Di Pembukaan Bulan Lomba Harlah ke 76, Kiai Makki Maimun Ingatkan Santri untuk Semangat Mengikutinya

berita.nuruljadid.net- Dalam memeriahkan haul masyayikh dan harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid ke-76, Bidang Koordinasi Olaharaga dan Seni Santri Nurul Jadid (BKOSSNJ) menggelar kegiatan tahunannya yaitu bulan lomba yang kala ini di kemas dengan nuansa yang berbeda, Senin (23/12).

Bulan lomba 2024 hadir dalam bentuk konsep yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dalam struktural, panitia menggunakan kepanitian Ex officio.

“Pesantren memanfaatkan seluruh satuan-satuan kerja yang berada dibawahnya, jadi semua biro itu diberikan amanat untuk ikut andil dalam menyukseskan haul dan harlah ini,” ucap ketua panitia, Reval Maulana Aminullah.

Pada pembukaan lomba ini, panitia memberikan instruksi kepada seluruh daerah yang berada dibawah wilayah pusat Biro Kepesantren Nurul Jadid untuk mendelegasikan sebanyak 25 orang santri dengan menggunakan baju putih dan songkok nasional.

“Kita meminta delegasi santri perdaerah untuk mengikuti pembukaan. Insya Allah setiap daerah mengutus 25 santri,” tegasnya.

Dalam memaksimalkan bulan lomba yang hanya berjangka waktu selama sebulan, panitia mengatur desain lomba dengan bentuk sederhana namun efisien sehingga target waktu bisa tercapai.

Reval juga meluruskan terkait bulan lomba yang dianggap terlambat dalam penyelenggaraannya sehingga terhembus isu ditiadakannya bulan lomba di beberapa kalangan santri.

“Jika dari saya sendiri, surat keputusan pesantren terkait koordinator bulan lomba itu terlambat. Juga saya masih mencari anggota yang mau diajak kerjasama,” ungkapnya.

Pria berdomisili di kota Lumajang itu berharap unutk menjadikan bulan lomba bukan hanya sekedar ajang belaka, melainkan sebagai momentum untuk menggali potensi dan bakat santri yang terpendam. Para santri juga dihimbau untuk menjadikan perlombaan sebagai bahan inspirasi dan motivasi di dalam kehidupan keseharian.

Dalam pembukaan bulan lomba, kyai Makki Maimun Wafi selaku koordinator BKOSSNJ mengingatkan kepada seluruh santri untuk selalu bergairah dalam mengikuti seluruh rangkaian lomba.

“Harus semangat. Meskipun tidak tahu, yang penting ikuti saja,” pungkas beliau sebelum meresmikan bulan lomba.

 

Pewarta   : Moh. Wildan Dhulfahmi

Editor      : Ponirin Mika

Santri Nurul Jadid Tes Kemampuan Baca Kitab Kifayah Al Akhyar

berita.nuruljadid.net-Asrama Putri Madrasah Aliyah Nurul Jadid Peminatan Keagamaan (MANJ-PK) kembali menyelenggarakan Tes Baca Kitab (TBK) bagi siswi tingkat Ulya dan Wustha. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan diskusi pembelajaran siswi serta mendorong semangat mereka dalam mendalami kajian kitab turats. TBK kali ini melibatkan langsung dewan pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, sebagai penguji.

TBK untuk tingkat Ulya berlangsung pada Selasa-Rabu, 24-25 Desember 2024, bertempat di Aula Mini MA Nurul Jadid. Kegiatan yang dimulai pukul 20.00 WIB hingga 22.00 WIB ini menghadirkan Kiai Miftahul Arifin sebagai penguji. Materi yang diujikan meliputi Bab Fashl Arkanussholah (Wa Sunanuha Qobla Dukhuli Fiha) Halaman 186 hingga Fashl Al-Auqot. Alfi Nurindiana bertugas sebagai moderator, sedangkan Mirna Wulan Sari menjadi notulis.

Santriwati Membaca Kitab Mengikuti Tes Kemampuan Baca Kitab Kifayah Al Akhyar

Untuk tingkat Wustha, TBK dilaksanakan selama tiga hari, yaitu Selasa-Kamis, 24-26 Desember 2024, dengan waktu yang sama. Ujian dilakukan oleh Ning Mamnuhaturrahmah di kediaman beliau. Materi yang diujikan mencakup bab Thoharoh hingga Mujibul Ghusl dari kitab Kifayah Al-Akhyar.

Dalam ujian ini, siswi diminta untuk membaca, menjelaskan pemahaman mereka, serta menjawab pertanyaan terkait Qawaid (kaidah-kaidah) dan Murod (makna mendalam) dari teks yang dibacakan. Kegiatan ini dimoderatori oleh Nahdia Kamila Shofia dengan Rifqoh Wasilah sebagai notulis.

