memberikan sedikit motivasi kepada santri Nurul Jadid tentang membiasakan diri untuk membaca Al Qur’an.

“Kita tidak selayaknya berberat hati untuk membaca Al Qur’an beserta fadilahnya. Karena dengan membacanya kita akan senantiasa bersemangat dan merasakan pertolongan Allah SWT.” Dawuh beliau selaku Wakil Kepala Pesantren.” Dawuh Beliau

“Hati manusia bisa berkarat, karat bisa hilang hingga bersih karena membaca Al Qur’an. Orang yang sibuk membaca Al Qur’an dan tidak sempat untuk berdoa kepada Allah SWT, maka Allah akan memberikan orang itu dengan pemberian yang terbaik tanpa harus diminta” Dawuh beliau dengan mengutip sebuah hadist.

Setelah beliau memberikan tausiyah kepada Santri Nurul Jadid, salah satu pengurus Biro Kepesantrenan, Ust. Moh. Badruddin Amin memberikan sedikit penjelasan sekaligus pembagian jumlah Khotmil Al Qur’an dan Pembacaan Surat Al Ikhlas di masing masing wilayah (putera dan puteri). Dalam kegiatan ini target yang telah ditentukan oleh Pengurus Pesantren untuk santri Nurul Jadid adalah Khotmil Al Qur’an sebanyak 680 kali dan Pembacaan Surat Al Ikhlas sebanyak 6.800.000 kali. Dengan klasifikasi sebagai berikut :

  1. Wilayah Putera : Khotmil Al Qur’an sebanyak 450 kali dan Pembacaan Surat Al Ikhlas sebanyak 1.700.000 kali
  2. Wilayah Puteri : Khotmil Al Qur’an sebanyak 230 kali dan Pembacaan Surat Al Ikhlas terbagi masing masing wilayah :
    1. Wilayah Az Zainiyah : 1.700.00 Kali
    2. Wilayah Al Hasyimiyah : 1.700.000 Kali
    3. Wilayah Fatimatuz Zahro : 340.000 Kali
    4. Wilayah Al Mawaddah : 340.000 Kali
    5. Wilayah Zaid bin Tsabit (K) : 340.000 Kali
    6. Wilayah Al Lathifiyah : 340.000 Kali
    7. Wilayah An Nafi’iyah : 340.000 Kali

Teknis pelaksanaan kegiatan ini dipasrahkan kepada masing masing wilayah dan waktu pelaksanaannya dimulai pada tanggal 06 s/d 20 April 2017. (Q2/Red)

Galeri Foto: Pembukaan Orientasi Santri Kelas Akhir (OSKAR)

Santri Nurul Jadid Berfoto Bersama Kapolres Probolinggo

Santri Nurul Jadid Ikut Menyemarakkan Kegiatan Olahraga Sehat oleh Polres Probolinggo

nuruljadid.net – Pada tanggal 08 Februari 2017 lalu, bapak kapolres Probolinggo, Bapak Arman Asmara Syarifuddin berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam rangka menjalin silaturrahim dengan Pengasuh dan jajaran pengasuh. Hari ini, lagi dan lagi Bapak Arman Asmara Syarifuddin menjalin silaturrahim dengan santri Pondok Pesantren Nurul Jadid. Jika beberapa waktu yang lalu bertempat di Pondok Pesantren Nurul Jadid namun kali ini berbeda, melainkan bertempat di Lapangan PJB Paiton.

Undangan yang diperuntukkan untuk 40 santri Pondok Pesantren Nurul Jadid ini bertujuan untuk bersilaturrahim dengan beberapa elemen masyarakat dan pemerintah diantaranya adalah Anggota TNI dan POLRI, dewan guru se Paiton, Pondok Pesantren di sekitar wilayah Paiton dan organisasi masyarakat yang lainnya. Acara yang diawali dengan jalan jalan sehat ini dimulai pada pukul 06.00 WIB. Yang dilanjutkan dengan senam sehat dan pengundian doorprize. Acara yang diselenggarakan oleh Polres Probolinggo yang bekerjasama dengan PJB, YTL, JM PLTU Paiton dan Polsek Paiton ini dimeriahkan dengan banyaknya undangan yang hadir termasuk santri Pondok Pesantren Nurul Jadid didalamnya.

