KH. Moh Romzi: Mohon Doa dan Dukungan untuk Kemajuan Ma’had Aly Nurul Jadid

nuruljadid.net – Direktur Sarjana Ma’had Aly Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Moh Romzi Al-Amiri Manan, menyampaikan sambutan dalam acara wisuda ke-5, program tamhidiyah, takhssus dan i’dadiyah. Bertempat di Auditorium Madrasah Aliyah Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Sabtu (27/07/19).

“Saya tidak bicara yang tidak ada, saya bicara apa adanya, kalau puas sampaikan kepada orang lain bahwa Mahad Aly adalah maju. Kalau tidak puas jangan disampaikan kepada orang lain. Tapi,  sampaikan kepada saya pribadi untuk menjadi bahan evaluasi,” dawuh beliau.

Sebelumnya, para calon wisuda program i’dadiyah harus menguasai kitab dasar Fathul Qorib Mujib. Sedangkan program tamhidiyah harus mampu menguasai kitab Fathul qorib mujib dan Ilmu Faroid. Sementara itu, program takhossus, harus menguasai kitab Fathul Muin, Fathul Wahab dan Ilmu Faroid.

Tiga program belajar baca kitab tersebut di lalui  secara ekselerasi selama satu tahun. Dimana santri  yang berhasil melewatinya, akan di wisuda sebagai ajang penentu layak dan tidaknya, mengikuti program pada tahun berikutnya.

Sebanyak 86 santri yang mengikuti akselerasi baca kitab akan di wisuda. Terdiri dari 36 santri program Tamhidiyah, 32 program Idadiyah, dan 18 program Takhassus.

Beliau melanjutkan, program akselerasi baca kitab ini biasanya ditempuh selama empat tahun. Namun “Alhamdulillah, Mahad Aly Nurul Jadid, bisa melaksanakan ekselerasi baca kitab selama satu tahun. Dengan rutin setiap tahun wisuda program akselerasi baca kitab,” ungkapnya.

Selain itu, para calon wisudah diuji kelayakannya oleh Tim panelis yang sengaja di undang dari Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata-Bata, Madura. Dengan mengunakan kitab Nubdzatul Bayan untuk dibaca.

Semoga, hadirnya delegasi dari Pondok Pesantren Mambaul Ulum dapat memudahkan jalannya acara wisudah, dan semua santri diberikan kesuksesan oleh Allah.

KH. Romzi, berharap kepada para wali santri dan seluruh undangan yang hadir agar senantiasa mendoakan Ma`had Aly Nurul Jadid, karena akan segera membuka program pasca sarjana. Bertujuan menampung santri yang telah di wisudah Strata-1 (S1) untuk melanjutkan pendidikannya ke Strata-2 (S2) di Ma’had Aly Nurul Jadid. Insha’Allah tahun ini, Surat Keterangan (SK) Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) untuk S2 akan diterbitkan,” imbuhnya.

PenulisMr. Han (SJ)

EditorRizky H.T.

 

Melatih Demam Panggung Dengan Kualitas Bahasa

nuruljadid.net – Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) Pondok Pesantren Nurul Jadid, melaksanakan kegiatan tahunan yaitu Gebyar Bahasa. Dengan tujuan menyambut peserta didik baru tahun ajaran 2019.

Kegiatan dimulai dengan ceremonial pada 20:11 WIB. Kemudian, di lanjutkan dengan berbagai penampilan seperti, FLDI Up Voice, pidato, dan membaca berita.

Bertempat di halaman Pusat Pendidikan Ilmu Qur’an (PPIQ). Turut dihadiri para perwakilan Koordinasi Program Intrawilayah, Rabu, (24/07/19).

Disamping itu, Gebyar Bahasa ini, tampak menarik perhatian santri baru, karena melihat acara yang berbasis bahasa asing. “Saya merasa heran saja karena semua berbasa Arab dan Inggris, ucap Amel santri baru asal Jember.

Kepala Wilayah, Ustazah Farhah, dalam sambutanya menyampaikan, santri yang aktif di LPBA mempunyai potensi mental. Oleh karena itu, “santri LPBA akan di latih bagaimana menjaga demam panggung kita dengan kualtis bahasa,” katanya.

PenulisJamilatunnisa’ (SJ)

EditorJawahir

20190725_siswi-smk-nurul-jadid-terpilih-jadi-duta-bumn-wakili-jatim-ke-gorontalo

Siswi SMK Nurul Jadid Terpilih Jadi Duta BUMN Wakili Jatim Ke Gorontalo

nuruljadid.net – Prestasi membanggakan ditunjukkan siswi SMK Nurul Jadid Paiton Kabupaten Probolinggo, dengan terpilih menjadi duta BUMN (Badan Usaha Milik Negara) tingkat Provinsi Jawa Timur ke Gorontalo pada tanggal 12 sampai dengan tanggal 20 Agustus 2019.

Pelajar yang juga santriwati Pondok Pesantren Nurul Jadid di desa Karanganyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo tersebut akhirnya berkesempatan mewakili Jawa Timur, untuk mengikuti siswa mengenal Nusantara di Gorontalo setelah lolos seleksi berkas dan wawancara.

Elvina Cahyani siswi SMK Nurul Jadid Paiton dinyatakan lolos terpilih menjadi salah satu duta BUMN pada program ‘Siswa Mengenal Nusantara’ yang diadakan salah satu BUMN yakni PERTAMINA berkolaborasi dengan Pemprov Jatim setelah ia mengikuti seleksi interview di Hotel Luminor Surabaya, Rabu (17/7/2019) dari sekitar 78 pelajar se Jawa Timur yang telah lolos pemberkasan.

Vina nama panggilan akrabnya, mengaku sangat gembira menjadi salah satu siswi yang terpilih untuk mengikuti Program siswa Mengenal Nusantara ini. “Karena sebelumnya kita bertiga dari SMK Nurul Jadid yang lolos pemberkasan mewakili Kabupaten, yaitu Muhammad Fadil Hasan dan Yogis Dirga Primanda, namun hanya ada 34 pelajar yang berkesempatan ke Gorontalo mengikuti program tersebut. Alhamdulillah saya lolos setelah sesi wawancara. Rencananya tanggal 12 sampai 20 Agustus nanti,” terang siswi asli Probolinggo kelahiran 2003 ini.