Mellaty Fadhilatul Bariroh, selaku Kepala Departemen Pendidikan Asrama, menyampaikan bahwa TBK ini menjadi momen penting untuk mengukur hasil belajar siswi dan memberikan evaluasi pembelajaran diskusi mereka. “Kami berharap kegiatan ini mampu memotivasi siswi untuk semakin tekun dalam mendalami kitab turats serta menjaga tradisi keilmuan pesantren,” ujarnya.

Pewarta : Maria Al Faradela

Editor : Ponirin Mika

Mengabdi dengan Ikhlas : Menata Niat untuk Akhirat

Pada Rabu, 18 Desember 2024, di Musholla Riyadus Sholihin PP NJ, KH. Zuhri Zaini memberikan tausiyah berharga dalam pengajian kitab *Minhaj Al-Abidin* karya Imam Al-Ghazali. Beliau menjelaskan bahwa Allah SWT memberikan rezeki kepada hamba-Nya melalui dua cara. Pertama, melalui pekerjaan seperti bertani, berdagang, atau berwirausaha. Kedua, melalui pengabdian, misalnya menjadi pegawai, staf, atau pejabat. Kedua jalan tersebut harus disertai dengan niat yang lurus sesuai tuntunan syariat.

Dalam pengabdiannya, seseorang harus meniatkan aktivitas tersebut sebagai bekal untuk akhirat, bukan semata-mata untuk mencari gaji. Beliau menegaskan bahwa harta atau pendapatan yang diperoleh dari pengabdian bukanlah tujuan, melainkan fasilitas yang diberikan Allah. Dengan cara ini, pengabdian menjadi ibadah yang bernilai, sementara harta yang didapat menjadi pelengkap, bukan inti dari amal tersebut.

KH. Zuhri Zaini juga menekankan perbedaan mendasar antara bekerja dan mengabdi. Menurut beliau, bekerja boleh dilakukan dengan negosiasi karena sifatnya adalah pertukaran jasa dengan upah. Namun, mengabdi tidak memerlukan negosiasi, sebab pengabdian adalah wujud ketulusan yang tidak dilandasi oleh keinginan material. Beliau mencontohkan perbedaan ini seperti perbedaan antara santunan dan hadiah: santunan diberikan kepada yang membutuhkan, sedangkan hadiah adalah bentuk apresiasi kepada seseorang, meskipun ia tidak memerlukannya.

Nasihat ini mengajarkan pentingnya meluruskan niat dalam pengabdian. Pengabdian sejati adalah amal yang tulus, dengan tujuan akhirat sebagai landasan utama. Sebagai manusia, kita diajak menjadikan pengabdian sebagai jalan menuju keridhaan Allah, sementara fasilitas duniawi yang menyertai cukup dipandang sebagai anugerah yang tak perlu dikejar.

Pewarta : Maria Al Faradela

Editor : Ponirin Mika

NJ Trainer Nurul Jadid Gembleng Siswa MTs Negeri Manajemen Keorganisasian

berita.nuruljadid.net – Organisasi Siswi Intra Madrasah (OSIM) Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Probolinggo Kampus II menyelenggarakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) pada Senin-Selasa, 23-24 Desember 2024. Acara ini berlangsung di ruang kelas VI G dengan dihadiri oleh 30 anggota OSIM serta perwakilan ketua dan sekretaris dari masing-masing kelas.

Kegiatan LDK kali ini menghadirkan Tim Nurul Jadidi Trainer (NJ Trainer) sebagai narasumber utama. Berbagai materi disampaikan untuk membekali para peserta, di antaranya leadership, problem solving, management rapat, team work, public speaking, serta administrasi dan pembuatan dokumen.

Menurut Siti Fatimah, selaku pembina OSIM, tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk membentuk karakter para organisator agar lebih bertanggung jawab dalam mengemban amanah. “Harapannya, setelah mengikuti LDK ini, para peserta dapat mengimplementasikan pembelajaran yang mereka dapatkan dari kakak-kakak NJ Trainer. Semoga mereka bisa menjadi organisator yang baik, kompak, dan mampu menjalankan peran dengan maksimal,” ujar Siti Fatimah.

Sebagai penutup rangkaian kegiatan, seluruh peserta mengikuti outbound yang diadakan di lapangan sekolah. Outbound ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama tim, meningkatkan kekompakan, serta memberikan suasana yang menyenangkan bagi peserta setelah menerima berbagai materi. Para peserta terlihat antusias mengikuti setiap permainan dan tantangan yang disiapkan oleh panitia.

Melalui kegiatan ini, OSIM MTsN 1 Probolinggo Kampus II berharap dapat mencetak generasi organisator yang kompeten, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan organisasi di masa depan.

