Pos

243 Pelajar PP. Al Multazam Mojokerto Berkunjung ke PP. Nurul Jadid

nuruljadid.net – Hari ini (12/12/2017) Pondok Pesantren Al Multazam Mojokerto berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo dengan maksud dan tujuan untuk mempelajari sistem pendidikan yang ada di lembaga formal. Tepat pada pukul 06.00 WIB, sebanyak 243 peserta didik dan 10 pendamping dari PP. AL Multazam tiba di PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Kedatangan mereka disambut dengan hangat oleh Pengurus Pesantren. Sebelum acara dimulai, mereka peserta kunjungan menyempatkan diri untuk melihat suasana kegiatan di pagi hari di Wilayah Al Hasyimiyah.

Tepat pada pukul 08.00 WIB acara ceremonial dan pelaksanaan tukar pengalaman diantara kedua belah pihak dilaksanakan di Aula MA Nurul Jadid. Pada pelaksanaannya, Sekretaris Pesantren Bapak H. Faizin Syamwil, Wakil Sekretaris Bapak Ponirin Mika, Bagian Humasy Sekretariat Bapak Jasri dan beberapa pengurus pesantren putera dan puteri turut serta mendampingi kegiatan kunjungan ini.

Ustadzah Evi Rahmawati, Kepala MTs Al Multazam sekaligus perwakilan dari PP. AL Multazam menyampaikan bahwa tujuan dilaksanakannya kunjungan ini adalah sebagai wahana silaturrahmi dan saling tukar pengalaman serta mempelajari pendidikan yang ada di PP. Nurul Jadid terutama di Univeersitas Nurul Jadid (UNUJA).

“Semoga kegiatan ini bisa menambah bekal pengalaman dan pengetahuan bagi para peserta didik PP. Al Multazam” tambah Ustadzah Evi Rahmawati dalam sambutannya.

Bapak Faizin Syamwil, Sekretaris Pesantren menyampaikan sekilas tentang PP. Nurul Jadid dimulai dari struktur Pengurus Pesantren hingga pengenalan sekilas tentang lembaga – lembaga formal serta non formal.

Selain itu beliau juga menyampaikan tentang harapan terlaksananya kegiatan kunjungan ini. beliau berharap kunjungan ini bisa memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.

“saya harap silaturahim ini bisa berlanjut kedepannya dan bisa bermanfaat bagi pihak PP. Nurul Jadid dan PP Al – Multazam. Dan alhamdulilah ini sudah kegiatan slaturrahim ke dua dari PP Al – Multazam ke PP. Nurul Jadid” tambah beliau.

Pemberian cindera mata sekaligus foto bersama diantara kedua pihak dilaksanakan setelah sambutan dari perwakilan pimpinan dari kedua pesantren. Kegiatan ini dilanjutkan dengan sesi pendampingan dari 16 kelompok. (Qz/Salim)

Galeri Foto: Kunjungan PP. AL-Multazam Mojokerto

Galeri Foto: Kunjungan Nabawi TV

Galeri Foto: Launching dan Sosialisai HSK Online SMANJ

Galeri Foto: Kunjungan YP Al-Maarif Singosari Malang

Berkunjung ke PP. Nurul Jadid, YP Al Maarif Singosari Malang Pelajari Manajemen Pesantren

nuruljadid.net – Dalam rangka meningkatkan pengembangan pendidikan dan sarana prasarana, Pengurus Yayasan Pendidikan Al-Maarif Singosari Malang berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Hari ini (25/10/2017) tepat pada pukul 10.30 WIB, para rombongan  Pengurus Yayasan Al Ma’arif yang disambut hangat oleh Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid dan Bapak Faizin Syamweil selaku Sekretaris Pesantren beserta pengurus pesantren lainnya.

Acara silaturrahim ini bukan kali pertama yang mereka adakan, kegiatan ini merupakan kunjungan kali kedua yang diadakan oleh Yayasan Al Maarif Singosari Malang di PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Silaturrahim yang Pertama dilaksanakan pada tahun 1973.

