Nurul Jadid Paiton Tuan Rumah 3000 Keturunan Bani Hadu dan Bani Ruham pada Haul dan Silaturrahmi ke-19

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid mendapat sebuah kehormatan menjadi tuan rumah acara Haul dan Silaturrahmi ke-19 Bani Hadu dan Bani Ruham kemarin siang, Ahad (19/11/2023). Silaturahmi Bani Hadu dan Bani Ruham ini merupakan momentum penting tersambungnya silsilah para kiai, nyai dan pesantren besar di Jawa Timur, mulai dari Banyuwangi sampai Pulau Garam Madura.

Diketahui, Bani Hadu dan Bani Ruham merupakan salah satu silsilah dari cikal bakal lahirnya para ulama dan pesantren besar yang berada di sepanjang Jawa Timur seperti Ponpes Nurul Jadid Paiton, Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, Ponpes Nurul Abror Al-Robbaniyin Banyuwangi, Ponpes Nurul Islam, Ponpes Walisongo Situbondo, Ponpes Sumber Bunga, Ponpes Badridduja Kraksaan, Ponpes Al-Masduqiyah, Pondok Pesantren An-Nuqayah Sumenep, Ponpes Sumber Payung Pamekasan dan banyak lainnya.

Selain 3.000 lebih anggota keluarga yang hadir, dalam acara silaturahmi tersebut juga dihadiri oleh ulama besar yang terhubung garis keturunan bani Hadu dan bani Ruham, antara lain KH. Fadlurrahman Zaini, KH. Moh. Zuhri Zaini, KH. Kholil As’ad Syamsul Arifin, KH. Imamuddin Thoha, KH. Muhyiddin Abdussomad, KH. Achmad Azaim Ibrahimy, KH. Imam Qusyairi Syam, KH. Syainuri Sufyan, dan juga turut hadir PJ Bupati Probolinggo Ugas Irwanto dalam memberikan sambutan.

Kondisi 3000 undangan pada acara Haul dan Silaturrahmi ke-19 Bani Hadu dan Bani Ruham di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton

Selaku shohibul bait dan shohibul hajat pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini menyampaikan pentingnya kebersamaan dalam sebuah keluarga untuk saling bersama dan berjamaah dalam menghadapi segala permasalahan.

“Sebab kalau kita berjalan hanya sendiri, itu katanya, kita bisa dimakan harimau. Jadi serigala itu memakan kambing yang menyendiri, jadi jika ada kambing seekor itu lemah, sedangkan jika banyak, harimau juga bisa takut, ini pentingnya berjamaah” dawuh pengasuh Ponpes Nurul Jadid tersebut.

Tidak hanya itu, dalam acara tersebut juga dijelaskan silsilah pendiri Ponpes Nurul Jadid Paiton Probolinggo, yang tersambung dengan kiai Ismail di Beng Koneng Madura, yang mempunyai tujuh anak yakni, Kiai Zainuddin, Kiai Mursaha, Kiai Mustofa, Kiai Fatoyah, Kiai Madhah/ Kolpoh, Kiai Mudharik dan Nyai Nur Sari.

Kiai Mudharik sendiri merupakan kakek Pendiri Ponpes Nurul Jadid KH. Zaini Mun’im dan Nyai Nur Sari adik dari Kiai Mudharik atau Kiai Mudrika merupakan istri dari Kiai Ruham.

“Kalau dicontohkan juga bisa seperti di Situbondo, Kiai Kholil As’ad bin As’ad bin Syamsul Arifin bin Nyai Nur Sari, jadi sama tiga pupuan karena Kiai Zaini dan Kiai As’ad dua pupuan sedangkan Kiai Abdul Mun’im dan Kiai Syamsul sepupuan” jelas KH. Miftahul Arifin Hasan saat menjabarkan silsilah di hadapan ribuan anggota keluarga.

Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama antara panitia lokal dari Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan panitia pusat dari keluarga keturuan Bani Hadu dan Bani Ruham. Kegiatan ini juga diisi hadrah kolaborasi Muhibbus Sholawat dengan Tim Hadrah Ponpes Walisongo dengan kecirikhasan masing-masing berhasil meramaikan acara.

Undangan keluarga mulai berdatangan sejak Ahad dini hari sampai menjelang acara berlangsung mulai pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB. Turut hadir perwakilan Polisi Daerah (Polda) Jawa Timur dan Komando Militer (Kodam) V Brawijaya Jawa Timur.

 

Tonton Full Acaranya disini : https://www.youtube.com/live/RYctJM4Byic?feature=shared

(Humas Infokom)

Di Acara Haul dan Silaturahmi Bani Hadu-Bani Ruham, Kiai Muhyiddin Abdusshomad Ceritakan Biografi Bersejarah Kiai Zaini Mun’im

nuruljadid.net – Inda dzikris sholihin tanzilur rohmah, apabila orang-orang soleh disebut, diceritakan, dikenang, maka Rahmat Allah akan turun menyertainya,” dawuh KH. Muhyiddin Abdusshomad Pendiri Pondok Pesantren Nurul Islam Jember mengutip perkataan Imam Sufyan bin Uyainah, saat menyampaikan sambutan dalam Acara Haul dan Silaturahmi Bani Hadu-Bani Ruham di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Ahad (19/11/23).

Pada momentum itu, Kiai Muhyiddin menyebut Kiai Zaini Mun’im adalah ulama yang wushul (sampai) kepada Allah, sebagaimana yang dikategorikan oleh Syekh Abdul Qodir Al-Jailani bahwa tandanya orang wushul ila Allah (sampai kepada Allah) ada tiga: al-karom (mulia), at-tawadhu’ (rendah hati), dan as-salamatus-sadr (kelapangan/keselamatan hati).

“Saya teringat kepada kisah almaghfurlah Kiai Zaini Mun’im. Dulu ada tiga orang yang sering kumpul membicarakan masalah perjuangan kemerdekaan Indonesia, perjuangan Nahdatul Ulama dan perjuangan keumatan. Ketiganya sama-sama alim dan saling menghormati, beliau adalah Kiai Toha Bherkejhem, Kiai Zaini Mun’im, dan Kiai As’ad Syamsul Arifin,” dawuhnya.

Saat itu, lanjut beliau, ketika Kiai Zaini sedang mengungsi di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, Kiai Syamsul Arifin memerintahkan kepada saudara dan anak cucunya untuk mengaji ke Kiai Zaini. Kiai Syamsul Arifin berdawuh “Mara ajek kabbhi tan-taretanna been, aria bede oreng allamah kalaben alim, tang ponakan Kiai Zaini, kesempatan emas kaangguy been kabbhi ngajih, Ajak saudara-saudara kalian semua, di sini ada orang alim (ahli ilmu/pintar), keponakan saya Kiai Zaini, ini adalah kesempatan emas bagi kalian semua untuk ngaji (belajar) ke beliau.”