Pewarta : Maria Al Faradela

Editor : Ponirin Mika

Nonton Bareng Hari Ibu: “Missing Home – Ngeri-Ngeri Sedap” di Wilayah Al-Hasyimiyah

berita.nuruljadid.net- Dalam rangka memperingati Hari Ibu, Pengurus Angkatan 22 wilayah Al-Hasyimiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid menggelar acara nonton bareng (nobar) dengan tema “Missing Home – Ngeri-Ngeri Sedap”. Kegiatan ini berlangsung pada Senin malam, 23 Desember 2024, mulai pukul 19.30 WIB hingga 22.00 WIB, bertempat di depan Gedung Putih, daerah Al Masruriyah.

Acara ini menciptakan suasana penuh kebersamaan, makna, dan refleksi nilai-nilai keluarga yang mendalam. Ketua Pengurus Angkatan 22, Uswatun Hasanah, berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa peduli santri terhadap keluarga.

Menurutnya, film ini mengajarkan pentingnya komunikasi yang baik dalam menciptakan keluarga yang harmonis dan penuh cinta. Acara dibuka dengan sambutan dari Himpunan Abdi Santri Al-Hasyimiyah (Himasyi), yang berhasil menghadirkan suasana semangat dan antusiasme di kalangan peserta.

Para santri dengan antusias menikmati film “Missing Home – Ngeri-Ngeri Sedap”, yang ditayangkan di lokasi yang telah ditata untuk kenyamanan bersama. Salah satu momen paling dinantikan dalam acara ini adalah pembagian doorprize. Para santri diberi kesempatan untuk berbagi cerita tentang karakter dan peran penting ibu mereka secara spontan di depan umum.

Santri yang berhasil berbagi cerita tercepat mendapatkan hadiah menarik dari panitia. Ana, salah seorang panitia, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan agar santri dapat merefleksikan perjuangan dan kasih sayang ibu dalam kehidupan mereka.

“Acara ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi medium pembelajaran yang memperkuat nilai-nilai kekeluargaan dan penghormatan terhadap orang tua,” ujar Ana.

Dengan antusiasme tinggi dari seluruh santri, acara ini menjadi momen yang sangat berharga dalam memperingati Hari Ibu. Pengurus Angkatan 22 berhasil menghadirkan sebuah acara yang sarat makna, menjadikan peringatan Hari Ibu tahun ini begitu istimewa di wilayah Al-Hasyimiyah.

Pewarta : Maria Al-Faradela

Editor : Ponirin Mika

Hebat, Pesantren Nurul Jadid Ajari Santrinya Menjadi Entrepreneur, Ini Kata Fikri Ketua FKK TPQ Sidoarjo

berita.nuuruljadid.net– , Pesantren Nurul Jadid pesantren yang mengedepankan teknologi informasi. Yaitu, mengintegrasikan teknologi informasi dalam pendidikan pesantren, santri dapat memanfaatkan teknologi untuk mendukung kegiatan agama dan kehidupan sehari-hari mereka secara lebih optimal. Pernyataan itu disampaikan oleh ulthan Fikri Mu’afa ketua panitia pelaksana kegiatan kunjungan. Senin (23/12/24).

Setelah berkunjung ke Pesantren Nurul Jadid Paiton, ada beberapa hal yang tengah kami catat sebagai agar dapat diadopsi. Kata Fikri, lingkungan belajar yang Islami. Dimana lingkungan pesantren sangat mendukung pembentukan kepribadian yang religius, dengan kegiatan rutinitas seperti pengajian, dzikir, shalat berjamaah, dan kegiatan keagamaan lainnya.

“kami Rombongan Forum Komunikasi Kepala Taman Pendidikan Al-Quran (FKK TPQ) Kecamatan Sidoarjo berjumlahnya 158 dapat pengetahuan yang sangat bagus dari kunjungan yang dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Pesantren ini tepat untuk menjadi pilihan berkunjung,” tegasnya.

Selain itu, Fikri menambahkan bahwa pesantren Nurul Jadid juga mengajarkan santrinya untuk mandiri melalui program kewirausahaan. Pesantren juga mengelola unit-unit usaha untuk mendukung operasionalnya.

Meski demikian, lanjut Fikri, Pesantren Nurul Jadid merupakan contoh pesantren yang mampu menjaga tradisi Islam sambil berinovasi untuk menjawab tantangan era modern. “Dari profil video yang ditampilkan kami menangkap bahwa Pesantren Nurul Jadid menerima santri dari berbagai latar belakang, sehingga terjadi keragaman yang memperkaya wawasan santri,” cetusnya.

Insya Allah pesantren Nurul Jadid akan terus menjadi lembaga islam yang mencerdaskan pada umat dan bangsa. “Kami berharap pesantren Nurul Jadid terdepan dalam menciptakan umat dan bangsa yang cerdas dan baik,” tegasnya.

