Pos

Sambung Rasa di Pengajian Kitab Syu’abul Iman

nuruljadi.net-Sabtu, 15 Februari 2020, salah satu rumah di Cakung, Jakarta Timur, nampak ramai. Beberapa lelaki dan perempuan yang mengenakan busana muslim terlihat berdatangandan bersalaman. Di antara mereka ada yang membawa momongan, ada pula yang datang sendirian. Mereka saling bertegur sapa, tukar cerita,dan bercanda ria sambil menikmati secangkir kopi hitam dan aneka kudapan.Di antara mereka ada yang bertanya seputar aktivitas terkini, jumlah keturunan, saling mendoakan atas kebaikan, dan atau sekedar mengenang masa-masa belajar di Pondok Pesantren Nurul Jadid (Ponpes NJ), Paiton Probolinggo.

Pada Sabtu yang cerah itu, para alumni Ponpes NJ yang bermukin di sekitar Jabodetabek Banten sedang mengadakan pertemuan yang dibalut dengan Pengajian Syu’abul Iman, yaitu kegiatan mengaji kitab yang memuat bait-bait tentang cabang-cabang iman, buah karya Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Zaini ‘Abdul Mun’im.

 Tepat pukul 11.30 WIB, salah satu alumni bernama Abdul Majid, memimpin tahlil yang dikhususkan untuk Pendiri dan Masyayikh Ponpes NJ. Para alumni lainnya khusyuk mengikuti irama tahlil yang cepat dan kompak.

 Usai pembacaan tahlil, sebagian alumni bersegera menunaikan ibadah sholat dan makan siang (Ishoma). Selanjutnya mereka segera berkumpul di dalam rumah, di mana pertemuan antaralumni bersama nara sumber Kitab Syu’abul Iman, yaitu KH Najiburrahman Wahid atau Kiai Najib, diselenggarakan.

 Dari dalam rumah itu, lamat-lamat terdengar Qosidah Tawasul Pendiri Ponpes NJ disenandungkan. Iramanya enak didengar, dan merasuk ke relung jiwa para alumni yang telah lama tak mendengarnya.

 “Pertemuan ini bagaikan oase bagi kita,” ujar Ahmad Im’an, tuan rumah yang didapuk untuk menyampaikan sambutan.“Karena itu, saya sangat bersyukur atas kehadiran teman-teman pada Pengajian Kitab Sy’abul Iman yang diampu oleh KH. Najiburrahman Wahid,” pungkasnya.

 Hal senada disampaikan Nasrul Umam Syafi’i, Ketua P4NJ Jabodetabek Banten. Menurut lelaki asal Tuban ini, kegiatan mengaji kitab sangat penting untuk menjaga silaturahim. Karena itu, ia bertekad akan menjadikan pengajian kitab ini sebagai kegiatan rutin 3 bulan sekali.

 Sementara Anas Nasihin, salah satu alumni yang kini bermukim di perbatasan antara Depok dan Tangerang Selatan, mengatakan bahwa Pengajian Kitab Syuabul Iman dapat diartikan sebagai tabarukan dan sambung rasa, baik antaralumni di sekitar Jabodetabek Banten, dan terutama dengan Pendiri dan Masyayikh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

 Menanggapi hal tersebut, Kiai Najibyang didaulat sebagai nara sumber Pengajian Kitab Syu’abul Iman, menyatakan bahwa ada banyak nilai yang terkandung dalam pertemuan ini. Salah satunya adalah mendamaikan perselisihan antarsesama manusia.

 Terkait hal tersebut, Kiai Najib bercerita tentang sebuah kejadiandi mana dua orang yang saling bermusuhan dalam urusan politik, akhirnya islah setelah bertemu pada sebuah forum silturrahim keluarga. Mereka terkejut karena baru sadar bahwa sesungguhnya mereka masih bersaudara.

 “Akhirnya mereka ishlah. Inilah hikmah atau nilai positif darisilaturrahim ini, dan dapat pula bermakna mensinergikan potensi yang berbeda-beda,” pungkasnya.

Sementara itu, Saiful Anwar, salah satu alumni yang dulu pernah bersekolah di MAK Nurul Jadid angkatan III, mengatakan bahwa ia sangat bersyukur dapat menghadiri Pengajian Kitab Sy’abul Iman. Selain dapat mengingatkannya pada sosok guru yang yang amat ia kagumi, yaitu KH Abd. Wahid Zaini yang nota bene merupakan Ayahanda Kiai Najib, ia juga dapat bertemu dengan beberapa alumni lainnya yang selama ini susah dijumpai karena padatnya aktivitas di rimba raya Jakarta.

