Menjadi Inspektur Upacara HSN, Kepala Pesantren Nurul Jadid Ajak Santri Perkokoh Tekad Dalam Berjuang di Kehidupan

nuruljadid.net – Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo KH. Abdul Hamid Wahid menjadi Inspektur Upacara dalam peringatan Hari Santri Nasional (HSN) hari Ahad 22 Oktober tahun 2023.

Dalam awal penyampaian amanatnya, beliau menjelaskan sejarah singkat resolusi jihad untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dimana dalam prosesnya itu melibatkan banyak kaum santri untuk melakukan perjuangan bebas dari tangan penjajah. Lebih lanjut, KH. Abdul Hamid Wahid menyerukan agar para santri mensyukuri nikmat kemerdekaan RI.

“Penerus generasi penikmat, kita patut dan seharusnya mensyukuri Kemerdekaan Republik Indonesia ini yang telah direbut dengan perjuangan berat oleh para pendahulu kita,” papar beliau.

Mungkin bagi kita, KH. Hamid melanjutkan, perjuangan saat ini bukanlah perjuangan fisik, bukanlah perjuangan yang melibatkan jiwa, raga, dan nyawa. Tetapi, perjuangan kita ada dalam bentuk lain, yakni perjuangan untuk mengisi kemerdekaan, untuk melanjutkan kemerdekaan, bersaing bersama bangsa-bangsa lain di dunia.

Dan saat ini sungguh pun perang itu tidak terjadi, tetapi persaingan didunia ini begitu keras. Dalam arti lain, hal itu sebenarnya adalah bentuk lain dari perang. Oleh karena itu, wajib bagi kita berjihad mempertaruhkan seluruh kesungguhan kita untuk menuntut ilmu, wawasan, pergaulan dan seni di dalam kehidupan agar kita dapat bertarung memenangkan dan menjadi pemeran di dalam kehidupan ini dan bukan menjadi korban.

“Oleh karena itu, saya berharap kita berpanas-panas pada siang hari ini, dapat kita ambil hikmah, ibrah dan kesimpulan hidup bahwa kita melanjutkan perjuangan beliau-beliau yang telah mendahului kita, itu tidak kalah beratnya walaupun dalam bentuk yang berbeda,” dawuh beliau.

“Bagi santri, kesungguhan didalam menjalani kehidupan dan itu berbeda dengan kalangan lain. Kita bangun jam 3 malam dan kita melaksanakan aktivitas keseharian sampai jam 10 malam atau bahkan lebih. Itu adalah bentuk riyadloh, itu adalah bentuk perjuangan, dan tentu perjuangan dalam menjalani hidup tidak akan pernah menghianati hasil,” terang Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Memang hasil dan takdir itu ditangan Allah. Tetapi Allah sangat menghargai perjuangan dan jejak baik yang telah dilakukan dalam kehidupan kita,” imbuh beliau.

Diakhir amanatnya, Kepala Pesantren ajak santri memperkokoh tekad untuk berjuang dalam kehidupan.

“Barangkali, marilah kita jadikan hari santri ini untuk semakin memperteguh dan memperkokoh tekad kita dan untuk semakin menguatkan kemampuan kita untuk bertahan dan berjuang di dalam kehidupan ini. Kita diberi kesempatan oleh Allah untuk menuntut ilmu, untuk bertafaqquh fiddin dan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, dan seluas-luasnya yang kita bisa kepada masyarakat bangsa dan negara,” pungkas beliau.

 

(Humas Infokom)

Festival Hadrah Santri 2023 Telah Usai, Berikut Daftar Peserta Terbaiknya!

nuruljadid.net – Perlombaan Festival Hadrah Santri Perdana se Nurul Jadid telah usai pada hari Kamis (19/10/2023) tepat pada pukul 12 malam WIB di halaman SMKNJ. Sebelum diumumkan para pemenangnya, panitia ajak para santri untuk membaca Sholawat Qiyam bersama yang dipimpin oleh Grup Hadrah Muhibbus Sholawah.

Kesuksesan pelaksanaan Festival Hadrah Santri ini tidak lepas dari partisipasi seluruh peserta delegasi dari berbagai daerah yang berkenan ikut meramaikan event tersebut, serta juri yang berkenan meluangkan waktunya untuk bersilaturrahim ke pondok Nurul Jadid. Tanpa mereka semua, festival tersebut tidak akan berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Juri pada event kali ini terbagi menjadi bagian. Pertama yakni juri musik, Ustaz Betrus Syamsi yang berasal dari Jember. Kedua, Juri Adab, Ustaz Arif Maulana Hidayatullah. Ketiga, Juri Vokal, Ustaz Moh Nuris Zainul Mun’im yang berasal dari Situbondo. Semua juri tersebut merupakan alumni grub Hadrah Firqah Hadrah Az-Zainiyah (Firhaz) milik Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Ustaz Faruq selaku Ketua Panitia mengucapkan rasa syukurnya atas terselenggaranya Festival Hadrah Santri yang perdana di tahun 2023 ini.

“Alhamdulillah, Kegiatan Festival Hadrah Santri perdana ini berjalan dengan aman dan lancar. Kedepannya, semoga kegiatan ini bisa menjadi program rutinan tahunan sebagai ajang silaturrahim, hiburan santri, dan unjuk kreatifitas santri dalam dunia musik, khususnya hadrah,” ungkapnya.

“Kami ucapkan selamat kepada para pemenang Festival Hadrah Santri, dan tetaplah bersemangat bagi yang belum menang sembari memperbaiki kekurangan dalam grub masing-masing agar menjadi lebih baik lagi,” pungkas ketua panitia.

Adapun daftar Pemenang dalam Lomba Festival Hadrah Santri 2023 Pondok Pesantren Nurul Jadid ialah sebagai berikut:

  1. Terbaik 1 : Ababilus Sholawah
  2. Terbaik 2: Al Amiri Bans
  3. Terbaik 3 : Al-Jalaliyah
  4. Best Jingle : Muhibbul Qur’an

(Humas Infokom)

Peringati HSN 2023, Acara Festival Hadrah Santri Nurul Jadid Berlangsung Megah dan Meriah

nuruljadid.net – Bidang Koordinasi Olah Raga dan Seni Santri (BKOSS) Pondok Pesantren Nurul Jadid berhasil meriahkan acara Festival Hadrah Santri pada hari Kamis (19/10/2023) malam yang bertempat di Halaman SMK Nurul Jadid. Suasana syahdu alunan sholawat menggema di langit Nurul Jadid sejak pukul 20.00 malam waktu setempat.

Desain panggung Festival Hadrah Santri tersebut terlihat sangat elegan, dengan adanya dekorasi taman mini di bagian depan panggung, full cahaya lighting di sisi kanan, kiri, depan, belakang, dan atas panggung. Selain itu juga diperindah dengan adanya smoke machine di barisan belakang panggung. Paket panggung mewah tersebut turut didukung dengan sound system horeg profesional.

Pada kali ini, peserta lomba diberikan kebebasan oleh panitia pelaksana untuk memilih genre dalam lomba Festival Hadrah Santri. Jadi tidak hanya hadrah bergenre banjari saja, tetapi boleh bagi peserta lomba untuk memilih hadrah bergenre habsyi.

Sejak jauh-jauh hari, para peserta lomba sudah mempersiapkan semaksimal mungkin untuk pemilihan jinggle, lagu yang akan dibawa serta aransemen musik pengiringnya. Mereka berlatih dengan sungguh-sungguh untuk bisa merebut Juara Terbaik Satu, Dua, Tiga dan Juara Best Jingle.

(Momen penampilan salah satu peserta dengan nama Grub Hadrah Muhibbul Qur’an dari Asrama PPIQ di panggung megah dalam acara lomba Festival Hadrah Santri)

Peserta lomba berasal dari delegasi setiap daerah dan wilayah yang ada di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Total peserta lomba ada sebanyak 15 grub hadrah.

