Kado Akhir Tahun: Nurul Jadid Juara Eco Pesantren 2021 Tingkat Provinsi

nuruljadid.net – Pasca Verifikasi dan Validasi Lapangan oleh tim juri dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur tentang pemenuhan standar pesantren berwawasan lingkungan, akhirnya Pondok Pesantren Nurul Jadid berhasil menjuarai Lomba Eco Pesantren tahun 2021 tingkat provinsi Jawa Timur tersebut.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur nomor 188/813/KPTS/013/2021 tentang Penghargaan Eco Pesantren Provinsi Jawa Timur Tahun 2021. Sebagai tindak lanjut dari Berita Acara Hasil Penilaian Eco Pesantren Provinsi Jawa Timur Tahun 2021 tanggal 18 November 2021 surat nomor 660/16695/111.5/2021 yang ditentukan oleh Tim Juri. Maka, Pondok Pesantren Nurul Jadid dinyatakan layak menyandang titel Eco Pesantren tahun 2021 bersama 9 pesantren lainnya.

(SK. Gubernur Jawa Timur tentang Penghargaan Eco Pesantren Provinsi Jawa Timur Tahun 2021)

Gus Muhammad Fakhri Pembina Bidang Konservasi Lingkungan Hidup (BKLH) Nurul Jadid mengungkapkan rasa syukurnya atas capaian prestasi ini di group telegram tim Eco Pesantren Nurul Jadid seusai dibagikannya informasi kemenangan ini. “Sebelumnya terimakasih atas kerjasamanya dan kerja kerasnya dari semua teman-teman yang ada selama penyiapan dan persiapannya Eco Pesantren. Congrats to us! Najaahan bina! Selamat buat kita semuanya,” ungkap beliau.

Salah satu anggota tim teknis lapangan BKLHNJ yang akrab disapa Cak Faruq juga mengungkapkan kebahagiaan dan harapan atas pencapaian penghargaan Eco Pesantren tingkat Jawa Timur tahun 2021 ini. “Semoga hal ini menjadi motivasi sekaligus bisa membangkitkan kesadaran kita (santri) untuk lebih peduli dan lebih giat lagi dalam mengupayakan, dan menjaga kebersihan serta kelestarian lingkungan pondok pesantren tercinta Pondok Pesantren Nurul Jadid,” imbuhnya kepada nuruljadid.net. hal ini pun diamini oleh anggota group yang lain.

Harapannya dengan diadakannya program Eco Pesantren ini, Pondok Pesantren Nurul Jadid akan lebih termotivasi dan bertanggung jawab dalam meningkatkan kebersihan, pendidikan dan konservasi lingkungan yang berkelanjutan (environmental sustainability). Cita-cita ini tidak akan terwujud apabila setiap individu pesantren pimpinan, pengurus, guru, dosen, karyawan dan santri secara kolektif kolegial tidak ikut menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di pesantren.

Untuk 9 pesantren lainnya yang mendapatkan penghargaan Eco Pesantren adalah PP. Raudlatul Malikiyyah Ketapang Kota Probolinggo, PPTQ. Al Munawwaroh Bungah Kab. Gresik,  PP. Al- Baitul Hikmah Tempurejo Kab. Jember, PP. As-Syalafi Al-Fitrah Kota Surabaya, PP. Miftahul Mubtadiin Ar-Ridlo Kab. Nganjuk, PP. Mambaul Hikam Kab. Jombang, PP. Al-Kautsar Kabupaten Banyuwangi, PP. At-Tanwir Kabupaten Bojonegoro, PP. Al-Hijrah Kab. Ngawi.

 

(Humas Infokom)

Lagi dan lagi! LPBA Harumkan Nurul Jadid di Kancah Nasional

nuruljadid.net – seakan tidak pernah absen prestasi, Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) kembali harumkan Pondok Pesantren Nurul Jadid di kancah Nasional. Sejak bulan Oktober kemarin, LPBA Nurul Jadid memborong beragam prestasi, yang berlanjut hingga awal bulan Desember 2021 ini. LPBA berhasil mengoleksi 3 kemenangan pada 2 cabang perlombaan diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Syeikh Ali Rahmatullah (SATU) Tulung Agung provinsi Jawa Timur.

Pada cabang lomba pertama, yaitu Lomba Debat, ketiga peserta didik LPBA yang bernama M. Afifurrohman, Ilman Huda, dan Salmanul Faris menunjukkan kelihaiannya dalam debat berbahasa Arab. Sehingga mereka dengan rasa syukur berhasil meraih juara 2. Selain itu, pada cabang lomba yang sama, satu tim lagi yang beranggotakan Ahmad Jaelani, Ilham Prastiko, dan Robi Abdul Haq berhasil raih posisi harapan 1.

Di jenis lomba Khitobah, delegasi LPBA atas nama Ilham Prastiko Sultani sukses menjadi yang terbaik Juara 1 di level nasional. Semua perlombaan diikuti dengan baik oleh peserta didik LPBA. Sehingga menjadi kebanggaan tersendiri karena telah berkontribusi dalam mengharumkan nama LPBA khususnya, dan Pondok Pesantren Nurul Jadid pada umumnya.

Lomba tersebut terbagi menjadi dua babak, babak penyisihan dan final. Untuk babak penyisihan dilakukan secara daring. Sedangkan untuk babak final dilakukan secara luring sehingga peserta lomba berkesempatan untuk mengunjungi kampus UINSATU Tulung Agung sekaligus mengikuti penutupan acara.

“Mengutip dari perkataan Tan Malaka, yakni terbentur, terbentur, dan terbentuk. Ini yang selalu kami tanamkan kepada peserta didik untuk mereka jadikan motivasi,” ujar Fauzi Rahman selaku pendamping lomba

Semangat LPBA Nurul Jadid tak pernah berhenti untuk terus berkobar mengharumkan nama Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo di berbagai perlombaan dan kesempatan dengan segudang prestasinya dari tingkat provinsi, nasional hinggal regional. Sehingga, mereka saat ini dapat merasakan buah manis dari suatu perjuangan.

Harapan kedepannya prestasi yang telah diperoleh mampu memotivasi dan menginspirasi peserta didik lainnya agar turut berpartisipasi dan berprestasi bersama untuk mengharumkan nama megah Nurul Jadid sebagaimana termaktub dalam lirik syair Hymne Pondok Pesantren Nurul Jadid.

 

 

(Humas Infokom)

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar pada Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kelas X TKJ SMK Nurul Jadid

Oleh Mashudi, S. Kom (Guru SMKS Nurul Jadid Paiton Probolinggo)

 

PENDAHULUAN

Sistem pembelajaran di SMKS Nurul Jadid Paiton Probolinggo khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah mulai mengalami pergeseran paradigma dari pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pendidik (teacher centered) menjadi berpusat pada peserta didik (student centered). Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered) diharapkan dapat membuat peserta didik terampil dalam membangun pengetahuannya secara utuh. Keterampilan membangun pengetahuan ini sudah seharusnya dapat diaplikasikan dalam suatu institusi pendidikan sekolah agar tujuan pendidikan dapat tercapai melalui pelaksanaan kurikulum 2013. Berdasarkan hasil pengamatan pada saat pembelajaran peserta didik kurang termotivasi untuk belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Mereka kurang berinisiatif untuk mencoba menyelesaikan masalah tersebut secara mandiri. Di dalam laboratorium komputer banyak peserta didik yang melakukan aktivitas diluar kegiatan belajar TIK (misalkan berbicara sesama teman, dan membuka media sosial. Walaupun peserta didik dilarang membuka media sosia saat pembelajaran praktik tetapi sebagian peserta didik ada yang masih melanggar). Peserta didik di kelas X TKJ apabila diperintah oleh guru untuk mencari suatu informasi yang berhubungan dengan materi-materi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kehidupan sehari hari, peserta didik selalu mengeluh. Berdasarkan data hasil ulangan sebelumnya. peserta didik kelas X TKJ mendapatkan nilai TIK rata rata 72,71 yang belum mencapai nilai rata rata lebih dari atau sama dengan 75. Dari 34 Peserta didik yang telah mencapai ketuntasan adalah 19 peserta didik atau 55.9%. dan 15 peserta didik yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 15 atau 44.1%, dengan nilai terendah 50 dan tertinggi 98.