Elvina bersama Muhammad Fadil Hasan dan Yogis Dirga Primanda mengikuti seleksi wawancara didampingi oleh Waka. Sarana Prasarana, Fifin Priandono dan dua guru pendamping lainnya yaitu Mujiburrohman dan Indah. Persiapan cenderung mendadak dan sangat singkat namun arahan dari guru Pembina menjadi acuan delegasi SMK Nurul Jadid untuk belajar materi persiapan wawancara.

Sementara itu Kepala SMK Nurul Jadid Paiton, Abdul Manaf Firdaus menjelaskan, setidaknya mengirimkan empat siswa untuk mengikuti seleksi yang diambil dari siswa-siswi berprestasi. Termasuk berbagai persiapan dilakukan sebelum mengikuti seleksi tersebut.

“Alhamdulillah, satu siswi kita Elvina Cahyani lolos bersama dengan 34 pelajar lainnya mewakili Jawa Timur,” jelasnya kepada nuruljadid.net.

Ditambahkan, dengan lolosnya siswi tersebut ia sangat bangga dan mengapresiasi salah satu siswinya bisa terpilih di program tersebut. “Agar kedepannya semakin banyak siswa SMK Nurul Jadid yang notabene sekolah di desa berbasis Pesantren bisa berprestasi di tingkat regional, nasional maupun internasional,” harapnya.

Seperti diketahui sebelumnya, siswa yang mengikuti seleksi tersebut diutamankan kelas XI SMA/SMK, dari keluarga kurang mampu namun memiliki kemampuan akademik maupun non akademik yang baik seperti olahraga, seni budaya dan yang lainnya. Termasuk aktif sebagai pengurus organisasi dan menulis essai sebanyak 500 kata yang menceritakan motivasi mengikuti program siswa mengenal nuasantara.

Pada program Siswa Mengenal Nusantara ini, para duta akan dikenalkan dengan Budaya Daerah yang berada di Gorontalo, BUMN setempat dan akan tinggal di rumah orang tua angkat dari masyarakat setempat selama program. Sehingga peserta akan mendapatkan pengalaman yang berharga untuk lebih mengenal keragaman Nusantara.

Penulis: Mujiburrohman

 

 

Semarak Santri dalam Mengisi Libur UAS

nuruljadid.net – Wilayah Az-Zainiyah, Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton Probolinggo gelar kegiatan pelatihan dengan tema “Perempuan cerdas melahirkan generasi yang berkualitas” bertempat di Musollah Az-Zainiyah, senin (22/07/19).

Kegiatan tersebut dalam rangka mengisi waktu libur mahasiswi Universitas Nurul Jadid (UNUJA) yang berdomisili di wilayah Az-Zainiyyah (Dalbar). “untuk mengantisipasi mahasiswi agar tetap belajar di pondok dan mampu menghargai waktu”, ucap Sri Indah Rahmawati selaku ketua panitia.

Indah, juga berharap dengan diadakan kegiatan ini mampu memberikan motivasi terhadap santri  untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.

Selain itu, harapan nyai Hj. Mutmainnah S.Th.I pemangku wilayah Az-Zainiyyah terhadap kegiatan ini dapat menambah ilmu bagi mahasiswi serta bermetamorfosa menjadi wanita yang lebih baik.

Hadir dalam kegiatan ini jajaran pengasuh, alumni, serta mahasiswi Universitas Nurul Jadid berdomisili di wilayah Az-Zainiyyah.

Penulis : Hakimah (SJ)

Editor : Jawahir

 

Suka Duka Santri Baru Al Mawaddah di Pantai Duta

Suka Duka Santri Baru Al Mawaddah di Pantai Duta

nuruljadid.net – Hari Jum’at merupakan hari libur untuk santri pasalnya di hari ini seluruh santri PP. Nurul Jadid diberikan kebebasan untuk mengembangkan bakat minatnya. Namun berbeda dengan Wilayah Al Mawaddah, salah satu wilayah putri PP. Nurul Jadid yang tetap menjalankan aktivitas untuk santri barunya.

Jum’at (19/07/2019) tepat pukul 06.00 WIB wajah ceria nan semangat terpacar diraut wajah santri baru wilayah Al Mawaddah, pasalnya sebanyak 120 santri akan berkunjung ke salah satu objek wisata tersohor di Probolinggo, Pantai Duta. Pantai yang terletak di Desa Randu Tata Kecamatan Paiton ini menjadi tempat pelaksanaan kegiatan dikarenakan keindahan alam yang dimilikinya sangat cocok untuk dinikmati oleh santri baru sebagai refreshing pasca pelaksanaan Orientasi Santri Baru (OSABAR) 2019.

Tak hanya refreshing saja, mereka (santri baru, red) juga diajak untuk belajar bersama. Outbound istilah dari kegiatan ini. Outbound adalah bentuk pembelajaran perilaku kepemimpinan dan manajemen di alam terbuka dengan pendekatan yang unik dan sederhana tetapi efektif karena kegiatan ini tidak sarat dengan teori-teori melainkan langsung diterapkan pada elemen-elemen yang mendasar yang bersifat sehari-hari, seperti saling percaya, saling memperhatikan serta sikap proaktif dan komunikatif.

“Kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh santri baru di Wilayah Al-Mawaddah baik mutasi atau pun tidak. Sebab, kegiatan ini adalah salah satu cara untuk melatih mental leadership mereka sebelum benar-benar terjun ke masyarakat kelak. Selain itu kegiatan ini juga bisa menjadi refreshing mereka setelah menjalani 3 hari masa OSABAR kemarin” ujar Ustadzah Rif’atul Afifah, penanggung jawab kegiatan outbond.

Terpaut jarak +- 4,5 km dari wilayah tak membutuhkan waktu yang lama untuk tiba di Pantai Duta. Sesaat setelah tiba di pantai, santri baru langsung disambut dengan ular mencari bola, permainan perdana yang mereka lakukan. Permainan ini sangatlah sederhana, mereka (santri baru, red) berbaris sesuai kelompok yang sudah ditentukan, lalu berjalan sembari memegang pundak teman yang berada didepannya dengan mata tertutup kerudung. Orang terdepan disetiap kelompok memegang wadah untuk diisi dengan bola yang berhamburan dipinggir pantai. Kelompok yang berhasil mendapatkan bola terbanyak adalah pemenang dari permainan ini.

Tak hanya bermain-main saja, sesi selanjutnya yang mereka (santri baru, red) ikuti adalah motivasi dan relaksasi. Pada sesi kali ini, Ning Raudlatul Aniq (pengisi materi) memberikan materi tentang bagaimana kita memantaskan diri menjadi hamba pilihan Allah yang benar-benar bermanfaat bagi yang lain.

Suka Duka Santri Baru Al Mawaddah di Pantai Duta

Suasana ketika santri baru mengikuti pematerian oleh Ning Aniq

“Karena untuk menjadi pribadi yang bermanfaat itu prosesnya gak mudah. Seperti halnya proses pembuatan santan. Mulai dari penanaman hingga membuahkan bakal kelapa. Panennya pun tidak seperti buah yang lain, kelapa harus dilempar dari atas, dipatok, dikelontokin serabutnya, diparut, diperas hingga jadilah ia santan yang mengandung banyak khasiat. Namun dari proses yang sulit itulah semua bagian dari pohon dan buah kelapa itu menjadi bermanfaat bagi manusia. Jadikan pesantren ini sebagai rumah kedua bagi kalian. Keluarga kedua yang akan saling menguatkan dan mendukung setiap proses kita disini dengan rasa saling memiliki satu sama lain” ungkap Ning Aniq (sapaan akrab pengisi materi).

Diakhir sesi, untuk membangun rasa memiliki dan bertanggung jawab atas keputusan memilih Pesantren Nurul Jadid sebagai tempat menimba ilmu, Ning Aniq meminta seluruh santri baru untuk menuliskan komitmen dan surat cinta untuk Allah. Al hasil, tak sedikit dari mereka (santri baru, red) berderai air mata.

“Setelah menulis ini, saya merasa sangat terpukul dan sadar bahwa mondok bukan hanya berpindah tempat namun juga untuk berjuang untuk meraih apa yang kita cita-citakan. Dan saya harus bertahan disini hingga itu tercapai bagaimanapun keadaannya” ujar Nadine Lutfiana Putri.

Suka Duka Santri Baru Al Mawaddah di Pantai Duta

Suasana pasca pematerian

Sinar mentari semakin menyengat, air laut pun semakin pasang. Tak terasa 4 jam lamanya santri baru mengikuti kegiatan outbound ini. Tepat pada pukul 11.00 WIB seluruh santri kembali ke wilayah dengan perasaan senang dan gembira. Kegiatan tersebut berhasil mencuri respon positif dari santri.

“Saya banyak belajar dari kegiatan ini. Mulai dari permainan sampai motivasi yang diberikan Ning Aniq. Bahwa hidup bukan hanya tentang kesuksesan diri kita sendiri, namun bagaimana kita bisa menjaga kekompakan dan kebersamaan tim untuk sama-sama berhasil” ungkap Masruroh dengan wajah sumringah.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Ny. Hj. Hamidah Wafie (Pemangku Wilayah Al Mawaddah), Ning Mabruroh Zain (Wakil Pemangku Wilayah Al Mawaddah) dan Ning Raudlatul Aniq (Konsultan Wilayah Al Mawaddah).

Penulis: Kholis

Editor: Ponirin

Kiai-Najjiburrahman-Wahid;-Pesantren-Lembaga-mencetak-insan-berakhlak-mulia

Kiai Najiburrahman Wahid; Pesantren Lembaga Mencetak Insan Berakhlak Mulia

nuruljadid.net – KH Najiburrahman Wahid, turut hadir dalam penutupan Orientasi Santri Baru (OSABAR) 2019, beliau mengajak dan memandu seluruh santri baru putra-putri membaca Ikrar secara bersama, selesai pembacaan ikrar secara serentak, beliau memberikan tausyiah kepada seluruh santri baru. Acara yang dilaksanaskan pada, Kamis malam, (18/07/2019).

Sebagai wakil Kepala Pesantren kiai Najiburrahman Wahid menyampaikan, dengan pembacaan ikrar sudah menjadi santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, karena mondok di pesantren itu, pada hakikatnya adik-adik santri baru ini adalah titipan, amanah dari orang tua yang dititipkan kepada pengasuh dengan baik-baik, di mintak kan restu dan doanya.

Selama beberapa hari trakhir adik-adik santri baru sudah mendapat materi tentang Nurul jadid seperti pepatah yang mengatakan “Tidak kenal maka tidak sayang”, dan semoga adik-adik setelah mengenal kemudian sayang kepada Pesantren Nurul jadid dan semakin kerasan di pesantren Nurul jadid.

“Pesantren Nurul Jadid hakikatnya adalah lembaga yang ingin membentuk adik-adik (santri) sekalian menjadi insan yang siap mengarungi masa depan lebih baik, pesantren adalah ajang pelatihan untuk membiasakan berbuat kebaikan-kebaikan, dan, di pondok kita akan di biasakan dengan melakukan amal-amal kebaikan, seperti Sholat berjamaah, hadiran (magrib, isya, subuh), pengajian kitab, sopan santun, agar nanti ketika sudah terbiasa dan pulang ke masyarakat akan membiasakan berperilaku baik, kalo kita sudah terbiasa mematuhi peraturan-peraturan di pesantren, insyallah nantinya akan menjadi hamba-hamba Allah yang sholeh-sholeha, sesuai dengan misi besar pondok pesantren nurul jadid “Mondok Untuk Mengaji dan Membina Akhlakul Karimah”  dan setiap santri yang datang ke pesantren Nurul jadid di arahkan untuk mengaji (mengkaji dan mempelajari ) ilmu-ilmu Islam dan mengamalkannya, dengan cara kita mengamalkan kita akan mempunyai Akhlakul karimah,” Dawuh Beliau

“Belajar saja tidak cukup tapi berusaha mengamalkan ilmu yang sudah kita dapat di Nurul Jadid, berusaha belajar mengkaji Ilmu Agama Islam dan berusaha mengamalkan, Ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah.” Imbuhnya

Penulis : NS

Editor : PM

1800 Lilin Santri, Hiasi Penutupan OSABAR 2019

nuruljadid.net – Kemeriahan ini sehubungan adanya1800 lilin terpancar terang pada Penutupan Osabar yang bertempat di lapangan Ayaman Nurul Jadid, Kamis malam (18/07/2019).

Koordinator Osabar Ustadz Alief menyampaikan bahwa kegiatan orientasi santri baru, terbagi menjadi 3 tahap pelaksanaan, salah satunya, kegiatan Pra Osabar bertujuan untuk memberikan pembekalan awal tentang pemahaman Fudlul Ainiyah kepada sahabat-sahabat santri baru. Adapun metode pematerian disampaikan menjadi beberapa kelompok dengan materi dasar : Al-qur’an, Tulis Pego, Furudlul Ainiyah dan didampingi oleh pemateri dari para ustadz dan ustadzah asrama I’dadiyah yang dilaksanakan di masjid & musholla di wilayah, yang dilaksanakan pada tanggal 10 Juni s/d 12 Juli 2019.

Pelaksanaan Osabar yang mana tahapan ini santri baru dikenalkan dengan doktrin kepesantrenan dan memberikan pengenalan awal terhadap PP. Nurul Jadid dengan berbagai pematerian meliputi, Selayang Pandang PP. Nurul Jadid, Nilai-nilai dasar dan tradisi kepesantrenan, Pengenalan Lingkungan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat oleh KLH Nurul Jadid, selama kurun waktu 4 hari sejak tanggal 15 s/d 18 Juli 2019, dengan jumlah keseluruhan 1800 santri  baru  meliputi jumlah santri putra 700 dan 1100 santri putri.

Pasca Osabar ada pula kegiatan tindak lanjut (Follow Up) dari kegiatan ini  yaitu Pasca OSABAR yang dilaksanakan selama maksimal 1 tahun oleh Pengurus Biro Kepesantrenan dalam hal ini Asrama I’dadiyah bekerja sama dengan Madrasah Diniyah.

“Harapan kami kepada semua pihak bisa bekerjasama demi suksesnya pelaksanaan follow up dari hasil kegiatan ini dengan baik. Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan semangat pengabdian dan ilmu yang barokah dan bermanfaat.” Tutur ustadz alief

Kegiatan OSABAR resmi ditutup dengan pembacaan ikrar santri yang di pandu langsung oleh wakil kepala pesantren KH. Najjiburrahman Wahid, dan doa yang di bacakan oleh KH. Makki Maimun Wafi, selesai pembacaan doa dilanjutkan dengan Penyalaan 1800 lilin, yang menjadikan OSABAR tahun ini lebih meriah dari tahun sebelumnya.

Pewarta : Nuris

Editor : PM

20190717_menanam-akhlak-santri-baru-sowan-ke-kiai

Menanam Akhlak, Santri Baru Sowan ke Kiai

nuruljadid.net – Kegiatan sowan kepada Dewan Pengasuh PP. Nurul Jadid merupakan rentetan kegiatan dari Orientasi Santri Baru (OSABAR) 2019. Hari ini, Rabu (17/07/2019) sebanyak 1.800 santri baru melakukan sowan. Kegiatan yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB hingga 10.00 WIB ini bertujuan untuk mengenalkan kepada santri baru tentang keluarga besar PP. Nurul Jadid.

“Kegiatan sowan itu tujuannya adalah selain pertama mengenalkan kepada keluarga PP. Nurul Jadid kita juga mengajarkan bahwa di pesantren ada tradisi sowan” ungkap Ustad Alief Hidayatullah (Ketua OSABAR 2019).

Suasana santri baru saat sowan kepada KH. Moh. Zuhri Zaini (Pengasuh PP. Nurul Jadid)

Suasana santri baru saat sowan kepada KH. Moh. Zuhri Zaini (Pengasuh PP. Nurul Jadid)

Ketua OSABAR 2019 mengatakan bahwa sowan juga merupakan tradisi yang diajarkan oleh pesantren. Selain itu, kegiatan sowan ini mengajarkan santri baru untuk menghormati dan memuliakan guru dan memiliki sambungan (sanat) langsung kepada Rosulullah SAW.

“Dimana sowan ini adalah mencium tangan para guru untuk mengambil barokah. Karena diri kita percaya sampai saat ini bahwa para guru-guru kita itu memiliki guru dan beliau pasti sowan kepada guru-gurunya sampai keatas kepada Rosulullah SAW” ujar Ustad Alief (sapaan akrab Ketua OSABAR 2019).

Kegiatan tersebut juga mendapat respon dari santri baru seperti yang dikatakan oleh Ahmad Baron Arif, santri baru asal Bondowoso yang meneteskan air mata ketika mencium tangan KH. Zuhri Zaini (Pengasuh PP. Nurul Jadid).

“Ketika sowan kepada Kiai Zuhri saya menangis, entah menangis karena apa saya nggak tau tiba-tiba air mata ini menetes dengan sendirinya. Tapi yang jelas saya sangat bahagia dan bersyukur bisa menjadi santri beliau dan sowan kepada beliau” ujar Baron (sapaan akrab Ahmad Baron Arif) dengan mata berkaca-kaca.

Suasana santri baru saat sowan kepada KH. Najiburrohman Wahid (Wakil Kepala Pesantren)

Suasana santri baru saat sowan kepada KH. Najiburrohman Wahid (Wakil Kepala Pesantren)

Senada dengan Fahri Saktiawan Maulana, santri baru asal Tenggarang Bondowoso. Fahri nama panggilannya mengaku deg-degan ketika sowan kepada Kiai Zuhri (sapaan akrab Pengasuh PP. Nurul Jadid).

“saya merasa deg-degan ketika sowan ke Pengasuh. Karena beliau sosok Kiai dan Guru saya. Mangkanya saya merasa deg-degan.” Ungkap santri asal Bondowoso tersebut.

Tak hanya sowan kepada Kiai Zuhri saja, santri baru juga diajak untuk sowan kepada KH. Najiburrohman Wahid (Wakil Kepala Pesantren) dan KH. Makki Maimun Wafi (Kepala Bidang Koordinasi Olahraga dan Seni Santri (BKOOSSNJ)).

Suasana santri baru saat sowan kepada KH. Makki Maimun Wafi (Kepala Bidang Koordinasi Olahraga dan Seni Santri (BKOSSNJ))

Suasana santri baru saat sowan kepada KH. Makki Maimun Wafi (Kepala Bidang Koordinasi Olahraga dan Seni Santri (BKOSSNJ))

Penulis: Baihaki

Editor: Ponirin

Santri Baru Menangis Ketika Sowan ke Pengasuh, KH. Moh. Zuhri Zaini

Santri Baru Menangis Ketika Sowan ke Pengasuh, KH. Moh. Zuhri Zaini

nuruljadid.net – Di hari ketiga Rabu (17/07/2019) pelaksanaan Orientasi Santri baru (OSABAR) 2019, seluruh santri baru diajak untuk mengenal lebih dekat kepada dewan pengasuh PP. Nurul Jadid dengan cara sowan. Ada yang menarik dari kegiatan ini, seorang santri baru yang berasal dari Kota Bondowoso menangis ketika sowan kepada KH. Zuhri Zaini (Pengasuh PP. Nurul Jadid).

Ahmad Baron Arif namanya, berdasarkan pengakuannya, ia menangis ketika sowan kepada Kiai Zuhri (sapaan akrab Pengasuh PP. Nurul Jadid).

“Ketika sowan kepada Kiai Zuhri saya menangis, entah menangis karena apa saya nggak tau tiba-tiba air mata ini menetes dengan sendirinya. Tapi yang jelas saya sangat bahagia dan bersyukur bisa menjadi santri beliau dan sowan kepada beliau” ujar Baron (sapaan akrab Ahmad Baron Arif) dengan mata berkaca-kaca.

Santri kelahiran 29 Juni 2006 ini juga mengaku bahwa ketika sowan ia sempat berdo’a agar dirinya mampu menjadi seorang santri yang bermanfaat.

“Ketika sowan kepada beliau (Pengasuh PP. Nurul Jadid) saya sempat menyeletuk dalam hati agar ilmu saya barokah dan bisa menjadi santri beliau yang bermanfaat bagi agama, keluarga, nusa dan bangsa kelak. Terlebih bisa membahagiakan orang tua” ungkap Baron.

Sembari mata yang berkaca-kaca Baron bedo’a agar Kiai Zuhri selalu diberikan kesehatan untuk membina santri-santrinya.

“Saya juga berdoa agar beliau (Kiai Zuhri) selalu diberikan kesehatan dan kekuatan dalam mendidik santri-santrinya untuk menjadi santri yang memiliki ilmu barokah dan berguna bagi banyak orang ketika di masyarakat” pungkas santri yang bercita-cita menjadi tentara ini.

Penulis: Baihaki

Editor: Ponirin

 

20190716_bersih-bersih-lingkungan-ciptakan-kemandirian-santri

Bersih-Bersih Lingkungan Ciptakan Kemandirian Santri

nuruljadid.net – Sebagaimana yang diyakini tiap pribadi muslim, sehat dan kebersihan jasmani adalah satu syarat bagi iman yang sempurna. Menjadi wajar jika para santri menjaga kebersihan lingkungannya, Jasmaninya layaknya menjaga kebersihan hatinya.

Beragam cara mereka lakukan demi terwujudnya lingkungan bersih dan nyaman. Ini menjadi salah satu kegiatan santri baru putra di kegiatan Orientasi Santri Baru (OSABAR) 2019.

Senin, (15/07/2019) Malam, seluruh santri baru putra melakukan bersih-bersih pesantren. Adapun area yang mereka bersihkan meliputi; kamar mandi dan WC putra serta lingkungan pesantren putra.

Selain itu, kegiatan tersebut terealiasai dengan berkoordinasi Bersama Bidang Konservasi Lingkungan Hidup (BKLH) Nurul Jadid. Dalam pelaksanaannya, santri baru didampingi oleh Panitia OSABAR 2019 serta diawasi oleh pengurus BKLH Nurul Jadid.

Ustad Alief Hidayatullah, Ketua OSABAR 2019 mengatakan bahwa terealisasinya kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenalkan budaya dan tradisi pesantren. Memberikan pemahaman kepada santri baru bahwa terdapat kebiasaan kerja bakti dengan membersihkan kamar mandi dan bersih-bersih lingkungan pesantren dengan menyapu keliling pesantren serta membersihkan tempat ibadah sepert musholla dan masjid.

Suasana pada saat santri baru membersihkan kamar mandi

Suasana santri baru pada saat membersihkan kamar mandi

“Selain itu kegiatan tersebut juga bentuk pengajaran kemandirian kepada santri baru” tambah Ustad Alief (sapaan akrab Ketua OSABAR 2019).

Kegiatan tersebut yang dimulai sejak pukul 20.00 WIB – 21.30 WIB mendapatkan respon yang sangat positif dari santri baru seperti yang dinyatakan oleh Muhammad Rifki Dani Hariyanto asal Ngajuk.

“Saya gembira bisa melakukannya ditambah lagi bersama-sama santri baru lainnya. Disini saya dilatih kemandirian dan selalu menjaga kebersihan untuk hidup sehat. Karena kebersihan sebagian dari iman” ujar Dani (sapaan akrabnya)

Tak hanya Dani, Bagas Nurrijal Nugroho juga menuturkan bahwa dengan kegiatan tersebut bisa menjaga kebersihan pesantren Bersama santri baru lainnya.

“senang sekali bisa bersih-bersih pesantren. Bisa menjaga keindahan dan kebersihan lingkungan pesantren bersama santri baru lainnya” pungkas Bagas (sapaan akrabnya)

Penulis: Baihaki

Editor: Ponirin

Pemutaran Film KS No 07 Membuat Santri Baru Baper

Pemutaran Film KS No 07 Membuat Santri Baru Baper

nuruljadid.net – Nonton film motivasi atau lebih dikenal dengan istilah NoBar (nonton bareng) merupakan rentetan agenda di pelaksanaan OSABAR 2019, Senin (15/07/19) malam di Musholla Wilayah Az Zainiyah. Kegiatan kali ini, santri baru disajikan dengan film motivasi dengan judul “Keajaiban di Sel No. 07”.

Namun sebelum pelaksanaan nobar tersebut dilaksanakan, walaupun dianggap hal biasa segenap panitia melakukan Ice Breaking, suatu aktivitas yang dilakukan untuk melatih konsentrasi, memberikan rasa nyaman serta mengurangi kejenuhan para santri. Selain itu ice breaking juga bertujuan memberikan semangat lebih kepada para peserta OSABAR.

