Terapkan Protokol Kesehatan di Kegiatan Perdana

nuruljadid.net- Kegiatan perdana tarbiyah watta’lim putri dilaksanakan mulai Ahad pagi (14/06) bertempat di Musalla Az-zainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Kabid Tarbiyah Watta’lim Putri Ning Mamnuhaturrahmah menuturkan, Kegiatan perdana ini dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan, seperti memakai masker dan jaga jarak (physical distancing).

Ning Mam (sapaan akrabnya) menambahkan, kegiatan tersebut dimulai sejak hari ahad pagi setelah santri yang berstatus pengurus itu melaksanakan senam pagi.

Menurutnya, materi yang diberikan pada kegiatan itu seputar penguatan tentang darah wanita yang dibina oleh Ny. Hj. Hanunah Nafi’iyah, M.Pd  bergantian dengan Dr. K. Imdad Robbani yang mengampu kitab Muntholaqot Fie Bina-i Dzawaati Al-Daaiyat karangan Habib Umar bin Hafidz pada pagi hari pukul 09 : 00 WIB sampai selesai.

Selanjutnya, Pengajian kitab Qudwatul Hasanah diampu oleh KH. Moh. Zuhri Zaini secara paralel dari Masjid Jami’ Nurul Jadid ke Musalla- musalla wilayah putri pada  pukul 15.30 WIB -16.30 WIB,” Ujarnya.

Disamping itu, Kegiatan olah batin yang diberi nama gerakan batin (Gerbat) sekaligus kegiatan sharing Pengurus pada pukul 20 : 00 WIB di wilayah atau asrama masing-masing pengurus,” Sambungnya.

 

Pewarta : PM

Pemprov Jatim Sumbang APD Ke Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net- Untuk mendeteksi seluruh santri apakah mereka reaktif atau non reaktif covid-19, Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo melakukan rapid test. Rapid test ini dilaksanakan pada saat santri kembali ke Pesantren setelah mereka berlibur panjang. Kurang lebih 3 bulan liburan yang diberikan kepada santri, berbeda dengan liburan Pesantren tahun sebelumnya.

Ketua Gugas PPNJ Ustadz Abdul Kholid mengatakan, rapid test ini bagian dari salah satu langkah untuk mengskrining santri yang kembali ke Pesantren. Kali ini pengurus pesantren yang lebih di dahulukan kembali ke Pesantren dan di rapid test, setelah itu santri secara umum yang akan dilaksanakan secara bertahap mulai dari tanggal 10 Juli sampai 17 Agustus 2020.

Upaya maksimal dilakukan oleh Pengurus Pesantren Nurul Jadid berkait akan dikembalikannya santri dengan bentuk koordinasi bersama instansi terkait, seperti berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten Probolinggo, Polres Probiolinggo, RMI, ISNU Jatim, Pengurus P4NJ, Para dokter.  Seluruh instansi menyambut baik usaha yang dilakukan oleh Pesantren Nurul Jadid.

Bahkan Gugas Kabupaten Probolinggo memberikan apresiasi terhadap protokol kesehatan yang dibuat oleh Pesantren Nurul Jadid.

“Protokol kesehatan covid-19 yang dibuat oleh Pesantren Nurul Jadid sangat bagus. Sudah memenuhi standar umum protokol kesehatan dan bahkan sangat rinci sekali. Pesantren yang lain bisa mencontoh protokol yang telah dibuat oleh Pesantren Nurul Jadid. Insya Allah akan dikirim ke beberapa Pesantren di Probolinggo, supaya dapat mencontohnya,” Tutur Bapak Fathorrazi, Bagian Sosialisasi dan Komunikasi Gugas Kabupaten Probolinggo.

Melihat keseriusan Pesantren Nurul Jadid dalam memberikan pelayanan maksimal pada santri yang akan kembali ke Pesantren agar terbebas dari covid-19, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan bantuan Alat Pelindung diri (APD), Kamis pagi (11/06) penyerahan dilakukan di ruang rapid test, yaitu Gedung Universitas Nurul Jadid (UNUJA).

dr. Durratun Nafisah Shofwan perwakilan Pemerintah Provensi menyampaikan, dengan sumbangan ini, berharap Pesantren Nurul Jadid terus maju menjadi Pesantren tangguh dan siap menghadapi new normal.