Nama-nama grub hadrah Peserta Lomba;

  1. Sakhaz
  2. Ummul Hayat
  3. Al-Huda
  4. La Tahzan
  5. Ababilus Sholawah
  6. Muhibbul Qur’an
  7. Ihyaul Mahabbah
  8. Firhaz 2
  9. Cahaya Baru
  10. Waana Ma’ak
  11. Al-Jalaliyah
  12. Nur Muhammad
  13. Al-Amiri Band
  14. Bkheeer Sholawah
  15. Firza

Setelah semua peserta usai menampilkan kreativitas dan skillnya masing-masing, acara berlanjut dengan pembacaan Sholawat Qiyam serentak yang dipimpin oleh Grub Hadrah Muhibbus Sholawah dan doa bersama.

Diakhir acara terdapat pengumuman para pemenang lomba serta penyerahan penghargaan bagi para juara.

 

(Humas Infokom)

Semakin Berkembang, Unuja Sukseskan Kegiatan Kuliah Kewirausahaan Bekerjasama Dengan Kemenpora

nuruljadid.net – Universitas Nurul Jadid (Unuja) adakan acara Kuliah Kewirausahaan Pemuda yang bekerjasama dengan Kemenpora pada hari Sabtu (14/10/2023) siang di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid. Acara itu mengambil tema dengan tajuk “Jurus Jitu Bangun Usaha di Kota Mangga”.

Turut hadir dalam acara, Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora RI, Dr. Ir. Hendro Wijaksono, Presiden PT Pegadaian Probolinggo, Owner Wilda Bakery, Sekretaris HIPMI Probolinggo,Wakil Rektor, Dekan, Kaprodi, Dosen, dan mahasiswa/i Unuja.

Wakil Rektor 1 Drs. H. Hambali, M.Pd. dalam sambutannya mewakili Rektor Unuja menyampaikan prinsip-prinsip dan doktrin yang diberikan kepada para mahasiswanya melalui penjabaran Trilogi dan Panca Kesadaran Santri. Lebih lanjut, beliau ajak Mahasiswa untuk tanamkan pikiran positif.

“Oleh karena itu, mulai hari ini tanamkanlah pikiran dan keinginan-keinginan positif. Karena apa yang sedang kamu pikirkan, kemudian dijatuhkan dalam hati apa yang menjadi keinginan, itu sebenarnya adalah doa yang di dengar Tuhan,” Paparnya.

“Mudah-mudahan Kegiatan Kuliah Kewirausahaan Pemuda ini penuh makna, berkah dan bermanfaat bagi kalian sebagai generasi penerus perjuangan bangsa sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat,” Imbuh Wakil Rektor 1 Unuja.

Acara Kuliah Kewirausahaan Pemuda dibuka secara resmi oleh Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora RI, Dr. Ir. Hendro Wijaksono, yang juga memberikan motivasi kepada mahasiswa Unuja. Menurutnya pemuda itu tidak hanya belajar dan dapat nilai IPK 4 saja.

“Pemuda dikalangan mahasiswa ini jangan hanya belajar, belajar, dan raih IPK 4 itu saja. Tetapi cobalah untuk mengembangkan otak kanan, sebagai otak kreativitas  sehingga seimbang penggunaan otak kanan dan kirinya,” tuturnya.

“Negara maju itu ditopang oleh wirausaha, bukan PNS dan birokrasi semata, tapi wirausaha untuk meningkatkan perekonomian negara,” Imbuhnya.

“Kunci sukses yakni pemuda harus berani mimpi, berani coba-coba, berani gagal, dan berani sukses,” pungkasnya.

 

FAI Unuja Gelar Pelepasan Mahasiswa Peserta PKL, PPL, dan Praktikum

nuruljadid.net – Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nurul Jadid (Unuja) laksanakan Ceremonial Pelepasan Mahasiswa peserta PPL, PKL, dan Praktikum pada hari Rabu (18/10/2023) pagi. Pelepasan tersebut bertempat di halaman depan Gedung A Unuja.

Di pagi itu, mahasiswa dan mahasiswi  FAI berkumpul rapi menggunakan almamater jas kebanggaan Unuja yang khas dengan warna biru dongker. Mereka tengah menunggu arahan dan pesan yang akan disampaikan oleh dosen sebelum terjun ke tempat tugas masing-masing.

Fakultas Agama Islam Unuja terdiri dari 10 Prodi, yakni Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), Hukum Keluarga (HK), Perbankan Syari’ah (PS), dan Ekonomi Syari’ah (ES).

Ceremonial Pelepasan Mahasiswa tersebut dihadiri oleh Dekan, Kaprodi, Dosen, dan Karyawan Unuja, semua Kepala Sekolah di Lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Mulai dari Kepala SMANJ, MANJ, SMKNJ, SMPNJ, MTsNJ, MANSAPRO, MTsN Probolinggo, MINM, hingga Kepala BUMPES (Badan Usaha Milik Pesantren).

“Alhamdulillah, pada hari ini telah diselenggarakan Pelepasan atau Penyerahan secara kolektif peserta Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), Praktik Kerja Lapangan (PKL), dan peserta Praktikum untuk program Ekonomi Syariah serta Perbankan Syari’ah,” ungkap Dekan FAI Unuja dalam sambutannya.

“Mudah-mudahan, SDM dari FAI ini bisa memberikan kontribusi kepada Lembaga, Pesantren secara khusus, dan kepada masyarakat secara umum,” imbuhnya.

Dalam menjalankan program ini, Unuja bekerjasama dengan beberapa pihak seperti Biro Pendidikan, BUMPES, dan semua lembaga pendidikan yang berada di lingkungan sekitar Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Prodi Ekonomi Syariah dan Perbankan Syariah, Bapak Dekan FAI melanjutkan, bahwa mereka juga akan melakukan riset-riset di lapangan. Kurang lebih nanti akan ada sebanyak 2000 toko yang akan di riset oleh adik-adik mahasiswa. Selanjutnya, acara Pelepasan dibuka secara simbolis dengan mengucapkan “Bismillahirrohmanirrohim” secara serentak bersama Mahasiswa FAI.

Usai dibuka secara resmi, Bapak Dekan tak lupa menitipkan beberapa pesan kepada Mahasiswa FAI.

“Yang kami titipkan kepada adik-adik mahasiswa pertama ialah Profesionalitas kerja. Kedua ialah nilai-nilai Kepesantrenan seperti sopan santun dan hal lain yang berkaitan dengan kode etik mahasiswa Unuja.

“Saya ucapkan terimakasih kepada bapak ibu sekalian atas kehadirannya pada acara kali ini,” pungkasnya.

 

(Humas Infokom)

Habib Jindan : Umat Islam Adalah Rujukan Dunia dalam Moderasi, Hak Kaum Wanita dan HAM

nuruljadid.net – Habib Jindan Bin Novel selain membahas tentang pentingnya sanad dan akhlaq dalam berdakwah, beliau juga menyinggung bahwa umat Islam adalah umat yang moderat menjunjung tinggi HAM dan menghormati kaum wanita sebagaimana ajaran Islam dalam Al-Qur’an dan tauladan dari baginda Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana diajarkan terkait moderat ‘wasathiyah’ yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, bukan moderat versi Barat, Utara, Selatan atau Timur. Karena kebanyakan wasathiyah mereka tidak objektif, sehingga yang harus menjadi rujukan dan standard dalam wasathiyah umat Islam adalah versi Nabi Muhammad SAW.

“  لِّتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا sebagaimana kita umat ini menjadi rujukan dalam kemoderatan. Jadi kita moderat bukan belajar dari Amerika, bukan belajar dari Eropa, moderat bukan belajar dari dunia Barat, sampai sekarang.”