“Kegiatan ini terselenggara dengan adanya dukungan bersama. Kegiatan ini juga bisa menyehatkan kita bersama dengan olahraga yang dapat memupuk kesehatan sehingga dengan badan sehat aktifitas kita tidak terganggu” ujar Bapak Kapolres Probolinggo dalam sambutannya.

“Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan utuk memupuk kekompakan dalam bersinergi dalam segi sosial dan jajaran pemerintahan, masyarakat dan Pondok Pesantren” tambah Kapolres Probolinggo tersebut.

Kegiatan yang bertema “Bersama Kita memperkuat Persatuan Kesatuan dan Kebinekeaan Guna Mewujudkan Situasi Kamtibnas Yang Aman dan Intensif” berakhir pada pukul 09.00 WIB dengan acara terkahir adalah pembagian hadiah doorprize. Dan alhamdulillah santri Pondok Pesantren Nurul Jadid mendapatkan 7 hadiah dari hadiah yang disediakan, diantara hadiah yang didapat adalah Seterika, Jam dinding dan kipas angin.

“Alhamdulillah walaupun hanya 7 hadiah yang berhasil didapatkan kita masih senang dan bersyukur. Sebab selain mendapat hadiah kita juga dapat mengikuti senam bersama masyarakat dan polisi. Dan yang terpenting kita mendapatkan hadiahnya dengan gratis.” Ucap salah satu santri Nurul Jadid dengan menggunakan bahasa madura yang disertai dengan canda tawa.

Harapan demi harapan dilontarkan oleh beberapa peserta kegiatan ini. Salah satunya adalah dengan adanya kegiatan in idiharapkan silaturrahmi semakin erat dan dapat memupuk tali persaudaraan terutama dengan masyarakat dan Pondok Pesantren. (Q2/Red)

 

Peserta Lomba mendapatkan pengarahan dari pembina Wilayah, Ust. Munawwir

Sunan Drajat (C) : Membina Retorika Menyulam Asa Demi Menyapa Dunia.

nuruljadid.net – Wilayah Sunan Drajat (C) adalah wilayah dimana santri Nurul Jadid yang berstatus siswa SMP Nurul Jadid berdmosili. Mereka akan menjalani double aktifitas selain mereka harus melakukan aktifitas yang dijadwal oleh pesantren, mereka juga melakukan aktifitas sebagai santri yang berada di Wilayah Sunan Drajat (C). Beberapa program wilayah yang telah ditetapkan oleh pengurus wilayah harus mereka laksanakan. Salah satu contohnya adalah mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba yang diadakan setiap malam selasa,(27/2/2017).

Lomba yang merupakan salah satu program tahunan wilayah ini bertujuan untuk menemukan skill individu mereka dan mengembangkannya. Ini merupakan sebuah program pendidikan yang bertujuan untuk membiasakan mereka (santri di wilayah C) untuk mempersiapkan diri menghadapi beberapa rintangan kedepan terutama dalam hal pendidikan. Adapun tema yang diangkat dalam perlombaan kali ini adalah

Membina Retorika Menyulam Asa Demi Menyapa Dunia.

“Tujuan dari kegiatan ini selain untuk menemukan bakat yang terpendam juga bertujuan untuk mengembangkan bakat itu. Sehingga dengan bakat yang mereka miliki, mereka tak lagi gamang dan takut menghadapi masa depan mereka” ujar Ust. Lukmanul Hakim selaku kepala Wilayah Sunan Drajat (C).

Pengurus wilayah juga sudah mempersiapkan beberapa tahapan untuk mengembangkan dan membiasakan anak didiknya agar siap menghadapi permasalahan dalam hal pendidikan. Dan itu telah mereka lakukan dalam jenis perlombaan ini. Beberapa lomba yang diadakan adalah lomba khitobah, lomba hadrah, lomba praktik ibadah dan lomba bilal. Lomba lomba ini diadakan menyesuaikan dengan kebutuhan awal mereka agar mereka memiliki bekal dasar untuk melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

“Perlombaan ini dilaksanakan secara bertahap. Pertama, 4 lomba wajib diikuti oleh semua santri di Wilayah. Kedua, setelah semua santri mengikuti lomba tersebut, maka selanjutnya 4 lomba wajib diikuti oleh semua blok (daerah) yang mendelegasikan beberapa santri di bloknya masing masing.” Cakap Ust. Adi Hermanto selaku pengurus Wilayah Sunan Drajat (C).