 “Bahkan dengan Im’an itu, baru kali ini saya bertemu selama berada di DKI Jakarta,” ujarnya.*

 

Pewarta : M. Adib Minanurokhim

Reorientasi Asrama I’dadiyah

nuruljadid.net- Asrama I’dadiyah merupakan tempat orentasi santri baru untuk mengenal lingkungan baru, kebiasaan-kebiasaan positif dan implentasi peraturan sehingga menjadi santri sesuai profile santri yang diharapkan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Disini butuh doktrin dan internalisasi yang sistemik dan terstruktur,” Ungkap H. Faizin Syamwil Sekretaris Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo pada pertemuan Biro Kepesantrenan, Selasa (18/02) pukul 13. 00 WIB di Kantor Sekretariat.

Sebagai pengurus kita harus memberikan pelayanan maksimal untuk bisa mengantarkan kepada tujuan tersebut. Tentu, harus memberikan kegiatan-kegiatan yang mendukung terhadap visi dan misi tersebut, mulai dari kegiatan akademik dan pembiasaan-pembiasaan yang baik. Ini semua membutuhkan kerja ekstra dan kreatifitas dari pengurus terutama pengurus Biro Kepesantrenan khususnya pengurus I’dadiyah” Sambungnya.

Senada dengan H. Faizin Syamwil, Ustadz Ainul Yakin Mengatakan, “Tentu asrama I’dadiyah pintu awal internalisasi nilai-nilai kepesantrenan, pembudayaan dan penguasaan keagamaan. Karena, santri itu harus mampu mengetahui dasar-dasar agama, harus mampu hidup mandiri, hidup sederhana, bertanggung jawab dan membiasakan diri dalam melakukan perbuatan baik,” Ujar Mantan BK Biro Kepesantrenan masa khidmat 2007-2010.

 

Pewarta : PM

 

Galeri Foto: Lomba Paduan Suara pada HAUL dan HARLAH ke 71

Galeri Foto: Lepas Pisah dan Pergantian Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa Universitas Ibrahimy Sukorejo

Galeri Foto: Silaturahmi Konjen China, Seminar Nasional, dan Bedah Buku ‘Ada Apa Dengan China’

Tampak Kelompok dari LPBA(3 orang duduk kanan) saat mengikuti lomba

LPBA, Terus Harumkan Pondok Pesantren Nurul Jadid Dikancah Nasional

nuruljadid.net- Lembaga Pengembangan Bahasa Asing atau yang masyhur disebut LPBA terus menuai prestasi tingkat Nasional.

Ditengah keterbatasan sarana prasarana, Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) tak menyurutkan semangatnya untuk terus mencetak kadernya agar mampu bersaing dalam event apapun, terutama terkait dengan kebahasaan (arab-inggris).

Lembaga ini hampir setiap tahun menjuarai lomba tingkat Nasional yang dilaksanakan oleh instansi formal maupun non formal. Hal itu bisa dilihat dari piala yang terpajang dikantor asrama LPBA.

Dan pada setiap pembacaan prestasi santri di acara Haul dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid, LPBA selalu disebut mendapatkan juara level Nasional.

Kali ini, pada lomba Debat Bahasa Arab se Nasional yang dilaksanakan kemarin di Institut KH. Abdul Chalim, Mojokerto, Sabtu (08/02) LPBA berhasil sabet juara II dengan jumlah poin 228 dari akumulasi nilai, penguasaan materi, Sikap, Kerja Tim dan ringkasan akhir (khulasoh).

Wakil Direktur LPBA, Ustadz Taufik Hidayat nampak kegembiraannya melihat prestasi yang diraih oleh peserta didiknya. Ia tidak henti-hentinya melemparkan senyum khasnya yang sangat indah dilihat.

“Kegembiraan kami sangat lebgkap. Sebab, kami telah melaksanakan Hari Ulang Tahun LPBA ke 31. Lantas, kali ini kami mendapat juara se Nasional”, Ungkap Topek, panggilan kesehariannya.

Masih menurut Ustadz Taufik, Dengan diraihnya juara ini, kami berharap keluarga besar LPBA bisa termotivasi dalam mengembangkan skill kebahasaan. Guna menjaga nama harum LPBA dikancah Nasional lebih-lebih Internasional”, Sambungnya.

Sementara peserta lomba M. Mutawakil menyampaikan keinginannya;

“Keinginan saya, Pondok Pesantren Nurul Jadid harum dan terus berkibar di pentas Nasional. Keinginan yang kuat inilah membuat kami semangat terus belajar dan belajar. Tentu, Proses tidak akan menghianati hasil, seperti kami raih hari ini”, Ucap Mutawakkil.