Uraian di atas menunjukkan adanya masalah pembelajaran di kelas X TKJ yang bermacam-macam. Salah satu diantaranya yaitu peserta didik kurang termotivasi memecahkan masalah yang menyebabkan hasil belajar pada pembelajaran TIK tidak sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, peneliti perlu mengadakan usaha perbaikan. Kurikulum yang digunakan pada tahun pelajaran 2021/2022 adalah Kurikulum 2013. Kurikulum ini mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter. Peserta didik dituntut paham materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki karakter yang baik. Alternatif yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah pembelajaran TIK adalah dengan menggunakan Scientific Approach (Pendekatan Ilmiah). Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan ilmiah, yaitu pembelajaran yang mendorong peserta didik lebih mampu dalam mengamati, menanya, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Model pembelajaran yang memakai pendekatan ilmiah, salah satunya adalah model Problem Based Learning (PBL). Penerapan model pembelajaran yang berbeda dari model konvensional diharapkan dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) menunjang materi TIK karena memiliki ciri-ciri pembelajaran yang diawali dengan masalah, biasanya masalah memiliki konteks dengan dunia nyata, peserta didik secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah, dan melaporkan solusi dari masalah. Sesuai dengan uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kelas X TKJ di SMKS Nurul Jadid Paiton Probolinggo Tahun Pelajaran 2021/2022. Identifikasi masalah dari penelitian tindakan ini adalah;

  • Diperlukan kemampuan pemahaman konsep yang baik dalam materi Teknologi Informasi dan
  • Kurangnya motivasi peserta didik dalam belajar Teknologi Informasi dan
  • Peserta didik pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Teknologi Informasi dan
  • Dibutuhkannya model pembelajaran berorientasi student centered yang dapat memperbaiki pemahaman konsep peserta didik pada materi Teknologi Informasi dan
  • Sebagian peserta didik belum terbiasa untuk belajar mandiri dan berfikir kritis
  • Peserta didik kesulitan dalam memecahkan suatu masalah-masalah yang berhubungan dengan materi Teknologi Informasi dan
  • Hasil belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi pada peserta didik kelas X TKJ di SMKS Nurul Jadid Paiton Probolinggo belum mencapai nilai 75.

Untuk menghindari terjadinya perluasan masalah yang diteliti maka dalam penelitian ini terdapat batasan masalah yaitu: Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi pokok TIK.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

  • Bagaimanakah implementasi model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kelas X TKJ di SMKS Nurul Jadid Paiton Probolinggo?
  • Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan implementasi model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kelas X TKJ di SMKS Nurul Jadid Paiton Probolinggo?
  • Bagaimanakah efektivitas implementasi model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kelas X TKJ di SMKS Nurul Jadid Paiton Probolinggo?

Berdasarkan rumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk:

  • Untuk mengetahui bagaimana implementasi model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kelas X TKJ di SMKS Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
  • Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan implementasi model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kelas X TKJ di SMKS Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
  • Untuk Mengetahui efektifitas implementasi model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kelas X TKJ di SMKS Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Motivasi

Menurut Hamzah B.Uno (2016: 1) Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Ngalim Purwanto (2009:73) motivasi merupakan suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu. Dalam hal belajar, motivasi menjadi hal penting sebagai syarat mutlak dalam belajar. Demikian hasil belajar peserta didik akan lebih baik bila peserta didik memiliki dorongan motivasi untuk berhasil. Sebab ada kecenderungan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi mungkin akan gagal. Hakikat motivasi belajar menurut Uno (2016: 23) adalah dorongan internal dan eksternal pada pelajar yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  • adanya hasrat dan keinginan berhasil,
  • adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
  • adanya harapan dan cita-cita masa depan,
  • adanya penghargaan dalam belajar,
  • adanya keinginan menarik dalam belajar,
  • adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Menurut Oemar Hamalik (2001: 158) “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”. Berdasarkan dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu tenaga potensial dalam bertindak untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik dalam rangka pencapaian tujuan. Motivasi dalam kegiatan belajar mengajar akan berdampak pada perilaku peserta didik yang rajin dalam belajar dan tekun dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi yang ia pelajari. Hasil belajar yang kurang optimal karena motivasi belajarnya kurang. Belajar Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru. Menurut Sardiman (2014: 20) belajar itu akan lebih baik kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar itu merupakan perubahan tingkah laku pada individu yang belajar. Belajar adalah proses aktif peserta didik untuk mempelajari dan memahami konsep konsep yang dikembangkan sendiri atau kelompok, baik mandiri maupun dibimbing. Belajar merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap orang, mulai dari lahir sampai ke liang lahat tidak terkecuali baik pria maupun wanita. Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan bagi para pendidik khususnya para guru. Ada berbagai definisi yang diungkapkan oleh para pakar untuk membahas tentang definisi belajar. Hilgard and Bower dikutip dari Ngalim Purwanto (2009: 84) mengatakan bahwa, Belajar merupakan proses mental yang terjadi pada diri sendiri seseorang yang menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadarinya. Menurut Omar Hamalik (2001:154), belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar itu ditandai adanya perubahan tingkah laku. Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku. Tanpa mengamati tingkah laku, kita tidak dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar. Perubahan perilaku tersebut bersifat potensial dan perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau interaksi dengan lingkungan. Model Problem Based Learning (PBL) Menurut Dewey (dalam Sudjana 2012: 19) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman peserta didik yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya. Pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana peserta didik mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri. Pendapat ini senada dengan yang dikemukakan oleh Arend (dalam Trianto, 2011: 92) bahwa, Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana peserta didik mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir ke tingkat yang lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Lebih lanjut Dewey (dalam Sudjana, 2011: 19) menyatakan belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Boud dan Feletti (dalam Rusman 2010: 230) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan. Kurikulum pembelajaran berbasis masalah membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, refleksi, kritis dan belajar aktif. Kurikulum Pembelajaran Berbasis Masalah memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik dibanding pendekatan yang lain Jadi model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Dengan model pembelajaran ini, peserta didik dari sejak awal sudah dihadapkan kepada berbagai masalah kehidupan yang mungkin akan ditemuinya kelak pada saat mereka sudah lulus dari bangku sekolah.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian PTK, yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana guru yang mengajar sebagai peneliti. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Sementara itu, dilihat dari teknik penyajian datanya, penelitian menggunakan pola deskriptif. Strategi penelitian dengan model siklus karena obyek penelitian yang diteliti hanya satu sekolah. Tahap-tahap siklus dapat dilanjutkan ke siklus berikutnya secara ulang sampai permasalahan yang dihadapi dapat teratasi atau terpecahkan. Penelitian ini bertempat di SMKS Nurul Jadid Paiton Probolinggo tahun pelajaran 2021/2022. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil Tahun pelajaran 2021/2022. Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas X TKJ semester ganjil di SMKS Nurul Jadid Paiton Probolinggo tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 34 peserta didik yang terdiri dari peserta didik 34 laki-laki. Objek penelitian yang digunakan adalah kemampuan pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) materi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

  • Teknik Observasi. Observasi dilakukan pada aktivitas peserta didik kelas X TKJ SMKS Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan di kelas dengan mengamati proses pembelajaran itu berlangsung.
  • Teknik Dokumen. Dengan melakukan pengumpulan dokumen-dokumen dan catatan sekolah berupa data nama peserta didik kelas X TKJ. Sedangkan dokumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak selama proses pembelajaran berupa RPP, dan nilai hasil belajar peserta didik tentang materi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menggunakan pendekatan problem based learning.
  • Metode Tes. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya materi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Metode tes ini berupa tugas mengerjakan soal tes. Hasil tes dikelompokkan berdasarkan nilai yang kurang dari 75 dan yang lebih dari 75.
  • Metode Angket. Angket ini digunakan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar peserta didik sesudah dilaksanakan model pembelajaran problem based learning. Angket motivasi ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut.
  • Teknik Wawancara. Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan berita, data, atau fakta di lapangan. Prosesnya bisa dilakukan secara langsung bertatap muka dengan narasumber. Dalam penelitian ini dilaksanakan wawancara sebagai sumber data yaitu peserta didik yang menonjol mendapatkan nilai tertinggi dan peserta didik yang mendapatkan nilai terendah di kelas X TKJ SMKS Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Hasil wawancara digunakan untuk mencari kelebihan dan kelemahan dan untuk mengetahui reaksi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah proses dan hasil belajar, yang dimaksud proses disini adalah motivasi siswa sedang hasil belajar yaitu aspek kognitif. Dalam penelitian ini, soal tes kognitif dan angket motivasi diberikan pada setiap akhir siklus, akhir siklus I dan akhir siklus II. Data penelitian mengenai motivasi siswa secara ringkas disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Presentasi Tingkat Motivasi Belajar Siklus I

Predikat

Jumlah Presentasi
Tinggi 13 38 %
Sedang 21 62 %
Rendah 0 0 %

Data penelitian mengenai hasil belajar siswa pada siklus I disajikan dalam Tabel 2 berikut

Tabel 2 : Rekap Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Pada Siklus I

Nilai Jml (%) Kategori
88 – 100 5 14,7 % Tuntas
65 – 87 21 61,8 % Tuntas
67 – 74 6 17,6 % Belum
< 67 2 5,9 % Belum
Jumlah 34 100 %

Dari data tersebut di atas dalam proses terlihat bahwa, 26 peserta didik atau 76.5% peserta didik memperoleh nilai lebih dari 75 dan 8 peserta didik atau 23.5% peserta didik memperoleh nilai di bawah 75. Jika dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 77.7. Indikator kerja penelitian yang mensyaratkan keberhasilan peserta didik dalam pencapaian nilai rata rata adalah 75 dan ketuntasan klasikal adalah 85% peserta didik maka dengan demikian pembelajaran masih harus perlu diperbaiki melalui siklus II.

