Berkat Kerja Ekstra, Majalah Kreasi Siswa Terbit di Era Pandemi

nuruljadid.net-Lembaga Pers Siswa (LPS) Kharisma kembali berkreasi dalam rangka unjuk eksistensi dengan terbitnya majalah Kharisma, Rabu (13/01). Majalah yang kini memasuki edisi ke XXXII tersebut dikelola secara independen oleh siswa-siswi Madrasah Aliyah Nurul Jadid. Yang menarik adalah, majalah ini berhasil terbit  di era pandemic covid-19.

Nieke Eka Rachmawati, Pemimpin Redaksi mengutarakan bahwa di era pandemic ini penggarapan majalah membutuhkan kinerja yang ekstra. Pasalnya, Majalah yang sudah dipersiapkan hampir enam bulan tersebut harus rela untuk terlambat terbit. Hal tersebut juga dilatar belakangi oleh kendala komunikasi yang terjadi akibat pandemic.

“kami mempersiapkan sudah lama, namun terkendala komunikasi akibat pandemi dan libur panjang. Sehingga, ketika kembali ke pesantren kita harus menuntaskan tugas yang belum diselesaikan,” ujarnya.

Hal tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, merujuk pada kebijakan pusat Pondok Pesantren Nurul Jadid yang berupaya semaksimal mungkin agar wilayah pesantren tetap steril. Sehingga hal tersebut berimbas pada aktifitas madrasah. Pasalnya, sejauh ini pesantren telah mengeluarkan kebijakan lockdown sebanyak dua kali. Dan sempat menggunakan sistem pembelajaran luring.

Lebih jauh, ia mengatakan bahwa dibalik suksesi penerbitan majalah kali ini, hal yang paling penting adalah merawat komunikasi. Sebab, tanpa komunikasi antar redaksi, mustahil majalah tersebut akan terbit. “Komunikasi kan seperti kabel. sekalipun putus banyak cara untuk bisa menyambungnya kembali,” ujarnya disusul dengan gelak tawa.

Senada dengan hal tersebut, saudari Farahdilla Azzainiyah Fauzi mengutarakan bahwa yang sepesial dari penerbitan majalah kali ini adalah kekompakan. Menurutnya, di era pandemic covid-19 bukan alasan untuk terus produktif. “Kami ditekan untuk terus eksis di tengah pandemic,” ujar siswi yang menjabat sebagai editor majalah Kharisma ini.

Mengakhiri sesi wawancara, ia berpesan kepada seluruh pembaca untuk lebih menghargai sebuah karya. Sebab, karya menurutnya adalah potensi dan eksistensi yang tak ternilai harganya. “Dibalik karya, sejelek apapun nilainya adalah buah dari kesungguhan yang luar biasa,” pungkasnya sembari melempar senyum.

Pada edisi kali ini, majalah Kharisma mengangkat sebuah tema dengan isu pendidikan yang bertajuk “Fenomena Bimbingan Belajar Di Tengah Merdeka Belajar”.Tema tersebut diulas dari berbagai perspektif, yakni pendidikan, psikologi dan kecanggihan teknologi yang dipadukan dengan pembelajaran pesantren. Hal ini dapat dilihat dari tokoh yang dijadikan sumber utama majalah tersebut.

 

Pewarta    : Windana

Editor        : Ponirin Mika

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *