Pendaftar Panji Pelopor Membludak, Formulir Ludes Sekejap

Berita.nuruljadid.net– Panji Pelopor, salah satu organisasi paling diminati di Nurul Jadid itu kembali menunjukkan eksistensinya pada Open Reqruitment tahun ini. Terbukti dengan seratus lembar formulir pendaftaran yang ludes diserbu santri dalam kurun waktu kurang dari satu hari, Senin (11/11). “Sebenarnya, kami membuka pengambilan formulir pendaftaran selama dua hari (11-12/11). Namun tak disangka, pada hari pertama sekira pukul 14.00 WIB formulir pendaftaran yang berjumlah seratus lembar sudah habis,” papar Oktavia Eva Safitri, Ketua Panji Pelopor Putri.

Terdapat kebijakan baru, santri yang hendak mendaftarkan diri wajib mengambil formulir langsung di kantor sekretariat pesantren. “Supaya kita tahu, mana yang bersungguh-sungguh ingin mendaftar Panji Pelopor. Selain itu, diharapkan pendaftar bisa tanggung jawab dengan formulir yang mereka ambil,” imbuh santri asal Lumajang itu.

Selain lokasi pengambilan formulir, rupanya tahun ini, jumlah formulir pendaftaran yang disediakan juga menyusut. Tahun lalu, Panji Pelopor menyediakan hingga tiga ratus lembar formulir pendaftaran, sementara tahun ini mereka hanya menyediakan seratus lembar. Menurut Eva, tujuannya sama saja, Agar pendaftar dapat tanggung jawab atas formulirnya. Tidak hanya sekadar minta formulir, lalu tidak dikumpulkan.

Usai pengambilan formulir pendaftaran, Panji Pelopor mengadakan tes tulis yang berlokasi di Aula II PPNJ, Minggu (17/11) lalu. Dilanjutkan dengan tes interview yang bertempat di Aula Mini PPNJ dan Aula Mahrom Al-Hasyimiyah serta dilaksanakan selama 3 hari, sejak tanggal (18/11) hingga (20/11). Dari 130 pendaftar akan dipilih 50 orang yang akan lolos seleksi Panji Pelopor. “Pengurangan formulir pendaftaran memang meminimalisir santri yang tidak mengumpulkan, namun karena masih saja ada yang tidak mengumpulkan, sehingga pendaftar jadi tidak genap seratus orang, makanya kami membuka pengambilan formulir kedua,” jelasnya.

Pewarta : Wahdana Nafisatuz Zahra

Editor : Ponirin Mika

Rektor UNUJA, K.H. Abd. Hamid Wahid, Terima Penghargaan ‘Rektor-Kyai Penggerak Perubahan’ dari PermaPendis Indonesia

www.nuruljadi.net.berita- Dalam acara istimewa yang berlangsung pada Konferensi Internasional di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid, PermaPendis Indonesia memberikan penghargaan bergengsi kepada Rektor Universitas Nurul Jadid (UNUJA), K.H. Abd. Hamid Wahid, M.Ag., sebagai Rektor-Kyai Penggerak Perubahan. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi besar beliau dalam memajukan pendidikan berbasis pesantren yang inklusif dan multikultural. Acara penghargaan ini berlangsung pada Sabtu, 14 Desember 2024.

Ketua PermaPendis Indonesia, Prof. Dr. H. Badrudin, M.Ag., CIIQA., CEAM., yang turut hadir pada acara tersebut, memberikan sambutan hangat. “Ini adalah kali ketiga konferensi internasional dilaksanakan di Universitas Nurul Jadid. Saya mengucapkan selamat kepada UNUJA atas suksesnya penyelenggaraan konferensi ini dan berharap kita dapat menjadikan UNUJA sebagai contoh dalam mengelola kegiatan internasional,” ujarnya.

Selain penghargaan kepada Rektor UNUJA, penghargaan PermaPendis 2024 juga diberikan kepada berbagai sivitas akademik UNUJA yang telah berperan aktif dalam berbagai bidang, seperti penjaminan mutu, sertifikasi profesi, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta pengelolaan pesantren mahasiswa. Ini menegaskan komitmen UNUJA dalam memperkuat pendidikan berbasis pesantren yang mendukung keragaman dan inklusivitas.

K.H. Abd. Hamid Wahid, M.Ag., dalam kesempatan tersebut, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas penghargaan yang diterima. “Penghargaan ini adalah hasil kerja keras seluruh sivitas akademik UNUJA. Ini bukan hanya penghargaan untuk saya, tetapi juga untuk semua pihak yang telah bersama-sama mewujudkan misi UNUJA sebagai pelopor perubahan dalam pendidikan berbasis pesantren,” ungkap beliau. “Semoga penghargaan ini semakin memotivasi kita untuk terus berinovasi dan memberi kontribusi yang lebih baik di masa depan.”

Acara yang diadakan bersamaan dengan Konferensi Internasional ini menjadi momentum penting untuk menegaskan peran UNUJA sebagai lembaga pendidikan berbasis pesantren yang terus berinovasi dan memberikan kontribusi signifikan baik di tingkat nasional maupun internasional.

Santri Ikuti Kemah Gabungan, Upaya Bangun Kedisiplinan dan Wawasan Kebangsaan

berita.nuruljadid.net – Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, menggelar Perkemahan Gabungan Santri (PEGAS) yang diikuti sekitar 200 santri dari berbagai lembaga pendidikan di bawah naungan pesantren, Kamis (5/11/2024). Kegiatan ini bertujuan memperkuat kedisiplinan, mental, serta keterampilan kepramukaan santri.

Kepala Bidang Kelembagaan dan Peserta Didik Biro Pendidikan Pesantren Nurul Jadid, Mujiburrahman, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk membangun kebersamaan antarsantri.

“Perkemahan gabungan santri ini adalah kegiatan perdana di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Melalui kegiatan ini, kami berupaya membentuk kedisiplinan dan wawasan kebangsaan santri,” jelasnya dalam sambutan pembukaan acara.

Ia juga menyampaikan bahwa aktivitas kepramukaan di Pesantren Nurul Jadid telah aktif selama dua tahun terakhir.

“Pramuka menjadi salah satu upaya pesantren untuk mencetak kader berkualitas yang memiliki kemampuan bekerja sama, kekompakan, kepekaan, disiplin, dan loyalitas tinggi,” tambah Mujiburrahman.

Ketua panitia kegiatan, Umar Falas, menambahkan bahwa PEGAS merupakan bagian dari upaya besar Biro Pendidikan Pesantren Nurul Jadid dalam menanamkan panca kesadaran santri.

“Kesadaran yang kami tanamkan meliputi kesadaran berilmu, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta berorganisasi. Melalui kegiatan pramuka seperti kemah ini, kesadaran tersebut lebih mudah ditanamkan kepada para santri,” jelas Umar.

Perkemahan yang berlangsung selama dua hari, Kamis hingga Jumat, diikuti oleh delegasi dari setiap sekolah dan madrasah di lingkungan pesantren. Dengan kegiatan ini, Pondok Pesantren Nurul Jadid berharap dapat terus melahirkan santri yang tidak hanya taat beragama tetapi juga memiliki jiwa kebangsaan dan kepemimpinan yang kuat.

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Menulis Berita: Keterampilan yang Harus Terus Dilatih

berita.nuruljadid.net – Menulis bukan sekadar pengetahuan, melainkan keterampilan yang harus dipraktekkan secara terus-menerus. Hal ini disampaikan Muhammad Iqbal, wartawan Times Indonesia, dalam sesi diskusi Madrasah Jurnalistik (MJ) yang berlangsung di ruang rapat Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Jumat (22/11) lalu.

Iqbal menegaskan bahwa, layaknya bersepeda yang memerlukan latihan untuk menguasainya, menulis pun demikian. “Menulis bukan hanya soal teori, melainkan keterampilan. Untuk menguasainya, seseorang harus terus berlatih,” ujar Iqbal di hadapan peserta yang mayoritas terdiri dari para pelajar dan calon jurnalis muda.

Sebagai wartawan yang telah berpengalaman, Iqbal juga mengingatkan pentingnya empati seorang jurnalis dalam menulis. “Seorang jurnalis sejati harus memiliki kesadaran bahwa ‘aku menulis untuk orang lain, bukan untuk diriku sendiri’,” ungkapnya. Ia menambahkan, standar kualitas berita yang baik adalah kemudahan pembaca dalam memahami informasi yang disampaikan.

Iqbal membandingkan penulisan berita dengan menulis catatan pribadi. “Jika kita menulis untuk diri sendiri, seperti halnya menulis di buku harian, kalimat yang sulit sekalipun tetap bisa dimengerti oleh penulisnya. Namun, berita yang baik harus dapat dipahami oleh berbagai kalangan,” tuturnya.

Acara yang dimulai pukul 08.30 WIB ini terbagi dalam dua sesi. Pada sesi pertama, peserta diberi kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan menulis berita berdasarkan film yang telah disiapkan oleh panitia. Sesi kedua, yang berlangsung pada sore hari, lebih fokus pada materi teknis penulisan berita yang dibawakan oleh Iqbal.

Diskusi ini merupakan kali kedua setelah vakum selama lima bulan akibat beberapa kendala internal. Dengan mengusung tema Teknik Menulis Berita, forum ini bertujuan untuk memberi pemahaman yang lebih dalam kepada peserta tentang dasar-dasar penulisan jurnalistik yang efektif dan bermanfaat.

 

Pewarta: Wahdana Nafisatuz Zahra
Editor: Ponirin Mika

Pramuka Santri Ikuti Perkemahan Gabungan di Lingkungan Pesantren

www.nuruljadid.net- Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Jawa Timur menggelar perkemahan gabungan santri (PEGAS) untuk meningkatkan kedisiplinan dan mental santri yang memiliki keterampilan kepramukaan. Kamis (05/11/24).
Kepala Bidang Kelembagaan dan Peserta Didik Biro Pendidikan Pesantren Nurul Jadid Mujiburrahman menegaskan bahwa pramuka merupakan jembatan yang sangat efektif untuk membangun kebersamaan antar santri. “Ini merupakan kegiatan perdana di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Kegiatan perkemahan gabungan santri ini salah satu upaya pesantren dalam membentuk kedisiplinan dan wawasan kebangsaan santri,” ungkapnya saat memberikan sambutan pembukaan.

Mujib juga menyampaikan, pramuka di pesantren Nurul Jadid sudah mulai dua tahun terakhir.

“Aktifnya kegiatan pramuka salah satu langkah pesantren dalam menciptakan kader-kadernya yang berkualitas dengan memiliki kemampuan bekerjasama, kekompakan, kepekaan, kedisiplinan dan loyalitas yang tinggi,” imbuhnya.

Selain itu, Umar Falas ketua panitia pelaksana menambahkan, kegiatan perkemahan gabungan santri misi besar Biro Pendidikan Pesantren Nurul Jadid dalam mewujudkan panca kesadaran santri.

“Di antara panca kesadaran santri yang di miliki pesantren Nurul Jadid adalah kesadaran berilmu, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta berorganisasi. Pada kegiatan kepramukaan kita tanamkan kesadaran itu dan salah satunya melalui adanya kegiatan kemah ini,” tegasnya.

Perkemahan santri dilaksanakan selam dua hari (kamis-jum’at) diikuti delegasi masing-masing sekolah dan madrasah yang 200 santri.

 

Pewarta   : Umar Falas

Editor      : Ponirin Mika

Outbound BIKTREN PPNJ: Pengurus AK-22 Memperkuat Komitmen dan Silaturahmi

berita.nuruljadid.net – Pengurus Biro Kepesantrenan (BIKTREN) Putri Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) angkatan ke-22 (AK-22) menggelar kegiatan outbound pada Jumat, 1 November 2024, di Pantai Randu Tata (Duta), Jawa Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat komitmen pengabdian dan mempererat silaturahmi antar pengurus.

Kegiatan dimulai dengan pemberangkatan bersama dari Jati Raya (Jatray) pada pukul 04.30 WIB. Setibanya di pantai, peserta menikmati makan bersama sebelum mendengarkan pengarahan dari Wakil Kepala Biro Kepesantrenan, Ning Mamnuhaturrahmah. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kegiatan outbound sebagai sarana refreshing dan mempererat tali persaudaraan di antara pengurus AK-22.

Kegiatan dilanjutkan dengan senam sambil berzikir bersama yang dipandu oleh Ustazah Windiya Budiyanti. Beliau mengingatkan peserta untuk menjaga kesehatan fisik dan mental agar dapat terus menularkan kebaikan.