Pewarta : PM.

Galeri Foto: Clinic Award & Launching BAKSOS Harlah 71 serta Program Nurul Jadid Bebas DBD oleh Klinik Az-zainiyah

Pengurus IPPNU Nurul Jadid Baru, Siap Berjuang untuk NU

Pengurus IPPNU Nurul Jadid Baru, Siap Berjuang untuk NU

nuruljadid.net – Peremajaan dalam sebuah organiasasi merupakan sebuah hal yang harus dilakukan sebab dengan diadakannya peremajaan, maka bertambah dewasa dan bermunculan bibit-bibit kader dalam organisasi tersebut. Hal itulah yang dilakukan oleh Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Pondok Pesantren Nurul Jadid, Jum’at (07/02/2020).

IPPNU Nurul Jadid melantik pengurus masa khidmat 2020-2021, berbeda dari tahun sebelumnya kali ini hanya 50 pengurus IPPNU yang terlantik dengan tujuan agar lebih optimal dalam mengatur kinerja organisasi, dan Mufidah berhasil menjadi Ketua IPPNU dengan Ustd, Diana Putri sebagai pembina.

Tampak penyerahan jabatan antara Ketua IPPNU Baru (baju putih kanan) dengan Ketua IPPNU demisioner (baju batik hijau)

Tampak penyerahan jabatan antara Ketua IPPNU Baru (baju putih kanan) dengan Ketua IPPNU demisioner (baju batik hijau)

Bertempat di Aula I PP. Nurul Jadid, kegiatan tersebut dihadiri oleh Ustd. Rofiqotul Husna, perwakilan IPPNU Kraksaan bagian pesantren, serta seluruh anggota IPPNU se PP. Nurul Jadid.

Selaku Ketua IPPNU terpilih, Mufidah menerangkan dalam sambutan bahwa pengabdiannya anggota IPPNU  itu salah satunya ialah berjuang dalam organisasi bernama Nahdlatul Ulama (NU).

“Jadi dalam organisasi di IPPNU Nurul Jadid ini kita fokus mengembangkan ketaatan ahli sunah bersama para ulama,” ungkapnya dalam sambutan.

Penulis : Mirza

Editor :Ponirin

Rektor IAI Ibrahimy Apresiasi, P4NJ Banyuwangi

nuruljadid.net- Ngaji kitab syu,abul iman yang dilaksanakan di Aula Mini Universitas Nurul Jadid Paiton mendapat apresiasi dari rektor IAI Ibrahimy genteng Banyuwangi, Dr. KH. Holiluraman M.Pd.I atau yang akrab dipanggil Gus lilur dalam sambutan sebelum memulai pengajian yang di isi langsung oleh pengasuh Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini .

“Kehadiran jumlah peserta ngaji ke Nurul Jadid dari Banyuwangi ini di luar ekspektasi sebab baru kali ini P4NJ Banyuwangi mengelar ngaji barang dengan KH Zuhri yg diadakan di PP Nurul Jadid. Menurut Gus lilur bisanya kita mengundang atau hadirkan kiai ke Banyuwangi dan baru kali ini kita ngaji dengan beberapa rombongan ke Nurul Jadid Alhamdulillah antusiasisme alumni cukup besar,” Ucap Gus Lilur

Senada dengan Gus lilur ketua P4NJ Banyuwangi Ustadz Rouf Tsani menyatakan kaget dengan jumlah alumni Banyuwangi yang bisa hadir di acara ngaji yang di gelar tgl 7 Pebruari 2020 awal nya etimasi saya peserta yang hadir tidak lebih dari 35 orang ternyata setelah acara di mulai peserta mulai berdatangan hingga Aula Mini penuh. saya bersyukur mudah- mudahan ini awal yang baik untuk kegiatan rutin kita dalam mengaji kitab yang dikarang oleh almarhum KH Zaini Mun,im, pendiri PP. Nurul Jadid.  Dalam acara ini Pengasuh Pesantren Nurul Jadid yang ke VI  Kiai Zuhri, menekankan pentingnya kita menjaga iman.

“Iman itu tidak hanya mempercayai Allah SWT tapi bagaimana kita juga bisa menjalankan perintahNya. Kalau sekedar percaya iblis pun percaya akan kebesaran Allah namun iblis tidak patuh kepada perintah Allah,” Dawuh beliau.

 

Pewarta : Rofiq Syamwil

Editor : Ponirin Mika

Galeri Foto: Lomba Tartil pada Bulan Lomba HAUL & HARLAH ke 71

P4NJ Banyuwangi Ngaji Kitab Syu’abul Iman Di Pondok Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net- Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4NJ) Banyuwangi ngaji kitab syu’abul iman bersama KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid. Ngaji bareng pengasuh ini diikuti oleh 50 orang, ditempatkan di AULA MINI Pondok, Jum’at sore (07/02) WIB.

Nampak hadir mengikuti kegiatan ngaji bareng itu, Ketua P4NJ Pusat KH. Junaidi Mu’thi, Sekretris P4NJ H. Syamsul Arifin, Kasubag Protokoler Nurul Jadid Ustadz Bashori Alwi

Ustadz Rofiq Syamwil saat dikonfirmasi mengatakan bahwa kegiatan ngaji kitab syu’abul iman oleh Pembantu Pengurus Pondok Pesantren (P4NJ) Banyuangi dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. Kiai Zuhri sendiri yang mengisi kegiatan tersebut. Dan kegitan itu berlangsung kurang lebih 2 tahun bertempat di Banyuangi.

“Kami P4NJ Banyuangi ingin ngaji ke Pondok Nurul Jadid langsung. Biar tidak Kiai Zuhri terus yang rawuh ke Banyuangi. Kegiatan ini sudah lama dilaksanakan mas, dua tahun yang lalu,” Tutur Rofiq.

Insya Allah barokahnya lebih banyak saat kami ngaji langsung ke Pondok, sekalian kami jum’at malam langsung ikut Istighosah sabtu wage,” Sambungnya.

 

Pewarta : PM

Galeri Foto: Silaturahmi dan Ngaji Bareng STAI At-Taqwa Bondowoso

Alumni Nurul Jadid Asal Jember Jadi Budayawan Nasional

 nuruljadid.net- SUASANA sunyi dan sepi memasuki kawasan Kebun Sanggar Bermain (KSB) di Jalan Agus Salim 32 Mumbulsari. Tempat itu dikelilingi oleh pepohonan yang menghadirkan kesejukan. Ketika memasuki pintu gerbang, tampak beberapa pendapa yang sepertinya sangat indah untuk dijadikan tempat berekreasi.

Setelah Radar Jember Jawa Pos mengucapkan salam, istri dari pemilik KSB tersebut mempersilahkan masuk di ruang tamu yang berbentuk pendapa. Selang beberapa menit, lelaki berambut panjang dengan kumis dan jenggot memutih yang bernama Oonk Fathorrahman tersebut menyapa. Dia merupakan alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid.

KSB tersebut didirikan pada 1987 oleh pria yang biasa disapa Gus Oonk ini. Berangkat dari kekecewaan terhadap pendidikan yang hanya menekankan aspek pengetahuan tanpa membekali siswa dengan karakter dan mental kehidupan. “Jadi pada masa orde baru, siswa hanya dicekoki dengan pengetahuan saja tanpa ada pemberian pemahaman pada siswa tentang bagaimana menjalani kehidupan dengan benar,” jelas Oonk.

Selain itu, kegelisahan terhadap akhlak para pemuda yang semakin tidak terarah, mengantarkannya pada kemantapan untuk mendirikan sanggar tersebut. Karena pondasi utama yang harus dimiliki oleh manusia adalah mental dan karakter atau akhlak yang baik. “Saya merasakan sendiri waktu itu bagaimana pemuda itu membutuhkan ruang untuk bergerak mengekspresikan diri tapi terarah,” ungkapnya.

Hal yang lebih menginspirasi pendirian KSB tersebut yakni ketika membaca sejarah pemuda Ashabul Kahfi. Menurutnya, para pemuda tersebut lari dari seorang raja yang zalim yang selalu memberikan teror terhadap perkembangan kepribadian manusia. Sehingga mereka memasuki goa untuk menghilangkan segala hal yang meneror dirinya. “Goa itulah yang saya analogkan dengan KBS. Agar orang-orang yang masuk di dalamnya bisa menyelami arti sesungguhnya dari kehidupan. Sehingga ketika keluar mereka menjadi orang yang tangguh,” tambah Oonk.

Dari sanalah KSB mulai berdiri dan didatangi beberapa pemuda yang ingin mencari filosofi kehidupan. Namun, yang masuk ke sanggar tersebut adalah mereka yang memiliki kenakalan yang luar biasa, tapi tidak menemukan wadah. “Mereka pemuda yang orang tuanya sudah tidak sanggup mengasuh karena sangat nakal,” akunya.

Selain itu, yang ikut bergabung dengan sanggar tersebut adalah anak jalanan yang tidak menemukan kemerdekaan dalam dirinya. Bahkan mereka tinggal di sanggar tersebut hingga menikah dan membina rumah tangga di lingkungan sekitar. “Ada yang saya temui di jalanan, lalu saya ajak kesini,” imbuh ayah angkat penyanyi religi Opick ini.