Dengan melaksanakan beberapa kegiatan yang mampu menemukan dan mengembangkan skill santri, harapan yang diharapakan oleh pengurus wilayah dan pesantren dapat tercapai sesuai dengan visi, misi dan tujuan Pondok Pesantren Nurul Jadid. (Q2/Red).

Lomba Harlah

Gemuruh Supporter Pada Lomba Yel-Yel

nuruljadid.net –Lomba Yel-Yel merupakan lomba pertama yang diadakan pada bulan lomba Haul & Harlah ke-68. Lomba yel-yel ini dilaksanakan setelah pembukaan bulan lomba berlangsung pada malam jum’at (16/02/2017) kemarin.

Lomba yel-yel adalah lomba yang didalamnya mengandung arti penyemangat untuk semua peserta lomba sekaligus show off keunggulan masing masing lembaga yang disampaikan dalam sebuah lagu. Bermacam macam jenis lagu yang ditampilkan, mulai dari password penyemangat, lagu-lagu ciri khas dari setiap lembaga dan juga lagu yang menjadi prioritas untuk dinilai dan ditetapkan sebagai pemenang. Tentunya didalam lomba yel-yel ini dilarang keras untuk “mejatuhkan” lembaga formal lain.

Gemuruh sorak sorai terdengar ketika peserta dari masing masing lembaga perform. Disertai dengan tepuk tangan dan teriakan semangat untuk mendukung jagoan mereka masing masing yang membuat armosfer pertandingan semakin memanas. Walaupun hujan membasahi area perlombaan, mereka tetap antusia tanpa menghiraukan hujan yang turun, malah dengan datangnya hujan, para peserta dan penonton semakin “menggila” untuk mendukung jagoannya masing masing. Sampai pada penghujung acara, mereka (penonton) nampak antusias menyambut datangnya Bulan Lomba ini.

Penilaian dari lomba yel-yel ini meliputi Kekompakkan (40%), Kreatifitas Lagu (35%) dan Busana (25%). Ciri khas dari lomba yel-yel ini adalah bertema, sepertri dari busana, lagu dll semua memiliki tema tersendiri. Contoh Tema SMPNJ Silat, MTSNJ Sirkus, MTSN Hawai, SMANJ Nuansa Jepang, MANJ Koboi, SMKNJ Hantu, MAN Chochochip. Untuk juara yang terpilih akan diumumkan pada saat penutupan Bulan Lomba nanti. (Mila/DB)

Talk show islam nusanatara

Ngaji Bareng DR. KH. Marzuki Mustamar, Ketua Tanfidiyah PCNU Kota Malang

nuruljadid.net – Pondok Pesantren merupakan benteng yang sangat kokoh demi tegaknya dan kelestarian ajaran ajaran ahlussunnah wal-jama’ah. Dengan ciri khas kajian kitab kunig karya ulama salafunas sholeh yang masi terus menerus dari generasi pertama sampai generasi berikutnya dari zaman klasik sampai zaman moderen, tentunya menjadikan pesantren sebagi basis yang sangat kuat demi kelestarian dan terjaganya warisan warisan ulama salafunas sholeh.

Begitu juga pondok pesantren nurul jadid, merupakan salah satu pondok yang memadukan antara kajian kitab kuning dengan pengetahuan moderen, tentunya membuka peluang yang sangat besar untuk tetap melestarikan dan mengembangkan ajaran – ajaran ahlussunnah wal-jama’ah dalam kehidupan moderen.