Outbound kali ini bukan hanya sekadar ajang refreshing, tetapi juga sebagai pembinaan karakter dan komitmen, sejalan dengan visi dan misi pesantren. Para peserta dibagi menjadi sepuluh kelompok untuk berpartisipasi dalam berbagai permainan, seperti Bottle Blind, Blind and Trust, Pindahkan Gelas, dan Bola Ceria. Kelompok 6 dari wilayah Al-Hasyimiyah dinyatakan sebagai kelompok terhits, sementara kelompok 5 meraih predikat kelompok terbaik.

Kegiatan ditutup dengan tadabbur alam dan doa bersama yang dipimpin oleh Ustazah Madinatul Munawwarah. Ustazah Maknunah, selaku ketua panitia, berharap agar kegiatan ini membawa perubahan positif bagi seluruh pengurus AK-22.

Dengan latar belakang pantai yang menenangkan, outbound ini memberikan ruang bagi para pengurus untuk merenungkan peran dan tanggung jawab mereka serta menguatkan semangat untuk terus berkontribusi dalam membangun lingkungan pesantren yang harmonis dan berprestasi.

 

Pewarta: Maria Al Faradela
Editor: Ponirin Mika

SMA Nurul Jadid Buka Pendaftaran Ujian HSK(K) Online, Berikut Informasinya!

berita.nuruljadid.net – Salah satu lembaga pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Jadid, SMA Nurul Jadid, akan menyelenggarakan Ujian HSK dan HSKK pada 8 Desember 2024. Ujian HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi) merupakan standar internasional untuk mengukur kemahiran bahasa Mandarin secara tertulis pada enam level berbeda, dari HSK 1 hingga HSK 6. Sedangkan HSKK (Hanyu Shuiping Kouyu Kaoshi) menilai keterampilan lisan dalam tiga tingkatan: Dasar, Menengah, dan Lanjutan. Kedua ujian ini merupakan pengukuran untuk kemampuan bahasa Mandarin peserta. Pendaftaran berlangsung online hingga 28 November 2024. Untuk informasi lebih lengkap dapat diamati pada narasi berikut:

A. Jadwal Ujian

Jenis Ujian Tanggal Pelaksanaan Batas Pendaftaran Pengumuman Hasil Ujian
HSK Minggu, 8 Desember 2024 28 November 2024

Pukul 13.00 WIB

23 Desember 2024
HSKK 30 Desember 2024

B. Biaya Ujian

Level Ujian Waktu Ujian Durasi Waktu Ujian Biaya Ujian
HSK 1 13.30 WIB – 14.05 WIB 35 menit Rp. 250.000
HSK 2 09.00 WIB – 09.50 WIB 50 menit Rp. 320.000
HSK 3 13.30 WIB – 14.55 WIB 85 menit Rp. 700.000
HSKK 7 初级 15.40 WIB – 15.57 WIB 17 menit
HSK 4 09.00 WIB – 10.40 WIB 100 menit Rp. 900.000
HSKK 8 中级 11.25 WIB – 11.46 WIB 21 menit
HSK 5 13.30 WIB – 15.30 WIB 120 menit Rp. 1.200.000
HSKK 9 高级 16.30 WIB – 16.54 WIB 24 menit
HSK 6 09.00 WIB – 11.15 WIB 135 menit Rp. 1.300.000
HSKK 9 高级 16.30 WIB – 16.54 WIB 24 menit

C. Tempat Ujian

Lokasi ujian dilaksanakan di SMA Nurul Jadid, Jl. K.H. Zaini Mun’im, Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo

D. Sesi Ujian

  • Sesi 1 (09.00) Ujian HSK 2,4,6 bersamaan dalam satu lab komputer maksimal 40 peserta.
  • Sesi 2 (11.25) Ujian HSKK 8 中级 maksimal 40 peserta.
  • Sesi 3 (13:30) Ujian HSK 1,3,5 bersamaan dalam satu lab komputer maksimal 40 peserta.
  • Sesi 4 (15.40) Ujian HSKK 7 初级 maksimal 40 peserta.
  • Sesi 5 (16.30) Ujian HSKK 9 高级 kuota maksimal 40 peserta

*Catatan: Ujian akan dilaksanakan jika salah satu sesi memenuhi kuota minimal 20 Peserta, jika tidak, ujian akan ditunda pada bulan berikutnya.