“Di antara mereka itu sampai sekarang bahkan di negara-negara maju, tetap ada intimidasi dan rasis.”

Habib Jindan juga menceritakan kasus penindasan dan diskriminasi yang kerap dilakukan oleh Barat terhadap kaumnya yang seringkali menjadi rujukan dunia.

“Penindasan terhadap sesama, dan menganggap selain dari pada mereka (barat) itu di bawah. Orang kulit hitam, sampai sekarang, belum mendapatkan haknya secara penuh disana, walaupun secara tertulis ada haknya, akan tetapi di dalam pengaplikasiannya dalam bermasyarakat dan perkantoran, belum.”

“Mengklaim hak Wanita, kita tidak belajar dari Barat karena mereka justeru penista wanita. Mereka adalah orang-orang yang melecehkan kaum Wanita dari zaman dulu sampai sekarang.”

“terus kita disuruh belajar hak Wanita dari Barat, tidak! Standard di dalam menjaga, menghormati haknya kaum Wanita adalah nabi Muhammad dan ini umat Islam”

Sebagaimana Nabi menyampaikan kemulian seorang Wanita khususnya Ibu yang masyhur di kalangan umat Islam. “al-jannatu tahta aqdāmil ummahāt disebutkan dalam Kitab Al-Kāmil fi Dhu’afā’ir Rijāl karya Ibnu ‘Adi. Syurga di bawah telapak kakinya para ibu.”

“Suatu ketika Nabi juga pernah ditanya oleh Sahabat, “Siapa orang yang paling berhak untuk saya santun kepadanya?”, Nabi menjawab “paling prioritas untuk kamu berbuat baik kepadanya adalah Ummuk, ibumu!”, “kemudian?”, “Ibumu”, “Kemudian?”, “Ibumu”, baru setelah itu “Tsumma Abak” artinya ayahmu” beliau berkisah.

Menyoal Hak Asasi Manusia Habib Jindan mengutarakan dengan tegas bahwa kita tidak perlu belajar dari negeri Barat, cukup mencontoh Nabi Muhammad SAW.

“Kita mau belajar Hak Asasi Manusia dari orang tukang nembakin orang, dari orang-orang yang punya senjata pemusnah massal.”

“Itu adalah watak preman. Itu adalah watak penyamun, watak tukang palak, wataknya perampok, tukang todong, pencuri, yang hobinya mengancam sana-sini.”

“Negara maju bukan negara yang punya senjata pemusnah massal, tetapi punya alat pemberi makan massal, pemberi manfaat massal, pemersatu massal.”

“Oh, kita negara Indonesia negara maju, punya khitanan massal, nikahan massal, dari zaman dulu, waallah lebih baik dari pemusnah massal. Jauh lebih manfaat 1000 kali dari pada itu semua. Kita jauh lebih maju, akan tetapi suatu kebodohan ketika kita menganggap mereka modern, mereka maju, mereka keren, sama sekali gak ada kerennya.”

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ وَٱلْمُشْرِكِينَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ ٱلْبَرِيَّةِ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS. Al-Bayyinah: 6)

Dewasa ini kita juga harus waspada akan virus negatif dari seks bebas dan LGBT. “mereka meracuni anak-anak kita dengan racun pelajaran zina, pelajaran liwat, pelajaran homoseksual, pelajaran LGBT yang disusupkan bahkan di dalam film-film kartun, bukan lagi di film-film dewasa saja, bahkan di dalam film-film anak”

“dan mereka adalah شَرُّ ٱلْبَرِيَّةِ seburuk-buruknya manusia.”

“Itu adalah hal yang primitif, yang tidak dilakukan hewan atau binatang. Binatang pun juga enggan untuk melakukan hubungan sesama jenis, sedihnya, manusia melakukannya. Terus dibilang, oh ini professor, oh ini lulusan dari universitas terkemuka, dan dengan bangga mengumumkannya. Naudzubillah Min Dzalik!”

“Dan kita menganggap apa saja yang datang dari mereka hebat. Dan ditanamkan di benak umat Islam, mereka adalah negara-negara yang tak terkalahkan.”

“Persis seperti perkataan kaum ‘Ad, mereka bilang مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً siapa gerangan yang lebih hebat, lebih kuat dari pada kami? Menganggap dirinya paling kuat, punya kekuatan, punya persenjataan, punya segalanya, bukankah Allah yang maha kuat, sudah membinasakan orang-orang tersebut, Kaum Ad dibinasakan, kaum nabi Nuh dibinasakan, gampang membinasakannya,”

“Sebagaimana kita kalau di closet, udah selesai, setelah itu di-flush, cukup dipencet tombolnya, ceeeesss, cuci bersih. Nah Allah Ta’ala lakukan sama persis pada kaumnya Nabi Nuh. Semudah itu bagi Allah SWT. Sesimpel itu bagi Allah SWT”

“Bukankah dulu, ada Kerajaan Romawi yang ribuan tahun berkuasa, mana sekarang? Mereka tidak menyangka kalau kerajaannya akan musnah, habis sudah. Kerjaan Persia, yang ribuan tahun, berkuasa, kerjaan terlama di dunia, mana sekarang? Dicabik-cabik oleh Allah Ta’ala, habis musnah.”

“Dan bukankah dulu, di masa perang dunia pertama dan perang dunia kedua, orang kalau sudah dengar, Negara Jerman dengan NAZI-nya dan Hitler nya, semua ketakutan, semua gentar. Sekarang mereka lenyap, mana NAZI nya, mana Hitlernya.”

“Perancis, dengan fasisnya juga habis. Tidak ada lagi Mussolini-nya, dia digantung terbalik sampai mati oleh rakyatnya sendiri, selesai sudah.”

“Dan untuk orang-orang yang menyimpang dari Allah Ta’ala, akan dapat nasib yang sama. Mereka tanamkan kekacauan, kerusuhan, peperangan di negara-negara Islam, sekarang dibawa oleh Allah SWT kerusuhan, kekacauan dan peperangan di dalam negara mereka sendiri satu sama lain. Disibukkan orang dzalim dengan orang dzalim,”

Sehingga kita patut bersyukur karena Allah SWT karuniai Nabi Muhammad SAW sebagai “nur” cahaya dan pencerahan bagi kita sekalian. Kita cukup merujuk kepada Nabi Muhammad SAW sebagai standarisasi dalam segala hal. Sedangkan golongan mereka adalah golongan yang tidak punya solusi dan gagal. Mereka mengandalkan kekuasaan, mengandalkan pemasukan negeri dari perang, mengandalkan pemasukan negeri mereka dengan membuat antar negara berperang demi keuntungan.

“Indonesia 350 tahun dijajah Belanda, dijajah Jepang, dijajah Portugis dan hampir semua negara-negara jajahan mereka di zaman tersebut seperti di Afrika, masing-masing dibagi-bagi, sebagian diambil Perancis, sebagian yang lain diambil Inggris, Portugis, diambil sama Itali, dibagi-bagi oleh mereka.”

“Mengandalkan kekayaannya dengan menjarah negeri lain pada zaman dulu sampai sekarang. Zaman sekarang negara Timur Tengah dibuat saling rusuh, agar mereka dapat untung, mereka dapat duit, terus mereka kayanya dari mana? Kayanya hasil merampok, hasil menjarah, hasil bikin rusuh di negara orang, sukses apa yang mereka punya?”

“Sejatinya, mereka gagal dalam ekonomi, keamanan, sosial dan masyarakat. Gagal dalam hubungan rumah tangga, gagal dalam hubungan dengan orang tua dan anak. Sedikit sekali rumah yang rukun antar orang tua dan anak. Gagal bahkan antara suami-istri. Kegagalan itu dimana-mana, sehingga mereka tidak mau menikah, karena sudah pasti bercerai.”