“Terus terang saja kami pada tahun 1973 itu pernah kesini tapi mengatas namakan Nahdlatul Ulama. Tidak seperti ini, Perkembangan yang dilakukan Pondok Pesantren Nurul Jadid sangatlah pesat sampai semegah ini”. Ungkap Bapak KH M. Asj’ari Sarbani, Ketua Yayasan Pendidikan Al Maarif Singosari Malang.

“kami bersama-sama dengan teman-teman ini ingin menggali kesuksesan PP. Nurul Jadid disegala bidang” imbuh Ketua Yayasan Pendidikan Al Maarif Singosari Malang.

Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid turut memberikan penjelasan beberapa perkembangan yang telah dan akan dilakukan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid. Bebrapa program pesantren yang disosialisasikan oleh KH. Hamid (Sapaan akrab KH. Abdul Hamid Wahid) adalah struktur pengurus pesantren, badan otonom, kerjasama dengan pihak ketiga untuk peningkatan sarana pendidikan, sistem pola keuangan, manajemen berbasis IT, jadwal keseharian santri hingga perkembangan fisik pesantren dan lembaga. Dan beberapa program yang akan dilakukan oleh pesantren adalah monitoring data pesantren dengan menggunakan aplikasi berbasis android, jaringan intanet dan internet yang mencakup seluruh unit di pesantren termasuk lembaga formal.

Diakhir sambutan, beliau menjelaskan tentang pengembangan Pesantren  yang berdasarkan pada Tri Logi Santri dan Panca Kesadaran Santri, adapun yang dimaksud dengan Trilogi Santri ialah Memperhatikan Kewajiban-Kewajiban Fardlu’ain, Mawas Diri Dengan Meninggalkan Dosa-Dosa Besar dan Berakhlak Baik Kepada Allah dan Makhluk. Adapun Panca Kesadaran Santri ialah Kesadaran Beragama, Kesadaran Berilmu, Kesadaran Bermasyarakat, Kesadaran Berbangsa dan Bernegara, dan yang terakhir Kesadaran Berorganisasi.

Setelah KH. Hamid menyampaikan beberapa hal terkatit dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid, acara dilanjutkan dengan dialog bersama dan diakhiri dengan penulisan kesan dan pesan serta pemberian cindera mata oleh kedua belah pihak. (Qz/Salim)

 

Cuplikan Foto Kegiatan Klik disini

 

Akhiri Kunjungan dengan Penuh Kenangan

nuruljadid.net – Seminggu sudah MA Nahdlatul Ulama’ berkunjung sekaligus mengikuti beberapa kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Nurul Jadid maupun di Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA). Hari ini (23/10/17) mereka mengakhirinya dengan kegiatan ceremonial.

“hari ini kita akan berpisah, jadikan hal yang baik sebgai panutan untuk dicontoh dan jadikan hal yang buruk sebagai angin yang berlalu. Semoga adik – adik sekalian dapat mengimplementasikan apa – apa yang telah diberikan oleh Nurul Jadid terutama oleh pihak LPBA sebagai bahan untuk memotivasi diri agar kedepannya lebih baik daripada sebelumnya. Dan jangan menjadikan hal buruk sebagai pengalaman pahit dalam perjalanan menimba ilmu, jadikanlah itu sebuah angin yang berlalu agar kalian tidak selalu terbayang olehnya” ujar Bapak Saili Aswi, wakil sekretaris pesantren.

Perubahan selama mengikuti kegiatan “nyantri”  di Pondok Pesantren Nurul Jadid dirasakan oleh Pimpinan MA NU Lekok Pasuruan, Bapak Hasan Basri. Beliau mengatakan bahwa selama ini saya merasakan perkembangan yang baik dari anak – anak. Dimulai dengan terbiasanya mereka untuk selalu berbicara dengan bahasa asing kepada temannya.