Kedatangan sosok ulama’ yang besar merupakan sebuah kehormatan yang luar biasa bagi Pondok Pesantren Nurul Jadid. Hari ini Jum’at (14/02) yang bertepatan dengan hari Valentine, Ketua Tanfidiyah PCNU Kota Malang sekaigus Pengasuh PP. Sabilurrosyad Malang, KH. Marzuki Mustamar hadir di bumi Nurul Jadid. Acara seminar yang dilaksanakan di Aula SMA Nurul Jadid bertemakan tentang “Islam Nusantara VS Globalisasi”. Acara ini dilaksanakan 2 kali, pada pukul 08.00 – 12.00 WIB diikuti oleh siswa, sedangkan pukul 13.00 – 16.00 WIB diikuti oleh kalangan mahasiswa.

Dalam kegiatan ngaji bareng ini, beliau menceritakan asal mula terbentuknya Nahdlatul Ulama’ (NU) dan menceritakan beberapa permasalahan kekinian termasuk kasus Aksi bela islam dan kasus Habib Riziq yang terjadi beberapa waktu lalu. Beliau juga memberikan nasihat kepada peserta untuk tudak terprofokatori dengan kejadian kejadian tersebut karena terdapat unsur politik didalamnya. Selain itu, beliau (KH. Marzuki Mustamar) juga menejelaskan tentang NU.

“Didalam NU dan ahlussunah wal jamaah ada tolak ukur kebenaran yang harus dijadikan rujukan. Kebenaran secara epistimologi, antologi dan eksologi. Bagi kita, benar belum tentu benar sebelum kebenaran tersebut mengandung 3 unsur kebenaran tersebut. Kadang secara antologi benar, tapi secara epistimologi belum tentu benar. Pikiran, ajaran, doktrin baik menyangkut keagamaan, sosial dalam masyarakat, berpolitik sampai memperjuangkan islam di Nusantara didalam NU merupakan kebenaran yang mengandung ke 3 unsur tersebut.” Ujar Beliau, salah satu Anggota Komisi Fatwa MUI Kota Malang mengawali acara seminar ini.

Dalam kegiatan ini, KH. Marzuki mustamar juga memberikan beberapa motivasi terutama dalam mencari ilmu. Terutama dalam mencari ilmu agama. Beliau juga memberikan sebuah contoh sebagai inspirasi dan motivasi dalam mencari ilmu. Tujuan dari mencari ilmu adalah mencari kebenaran.

“Dalam mencari ilmu kita harus memperhatikan ya tafakkarun (akademik) dan yadzkurun (kedekatan kepada Allah). Untuk mencari kebenaran yang empirik, ilmiah dan dapat dipertanggung jawab maka hendakalah kebenaran itu dikaji oleh orang yang ya tafakkarun dan yadzkurun.” Tambah Pengasuh PP. Sabilurrosyad Malang ini.

Selain memberikan motivasi dalam mencari ilmu, beliau juga memberikan pemaparan tentang islam kotemporer dan kiprah NU dalam membangun pendidikan di Nusantara.

“Saat ini Indonesia sudah memiliki 200 juta ummat islam yang tidak terpecah belah. NKRI ini wajib dijaga karena warisannya para Ulama dan mengayomi 200 juta ummat islam yang mayoritas ahlussunnah wal jamaah. Kalau Indonesia kacau, maka yang paling rugi adalah ummat islam. Negeri ini masih menjaga dengan amanah dan aman aset islam. Adapun Aset islam yang dilindungi NKRI adalah 50.000 madrasah (belum termasuk SMP dan SMU islam), 25.000 pondok NU, puluhan ribu TPQ, puluhan ribu MADIN dan 500 ribu masjid yang terdaftar di Depag Pusat dengan aman” ujar KH. Marzuki Mustamar (Dosen Humaniora dan Budaya UIN Maulana Malik Ibrahim Malang).

Dalam akhir pembicaraan beliau, beliau memberikan nasihat kepada paserta agar selalu manut kepada kiai.

Lomba Harlah

Sorak Sorai Penonton Dalam Laga Pembuka Lomba Volly Ball di Bulan Lomba Harlah ke 68.

nuruljadid.net – Persaingan secara sehat dan fair terjadi di Bulan Lomba yang dalam rangka memperingatai Haul Pendiri dan Harlah ke 68 Pondok Pesantren Nurul Jadid. Sorak sorai penonton menggerumuhkan lapangan Volly yang bertempat disebelah barat lapangan ayaman. Gerombolan penonton yang berasal dari berbagai wilayah memadati lapangan ini. Termasuk supoerter dari masing masing wilayah yang berlaga pada hari ini, jum’at (14/02/2017).