“Sumbangan Pemprov berupa baju hazmat 6 pcs, sepatu boot6 buah, kacamata goggle 6 pcs, face shield 7 pcs,” Ucap dr. Choky melalui pesan WA.

Terkait sumbangan Pemprov ini, Direktur Klinik Az-zainiyah sekaligus Penanggung Jawab Gugas Covid-19 Ny. HJ. Khodijatul Qodriyah menuturkan, sumbangan APD dari pemprov atau sumbangan-sumbangan lain dari berbagai pihak baik berupa tenaga / SDM, sarpras dan lain-lain, Tentu menjadi sumbangsih bagi pesantren agar semakin maksimal memberikan pelayanan ke santri/ pengurus yang kembali ke Pesantren. Semoga upaya-upaya sinergi ini semakin memperkokoh kita sebagai pesantren tangguh yang siap dengan situasi ” berdamai” mencegah dini dari tertularnya virus corona yang masih merebak.

 

Pewarta : PM

Ning Iah; Rapid Test Berjalan Lancar

nuruljadid.net- Pelaksanaan rapid test perdana di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo berjalan lancar. Dengan pelayanan kurang lebih 700 santri yang berstatus pengurus baik putra maupun putri yang dilaksanakan selama 2 hari. Ungkapan ini disampaikan oleh Direktur Klinik Az-Zainiyah sekaligus Penanggung Jawab Gugas Covid-19 PPNJ Nyai Hj. Khodijatul Qodriyah.

Istri Kiai Hamid, Kepala Pesantren Nurul Jadid ini menambahkan, semoga ikhtiar manusia ini bisa turut membantu dan memfilter para pengurus yang datang di gelombang I ini, sehingga pesantren bisa mengambil langkah berikut dengan melockdown mereka di dalam pesantren setelah mereka dipastikan non reaktif (NR). Mereka akan di karantina 14 hari dengan pantauan ketat khususnya berkait kesehatan mereka mulai pagi hari sampai sore hari oleh tim Gugas hingga pengembalian santri gelombang ke II datang.

Masih kata Ning Iah (sapaan familiar beliau), terima kasih kerjasama dan perhatian semua pihak, semoga Allah melindungi para keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid, para pengabdi, pengurus, santri.

Ungkapan ning iah direspon dengan baik oleh seluruh tim yang ikut terlibat dalam proses rapid test. Mereka membalasnya dengan kalimat “amin”.

 

Pewarta : PM

Pengurus Putra Rela Antri Untuk Dapatkan Rapid Test

nuruljadid.net- Kami rela antri sejak dari pagi untuk melakukan rapid test. Sebab, rapid test ini sangat kami butuhkan pada situasi sekarang ini. Kalimat tersebut diungkapkan oleh Ustadz Qomaruddin, Pengurus Pesantren Putra yang berasal dari Gending, Probolinggo saat duduk di kursi antrian menunggu gilirannya untuk di rapid test.

Ustad Udin sapaan akrab Qomaruddin melanjutkan, Alhamdulillah di Pesantren Nurul Jadid rapid test ini digratiskan. Padahal diluar sana, untuk melakukan rapid test butuh biaya kisaran 350, 450 hingga 500 ribu rupiah. Kami sangat berterima kasih kepada Pesantren Nurul Jadid.

Ini merupakan hari ke II Pesantren melakukan rapid test bagi pengurus Pesantren. Hari pertama, rabu (10/06) pagi, untuk Pengurus putri dan saat ini untuk Pengurus putra. Untuk pengurus putra pagi ini, Kamis (11/06), insya Allah kurang lebih 200 pengurus yang akan menjalani rapid test” Tegas Ustadz Fathollatif Kabid Wilayah Biro Kepesantrenan PPNJ.

Masih kata Ustadz Fathol, Kami bersyukur Pengurus putra banyak yang kembali ke Pesantren pagi ini, sampai siang nanti pengurus putra akan terus berdatangan.