“Saya harap apa – apa yang telah didapatkan di Pondok Pesantren Nurul Jadid terutama dalam hal kebahasaan yang telah dibimbing dan dibina oleh pengurus LPBA dapat diimplementasikan di MA NU Lekok Pasuruan. Sehingga hal tersebut dapat dijadikan sebuah kebiasaan yang baik untuk mendalami sebuah bahasa” ujar Bapak Hasan Basri

“dari segi mental, mereka juga mengalami perubahan. Mereka terlihat lebih Percaya Diri daripada sebelummnya. Itu adalah hal yang bagus dan juga perlu ditingkatkan kedepannya” tambahnya.

Dipenghujung acara, kedua belah pihak saling memberikan cinderamata sebagai kenang – kenangan sekaligus membubuhkan pesan dan kesan. (Qz)

Galeri Foto: Kunjungan Taiwan Shoufu University

Galeri Foto: Kunjungan LPBA PP. Darussalam Blokagung Banyuwangi

Akhiri Kegiatan inggris dan arab Kunjungan Kebahasaan dengan Closing Ceremony

nuruljadid.net – Setelah satu hari mempelajari dan mendalami bahasa asing (Inggris dan Arab) di LPBA Pondok Pesantren Nurul Jadid, pagi ini (19/10/2017) LPBA PP. Darussalam Blokagung Banyuwangi mengakhirinya dengan penuh kesan dan pesan.

Kegiatan penutupan Study Comprative ini merupakan akhir dari kegiatan mereka (LPBA PP. Darussalam) di PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Mereka telah mengikuti beberapa kegiatan yang telah dirangkai oleh Pengurus LPBA dengan penuh rasa gembira dan senang hati. Hal itu dibuktikan dengan pelaksanaan debat antara LPBA Nurul Jadid dan LPBA Darussalam Banyuwangi yang berlangsung kemarin malam (18/10/2017) di Aula SMP Nurul Jadid.

“Kemarin malam ketika pelaksanaan KBM, mereka (peserta kunjungan) meminta kepada pihak LPBA Nurul Jadid untuk bedebat. Karena di lomba GAZA UIN Malang kemarin, LPBA PP. Darussalam menjadi juara III sedangkan LPBA Nurul Jadid menjadi juara II. Itulah pemicu terlaksananya debat” ujar Bagian Kesiswaan LPBA Nurul Jadid, Salman Al Farisi.

Kegiatan penutupan Study Comprative ini diikuti oleh semua peserta kunjungan dari LPBA Darussalam dan beberapa pengurus LPBA Nurul Jadid. Tak hanya itu, Bapak Saili Aswi sebagai perwakilan dari Pengurus Pesantren Nurul Jadid juga ikut hadir dalam kegiatan penutupan ini.

Beliau (Bapak Saili Aswi) menyampaikan bahwa pada hari ini perpisahan akan terjadi antara LPBA Nurul Jadid dan LPBA Darussalam Banyuwangi namun perpisahan ini merupakan langkah awal untuk dikenal di masa mendatang.

“Perpisahan ini bukanlah sebuah awal untuk kita tidak mengenal, tetapi perpisahan merupakan sebuah langkah awal untuk mengenal kembali dan dikenal di masa mendatang” ujar beliau mengawali sambutan perawakilan pengurus pesantren.

Perbedaan budaya dan pengalaman yang telah terjadi selama satu hari di PP. Nurul Jadid dijadikan sebagai ajang pembelajaran bagi kedua pondok pesantren dan hal itu membuktikan bahwa perbedaan itu indah.

“Kegiatan kunjungan ini sebagai ajang untuk berbagi pengalaman diantara kedua Pondok Pesantren. Dengan berkunjungnya adik – adik sekalian ke LPBA Nurul Jadid menambah pengalaman yang tidak ada di Nurul Jadid namun ada di PP. Darussalam Banyuwangi begitu juga sebaliknya” tambah beliau.