“pelbagai permainan diberikan supaya mereka mengikuti kegiatan dengan optimal, aktif dan efektif” tutur Ustadzah Sri Rahayu, salah satu panitia Osabar 2019.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan tersebut diikuti sebanyak 330 santri baru putri yang terbagi dalam 27 kelompok. Sembari menunggu pemutaran film, nampak wajah sumringah terpancar diraut wajah mereka (santri baru, red) terkadang terpancar tawa lepas dan senda gurau membuat suasana semakin seru.

Ketika film yang berdurasi 2 jam 7 menit itu diputar, mampak santri sangat khusyu’ menyimaknya tak jarang ketika adegan sedih mereka (santri baru, red) terbawa suasana sebaliknya pun begitu, ketika adegan film lucu para santri tertawa lepas. Hal tersebut membuat kegiatan ini lebih harmonis.

Tak hanya untuk refreshing, kegitan nobar ini mampu memberikan hikmah kepada mereka (santri baru, red) salah satunya adalah mendorong semangat belajar santri.

“Banyak pelajaran yang dapat diambil dari film ini seperti bagaimana perjuangan, pengorbanan dan keikhlasan mampu menyatukan cinta seseorang sehingga harapannya para santri di pesantren ini bisa bertahan dalam proses menggapai cinta-Nya” ujar Yunita Irani, Panitia sekaligus kakak asuh OSABAR dengan linangan air mata.

Penulis: Kholis

Editor: Ponirin

menjaga-kesehatan-santri-baru,-osabar-senam-pagi-masuk-rundown-acara

Menjaga Kesehatan Santri Baru, Osabar Senam Pagi Masuk Rundown Acara

nuruljadid.net – Untuk menjaga kebugaran dan kesehatan, sebelum memulai aktifitas para peserta Orientasi Santri Baru (OSABAR) dan panitia laksanakan senam bersama di depan kantor PP. nurul jadId selasa pagi (16/7/2019).

Kegiatan senam bersama teresebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang di laksanakan oleh panitia osabar. Ahmad Zubaidillah Fadli selaku ketua pelaksana kegiatan OSABAR menyampaikan, bahwa dalam kondisi bagaimanapun kebugaran dan kesehatan itu sangat perlu dijaga, agar tubuh tetap prima baik dalam melakukan kegiatan maupun sehari-harinya.

“Menjaga kesehatan itu perlu dilakukan, supaya tubuh kita tetap prima, melaksanakan kegiatan jadi lebih ringan,” ucap ubaid sapaan akrabnya.

“kami mengajak para peserta dan panitia agar mengetahui tentang manfaat dari senam supaya badan sehat dan hidup sehat” lanjutnya.

Senada dengan itu, Moh. Alif Hidayatullah sebagai ketua OSABAR 2019 menyampaikan bahwa santri yang hidup dipesantren harus juga menjaga kesehatan, karena didalam diri yang sehat terdapat akal yang sehat.

Kegirangan santri baru pada saat mengikuti senam pagi di hari kedua OSABAR 2019

“santri yang hidupnya di pesantren itu juga harus menjaga kesehatan dan menjaga kebugaran diri. sehingga mereka dalam belajar tetap sehat, tidak loyo, dan tidak malas. Sebagaimana kutipan pepatah, didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat juga” dengan senyum manisnya.

Senam pagi tersebut dipandu langsung oleh kakak pramuka, Kholis dan Abdur Rahman serta turut mendampingi KH. Makki Maimun Wafi, kepala BKOSS-NJ (Bidang Koordinasi Olahraga & Seni Santri Nurul Jadid).

Setelah senam pagi usai para peserta kembali ke asrama masing-masing untuk sarapan pagi, mandi serta melaksanakan sholat dhuha berjamaah. Setelah itu mereka langsung melaksanakan agenda selanjutnya di hari kedua ini (16/07/2019).

Penulis: Baihaki

Editor: Ponirin

Workshop Integrasi Kurikulum Pesantren Dan Kurikulum Nasional (K13) di SMP Nurul Jadid

nuruljadid.net- Mengawali tahun pelajaran 2019/2020, SMP Nurul Jadid (SMPNJ) mengadakan Workshop “Bedah Kurikulum, Buku I dan Buku 2” (dalam Kerangka Integrasi Kurikulum Pesantren dan K-13) yang dilaksanakan dari tanggal 15 sd 16 Juli 2019. Bertempat di Aula Mini Universitas Nurul Jadid (UNUJA) dan Aula Metting SMP Nurul Jadid. Di Aula Mini UNUJA dari pagi sampai siang (08.00-12.00) dan di Aula Metting SMP Nurul Jadid dari siang sampai sore (13.00-16.00 WIB)

Workshop ini dihadiri oleh seluruh Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) SMPNJ dan stakeholder terkait. Stakeholder dari unsur Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo diwakili oleh Pengawas Pendidikan Menengah, sekaligus sebagai pemateri workshop. Unsur Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) diwakili oleh Sekretaris Pesantren dan Wakil Kepala Biro Pendidikan. Selain itu juga melibatkan unsur perguruan Tinggi, perwakilan Wali murid dan Komite Sekolah.

Adanya Workshop ini, untuk meningkatkan kompetensi PTK SMPNJ. Khususnya dalam tataran implementasi K13 yang terus menerus mengalami penyempurnaan. Penyempurnaan itu ditandai dengan munculnya regulasi baru berkait dengan implementasi K13 yang hampir tiap tahun muncul. Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengintegrasikan keunggulan lokal nilai-nilai kepesantrenan. SMPNJ adalah sekolah boarding school. Seluruh siswa SMPNJ sekaligus sebagai santri yang bertempat tinggal (diasramakan) di PPNJ.
SMP Nurul Jadid melaksanakan K13 sejak tahun pelajaran 2014 dan telah meluluskan tiga periode lulusan. Lulusan SMP Nurul Jadid secara komparatif memiliki pembeda dalam bidang keagamaan dan kebahasaan. Bidang keagamaan yaitu kompetensi keagamaaam (tafaqquh fiddin) yang wajib dimiliki, dikuasai dan diamalkan oleh setiap pribadi muslim. Sedangkan kebahasaan adalah kemampuan berbahasa Inggris dan Arab.

Aspirasi dan harapan masyarakat dalam bidang keagamaan sejalan pula dengan tujuan dan fungsi Pesantren. Fungsi pesantren diantaranya sebagai tempat pendidikan dan pengajaran, kaderisasi dan pengabdian kepada masyarakat. Dari sisi inilah tafaqquh fiddin menemukan relevansinya. Kegiatan Workshop dengan tema “Integrasi Kurikulum Pesantren dan Kurikulum Nasional (K-13)” sangat penting dilaksanakan.