E. Tahap Pendaftaran

  1. Mengisi formular pendaftaran secara online di laman https://www.chinesetest.cn/kdInfo?id=41558430
  2. Tekan “book a test” di bagian upcoming test sesuai jenis ujian yang akan dipilih
  3. Kemudian, lakukan login.
  4. Apabila belum memiliki akun, maka daftar akun dengan tekan tombol “register now”
  5. Upload berkas yang dibutuhkan:
    • Paspor/KTP/Kartu Pelajar yang masih berlaku sampai dengan tanggal ujian. (Tidak kadaluwarsa).
    • Upload foto diri dengan ketentuan:
      • Format file adalah .jpg
      • Ukuran file maksimal 100 KB
      • Foto berwarna
      • Warna baju dan warna background foto tidak boleh sama atau mirip
      • Tidak boleh memakai topi, jepit rambut, bando, atau kaca mata hitam
      • Foto harus dari kepala sampai bagian dada (close-up)
  6. Transfer biaya pendaftaran sesuai dengan biaya yang tertera pada table di atas ke nomor rekening: BNI 0688862063 an. Syamsul Hadi
  7. Kirim bukti pembayaran ke Syamsul Hadi: 085940894322

F. Tata Tertib Ujian

  1. Registrasi peserta dilaksanakan 1 jam sebelum ujian berlangsung.
  2. Peserta wajib berada di dalam ruang ujian 30 menit sebelum ujian dimulai.
  3. Peserta wajib membawa Kartu Peserta Ujian (Admission Ticket) dan kartu identitas asli (Paspor /KTP /Kartu Pelajar) sesuai dengan pendaftaran. Jika tidak, maka peserta tidak diperkenankan mengikuti ujian dengan alasan apapun, dan biaya pendaftran yang telah dibayar tidak dapat dikembalikan.
  4. Peserta masuk ruang ujian hanya diperkenankan membawa Kartu Peserta Ujian (Admission Ticket), kartu identitas. Selain itu tidak diperkenankan dibawa masuk ke ruang ujian.
  5. Peserta memakai pakaian bebas dan rapi.

G. Pengambilan Sertifikat

Pengambilan sertifikat akan diumumkan sekitar 2 bulan setelah ujian, hanya tersedia dalam bentuk cetak yang dikirim dari Hanban.

H. Rute

  1. Dari arah barat:
    • Jalur bus: Peserta menaiki Bis Jurusan Proboliggo/Jember/Banyuwangi/Muncar, turun di terminal Probolinggo, ganti bus jurusan Situbondo/Bondowoso/Muncar, turun di Persimpangan tanjung (PP. Nurul Jadid), naik becak, turun di SMA Nurul Jadid.
    • Jalur kereta: Peserta menaiki kereta jurusan Probolinggo, turun di stasiun Probolinggo, naik angkot ke terminal Probolinggo, naik bus jurusan Situbondo/Bondowoso/Muncar, turun di Persimpangan tanjung(PP. Nurul Jadid), naik becak, turun di SMA Nurul Jadid.
  2. Dari arah timur:
    • Jalur bus: Naik Bis Jurusan Proboliggo/Surabaya/Madura, turun di Persimpangan tanjung(PP. Nurul Jadid), naik becak, turun di SMA Nurul Jadid.

I. Penginapan

Rekomendasi penginapan disekitar Pondok Pesntren Nurul Jadid dengan harga yang cukup terjangkau.

  1. Penginapan Aria. Hp. 0852-3216-3362
  2. Hotel Mash 0813-6226-0000

J. Contact Person

Syamsul Hadi: 085940894322

 

Unduh dokumen informasi pendaftaran ujian HSK/HSKK di sini

 

 

ANTARANEWS: Kiai Zuhri: Sosialisasi dampak perundungan mulai dari diri sendiri

Kita perlu menyosialisasikan pentingnya dampak perundungan ini mulai dari diri kita sendiri, komunitas, hingga kepada masyarakat

Probolinggo (ANTARA) – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur (Jatim), KH Moh Zuhri Zaini mengemukakan pentingnya menyosialisasikan dampak dari perundungan mulai dari diri sendiri dan komunitas hingga ke masyarakat.

“Kita perlu menyosialisasikan pentingnya dampak perundungan ini mulai dari diri kita sendiri, komunitas, hingga kepada masyarakat,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara “Halaqah Pesantren Ramah Santri” di Aula Ponpes Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Senin.

