Pos

Pemilu Presiden BPK

Sunan Gunung Jati | Rakyat BPK Memilih Presiden Baru

nuruljadid.net – Mendidik serta melatih rasa tanggung jawab para peserta didik Badan Pembinaan Khusus (BPK), Rabu (10/01/2018) BPK mengadakan kaderisasi dan peremajaan yang dikemas dengan pemilihan Presiden BPK periode 2018-2019 di Halaman Asrama Sunan Gunung Jati (A).

Kegiatan tersebut dimulai pukul 20.00 WIB. Pemilihan Presiden BPK terbagi menjadi dua yakni pemilihan Presiden BPK Inggris dan Arab. Adapun pasangan calon (paslon) dari masing-masing lembaga bahasa. Adapun paslon Presiden BPK Arab ialah paslon 1 (Farhan Mahfud Ramadani dan Musfikur Royhan) serta paslon 2 (Muhammad Jakfar Holikur Ridho dan Muhammad Aluf Zainuddin). Sedangkan paslon presiden BPK Inggris ialah paslon 1 (Akbar Fikri Putra dan Syarif Hidayatullah) serta paslon 2 (Faiziz Sururi dan Afi Ahmad Ridho).

Dalam pelaksanaannya, pemilihan Presiden BPK Arab dan Inggris dipilih oleh seluruh peserta didik BPK sesuai dengan bahasanya. Pemilihan Presiden BPK Arab dipilih sebanyak 56 peserta didik BPK Arab sedangkan Presiden BPK Inggris dipilih sebanyak 39 peserta didik BPK Inggris.

Alhasil, semua paslon 2 berhasil menjadi Presiden BPK dimasing masing bahasa. Muhammad Jakfar Holikur Ridho dan Muhammad Aluf Zainuddin sebagai Presiden dan Wakil Presiden BPK Arab sedangkan Presiden dan Wakil Presiden BPK Inggris terpilih adalah Faiziz Sururi dengan Afi Ahmad Ridho.

Setelah pencoblosan selesai, harapan demi harapan muncul dari banyak pihak salah satunya ialah Direktur BPK, Ust. Ahmad Rifqi Baharuddin. Dia berharap seluruh Presiden dan Wakil Presiden BPK terpilih dapat mengharumkan nama baik BPK lebih – lebih nama baik Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“semoga presiden BPK terpilih mampu membuat perubahan BPK yang lebih baik BPK sehingga lebih-lebih dapat mengangkat nama Pondok Pesantren Nurul Jadid” ujarnya saat terwawancara oleh wartawan nuruljadid.net.

Tak hanya itu, harapan juga disampaikan oleh Sutan Batara, siswa aktif BPK. Dia berharap agar presiden BPK terpilih mampu meningkatkan prestasi BPK melebihi dari Presiden BPK devisioner. (qz/Ahmad)

Debat Kandidat

Debat Kandidat, Awal Pesta Demokrasi Rakyat Diniyah

nuruljadid.net – Yang muda yang berkarya adalah kalimat yang tak asing lagi dikalangan santri PP. Nurul Jadid. Pasalnya mereka sudah terbiasa hidup dengan berorganisasi sehingga jiwa kepemimpinan mereka sudah dikatakan “mampu” untuk me-manage organisasi dengan baik.

Kamis (04/01/18) pukul 20.00 WIB pesta demokrasi dilaksanakan oleh Asrama Diniyah dengan mengadakan debat kandidat ketua dan wakil Almuradi. Almuradi merupakan sebuah organisasi yang berada dibawah kendali Pengurus Asrama Diniyah yang betugas untuk melaksanakan kegiatan keseharian peserta didik terutama dalam kegiatan extrakulikuler lembaga.

“tujuan diadakannya debat kandidat ini untuk mencari pemimpin yang sesuai dengan hati nurani para santri Asrama Diniyah,” Ujar Ust. Dani Syaifur Rahman salah satu pengurus aktif Asrama Diniyah.