 

 

Pewarta : PM

Rapid Test Pengurus Dilaksanakan Secara Gratis

nuruljadid.net- Pondok Pesantren melaksanakan rapid test bagi setiap pengurus pesantren yang kembali ke Pesantren bertempat di ruang kampus Universitas Nurul Jadid, Paiton Probolinggo, Rabu pagi (10/06).

Rapid test ini dilakukan agar pengurus pesantren yang kembali sejak hari ini dan selanjutnya bisa diketahui kesehatannya.

Ketua Gugus Tugas Pondok Pesantren Nurul Jadid Ustadz Abdul Kholid Fauzi menuturkan, adanya rapid test ini dimaksudkan agar pengurus pesantren yang kembali bisa di cek kesehatannya. Apa ada yang terindikasi covid-19 atau penyakit penyerta.

“Pesantren melakukan rapid test dengan gratis. Ini merupakan upaya skrining terhadap kesehatan pengurus pesantren. Kami khawatir pengurus yang kembali ke Pesantren kondisi fisiknya belum sehat,” Ucap Ustadz Kholid Fauzi.

Ustadz Kholid menambahkan, insya Allah pengurus pesantren yang kembali hari ini sesuai dengan jadwal sebanyak 500 orang. Dan itu semuanya akan di rapid test dengan jumlah dokter yang 10 orang. Sementara untuk mengetahui hasilnya Pengurus yang di rafid test butuh menunggu selama 10 menit.

Pewarta : PM

Alur Kedatangan Pengurus di Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net- Setelah melaksanakan libur panjang, santri Pondok Pesantren Nurul Jadid resmi dikembalikan secara bertahap mulai bulan juni-juli dan agustus. Pesantren memutuskan Pengurus Pesantren lebih awal diKembalikan lebih awal terhitung sejak tanggal 10 Juni – 26 Juni 2020.

Kedatangan pengurus ke Pesantren berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kembalian pengurus Pesantren tahun ini harus mengikuti alur yang ditetapkan oleh Pesantren.

Pertama : dari rumah menuju Pesantren Nurul Jadid. Kedua : Melewati lapangan UNUJA menuju ruang transit. Ketiga : Menuju (Masuk) ruang transit. Keempat: Melakukan Rafid Test. Kelima : Masuk Pesantren melalui pintu timur lapangan ayaman. Keenam : Menuju kamar sesuai wilayahnya masing-masing.

Sementara Ketua Gugus Tugas Covid-19 Pondok Pesantren Nurul Jadid Ustadz Ahmad Kholid Fauzi berharap dikembalikannya pengurus bisa membantu kinerja Pesantren untuk mempersiapkan kebutuan sapra, pendampingan ditengah pandemi covid-19 saat ini.

“Kembalian pengurus Pesantren lebih awal. Mereka kita harap bisa membantu mempersiapkan segala kebutuhan baik sarana prasana, pendampingan pada santri saat santri mulai datang ke Pesantren dan berada di asramanya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh Pesantren, “Kata Ustadz Kholid.

 

Pewarta : PM

Melihat Perkembangan Covid-19, Liburan Ramadhan Santri Dimajukan

Santri Pesantren Nurul Jadid Mulai Hari Ini Kembali Ke Pesantren

nuruljadid.net- Setelah cukup sekian lama Pengurus Podok Pesantren Nurul Jadid berencana untuk mengembalikan santri ke Pesantren, pada akhirnya memutuskan santri kembali ke Pesantren dimulai hari ini (10/06).

Sebelum memutuskan pengembaluan santri, Pesantren telah banyak melakukan koordinasi berkait hal tersebut kepada beberapa lembaga terkait, mulai dari instansi Pemerintah Kabupaten Probolinggo, Polres Kabupaten Probolinggo, Gugus Tugas Kabupaten Probolinggo, koordinasi antar Pondok Pesantren, RMI, Pengurus ISNU Jatim, Pengurus P4NJ diberbagai kabupaten, Dokter dan lembaga terkait lainnya.

Sekretaris Pesantren Ustadz H. Faizin Syamwil mengatakan, koordinasi yang dilaksanakan oleh Pesantren Nurul Jadid dengan beberapa instansi terkait, berharap agar rencana dan proses pengembalian santri ke pesantren bisa berjalan baik.

“Terung terang bahwa kebijakan mengembalikan santri ke Pesantren Nurul Jadid merupakan pilihan yang sangat berat dilakukan oleh Pengasuh, Kepala Pesantren maupun oleh keluarga Pesantren Nurul Jadid,” Kata Ustadz H. Faizin.

Sesuai dengan edaran yang dikeluarkan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid kembalian santri dilakukan secara bertahap. Tahap yang perrtama mengembalikan pengurus (ketua kamar, wali asuh, pengurus wilayah/daerah) serta pengurus pesantren lainnya.

Dikembalikannya pengurus pesantren terlebih dahulu agar mereka (pengurus) bisa ikut membantu pesantren mempersiapkan sarana prasarana dan kebutuhan santri yang akan dikembalikan ke pesantren pada tanggal 10 Juli – 17 agustus yang dilakukan secara bertahap,” Tegas Ustadz Ernawiyadi Kabag Humpro PPNJ.

 

 

Pewarta : PM

Surat Resmi Pengembalian Santri

nuruljadid.net- Pondok Pesantren Nurul Jadid resmi mengeluarkan surat edaran tentang pengembalian Santri. Surat edaran ini ditanda tangani oleh Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo KH. Abdul Hamid Wahid, M.Ag.

Memerhatikan Surat edaran bernomor: NJ-B/0250/A.III/06.2020 pada tangal 05 Juni 2020 tentang menyambut kedatangan santri dan tanggal pengembalian santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, dilengkapi dengan protokol kesehatan, mulai dari protokol persiapan keberangkatan, selama dalam perjalanan, saat tiba di pesantren dan selama berada di pesantren  . Adapun surat edaran sebagai berikut :

adaapun surat lampiran terkait pernyataan kembali santri dapat di unduh pada link di bawah :

20200608_lampiran-2-dan-3

 

Gugas Kabupaten Probolinggo Apresiasi Konsep Protokol Kembalian Santri Nurul Jadid

nuruljadid.net- Surat edaran jadwal kedatangan pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid dan informasi berkait kembalian santri resmi dikeluarkan pada kamis malam (04/06). Surat edaran tersebut dilengkapi dengan konsep protokol pra keberangkatan, masa keberangkatan, saat tiba di Pesantren dan selama berada di Pesantren.

Koordinator Sub Gugas Sosialisasi dan Edukasi Kabupaten Probolinggo Bapak Fathorrozi, M. Fil memberikan apresiasi konsep protokol yang disusun oleh Pesantren Nurul Jadid dan akan menyebarkan ke Pesantren lain agar ditiru.

“Protokol kembalian santri sudah sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan penyebaran covid-19 dan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid sudah sangat bagus. Potokol yang dikeluarkan PPNJ bisa menjadi model bagi Pesantren yang lain,” Kata Bapak Rozi, Panggilan akrab beliau.

Masih kata beliau, Konsep protokol yang telah dibuat, harus dipastikan agar dalam pelaksanaannya berjalan dengan baik.

Sementara wali santri sangat berterima kasih kepada Pesantren Nurul Jadid yang telah berupaya maksimal membuat protokol pencegahan covid-19 saat kembalian santri.

“ Saya sangat berterima kasih, Pesantren Nurul Jadid tengah berupaya semaksimal mungkin dengan membuat protokol kesehatan pencegahan covid-19. Jujur kami sangat mengkhawatirkan anak kami jika nantinya kembali ke Pesantren, namun tidak mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik,” Ucap Bapak Basri Wali Santri berasal dari Pulau Madura.

“Ternyata harapan kami telah terfasilitasi melalui protokol kesehatan yang tertera dalam surat edaran,” Tambahnya.

 

 

Pewarta : PM

PP. Nurul Jadid Keluarkan Surat Edaran Resmi Pengembalian Pengurus

nuruljadid.net- Pondok Pesantren Nurul Jadid resmi mengeluarkan surat edaran tentang pengembalian pengurus. Surat edaran ini ditanda tangani oleh Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo KH. Abdul Hamid Wahid, M.Ag.