Sambutan Kepala SMP Nurul Jadid, Bapak Didik PW, S.Sos., M.Pd menyampaikan tentang “tantangan pendidikan”. Tantangan pendidikan setidaknya harus bisa menjawab (1) globalisasi, (2) kepentingan nasional dan (3) kearifan lokal. Bagaimana kurikulum yang dikembangkan bisa menjawab ketiga tantangan tersebut? Perlu membedah dokumen kurikulum (KTSP) di SMPNJ dan menyusun kembali yang sesuai dengan harapan stakeholder dan tantangan zaman.
Kegiatan Workshop ini, menurut Bapak Sugiono, S.S., M.Ed., Wakil Kepala Biro Pendidikan, mewakili Biro pendidikan, pada sambutan Beliau merujuk teori “Connectivist Curriculum Desain” yaitu menghubungkan nilai-nilai yang relevan di level konteks pendidikan. Kurikulum Nasional (K13) menjadi penting didialogkan secara terus-menerus dengan Kurikulum Pesantren. Sehingga nilai-nilai karakter kepesantrenan menjadi satu kesatuan yang utuh dalam implementasi pendidikan dan pembelajarannya. Ke depan pada tahun pelajaran (2019/2020), Biro pendidikan akan melakukan supervisi dan monitoring, selain perangkat pembelajaran juga melakukan survei ke dalam kelas-kelas pembelajaran.

Sementera itu sekretaris Pesantren, Bapak H. Faizin Syamweil, M.Pd mengupas tentang perubahan Kurikulum Nasional. Seringnya perubahan kurikulum Nasional (k13, KTPS, KBK dll), dalam tanda petik, seolah lembaga pendidikan itu “terjajah” (tersandera) untuk menyesuaikan dengan perubahan kurikulum itu sendiri.

Bagaimana PPNJ tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan Kurikulum Nasional? Perlu mengembangkan Kurikulum Mandiri, kurikulum khas PPNJ. Kurikulum khas PPNJ apabila dikembangkan dengan sungguh-sungguh –bukan tidak mungkin– dapat menjadi pembeda. Jika konsisten SMPNJ melahirkan output yang sukses, pada akhirnya Kurikulum PPNJ menjadi rujukan keberhasilan pendidikan.
Unsur dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo diwakili oleh Bapak Edy Santoso, M.Pd (Pengawas Bina SMP Kabupaten Probolinggo), menyajikan materi dan bekal yang lengkap berkaitan dengan Bedah Buku I, Buku II, Regulasi, strategi dan implemetasi K13, pengembangan RPP dan Penilaian berbasis HOTs (Hight order thingking skill). Juga tantangan pendidikan Abad 21 dan revolusi industri 4.0.
Harapan ke depannya SMPNJ dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, kolaboratif dan komunikatif (4K), Pembelajaran yang sarat dengan strategi literasi, menguatkan budi pekerti dan prestasi, menumbuhkembangkan karakter baik, melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi dan menumbuhkembangkan kecerdasan metakognisi siswa.
Kegiatan selanjutnya melakukan reveiw Buku I dan Buku II yang dipandu oleh Tim Pengembang Kurikulum SMPNJ. Bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai kepesantrenan dalam kurikukum SMPNJ? Setidaknya dapat dilihat dari dokumen KTSP (Buku I) dan Buku II (RPP dan perangkat pembelajaran lainnya) serta proses-proses yang terjadi dalam kelas pembelajaran. Tentu saja, yang tidak boleh ditinggalkan adalah dampak yang dirasakan oleh pengguna pendidikan.
Rubrik-rubrik indikator keberhasilan kegiatan workshop merujuk pada Lembar Kerja (LK) yang sudah disiapkan oleh Pengawas Bina SMP Kabupaten Probolinggo.
Sampai tulisan ini dibuat (pada pukul 14.35) kegiatan workshop masih berlangsung. Dipandu oleh Tim Pengembang Kurikulum SMPNJ, Bapak Surono, S.Ag., M.Pd dan Surinta Harko Miyangga, S.Si., S.Pd membedah KTSP: Visi Misi, Tujuan Sekolah, Identifikasi SI-SKL dan Penilaian”.
Semoga Integrasi Kurikulum Pesantren dan Kurikulum Nasional (K13) sukses sesuai dengan harapan bersama.
Adapun materi workshop meliputi “analisis konteks, pengembangan dan implementasi K-13, bedah KTSP: Visi Misi, Tujuan Sekolah, Identifikasi SI-SKL dan Penilaian”. Workshop, ” Tegas Pak didik.

Pewarta : DPW
Editor : PM

 

20190715_kenalkan-pesantren-nurul-jadid-melalui-selayang-pandang

Kenalkan Pesantren Nurul Jadid Melalui Selayang Pandang

nuruljadid.net – 1.800 santri baru Pondok Pesantren Nurul Jadid menjalani masa pengenalan Pesantren dan Kepesantrenan melalui kegiatan OSABAR. Mereka (santri baru, red) dikenalkan secara umum tentang Pesantren Nurul Jadid melalui materi Selayang Pandang. Kegiatan yang dilaksanakan Senin, (15/07/2019) dilingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid mengharapkan santri baru mengetahui dan mengenal pesantrennya.

“kegiatan OSABAR merupakan gerbang awal pengenalan pesantren dan kepesantrenan untuk santri baru. Salah satu bentuk pengenalan yang kami lakukan adalah dengan menyajikan Selayang Pandang PP. Nurul Jadid. Sehingga santri baru mampu mengenal para almarhumin dan dewan pengasuh PP. Nurul Jadid” ujar Ustad Alief Hidayatullah, Ketua OSABAR 2019.

Ustad Alief (sapaan akrab ketua OSABAR 2019) membeberkan materi yang disajikan pada kegiatan kali ini meliputi; Sejarah Pesantren, dan Mengenal Almarhumin serta Dewan Pengasuh.