Tabel 3. Rekap Prestasi Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Pada Siklus II

Nilai Jml (%) Kategori
88 – 100 17 50 % Tuntas
65 – 87 15 44,1 % Tuntas
67 – 74 2 5,9 % Belum
< 67 Belum
Jumlah 34 100 %

Dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus II dapat diinterpretasikan bahwa; melalui penggunaan model pembelajaran Problem based learning (PBL) dengan tindakan yang tepat dapat meningkatkan Hasil Belajar pada materi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kelas X TKJ SMKS Nurul Jadid Paiton Probolinggo tahun pelajaran 2021/2022 terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar mencapai ketuntasan belajar mencapai 94,11%.

Tabel 4. Persentase Tingkat Motivasi Belajar Siklus II

Predikat Jumlah Presentasi
Tinggi 31 91 %
Sedang 3 9 %
Rendah 0 0.00 %

Berdasarkan tabel 4 tersebut dapat disimpulkan bahwa; dengan penerapan model PBL dalam pembelajaran memotivasi siswa untuk belajar bersungguh-sungguh dan lebih fokus. Hal tersebut ditunjukkan hasil angket siswa yang mengalami peningkatan. Berikut tabel rincian peningkatan dari siklus I dan siklus II.

Tabel 5. Peningkatan Hasil Tindakan Setiap Siklus

Peningkatan Siklus I Siklus II
Jml % Jml %
Motivasi Tinggi 13 38 31 91
Ketuntasan 26 76,5 32 94,1
KKTP 75 75

Pada proses pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) terdapat temuan-temuan sebagai berikut:

Kelebihan Penerapan model Problem Based Learning

Dari hasil wawancara pada hari Senin tanggal 22 November 2021 yang dilakukan pada peserta didik kategori pandai:

  • Pembelajaran dengan model PBL yang dipadukan dengan praktikum dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru hal tersebut akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
  • Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
  • Pembelajaran dengan model PBL dapat diterapkan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan bidang studi yang lain.

 

Kelemahan Penerapan Model PBL

Dari hasil wawancara yang dilakukan hari Senin, tanggal 22 November 2021 kepada peserta didik yang kategorinya kurang pandai.Hasil wawancara itu bisa diambil kesimpulan:

  • Penggunaan model problem based learning kurang efektif apabila diterapkan pada siswa yang kurang aktif.
  • Proses pembelajaran dengan PBL menekankan siswa untuk selalu berfikir dan terus berfikir.
  • Evaluasi Efektifitas;
  1. Evaluasi Reaksi Peserta Didik Pembelajaran dengan penerapan model problem based learning (PBL) reaksi peserta didik menjadi tertarik, senang dan termotivasi untuk belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sebagian besar (diatas 90%) menjawab setuju, hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Pelaksanaan post tes setelah siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Nilai rata rata pada siklus I sebesar 77,7 meningkat menjadi 86,9 dengan kategori baik. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.
  2. Komponen “Learning Process” Komponen Learning Process sebenarnya memfokuskan ke evaluasi proses. Evaluasi proses pembelajaran dapat dilihat dari pelaksanaan pembelajaran dari siklus satu dan siklus dua. Pada kegiatan praktikum dan diskusi secara umum dapat berjalan dengan baik, siswa ikut terlibat dalam kegiatan diskusi. Hasil belajar peserta didik sebelum tindakan nilai rata-rata 72,71 dengan ketuntasan 55,9%. Setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan hasil belajar. Nilai rata-rata setelah siklus I adalah 77,7 dengan ketuntasan 76,5% dan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 86,9 dengan ketuntasan 94,1% , hal ini menunjukkan bahwa dengan proses pembelajaran tersebut peserta didik dapat mencapai ketuntasan secara klasikal.
  3. Komponen Behavior Pada penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran Problem based learning (PBL) maka motivasi peserta didik terhadap pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) materi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bertambah. Selain terjadi peningkatan pada motivasi dan hasil belajar peserta didik, peningkatan juga terlihat pada peserta didik lebih bersikap aktif dalam proses pembelajaran.
  4. Evaluasi “Result” Pelaksanaan proses pembelajaran dengan model problem based learning (PBL) muncul dampak yang positif pada peserta didik. Peserta didik menjadi tertarik dan bersemangat dalam mengerjakan soal-soal Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang selama ini dianggap sulit ternyata dengan penerapan problem based learning (PBL) menjadi lebih menarik.

KESIMPULAN

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Sistem Komputer Kelas X TKJ di SMKS Nurul Jadid Paiton Probolinggo Tahun Pelajaran 2021/2022. Sedangkan untuk ketuntasan belajar peserta didik adalah 75, kemampuan awal ketuntasan mencapai 55.9% dapat meningkat pada siklus I menjadi 76.5%, dan pada siklus II menjadi 94.1%. Melalui penerapan pembelajaran Problem based learning (PBL) dengan tindakan yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada materi Teknologi Informasi dan Komunikasi kelas X TKJ SMKS Nurul Jadid Paiton Probolinggo Tahun Pelajaran 2021/2022.

Kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning;

  • Pembelajaran dengan model PBL yang dipadukan dengan praktikum dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru hal tersebut akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
  • Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
  • Pembelajaran dengan model PBL dapat diterapkan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan bidang studi yang lain.

Kelemahan model pembelajaran Problem Based Learning;

  • Penggunaan model problem based learning kurang efektif apabila diterapkan pada siswa yang kurang aktif.
  • Proses pembelajaran dengan PBL agak merepotkan, dan menekankan siswa untuk selalu berfikir dan terus berfikir.
  • Evaluasi Efektifitas;
  1. Evaluasi Reaksi Peserta Didik Menerapkan model pembelajaran Problem based learning (PBL), reaksi peserta didik menjadi senang belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), senang mengerjakan soal-soal Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dan motivasi belajarnya meningkat. Pelaksanaan post tes setelah Penerapan model Problem based learning (PBL) dilakukan pada siklus pertama dan siklus kedua dengan dengan kategori Baik, karena siklus I rata- rata nilai 77,70 dan siklus II rata-rata nilai 86,90 ada peningkatan 17.6%.
  2. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dapat diambil kesimpulan bahwa proses kegiatan belajar mengajar mengalami peningkatan aktivitas baik peserta didik maupun guru.
  3. Komponen Behavior, Selain terjadi peningkatan pada motivasi dan hasil belajar peserta didik, peningkatan juga terlihat pada peserta didik lebih bersikap aktif dalam proses pembelajaran, peserta didik lebih terlatih dalam menyelesaikan masalah-masalah secara mandiri.
  4. Evaluasi “Result”. Setelah dilaksanakan tindakan penerapan pembelajaran model Problem based learning (PBL) ini muncul dampak yang positif. Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang selama ini dianggap sulit ternyata dengan penerapan problem based learning (PBL) menjadi lebih menarik.

SARAN

Model pembelajaran Problem based learning (PBL) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang terdapat dalam Kurikulum 2013

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M.T.2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada Media Group.

Hamzah. B Uno. 2016. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Ngalim Purwanto. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Prayitno.1989. Motivasi Dalam Belajar dan Berprestasi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali.

Sardiman. A.M.2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.

Syaiful Bahri Djamarah. dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Peringati Hari HIV/AIDS se-Dunia dan Menanam Pohon Nasional, Poskestren Nurul Jadid Gelar Serangkaian Acara

nuruljadid.net – Memperingati hari HIV/AIDS se-Dunia dari Menanam Pohon Nasional, Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) Nurul Jadid yang merupakan gabungan Santri Husada dan Satuan Karya Bakti Husada Nurul Jadid melaksanakan beberapa rangkaian kegiatan. Diantaranya Lomba Desain Poster Santri, Seminar Kesehatan dan penyerahan pohon secara simbolis di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid, Jumat (03/12).

Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Direktur Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah, Kepala Dinas Kesehatan Probolinggo dr. Shodiq Tjahjono, dan tamu undangan lainnya di hadapan ratusan peserta santri puteri yang terdiri dari Santri Husada dan Saka Bakti Husada Putri Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Dalam sambutannya, Direktur Klinik Az-Zainiyah Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan sinergi bersama antara Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid, BKLH Nurul Jadid dan Dinas Kesehatan Probolinggo untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman santri tentang HIV/AIDS dan pentingnya menjaga lingkungan.

“Kegiatan ini kami laksanakan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Problinggo dan BKLH Nurul Jadid, karena untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan dan kesehatan di Pondok Pesantren Nurul Jadid  kita tidak bisa dengan mudah melakukannya sendiri, melainkan harus saling bergandengan tangan dan saling memberikan informasi. Kegiatan ini dilatarbelakangi dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman santri tentang HIV/AIDS, dan ajakan bagi mereka untuk hidup sehat, terutama dengan menjaga lingkungan sekitar,” tutur Ny. Hj. Qodriyatul Khodijah

(Penyampaian materi tentang upaya pencegahan dari infeksi HIV/AIDS oleh dr. Hamidatul Musyarrofah)

Selanjutnya, peserta seminar diminta untuk saling berkomitmen menjauhi penyalahgunaan konsumsi narkoba, dengan kompak mereka mengatakan “Santri Nurul Jadid: Say No To Drugs, Say No To Zina.” Tindakan ini dilakukan sebagai sikap untuk mengingatkan santri bahwa mengkonsumsi narkoba dan tindakan zina adalah dua dosa besar dan sangat berbahaya bagi kesehatan hingga wajib dijauhi.

(Penyerahan pohon secara simbolis dari pembina Santri Husada dan Saka Bakti Husada kepada perwakilan BKLH Nurul Jadid)

Sementara itu, dalam peringatan hari Menanam Pohon se-Dunia, Saka Bakti Husada dan Santri Husada Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid melaksanakan penyerahan pohon secara simbolis kepada Bidang Konservasi Lingkungan Hidup (BKLH) Nurul Jadid pada serangkaian acara seminar kesehatan tersebut.

(Penyerahan trofi dan piagam penghargaan kepada pemenanga lomba desain poster dalam rangka memperingati Hari HIV/AIDS se-Dunia)

Sebelum seminar berlangsung, panitia mengumumkan para pemenang lomba poster dan menyerahkan hadiah berupa trofi dan piagam penghargaan serta bingkisan merchandise Klinik Az-Zainiyah kepada para pemenang di atas pentas.

Pematerian seminar kesehatan berlangsung sekitar 1,5 jam dengan Narasumber dr. Hamidatul Musyarrofah menjelaskan tema “Akhiri Ketidaksetaraan Akhiri AIDS.” Pemateri dengan asyik menjelaskan tentang pengertian HIV/AIDS, bahaya penyakit AIDS, hingga cara pencegahan penyakit tersebut di depan ratusan peserta santri puteri. Tampak jelas raut wajah antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan ini hingga selesai dengan bekal pengetahuan yang sangat berarti untuk diterapkan.

 

(Humas Infokom)

Jatim Kasus HIV/AIDS Tertinggi, Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid Gelar Seminar Kesehatan

nuruljadid.net – Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid adakan Seminar Kesehatan dalam rangka pencegahan terhadap maraknya penyakit HIV/AIDS di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa Timur dengan kasus tertinggi pada Jum’at pagi (03/12) lalu. Seminar itu bertempat di Aula 1 Pesantren Nurul Jadid diikuti 126 Santri Husada dan 87 Saka Bakti Husada Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Untuk saat ini, Jatim berada pada posisi tertinggi se-Indonesia untuk kasus HIV/AIDS. Tahun 2021 ini, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mendata sebanyak 2.526 orang terinfeksi virus HIV/AIDS. Oleh karenanya, pemerintah sedang berupaya memperluas cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu sebagai tindakan preventif.

(Pemateri dr. Hamidatul Musyarrofah menampilkan data kasus HIV/AIDS di Indonesia dan Jatim berada pada posisi paling atas)

Dilatarbelakangi oleh Kasus HIV/AIDS di Jawa timur yang cukup tinggi, Klinik Az-Zainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid tergerak dalam berupaya secepat mungkin melakukan tindakan edukatif dan preventif khususnya di kalangan santri. Klinik Az-Zainiyah menggelar Seminar Kesehatan untuk sosialisasi pentingnya merangkul penderita namun waspada dengan bahayanya HIV/AIDS yang bertajuk “Akhiri Ketidaksetaraan, Akhiri AIDS.”

Seminar tersebut menghadirkan dr. Hamidatul Musyarrofah sebagai pemateri. Selain itu, acara dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dr, Shodiq Tjahjono, Direktur Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah, tamu undangan, Santri Husada dan Saka Bakti Husada Pondok Pesantren Nurul Jadid.

(dr. Hamidatul Musyarrofah menyampaikan kiat pencegahan agar terhindar dari infkesi HIV/AIDS pada Seminar Kesehatan)

Untuk melakukan pencegahan sedini mungkin pesantren tidak bisa bergerak sendiri, tentunya perlu bekerjasama dengan dinas kesehatan untuk saling mmberi informasi. “Kita tidak bisa dengan mudah melakukannya sendiri, melainkan harus bergandengan tangan dan saling memberikan informasi,” papar Ny. Hj Qadriyatul khodijah di depan para tamu undangan dan santriwati peserta seminar.

Ratusan santriwati yang mengikuti seminar tampak begitu antusias. Mereka fokus dalam menerima ilmu baru yang disampaikan oleh penyaji. Tidak hanya pemaparan materi satu arah, para santriwati diberikan kesempatan untuk bertanya kepada penyaji terkait tema yang tengah dibahas.

Di akhir seminar, peserta dengan serentak menyorakkan tagline “Santri Nurul Jadid Say No to Drugs Say No to Zina.”. kegiatan seminar kesehatan ditutup dengan doa dan pemberian piagam penghargaan kepada penyaji dr. Hamidatul Musyarrofah dri Direktur Klinik Az-Zainiyah Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah.

(Humas Infokom)

Tiga Pendidik Nurul Jadid Raih Penghargaan Gubernur Jawa Timur pada GCC 2021

nuruljadid.net – Setelah banyak torehan prestasi yang disumbangkan santri, kini giliran tiga pendidik Pondok Pesantren Nurul Jadid yang memenangkan lomba pada acara Penganugerahan Pemenang GTK Creative Camp (GCC) Batch-2 tahun 2021 diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Dua pendidik meraih Apresiasi 10 Besar Penulis Buku dan satu yang lain Juara 3 Bahasa Inggris. Para pemenang mendapatkan piagam penghargaan dari Gubernur Jatim Ibu Khofifah Indar Parawansa di Isyana Ballroom, Bumi Surabaya City Resort minggu lalu (28/11).

6.331 Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) di Jawa Timur berpartisipasi pada 10 kategori kompetisi inovasi pendidikan digagas Dinas Pendidikan Jatim melalui bidang Pembinaan GTK. Alhasil, dari 13 total pemenang perwakilan Cabdin wilayah Probolinggo, Nurul Jadid menyumbangkan 3 trophy dan mengantarkan Cabdin wilayah Probolinggo keluar sebagai Juara Umum kedua setelah Cabdin Bojonegoro disusul Cabdin Jember.

(Dr. KH. Moh. Mahfudz Faqih, M.Si. menerima pengharagaan dari Kepala Dinas Pendidika Jawa Timur Dr. Ir. Wahid Wahyudi, MT.)

Dr. KH. Moh. Mahfudz Faqih, M.Si selaku Dosen Unuja dan Kepala Banwas Nurul Jadid peraih apresiasi 10 besar penulis buku non-fiksi berjudul “Mengembangkan Regulasi Diri Siswa” mengungkapkan rasa syukurnya setelah penganugerahan. “Untuk kesekian kalinya, saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas terpilihnya buku ini sebagai 10 besar buku terbaik menyisihkan 700-an lebih naskah buku yang diikutkan pada ajang GCC 2021 oleh Dindik Jatim,” ungkap beliau.

(Guru SMK Nurul Jadid Nurul Laili Syofaria, S.Kom menerima penghargaan dari Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Dr. Ir. Wahid Wahyudi, MT.)

Penulis Novel “Cinderella Pesantren” Nurul Laili Syofaria guru SMK Nurul Jadid mengampu mata pelajaran produktif Multimedia. Hobinya menulis fiksi telah berhasil mengantarkan Ibu Laili meraih Apresiasi 10 besar penulis buku fiksi dalam event GCC Batch-2 2021. Novel Cinpes ini adalah karya sequel perdananya rilis tahun 2019 dan sampai tahun ini telah terbit 3 buku, novel sequel “Maaf” dan “Rahasia”. Semua kisah yang diangkat adalah seputar kehidupan santri dan keluarga pesantren. Sehingga novel ini bentuk dakwah melalui tulisan kepada masyarakat umum.

(Guru SMK Nurul Jadid Mujiburrohman, S.Kom menerima penghargaan dari Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Dr. Ir. Wahid Wahyudi, MT.)

Prestasi lainnya dalam bidang Bahasa Inggris tingkat SMK diraih oleh Mujiburrohman guru SMK Nurul Jadid. Lomba yang mengusung tema local culture (kebudayaan lokal) ini menjadi tantangan tersendiri bagi Bapak Mujib untuk mengeksplorasi budaya Probolinggo. Alhasil, mengangkat kisah dan nilai sejarah di balik Candi Jabung dan Tari Kiprah Glipang berhasil menjadikannya Juara ketiga menyisihkan 600-an lebih karya video local culture GTK Jatim lainnya.

Kepala Dindik Jatim, Wahid Wahyudi menuturkan GTK Creative Camp merupakan wadah bagi guru dan tendik yang meliputi kepala sekolah, pengawas, petugas lab, petugas perpustakaan dan administrasi dalam menghasilkan terobosan inovasi teknologi dalam pembelajaran terlebih dengan kondisi pandemi.

“Pada era pandemi ini, Guru dan Tenaga Kependidikan harus kreatif dan inovatif dalam memberikan layanan Pendidikan kepada peserta didik dengan memanfaatkan teknologi digital, sehingga GCC ini merupakan wadah untuk tujuan tersebut,” terang Wahid.

Pada sambutannya Gubernur Jawa Timur Ibu Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi kegiatan GCC yang diselenggarakan oleh Dindik Jatim. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan GCC ini sebagai ikhtiar peningkatan mutu Pendidikan di Jawa Timur khususnya pada masa pandemi covid-19 saat ini,” tutur Ibu Khofifah di depan seluruh pemenang GCC Batch-2 2021.

Cabang Dinas Pendidikan wilayah Probolinggo berhasil meraih Juara Umum 2 dengan 13 kemenangan setelah terpaut 1 poin kemenangan dengan Bojonegoro yaitu 14 kemenangan dari 10 kategori lomba tingkat SMA, SMK dan PKLK.

Kiswanto Kepala Cabdin Kota/Kab. Probolinggo bersyukur atas capaian prestasi yang diperoleh dan mengapresiasi prestasi rekan GTK yang berhasil mengharumkan nama Probolinggo. “Saya bersyukur, mengapresiasi dan berterimakasih kepada seluruh GTK pemenang dari Probolinggo yang berhasil juara, kita jangan mudah berpuas diri, karena perlu mempersiapkan lebih baik dan matang untuk GCC tahun depan terutama di dua kategori yang belum berhasil kita menangkan yaitu Seni Budaya dan CAD,” pungkas Kiswanto.

 

(Humas Infokom)

Tingkatkan Kompetensi SDM, IAIN Salatiga Sambung Silaturrahmi dengan Nurul Jadid

nuruljadid.net – Dalam rangka meningkatkan kompetensi dosen dan karyawan, Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Salatiga Jawa Tengah melakukan kunjungan dan silaturahmi ke Pondok Pesantren Nurul Jadid, Rabu (01/12) sore.

Pada kesempatan tersebut, Kabag. Humas dan Protokoler Nurul Jadid Dr. Syamsuri Hasan beserta pengurus lainnya menyambut rombongan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga Jawa Tengah yang dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Dakwah Dr. Mukti Ali, M. Hum. di gedung Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Dakwah Dr. Mukti Ali, M. Hum. menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan Pondok Pesantren Nurul Jadid telah menerima kunjungan rombongan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga Jawa Tengah dan menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatannya pada acara kunjungan tersebut.

(Dekan Fakultas Dakwah Dr. Mukti Ali, M. Hum. dalam sambutannya)

“Kami jauh dari Jawa Tengah ke Pondok Pesantren Nurul Jadid ingin menimba ilmu serta menjalin silaturrahmi untuk meningkatkan kompetensi dosen dan karyawan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga, kami mengucapkan banyak terimakasih karena dengan berada disini merupakan sebuah kehormatan bagi kami,”ungkap Dr. Mukti.

Selanjutnya Kabag. Humas dan Protokoler Nurul Jadid mewakili pengurus pesantren lainnya menyambut hangat dengan sambutan selamat datang kepada rombongan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga. Bapak Dr. Syamsuri juga berharap melalui acara silaturrahmi tersebut masing-masing pihak, Pondok Pesantren Nurul Jadid dan IAIN Salatiga dapat sharing dan belajar bersama terutama tentang peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).

(Kabag. Humas dan Protokoler Nurul Jadid Dr. Syamsuri Hasan dalam sambutannya)

Sesi selanjutnya dilakukan tanya jawab/diskusi, Kabag. PEPHA Ust. Miftahul Huda memimpin jalannya sesi tersebut, nampak diskusi seru tentang pengalaman belajar Novi Basuki alumni Nurul Jadid yang sekarang menempuh kuliah S3 di China dan diskusi tentang sistem sentralisasi dengan teknologi modern yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

(Prosesi tanya jawab oleh IAIN Salatiga kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Tak lupa penyerahan cinderamata dari Pondok Pesantren Nurul Jadid kepada Fakultas Dakwah IAIN Salatiga dan sebaliknya dari Fakultas Dakwah IAIN Salatiga kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid.

(penyerahan cinderamata dari Pondok Pesantren Nurul Jadid kepada Fakultas Dakwah IAIN Salatiga)

Rombongan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga nampak antusias mengikuti acara Silaturrahim tersebut untuk menggali informasi dan berbagi pengalaman demi peningkatan kompetensi dosen dan karyawan. Acara diakhiri dengan sesi ramah tamah di Aula Mini Universitas Nurul Jadid.

(Humas Infokom)

 

Wisuda UNUJA Nobatkan Mahasiswa Terbaik dan Berprestasi

nuruljadid.net – Wisuda ke – IV Universitas Nurul Jadid kembali menobatkan sejumlah mahasiswa lulusan terbaik dan berprestasi program Diploma, Sarjana, dan Magister pada gelaran Sidang Senat Terbuka Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Paiton – Probolinggo, Ahad (28/11) yang berlangsung di gedung Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Lulusan terbaik tersebut merupakan perwakilan dari lima fakultas Unuja yang meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi. Selain itu, Unuja juga menetapkan mahasiswa terbaik bidang non-akademik dan mahasiswa terbaik yang menjadi pengurus pesantren di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Dari 12 nama wisudawan terbaik dan berprestasi, 4 diantaranya terbaik berdasarkan IPK tertinggi program Sarjana (S1), 1 wisudawan terbaik berdasarkan IPK tertinggi program Magister (S2), 5 wisudawan terbaik berdasarkan prestasi non-akademik, dan 2 wisudawan berdasarkan pengurus terbaik Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Menurut data lulusan terbaik dan berprestasi yang diterima, tercatat nama-nama wisudawan terbaik pada wisuda ke – IV tersebut diantaranya, Dian Halimas Zahro (Fakultas Agama Islam) dengan IPK 3.82, Jam’iyatul Munawaroh (Fakultas Teknik) dengan IPK 3.94, Kafa Dita Miftahul Jannah (Fakultas Kesehatan) dengan IPK 3.61, Indana Fikrotun Najibah (Fakultas Sosial dan Humaniora) dengan IPK 3.69 sebagai wisudawan terbaik IPK tertinggi program Sarjana (S1). Selanjutnya, wisudawan dengan IPK terbaik program Magister (S2) diraih oleh Hamimah Sri Handayani (Fakultas Agama Islam) dengan IPK 3.89.

(Perwakilan Wisudawan IPK tertinggi Universitas Nurul Jadid)

Tidak hanya itu, wisudawan berprestasi terbaik non-akademik diantaranya, Abdullah (Fakultas Agama Islam) dengan kategori juara 3 Open Turnamen Pencak Silat Internasional tahun 2019 di Bali, Latifatus Saleha (Fakultas Agama Islam) dengan kategori juara 1 LKTI Nasional di IAIN Batu Sangkar Sumatera Barat, Hanivia Novanda (Fakultas Teknik) dengan kategori Finalis Data Mining Coding Competition 3.0 “Code Up Your Digital Technologies”, Sahol (Fakultas Kesehatan) dengan kategori Edukator Pelatihan Badan Hidup Dasar (BHD) untuk awam khusus DPW PPNI Provinsi Jawa Timur tahun 2020, Nur Halis Mistarwan (Fakultas Sosial Hukum dan Humaniora) dengan kategori Juara 2 Lomba Debat Bahasa Inggris tingkat regional di Universitas Negeri Jember tahun 2018. Juga ditetapkannya M. Ghofirul Humam (Fakultas Agama Islam) sebagai wisudawan pengurus putra terbaik Pondok Pesantren Nurul Jadid dan Diana putri sebagai wisudawan pengurus putri terbaik Pondok Pesantren Nurul Jadid.