Kabag Humas dan Protokoler Ustadz Ernawiyadi Munsy mengatakan kebenaran terkait adanya surat edaran yang tersebar di akun resmi Pesantren dikeluarkan oleh Pesantren.

“Iya itu benar. Surat edaran itu resmi dikeluarkan oleh Pesantren. Yang berisi tentang pengembalian pengurus Pesantren. Ini sekaligus untuk memberikan jawaban kepada beberapa pertanyaan dari wali santri, alumni dan simpatisan,” Ujar Ustadz Erna.

Sementara Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil menyampaikan, Point penting dari edaran ini untuk pengembalian Pengurus. Sedangkan untuk santri menunggu sesuai dengan ketentuan di point 3 surat edaran.

Surat edaran bernomor: NJ-B/0249/A.III/06.2020 tentang menyambut kedatangan santri dan tanggal pengembalian pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid, dilengkapi dengan protokol kesehatan, mulai dari protokol persiapan keberangkatan, selama dalam perjalanan, saat tiba di pesantren dan selama berada di pesantren  . Adapun surat edaran sebagai berikut :

 

Pewarta : PM

Surat Edaran Kembali santri Ponpes Nurul Jadid

nuruljadid.net- pondok pesantren nurul jadid mengeluarkan surat edaran kembali santri libur ramadhan 1441 H / 2020 M, pada kamis, 4/6/2020, adapun ketentuan dan protokol kembali santri tertera pada lampiran berikut :

2020064_surat-edaran-kembali-santri

Dua Santri PP. Nurul Jadid, Berhasil Meraih Sanad al-Quran

nuruljadid.net- Torehan prestasi membanggakan kembali menghiasi bumi Pondok Pesantren Nurul Jadid . Pasalnya dua santri dari lembaga Tahfidzul Qur’an Wilayah Zaid bin Tsabit (K) telah berhasil menuntaskan program sanad, salah satu program tahap lanjutan yang harus ditempuh oleh setiap peserta yang mengikuti lembaga tersebut untuk menjadi seorang Haafidzul Qur’an.

Izzul Maromi (19) dan Hilmy Hannany (17) adalah nama dari dua santri tersebut. Izzul Maromi atau akrab dipanggil Mas Izzul merupakan santri asal desa Baja Raja Sumenep – Madura. Sedangkan Hilmy Hannany atau biasa dipanggil Hilmy berasal dari desa Cora Sale – Situbondo.

Pelaksanaan program sanad ini dari awal hingga akhir dilakukan di asrama wilayah Zaid bin Tsabit (K), yang pada saat itu situasi dan kondisinya memang mendukung lantaran sepi dari rutinitas santri dikarenakan masa liburan yang ditetapkan lebih awal akibat merebaknya pandemi covid-19. K.H Moh. Hefni Mahfudz Al-Haafidz selaku pemangku Wilayah Zaid Bin Tsabit sekaligus Penasehat Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qu’an (PPIQ) Pondok Pesantren Nurul Jadid secara langsung mengawasi dan membimbing keduanya selama mengikuti program tersebut.
Kedua santri yang memang bercita-cita ingin menjadi Ahlul Qur’an, boleh dibilang telah berhasil menuntaskan program tersebut dalam kurun waktu yang hampir bersamaan. Mas Izzul menyelesaikannya pada 11 Mei 2020. Dan sembilan hari kemudian pada tanggal 20 Mei 2020 Hilmy behasil merampungkannya.