Nabi Muhammad SAW memberikan teladan yang terbaik kepada, termasuk dalam hal berperang. Rosulullah berpesan dalam jihad untuk tidak membunuh wanita, anak kecil yang ada di medan perang termasuk musuh yang sudah kabur juga rakyat sipil.

“musuh yang kabur jangan dikejar kata Rosulullah, kasih kesempatan, mungkin mereka mau beriman, mau balik, mau bertaubat. Kemudian dalam peperangan, jangan ganggu rakyat sipil, orang pasar jangan diganggu, orang yang lagi ibadah di kuilnya atau di gerejanya atau di sinagoknya jangan diganggu dan jangan dirusak kata Rosulullah SAW. Nabi mengajari kita demikian.”

“Ini kemodernan yang sudah kita raih yang diajarkan oleh nabi Muhammad sejak 15 abad lalu. Negara modern tau apa? Tentang HAM? Kita mau belajar tentang HAM dari mujrimin, dari pendosa, dari pelaku kejahatan, melakukan kejahatan perang, puluhan tahun, ratusan tahun dalam keadaan yang demikian.”

“Terus kita sekarang mau berguru sama mereka? Belajar HAM dari mereka? Standarisasi HAM bukan mereka. Kita umatnya Nabi Muhammad sebagai rujukan HAM.”

Habib Jindan Bin Novel menceritakan ketika Sholahuddin Al-Ayyubi berperang merebut Baitul Maqdis, terjadi peperangan, kemudian pimpinan atau raja yang memimpin pasukan sakit, sakit keras, maka Sholahuddin berinisiatif untuk tidak melakukan gencatan senjata. Mengapa demikian? Karena pimpinannya sedang sakit, sehingga peperangan dihentikan sambil menunggu dia sembuh.

Tidak hanya sampai di situ, kemudian Sholahuddin juga mengirimkan dokter pribadi terbaik yang dia punya, untuk membantu pengobatan pimpinannya sampai sembuh. Dan di masa itu, kedokteran dikuasai oleh umat Islam. Dokter-dokter terbaik adalah umat Islam.

“dalam peperangan mereka gak ada istilah sebel sama suatu negeri dengan tidak memperbolehkan kiriman makanan, akses listrik, akases minum, dan lain sebagainya. Lihat Sayyidina Sholehuddin Al-Ayyubi, ratusan tahun yang lalu. Beliau kirim dokter terbaik untuk mengobati musuh besarnya.”

“Nabi Muhammad SAW yang memerintahkan kepada kita ‘jangan memutilasi’. Jenazah di medan perang itu jangan dimutilasi, beliau sendiri yang memerintahkan para sahabat, kubur jenazahnya orang-orang kafir yang sudah terbunuh, digali lobang, dikubur, gak dibiarkan untuk dimakan Binatang buas. Dikubur dan dimakamkan oleh Rosulullah SAW.”

“Kita belajar HAM dari nabi Muhammad. Kita belajar HAM dari khulafaur rasyidin, dari para sabahat, dari pada ulama, dari para pejuang-pejuang Islam. Dari mereka kita belajar Hak Asasi Manusia. Nabi yang bilang perlakukan tawanan dengan baik. Tanyakan tawanan di Guantanamo diperlakukan seperti apa? Tanyakan tawanan yang ada di penjara-penjara mereka diperlakukan seperti apa? Tapi nabi Muhammad memerintahkan perlakukan tawanan perang dengan baik hingga mereka dijamu dengan jamuan terbaik.”

“bahkan tuan rumahnya, makan tidak seenak tawanan, makanan yang paling enak diberikan kepada tawanan. Ditanya kenapa itu tawanan sampai malu? Kalian adalah tamu kami, kalian titipannya Rosulullah SAW.”

Allah berfirman dalam Al-qur’an: وَيُطْعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا

Artinya: Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. (QS. Al-Insan:8)

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَآءً وَلَا شُكُورًا

Artinya: Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. (QS. Al-Insan:9)

“Memberikan makan kepada orang lain, yatim, miskin dan tawanan perang, kafir harbi yang ditangkap dan ditawan di Madinah, mereka diberikan jamuan terbaik oleh Rosulullah SAW.”

“Dan inilah Islam, Islam memperlakukan lawan seperti apa. Apalagi memperlakukan kawan sesama umat Islam. Oleh karenanya itu, Alhamdulillah, Allah Ta’ala berikan segala khazanah kekayaan di dalam Sirahnya Nabi Muhammad, dalam Akhlaqnya Nabi Muhammad, dalam Ajarannya Nabi Muhammad.”

“Jangan terkecoh dengan hidangan palsu oleh musuh-musuh Islam, dan sebaik-baiknya yang kita lakukan adalah kita mendoakan umat agar Allah melindungi mereka,”

“kita menuntut ilmu, bentuk pembelaan kita sebagai santri kepada saudara-saudara kita yang ditimpa musibah atau bencana.”

“Bukan saudara kita yang berperang ya! Mereka lebih mirip pembantaian massal, itu bukan perang, itu pembantaian massal. Pemusnah massal! Gak heran emang, karena keahlian Barat memang seperti itu, dari dulu seperti itu, hobinya begitu.”

“Masuk ke Amerika ratusan tahun yang lalu, penduduk asli Amerika mati, habis! Tersisa tinggal sedikit, kena penyakit, yang sakit hanya pribumi saja, yang lain semuanya hidup. Suku Indian disana sudah habis. Baik itu di Amerika, di Australia, dimanapun tempat.”

“Dan perang kita, sibukkan dalam belajar, menuntut Ilmu, bangun malam, menjaga adab dan sunnahnya Rosulullah dan mendoakan saudara-saudara kita, sebaik-baiknya peran yang bisa kita jalankan di saat ini.”

“Pembelaan yang bisa kita lakukan saat ini, menuntut ilmu, hafalkan pelajaran, muraja’ah, kemudian juga berdakwah, mengkaji ilmu agama, mengamalkan ilmu, menjaga adab dan sunnahnya Nabi Muhammad, dhuha, witir, qiyamul lail, tahajjud, sholatul jama’ah, adab kepada guru, birrul walidain, hadir pengajian, tilawatul qur’an, sebaik-baiknya bentuk pertolongan yang bisa kita berikan kepada saudara-saudara kita.”

“Dan ini adalah peran kita untuk membela agama di saat ini dan mendoakan saudara-saudara muslimin kita di dalam sujud dimanapun mereka berada.”

“Dan ketahuilah, musuh-musuh Allah tidak akan berhasil menjajah tanah umat Islam, melainkan setelah sebelumnya mereka berhasil menjajah jiwa dan hati dan pikiran umat Islam. Ketika jiwanya berhasil dijajah, maka tanahnya dengan mudah direbut.”

“Bagaimana menjajah jiwa? Nah itu tadi, dibikin orang tidak lagi mengidolakan nabinya, yang diidolakan yang lain, dibikinin deh tiap hari dibawakan idola yang baru. Dibawakan Idol yang baru tiap hari, baik itu dari olahragawan, atau artis, atau penyanyi tiap hari dibawain hal yang baru.”

(Humas Infokom)

Habib Jindan: Orang Yang Suka Mencaci Maki dan Provokasi dalam Dakwahnya Tidak Mewakili Rosulullah. Contohlah Walisongo!

nuruljadid.net – Dewasa ini, semakin menjadi-jadi penceramah baik di majelis luring maupun daring yang kian melenceng dari ajaran Nabi Muhammad SAW. Hal ini disoroti oleh Habib Jindan Bin Novel Bin Salim Bin Jindan dalam ceramah agamanya pada pengajian umum di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW (15/10/2023).

Penceramah yang seringkali berbicara semauanya, bisa dipastikan tidak memiliki sanad “cari pasti gak punya sanad, orang yang suka ngomong semaunya gak punya sanad. Apalagi kalau udah omongannya berisi cacian, makian, atau pun juga menuduh dengan tuduhan yang keji, fitnah, ghibah, namimah, mana ada sanad ghibah dari mana? nabi Muhammad? Gak ada, sanad cari maki dari mana? Bukan dari nabi” dawuh Habib Jindan.

Nabi Muhammad SAW mengajarkan umatnya untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar bukan cacian, fitnah, makian, ghibah, namimah kepada sesama saudara seiman dan kemanusiaan. Jika ada orang yang sering melakukan hal tercela tersebut maka mereka berguru pada syeiton.

“itu bukan dari nabi Muhammad, dari syeikh yang satu lagi, namanya Syeiton, dari syeikh yang itu tuh. Syeiton sudah jadi syeikh, sehingga waktu itu yang memberikan usul untuk membunuh Nabi Muhammad menjelang hijrah adalah syeiton, dia menyamar jadi syeikh, Syeikhun Najidi, syeikh yang berasal dari Najd daerah di wilayah Riyadh. Dan kalau ditelusurin, orang-orang yang ngawur ya sanadnya dari itu ya syeikh yang itu Syeiton”

Habib Jindan menceritakan ketika perang Badar, Syeikh Najidi juga memprovokasi orang-orang musyrikin untuk memerangi Rosulullah. Dia muncul dalam sejarah sebanyak 2 kali, 1 menjelang hijrahnya Nabi, dan yang kedua dia muncul lagi untuk menyulut peristiwa perang Badr.

“Nah nabi bilang, mau dakwah “ballighu” sampaikan tapi ingat, sampaikannya pakai sanad, sampaikannya pakai ilmu, sumbernya pastikan sumbernya dari nabi Muhammad bukan dari syeikh yang satu lagi.”

“yang kedua itu, poin yang penting “‘anni” diartikan itu ‘an rosulillah, menyampaikan mewakili nabi Muhammad, ballagh ‘an rosulillah, menyampaikan, mewakili Rosulullah.”

Jika kita menemukan seseorang atau penceramah yang dalam penyampaian, ucapan, perbuatan tidak mewakili Rosululullah maka dia sebenarnya telah mengikuti jalannya syeitan, oleh karenanya kita harus waspada dan mencerna segala yang terjadi di sekitar kita.

ballighu ‘anni, sampaikan dimana Rosulullah terwakili disitu, kata-katanya terwakili, dakwahnya terwakili.”

Beliau mencontohkan Walisongo yang berhasil menyebarkan dakwah Islam secara massif di bumi Nusantara. “Masanya Walisongo, walaupun 9 orang, tapi hatinya 1, lisannya 1, dan nabi Muhammad terwakili dalam dakwahnya mereka. Orang yang melihat mereka ingat nabi Muhammad, ingat rosulullah SAW.”

“Orang mencari tahu tentang Nabi Muhammad, dengan membaca gerak-gerik Walisongo. Itu dakwahnya walisongo, ballighu ‘anni walau ayah.”

Barang siapa yang ingin menumpang dalam izin bersanad kepada Rosulullah SAW, maka wajib mengikuti syarat dan ketentuannya ad-da’i al-ma’dzun dari Allah SWT. Allah berfirman kepada Nabi Muhammad SAW, Qul Hadzihi Sabili, katakan, sampaikan kepada umat ini jalanku.

“Jangan tau-tau, ada pembajak, yang membajak jalannya nabi Muhammad. Ada teroris yang menteror umat atas nama nabi Muhammad, ada penipu yang mencatut nama Nabi Muhammad SAW.”

قُلْ هَٰذِهِۦ سَبِيلِىٓ أَدْعُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِى ۖ وَسُبْحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ

Artinya: Katakanlah: “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS. Yusuf: 108)

“Ini jalanku, ngajak orang kepada Allah dengan hikmah, dengan mauidzotil hasanah, dengan ilmu. Bagaimana mau jadi da’i ilallah kalau gak punya ilmunya” ulas Habib Jindan

ﻣَﻦْ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﺑِﺎﻟْﻌِﻠْﻢِ، ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﺍﻷَﺧِﺮَﺓَ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﺑِﺎﻟْﻌِﻠْﻢِ، ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺭَﺍﺩَﻫُﻤَﺎ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﺑِﺎﻟْﻌِﻠْﻢِ

Artinya: “Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah berilmu. Barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu. Barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu.”

Syekh Al-Habib Jindan juga menyampaikan fenomena pendakwah era kekinian “Kita di zaman penceramahnya banyak tapi ulamanya sedikit. Nabi Muhammad pernah bilang dulu itu kata nabi kepada sahabat, kalian itu di zaman Khutobaul qolil, Katsir Ulamau ulamanya banyak, penceramahnya sedikit. Kita di zaman tukang ngomongnya banyak, ulamanya sedikit.”

Wallahu A’lam Bishawab

 

Link ceramah full klik tautan berikut : https://www.youtube.com/watch?v=SXzYDb1RP84&t=2h51m10s

 

 

(Humas Infokom)

Hadiri Acara Maulid di Nurul Jadid, Habib Jindan Bin Novel Isi Ceramah Tentang Pentingnya Ilmu Yang Bersanad

nuruljadid.net – Habib Jindan Bin Novel Bin Salim Bin Jindan isi ceramah pada acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H di Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Minggu (15/10/2023) malam. Acara tersebut dihadiri oleh ribuan santri, ratusan tamu undangan dari kalangan alumni, wali santri dan simpatisan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Dalam awal ceramahnya, Habib Jindan Bin Novel menyampaikan bahwa Nabi Muhammad adalah Nur (cahaya) sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah SWT.

“Wahai Nabi, sesungguhnya kami utus engkau sebagai saksi, pemberi kabar gembira, pemberi peringatan. Memberikan kabar gembira kepada mereka yang beriman yang ikut kepada Nabi Muhammad, memberikan peringatan kepada mereka yang menyimpang, yang bermaksiat. Dan Kami utus engkau sebagai Da’i (orang yang mengajak manusia ke jalan Allah, dengan izin Allah).” tutur beliau.

Nabi Muhammad, Habib Novel melanjutkan, berdakwah dengan izin. sepertihalnya kita ketika akan mengendarai alat transportasi yang memiliki izin mengemudi berbeda-beda, mau jadi Dokter, praktek juga harus izin, kalau tidak brati mal praktek namanya. Begitu pula dengan dakwah, harus ada izin. Nabi Muhammad mendapatkan izinnya dari Allah SWT. Sedangkan kita numpang izin kepada izinnya Nabi Muhammad. Namun beliau memberikan izin dakwahnya dengan syarat, yakni harus bersanad atau bersumber dari Nabi Muhammad SAW. mulai dari cara berkomunikasi, metode dakwah, pemahaman nash agama dan lainnya.

“Barang siapa yang berbicara tentang Al-Qur’an memakai pendapatnya, tidak memakai sanad. Pemahamannya sendiri, bukan pemahaman yang bersanad, mengarang sendiri, maka bersiap untuk kursinya di neraka (masuk neraka).

Dalam akhir ceramahnya, Habib Jindan menyampaikan pembelaan yang harus dilakukan oleh para santri kepada saudara muslim yang terkena musibah ialah dengan menyibukkan diri dalam belajar, menuntut ilmu, mengamalkan ilmu, berdakwah, menjaga adab kepada guru, birrul walidain, hadir pengajian, bangun malam, sholat jamaah, sholat duha, menjaga adab dan sunnahnya Rasulullah, dan mendoakan saudara-saudara kita. Itu adalah sebaik-baiknya peran yang bisa kita jalankan disaat ini untuk membela agama.

 

(Humas Infokom)

Habib Jindan: Penghuni Syurga Terdiri dari 120 Barisan, 80 Diantaranya Shaf Umatnya Nabi Muhammad SAW

nuruljadid.net – Habib Jindan Bin Novel Bin Salim Bin Jindan melanjutkan dalam ceramah agamanya tentang barisan penghuni syurga dari nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad sampai dengan kita ummatnya. Nabi Muhammad SAW menyampaikan sebagaimana disampaikan oleh Habib Jindan bahwasannya “Antum Khaddzim Minal Umam, Ana Khaddukum Minal Anbiya” aku adalah jatah kalian dari sekalian nabi-nabi, dan kalian adalah jatahnya aku. Jadi setiap nabi-nabi itu Allah persiapkan masing-masing dari mereka ada umatnya sendiri-sendiri.

Alhamdulillah, kabar gembiranya untuk umat terakhir yang dikirim kepada kita, Nabi yang paling istimewa, yang paling agung yakni Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana Habib Jindan menjelaskan “Sebaik-baiknya bagian, bagiannya kita, nasibnya kita beruntung, nabi kita Nabi Muhammad SAW, yang mana nabi bilang bahwasannya ahlul Jannah, penghuni syurga terdiri dari 120 barisan. Jadi semua yang masuk syurga dari semua umat manusia dibikin berbaris, barisan mereka itu 120 barisan semua penghuni syurga.”

“80 dari 120 shaf umatnya nabi Muhammad, yang 40 barisan dibagi untuk umatnya nabi-nabi sebelumnya. Semoga kita dijadikan dalam barisan-barisan tersebut, dibarisan pertama.”

“Ya Allah jadikan kami bersama nabi Muhammad dan keluarganya di barisan terdepan, senantiasa bersama mereka semua, di dunia dan di akhirat ya Robbal Alamin”.

“Sebab mereka yang berada di sana bareng bersama nabi, keluarganya dan pewarisnya. Kelak besok ketika di hari kiamat yang berada di barisan mereka adalah orang-orang yang di dunia juga berada di barisan mereka. Karenanya itu, jika ingin bersama mereka disana, jadilah bersama mereka disini (red. Dunia), bersama adabnya, bersama akhlaqnya, bersama ilmunya, bersama sunnahnya Rosulullah SAW. Bersama sahabatnya nabi dan keluarganya Nabi dalam kecintaan dan keteladanannya terhadap mereka.”

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab Ayat 45-46:

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ إِنَّآ أَرْسَلْنَٰكَ شَٰهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا

Artinya: “Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan,” (QS. Surat Al-Ahzab Ayat 45)

وَدَاعِيًا إِلَى ٱللَّهِ بِإِذْنِهِۦ وَسِرَاجًا مُّنِيرًا

Artinya: “Dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” (QS. Surat Al-Ahzab Ayat 46)

“Memberikan kabar gembira kepada mereka yang beriman, yang ikut kepada nabi Muhammad, memberikan peringatan kepada mereka yang menyimpang dan berbuat maksiat. Nabi diutus sebagai da’i, orang yang mengajak manusia ke jalan Allah dengan izin Allah.”

“Dakwah, Nabi Muhammad berdakwah punya izin. Kita sekarang nyetir mobil harus punya idzin, punya pewasat harus punya idzin. Nyetir mobil roda 4, 6 dan 12 izinnya beda masyaallah, mau nyetir motor sama nyetir mobil izinnya beda.”

“Apabila dalam hal demikian harus izin, mau jadi dokter praktik, harus ada izin, kalau tidak maka namanya malpraktik. Nah begitu juga dakwah harus ada izin, mana izinnya. Nabi Muhammad disebutkan دَاعِيًا إِلَى ٱللَّهِ بِإِذْنِهِۦ Ngajak manusia kepada Allah dengan izin dari Allah SWT.”

 وَسِرَاجًا مُّنِيرًا

“Cahaya, lentera, lampu yang terang benderang SAW.”

 

Wallahu A’lam Bishawab 

Link ceramah full klik tautan berikut : https://www.youtube.com/watch?v=SXzYDb1RP84&t=2h51m10s

 

 

 

(Humas Infokom)

Habib Jindan : Nabi Muhammad adalah Cahaya Terang Benderang, Cahaya yang Nyata, Perantara Hidayah bagi Kita Umatnya

nuruljadid.net – Pengajian Umum dalam rangka memperingati Maulid Nabi Agung Muhammad SAW 1445 H telah sukses dilaksanakan (15/10/2023) yang dihadiri langsung oleh yang mulia Habib Jindan Bin Novel Bin Salim Bin Jindan dari Tangerang, Banten. Acara ini diletakkan di halaman kantor Biro Kepesantrenan yang diikuti oleh ribuan santri dan masyarakat umum termasuk alumni dan wali santri.

Dalam ceramahnya, Habib Jindan menyampaikan “Beliau Nabi Muhammad adalah cahaya yang nyata, yang terang benderang, dengan berkat beliau kita dapat hidayah dari Allah SWT. Masyaallah!”

“Huwan-nuuru yahdiil haa-iriina dliyaa-uhu, Wa fiil hasyri dhillul mursaliina liwaa-uhu.”

“Beliau nabi Muhammad adalah cahaya, yang mana cahaya beliau memberikan hidayah kepada kita, menyingkap kegelapan dari pikiran, menyingkap kegelapan dari hati, menyingkirkan dari segala kotoran, perangai tercela dari anggota tubuh kita.”

Beliau Rosulullah SAW adalah da’i yang mengajak manusia kepada Allah. sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an:

  قَدْ جَاءكُم مِّنَ اللّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُّبِينٌ

“…Sungguh telah datang padamu dari Allah, Nuur (cahaya) dan kitab yang jelas dan menjelaskan” (QS. Al-Maidah 5:15).

Habib Jindan menerangkan bahwa Nur adalah nabi Muhammad SAW, dan beliau (Nabi Muhammad) dikatakan oleh Sayyidina Abbas Bin Abdul Mutholib. Di dalam syairnya, Abbas mengucapkan ini di Madinah puluhan tahun setelah lahirnya Rosulullah, tepatnya menjelang wafatnya Nabi Muhammad atau pada akhir umur nabi Muhammad.

Sayyidina Abbas meminta izin kepada Rosulullah, “izinkan aku wahai Rosulullah untuk memuji engkau”, maka nabi Muhammad bukannya melarang, khawatir hal tersebut itu termasuk mengkultuskan, akan tetapi Rosulullah tidak menyampaikan demikian. Sebaliknya, nabi malah mendukung dan bahkan mendoakan Sayyida Abbas dan berkata “katakan, silahkan ucapkan syair yang ingin engkau ucapkan, Allah akan senantiasa menjaga mulutmu” dawuh Rosul kepada sahabat Abbas. Alhasil, sampai sepuh Sayyida Abbas giginya tidak ada satupun yang tanggal, semuanya tetap utuh.

Lisannya Sayyidina Abbas senantiasa dipakai untuk memuji Rosulullah SAW dan membela Rosulullah. “Syairnya panjang menceritakan tentang kronologis kelahiran Nabi, dari sebelum nabi dilahirkan hingga beliau (Abbas) bilang ‘engkau berada di dalam bahteranya nabi Nuh, ketika banjir menenggelamkan sampai berhala pun ditenggelamkan, semua manusia ditenggelamkan, rumah-rumah ditenggelamkan, bumi ditenggelamkan, tinggal engkau berada di dalam sulbinya Nuh, dan perahu itu tidak akan tenggelam.”