(Perwakilan Wisudawan prestasi Non-Akademik Universitas Nurul Jadid)

Pada tahun ini, Universitas Nurul Jadid kembali mengadakan gelaran Sidang Senat Terbuka secara hybrid (daring dan luring). Rektor Universitas Nurul Jadid menyampaikan bahwa jumlah wisudawan yang mengikuti wisuda pada tahun ini sebanyak 892 peserta dan hanya wisudawan yang berdomisili atau mondok di Pondok Pesantren Nurul Jadid yang dapat mengikuti prosesi wisuda secara offline. Meskipun begitu, prosesi gelaran Sidang Senat Terbuka Universitas Nurul Jadid tahun 2021 tetap berjalan khidmat dengan mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah. Rektor Unuja juga berharap kepada seluruh wisudawan tahun ini mampu membaktikan diri bagi agama, bangsa, dan negara.

 

(Humas Infokom)

Unuja Launching MBKM Santri, Ini kata Mendikbud RI

nuruljadid.net – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. diwakili Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek RI Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. menghadiri acara wisuda Universitas Nurul Jadid melalui teleconference zoom meeting. Bapak Aris Junaidi menyampaikan pesan Mas Nadiem perihal transformasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan peluncuran program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Santri minggu lalu (28/11).

Peresmian Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Santri tersebut dilakukan oleh Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. pada Minggu siang kemarin melalui teleconference zoom meeting. Peresmian tersebut dihadiri oleh Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid serta Pimpinan Universitas Nurul Jadid dan 892 wisudawan-wisudawati Universitas Nurul Jadid di Gedung Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolingo.

Sementara itu, dalam sambutannya Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek RI Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. menyampaikan permohonan maaf dan salam hangat mas Menteri Nadiem Makarim kepada seluruh peserta wisuda Universitas Nurul Jadid tahun 2021 baik yang hadir secara luring maupun daring.

(Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan dalam sambutannya)

“Pertama saya menyampaikan permohonan maaf dan salam hangat dari Mas Menteri, Mas Nadiem Anwar Makarim yang hari ini berhalangan hadir pada acara yang sangat penting ini, beliau memohon maaf,” ungkap Bapak Aris Junaidi.

Lanjut Bapak Aris Junaidi menyampaikan pesan Mas Nadim Anwar Makarim perihal kesempatan percepatan Transformasi Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka di masa pandemi covid-19.

“Era Revolusi Industri 4.0, dan Society 5.0, serta tantangan Pandemi COVID-19 yang kita hadapi sekarang, mendorong Pendidikan Tinggi untuk lebih adaptif dengan pertumbuhan pengetahuan yang eksponensial. Disamping teknologi dan inovasi, serta perubahan sosial dalam masyarakat, pandemi mempercepat transformasi pendidikan tinggi untuk menerapkan literasi 4.0 yaitu data teknologi dan manusia, serta mengedepankan kolaborasi multitransdisiplin dan pendekatan sistem thinking yang menjadi pembaharuan dalam kurikulum pendidikan tinggi,” jelasnya.

(Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek RI)

Selanjutnya, Bapak Aris Junaidi menjelaskan tentang tujuan yang melatarbelakangi adanya program Transformasi Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini, “Filosofi yang mendasari Transformasi Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang memerdekakan unit pendidikan dalam memperkuat budaya pembelajaran dan inovasi untuk menciptakan growth mindset bagi generasi penerus pembangunan bangsa ini bertujuan untuk meneruskan pembelajaran Bapak Ki Hajar Dewantara, dimana paradigma pendidikan seharusnya berpulang pada kemerdekaan dan kemandirian pelaku belajar, untuk mendapatkan nilai dan tujuan hidup sebagai manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa” tuturnya.

Imbuh Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek RI Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. tentang esensi dari Transformasi Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yaitu untuk mendorong life long learning, menggali bakat sesuai passion, memperkuat system thinking, dan memperkuat kemampuan adaptasi, kolaborasi, dalam menghadapi perubahan yang dinamis saat ini.

Bapak Aris Junaidi juga menaruh harapan kepada Universitas Nurul Jadid agar dapat mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang disesuaikan dengan Visi Universitas Nurul Jadid hingga dapat mencetak lulusan Pendidikan Tinggi sebagai SDM unggul yang merupakan pembelajar sepanjang hayat, memiliki kompetensi global, berperilaku sesuai nilai sila Pancasila, dan mampu mensinergikan kebutuhan kesejahteraan masyarakat dengan kepentingan negara di Era Revolusi 4.0 dan Society 5.0.

Terakhir, Bapak Aris Junaidi mewakili Mas Menteri Nadiem Anwar Makarim sangat mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Santri dan secara resmi meluncurkan program tersebut.

“Dengan mengucap basmalah, bismillahirrohmanirrohim program MBKM Santri di Universitas Nurul Jadid secara resmi kami luncurkan. Semoga memberikan manfaat untuk semua pihak.” Tutup Bapak Aris Junaidi saat Launching MBKM Santri Unuja.

 

(Humas Infokom)

Menag RI Ingatkan Wisudawan Nilai Santri dan Pesan Kiai Zaini

nuruljadid.net – Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan para wisudawan dan wisudawati Universitas Nurul Jadid tahun 2021 akan pentingnya berpegang teguh pada nilai santri dalam Panca Kesadaran Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid dan dawuh muassis KH. Zaini Mun’im lepas diwisuda melalui teleconference zoom meeting Minggu kemarin (28/11) di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Sambutan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia (RI) Gus Yaqut saat mengahadiri acara Wisuda Universitas Nurul Jadid secara virtual di hadapan seluruh wisudawan-wisudawati program diploma, sarjana dan magister serta para tamu undangan terbatas yang hadir secara luring.

Dalam kesempatan tersebut, Menag Yaqut Cholil Qoumas memberi apresiasi kepada para wisudawan dan wisudawati Universitas Nurul Jadid tahun 2021 tersebut, dan beliau juga menyampaikan pesan-pesan bahwa wisuda atau kelulusan bukanlah akhir dari proses pendidikan.

“Saya mengucapkan  selamat atas Wisuda Diploma, Sarjana, dan Magister Universitas Nurul Jadid tahun 2021 sekaligus Launching Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Santri. Perlu diketahui bahwa Kelulusan atau wisuda merupakan ungkapan sukacita pada fase akhir pendidikan, kelulusan adalah sebuah prestasi dan capaian, namun harus disadari bahwa itu bukan akhir dari proses pendidikan,” ungkap Gus Yaqut kepada peserta Wisuda UNUJA.

(Kementerian Agama RI Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutannya)

Gus Yaqut juga menaruh harapan kepada para wisudawan dan wisudawati Universitas Nurul Jadid, agar setelah diwisuda mereka tetap berpegang teguh pada Panca Kesadaran Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Saya berharap, para wisudawan, di manapun medan juang dan kiprahnya setelah diwisuda, tetap berpegang teguh pada Panca Kesadaran Santri Nurul Jadid, yaitu Kesadaran Beragama, Kesadaran Berilmu, Kesadaran Bermasyarakat, Kesadaran Berbangsa dan Bernegara, dan Kesadaran Berorganisasi. Jadilah pribadi yang bermanfaat.” harap Menteri Agama kepada wisudawan-wisudawati Unuja.

Tidak hanya mengingatkan tentang nilai-nilai Panca Kesadaran Santri, Gus Yaqut juga mengingatkan kembali pesan dari KH. Zaini Mun’im kepada seluruh peserta wisuda Universitas Nurul Jadid 2021, beliau mengutip “Orang yang hidup di Indonesia kemudian tidak melakukan perjuangan, dia telah berbuat maksiat. Orang yang hanya memikirkannya masalah pendidikannya sendiri, maka orang itu telah berbuat maksiat. Kita semua harus memikirkan perjuangan rakyat banyak.”

Para wisudawan-wisudawati serta tamu undangan menyimak sambutan Gus Yaqut dengan seksama dan khusyuk. Tak lupa, Gus Yaqut juga meyelipkan pesan sebelum mengakhiri pidatonya, yaitu “Dari Nurul Jadid untuk Indonesia Maju.”