3 orang kandidat telah terpilih berdasarkan perencanaan yang matang oleh Pengurus Diniyah devisioner dan malam ini merupakan debat kandidat pertama dan debat kandidat yang kedua akan dilaksanakan malam esok.

“Debat kali ini bertemakan tentang Keorganisasian,” Tambah Ust. Dani (sapaan akrab Ust. Dani Syaifur Rahman).

Visi dan Misi telah dipaparkan oleh 3 kandidat. Panggung panas semakin memanas ketika 2 Dewan Juri menyampaikan beberapa pertanyaan kepada masing-masing calon ketua dan wakil ketua Almuradi.

Konsep dan program kerja tak luput dari sorotan para Juri. Tak hanya itu, para Juri juga bertanya kepada 3 kandidat ketua dan wakil Almuradi mengusut tentang asal – usul dari visi dan misi pasangan calon ketua dan wakil ketua Almuradi. (Ahmad)

Galeri Foto: Pembukaan Lomba Memperingati HUT NU ke 92 oleh IPPNUNJ

IPP NU Nurul Jadid

Memperingati HUT NU ke 92, IPPNU Nurul Jadid Adakan Perlombaan

nuruljadid.net – Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama’ atau dikenal dengan dengan IPPNU merupakan organisasi sayap NU yang melaksanakan kebijakan NU dikalangan pelajar dan santri berasaskan dengan Pancasila dan beraqidah Islam Ahlussunah Wal Jama’ah.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, IPPNU di Pondok Pesantren Nurul Jadid Kamis, (04/01/2018) mengadakan beberapa perlombaan ditingkat lembaga formal dan non formal. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperingati Hari Ulang Tahun NU (HUT NU) ke 92.

Adapun lomba yang akan digelar adalah beat box, Lukis Logo NU, Manaqib, Shalawat, MHQ 30 Juz. Kegiatan tersebut dilaksanakan sejak tanggal 04 hingga 19 Januari 2018.

Anis Sulalah selaku ketua panitia pelaksana kegiatan dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan utama dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan bakat minat santri. Tak hanya itu, dia juga mengatakan bahwa diharapkan para peserta untuk mengikuti perlombaan dengan baik dan menunjukkan skill dan kemampuannya secara maksimal.

Kegiatan pembukaan lomba  yang bertempat di Pendopo Wilayah Az Zainiyah ini disaksikan langsung oleh seluruh santriwati Wilayah Az Zainiyah. Selain itu, kegiatan ini dibuka sekaligus dihadiri oleh ketua PAC NU Paiton Probolinggo, Rifqotul Hasanah.

Sebelum membuka acara, Rifqotul Hasanah menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada IPPNU Nurul Jadid atas kegiatan pembukaan lomba yang digelar pada malam hari ini. Dalam sambutannya, harapan yang dia ucapkan dalam sambutannya senada dengan apa yang disampaikan oleh Ketua Panitia Pelaksana.

“Terimakasih kepada IPPNU Nurul Jadid atas kegiatan yang diselenggarakan. Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, saya berharapan agar seluruh santri dapat mengikutinya dengan maksimal sehingga bakat minat yang mereka miliki bisa berkembang dengan baik” ujarnya.

Pembukaan kegiatan ini secara simbolis ditandai dengan pemotongan pita oleh ketua PAC Paiton Probolinggo. Setelah acara pembukaan lomba digelar, acara dilangsungkan dengan lomba Beat Box. (qz)

Begini Cara Santri Nurul Jadid Sambut Tahun Baru

nuruljadid.net – Berbagai cara dilakukan oleh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, dalam menyambut tahun baru masehi 2018,  salah satu contohnya seperti yang dilakukan oleh santri yang berdomisili di Asrama Diniyah.

Hari ini, (01/01/18) tepat pada pukul 00.00 WIB santri asrama Diniyah mengadakan kegiatan perayaan hari tahun baru masehi 2018 di Auditorium Madrasah Diniyah Nurul Jadid. Kegiatan tersebut diisi dengan beberapa kegiatan seperti Istigosah,  Muhasabah, Pembacaan Puisi dan yang terakhir ialah makan tabhek atau makan bareng (budaya santri Nurul Jadid).