“Dan engkau berada di dalam Sulbi-nya nabi Ibrahim, waktu dia dilempar di apinya Namrud, bagaimana Ibrahim akan terbakar sedangkan engkau berada di Sulbinya.” Jelas Habib Jindan menceritakan Syair yang ditulis oleh sahabat Sayyidina Abbas, terkenal dengan istilah syair Maulid.

“Dan tatkala dilahirkan, engkau ketika lahir maka bumi menjadi terang benderang dengan kelahiranmu, dan ufuk menjadi bercahaya dengan kelahiranmu, dan kami senantiasa berada di dalam cahaya tersebut. Dengan cahaya itu, kami menempuh jalan hidayah dari Allah SWT.” Sayyidina Abbas menyampaikan ini 60 tahun setelah Nabi dilahirkan pungkas Habib Jindan di hadapan seluruh hadirin.

“Karenanya itu, ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah sepakat bahwasannya malam yang paling mulia bagi umat nabi Muhammad adalah malam kelahiran Rosulullah dan malam yang paling mulia bagi Rosulullah yaitu malam Isro’ dan Mi’raj ketika beliau menghadap kepada Allah SWT. Tapi untuk umat yang paling mulia adalah saat malam dilahirkannya Rosulullah SAW, sebab dari situ bermula segala kebaikan dan keberuntungan bagi umat ini, Alhamdulillah.”

Link ceramah full klik tautan berikut : https://www.youtube.com/watch?v=SXzYDb1RP84&t=2h51m10s

 

 

(Humas Infokom)

Lantunan Sholawat Simtudduror Habib Anis Bin Hamid Al-Habsy Mengangkasa di Langit Nurul Jadid

nuruljadid.net – Langit malam Pondok Pesantren Nurul Jadid menjadi saksi lantunan sholawat Simtudduror yang dibawakan oleh Habib Anis Bin Hamid Al-Habsy pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H (15/10/2023). Acara ini dihadiri oleh ribuan santri dan ratusan tamu dari kalangan alumni, wali santri dan simpatisan untuk mempererat ikatan bathin kepada masyayikh Nurul Jadid dan untuk merasakan momen spiritual peringatan hari kelahiran Nabi agung Muhammad SAW.

Habib Anis Bin Hamid Al-Habsy merupakan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) dan salah satu pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qur’an Kraksaan Probolinggo. Habib Anis memimpin pembacaan sholawat Simtudduror dengan penuh kekhusyukan lewat suaranya yang merdu dan syahdu berhasil membawa suasana khidmat di tengah ribuan jama’ah yang hadir.

Pembacaan Sholawat Simtudduror yang dipimpin oleh Habib Anis Bin Hamid Al-Habsy pada pengajian umum dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Pengunjung dari berbagai daerah ikut memadati lokasi acara hingga ke halaman kantor pesantren. Pengunjung yang merupakan hadirin pengajian tersebut ikut melantunkan sholawat Simtudduror dengan bantuan alat sound system dan LCD proyektor sehingga dapat mengikuti dan menyaksikannya dengan khidmat.

Seiring dengan lantunan sholawat yang menggema, malam itu terasa penuh kebahagiaan dan haru yang syahdu. Para hadirin merasa diberkati dan mendapatkan pengalaman spiritual yang mendalam. Pembacaan sholawat Simtudduror ini mengingatkan kita semua akan pentingnya menauladani akhlaq Rosulullah melalui sirah atau kisah Nabi Muhammad SAW tentang kasih sayang dan kebaikan dengan sesama, serta menciptakan dunia yang lebih baik.

Momen syahdu pembacaan sholawat simtudduror tersebut diiringi dengan musik banjari dan para vokalis Muhibbus Sholawat menambah keindahan lantunan sholawat yang dibawakan.

Untuk menonton video fullnya silahkan klik tautan ini : https://www.youtube.com/watch?v=SXzYDb1RP84&t=8711s

 

 

(Humas Infokom)

Kiai Najib Menggemakan Dawuh Kiai Hasan Abdul Wafi di Peringatan Maulid Nabi: Pesantren Adalah Benteng Ajaran Islam

nuruljadid.net – Wakil Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Najiburrahman Wahid menyampaikan dawuh Alm. KH. Hasan Abdul Wafi bahwa Pondok Pesantren adalah benteng ajaran agama Islam.

“Saya teringat dawuh Allahyarham KH. Hasan Abdul Wafi saat mengisi pengajian dulu, bahwa Pondok Pesantren ini adalah benteng ajaran Islam, di mana pesantren ini senantiasa berusaha mempertahankan sunnah-sunnah nabi di saat orang-orang mulai melupakan sunnah nabi,” tutur Kiai Najib saat menyampaikan sambutan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad 1445 Hijriah di Halaman Masjid Jami’ Nurul Jadid, Ahad (15/10/23).

Beliau memberikan contoh fenomena lunturnya pengamalan sunnah-sunnah nabi di zaman sekarang, salah satunya adalah di saat hari Arafah dan Asyuro, banyak orang di luar sana tidak mengamalakan puasa sunnah, sementara kita sebagai santri masih tetap menjaganya, yaitu menjaga syiar-syiar yang mulia.

Kiai Najib mengutip salah satu ayat dalam kitab suci Al-Qur’an yang berpesan tentang perilaku menjaga syiar Allah Subhanahu wa ta’ala. Dalam Q.S. Al-Hajj Ayat 32, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman “Barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati”.

Sedangkan syiar-syiar Allah Subhanahu wa ta’ala, kata Kiai Najib, itu ada banyak, diantaranya yaitu syiar tempat dan waktu.

“Syiar tempat beberapa contohnya Masjid Nabawi dan Masjid Al-Aqsa. Sementara itu, syiar Allah yang berupa waktu diantaranya seperti Hari Arafah, Sya’ban dan Ramadan,” imbuh beliau.

Beliau memaparkan beberapa contoh soal perilaku timbulnya ketakwaan dalam hati. Dawuh beliau, adalah di saat kita bersemangat menunggu kedatang para habib dan di waktu kebersamaan dengan sayyid atau habib.

Kiai Najib juga menyampaikan inti dari acara peringatan Maulid Nabi Muhammad ini adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

“Karena ada hadits mengungkapkan, salah satu tanda sempurnanya keimanan seseorang adalah saat mencintai Nabi Muhammad di atas cintanya kepada makhluk yang lain. (HR. Al Bukhari),” dawuhnya.

 

Reporter: Ahmad Zainul Khofi

(Humas Infokom)

Santri Nurul Jadid Gelar Khotmil Qur’an Sambut Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

nuruljadid.net – Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang mulia dan penuh berkah, santri Pondok Pesantren Nurul Jadid menyambut dengan penuh kegembiraan dan berbagai kegiatan. Salah satu momen penting dalam peringatan Maulid Nabi adalah Khotmil Qur’an, sebuah tradisi yang memadukan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dengan kecintaan kepada Al-Qur’an (15/10/2023).

Khotmil Qur’an digelar bertujuan untuk selain mengharapkan keberkahan Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam juga untuk mengingatkan santri Pondok Pesantren Nurul Jadid akan pesan-pesan mulia di dalamnya, yang merupakan pedoman hidup warisan Nabi Mulia Muhammad SAW. Kegiatan ini dikoordinir oleh santri Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) program tahfidz sejak pagi hingga sore hari tepatnya ba’da ashar.

Suasana Khotmil Qur’an di Masjid Jami Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Penyelenggaraan Khotmil Qur’an berlangsung dengan penuh khidmat. Selama acara tersebut, para santri pembaca Al-Qur’an membacakan ayat-ayat suci dengan merdu di Masjid Jami’ Pondok Pesantren Nurul Jadid, dan para hadirin mendengarkan dengan hati yang khusyuk. Suasana pesantren terasa lebih sejuk dan syahdu meski terik matahari panas menyengat.

