Santri Nurul Jadid Sabet Juara 1 Lomba Esai Nasional
nuruljadid.net – Santriwati Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Wildana Rahma Azzuhri, asal Kabupaten Lumajang telah berhasil menjuarai lomba Esai Nasional di urutan pertama. Kegiatan lomba ini diadakan oleh Program Studi (Prodi) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Jogjakarta dalam rangka Pekan Raya IAT tahun 2021.
Pekan Raya Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) ini dibuka sejak 7 September 2021 mengangkat 3 sub tema, literasi digital, pendidikan digital, dan religi digital. Hal ini sebagai ikhtiar mendorong para santri untuk merespon tantangan di era digital. Tepat hari Kamis, (14/10) hasil perlombaan diumumkan melalui zoom meeting setelah melalui proses penjurian sejak 8 Oktober 2021 yang ketat.
Wildana menceritakan, dirinya tidak menyangka karya tulisnya bisa dinobatkan sebagai terbaik pertama. Sebab, pesertanya dibuka untuk mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia.
“Awalnya saya mau ikut kalau ada ide dan ada uang untuk lomba. Tahu-tahu saya sudah didaftarkan sama teman-teman. Ya sudah, saya kirimkan data diri dan tulisan saya ke panitia,” ungkap santriwati yang juga penghafal Al-Qur’an ini.
Santriwati yang juga mahasiswi semester 5 Universitas Nurul Jadid (Unuja) ini bercerita, isi tulisannya sebenarnya sederhana. Yaitu mengenai dakwah digital di era modern ini. Keresahannya saat melihat banyaknya konten di media sosial yang banyak diisi ustaz-ustaz instan menjadi inspirasinya untuk menulis hal itu.
“Ini sebenarnya hasil diskusi sama Abi saya, keresahan yang saya dan Abi rasakan sama yaitu dakwah digital orang-orang NU masih kalah dengan konten-konten dakwahnya orang-orang radikal, wahabi dan semacamnya. Jadi tema outline itu yang saya angkat,” ungkap putri Kiai Syafi’uddin Azzuhri, Katib Syuriah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang ini.
Saat diwawancarai, Wildana yang merupakan peserta didik Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) Nurul Jadid ini juga menyampaikan bahwa di era modern ini santri harus sadar dan mengembangkan dirinya dalam dakwah digital bukan hanya sebagai konsumen namun content creator. Agar konten-konten dakwah tidak hanya didominasi ustaz-ustaz yang muatan dakwahnya tidak jarang berbenturan dengam model Islam di Indonesia.
“Pesantren di Indonesia, terutama santri-santrinya harus lebih aktif mengelola akun medsosnya untuk menebar nilai-nilai Islam Aswaja, lebih-lebih nilai kesantriannya dengan cara yang lebih kreatif,” imbuhnya.
Ia berharap, lewat tulisannya tersebut santri Indonesia yang sebenarnya memiliki kompetensi mumpuni di bidang keagamaan bisa lebih kreatif dan percaya diri (self-confident) berdakwah melalui medsos. Sehingga pesan Islam Rahmatan Lil’alamin bisa terus ditanamkan pada masyarakat Indonesia untuk menebar damai dan kasih sayang sesame ummat manusia.
“Semoga santri dan pesantren bisa menggunakan medsos sebagai wahana dakwah yang kreatif, dekat dengan kaum muda dengan berpegang teguh pada asas-asas kerahmatan Islam,” pungkasnya.
Semoga dengan prestasi yang berhasil ditorehkan oleh Wildana dapat menjadi inspirasi bagi santri Nurul Jadid lainnya untuk mengembangkan keterampilan mereka di bidang literasi atau tulis-menulis dan proaktif dengan membuat konten dakwah Islam yang ramah dan damai.
(Humas Infokom)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!