Kegaduhan dan ekspresi yang bermacam macam nampak menghiasi wajah para penonton, ada yang bersuka ria dan ada juga yang nampak kecewa dengan tim belaannya. Namun hal itu sudah menjadi hal yang wajar dan biasa terjadi dalam sebuah pertandingan dimana dalam pertandingan tersebut semua tim harus siap untuk kalah dan menang sekalipun kekalahan tak pernah mereka harapkan.

“Penonton nampak sangat antusias, tepuk tangan dan siulan sering mereka lakukan ketika pemain melakukan smash yang menusuk jantung pertahanan lawan” ujar koordinator lomba Volly, Abdul Basit.

Perlombaan volly ini diikuti oleh 15 tim dari wilayah yang berbeda, sehingga disetiap regu terdiri dari 4 dan 3 tim. Jadwal pertandingan sudah terpampang, menurut informasi yang kru Nurul Jadid Website dapatkan, babak penyisihan ini akan berlangasung selama 1 bulan lamanya dengan waktu perlombaan Malam Selasa, Hari Selasa, Malam Jum’at dan Jum’at.

Harapan dari permlombaan ini adalah masing masing wilayah dapat menjalin silaturrahim dengan baik sehingga keakraban dan keharmonisan antar wilayah dapat diciptakan. Selain itu, dalam pertandingan yang akan berlangsung semua tim dapat bersaing dengan adil dan sportif.

Khitobah Umum

Kegiatan Khitobah Umum, Kesuksesan Wilayah Dalam Merealisasikan Program Kerja

nuruljadid.net – Pola pembinaan santri dapat dilakukan dengan banyak cara. Salah satu caranya adalah dengan berinovasi dalam merancang kegiatan santri. Artinya, bagaimana program kerja wilayah bisa berjalan sesuai dengan harapaan dan target. Contohnya saja, di salah satu wilayah yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid yakni Wilayah Az-Zainiyah yang dikenal dengan “Dalbar”.

Hari ini Senin, (13/02/2017) wilayah yang dinahkodai oleh Ustadzah Wahdatul Kholisoh, S.Pd.I berhasil merealisasikan sebuah program wilayah dalam bentuk kegiatan Khitobah Umum. Kegiatan yang bertempat di Musholla Az-Zainiyah disaksikan oleh santri Wilayah Az Zainiyah. Walau tak banyak Santri yang menyaksikan lomba ini acara yang di handle oleh pengurus pesantren bagian kegiatan belajar ini sukses digelar.

Pukul 20.55 WIB acara ini pun dimulai, peserta merupakan delegasi dari masing-masing daerah yang berada di Wilayah Az-Zainiyah. Peserta lomba ini membawa nama baik daerahnya masing masing, sehingga atmosfer panas terjadi di TKP.

Sebelum acara ini dimulai, panita pelaksana mengundi peserta untuk menentukan nomer urut peserta. Acara di buka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, yang di lanjutkan dengan sambutan oleh Koordinator Pendidikan Wilayah Az-Zainiyah yaitu Ustadzah Fitria Ningsih.

Penampilan dari delegasi dari Daerah Robi’atul Adawiyah menjadi awal di mulainya lomba Khitobah tersebut, disusul dengan peserta selanjutnya yaitu dari Daerah Aminatuz Zuhriyah. Satu demi persatu peserta unjuk kebolehannya untuk mendapat nilai dari juri lomba tersebut. Akibat terealisasinya kegiatan ini, muncul beberapa potensi santri yang terpendam.