Pewarta : Maria Al-Faradela

Editor : Ponirin Mika

OPIM Pesantren Tebuireng Jombang Silaturahmi ke Ponpes Nurul Jadid

berita.nuruljadid.net-Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo kedatangan tamu organisasi pelajar Islam Malang. Organisasi yang beranggotakan pelajar yang berasal dari daerah tapal kuda yang mondok di Pesantren Tebuireng, Jombang.

Ketua OPIM menyampaikan bahwa organisasi tersebut didirikan oleh KH. Tolhah Hasan saat berada di pesantren. Senin (23/12/24) di Aula 1 Nurul Jadid. “Organisasi ini didirikan oleh Kiai Tolhah Hasan. Dan organisasi ini sangat dihormati oleh organisasi santri lainnya yang berada di pesantren Tebuireng, Jombang,” katanya.

Berkunjung ke pesantren Nurul Jadid dan tabarrukan ke Almarhumin menjadi kebanggan dan kebahagiaan bagi kami. “Terima kasih atas sambutannya, dan telah menerima kami di pesantren ini,” imbuhnya.

Hal itu disambut baik oleh Kepala Sub Bagian Humas dan Infokom Ponpes Nurul Jadid Paiton Ponirin Mika, ia mengungkapkan bahwa antara pesantren Nurul Jadid Paiton dan Pesantren Tebuireng Jombang memiliki ikatan emosional yang sangat kuat. “Ini merupakan sebuah kehormatan bagi kami di datangi saudara. Dua pesantren ini memiliki hubungan yang sangat kuat.

Kita sebagai santrinya, harus harus terus menjaga hubungan ini supaya langgeng. Salah satunya dengan melaksanakan kegiatan seperti ini,” tegasnya. Ponirin juga menambahkan, OPIM didirikan oleh Kiai yang visioner, oleh karena itu harus di jaga sebaik-baiknya. “Semoga dari kepengurusan OPIM ini lahir sosok yang seperti Kiai Tolhah Hasan,” harapnya.

 

Pewarta : Ahmad Zainul Khofi

Editor : Ponirin Mika

 

Pengasuh Tetapkan Arah Kebijakan Umum Pondok Pesantren Nurul Jadid Tahun 2025

berita.nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini telah menetapkan Arah Kebijakan Umum Pesantren (AKUP) untuk tahun 2025. Nilai-nilai yang tercantum di dalam AKUP ini dipaparkan langsung oleh beliau di Aula I Pesantren pada Kamis (17/12/24).

AKUP yang disusun setiap awal tahun merupakan komitmen Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanannya terhadap seluruh elemen pesantren dan masyarakat. Kebijakan ini disusun berdasarkan tujuan, visi, dan misi Pesantren, serta mempertimbangkan isu-isu strategis yang telah tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Pesantren periode 2023-2027.

Dalam arahannya, Kiai Zuhri menekankan pentingnya pengembangan pesantren sebagai lembaga pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Beliau menyampaikan bahwa AKUP tahun 2025 ini terdiri dari program-program yang bersifat tetap dan pengembangan.

“Program-program ini salah satunya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan santri, memperkuat karakter santri, serta meningkatkan peran pesantren dalam masyarakat,” ujar Kiai Zuhri.

Adapun AKUP tahun 2025 ini memfokuskan pada empat program prioritas, yaitu:

  1. Peningkaan peran pesantren sebgai lembaga pendidikan dan pengembangan, meliputi:
    1. Internalisasi nilai-nilai pesantren melalui pemahaman dan pengamalan Furudhul Ainiyah (FA)
    2. Pengembangan kurikulum pesantren secara berjenjang
    3. Optimalisasi pesantren melalui integrasi kurikulum pesantren
    4. Peningkatan kompetensi dan keterampilan SDM essensial
    5. Pembentukan karakter santri melalui kemandirian dan jiwa korsa
  2. Optimalisasi peran pesantren melalui kaderisasi dan dakwah sebagai pemberdayaan masyarakat, meliputi:
    1. Pemberdayaan kaderisasi santri dan pengurus secara berjenjang
    2. Pemberdayaan peran lembaga dakwah pesantren dan guru tugas
    3. Optimalisasi peran media online sebagai sarana informasi dan dakwah digital pesantren
  3. Peningkatan layanan pesantren dalam pemenuhan standar mutu manajemen terpadu melalui pemberdayaan sumber daya pesantren dan masyarakat, melputi:
    1. Pemenuhan fasilitas santri sebagai standar layanan dasar pesantren
    2. Optimalisasi peran digitalisasi layanan standar pesantren berbasis ISO
    3. Peningkatan layanan pesantren di bidang kesehatan masyarakat melalui penyediaan rumah sakit umum
  4. Pemberdayaan potensi ekonomi pesantren menuju pesantren mandiri, meliputi:
    1. Penegembangan unit usaha sebagai percepatan pertumbuhan usaha pesantren
    2. Peningkatan partisipasi usaha pesantren dalam pemenuhan pendapatan pesantren
    3. Peningkatan usaha pesantren melalui kerja sama dan kemitraan luar pesantren

Dengan penetapan AKUP ini, Kiai Zuhri berharap agar Pondok Pesantren Nurul Jadid dapat semakin berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan perkembangan pesantren itu sendiri.