Menurut Kiai Zuhri, perbuatan perundungan sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan, juga agama, dengan dalih apapun.

Oleh karena itu, lanjut dia, sosialisasi dari dampak dari perundungan penting disampaikan kepada masyarakat, termasuk di lingkungan pesantren.

Kegiatan sosialisasi tentang perundungan dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang dampak dari perundungan.

Dengan sosialisasi yang baik, kata dia, diharapkan masyarakat dapat lebih peka terhadap dampak negatif perundungan baik bagi korban maupun pelaku, serta mendorong lingkungan yang lebih inklusif.

“Sekarang sangat marak terkait perundungan ini, baik itu terjadi di lembaga-lembaga maupun di rumah tangga,” kata Kiai Zuhri.

Ia juga mengingatkan bahwa Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan dakwahnya dengan menggunakan cara-cara yang santun, ramah, dan tidak menyakitkan.

“Nabi diingatkan oleh Allah untuk berdakwah dan mengajak manusia ke jalan keselamatan dan diperintahkan oleh Allah untuk menggunakan cara-cara yang santun, ramah, dan tidak menyakitkan. Bahkan sekalipun beliau diganggu dan mau dihabisi tetap beliau mengedepankan sifat-sifat kesantunan yang didasari oleh sifat rahmah,” tutur Kiai Zuhri.

Kiai Zuhri juga mengajak  masyarakat agar bersyukur dan bergembira dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai penyebar rahmah di alam semesta ini.

“Nilai-nilai kesantunan, nilai-nilai kasih sayang, sehingga tidak menghalangi kita untuk mengerjakan yang tidak baik, khususnya perundungan,” katanya.

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim bekerja sama dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton menggelar halaqah dalam rangka menciptakan komunitas pesantren bebas dari perundungan (bullying).

Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Risbiani Fardaniah

(Sumber: antaranews.com)

RRI: Hari Santri Nasional, PP Nurul Jadid Gelar Seminar ISEF

KBRN, Probolinggo: Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2024, Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, menggelar Seminar dengan tema “Semarak Hari Santri Nasional dan Road to Indonesia Sharia Economy Festival (ISEF)”, Rabu (23/10/2024)

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Dedy Prasetyo yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, kontribusi santri dalam pengembangan ekonomi syariah khususnya di wilayah Jawa Timur, sangat penting.

“Oleh karena itu, edukasi ekonomi syariah dan digitalisasi terhadap santri harus diperkuat. Dan seminar ini menjadi bagian dari persiapan menuju ISEF yang akan digelar pada 30 Oktober hingga 3 November 2024 di Jakarta,” ujar Dedy Prasetyo di hadapan ribuan santri sebagai peserta Seminar.

Katanya, literasi terkait ekonomi syariah serta memperluas pemahaman tentang digitalisasi sistem pembayaran menjadi bagian untuk memperkuat ekosistem halal, yang dinilai sangat potensial dikembangkan di Indonesia.

Menurut laporan State of Global Islamic Economy 2023, Indonesia saat ini menduduki peringkat ketiga pasar syariah global, naik satu peringkat dari tahun 2022. Meskipun kemajuan ini cukup signifikan, Indonesia, dengan populasi muslim terbesar di dunia, diharapkan dapat berperan lebih besar di pasar global.

“Tantangan yang dihadapi adalah memperbaiki literasi keuangan syariah dan bersaing dengan negara-negara non-muslim yang lebih maju, seperti Uni Emirat Arab dan Inggris dalam keuangan syariah, serta China dalam fashion syariah,” bebernya.

Indonesia punya potensi besar dengan populasi muslim yang besar. Namun banyak sektor yang masih dikuasai oleh negara lain seperti Brazil yang menjadi pusat unggas halal global, dan Thailand yang mendominasi bumbu makanan halal.

“Kita harus menangkap peluang ini dan menjadikan Indonesia sebagai pusat keuangan syariah global,” jelasnya.

Untuk mendukung cita-cita ini, Bank Indonesia telah menyusun Blueprint Kebijakan Pengembangan Ekonomi Syariah 2019-2024, yang terdiri dari tiga pilar di antaranya pemberdayaan ekonomi syariah melalui penguatan ekosistem halal, pengembangan pasar keuangan syariah, dan penguatan riset serta edukasi terkait gaya hidup halal.