“Dari cerita tersebut dapat ditarik hikmah, bahwasanya Kiai Zaini memiliki sifat as-salamatus-sadr (kelapangan hati) untuk mengajar, sehingga Kiai Muhammad Toha Bindung, almaghfurlah Kiai Abdul Hamid Bakir, termasuk aba (ayah) saya Kiai Abdusshomad, serta keponakan dan saudara-saudara yang lain dapat berkumpul di Sukorejo untuk belajar bersama,” tutur beliau.

Di samping itu, Kiai Muhyiddin juga menceritakan kealiman dan ke-tawaduk-an Kiai Zaini saat menghadiri perkumpulan ulama di Malang pada tahun 1963. Saat itu, Kiai Zaini diminta untuk menyampaikan pesan-pesan atas wafatnya Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih, Tokoh Ulama Ahli Hadis terkemuka yang menetap di Malang. Kiai Zaini menyampaikan pesan dalam bentuk syiir “Qosidah Ritsaiyah” yang membuat pendengarnya tertegun waktu itu.

“Dilansir dari kitab Sadarotun Tarikhiyah yang diterbitkan oleh Pondok Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyyah Malang, bahwa Kiai Zaini menyampaikan pesan dalam bentuk syiir dengan gramatikal bahasa Arab yang sempurna itu secara spontan. Sampai disebutkan dalam kitab itu, qosidah ucapan belasungkawa ini disampaikan oleh Ahli Sastra Arab yang sangat alimnya, yaitu Kiai Zaini Abdul Mun’im,” imbuh beliau.

Kisah perjuangan Kiai Zaini selama mengusir penjajah, memperjuangkan umat dan Nahdlatul Ulama sebetulnya sudah banyak diulas oleh sejumlah artikel dan karya ilmiah. Hal ini juga terpatri dari kegigihan beliau mencetak para santrinya agar berjuang di masyarakat, sebagaimana yang didawuhkannya: “Saya tidak rela kalau santri saya tidak berjuang di masyarakat,” dan “Orang yang hidup di Indonesia, kemudian tidak melakukan perjuangan, dia telah berbuat maksiat. Orang yang hanya memikirkan masalah pendidikannya sendiri, maka orang itu telah berbuat maksiat, kita semua harus memikirkan perjuangan masyarakat.”

 

Reporter: Ahmad Zainul Khofi

(Humas Infokom)

Resensi Buku: Panduan Shalawat Nahdliyah Karya Kiai Hasan Abdul Wafie

Oleh: Alfin Haidar Ali*

nuruljadid.net – Pada Kamis malam Jum’at, (09/11/2023), di Pondok Pesantren Nurul Jadid diadakan peringatan haul ke-23 Alm. K. H. Hasan Abdul Wafie. Acara ini menyimpan sebuah momentum yang istimewa, yaitu peluncuran Buku Panduan Shalawat Nadhliyah karya Kiai Hasan Abdul Wafie, selanjutnya akan disebut sebagai Kiai Hasan.

Kiai Hasan, sosok yang dikenal sebagai kiai yang tegas, telah dikenal luas oleh warga Nahdlatul Ulama (NU) berkat kontribusinya mengarang Shalawat Nadhliyah. Meskipun acara tersebut tidak secara khusus mengadakan sesi peluncuran buku, beberapa kiai, keluarga, dan tamu VVIP menerima salinan Buku Panduan Sholawat Nadhliyah.

Salah satu yang menerima buku adalah Kiai Zainul Mu’in Husni, seorang santri yang pernah belajar langsung dari Kiai Hasan dan saat ini mengasuh sebuah pondok pesantren di Besuki – Situbondo serta menjabat sebagai Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Situbondo.

Kiai Zainul Mu’in Husni, yang berperan memberikan mauidhah hasanah di acara itu, menjelaskan betapa pentingnya kita untuk menjaga warisan yang ditinggalkan oleh Kiai Hasan. Salah satu di antaranya adalah Shalawat Nadhliyah.

 

Asal Mula Shalawat Nadliyah

Banyak masyarakat NU mungkin belum mengetahui asal mula atau sejarah pembuatan shalawat ini. Dalam buku “Panduan Shalawat Nadhliyah,” dijelaskan bahwa Shalawat Nahdliyah memiliki latar belakang cerita dari peristiwa-peristiwa yang melibatkan NU, yaitu sejak Muktamar NU ke-29 pada bulan Desember 1994 di Cipasung, yang dikenal dengan sebutan “Muktamar Cipasung.”

Almarhum KH Hasan Abdul Wafie dengan jelas menyatakan tujuan pembuatan shalawat ini:

“Maka alfaqir ad-dha’if mengharap seluruh pengurus cabang NU di Jawa Timur untuk mengumumkan dan menyebarluaskan shalawat dan doa yang tersebut di atas kepada anggota-anggota warga Nahdliyin dan Nahdliyat kita, agar jam’iyyah kita, NU, keluar dari gelapnya beban-beban pikiran dan kesedihan-kesedihan yang melingkupinya sejak Muktamar NU ke-29 di Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya Jawa Barat.”

Muhammad al-Fayyadl, M.Phil., cucu dari Kiai Hasan yang saat ini aktif sebagai Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid, menjelaskan bahwa Muktamar Cipasung dikenal sebagai muktamar yang paling menegangkan dalam sejarah NU.

Pada muktamar ini, terjadi penindasan oleh pemerintah Orde Baru terhadap NU. Meskipun menghadapi berbagai intimidasi fisik, Presiden Soeharto berupaya menjatuhkan K. H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang ditengarahi mengakibatkan perpecahan di kalangan tokoh NU dan ulama. Namun, berkat rahmat Allah, NU akhirnya mampu bertahan dari badai perpecahan tersebut, dan Gus Dur memimpin NU hingga jatuhnya rezim Orde Baru dan Masa Reformasi pada tahun 1998.

Shalawat ini diperkirakan disusun dalam suasana Muktamar Cipasung, pada akhir tahun 1994 atau awal tahun 1995. Pengarangnya, almarhum KH Hasan Abdul Wafie, dikenal sebagai tokoh kiai yang sangat berdedikasi dan berperan aktif dalam NU, terutama di Jawa Timur.