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Laporan Akhir Tahun 2024: Komitmen Nurul Jadid Mengoptimalkan Peran Kelembagaan Pesantren

berita.nuruljadid.net — Pondok Pesantren Nurul Jadid melaksanakan laporan akhir tahun 2024 di Aula I Pesantren pada Kamis (19/12/2024). Acara ini menjadi momentum evaluasi atas program-program yang telah dijalankan selama setahun terakhir, sekaligus bentuk pertanggungjawaban pengurus kepada seluruh elemen pesantren.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh 140 peserta yang terdiri dari pengasuh, kepala, para pimpinan pesantren, pimpinan satuan kerja (Satker), hingga pimpinan satuan pendidikan (Satpen). Tercatat, terdapat 42 sektor Satker dan Satpen yang turut hadir dalam agenda evaluasi tahunan ini.

Dalam sambutan pembuka acara, Sekretaris Pesantren Tahiruddin menjelaskan bahwa proses pengumpulan dan identifikasi data laporan telah dimulai sejak 2 Desember 2024, dengan koordinasi penuh dari Badan Perencanaan Pesantren (Bapetren).

“Dari data tersebut, kita dapat mengidentifikasi capaian yang telah diraih maupun yang belum tercapai. Selain itu, kami juga mengakomodasi rekomendasi dari hasil audit, monitoring, dan evaluasi yang dilakukan oleh Badan Pengawas Pesantren,” ungkapnya.

Sementara Kepala Pesantren, KH. Abdul Hamid Wahid, dalam laporannya menguraikan pencapaian serta tantangan yang dihadapi sepanjang tahun 2024. Dari total 78 program strategis yang dicanangkan, sebanyak 51 program berhasil terlaksana. Program-program tersebut merupakan implementasi dari Arah Kebijakan Umum Pesantren (AKUP) tahun 2024, yang mencakup program prioritas, pendukung, dan pengembangan.

“Capaian ini menjadi refleksi bersama, namun masih ada kinerja yang perlu ditingkatkan untuk masa mendatang. Kami menekankan pentingnya optimalisasi peran pesantren sebagai lembaga pembelajaran, pengajaran, dakwah digital, dan pengabdian kepada masyarakat,” jelas Kiai Hamid.

Lebih lanjut, beliau menyoroti perlunya penerjemahan rencana jangka panjang pesantren ke dalam rencana strategis (Renstra) di setiap sektor atau Satker dan Satpen.

“Dengan begitu, kita memiliki arah yang jelas dan terukur dalam setiap jenjang waktunya,” tambahnya.

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

 

Mahasiswa UNUJA Tingkatkan Baca Al-Qur’an dengan Metode Yanbu’a

berita.nuruljadid.net – Enam mahasiswi Semester 7 Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Agama Islam Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo mengabdikan diri dalam program Praktikum Kuliah yang difokuskan pada peningkatan pembelajaran Al-Qur’an di Pondok Pesantren Nurul Jadid Wilayah Al-Hasyimiyah. Program ini melibatkan pembinaan intensif santri dengan menggunakan metode Yanbu’a, sebuah pendekatan pembelajaran Al-Qur’an yang interaktif dan repetitif.

Ke enam mahasiswi yang terlibat dalam pengabdian ini adalah Mirna Wulan Sari, Nayyirotut Tazkiroh, Nazilatul Maghfiroh, Rizky Laila Ilmi, Sofiyaturrozibala, dan Ummu Syarifah. Mereka merupakan bagian dari tim mu’allimat (pengajar) di wilayah tersebut, bekerja sama dengan pengurus pesantren untuk mengajar dan membimbing para santri dari jenjang SLTP, SLTA, hingga mahasiswa.

Metode Yanbu’a, yang telah diterapkan di Pondok Pesantren Nurul Jadid, memungkinkan santri untuk mempelajari Al-Qur’an secara terstruktur dan efektif. Program ini berfokus pada pengulangan materi untuk meningkatkan pemahaman tajwid, pelafalan ayat, dan penulisan huruf hijaiyah sesuai dengan kaidah.