Informasi dihimpun, dalam acara ini juga dilakukan diskusi terbatas (Focus Group Discussion – FGD) bersama Gus Faiz dan perwakilan Hebitren Jawa Timur, yang bertujuan memperkuat peran pesantren dalam pembangunan ekonomi.

Hebitren Jawa Timur diharapkan dapat menjadi jembatan penghubung antar pesantren dalam mengoptimalkan potensi ekonomi. Dari perkiraan kasar, pesantren-pesantren di Jawa Timur memiliki kebutuhan ekonomi harian yang mencapai sekitar Rp 8,5 miliar, yang menunjukkan betapa besar kontribusi pesantren dalam perputaran ekonomi lokal.

“Acara ini menegaskan kembali pentingnya kolaborasi semua pihak dalam mengembangkan produk halal dan memperkuat ekosistem syariah di Indonesia. Dengan upaya bersama, Indonesia diharapkan bisa meraih posisi sebagai pusat ekonomi syariah dunia dalam waktu dekat,” ungkapnya.

Oleh: Diana Dinar
Editor: Sumarsono

(Sumber: rri.co.id)

ANTARANEWS: Pengasuh Ponpes Nurul Jadid Probolinggo ajak santri peka

Probolinggo (ANTARA) – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, KH Moh Zuhri Zaini mengajak para santri untuk tidak bahagia dan senang sendirian namun peka terhadap keberadaan masyarakat di sekitarnya.

“Harus memperhatikan nasib orang lain dan peka kepada keberadaan masyarakat di sekitar (peka terhadap kondisi sosial),” katanya saat memberikan tausiah kegiatan Tabliqh Akbar diselenggarakan Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton di Probolinggo, Kamis.

Ia mengatakan manusia harus terus berikhtiar agar menjadi sukses. Ia juga menerangkan sosok panutan umat yaitu Rasulullah SAW.

“Rasulullah itu adalah saudagar (pedagang kaya), Beliau menikahi Siti Khodijah dengan mas kawin kurang lebih Rp1 miliar,” katanya.

Namun demikian, kata dia, bekerja apapun yang penting pekerjaan yang baik itu harus mempunyai niat baik pula.

Menurut dia, orang yang bekerja di kantor, petani, dan perusahaan harus memiliki niat dengan baik, sedangkan salah satunya niat untuk menafkahi keluarga.

Ia mengatakan tentang sabda Rasulullah SAW, “Betapa banyaknya pekerjaan yang dianggap pekerjaan dunia tetapi dengan niat yang baik maka menjadi pekerjaan akhirat, sebaliknya banyak pekerjaan seakan-akan pekerjaan akhirat tapi dengan niat yang tidak benar maka jadi perbuatan dunia”.

“Agar kita bersungguh-sungguh dalam belajar dan bekerja dengan baik agar bisa menjadi orang sukses. Dalam usaha tidak hanya dilakukan sendirian, tapi lebih baik untuk bersama-sama,” kata Kiai Zuhri.

Pewarta: Novi Husdinariyanto
Uploader: Taufik

Kegiatan Peduli Sosial Awali Seminar Ekonomi Syariah BI di Nurul Jadid

berita.nuruljadid.net – Bank Indonesia (BI) cabang Malang menyelenggarakan festival ekonomi syariah dalam bentuk seminar ekonomi, bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nasional. Acara ini berlangsung di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Rabu (23/10/24). Tujuan dari acara ini adalah untuk memberikan wawasan tentang dunia ekonomi syariah kepada para peserta.

Acara ini tidak hanya terbatas pada seminar; berbagai kegiatan turut mengisi rangkaian acara, antara lain lomba menulis artikel untuk mahasiswa dan pemberian santunan kepada anak yatim. Anggara, salah satu staf BI, mengungkapkan bahwa lomba artikel diadakan untuk memperluas literasi ekonomi syariah. Selain itu, lanjutnya, santunan untuk anak yatim menjadi kegiatan rutin sebagai bentuk kepedulian sosial dari BI.

“Santunan ini menjadi pembuka acara kami. Selain anak yatim, kami juga memberikan bantuan kepada beberapa marbot masjid, mengingat acara ini berlangsung di lingkungan pesantren. Ini adalah wujud kepedulian sosial kami,” ujar Anggara.