Dalam pelaksanaannya, santri baru yang telah dipetakan berdasarkan kelompoknya masing-masing mendapatkan materi dari penyaji yang telah ditentukan panitia. Salah satu contohnya adalah santri baru yang berada di Audiotrium SMP Nurul Jadid. Ustad Mifathul Huda selaku penyaji menyampaikan beberapa hal yang berisikan informasi awal tentang Pesantren Nurul Jadid seperti; Dewan Pengasuh, Struktural Pesantren dan Ideologi Pesantren (Trilogi dan Panca Kesadaran Santri).

Keseruan santri putra saat pematerian

Keseruan santri putra saat pematerian

“Sesuai dengan kisi-kisi materi yang diberikan oleh panitia, saya menyampaikan secara singkat dan jelas tentang sejarah serta kiprah perjuangan para almarhumin PP. Nurul Jadid. Selain itu saya juga menjelaskan tentang Trilogi dan Panca Kesandaran santri” ujar Ustad Miftahul Huda.

Pasca pematerian, hasilnya para santri baru telah mampu mengenal para Almarhumin dan Dewan Pengasuh PP. Nurul Jadid dalam waktu 60 menit.

“Alhamdulillah tadi setelah saya menyampaikan materi Selayang Pandang, saya memberikan quiz kepada santri baru dan syukurnya lagi mereka mampu mengenal Almarhumin dan Dewan Pengasuh walaupun tidak semuanya mereka mampu menjawab. Tapi paling tidak kegiatan ini telah memberikan pengetahuan kepada mereka (santri baru, red) tentang kiprah yang telah dilakukan oleh Almarhumin dalam waktu yang singkat” jelas Ustad Miftah (sapaan akrab penyaji).

Selain itu untuk mengulas ulang materi yang telah diterima dan mengetahui kemampuan santri baru, panitia pelaksana mencoba bertanya kepada santri baru seputar materi yang telah disampaikan penyaji diluar pematerian.

Keseruan santri putri saat pematerian

Keseruan santri putri saat pematerian

Berdasarkan pengakuannya, Fathul Irfan Ridho (salah satu panitia OSABAR) mengatakan bahwa dari beberapa santri baru yang ia tanyakan, mereka (santri baru, red) telah mampu menjawabnya dengan benar.

“saya secara iseng-iseng bertanya kepada santri baru tentang Trilogi, Panca Kesadaran Santri, para almarhumin dan dewan pengasuh Nurul Jadid. Dan ternyata mereka mampu menjawabnya walaupun tidak semua pertanyaan yang saja ajukan benar dijawab” pengakuan Irfan (sapaan akrab Fathul Irfan Ridho).

Penulis: Baihaki

Editor: Ponirin

20190715_osabar-2019-menciptakan-semangat-untuk-terus-berjuang

OSABAR 2019, Menciptakan Semangat Untuk Terus Berjuang

nuruljadid.net – Pasca pelaksanaan Opening Ceremony Orientasi Santri Baru (OSABAR) 2019 Pondok Pesantren Nurul Jadid, Ahad (14/07/2019) Malam, kegiatan perdana untuk santri baru dilaksanakan keesokan harinya, Senin (15/07/2019).

Dibekali dengan materi motivasi, santri baru diharapkan bisa menjadi penyemangat bagi mereka (santri baru, red) untuk mengaji dan belajar di Pondok Pesantren khususnya Pesantren Nurul Jadid.

“Dan mereka yang belum kerasan menjadi kerasan, sehingga mereka bisa melupakan suasana di rumah dan yang sudah kerasan menjadi lebih bersemangat lagi dalam menempuh proses belajar di pesantren” ujar Ustad Alief Hidayatullah, Ketua OSABAR 2019.

Ustad Alief (sapaan akrab Ketua OSABAR 2019) juga, ia menyampaikan bahwa latar belakang diadakannya materi motivasi mondok yaitu, pertama banyak diantara para santri baru belum mengenal dunia pesantren bahkan masih beranggapan bahwa pesantren/pondok merupakan tempat yang sangat ketat dan orang yang hidup di dalamnya pasti dikekang dengan banyak aturan. kedua, para santri yang datang ke pondok pesantren adalah mereka yang sudah terbiasa dengan kehidupan yang hedon, penuh dengan hiburan lebih lebih dengan adanya virus gadget (game online, medsos, dll) yang sudah sangat mewabah dimana-mana dan tidak menutup kemungkinan diantara mereka sudah terjangkit virus tersebut.

Suasana santri baru putri saat mengikuti pematerian OSABAR 2019

Suasana santri baru putri saat mengikuti pematerian OSABAR 2019

Disamping itu, Ustad Alief mengatakan, “tujuan dari kegiatan tersebut adalah pertama,mengenalkan dunia pesantren kepada santri baru dan tempat ini adalah tempat yang tepat bagi mereka. Karena di pesantren kita diajarkan ilmu agama yang merupakan kewajiban seorang muslim mempelajari nya, ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Tak hanya itu di pesantren juga kita dilatih untuk mandiri, membangun rasa kebersamaan, toleransi antar sesama. Kedua, mengajarkan kepada santri baru bagaimana kiat sukses belajar di Pesantren”.

Ustad Ahmad Saili Aswi, salah satu pemateri dalam materi tersebut mengatakan bahwa mondok itu butuh perjuangan, salah satunya dengan meninggalkan orang yang kita sayang tentu demi masa depan kita yang cerah.

Selain itu, Bapak Saili (sapaan akrab Ustad Saili Aswi) memaparkan secara singkat dan jelas tentang mondok itu indah yang bertujuan untuk memperkenalkan keindahan mondok di Pesantren khususnya di Pesantren Nurul Jadid.

Suasana santri baru putra saat mengikuti pematerian OSABAR 2019

Suasana santri baru putra saat mengikuti pematerian OSABAR 2019

“Mondok itu indah. Di Pesantren kita bisa mendapatkan indahnya kebersamaan, kemandirian, melatih diri, bersabar, hidup berakhlakul karimah, bercengkarama dengan teman, menjadi anak yang sholeh sholehah dan kesederhanaan” ujar Bapak Saili (15/07/2019) di Auditorium MA Nurul Jadid.

Tak hanya sekedar menyampaikan motivasi, Bapak Saili juga memberikan tips untuk mendapatkan ilmu yang manfaat dan barokah diantaranya; niat yang baik, sedikit dosa/bersih hatinya, bekal dan makanan yang halal, bersungguh-sungguh, riyadatul nafsi terakhir do’a dari rumah dan diri sendiri.

Penulis: Baihaki

Editor: Ponirin