Selaku Kepala Wilayah Sunan Bonang (N), Ust. Imron Sadewo menyampaikan dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan para santri yang berdomisili di Asrama Diniyah bisa ber-Muhasabah atau evaluasi diri.

“harapan kedepannya yang diinginkan semoga momen – momen tahun baru seperti ini bisa diisi dengan hal – hal yang bermanfaat dan bisa bermuhasabah atau evaluasi diri atau dengan renungan,” cakap Ust. Dewo (sapaan akrab Kepala Wilayah N). (qz/salim)

Galeri Foto: Laxigan Young Heart SMA Nurul Jadid

Galeri Foto: Pelantikan Pramuka dan PMR MA Nurul Jadid

Untuk Penanggulangan Degradasi Nasionalisme, PP. Nurul Jadid ikutkan 18 Santrinya ke Sekolah Kebangsaan

nuruljadid.net – Dalam rangka pendidikan mental generasi muda Indonesia, 18 santri Pondok Pesantren Nurul Jadid dari unsur Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di masing masing lembaga pendidikan tingkat menengah mengikuti Sekolah Kebangsaan bersama TNI AL yang diprakarsai oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (LAKPESDAM) NU dengan TNI Angkatan Laut.

Kegiatan ini diselenggarakan di Pusat Latihan dan Pendidikan Dasar Kemiliteran Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (red. singk = Puslatdiksarmil Kobangdikal) Juanda Sidoarjo. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari sejak tanggal 21 hingga 22 Desember 2017.

Saat dihubungi melalui selulernya, Imam Syafi’i menyampaikan bahwa “Sekarang ini banyak faham – faham ideologi yang tidak sesuai dengan pancasila dan karakter bangsa, yang dalam hal ini mulai menyerang dengan faham ideologi – ideologi lain (red. Radikal dan intoleran) yang menyerang para pelajar. Oleh karena itu kegiatan ini tujuannya adalah untuk mengisi pemahaman mereka yang belum terisi dengan pemahaman kelompok – kelompok yang radikal itu. Tapi bagi mereka yang sudah punya basic, justru bisa semakin meningkatkan nasionalisme mereka sekaligus kebangsaannya.” Cakapnya sebagai Ketua Panitia Pelaksana kegaitan Sekolah Kebangsaan bersama TNI AL.

“hasil survey belakangan ini agak (baca: hampir,red) memprihatinkan. Sebagian kalangan pelajar anak muda menyetujui adanya tentara islam dan jihad. Dan ada pula sebagian mereka yang tidak setuju dengan hal itu. Misalnya, tidak boleh mengucapkan hari raya kepada orang lain ini (baca: pemeluk agama lain,red) kan bahaya”. Benih – benih toleransi seperti itu bisa menjadi benih kekerasan radikal” imbuhnya.

Selain itu, Bapak Imam Syafi’i juga menyampaikan alasan mengapa memilih pengurus OSIS sebagai bidikan utama dalam kegiatan ini.

“alasan kenapa kami memilih OSIS sebagai peserta sekolah kebangsaan ini karena mereka untuk sementara ini adalah pemimpin di sekolah mereka masing masing. Dan pada akhirnya mereka akan menjadi pemimpin dimasa mendatang. Mudah – mudahan hasil dari sekolah ini bisa diimplementasikan dengan baik di sekolah mereka masing masing karena mereka adalah pemimpin sekolah.” Ujar Bapak Imam Syafi’i yang sekaligus menjabat sebagai Pimred JTV dengan menghela nafas.

Kegiatan ini juga mendapatkan respon positif dari Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid.

“Dengan kegiatan ini kita berharap ada ikhtiar untuk terus memperkokoh semangat kebangsaan dikalangan pelajar, yang semenjak reformasi ini kurang mendapat porsi perhatian dari berbagai pihak.  Lebih – lebih bagi kalangan santri pesantren sebagai pelopor dan perintis penghayatan kebangsaan” dawuh beliau saat dihubungi via seluler. (Qz)

Galeri Foto: Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw

paskibra hari santri nasional

Hanya Paskibra Peringatan Hari Santri Nasional 2017 Yang Menggunakan Sandal Jepit

nuruljadid.net- Hari Santri Nasional (HSN) 2017, Minggu (22/10/2017) peringatan hari santri nasional yang diselegarakan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) bertempat di Lapangan Raya Pondok Pesantren Nurul Jadid padat dengan manusia. Tidak hanya santri, masyarakat yang terdiri bapak-bapak dan ibu-ibu rumah tangga pun juga sangat antusias. Mereka rela dempet-dempatan di pinggir lapangan ingin menyaksikan proses upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2017.

Yang menarik bukan hanya itu saja. Justru kita akan menemukan pandangan yang tak lazim seperti pengibaran di upacara memperingati hari kemerdekaan yang dilaksanakan setiap 17 Agustus. Bagaimana tidak, kita kenal biasanya pasukan pengibar bendera (PASKIBRAKA) merah putih memakai seragam lengkap dengan atribut resmi seperti sepatu dan lainnya.

Tidak seperti paskibraka  pada umunya, pasukan yang berjumlah sekitar 70 orang itu malah menampilkan nuansa yang kental ala santri. Dengan kopyah nasional, berbaju koko putih, dan sarung khas PP. Nurul Jadid mereka dengan apik memasuki lapangan upacara.

paskibra bersandal hari santri nasional

Yang menjadi sorotan masyarakat bukan baju atasannya, tapi pasukan pengibar bendera santri itu justru memakai sandal jepit merk swallow. Sandal yang dikenal dengan sandal mandi itu malah masuk juga di upacara perayaan HSN. Hal itu tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk mengungkapkan santri adalah sosok sederhana yang jiwa nasionalismenya tak bisa ditawar lagi.

Penulis : Sholehuddin

Editor : Co

 

istighosah malam hari santri nasional kh hamid wahid

Pesan KH. Abdul Hamid Wahid dalam Sambutan Istighosah Akbar Malam Hari Santri Nasional

nuruljadid.net- Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid menyampaikan kepada seluruh peserta istighosah akbar, Sabtu (21/10/2017) di lapangan raya Pondok Pesantren Nurul Jadid agar mensyukuri Peringatan Hari Santri Nasional, Minggu (22/10/2017). Sebab peran santri dan pesantren secara de fakto telah diakui oleh negara.

Untuk itu Hari Santri Nasional diperingati dengan pelbagai rangkaian kegiatan seperti seminar pendidikan, seminar remaja, seminar anti narkoba dan radikalisme dan lain-lainnya. Ini merupakan bagian dari tafaqquh fiddin. Tatapi yang lebih penting dari semua itu adalah bagaimana ilmu yang dipelajari saat mondok dapat disampaikan dengan baik ditengah-tengah kehidupan masyarakat.

“Ini proses kita bertafaqquh fiddin dan memahami agama sebagai laku kehidupan. Tugas santri untuk bertafaqquh fiddin sebenarnya hanyalah hantaran saja, tetapi yang terpenting adalah melakukan dakwah secara nyata di masyarakat,” jelas Kiai Hamid. Adapun istighosah akbar malam ini adalah upaya mempertegas hubungan vertikal antara manusia dengan Allah SWT.

“Bahwa yang memberikan hasil dari usaha kita adalah Allah melalui perantara Rasulullah,” tambah beliau. Oleh karenanya santri yang berani hidup dari keterbatasan bukan alasan untuk mengeluh dan merasa rendah diri. Karena ada banyak orang yang mempunyai keterbatasan fisik seperti Rafli Firdaus, pemenang lomba tartil mampu meraih prestasi tanpa merasa rendah diri.

disamping itu, Makan Tabhek 10.000 santri akan menghiasi acara puncak besok, untuk itu Kiai Hamid teringat terhadap pesan Kiai Zuhri Zaini terkait lunturnya makan Tabhek. Untuk itu perlu kiranya mempertahankan makan khas pesantren tersebut