Untuk bisa mengikuti program sanad, diharuskan melalui beberapa tahapan yang tidak mudah . Tahap pertama diwajibkan menyelesaikan setoran hafalan 30 juz. Untuk tahap ini, dua remaja yang begitu mencintai Al-Quran ini telah menyelesaikannya sebelum mereka pindah ke Pondok Pesanten Nurul Jadid; Mas Izzul telah menuntaskan hafalannya di Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an – Jombang pada tahun 2015. Adapun Hilmy berhasil di Pondok Pesantren Wali Songo -Situbondo pada tahun 2017.
Untuk tahap selanjutnya, keduanya diharuskan menempuh program satu majlis. Dalam tahap ini, baik Mas Izzul maupun Hilmy dituntut untuk membaca Al-Qur’an bil ghoib (tanpa melihat teks Al-Qur’an) dan harus hatam dalam waktu satu hari satu malam. Program ini berhasil mereka laksanakan di Pondok Pesantren Nurul Jadid Wilayah Zaid Bin Tsabit dan dikediaman keduanya dengan disaksikan oleh kedua orang tua masing-masing.
Kemudian pada tahapan yang ketiga adalah program sanad. Pada tahap ini dituntut untuk konsisten membaca dan menghatamkan Al-Qur’an bil ghoib sebanyak 41 kali selama 41 hari.

Menurut ustadz Ilyas Junaidi Addakhil, kepala Wilayah Zaid bin Tsabit (K), tiga program ini adalah satu kesatuan program yang harus ditempuh secara berkesinambungan. Tujuannya adalah agar hafalan yang telah disetorkan pada program tahap petama semakin kuat dan lancar dengan mengikuti program tahap kedua atau satu majlis. Kemudian setelah hafalannya kuat maka dilanjutkan dengan program tahap ketiga, yakni progaram sanad. Tujuannya adalah untuk menguji konsistensi peserta agar terbentuk ke-istiqomahan dalam membaca dan mengahatamkan Al-Qur’an setiap harinya.

“ Dan Alhamdulillah kedua teman kita itu melalui setiap tahapan dengan baik dan hasilnya sangat memuaskan dengan diperolehnya sanad Al-Qur’an langsung dari KH. Moh. . Hefni Mahfudz Al-Haafidz ” ujar ustadz kelahiran Bondowoso tersebut.

Mendengar kabar tersebut, pengasuh pondok pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zain, BA. saat ditemui di dalemnya, memberikan apresiasi keberhasilan kedua santrinya itu. Beliau juga memberi wejangan agar menjaga hafalannya secara total; fokus hanya pada Al-Qur’an, tidak perlu memikirkan hal-hal lain, terlebih urusan dunia.

“Karena orang yang totalitas dalam menghafal Al-Qur’an semua kebutuhannya akan dipenuhi oleh Allah” kata beliau.

Ke depan jajaran pengurus Wilayah Zaid bin Tsabit (K) berharap akan ada banyak lagi santri yang bisa mengikuti apa yang telah dicapai oleh Mas Izzul dan Hilmy.

“Dengan kebehasilan dua orang ini, kami berharap akan ada banyak lagi santri yang bisa mengikuti pencapaian keduanya. Dan kami berkomitmen untuk terus mendukung program-progam ini guna melahirkan lebih banyak lagi generasi Qur’ay di masa-masa yang akan datang” ucap ustadz Ilyas menutup sesi wawancara sore itu. (Zbts/ZeinZee)

 

Editor : Ponirin Mika

Tangisan Rindu Nurul Jadid, Santri Asal Kepulauan

nuruljadid.net- “Pada saat terbangun dari tidur, aku selalu ingat pada teman-temanku di Pondok, ingat pada kiai dan guru-guru. Terkadang aku menangis mama, hingga air mata membasahi bajuku. Lihat jika mama tidak percaya” Kalimat ini diucapkan oleh Ahmad Subhan, Santri yang berasal dari Pulau Kangean Madura.

Setelah Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Jawa Timur memutuskan liburan Pesantren lebih awal akibat mewabahnya pandemi covid-19 di Indonesia. Maka liburan panjang dialami oleh santri-santri Nurul Jadid.
Akibatnya, banyak ungkapan kerinduan pada Pesantren. Kerinduan tersebut diungkapkan melalui video pendek dengan berbagam macam kalimat. Berbeda dengan santri yang bernama Ahmad Subhan. Ia lebih menceritakan kerinduannya pada mama dan ayahnya.