Salah satu pelajaran yang bisa diambil dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Khotmil Qur’an adalah pentingnya hidup sesuai dengan ajaran-ajaran Islam, menjunjung tinggi nilai-nilai kasih sayang, keadilan, dan perdamaian yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ruitn saban tahun seperti ini juga mengingatkan umat Islam khususnya santri Nurul Jadid untuk terus menggali ilmu, meningkatkan amal ibadah, dan berkontribusi positif kepada masyarakat.

Suasana Khotmil Qur’an di Masjid Jami Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Melalui peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Khotmil Qur’an ini diharapkan membawa berkah, kebaikan dan kebahagiaan untuk keluarga besar dan seluruh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, serta memperkuat ikatan spiritual dan sosial di antara semua. Ketua Panitia, Ishomul Irfan, berharap semoga seluruh rangkaian acara dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana dan tetap khidmat membawa kesan baik kepada semua hadirin dan tamu undangan yang hadir khususnya kami para santri.

 

 

(Humas Infokom)

UPDATE INFO! Pengajian Umum Maulid Nabi Pondok Pesantren Nurul Jadid akan Dihadiri Habib Jindan Bin Novel

nuruljadid.net – (14/10/2023) Pada Ahad, 15 Oktober 2023 akan diadakan Pengajian Umum dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang akan dihadiri oleh seorang da’i kondang dan ulama masyhur di Nusantara yakni yang mulia Al-Habib Jindan Bin Novel Bin Salim Bin Jindan dari Tangerang, Banten. Acara ini akan dilangsungkan di halaman kantor Biro Kepesantrenan.

Habib Jindan Bin Novel adalah pimpinan Yayasan Al Fachriyah, Tangerang, Banten. Beliau adalah cucu dari Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, yang dikenal sebagai seorang ulama yang sangat dihormati dan dicintai di kalangan umat Islam, akan berbagi pengetahuannya tentang pesan-pesan agama, cinta kasih, dan toleransi yang diajar oleh Nabi Muhammad SAW. Kehadiran beliau di acara ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan pengetahuan lebih untuk menauladani akhlaq Nabi Muhammad kepada para santri dan tamu undangan yang hadir.

Selain ceramah dari Habib Jindan Bin Novel, acara ini juga akan dimeriahkan dengan pembacaan Simtudduror dan penampilan sholawat oleh Firqoh Hadrah Az-Zainiyah (Firhaz) Nurul Jadid. Seluruh rangkaian acara ini dirancang sebagaimana kebiasaan di Pondok Pesantren Nurul Jadid dan juga diisi dengan kegiatan Khotmil Qur’an besok pagi (Ahad, 15 Oktober 2023).

Ribuan santri, pengurus, dosen, guru dan karyawan akan hadir dan merayakan Maulid Nabi bersama-sama dan mengikuti pengajian umum sebagai Upaya mendapatkan barokah dan syafaat Rosulullah kelak di hari kiamat. Acara ini bisa dikategorikan sebagai kesempatan langka untuk mendengarkan langsung nasihat dan pandangan dari seorang ulama karismatik yang sangat dihormati seperti Habib Jindan Bin Novel.

Jangan lewatkan acara Pengajian Umum Maulid Nabi yang akan dihadiri oleh Habib Jindan Bin Novel ini juga bisa disaksikan di kanal YouTube Pondok Pesantren Nurul Jadid melalui link https://www.youtube.com/@PondokPesantrenNurulJadid. Mari bergabung dalam momen yang penuh keberkahan dan kedamaian ini, sambil memperkuat ikatan ukhwah Islamiyah di antara kita semua. Bagi masyarakat, alumni dan simpatisan yang berencana hadir dipersilahkan dengan catatan tetap menyesuaikan dengan kondisi dan budaya pesantren.

Kedatangan masyarakat umum, alumni, wali santri dan simpatisan diharapkan dapat memperhatikan ketertiban pelaksanaan dengan masuk ke area pesantren pada sore sebelum pukul 16.00 WIB dan malam mulai pukul 19.00 WIB. Bagi yang hadir perlu memperhatikan barang bawaannya dan memarkirkan kendaraannya di tempat yang telah disediakan. Panitia menyediakan tempat lesehan dan fasilitas MCK. Tidak diperkenankan melakukan pertemuan dan aktifitas lain selama acara pengajian berlangsung demi kelancaran dan kehidmatan acara.

 

 

(Humas Infokom)

Helat Dauroh Qur’ani, PPIQ Hadirkan Cicit Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ke-28

nuruljadid.net – Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) menggelar kegiatan Seminar Dauroh Qur’ani dengan menghadirkan cicit Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ke-28 yang bernama Sayyid Syekh Ibrahim Bin Amin Bin Muhammad Ad-Duhaibi Al-Jailani dari Libanon. Acara yang berlangsung pada hari Jum’at (13/10/2023) pagi dan bertempat di Aula I tersebut menjadi kejutan istimewa bagi para santri.

Dauroh Qur’ani merupakan acara rutinan yang dilaksanakan oleh PPIQ tiap tahun dengan tujuan untuk..

Turut Hadir dalam acara, Direktur PPIQ K. Ahmad Madarik, S.E. Wakil Direktur PPIQ H. Rusdi Aziz, Wakil Direktur PPIQ Putri, segenap tamu undangan, ustadz dan ustadzah PPIQ, serta seluruh peserta didik PPIQ.

“Semoga dengan kehadiran beliau ke Pondok Pesantren Nurul Jadid tercinta ini, bisa mendatangkan banyak manfaat dan barokah, serta kita juga bisa mendapatkan ilmu yang barokah dan bermanfaat,” salah satu Dawuh K. Ahmad Madarik dalam sambutan acara.

Selain itu, dalam sambutannya, Direktur PPIQ meminta agar para santri bisa menyimak dengan baik ketika pematerian sudah dimulai.

“Apa yang beliau sampaikan, mari kita simak baik-baik, kalau membawa catatan silahkan dicatat poin-poin pentingnya. Semoga ada barokah dan manfaatnya,” pungkas Direktur PPIQ.

Sementara dalam pemateriannya, Sayyid Ibrahim Bin Amin Bin Muhammad Ad-Duhaibi Al-Jailani menjelaskan tentang keuntungan bagi seseorang yang didalam jiwa dan raganya terdapat Alqur’an. Beliau juga menyebutkan bahwa santri PPIQ adalah santri previlleged.

“Disebut previlleged, sebab didalam hati kalian tersambung mata rantai suci lagi emas. Dimana Qur’an diturunkan oleh Allah SWT. zat Maha Mulia, kepada manusia termulia, yang diturunkan sesuatu yang mulia, dan akan melewati orang-orang mulia,” Sayyid Ibrahim menuturkan.

(Sesi penyampaian materi oleh Sayyid Ibrahim Bin Amin Bin Muhammad Ad-Duhaibi Al-Jailani didampingi oleh translator bahasa dan moderator)

“Maka beruntunglah kalian, duhai pemilik hati, dimana disitu ada Al-Qur’an. Makhluk Allah yang Mulia, dan Firman Allah yang Mulia. Semoga kita semua yang hadir disini mampu menerapkan hafalan yang kita punya,” Imbuh beliau.

Sayyid Ibrahim di akhir penyampaian materidan nasihat, beliau juga memberikan suatu metode cepat dalam menghafalkan Al-Qur’an. Selanjutnya, beliau mengajak para santri untuk bersholawat bersama dengan diiringi oleh hadrah PPIQ yang bernama Muhibbul Qur’an.

Para santri sangat senang, antusias, dan puas dengan kehadiran dan ilmu yang Sayyid Ibrahim berikan kepada mereka. Di Akhir acara terdapat penyerahan Cinderamata kepada Sayyid Ibrahim dan sesi foto bersama.