Pada haul ke-23, Kiai Zainul Mu’in Husni menambahkan dimensi unik pada sejarah pembuatan Shalawat Nahdliyah. Kisah ini diceritakan berdasarkan penuturan asatidz Ma’had Aly Sukorejo, tempat Kiai Hasan pernah mengajar. Kiai Hasan Abd. Wafie dalam mengarang sholawat nadhliyah ini, terlihat begitu tulus. Ust. Nawawi Thobroni, salah satu asatidz Ma’had Aly Sukorejo, menceritakan, “Saat itu ada saya. Beliau mengambil kertas lalu langsung menulis. ‘Ini sholawat untuk perjuangan,’ kata Kiai Hasan.”

Pada saat itu, shalawat ini belum memiliki nama resmi. Namun, kini Shalawat Nahdliyah telah menjadi viral dan tersebar luas. Mungkin karena ketulusan Kiai Hasan dan ikatan eratnya dengan NU, shalawat ini, tanpa upaya tirakat—sebagaimana istilah yang sering kita pakai—diijabahi oleh Allah dan menjadi amalan di kalangan warga NU, menjadi warisan berharga bagi umat.

“Sholawat Nahdliyah termasuk warisan yang ditinggalkan oleh beliau, yang kini dikenal secara nasional, layak dilaksanakan oleh seluruh nadhliyin, sebagaimana dijelaskan dalam buku panduan ini. Hal ini merupakan upaya dan permohonan kepada Allah SWT agar NU dapat merata sampai ke tingkat bawah, bukan hanya di tingkat cabang NU, tetapi juga di tingkat anak ranting,” ujar Kiai Zainul Mu’in Husni.

Dalam pernyataan penutup maudizhoh hasanah, Kiai Zainul Mu’in Husni menyelipkan pesan kepada seluruh hadirin, “Isi buku ini perlu dipahami, dianalisis, dicerna, dan diaplikasikan. Mungkin ini bisa menjadi pendorong untuk munculnya semangat jihad NU di setiap individu kita.”

 

Judul Buku: Panduan Shalawat Nahdliyah

Penyusun: K. Muhammad al-Fayyadl, M. Phil.

Penerbit: Bayt el-‘Ulum (Ma’had Aly Nurul Jadid)

Terbit: Rabiul Awal 1445 H. / November 2023 M.

 

*) Mahasiswa Ma’had Aly Nurul Jadid

Editor: Ahmad Zainul Khofi

 

Mengenang Kiai Hasan Abd. Wafie, Sosok Macan Bahtsul Masail PBNU dan Ahli Fikih yang Wara’

Oleh: Alfin Haidar Ali*

 

nuruljadid.net – Sudah banyak artikel yang membahas sosok Kiai Hasan Abdul Wafie yang dapat ditemukan di internet melalui mesin pencarian Google. Meskipun demikian, pada momentum Haul ke-23 Alm. K.H. Hasan Abdul Wafie yang diadakan pada Kamis (09/11/2023) di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo, Jawa Timur, terdapat beberapa poin menarik yang dapat kita petik.

Kiai Zainul Mu’in Husni, yang diamanahkan sebagai pembicara Mauizhatul Hasanah, membagikan kenangan-kenangan terkait Kiai Hasan Abdul Wafie. Salah satu aspek menarik yang mungkin belum banyak diketahui oleh warga NU, termasuk santri Nurul Jadid, adalah reputasi Kiai Hasan sebagai “Macan Bahtsul Masail” di tingkat PBNU.

Meskipun istilah “Macan Bahtsul Masail NU” sudah pernah terdengar sebelumnya, namun sebab penyematan gelar itu belum ada contoh kasus konkret yang dapat dijelaskan. Pada malam tersebut, Kiai Zainul membuka tabir cerita. Salah satu contohnya, sebagaimana diungkap oleh Kiai Zainul, terjadi pada Muktamar NU di Semarang. Saat itu, hampir seluruh peserta muktamar mengalami kebuntuan dalam suatu diskusi, tetapi justru Kiai Hasan yang menemukan solusi.

Perbincangan saat itu membahas pemindahan masjid. Para peserta muktamar tidak menemukan penjelasan yang memungkinkan pemindahan masjid, khususnya dalam pandangan mazhab Syafi’i. Namun, Kiai Hasan memberikan solusi.

“Kita ikut mazhab Hanafi yang membolehkan memindahkan masjid dari satu tempat ke tempat lain karena suatu kemaslahatan,” terang Kiai Hasan.

Meskipun usulan ini mendapat retensi dari sebagian ulama, Kiai Hasan dengan tegas menyatakan, “Loh, NU ini kan tidak hanya syafi’iyah. NU itu mengikuti mazhab empat dan itu jelas dalam AD/ART. Mazhab Hanafi adalah bagian dari mazhab empat.”

Keputusan ini kemudian diterima, dan ternyata terdapat rujukan dalam atsar yang mencatat bahwa Sayyidina Umar bin Khatab pernah memindahkan masjid dari tempat yang padat penduduk ke tempat lain karena kepentingan sosial. Tempat bekas masjid tersebut bahkan dijadikan pasar.

Kiai Zainul Mu’in Husni, yang pernah belajar langsung dari Kiai Hasan, juga membagikan sisi lain dari sosok Kiai Hasan. Beliau seringkali menyampaikan bahwa dirinya bukanlah orang yang cerdas, melainkan orang yang rajin.

“Saya ini bukan orang cerdas, tapi rajin. Biasanya cobaan orang cerdas adalah tidak rajin,” demikian kata Kiai Hasan yang sering diutarakan kepada para para santrinya, termasuk Kiai Zainul.

Namun, prestasi Kiai Hasan tidak hanya sebatas sebagai Macan Bahtsul Masail. Beliau juga dikenal sebagai ahli fikih yang wara’. Meskipun banyak yang pandai dalam bidang fikih, jarang ditemui orang yang wara’. Kiai Hasan membedakan dirinya dengan menyikapi ilmu fikih dengan penuh wara’, yaitu sikap hidup untuk menjauhi perbuatan makruh dan syubhat, terlebih lagi hal-hal yang haram.

 

*) Mahasiswa Ma’had Aly Nurul Jadid

Editor: Ahmad Zainul Khofi

120 Guru Putra dan Asatiz Nurul Jadid Upgrading Pola Asuh Santri Melalui Kelas “Menjadi Teladan”

nuruljadid.net – Sebanyak 120 guru dan asatiz Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton probolinggo atas inisiatif dan kolaborasi Biro Kepesantrenan dan Biro Pendidikan mengikuti Kelas “menjadi teladan” pada program Dormitory Educator Academy (DEA) oleh Kafa Institute selama 3 hari mulai Selasa sampai hari ini Kamis (7-9/11/2023). Kegiatan ini bertujuan guna meningkatkan pola asuh mereka melalui In House Training (IHT). Poin utamanya yaitu untuk memberikan teladan yang lebih baik kepada para santri dan memperkaya kualitas pendidikan di pesantren.