“Sebagai bagian dari praktikum, kami tidak hanya belajar mengimplementasikan metode ini, tetapi juga merasakan langsung bagaimana menjadi bagian dari proses pendidikan yang nyata di pesantren,” ujar Mirna Wulan Sari, salah satu peserta praktikum.

Program dimulai dengan pre-test untuk mengukur kemampuan awal santri dalam membaca dan menulis Al-Qur’an. Setelah pembelajaran intensif selama beberapa minggu, dilanjutkan dengan post-test untuk menilai efektivitas metode Yanbu’a. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan pada santri yang sebelumnya kesulitan membaca Al-Qur’an dengan tajwid. Kini, mereka mampu melafalkan ayat-ayat dengan lebih lancar dan memahami kaidah ortografi Al-Qur’an.

Mahasiswi praktikum tengah menjelaskan materi Yanbu'a

Mahasiswi praktikum tengah menjelaskan materi Yanbu’a

“Awalnya sulit, tetapi setelah diajarkan berulang-ulang, saya jadi lebih percaya diri membaca Al-Qur’an,” kata Tiana, salah satu santri SLTP.

Sebagai mu’allimat di wilayah Al-Hasyimiyah, keenam mahasiswi ini bekerja sama dengan pengurus pondok lainnya dalam melaksanakan program pembelajaran Al-Qur’an. Selain memberikan pengajaran, mereka juga melakukan evaluasi dan motivasi kepada para santri, yang menunjukkan pentingnya peran kolektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang produktif.

Lebih dari sekadar mengajar, para mahasiswi juga melakukan wawancara dengan mu’allimat senior untuk mengevaluasi sejauh mana metode Yanbu’a mempermudah proses pembelajaran dan penilaian. Hasilnya, metode ini dinilai efektif dalam meningkatkan keterampilan santri sekaligus mempermudah pengajar dalam memonitor perkembangan mereka.

“Program ini tidak hanya membantu santri, tetapi juga memperkuat kemampuan kami sebagai calon pendidik di masa depan,” ujar Linda Badriyati, salah satu mu’allimat.

Dengan pendekatan yang terencana dan berbasis data, program praktikum ini telah membawa dampak positif yang nyata. Para santri tidak hanya meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an, tetapi juga semakin mencintai kitab suci sebagai pedoman hidup mereka.

“Semoga program ini terus berjalan dan semakin banyak santri yang terbantu untuk memahami Al-Qur’an dengan baik,” harap Ummu Syarifah, salah satu peserta praktikum. Pengabdian ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara mahasiswa, pesantren, dan metode pembelajaran yang efektif mampu menciptakan generasi Qurani yang unggul.

Pewarta : Mirna Wulan Sari

Editor : Ponirin Mika

Pendaftar Panji Pelopor Membludak, Formulir Ludes Sekejap

Berita.nuruljadid.net– Panji Pelopor, salah satu organisasi paling diminati di Nurul Jadid itu kembali menunjukkan eksistensinya pada Open Reqruitment tahun ini. Terbukti dengan seratus lembar formulir pendaftaran yang ludes diserbu santri dalam kurun waktu kurang dari satu hari, Senin (11/11). “Sebenarnya, kami membuka pengambilan formulir pendaftaran selama dua hari (11-12/11). Namun tak disangka, pada hari pertama sekira pukul 14.00 WIB formulir pendaftaran yang berjumlah seratus lembar sudah habis,” papar Oktavia Eva Safitri, Ketua Panji Pelopor Putri.

Terdapat kebijakan baru, santri yang hendak mendaftarkan diri wajib mengambil formulir langsung di kantor sekretariat pesantren. “Supaya kita tahu, mana yang bersungguh-sungguh ingin mendaftar Panji Pelopor. Selain itu, diharapkan pendaftar bisa tanggung jawab dengan formulir yang mereka ambil,” imbuh santri asal Lumajang itu.

Selain lokasi pengambilan formulir, rupanya tahun ini, jumlah formulir pendaftaran yang disediakan juga menyusut. Tahun lalu, Panji Pelopor menyediakan hingga tiga ratus lembar formulir pendaftaran, sementara tahun ini mereka hanya menyediakan seratus lembar. Menurut Eva, tujuannya sama saja, Agar pendaftar dapat tanggung jawab atas formulirnya. Tidak hanya sekadar minta formulir, lalu tidak dikumpulkan.

Usai pengambilan formulir pendaftaran, Panji Pelopor mengadakan tes tulis yang berlokasi di Aula II PPNJ, Minggu (17/11) lalu. Dilanjutkan dengan tes interview yang bertempat di Aula Mini PPNJ dan Aula Mahrom Al-Hasyimiyah serta dilaksanakan selama 3 hari, sejak tanggal (18/11) hingga (20/11). Dari 130 pendaftar akan dipilih 50 orang yang akan lolos seleksi Panji Pelopor. “Pengurangan formulir pendaftaran memang meminimalisir santri yang tidak mengumpulkan, namun karena masih saja ada yang tidak mengumpulkan, sehingga pendaftar jadi tidak genap seratus orang, makanya kami membuka pengambilan formulir kedua,” jelasnya.