 

(Humas Infokom)

Wisuda UNUJA: Tetap Khidmat Meski dengan Hybrid System

nuruljadid.net – Universitas Nurul Jadid (UNUJA) menggelar perhelatan wisuda diploma-sarjana-magister tahun 2021 yang berbeda dari biasanya. Karena pandemi COVID-19, Perguruan Tinggi yang berlokasi di kecamatan Paiton kabupaten Probolinggo ini menggelar wisuda secara hybrid system kombinasi luring dan daring pada Minggu kemarin (28/11).

Wisuda hybrid ini digelar secara luar jaringan (luring) di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat, dan dalam jaringan (daring) melalui teleconference zoom meeting dan Live Streaming di kanal YouTube Universitas Nurul Jadid. Para wisudawan dan tamu undangan yang hadir mengikuti prosesi wisuda dengan khidmat dan tenang.

Pada Wisuda kali ini, terdapat sebanyak 892 Wisudawan Wisudawati jenjang Diploma, Sarjana, dan Magister dari 5 Fakultas berbeda, masing-masing 450 Wisudawan Wisudawati dari Fakultas Agama Islam, 316 Orang Fakultas Teknik, 50 Orang Fakultas Kesehatan, 18 Orang Fakultas Sosial Humaniora, dan 58 Orang Pasca Sarjana.

(Wakil Rektor 1 Universitas Nurul Jadid H. Hambali M.Pd)

Rektor Universitas Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid dalam pidatonya mengucapkan selamat dan rasa bangga kepada Wisudawan dan Wisudawati yang telah berasil menempuh pendidikannya di Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

“Kami ucapkan selamat dan rasa bangga atas diwisudanya kalian. Dengan wisuda ini kalian telah melalui satu tahapan penting dari perjalanan akademik kalian, wisuda adalah pengakuan akademik terhadap kompetensi yang telah ditempa selama ini. Kami berharap para lulusan Universitas Nurul Jadid yang diwisuda kali ini mampu membaktikan diri bagi agama, bangsa dan Negara.” Ungkap Rektor Universitas Nurul Jadid dalam sambutannya.

(Rektor Universitas Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid M.Ag saat memberi sambutan)

Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini turut mengapresiasi mahasiswa-mahasiswi Universitas Nurul Jadid yang diwisuda tahun 2021. Beliau juga memberi arahan bagi para wisudawan dan wisudawati.

“Wisuda ini masih permulaan bagi para wisudawan dan wisudawati, dan tentu harapannya semoga diikuti dengan kesuksesan-kesuksesan. Dan selanjutnya, tentu dalam kesempatan ini sudah menjadi kewajiban seharusnya kita mensyukuri nikmat ini, sebab dengan mensyukuri nikmat insyaallah selain nikmat itu tidak akan dicabut, tentu akan ditambah oleh Allah.”  Dawuh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

(Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh Zuhri Zaini dalam sambutannya)

Wisuda Universitas Nurul Jadid ini juga rencana awal akan dihadiri secara virtual oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. namun karena berhalangan diwakili Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek RI Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. serta juga hadir Menteri Agama RI KH. Yaqut Cholil Qoumas melalui teleconference zoom meeting.

Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. menyampaikan pesan Mendikbutristek RI, Mas Nadiem perihal Transformasi Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. “Filosofi yang mendasari adanya Transformasi Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka ialah untuk meneruskan pembelajaran Bapak Ki Hajar Dewantara, Paradigma Pendidikan seharusnya berpulang pada kemerdekaan dan kemandirian pelaku belajar untuk mendapatkan nilai dan tujuan hidup sebagai manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa” tegasnya.

Kemudian, Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D mewakili Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. meresmikan peluncuran program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Santri.

(Perwakilan KEMENDIKBUD RI Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D dalam sambutannya)

Selanjutnya, Menteri Agama RI Gus Yaqut juga memberi apresiasi atas terlaksananya wisuda ini dan launching Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Santri dan menaruh harapan kepada wisudawan-wisudawati Universitas Nurul Jadid,

“Saya berharap para wisudawan wisudawati, di manapun medan juang dan kiprahnya setelah wisuda, tetap berpegang teguh pada Panca Kesadaran Santri Nurul Jadid.” Tutup Gus Yaqut pada pada penghujung acara.

 

(Humas Infokom)

 

Galakkan Literasi, KOMPAS bersama Portal Berita Online Gembleng Kader Jurnalis Santri Nurul Jadid

nuruljadid.net – Guna mempersiapkan Kader Jurnalis Muda Nurul Jadid, Hubungan Masyarakat (Humas) dan Informasi Komunikasi (Infokom) Pondok Pesantren Nurul Jadid gelar Pelatihan Jurnalistik Santri di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid pada 22-23 November 2021.

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini mendatangkan lima pemateri, diantaranya Dewi Indriastuti (Kompas), Rhoma Dona (Pemred tadatodays.com), Taufiqur Rohim (ProTV), Abdul Jalil (Times Indonesia), dan Ach. Faqihatus Sholeh (eNJe Picture).

Pelatihan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil, dan disusul oleh Kabag. Humpro Dr. Syamsuri Hasan dalam hal ini menyampaikan terkait Arah Kebijakan Jurnalistik Pesantren. Dalam sambutannya, Dr. Syamsuri Hasan melantunkan betapa pentingnya ilmu jurnalistik dan akan sangat disayangkan jika santri tidak memperhatikan dengan baik setiap pematerian pada Pelatihan Jurnalistik Santri ini.

Sementara itu, Taufiqur Rohim memulai presentasi di hari pertama dengan materi Kode Etik dan Bahasa Indonesia Jurnalistik, pada pematerian tersebut Mas Taufiq panggilan kerabnya menjelaskan tentang etika-etika yang harus dimiliki oleh seorang jurnalis dan cara menggunakan Bahasa Indonesia dalam lensa jurnalistik. Tidak hanya itu, ditengah-tengah pemateriannya Mas Taufiq juga menyelipkan cerita inspiratif tentang pengalamannya selama menjadi wartawan di depan puluhan Kader Jurnalis Nurul Jadid.

Di hari kedua, Mas Rhoma Dona memulai pelatihannya terlebih dahulu dengan materi Dasar-Dasar Berita. Setelah itu tepat sebelum breaktime, Mas Abdul Jalil mendapatkan giliran untuk menyampaikan materi ketiga tentang Menggali Ide Berita dan Teknik Reportase Wawancara.

(nampak peserta sangat antusias mengikuti sesi pematerian)

Tepat setelah breaktime, pukul 13.00 WIB peserta kembali memenuhi Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk melanjutkan sesi pelatihan dengan materi keempat Editing atau Penyuntingan Naskah oleh Jurnalis Kompas Mbak Dewi Indriastuti. Dalam pelatihan tersebut, peserta nampak sangat semangat dan antusias merespon pertanyaan-pertanyaan dari Mbak Dewi. “Meskipun dengan presentasi materi yang simple, namun penyampaian atau penjelasan materinya sangat seru dan mudah dipahami,” ungkap salah satu peserta pelatihan tersebut.

(Potret saat Pematerian Editing atau Menyunting Naskah sedang berlangsung oleh Mbak Dewi Jurnalis Kompas)

Dilanjutkan dengan pematerian terakhir oleh Mas Achmad Faqihatus Sholeh pada materi Teknik Foto dan Jurnalistik Online. Kali ini peserta mendapatkan metode pelatihan yang cukup berbeda, karena peserta dilatih untuk langsung terjun praktik mengoperasikan kamera dan mengatur segitiga exposure.

Tidak cukup hanya pematerian, pada malam terakhir peserta diminta untuk me-review materi pertama hingga kelima, untuk memastikan bahwa peserta telah menerima dan memahami ilmu yang telah disampaikan pada pematerian-pematerian sebelumnya. Lalu peserta diberi arahan untuk menyusun struktur Tim Redaksi masing-masing asrama. Dan tepat pukul 22.30 WIB peserta meninggalkan tempat acara.

(Humas Infokom)

Tidak Hanya Mandarin, Siswa SMANJ Juara Bahasa Jepang se-Indonesia

nuruljadid.net – Sekolah Menengah Atas (SMA) Nurul Jadid seakan tidak pernah berhenti mengukir prestasi. Setelah peserta didiknya menjuarai perlombaan Bahasa Mandarin Nasional, ternyata peserta didik SMANJ tidak hanya menguasai bahasa Mandarin, kali ini peserta didiknya berhasil buktikan kualitas bahasa Jepang dengan menyabet Juara 1 Story Telling, Juara 2 Shodou (Kaligrafi) dan juara 1 Yukata Challenge Bahasa Jepang tingkat Nasional yang diumumkan sabtu lalu (20/11/2021).