Tak hanya itu, untuk menambah heboh dan meriahnya acara lomba ini, panitia mengadakan Quis yang berisi seputar acara Khitobah Umum. “Pertanyaan Quis ini saya ambil dari acara Khitobah ini, bagi santri yang bisa menjawab panitia akan memberikan hadiah yang menarik,” ucap panitia di akhir acara. (Pik/DB)

Peserta Lomba Tartil Bulan Lomba 68

Menghayati Mars PP. Nurul Jadid Dengan Berparade Puisi

nuruljadid.net – Bulan lomba dalam rangka memperingati Haul Pendiri dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid yang ke 68 sudah berjalan 1 minggu lamanya, 2 lomba sudah selesai dilaksanakan dan juga sudah mengantongi pemenang dimasing masing lomba. Malam ini Senin (13/02), perlombaan yang dilombakan adalah Parade Puisi. Parade puisi adalah jenis musik yang memiliki irama teratur dengan dinyanyikan oleh satu kelompok yang berisikan beberapa orang dengan nada yang berbeda beda.

“Tujuan dilaksanakannya lomba ini adalah selain menyemarakkan Bulan Lomba dalam rangka memperingati Haul Pendiri dan Harlah ke 68, juga bertujuan membiasakan mereka (peserta) untuk menghayati lagu Mars Nurul Jadid dan asrama mereka masing masing” ujar Ust. Muhammad Ghufron, Panitia Bulan Lomba yang membawahi bidang keilmuan.

Perlombaan ini diikuti oleh 15 Wilayah Putera. Setiap wilayah mendelegasikan sebanyak satu regu yang berisikan maksimal 15 orang. Perlombaan ini tak memiliki durasi waktu, namun memiliki peraturan yang setiap regu wajib membawakan lagu Mars Pondok Pesantren Nurul Jadid dan mars wilayah masing masing dengan kriteria penilian, kekompakan 40%, Kerapian 30% dan Intonasi 30%.

“Alhamdulillah, lomba ini mendapatkan respon yang baik dari masing masing wilayah. Buktinya, hampir semua wilayah mendelegasikan dan mereka membawakannya dengan berbagai macam cara. Ada yang sedikit lupa dengan liriknya, ada juga yang tidak paham dengan iramanya dan masih banyak lainnya” cakap Ust. Ghufron kepada Kru Nuruljadid Website.

“Tapi ada juga yang membawakan dengan penuh penghayatan dengan performance yang memukau. Ini adalah harapan kami selaku panitia. Agar mereka dapat menghayati lagu Mars Nurul Jadid sehingga mereka tidak hanya hafal dengan liriknya saja, namun mereka bisa hafal sekaligus menghayati pesan dari Mars Nurul Jadid” tambah Koordinator Lomba di kategori Keilmuan ini dengan wajah yang sumringah.

Bedah Buku darah wanita oleh ustad Ahmad Qusyairi Ismail

Bedah Buku Darah Wanita di Pondok Pesantren Nurul Jadid Wilyah Az Zainiyah

nuruljadid.net – Kegiatan Bedah Buku “DARAH WANITA” kemarin (10/02) terlaksana dengan sukses, yang diselenggarakan oleh pengurus wilayah az-zainiyah bagian Furudul Ainiyah (FA) dengan penyaji Ahmad Qusyairi Ismail dari Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan. Kegiatan ini adalah salah satu kegiatan tahunan dalam satuan kerja pengurus furudul ainiyah yang diikuti oleh semua pengurus dan semua mahasiswi di wilayah az-zainiyah yang bertempat di aula Mts Nurul Jadid Puteri dengan membayar kontribusi acara sebesar Rp. 15.000,00 sebagai wadah media interaktif dalam menambah pemahaman ilmu furudul ainiyah, dengan judul “Darah Wanita”.

Mengapa peserta bedah buku hanya diikuti oleh pengurus dan mahasiswi saja, “karena pengurus dan mahasisiwi (calon pengurus) yang nantinya akan membantu dan membimbing secara langsung dalam menjawab permasalahan santri-santri yang mempunyai masalah tentang darah wanita” jelas Ustdzah Wahdatul selaku kepala wilayah di az-zainiyah.

Suasana Kegiatan bedah buku “Darah Wanita” sangat berantusias, semua pengurus dan mahasiswi berdialog aktif dengan Penyaji, tentang bagaimana pemacahan masalah-masalah darah wanita yang terjadi langsung oleh santri atau masayarakat sekitar serta memberikan pemahaman lebih luas dan jelas tentang darah wanita.

“Wanita sangat wajib mengetahui dan mengerti tentang furudul ainiyah, terutama darah wanita yang terdiri dari Haid, Istihadoh, Wiladah Dan Nifas. Wanita itu harus tau, kapan waktu haid, bagaimana cara menghitungnya, kapan boleh berhubungan dengan suami dll. Dengan ini hukum mempelajari darah wanita yaitu wajib” berikut penjelasan awal dari ustad Ahmad Qusyairi Ismail. (Mila/DB)

Peserta Lomba Tartil Bulan Lomba 68

Tartil Qur’an, Bakat Minat yang Kembali Mencuat di Kalangan Santri

nuruljadid.net – Al-Qur’an adalah sumber kemuliaan. Siapapun yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, maka tidak ada yang akan dia dapatkan selain kemuliaan. Namun, siapa pun yang berpaling dari tuntutan Alquran, maka Allah akan memberikan kesempitan dalam hidupnya.

Oleh Karenanya, syarat paling mendasar dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an adalah bagaimana kita mampu menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup sehari-hari. Hidup bersama Alquran adalah kenikmatan tiada tara. Banyak sekali ummat muslim yang berlomba lomba untuk membaca bahkan sampai menghafal serta memahami makna dari kitab ummat islam itu. Namun yang terpenting dalam membaca Al-Qur’an adalah membacanya dengan pelan dengan sesuai dengan tajwid yang sering kita dengan adalah “Tilawah”

Tilawah dalam ayat tersebut adalah berfungsinya lisan, akal, dan hati ketika melantunkan Alquran. Lisan berfungsi dengan baik ketika mampu mentartilkannya. Berfungsinya akal adalah dengan memahami isi ayat yang dilantunkan. Sedangkan berfungsinya hati adalah dengan merenungkan nasihat-nasihat yang terkandung di dalamnya.

“Tartil adalah membaca Al-Qur’an dengan mengikuti prosedur dan aturan serta sesuai dengan kaidah yang berlaku baik dalam segi makhraj (tempat keluar dan safat huruf) dan mengetahui tempat-tempat berhenti (waqaf) dengan tempo yang pelan serta meresapi maknanya” ujar Ust. Sa’ari selaku juri dalam loma tartil Qur’an.

“Skill suaranya sudah bagus namun masih ada beberapa kesalahan dalam bacaan seperti makhrojul huruf dan rata rata para peserta terlalu cepat dalam melantunkan ayat ayat Al Qur’an. Mungkin disebabkan karena mereka nervous atau kurang pengalaman” tambah Ust. Sa’ari yang pernah menyabet Juara 1 MSQ tingkat Jawa Timur di tahun 2014.

Dalam akhir perbincangan, Ust. Sa’ari juga memberikan beberapa harapan kepada pihak pesantren terutama di bagian bakat dan kesenian, agar mereka dapat kembali menghidupkan ekstrakulikuler pesantren terutama dalam Tartil Qur’an. Karena, malam ini para peserta telah membuktikan dirinya mampu untuk melantunkan ayat suci Al Qur’an dengan tilawah. Terakhir harapan beliau adalah bimbingan dan pembinaan khusus bagi mereka yang sudah memiliki potensi yang bagus.

“Kalau skill mereka sudah bagus, tinggal melakukan beberapa pendampingan secara intensif saja, agar mereka dapat berkembang. Dan peserta tartil ditahun ini sudah luar biasa, ada peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya” respon Ust. Sa’ari tentang lomba tartil ini.

Pengurus MAPK Periode 2017 - 2019

Gerakan Menuju Perubahan, MAPK Nurul Jadid Melakukan Reformasi Kepengurusan

nuruljadid.net – Malam itu hembusan udara malam di pesantren Nurul Jadid tak begitu terasa menusuk hingga ke tulang-tulang. Asrama Madrasah Aliyah Nurul Jadid (MANJ) Program Keagamaan (PK) berangsur sepi pada kamis malam (09/02/2017) kemarin. Seluruh penghuninya digiring menuju aula SMP Nurul Jadid. Dengan berpakaian putih mereka berjalan bergantian. Bahkan ada yang memakai sepatu dikarenakan tidak memiliki sandal. Tapi mereka tak menampakkan wajah gengsi perihal tersebut.