Mengkahiri sambutan, Bapak Saili menyampaikan bahwa apapun yang telah dilakukan oleh LPBA Nurul Jadid kepada peserta kunjungan merupakan sebatas ikhtiar untuk mencari sebuah kesempurnaan sekalipun kesempurnaan tidak akan pernah ditemukan.

“oleh karena itu, ketika adik adik menemukan sebuah hal yang indah dan elok untuk dilihat dan sekiranya bisa dijadikan sebagai wawasan bagi adik – adik itulah ikhtiar dari kami karena kami tetap berusaha menjadi yang terbaik. Dan apabila selama kunjungan ini menemukan sesuatu yang tidak berkenan, maka itulah kekurangan kami yang masih mencari kesempurnaan. Jadikanlah yang baik sebagai iktiar untuk mencari ilmu dan jadikanlah yang buruk sebagai angin yang berlalu” cakap Bapak Saili Aswi, Wakil Sekretaris Pesantren.

“kalaulah bukan unggas tidaklah sawah itu menjadi rusak, bukankah karena tugas untuk adik adik sekalian sekiranya tidaklah kita mau berpisah” tambah beliau sekaligus mengakhiri sambutan.

Tak hanya dari PP. Nurul Jadid, Perwakilan pengurus dari LPBA PP. Darussalam Banyuwangi juga turut menyampaikan beberapa kesan selama berkunjung dan memperljari bahasa asing di Nurul Jadid. Hal itu disampaikan oleh Ustadah Nanik Nur Aini.

“Selama berkunjung di PP. Nurul Jadid kami telah mendapatkan banyak pelajaran yang paling utama yang kami ambil adalah rasa berani. Karena dengan rasa berani untuk belajar karena dengan rasa berani kita mendapatkan pengalaman. Hal itu kami jadikan motivasi bahwa kami haruslah lebih percaya diri dan tidak takut akan rasa salah” ujarnya.

“Semoga dengan berkunjung kami di PP Nurul Jadid, LPBA dapat menjadi lebih baik ke depannya” tambahnya sekaligus mengakhiri sambutan.

Sebagai akhir dari acara ini, pemberian cndera mata diberikan oleh perwakilan kedua pihak. Dan dilanjutkan dengan do’a serta foto bersama.

Setelah berkunjung ke PP. Nurul Jadid, LPBA PP. Darussalam Banyuwangi melanjutkan study bandingnya ke PP. Darullughah Wadda’wah (Dalwa) Pasuruan. (Qz)

 

Cuplikan Foto Kegiatan Klik Disini

Galeri Foto: Kunjungan PP. Darus Salam Blokagung Banyuwangi

MA Nahdlatul Ulama Lekok Pasuruan Belajar Bahasa Asing di PP. Nurul Jadid

nuruljadid.net – Bahasa asing akhir – akhir ini seakan akan menjadi kewajiban untuk mempelajari bahkan menguasainya. Melihat kondisi jaman sekarang yang telah berbeda dengan sebelum – sebelumnya, maka beberapa tuntutan jaman dialami oleh kalangan umum. Salah satu contohnya adalah MA Nahdlatul Ulama yang terletak di Lekok Pasuruan. Mereka (guru dan murid MA NU Lekok Pasuruan) hari ini (17/10/2017) melakukan study banding ke Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam hal kebahasaan.

Rombongan yang tiba di PP. Nurul Jadid pada pukul 15.00 WIB bertujuan untuk belajar dan mendalami bahasa asing di Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) PP. Nurul Jadid. Kedatangan mereka di PP. Nurul Jadid disambut hangat oleh beberapa pengurus pesantren dan LPBA. Sebanyak 32 peserta didik MA NU Lekok Pasuruan mengikuti kegiatan study banding ini.

Ustad Abdul Aziz, Pembantu Direktur LPBA juga ikut menyambut kedatangan tamu. Diawal sambutannya yang mewakili Direktur LPBA, Ustad Abdul Aziz menyampaikan bahwa dalam seminggu kedepan, para peserta didik MA NU Lekok Pasuruan akan mendapatkan beberapa pelajaran yang telah disiapkan oleh pihak lembaga. Selain itu, dia juga menambahi bahwa dalam tempo yang hanya seminggu, LPBA tidak bisa mencetak generasi yang berkualitas terutama dalam berkomunikasi selayaknya orang asing berbicara.