Ahmad Subhan santri berasal dari Kepulauan Kangean, Sumenep, Maduara. Ia merupakan santri yang berstatus siswa di Madrasah Aliyah Nurul Jadid (MANJ) bertempat di kelas XI, ingin segera balik ke Pondok. Ia menceritakan kerinduan untuk balik ke Pesantren kepada mamanya hampir setiap hari dengan mata yang membengkak akibat menangis yang tak berkesudahan. Sehingga membuat mamanya tidak mampu menahan air matanya juga, sembari berkata:

“Nak, kita berdo’a ya, agar virus corona segera hilang di dunia ini terutama di Indonesia. Nanti setelah virus ini tiada, Pesantren akan mengeluarkan pemberitahuan waktu kembalian santri dengan segera. Saya yakin itu nak. Makanya disamping kita harus mengikuti protap yang ditetapkan pemerintah, kita jangan lalai berdo’a kepada Allah. Karena Dialah dzat yang mengatur segalanya,” Ucap Siti Maryam, Mamanya Ahmad Subhan dengan suara terbata-bata.

Iya ma, saya selalu memanjatkan do’a saya pada Tuhan. Saya meminta agar virus yang menakutkan ini segera berakhir dan semua sahabat-sahabat saya santri yang lain bisa belajar lagi di Pesantren.

Diam dirumah dan tidak memiliki aktifitas yang produktif ini sangat membosankan. Tidur, bangun, main HP, tidur lagi, bangun lagi. Ini sebenarnya saya lakukan untuk menghilangkan kejenuhan. Saya ingin belajar seperti di Pesantren Nurul Jadid tempat saya mondok, yang sangat teratur, ada guru pendamping yang paling sangat saya ingat saat ngaji kepada para kiai di Pesantren,” Kata Ahmad Subhan pada nuruljadid.net-.

Pria yang berumur 17 tahun ini, mengungkapan kerinduan pada Pesantren kepada teman-temannya, ini salah satu cara agar kerinduannya bisa sedikit terobati.

“Lewat do’a saya, terpanjat harapan agar semua keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Begitu juga guru dan sahabat-sahabat saya, semoga Tuhan melimpahkan kasih sayang pada mereka,” Tambahnya.

 

Pewarta : PM

Kapolres Probolinggo Sowan Ke Ponpes Nurul Jadid

nuruljadid.net- Kapolres Probolinggo AKBP Ferdy Irawan sowan ke kediaman Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo KH. Moh. Zuhri Zaini, Kamis siang (14/05).

Kedatangan kapolres bersama anggotanya disambut oleh Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini, Sekretaris Yayasan KH. Hefny Rozak, Kabag Humpro Ustadz Ernawiyadi, Kasubbag Humas Ponirin Mika, Kasubbag Protokoler Ustadz Bashori Alwi.

Bapak Ferdy Irawan menyampaikan, sebenarnya keinginan saya untuk berkunjung ke Ponpes Nurul Jadid cukup lama, hanya terbentur dengan adanya wabah virus corona. Dan ada protap pemerintah dan bagian kesehatan harus diikuti. Jadi ditunda sampai hari ini. Kami bersilaturrahmi ke Ponpes Nurul Jadid untuk membangun sinergitas antara polres dan Pesantren Nurul Jadid.

“Kami siap bekerjasama dengan Pesantren Nurul Jadid, jika ada kegiatan di Pesantren ini, kami siap mengawal,” Ucapnya.

Mantan Kapolres Tanggerang selatan ini banyak bertanya tetang sejarah Pondok Pesantren Nurul Jadid dan jumlah santri yang mondok di Pesantren Nurul Jadid.

Kiai Zuhri menjelaskan dengan detail berkait sejarah Pondok Pesantren Nurul Jadid sekaligur profil singkat pendiri Pesantren KH. Zaini Mun’im.

Bapak Ferdy Irawan yang baru menjabat tiga bulan di polres probolinggo banyak bercerita tentang kondisi covid-19 yang saat ini mewabah.

” Dalam kondisi saat ini, lebih utama kita mengikuti protap kesehatan dan juga ketahanan tubuh (imun) perlu di jaga. Disamping itu, kejujuran masyarakat menjadi kunci keselamatan,” Kata AKBP Ferdy.

“Yang penting jangan takut berlebihan,khawatir ketakutan itu malah membuat persoalan baru,” Sambung Kiai Zuhri.

Pewarta : PM