Pelatihan dengan sistem program kelas seri ke-XXXVI berjudul “Menjadi Teladan” ini diisi oleh 2 trainer ahli DEA, ustaz Ibrahim Mandres dan ustadz Puguh Santoso (Mr. Poo) yang kemudian berhasil menghidupkan suasana forum dan memberikan kesan positif kepada 120 peserta dari perwakilan sleuruh satuan pendidikan dan wali asuh asrama.

Dalam upaya meningkatkan kualitas pembinaan, pola pengasuhan dan pembelajaran, para guru dan asatiz ini mengikuti serangkaian kelas yang fokus pada pengembangan metode pengajaran yang inovatif dan pola asuh yang membangun karakter. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan mereka dapat menjadi teladan yang lebih baik bagi para santri dalam kehidupan sehari-hari.

Pengurus Biro Kepesantrenan, Ustaz Rahmat Toyyib, menyatakan, “Kami percaya bahwa pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan akademis, tetapi juga tentang pembentukan karakter. Dengan meningkatkan pola asuh guru dan asatiz, kami berharap dapat melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki moralitas yang tinggi” ungkapnya.

Suasana Forum Kelas Menjadi Teladan bersama 120 peserta dari kalangan guru dan wali asuh asrama Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo

Selama pelatihan, para peserta mendiskusikan berbagai pendekatan baru dalam mengajar, memahami psikologi anak, dan strategi efektif dalam membangun hubungan yang baik dengan para santri. Mereka juga diajak untuk merenungkan peran mereka sebagai pendidik dan panutan bagi anak didik mereka baik di kelas maupun di asrama.

Salah satu peserta pelatihan, Saleh Bin Abdurrahman guru SMK Nurul Jadid, mengaku, “Saya merasa sangat terinspirasi dan termotivasi setelah mengikuti kelas ini. Ini membuka wawasan saya tentang bagaimana cara mendekatkan diri dengan anak didik santri, memahami kebutuhan mereka, dan memberikan dukungan yang mereka perlukan.”

Ustaz Ibrahim Mandres menyampaikan dalam sesi kelas Menjadi Teladan bahwa Guru Teladan adalah Kunci Sukses Kepengasuhan. Lanjutnya “Tiada Kesuksesan Tanpa Kedisiplinan, Tiada Kedisiplinan Tanpa Keteladanan,” imbuh ustaz Ibrahim kepada seluruh ratusan peserta di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Pondok Pesantren Nurul Jadid terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mendukung perkembangan holistik para santri. Dengan adanya inisiatif seperti ini, diharapkan pesantren dapat terus menjadi lembaga pendidikan yang memberikan dampak positif pada pembentukan karakter generasi muda untuk kemaslahatan umat dan bangsa.

(Humas Infokom)

Monev LLDIKTI VII, Rektor UNUJA Ajak Perguruan Tinggi Tapal Kuda Maju Bersama

nuruljadid.net – Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo ditunjuk menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan kegiatan Monitoring dan Evaluasi LPJ Pelaksanaan Hibah Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (70%) Tahun Anggaran 2023 bagi Perguruan Tinggi Akademik dan Vokasi di bawah binaan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VII Jawa Timur.

Kegiatan ini bertempat di Aula Mini Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kamis (09/11/2023).

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi ini dihari oleh Rektor Universitas Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid, M.Ag, Kepala LLDIKTI Wilayah VII Prof. Dr. Dyah Sawitri, SE, M.M., Koordinator Kelompok Kerja  Akademik dan Riset Pengembangan LLDIKTI Wilayah VII Indera Zainul Muttaqien, ST., M.Kom.,  Kepala LP3M UNUJA Dr. Achmad Fawaid, M.A., M.A., dan 47 peserta monev dari 23 perwakilan Perguruan Tinggi Tapal Kuda.

K.H. Abd. Hamid Wahid, M.Ag., dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih dan mendapat penghormatan dari LLDIKTI Wilayah VII telah mempercayai Unuja menjadi tuan rumah pelaksanaan monitoring. “Kegiatan ini sangat bermanfaat baik bagi perguruan tinggi maupun kepada Pesantren Nurul Jadid agar menjadi dorongan dan tantangan untuk berpacu dalam pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.

“Mari pada kesempatan ini, bertekad untuk maju bersama dalam pengembangan perguruan tinggi baik dalam penelitian, pengabdian, publikasi maupun penguatan kerjasama antarperguruan tinggi khususnya di bawah LLDIKTI Wilayah VII ini,” jelas Kiai Hamid Wahid.

Sementara itu, Prof. Dr. Dyah Sawitri, SE, MM, dalam sambutannya menyampaikanpentingya output luaran penelitian dan pengabdian dalam menunjang pemeringkatan perguruan tinggi, baik dalam akreditasi prodi dan perguruan tinggi. Lebih dari itu, output penelitian dan pengabdian ini bisa menjadi tolak ukur yang bisa digunakan menjadi pengembangan karir dosen.

“Perguruan tinggi dan dosen harus komitmen dalam membantu persoalan-persoalan masyarakat dan mencari alternatif penyelesaian masalah yang dihadapi melalui melalui hilirisasi kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” pungkasnya. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada UNUJA karena telah bersedia berkolaborasi dalam pelaksanaan Monev tersebut.

Kegiatan ini merupakan perwujudan pertanjungjawaban LLDIKTI Wilayah VII dalam memantau, mengevaluasi capaian pelaksanaan penelitian dan pengabdian, serta melakukan proses kontrol terhadap kesesuain pelaksanaan kegiatan dengan proposal dan kontrak yang dibuat dan ditandatangani beberapa waktu lalu.

Sumber : Times Indonesia

(Humas Infokom)

Siswa Kelas XII MAN 1 Bondowoso Sowan ke KH. Moh. Zuhri Zaini Perkuat Spiritual Quotient

nuruljadid.net – Rombongan MAN 1 Bondowoso tiba di Pondok Pesantren Nurul Jadid, kemarin Rabu (08/11/2023) subuh. Kegiatan sowan tersebut disambut langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini di Musala Riyadus Sholihin Daltim.