KSB tersebut mendidik para pemuda untuk peka terhadap lingkungannya dengan menekankan pada kepedulian terhadap alam dan manusia serta kesadaran akan nilai-nilai kehidupan. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut, KSB memiliki beberapa kegiatan yang mendukung tercapainya keinginan itu.

Pendidikan kepada para pemuda tersebut difasilitasi oleh KSB sendiri, sesuai dengan potensi yang dimiliki. Seperti kesenian teater, melukis, berpuisi, mengukir, maupun bermain musik. “Jadi setiap minggu mereka menyetor satu puisi. Ada yang setoran lukisan,” tambah lelaki yang pernah menjadi anak asuh W.S. Rendra ini.

Bahkan, teater anak-anak di KSB pernah tampil di beberapa negara, seperti Jerman, Jepang, Filipina, dan Vietnam. Hal tersebut sebagai latihan bahwa mereka memiliki mental yang kuat meskipun tinggal di daerah terpencil.

Dalam mengajarkan kepekaan terhadap segala hal, di sanggar tersebut diajarkan olah badan, nyanyian jiwa, dan menari. “Misal gerakan-gerakan menari yang diikuti dengan zikir pada Allah SWT,” tandasnya.

Setiap Selasa malam dan Kamis malam, mereka rutin berkumpul untuk melakukan introspeksi. Anak-anak tersebut diberi kesempatan mengungkapkan segala kegelisahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, pembentukan karakter pada mereka yakni dengan sikap-sikap yang baik. Seperti kedisplinan. Bila ada anak yang mentalitasnya buruh, maka mereka diberi tugas untuk membuang sampah. Sebab disana mereka bisa belajar tentang kecerobohan manusia. “Sehingga dia tahu kecerobohan yang diperbuat manusia melalui sampah yang dibuangnya. Lalu ketika dia sukses di situ, dipindahkan menyapu halaman,” kata Oongk mencontohkan sikap kedisiplinan tersebut.

Di samping itu, KSB tersebut juga melatih para pemuda untuk bertahan hidup dengan segala keadaan. Mereka tidak hanya diajarkan tentang arti kehidupan, namun juga diberikan pemahaman tentang dunia kerja. “Jadi kami juga ajarkan mereka cara bertahan untuk hidup, seperti menjual bakso, membuka laundry, dan sebagainya. Kami dengan keras mengajarkan mereka untuk tidak meminta-minta dan bermalas-malasan,” tegasnya.

Di sanggar tersebut tidak ada struktur organisasi. Sebab, ikatan yang terjalin bersifat kekeluargaan. Sehingga panggilan kepada pendiri sanggar tersebut adalah ayah dan ibu. Sedangkan untuk beberapa yang bergiat di sanggar tersebut adalah saudara.

Seluruh kebutuhan hidup penghuni sanggar ditanggung ditanggung oleh Gus Oonk. “Bahkan dari makan sampai uang transport untuk kuliah, kami yang tanggung. Karena saya memposisikan diri sebagai ayah,” terangnya.

 

Sumber Berita : p4njjember.com

32 Dosen STAI Attaqwa Bondowoso, Ngaji Bareng Di Pondok Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net- Sebanyak 32 Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Attaqwa Bondowoso, ngaji bareng KH. Moh. Zuhri Zaini di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Rabu (05/02) bertempat di Aula Mini Pesantren.

Wakil Rektor I STAI Attaqwa Dr. Rifa’i, S.Ag, M. Pd, dalam sambutannya menuturkan alasannya memilih Pondok Pesantren Nurul Jadid pada kegiatan ini.

“Kita tahu bahwa PP. Nurul Jadid memiliki visi keislaman, sebagai pengayom umat dan melahirkan banyak tokoh yang memiiliki karakter kepesantren dan nilai-nilai islam rahmatan lilalamin”, Ungkapnya.

Pria yang berprofesi sebagai dosen ini menyampaikan harapannya, “Kami mohon banyak ilmu dan tausyiah dari Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid agar kami civitas akademika yang memang dosen-dosen STAI banyak alumni Pesantren, tetapi kalau sudah lama bergaul dengan masyarakat perlu penyegaran kembali”, Sambungnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan Tausyiah Pengasuh PP. Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, diakhiri dengan do’a, pemberian cindera mata dan foto bersama.

Pewarta : PM

Galeri Foto: Lomba Hadrah Ala Santri pada Bulan Lomba HAUL & HARLAH ke 71