Acara pelantikan yang bertempat di Auditorium SMP Nurul Jadid. Dalam ruangan tersebut telah hadir Ust. Moh. Tohet, Anggota Pusat Kendali Mutu (PKM) dan Ust. Wafie rowi yang tengah berbincang santai sembari menunggu acara dimulai. Suara dengungan terdengar dari para hadirin yang sibuk berbicara dengan rekan disampingnya hingga Master of Ceremony (MC) menempati posisinya.

Tepat pukul 20.50 acara dibuka oleh Naufalun Ni’am dan M Hazmi Ayyubi, selaku MC pada acara tersebut, dengan menggunakan 2 bahasa kebangsaan PK, yaitu Bahasa Arab dan Inggris. Dimualai dengan pembacaan suarah al-Fatihah, acara malam itu resmi di buka.

Setelah itu, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci al-qur’an yang  dilantunkan oleh Maulana Reval Maulana, siswa kelas X asal kota Lumajang, dengan suara khasnya kepada. Sayang, diakhir lagunya suaranya sedikit sumabng lantaran tingginya suara yang harus ia ambil. Tapi itu tak membuat mental siswa baru itu down, malah terus melanjutkan hingga selesai.

Acara berikutnya berupa sambutan dari Biro Kepesantrenan yang diwakilkan pada Ust. Saili Aswi. Beliau menyampaikan salam dari kepala sekolah MANJ yang berhalangan hadir dikarenakan sakit serta ucapan selamat bagi pengurus baru asrama PK yang akan dilantik.

“ agar bisa menjadikan PK NJ yang bisa melahirkan output yang luar biasa ( visi dan misi mencetak kader kader ulama’ atau bangsa yang selalu berjuang lii’laai kalimatillah ) dan terus berusaha mengarahkan anak didik yang sesuai dengan visi dan misi PK “ lanjut beliau.

Setelah itu, prosesi pelantikan pun dilaksanakan. Adalah Ust. Zainuddin Sunarto yang membacakan Surat Keputusan (SK) pada malam itu dan Ust. Saili Aswi serta Ust. Ainul Yaqin Mannan yang memberikan kalung penghormatan kepada pengurus baru yang akan dilantik. Satu persatu pengurus yang dipanggil namanya maju ke depan aula. Sedang pengurus putri berdiri disebelah barat sendiri. Sesaat setelahnya, Ust. Moh Tohet membacakan ikrar untuk mereka lalu diikuti oleh seluruh pengurus baru yang dilantik.

Pada moment berikutnya, ialah prakata oleh pimpinan asrama terpilih, Ust. Ahmad Kusairi. Beliau berharap kepada semua elemen untuk turut membantu dan mendukung bersama dalam hal memajukan asrama PK yang telah menjadi ujung tombak pesantren Nurul Jadid dalam hal keagamaan, dari teori hingga praktiknya.

Kemudian dilanjut oleh prakata dari pimpinan devisioner, Ust. Ainul Yaqin Mannan. Beliau menyampaikan beberapa plus minus beliau selama menjadi pimpinan selama 3 tahun lalu. “ selama saya jadi pimpinan ada beberapa kegiatan yang telah saya realisasikan seperti muhadhorohh ammah, studi banding ke amanatul ummah. Juga hanya beberapa kali kita meraih juara di tingkat jawa timur. Untuk minusnya, masih banyak terjadi kehilangan uang, siswa yang kabur dan siswa yang tidak hadiran shubuh” kata beliau.

Diacara selanjutnya, K.H Abd. Hamid Wahid memberikan masukan yang membangun dan pesan yang amat dalam kepada para pengurus baru yang telah dilantik agar memantapkan niat yang benar, tulus dan ikhlas serta memberi pelayanan terbaiknya kepada para peserta didik yang berada di asrama PK.

Dipenghujung acara, diakhiri dengan do’a bersama yang dipimpin langsung oleh Ust. Abd. Wafi Rowi. Dan dengan itu , acara pada malam itu pun berakhir. Seluruh undangan berangsur turun meninggalkan tempat acara. (ALE/RFQ)