Pewarta : Wahdana Nafisatuz Zahra

Editor : Ponirin Mika

Rektor UNUJA, K.H. Abd. Hamid Wahid, Terima Penghargaan ‘Rektor-Kyai Penggerak Perubahan’ dari PermaPendis Indonesia

www.nuruljadi.net.berita- Dalam acara istimewa yang berlangsung pada Konferensi Internasional di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid, PermaPendis Indonesia memberikan penghargaan bergengsi kepada Rektor Universitas Nurul Jadid (UNUJA), K.H. Abd. Hamid Wahid, M.Ag., sebagai Rektor-Kyai Penggerak Perubahan. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi besar beliau dalam memajukan pendidikan berbasis pesantren yang inklusif dan multikultural. Acara penghargaan ini berlangsung pada Sabtu, 14 Desember 2024.

Ketua PermaPendis Indonesia, Prof. Dr. H. Badrudin, M.Ag., CIIQA., CEAM., yang turut hadir pada acara tersebut, memberikan sambutan hangat. “Ini adalah kali ketiga konferensi internasional dilaksanakan di Universitas Nurul Jadid. Saya mengucapkan selamat kepada UNUJA atas suksesnya penyelenggaraan konferensi ini dan berharap kita dapat menjadikan UNUJA sebagai contoh dalam mengelola kegiatan internasional,” ujarnya.

Selain penghargaan kepada Rektor UNUJA, penghargaan PermaPendis 2024 juga diberikan kepada berbagai sivitas akademik UNUJA yang telah berperan aktif dalam berbagai bidang, seperti penjaminan mutu, sertifikasi profesi, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta pengelolaan pesantren mahasiswa. Ini menegaskan komitmen UNUJA dalam memperkuat pendidikan berbasis pesantren yang mendukung keragaman dan inklusivitas.

K.H. Abd. Hamid Wahid, M.Ag., dalam kesempatan tersebut, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas penghargaan yang diterima. “Penghargaan ini adalah hasil kerja keras seluruh sivitas akademik UNUJA. Ini bukan hanya penghargaan untuk saya, tetapi juga untuk semua pihak yang telah bersama-sama mewujudkan misi UNUJA sebagai pelopor perubahan dalam pendidikan berbasis pesantren,” ungkap beliau. “Semoga penghargaan ini semakin memotivasi kita untuk terus berinovasi dan memberi kontribusi yang lebih baik di masa depan.”

Acara yang diadakan bersamaan dengan Konferensi Internasional ini menjadi momentum penting untuk menegaskan peran UNUJA sebagai lembaga pendidikan berbasis pesantren yang terus berinovasi dan memberikan kontribusi signifikan baik di tingkat nasional maupun internasional.

Santri Ikuti Kemah Gabungan, Upaya Bangun Kedisiplinan dan Wawasan Kebangsaan

berita.nuruljadid.net – Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, menggelar Perkemahan Gabungan Santri (PEGAS) yang diikuti sekitar 200 santri dari berbagai lembaga pendidikan di bawah naungan pesantren, Kamis (5/11/2024). Kegiatan ini bertujuan memperkuat kedisiplinan, mental, serta keterampilan kepramukaan santri.

Kepala Bidang Kelembagaan dan Peserta Didik Biro Pendidikan Pesantren Nurul Jadid, Mujiburrahman, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk membangun kebersamaan antarsantri.

“Perkemahan gabungan santri ini adalah kegiatan perdana di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Melalui kegiatan ini, kami berupaya membentuk kedisiplinan dan wawasan kebangsaan santri,” jelasnya dalam sambutan pembukaan acara.

Ia juga menyampaikan bahwa aktivitas kepramukaan di Pesantren Nurul Jadid telah aktif selama dua tahun terakhir.

“Pramuka menjadi salah satu upaya pesantren untuk mencetak kader berkualitas yang memiliki kemampuan bekerja sama, kekompakan, kepekaan, disiplin, dan loyalitas tinggi,” tambah Mujiburrahman.

Ketua panitia kegiatan, Umar Falas, menambahkan bahwa PEGAS merupakan bagian dari upaya besar Biro Pendidikan Pesantren Nurul Jadid dalam menanamkan panca kesadaran santri.

“Kesadaran yang kami tanamkan meliputi kesadaran berilmu, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta berorganisasi. Melalui kegiatan pramuka seperti kemah ini, kesadaran tersebut lebih mudah ditanamkan kepada para santri,” jelas Umar.