“Pengasuh berpesan bahwa Tabhek sebagian dari kita mulai hilang, untuk itu kita harus kembali pada tradisi yang baik yang harus dipertahankan sebelum mengambil hal-hal lain dari luar” terang Rektor IAINJ ini. (Rizky)

istighosah malam hari santri nasional kh romzi

Istighosah Akbar Hari Santri Nasional

nuruljadid.net- Semarak Hari Santri Nasional di Lapangan Raya Pondok Pesantren Nurul Jadid, Sabtu, (21/10/2018) diikuti oleh ribuan santri dan masyarakat. Istighosah Akbar dalam rangka mengenang dan mendoakan jasa-jasa perjuangan para ulama terdahulu.

Dipimpin oleh KH Mohammad Romzi Al Amiri Mannan, peserta mengikutinya dengan khidmat. Kiai humoris sekaligus tegas dan sederhana ini telah mengarang 70 lebih karya berupa kitab dan buku.

Untuk mengetahui siapa sebenarnya siapa sebenarnya beliau ini, berikut profil singkatnya.

Lahir pada tanggal 12 Juli 1969 dari pasangan KH Abdul Mannan dan Nyai Hajjah Kina’ah di suatu desa terpencil di Pragaan, Kecamatan Pragaan, Sumenep. Sejak kecil telah belajar ngaji dan kitab kuning pada ayah-bundanya yang juga mengasuh Pondok Pesantren Hidayatut Thalibin.

Setelah lulus Madrasah Intidaiyah milik ayahnya, KH Romzi melanjutkan pendidikan formal di salah satu sekolah menengah pertama. Lulus dari SMP kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Akhir di Pondok Pesantren Krapyak, Jogyakarta asuhan KH Ali Maksum. Di sini ada banyak pengalaman beliau dengan KH Ali Maksum. Salah satunya sering diajak makan bersama.

Setelah tiga tahun mengenyam pendidikan di Krapyak, Kiai Romzi kemudian pulang ke tanah kelahirannya di Madura untuk melanjutkan pendidikan tinggi di STISA Anuqoyah, Guluk-Guluk, Sumenep. Di tanah kelahirannya beliau aktif di organisasi Nahdlatul Ulama.

Namun tak sampai selesai, beliau kemudian mondok di Pesantren Al Anwar, Rembang asuhan KH Maemon Zubaer. Di sini Kiai Romzi hanya tiga tahun. Setelah itu boyong dan menikah dengan Nyai Hajjah Nur Lathifah Wafi, putri kelima KH Hasan Abdul Wafi.

Kini menetap di Pondok Pesantren Nurul Jadid dan mengasuh Wilayah Lathifiyah (Gang J). Selain itu beliau juga menjadi Dekan Fakultas Dakwah, aktif mengisi pengajian, seminar dan organisasi Nahdlatul Ulama serta telah menempuh gelar doktoral di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

Penulis : Rizky

Editor : Co

Semarak HSN 2017, PK IPPNU Nurul Jadid Sukses Gelar Lomba Se Jatim

nuruljadid.net – Pelaksanaan lomba tingkat Jawa Timur yang dilaksanakan kemarin (20/10/2017) berakhir dengan penuh makna. Penutupan yang dilaksanakan sore memberikan sebuah cerita yang berarti bagi PK IPPNU Nurul Jadid terutama bagi peserta lomba.

Ada yang berbeda dengan acara penutupan lomba kali ini. Rafi Al-Firdaus, peserta yang berasal dari MI Zahrotul Islam ini menjadi seseorang yang berhasil menciptakan suasana beda di acara penutupan lomba kali ini. Pasalnya, dia yang masih bersatus sebagai peserta lomba diberikan kesempatan untuk menjadi Qiro’ah di acara ini.

Dengan suara emasnya, dia melantunan kalam Illahi yang membuat suasana Aula SMA Nurul Jadid menjadi isak tangis yang tak terbendung. Dengan kekurangan yang dimilikinya, dia berhasil mempersembahkan sesuatu yang sempurna di acara penutupan lomba kali ini.