Pada event “Jiyuu Matsuri” dan “Isshonitanoshi”, SMA Nurul Jadid kembali tampil dengan wajah baru. Kegiatan yang diselenggarakan masing-masing oleh Universitas Negeri Jakarta dan Universitas Brawijaya, Malang berhasil ditaklukkan oleh peserta didik yang juga berstatus santri tersebut. Raihan prestasi ini tidak lepas dari pendampingan seorang sensei yang juga pernah meraih penghargaan siswa berprestasi Bahasa Jepang 2017. Sehingga semangat dan keterampilan bahasa Jepang untuk terus ditularkan yang berbuah prestasi gemilang.

Salsyabilla Khairani Rachman juara 1 story telling bahasa Jepang dan Natasya Putri Salsabila juara 2 Shodou atau kaligrafi Jepang serta Nuzha Azimah dan Nanda Tsalitsa juara 1 Yukata Challenge sangat bahagia bisa mengukir prestasi untuk almamater tercintanya SMANJ. “Masyaallah, alahmdulillah sekali kami bisa menjuarai perlombaan ini dan mengharumkan nama sekolah juga pesantren, karena sebelumnya kita sempat gagal,” ujar Salsyabilla dan Natasya saat diinterview.

Sempat gagal pada Festival Jepang Unsoed (FJU), anak-anak kelas Bahasa Jepang SMANJ tidak putus asa, mereka kian giat berlatih dan bekerja keras tanpa mengenal lelah, meski harus menghabiskan waktu mereka dan rela membuang kertas yang tidak sedikit untuk latihan kaligrafi. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali berpartisipasi pada event bahasa Jepang yaitu “Jiyuu Matsuri” dan “Isshonitanoshi”. Seminggu di tengah penantian, setelah pengumpulan video karya, pengumaman pun dilakukan via zoom meeting. Tepat pada pukul 12.00, melalui zoom pemenang lomba Jiyyu Matsuri UNJ dan Ishhonitanoshi Universitas Brawijaya dibacakan oleh panitia.

Lelah semoga jadi Lillah. Berkat dukungan penuh dari pihak sekolah dan bimbingan guru, prestasi tingkat nasional bahasa jepang pun terwujud. Kepala SMA Nurul Jadid Bapak Didik P. Wicaksono, S,Sos,I., M.Pd. mengapresiasi perjuangan anak didik mereka yang luar biasa. “Hebat, saya bangga dengan mereka yang menjadikan kekalahan sebagai suatu motivasi untuk berkembang dan mengasah lebih keras lagi potensi serta bakat yang dimilikinya.” Ungkap Bapak Didik selaku Kepala SMA Nurul Jadid.

 

(Humas Infokom)

Urgen Literasi, Humas Infokom Nurul Jadid Gelar Pelatihan Jurnalistik Santri

nuruljadid.net – Hubungan Masyarakat dan Informasi Komunikasi (Humas Infokom) Pondok Pesantren Nurul Jadid menggelar pelatihan jurnalistik dalam menjawab urgensitas literasi di kalangan santri. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan selama dua hari mulai selasa, 22 November 2021 sampai dengan 23 November 2021 di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Dr. Syamsuri Hasan Kepala Bagian Humas dan Protokoler Nurul Jadid dalam sambutannya menyatakan tujuan kegiatan ini untuk membekali santri agar mampu berkompetensi dalam bidang menulis atau memproduksi karya jurnalistik baik untuk media cetak, online atau media sosial.

“pelatihan ini dapat menjadi bekal para peserta untuk menggali bakat menulis mereka sehingga mampu menginformasikan sebuah karya atau berita dalam suatu media, baik cetak, online, atau medsos,” ungkap Kabag Humpro Dr. Syamsuri Hasan. “Kita juga perlu berkaca kepada para pendahulu kita seperti Imam Syafii, Al-Ghozali, Hasyim Asy’ari yang berhasil menciptakan karya kitab sampai saat ini kita gunakan, sehingga masing-masing peserta perlu menumbuhkan rasa butuh dari diri sendiri sehingga kami sebagai pengurus hanya bisa mewadahi selebihnya yang mengisi adalah kalian semua,” imbuhnya.

(Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi)

Kegiatan pelatihan jurnalistik santri ini secara resmi dibuka oleh Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil, M.Pd dengan pembacaan ummul kitab dengan harapan acara dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada seluruh peserta dan juga panitia.

Pada sambutannya Sekretaris Pesantren menegaskan bahwa santri yang menjadi peserta perlu bersyukur karena diberikan kesempatan untuk belajar jurnalistik dan dipilih dari ribuan santri yang ada, sehingga kesempatan ini perlu dimaksimalkan.

“Banyak orang terkenal karena kata-katanya seperti Ir. Soekarno yang mampu menggerakkan orang dengan pidatonya, ada juga yang dikenal karena tulisannya. Karena, saat ini menulis menjadi sebuah kebutuhan untuk dapat mengedukasi publik bahkan Jurnalistik dapat dijadikan modal sumber pencaharian,” terang Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil.

(Narasumber Kode Etik dan Bahasa Indoesia Jurnalistik Taufiqur Rohim tengah menyampaikan pematerian)

Selain itu, Kasubbag Humas dan Infokom Mujiburrohman juga menegaskan dalam kegiatan ini diharapkan dapat melahirkan reporter dan jurnalis yang mendukung tugas kehumasan di Pesantren. Tentunya dengan mengikuti pelatihan jurnalistik ini mereka dapat mengeksplorasi sebuah informasi lebih dalam.

Narasumber yang dihadirkan juga tidak tanggung-tanggung, mereka adalah jurnalis dari berbagai portal media online seperti beritajatim, timesindonesia, datasiana dan beberapa media nasional seperti kompas, i-news dan juga tvone.

(Peserta pelatihan jurnalistik nampak sangat antusias dan khusyuk mengikuti pematerian oleh narasumber)

Tampak jelas raut wajah antusiasme 71 peserta perwakilan Lembaga Pers dan santri masing-masing wilayah dalam mengikuti kegiatan ini. Pasalnya materi yang diberikan pun beragam diantaranya kode etik dan bahasa jurnalistik, teori penulisan berita, menulis in depth news dan feature, foto jurnalistik, edukasi memviralkan sebuah informasi, serta reportase wawancara. Tidak hanya itu para peserta juga akan diajak langsung mempraktikkan apa yang telah mereka dapat setelah diberikan materi.

 

(Humas Infokom)

Biktren Putri Gandeng LMNJ Cetak Pemimpin Berintegritas, Cerdas, Berkarakter dan Inspiratif

nuruljadid.net – Biro Kepesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid Putri mengadakan Pelatihan upgrading kompetensi leadership pengurus mengusung tema “Membangun Jiwa Kepemimpinan yang Berintegritas, Cerdas, Berkarakter dan Inspiratif” selama dua hari sejak tanggal 18 sampai dengan 19 November 2021 di dua tempat Aula Mini Unuja dan Aula Mahrom Wilayah Al-Hasyimiyah (Daltim).

Pelatihan Leadership ini digelar atas kerjasama dengan Lembaga Motivasi Nurul Jadid (LMNJ) yang berperan sebagai tim mentor atau pemateri yang mengisi dan mendampingi peserta selama kegiatan berlangsung.

Menurut Wakabid. Tata Kelola Wilayah Ustazah Siti Maknunah, urusan pengurus wilayah itu mencakup banyak hal, bahkan contohnya sampai mengatur makan dan persoalan pribadi yang tengah dihadapi santri.

(Salah satu peserta melatih mental dan kepemimpinan di depan peserta pelatihan)

Dalam kesempatan itu, Wakil Kepala Biro Kepesantrenan Ny. Mamnuhaturrahmah menilai Pondok Pesantren Nurul Jadid telah menghadirkan program yang sangat dibutuhkan di tengah minimnya kader pengurus yang kompeten dan konsisten karena singkatnya masa mondok rata-rata santri.

“Semoga program-program seperti ini terus bisa berlanjut, sehingga para pengurus dapat menyiapkan diri dalam menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang,” ungkap Ny. Mamnuhaturrahmah.

Salah satu bentuk aktualisasi dari penguatan kapasitas tersebut adalah kepemimpinan pengurus yang memiliki derivasi kepemimpinan individu, kepemimpinan domestik, dan kepemimpinan publik.

(Peserta pelatihan tengah melakukan diskusi kelompok terstruktur dipandu oleh Tim Lemabaga Motivasi Nurul Jadid)

Di tengah tantangan zaman saat ini, Pondok Pesantren Nurul Jadid harus bergerak cepat dan dinamis dalam menyikapi berbagai isu dan tantangan yang ada khususnya dalam pelayanan, pendampingan, pengayoman santri. Dengan penanaman nilai integritas, cerdas, berkarakter dan inspiratif di masing-masing jiwa pengurus harapannya dapat ditularkan dan membentuk kepribadian yang sama kepada santri asuhnya.

(Humas Infokom)