Rombongan tersebut terdiri dari kelas XII sebanyak 364 siswa dan 25 guru pendamping. Kedatangan tersebut dikawal oleh Kasubbag Protokoler Ady Azhari, M.Pd. bersama tim Panji Pelopor Nurul Jadid

Wakil Kepala Bagian Humas MAN Bondowoso, Ruslani, S.Ag., M.Pd.I. menuturkan, kedatangan rombangan ini dalam rangka silaturahmi dan sowan sekaligus meminta nasehat untuk peserta didik kelas akhir sebelum lulus.

“Selain silaturrahmi, kami juga memohon nasehat dan arahan dari kiai Zuhri untuk anak didik kami agar  mendapatkan ilmu yang barokah dan bisa mengamalkanya guna memperkuat Spiritual Quotient atau kecerdasan spiritualnya,” jelasnya. Lanjutnya, kegiatan silaturrahmi MAN Bondowoso ke Pondok Pesantren Nurul Jadid ini, merupakan budaya turun-temurun sejak masa jabaran Kepala Madrasah H. Imam Barmawi Burhan.

Rombongan MAN 1 Bondowoso saat silaturrahmi ke Pondok Pesantren Nurul Jadid di Musala Riyadus Sholihin

“Harapannya, ikatan emosional kami terus terjaga dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Hal itu kemudian, membuat kultur dan pengelolaan madrasah kami tidak jauh berbeda dengan Nurul Jadid,” ungkapnya.

Dalam acara silatuhrahmi tersebut, KH. Moh Zuhri Zaini menuturkan keberhasilan dalam belajar bukan hanya dinilai dari raport. “Namun, nilai keberhasilanya ketika sanggup mengamalkan ilmunya,” imbuhnya.

Usai mengikuti tausyiah dari pengasuh Kiai Zuhri Zaini, rombongan MAN 1 Bondowoso pamit meninggalkan bumi Nurul Jadid dan kembali ke kabupaten yang terkenal dengan Tapai nya yang khas.

(Humas Infokom)

Nurul Jadid Latih 130 Guru dan Pengurus Putri Menjadi Pioner Keteladanan di Pesantren

nuruljadid.net – Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid Putri Pusat mengadakan pelatihan untuk 130 guru dan pengurus putri tentang “Menjadi Teladan” dalam program Dormitory Educator Academy atau DEA, di bawah naungan KAFA Institute. Pelatihan manajemen asrama pondok pesantren untuk seri ke-XXXVI ini diselenggarakan selama 3 hari mulai hari Jum’at-Ahad (03-05/11/2023) di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton Probolinggo.

Pelatihan dengan sistem program kelas berjudul seri “Menjadi Teladan” ini, diisi oleh dua trainer ahli, ustadz Ibrahim Mandres dan ustadz Puguh Santoso (Mr. Poo), yang kemudian berhasil menghipnotis 130 guru dan pengurus putri termasuk pimpinan pesantren putri di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Suasana Pelatihan Kelas Menjadi Teladan bagi guru dan pengurus asrama putri Pondok Pesantren Nurul Jadid

Kegiatan In House Training Menjadi Teladan ini mendatangkan berbagai respon positif dari para peserta, ada yang bersyukur punya kesempatan mengikuti pelatihan, mendapat pelajaran baru dari puluhan tahun menjadi guru dan pengurus, bahkan ada yang ingin bersegera menerapkan langsung materi pelatihan di lembaga dan asramanya.

“Alhamdulillah, ternyata problematika di pesantren itu sangat luar biasa, saya sangat terkesan sekali dengan penyampaian para mentor yang benar-benar terjadi di pesantren,” kesan ustazah Hariana, guru MTs Nurul Jadid yang juga alumni.

Pimpinan putri Pondok Pesantren Nurul Jadid berharap agar pelatihan oleh DEA dapat memberikan dampak langsung yang posotif kepada seluruh peserta dan para santri. Harapannya juga kegiatan semacam ini terus berlanjut hingga batch-batch berikutnya, sehingga menghasilkan guru dan pengurus asrama berkualitas yang rapi secara sistem dan bagus secara emosi dalam menghadapi berbagai situasi dan problematika yang dihadapi di asrama dan sekolah.

 

 

(Humas Infokom)

Ponpes Puncak Darussalam Pamekasan Ngaji Manajemen Pesantren ke Nurul Jadid Paiton

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Puncak Darussalam di Pamekasan, Jawa Timur, mengadakan kunjungan manajemen ke Pondok Pesantren Nurul Jadid di Paiton Rabu lalu (01/11/2023). Kedua pesantren tersebut menjalin serta mempererat tali ukhwah ma’hadiyah dengan saling berbagi best practice atau praktik baik dalam bidang pengembangan manajemen pesantren dan peningkatan kualitas pendidikan keagamaan.

Dalam kunjungan ini, para pengurus dan asatidz dari Ponpes Puncak Darussalam berkesempatan belajar dari pengalaman sukses Pondok Pesantren Nurul Jadid yang dikenal sebagai salah satu pesantren dengan modernisasi dan digitalisasi pengelolaan pesantren di Jawa Timur. Mereka mendapatkan wawasan tentang pengelolaan pesantren, kurikulum pendidikan, dan program-program unggulan yang telah terbukti berhasil di Nurul Jadid.

Perwakilan Ponpes Puncak Darussalam, menyatakan bahwa kunjungan ini merupakan langkah positif untuk meningkatkan mutu manajemen pendidikan pesantren. “Kami sangat berterima kasih kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid yang telah bersedia berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan kami. Semoga tali silaturrahmi ini dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan pesantren kami,” ungkap salah satu perwakilan rombongan.

Tamu rombongan dari Ponpes Puncak Darussalam Pamekasan saat sesi foto bersama dengan pengurus Ponpes Nurul Jadid Paiton Probolinggo

Sementara itu, Kepala Bagian Sekretariat Pondok Pesantren Nurul Jadid, Miftahul Huda, S.HI., M.Pd., menyambut baik kunjungan ini. Beliau berharap bahwa pertukaran pengalaman antarpesantren dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan pesantren-pesantren lainnya. “Kami senang dapat berbagi pengalaman dengan saudara-saudara kami di Puncak Darussalam. Semoga kerjasama ini dapat memperkuat sinergi antarpesantren dan mendukung pengembangan pendidikan Islam di tanah air,” ungkap Miftah panggilan akrabnya.

Perwakilan keluarga masyayikh Nurul Jadid dihadiri oleh Kiai Mifathul Arifin sekaligus kepala MTs Nurul Jadid. Kunjungan ini diakhiri dengan sesi foto bersama dan pemberian cinderamata antara kedua pihak sebagai bentuk apresiasi untuk memperkuat silaturrahmi dan hubungan dalam pengembangan manajemen pesantren dan peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di bumi Nusantara ini.