Tergugah, itulah yang dirasakan para hadirin yang hadir pada acara penutupan ini. Sejak pertama Rafi melantunkan kalam Illahi, para hadirin nampak sangat tenang dalam menikmati Ayat – Ayat Suci Al Qur’an yang dilantunkan oleh Rafi. Rafi, dengan keterbatasan penglihatan mampu melantunkan Surat At Takwir dengan suara yang hampir menyamai Qiro’ah ternama, H. Muammar MA.

Setelah pembacaan kalam Illahi, Pembacaan SK Pemenang dibacakan oleh Saudari Siti Anisa yang dilanjutkan dengan pembagian hadiah kepada para pemenang oleh Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah.

Mengawali sambutannya, beliau mengucapkan banyak terimakasih kepada semuanya yang telah ikut serta menyemarakkan Hari Santri Nasional. Beliau menambah, tujuan dilaksanakannya kegiatan kali ini adalah sebagai wahana untuk melatih dan menggali potensi dari anak didik.

Anak – anak yang sebenarnya memiliki potensi yang terpendam harus dipancing agar mereka mampu untuk menunjukkan potensi mereka yang terpendam. Oleh karenanya, lomba se Jawa Timur yang diadakan oleh PK IPPNU Nurul Jadid ini adalah salah satu fasilitas untuk memancing potensi tersebut agar bisa terwujud.

“Potensi adalah sebuah daya, keahlian, kepandaian, kekuatan yan dimiliki manusia baik yang terlihat maupun tidak terlihat, tersembunyi maupun tidak. Anak – anak kita sebenarnya memiliki potensi yang tak terlihat yang potensinya bisa kita fasilitasi dengan men-stimulan atau memancing potensi yang tersembunyi bisa keluar” dawuh Neng I’ah (sapaan akrab Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah).

Selain itu, Neng I’ah juga menngucapkan selamat kepada pemenang atas apa yang diraihnya dan untuk peserta yang belum bisa mencapai targetnya, beliau memberikan sebuah arahan sebagai pembangun rasa optimisme dalam benak mereka sekaligus sebagai motivasi.

“Bagi para peserta yang belum menang, ini bukanlah latihan yang kita anggap tidak berguna, sebab apapun pengalaman, gagal atau sukses, itu merupakan hal untuk mendewasakan kita dan juga sebagai bahan perbaikan kedepannya. Kalian juga selangkah lebih maju daripada mereka yang tidak ikut lomba. Kalian semuanya adalah pemenang” dawuh beliau mengakhiri sambutan beliau.

Setelah memberikan sambutan, beliau mengakhiri kegiatan penutupan lomba ini dengan do’a yang dilanjutkan dengan foto bersama semua peserta lomba. (Qz)

 

 DAFTAR NAMA NAMA PEMENANG LOMBA

NO

JENIS LOMBA

NAMA PEMENANG

DELEGASI

KETERANGAN

1

Lomba Mewarnai Tingkat SD/MI Se Jawa Timur Chelsea Kamal SD Plus Al Islah Juara I
Ulfatun Nafisah SD Plus Al Islah Juara II
Inayatul Maghfiroh MI Nurul Mun’im Juara III

2

Lomba Mewarnai Tingkat TK/RA Se Jawa Timur Putri Husna Ramadhani TK At-Taqwa Juara I
Nadifa Alisia R TK Kartika Juara II
Almas Ronaa TK Kartika Juara III

3

Lomba Pildacil Tingkat SD/MI Se Jawa Timur Sofiatuz Zahro MI Mikhrojul Ulum Juara I
Rafi Al-Firdaus MI Zahrotul Islam Juara II
Desi Anggraini MI Nizhamul Islam Juara III

4

Lomba Tartil Tingkat SD/MI Se Jawa Timur Ifatul Lutfiah MI Mikhrojul Ulum Juara I
Mutimatul Faidah MI Mikhrojul Ulum Juara II
Islami Sabita MI Raudatul Munadirin Juara III

 

Rafi Al-Firdaus Menggetarkan Hati Melalui Kalam Illahi

nuruljadid.net – Setelah Ananda Sofiatuz Zahro menggetarkan panggung perlombaan, kali ini giliran Ananda Rafi Al-Firdaus yang meberikan sebuah kejutan dalam perlombaan tartil pada perlombaan memperingati Hari Santri Nasional ini. Pasalnya, Rafi (Sapaan akrab Rafi Al-Firdaus) yang memiliki kekurangan fisik (tunanetra) membuat luluh hati para penonton yang berada di Mushalla “Thariq bin Ziyad” SMA Nurul Jadid.