Perkemahan yang berlangsung selama dua hari, Kamis hingga Jumat, diikuti oleh delegasi dari setiap sekolah dan madrasah di lingkungan pesantren. Dengan kegiatan ini, Pondok Pesantren Nurul Jadid berharap dapat terus melahirkan santri yang tidak hanya taat beragama tetapi juga memiliki jiwa kebangsaan dan kepemimpinan yang kuat.

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Menulis Berita: Keterampilan yang Harus Terus Dilatih

berita.nuruljadid.net – Menulis bukan sekadar pengetahuan, melainkan keterampilan yang harus dipraktekkan secara terus-menerus. Hal ini disampaikan Muhammad Iqbal, wartawan Times Indonesia, dalam sesi diskusi Madrasah Jurnalistik (MJ) yang berlangsung di ruang rapat Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Jumat (22/11) lalu.

Iqbal menegaskan bahwa, layaknya bersepeda yang memerlukan latihan untuk menguasainya, menulis pun demikian. “Menulis bukan hanya soal teori, melainkan keterampilan. Untuk menguasainya, seseorang harus terus berlatih,” ujar Iqbal di hadapan peserta yang mayoritas terdiri dari para pelajar dan calon jurnalis muda.

Sebagai wartawan yang telah berpengalaman, Iqbal juga mengingatkan pentingnya empati seorang jurnalis dalam menulis. “Seorang jurnalis sejati harus memiliki kesadaran bahwa ‘aku menulis untuk orang lain, bukan untuk diriku sendiri’,” ungkapnya. Ia menambahkan, standar kualitas berita yang baik adalah kemudahan pembaca dalam memahami informasi yang disampaikan.

Iqbal membandingkan penulisan berita dengan menulis catatan pribadi. “Jika kita menulis untuk diri sendiri, seperti halnya menulis di buku harian, kalimat yang sulit sekalipun tetap bisa dimengerti oleh penulisnya. Namun, berita yang baik harus dapat dipahami oleh berbagai kalangan,” tuturnya.

Acara yang dimulai pukul 08.30 WIB ini terbagi dalam dua sesi. Pada sesi pertama, peserta diberi kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan menulis berita berdasarkan film yang telah disiapkan oleh panitia. Sesi kedua, yang berlangsung pada sore hari, lebih fokus pada materi teknis penulisan berita yang dibawakan oleh Iqbal.

Diskusi ini merupakan kali kedua setelah vakum selama lima bulan akibat beberapa kendala internal. Dengan mengusung tema Teknik Menulis Berita, forum ini bertujuan untuk memberi pemahaman yang lebih dalam kepada peserta tentang dasar-dasar penulisan jurnalistik yang efektif dan bermanfaat.

 

Pewarta: Wahdana Nafisatuz Zahra
Editor: Ponirin Mika

Pramuka Santri Ikuti Perkemahan Gabungan di Lingkungan Pesantren

www.nuruljadid.net- Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Jawa Timur menggelar perkemahan gabungan santri (PEGAS) untuk meningkatkan kedisiplinan dan mental santri yang memiliki keterampilan kepramukaan. Kamis (05/11/24).
Kepala Bidang Kelembagaan dan Peserta Didik Biro Pendidikan Pesantren Nurul Jadid Mujiburrahman menegaskan bahwa pramuka merupakan jembatan yang sangat efektif untuk membangun kebersamaan antar santri. “Ini merupakan kegiatan perdana di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Kegiatan perkemahan gabungan santri ini salah satu upaya pesantren dalam membentuk kedisiplinan dan wawasan kebangsaan santri,” ungkapnya saat memberikan sambutan pembukaan.

Mujib juga menyampaikan, pramuka di pesantren Nurul Jadid sudah mulai dua tahun terakhir.

“Aktifnya kegiatan pramuka salah satu langkah pesantren dalam menciptakan kader-kadernya yang berkualitas dengan memiliki kemampuan bekerjasama, kekompakan, kepekaan, kedisiplinan dan loyalitas yang tinggi,” imbuhnya.

Selain itu, Umar Falas ketua panitia pelaksana menambahkan, kegiatan perkemahan gabungan santri misi besar Biro Pendidikan Pesantren Nurul Jadid dalam mewujudkan panca kesadaran santri.

“Di antara panca kesadaran santri yang di miliki pesantren Nurul Jadid adalah kesadaran berilmu, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta berorganisasi. Pada kegiatan kepramukaan kita tanamkan kesadaran itu dan salah satunya melalui adanya kegiatan kemah ini,” tegasnya.

Perkemahan santri dilaksanakan selam dua hari (kamis-jum’at) diikuti delegasi masing-masing sekolah dan madrasah yang 200 santri.

 

Pewarta   : Umar Falas

Editor      : Ponirin Mika