(Humas Infokom)

Pimpinan Nurul Jadid Study Visit Ke Bappeda Jatim Ngaji Manajemen Kelembagaan

nuruljadid.net – Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid melakukan studi kunjungan (study visit) ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Timur (25/20/2023). Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mengaji pengetahuan dalam manajemen kelembagaan dan kebijakan keuangan, serta memperluas wawasan tentang praktik-praktik terbaik dalam merencanakan pembangunan yang berkelanjutan.

Kedatangan delegasi dari Ponpes Nurul Jadid Paiton ini dipimpin oleh wakil kepala pesantren, KH. Najiburrahman Wahid dan Ny. Hj. Nur Diana Kholida Wahid, serta didampingi oleh sekretaris, bendahara dan kepala bagian serta pengurus terkait. Mereka disambut langsung oleh Kepala Bappeda Jawa Timur, bapak Mohammad Yasin, dan timnya. Pertemuan ini merupakan langkah awal dalam membangun kerjasama yang erat antara lembaga pendidikan dan badan perencanaan pembangunan daerah, untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman.

Rombongan pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid lakukan study visit ke Bappeda Provinsi Jawa Timur

Selama kunjungan, delegasi Nurul Jadid Paiton mengikuti berbagai sesi diskusi dan presentasi yang dipimpin oleh para ahli di Bappeda Jawa Timur. Mereka mempelajari manajemen kelembagaan, perencanaan keuangan berkelanjutan, evaluasi program, dan berbagai aspek lain yang relevan dalam konteks pengelolaan manajemen sebuah lembaga.

Kunjungan ini diakhiri dengan pertukaran cinderamata sebagai tanda apresiasi antara kedua belah pihak. Kedua belah pihak sepakat untuk menjalin kerjasama yang lebih erat di masa depan, guna memperkuat tali persaudaraan dan manajemen kelembagaan yang berkelanjutan.

Dengan studi kunjungan yang berkesinambungan seperti ini, diharapkan bahwa kolaborasi antara lembaga pendidikan dan pemerintah daerah dapat menjadi tonggak penting dalam menggerakkan pembangunan yang berkelanjutan di wilayah Jawa Timur khususnya di Pondok Pesantren Nurul Jadid yang berdampak kepada Masyarakat sekitar..

(Humas Infokom)

Unuja Kampus Berkeadaban Luluskan 1184 Wisudawan Siap Hadapi Tantangan Zaman

nuruljadid.net – Sebanyak 1.184 wisudawan Program Diploma, Sarjana dan Magister Universitas Nurul Jadid (Unuja) Paiton Kabupaten Probolinggo diwisuda pada Ahad (29/10/2023) di Alun-alun Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Dikenal sebagai Kampus Berkeadaban atau a civilized university, lulusan Unuja siap hadapi tantangan zaman dengan bekal yang mereka peroleh selama belajar dan berproses di bangku kuliah.

Acara wisuda tersebut dihadiri oleh Pengasuh K.H. Moh. Zuhri Zaini, Penjabat (Pj) Bupati Probolinggo Ugas Irwanto, S.Sos., M.Si, perwakilan Forkopimda, Pimpinan Yayasan Nurul Jadid, Rektor Universitas Nurul Jadid K.H. Abdul Hamid Wahid bersama Wakil Rektor, para Dekan, Dosen dan segenap Civitas Akademika Unuja.

Dalam sambutannya, Rektor Unuja K.H. Abdul Hamid Wahid menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati tahun akademik 2022/2023. Wisuda merupakan akhir dari proses akademik dan sebagai tanda pengukuhan atas selesainya studi pada masing-masing jenjang pendidikan. Momen ini adalah jembatan untuk mencapai tujuan selanjutnya dalam karir dan pengabdian kepada agama, masyarakat, bangsa dan negara.

“Wisuda tahun ini diikuti oleh 1.184 wisudawan dan wisudawati. Kami berharap semoga ilmu yang telah diperoleh di Universitas Nurul Jadid akan bermanfaat untuk bekal perjuangan di tengah-tengah masyarakat,” dawuh sosok kiai moderat dan visioner tersebut.

Kiai Hamid menambahkan, penyelenggaraan wisuda ini sekaligus Dies Maulidiyah VI Unuja yang diisi berbagai event perayaan wilayah diantaranya gelaran Expo UMKM, Pendidikan dan Kebudayaan se-Jawa Timur yang bertajuk “Pride of East Java Probolinggo Expo 2023”.

“Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Probolinggo. Terima kasih juga pondok-pondok pesantren mitra jejaring, alumni para pelaku UMKM dan dunia industri, perbankan serta berbagai unsur mitra lainnya. Kita berharap seluruh even dalam rangkaian kegiatan wisuda dan Dies Maulidiyah VI ini dapat dirasakan manfaatnya secara berkelanjutan oleh masyarakat luas khususnya di Kabupaten Probolinggo,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Pj Bupati Probolinggo bapak Ugas Irwanto mengatakan wisuda ini merupakan sebuah keberhasilan bagi mahasiswa yang menyelesaikan studinya pada Program Dilpoma, Sarjana dan Magister Universitas Nurul Jadid.

“Luar biasa, Universitas Nurul Jadid telah mewisuda lebih dari 1000 lulusan tahun ini. Kebahagiaan juga tampak pada wajah orang tua dan keluarga yang turut hadir hari ini,” katanya.

Pj Bupati Ugas menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh wisudawan dan wisudawati Universitas Nurul Jadid.

“Keberhasilan ini patut disyukuri tentu dengan harapan para wisudawan dan wisudawati dapat menyumbangkan ilmu pengetahuan mereka dalam mengisi pembangunan khususnya di Kabupaten Pobolinggo dan bagi bangsa dan kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” jelasnya.

Tidak lupa Pj Bupati Ugas juga mengucapkan selamat kepada keluarga besar civitas akademika Universitas Nurul Jadid yang sukses menggelar wisuda dalam rangka Dies Maulidiyah VI.

“Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada keluarga besar Universitas Nurul Jadid atas komitmen dalam melaksanakan tugas mendidik serta mencetak sumber daya manusia berkualitas, berdaya saing dan siap berpartisipasi secara aktif dalam membangun Kabupaten Probolinggo,” pungkasnya.

Acara yang dimulai sejak pukul 08.00 itu berakhir sekitar pukul 13.00 WIB berlangsung lancar dan khidmat tanpa ada kendala yang berarti.