“Kami tidak bisa mencetak generasi yang instan dalam berbahasa asing karena kami butuh proses, oleh karena itu kami sampaikan kepada adik adik sekalian untuk belajar berbahasa bersama kami” cakap Ustad Abdul Aziz

Bapak Hasan Basri, Pimpinan MA NU Lekok Pasuruan menyampaikan bahwa kegiatan ini selain bertujuan untuk mendalami bahasa asing juga bertujuan untuk mempererat tali silaturrahmi antara kedua belah pihak. Dan dia juga berharap kegiatan ini bisa menjadi awal yang baik bagi peserta didik MA NU Lekok Pasuruan untuk menjadi generasi yang gemilang.

Selama satu minggu lamanya, para peserta didik MA NU Lekok Pasuruan akan menjalani beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Pesantren dan Lembaga seperti santri PP. Nurul Jadid lainnya. Didalam program yang telah LPBA siapkan, para peserta didik MA NU Lekok Pasuruan akan diberikan beberapa tugas menghafal sebagai bahan dasar mereka untuk memperlajari bahasa asing. Dan mereka juga akan mengikuti kegiatan rutinitas yang dilakukan oleh LPBA seperti bercerita, pidato, menghafal mufrodat, debat, diskusi, terjemah dan mengarang. (Qz)

Simpulan Tausiyah KH. Abd. Hamid Wahid di Acara Silaturohmi PANJY

nuruljadid.net – Manusia itu ada yang biasa, ada yang tidak biasa (luar biasa). Ada manusia yang hanya mengurus dirinya sendiri tanpa peduli kepada nasib orang lain, ada yang disamping mengurus kepentingannya sendiri dia juga peduli kepada nasib orang lain (menjadi bermanfaat bagi orang lain).

Dalam hidup itu, manusia harus pandai mencari teman. Eksklusif dalam bersahabat itu penting, jadi diri santri sebagai duta masa depan bagi keberlangsungan berbangsa dan bernegara harus menjadi luar biasa (hidup harus punya makna).

Kalau hidup itu hanya biasa biasa saja, berarti hidup hanya sekedar hidup. Namun bagaimana kita sebagai santri menjadi nilai dan makna yang berarti bagi orang lain.

Ada orang yang menutup diri terhadap nilai fakta yang ada (menutup diri /tidak mau peduli dengan fakta yang ada). Bagi santri harus mampu menempatkan dan memposisikan diri sebagai manusia yang bernilai manfa’at.

Kita harus mampu membedakan diri kita terlebih dahulu, oleh karena itu kita berangkat harus membawa obor sebagai pengemban amanah warosatul anbiya’.

Harus ada hipotesa dalam menemukan kebenaran. Hipotesa itulah yang harus kita cari sebagai bentuk mencari jati diri kita terlebih dahulu sebelum menjadi penerang(teruslah mengasah diri dalam belajar).

Perubahan yang akan dan terjadi itu memerlukan upaya kolektif tidak sendiri sendiri, perlu ada pendorong, perekat dan eksutor.

Nurul Jadid menjadi salah satu pendorong mewujudkan perubahan perubahan lebih baik melalui riyadloh hadiran dan wiridan, dari situlah akan muncul keberkahan yang Alloh berikan pada para santri ketika sudah pulang ke masyarakat.

menjadilah eksklusif (proses seleksi) dengan menyaring informasi informasi yang mendukung kearah kebaikan, janganlah mengambil hal hal yang tidak mengetuk dan mengajak kepada kedekatan kepada Allah.

Marilah kita berproses melalui belajar dengan sungguh sungguh, kebaikan kebaikan itu tidak muncul secara spontanitas tetapi melalui riyadloh yang istiqomah dan panjang. (hambali)