Tercengang dengan kemampuannya dalam olah suara dengan melantunkan kalam Illahi, segenap peserta dan penonton yang berada disekitar lokasi perlombaan semakin antusias untuk menyaksikan penampilan dari Ananda Rafi.

Rafi yang pada perlombaan kali ini membacakan Surat Yasin sedikit membuat orang orang sekitar bertanya tanya. Sebab, Rafi membacakan surat diluar ketentuan yang diberikan oleh panitia. Namun hal itu bukan menjadi sebuah permasalahan yang signifikan dalam perlombaan ini. Panitia dan dewan jurilah yang menentukan hasil akhir tentang nasib Rafi.

“Memang suara dan irama Rafi dalam melantunkan Ayat Al Qur’an bisa dikatakan luar biasa, melebihi dari peserta lainnya. Namun sayang, dia membacakan ayat Al Qur’an diluar ketentuan yang ditetapkan oleh panitia” ujar Ust. Sa’ari, juri Lomba Tartil.

Diakhir perlombaan, nampak terjadi perbincangan yang cukup serius antara pihak panitia dan dewan juri untuk menentukan pemenang. Al hasil, keputusan antara kedua belah pihak, dewan juri dan panitia memutuskan untuk tidak memenangkan Rafi dalam lomba tartil namun menjadikan Rafi sebagai The Best Qiroah ada perlombaan kali ini.

Raffi mendapatkan ciuman hangat dari sang bunda setelah diumumkan sebagai The Best Qiro’ah

“Ini merupakan salah satu bentuk penghargaan dari panitia kepada Rafi yang kualitas suaranya melebihi suara dari peserta lainnya” tambah juri.

Rafi yang dinobatkan sebagai The Best Qiroah memperoleh kesempatan yang besar dari panitia. Pasalnya, dia terpilih untuk membacakan kembali kalam Illahi pada acara penutupan lomba yang dilaksanakan sore tadi (20/10/2017).

Rafi pun tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, dengan mengenakan kopyah putih, gamis putih dan celana putih serta surban putih dengan variasi biru berdiri didepan para dewan juri dan peserta lomba lainnya pada acara penutupan lomba.

Kali ini, dia (Rafi,red) melantukan kalam Illahi dengan membacakan Surat At Takwir. Suara Rafi hampir mirip dengan suara Qiroah ternama, H. Muammar ZA. Ayat demi ayat yang dilantukan dengan tenang dan bersuara keras membuat hati para undangan bergetar. Sejak awal Rafi melantunkan Surat At Takwir, para hadirin nampak sibuk mendokumentasikannya di ponsel mereka masing – masing.

Rafi Al-Firdaus saat melantunkan Surat At Takwir pada acara Penutupan Lomba se Jawa Timur

“Ini merupakan sebuah anugerah dari Allah SWT yang memberikan pencerahan kepada kita semua bahwa dibalik kekurangan Allah memberikan kesempurnaan dan kelebihan. Hal itu dapat kita lihat dari penampilan Rafi sejak perlombaan hingga maju menjadi Qiro’ah pada acara penutupan lomba se Jawa Tmur ini” ujar Ust. Sa’ari ketika diwawancarai oleh redaksi.

Selain menyabet gelar The Best Qiroah, Rafi juga membawa pulang piala lomba pildacil. Dalam perlombaan pildacil, Rafi berhasil menjadi juara kedua setelah kalah 13 poin dari Ananda Sofiatuz Zahro. (Qz)