(Humas Infokom)

UNUJA Galakkan Ekonomi Kerakyatan Lewat “Pride of East Java Probolinggo Expo” UMKM dan Pendidikan

nuruljadid.net – Universitas Nurul Jadid (Unuja) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo yang berkomitmen untuk menggalakkan pengembangan ekonomi lokal kerakyatan, telah berhasil menggelar “Pride of East Java Probolinggo Expo 2023”. Expo UMKM dan Pendidikan se Jawa Timur ini dinilai akan membangkitkan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sekaligus sektor pendidikan di Provinsi Jawa Timur khususnya Kabupaten Probolinggo.

Acara yang berlangsung selama tiga hari, dimulai pada Jum’at (27/10/2023) dan berakhir pada Ahad (29/10/2023) ini, menampilkan lebih dari 100 stan UMKM dari berbagai sektor industri, termasuk kuliner, kerajinan tangan, fashion, pendidikan dan banyak lagi. Pameran ini menjadi wadah bagi para pelaku UMKM untuk mengeksplorasi peluang pasar yang lebih luas dan meningkatkan visibilitas produk mereka di tingkat provinsi.

Dalam pidato pembukaannya, Rektor Universitas Nurul Jadid KH Abdul Hamid Wahid mengatakan pengabdian masyarakat merupakan salah satu dari Tri Dharma selain pendidikan pengajaran dan penelitian.

“UMKM adalah tulang punggung ekonomi di Indonesia, dan kami berupaya menggalakkan ekonomi local melalui UMKM Expo ini. Ini adalah kesempatan bagi pelaku usaha lokal untuk bersaing dalam skala yang lebih besar dan menciptakan hubungan bisnis yang berkelanjutan” tuturnya.

Kiai Hamid juga menyinggung pemanfaatan infrastruktur makro yang berimbas pada infrastruktur mikro dalam penguatan ekonomi kerakyatan.

“Gagasan Expo UMKM itu dilakukan untuk mendorong pemanfaatan infrastruktur makro yang berdampak pada infrastruktur mikro. Diharapkan ajang ini bisa berpihak kepada UMKM dengan cara difasilitasi dan dijaga keberlangsungannya,” imbuhnya.

Rektor Unuja KH. Abd. Hamid Wahid bersama PJ Bupati Probolinggo Ugas Irwanto pada Opening Pride of East Java Probolinggo Expo UMKM dan Pendidikan 2023

Sementara itu, Penjabat Bupati Probolinggo bapak Ugas Irwanto mendukung penuh inisiatif Universitas Nurul Jadid yang luar biasa ini.

“Dalam kegiatan itu menyajikan dua aspek kunci, yaitu sektor UMKM dan pendidikan. Kami ingin menunjukkan kepada dunia luar bahwa Kabupaten Probolinggo adalah tempat di mana inovasi, kreativitas, dan kemajuan berkembang pesat,” ungkap bapak Ugas.

Dalam “Pride of East Java Probolinggo Expo 2023” ini, masyarakat bisa menikmati berbagai produk unggulan UMKM di Jawa Timur dan di Kabupaten Probolinggo pada khususnya, serta memberikan dukungan yang lebih besar bagi pengembangan UMKM.

“Hal itu dapat menjadi wadah yang sangat baik untuk mengenalkan produk-produk lokal, pendidikan, potensi pariwisata, seni, dan budaya Kabupaten Probolinggo serta inovasi dari para pelaku bisnis dan UMKM,” terangnya.

Ia berharap kegiatan itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi, mempromosikan kerja sama, dan menciptakan peluang baru bagi warga Kabupaten Probolinggo.

Expo UMKM dan Pendidikan ini juga mendapat dukungan luas dari pemerintah setempat dan pemangku kepentingan ekonomi. Kehadiran acara ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah Probolinggo dan sekitarnya, serta membantu UMKM untuk berkembang dan bersaing secara lebih efektif di pasar global.

Acara UMKM Expo ini menjadi bukti nyata dari peran penting universitas dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal dan membantu para pelaku UMKM meraih kesuksesan. Melalui kegiatan seperti ini, Universitas Nurul Jadid terus berkomitmen untuk menjadi agen perubahan yang mendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan memberdayakan masyarakat.

 

 

(Humas Infokom)

Menjadi Inspektur Upacara HSN, Kepala Pesantren Nurul Jadid Ajak Santri Perkokoh Tekad Dalam Berjuang di Kehidupan

nuruljadid.net – Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo KH. Abdul Hamid Wahid menjadi Inspektur Upacara dalam peringatan Hari Santri Nasional (HSN) hari Ahad 22 Oktober tahun 2023.

Dalam awal penyampaian amanatnya, beliau menjelaskan sejarah singkat resolusi jihad untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dimana dalam prosesnya itu melibatkan banyak kaum santri untuk melakukan perjuangan bebas dari tangan penjajah. Lebih lanjut, KH. Abdul Hamid Wahid menyerukan agar para santri mensyukuri nikmat kemerdekaan RI.

“Penerus generasi penikmat, kita patut dan seharusnya mensyukuri Kemerdekaan Republik Indonesia ini yang telah direbut dengan perjuangan berat oleh para pendahulu kita,” papar beliau.

Mungkin bagi kita, KH. Hamid melanjutkan, perjuangan saat ini bukanlah perjuangan fisik, bukanlah perjuangan yang melibatkan jiwa, raga, dan nyawa. Tetapi, perjuangan kita ada dalam bentuk lain, yakni perjuangan untuk mengisi kemerdekaan, untuk melanjutkan kemerdekaan, bersaing bersama bangsa-bangsa lain di dunia.

Dan saat ini sungguh pun perang itu tidak terjadi, tetapi persaingan didunia ini begitu keras. Dalam arti lain, hal itu sebenarnya adalah bentuk lain dari perang. Oleh karena itu, wajib bagi kita berjihad mempertaruhkan seluruh kesungguhan kita untuk menuntut ilmu, wawasan, pergaulan dan seni di dalam kehidupan agar kita dapat bertarung memenangkan dan menjadi pemeran di dalam kehidupan ini dan bukan menjadi korban.

“Oleh karena itu, saya berharap kita berpanas-panas pada siang hari ini, dapat kita ambil hikmah, ibrah dan kesimpulan hidup bahwa kita melanjutkan perjuangan beliau-beliau yang telah mendahului kita, itu tidak kalah beratnya walaupun dalam bentuk yang berbeda,” dawuh beliau.

“Bagi santri, kesungguhan didalam menjalani kehidupan dan itu berbeda dengan kalangan lain. Kita bangun jam 3 malam dan kita melaksanakan aktivitas keseharian sampai jam 10 malam atau bahkan lebih. Itu adalah bentuk riyadloh, itu adalah bentuk perjuangan, dan tentu perjuangan dalam menjalani hidup tidak akan pernah menghianati hasil,” terang Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Memang hasil dan takdir itu ditangan Allah. Tetapi Allah sangat menghargai perjuangan dan jejak baik yang telah dilakukan dalam kehidupan kita,” imbuh beliau.

Diakhir amanatnya, Kepala Pesantren ajak santri memperkokoh tekad untuk berjuang dalam kehidupan.

“Barangkali, marilah kita jadikan hari santri ini untuk semakin memperteguh dan memperkokoh tekad kita dan untuk semakin menguatkan kemampuan kita untuk bertahan dan berjuang di dalam kehidupan ini. Kita diberi kesempatan oleh Allah untuk menuntut ilmu, untuk bertafaqquh fiddin dan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, dan seluas-luasnya yang kita bisa kepada masyarakat bangsa dan negara,” pungkas beliau.

 

(Humas Infokom)

Festival Hadrah Santri 2023 Telah Usai, Berikut Daftar Peserta Terbaiknya!

nuruljadid.net – Perlombaan Festival Hadrah Santri Perdana se Nurul Jadid telah usai pada hari Kamis (19/10/2023) tepat pada pukul 12 malam WIB di halaman SMKNJ. Sebelum diumumkan para pemenangnya, panitia ajak para santri untuk membaca Sholawat Qiyam bersama yang dipimpin oleh Grup Hadrah Muhibbus Sholawah.

Kesuksesan pelaksanaan Festival Hadrah Santri ini tidak lepas dari partisipasi seluruh peserta delegasi dari berbagai daerah yang berkenan ikut meramaikan event tersebut, serta juri yang berkenan meluangkan waktunya untuk bersilaturrahim ke pondok Nurul Jadid. Tanpa mereka semua, festival tersebut tidak akan berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Juri pada event kali ini terbagi menjadi bagian. Pertama yakni juri musik, Ustaz Betrus Syamsi yang berasal dari Jember. Kedua, Juri Adab, Ustaz Arif Maulana Hidayatullah. Ketiga, Juri Vokal, Ustaz Moh Nuris Zainul Mun’im yang berasal dari Situbondo. Semua juri tersebut merupakan alumni grub Hadrah Firqah Hadrah Az-Zainiyah (Firhaz) milik Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Ustaz Faruq selaku Ketua Panitia mengucapkan rasa syukurnya atas terselenggaranya Festival Hadrah Santri yang perdana di tahun 2023 ini.

“Alhamdulillah, Kegiatan Festival Hadrah Santri perdana ini berjalan dengan aman dan lancar. Kedepannya, semoga kegiatan ini bisa menjadi program rutinan tahunan sebagai ajang silaturrahim, hiburan santri, dan unjuk kreatifitas santri dalam dunia musik, khususnya hadrah,” ungkapnya.

“Kami ucapkan selamat kepada para pemenang Festival Hadrah Santri, dan tetaplah bersemangat bagi yang belum menang sembari memperbaiki kekurangan dalam grub masing-masing agar menjadi lebih baik lagi,” pungkas ketua panitia.

Adapun daftar Pemenang dalam Lomba Festival Hadrah Santri 2023 Pondok Pesantren Nurul Jadid ialah sebagai berikut:

  1. Terbaik 1 : Ababilus Sholawah
  2. Terbaik 2: Al Amiri Bans
  3. Terbaik 3 : Al-Jalaliyah
  4. Best Jingle : Muhibbul Qur’an

(Humas Infokom)

Peringati HSN 2023, Acara Festival Hadrah Santri Nurul Jadid Berlangsung Megah dan Meriah

nuruljadid.net – Bidang Koordinasi Olah Raga dan Seni Santri (BKOSS) Pondok Pesantren Nurul Jadid berhasil meriahkan acara Festival Hadrah Santri pada hari Kamis (19/10/2023) malam yang bertempat di Halaman SMK Nurul Jadid. Suasana syahdu alunan sholawat menggema di langit Nurul Jadid sejak pukul 20.00 malam waktu setempat.

Desain panggung Festival Hadrah Santri tersebut terlihat sangat elegan, dengan adanya dekorasi taman mini di bagian depan panggung, full cahaya lighting di sisi kanan, kiri, depan, belakang, dan atas panggung. Selain itu juga diperindah dengan adanya smoke machine di barisan belakang panggung. Paket panggung mewah tersebut turut didukung dengan sound system horeg profesional.

Pada kali ini, peserta lomba diberikan kebebasan oleh panitia pelaksana untuk memilih genre dalam lomba Festival Hadrah Santri. Jadi tidak hanya hadrah bergenre banjari saja, tetapi boleh bagi peserta lomba untuk memilih hadrah bergenre habsyi.

Sejak jauh-jauh hari, para peserta lomba sudah mempersiapkan semaksimal mungkin untuk pemilihan jinggle, lagu yang akan dibawa serta aransemen musik pengiringnya. Mereka berlatih dengan sungguh-sungguh untuk bisa merebut Juara Terbaik Satu, Dua, Tiga dan Juara Best Jingle.

(Momen penampilan salah satu peserta dengan nama Grub Hadrah Muhibbul Qur’an dari Asrama PPIQ di panggung megah dalam acara lomba Festival Hadrah Santri)

Peserta lomba berasal dari delegasi setiap daerah dan wilayah yang ada di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Total peserta lomba ada sebanyak 15 grub hadrah.

Nama-nama grub hadrah Peserta Lomba;

  1. Sakhaz
  2. Ummul Hayat
  3. Al-Huda
  4. La Tahzan
  5. Ababilus Sholawah
  6. Muhibbul Qur’an
  7. Ihyaul Mahabbah
  8. Firhaz 2
  9. Cahaya Baru
  10. Waana Ma’ak
  11. Al-Jalaliyah
  12. Nur Muhammad
  13. Al-Amiri Band
  14. Bkheeer Sholawah
  15. Firza

Setelah semua peserta usai menampilkan kreativitas dan skillnya masing-masing, acara berlanjut dengan pembacaan Sholawat Qiyam serentak yang dipimpin oleh Grub Hadrah Muhibbus Sholawah dan doa bersama.

Diakhir acara terdapat pengumuman para pemenang lomba serta penyerahan penghargaan bagi para juara.

 

(Humas Infokom)