Sementara itu, Asisten Manager BI, Arum, menambahkan bahwa festival syariah ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Pondok Pesantren Nurul Jadid, Hebitren se-Probolinggo, dan sejumlah pelaku usaha. Di luar aula, terdapat stan-stan yang menampilkan produk-produk kolaborasi antara BI dengan beberapa UMKM.

Setelah pembukaan, acara berlanjut dengan diskusi panel yang menghadirkan para pengusaha sukses. Mereka berbagi pengalaman berharga, mulai dari merintis usaha dari nol hingga mencapai kesuksesan.

Diskusi panel tersebut diikuti oleh sesi pembahasan tentang digitalisasi pembayaran, di mana panitia mengajak beberapa peserta untuk berpartisipasi dalam sesi tanya-jawab. Peserta yang berhasil menjawab pertanyaan mendapat bingkisan dari panitia, kemudian dilanjutkan dengan pemberian kupon untuk ditukarkan saat sesi Qris Experience.

Anggara berharap, melalui seminar ini, para peserta dapat memanfaatkan wawasan yang diperoleh untuk masa depan mereka. Acara ini juga bertujuan untuk membekali para santri dengan edukasi ekonomi syariah dan literasi digital agar menjadi syariah entrepreneur yang berdaya saing.

“Acara ini direncanakan menjadi agenda tahunan BI dengan lokasi yang berpindah-pindah secara bergilir, menjadikan pondok pesantren sebagai salah satu sasaran utamanya,” pungkasnya.

Pewarta: Moh. Wildan Dhulfahmi
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Di Tabligh Akbar BI, Kiai Zuhri Zaini Ajak Santri Memiliki Kepekaan Sosial

berita.nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo KH. Moh. Zuhri Zaini mengajak para santri untuk tidak bahagia dan senang sendirian. Akan tetapi harus memperhatikan nasib orang lain dan peka kepada keberadaan masyarakat di sekitarnya (peka sosial).

Pernyataan itu diungkapkan saat memberikan tausiyah pada tabliqh akbar yang diselenggarakan Bank Indonesia Malang di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid. Rabu (24/10/24).

Selain itu, Kiai Zuhri menegaskan bahwa sebagai manusia harus berikhtiar agar menjadi sukses. Ia juga menerangkan sosok panutan umat yaitu Rasulullah SAW.

“Rasulullah itu adalah saudagar, beliau menikahi Siti Khodijah dengan mas kawin kurang lebih satu miliar,” tegasnya.

Namun kata Kiai Zuhri, bekerja apapun yang penting pekerjaan yang baik harus diniati baik pula.

“Orang yang bekerja di kantor, sawah, Perusahaan harus diniati dengan baik salah satunya niati untuk menafkahi keluarga,” imbuhnya.

Tak lupa juga, Kiai yang terkenal sederhana dan familiar ini menyitir sabda Rasulullah “Betapa banyaknya pekerjaan yang dianggap pekerjaan dunia tetapi dengan niat yang baik maka menjadi pekerjaan akhirat, sebaliknya banyak pekerjaan seakan-akan pekerjaan akhirat tapi dengan niat yang tidak benar maka jadi perbuatan dunia”.

Kiai Zuhri juga berpesan agar kita bersungguh-sungguh dalam belajar dan bekerja dengan baik agar bisa menjadi orang sukses.

“Dalam usaha tidak hanya dilakukan sendirian tapi lebaik utk bersama sama,” ungkapnya.

 

Pewarta: Moh. Wildan Dhulfahmi
Editor: Ponirin Mika

Halaqah Pesantren Angkat Tema Bullying, Ini Alasannya!

berita.nuruljadid.net – Dalam upaya menanggulangi maraknya perundungan di lingkungan pesantren, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) bersama Pondok Pesantren Nurul Jadid menyelenggarakan Halaqah Pesantren Ramah Santri dengan tema “Membangun Komunitas Anti-Bullying dan Bebas Perundungan.” Acara tersebut digelar di Aula I Pesantren pada Senin (15/11/2024) dan dihadiri oleh perwakilan pesantren serta satuan pendidikan di wilayah Probolinggo.

Tema acara ini diangkat karena PWNU dan lima pesantren mitra, termasuk Nurul Jadid, merasa penting untuk mengedukasi masyarakat, termasuk pelajar, tentang pencegahan bullying (perundungan) dan kekerasan di pesantren.

“Sangat penting bagi kita dan seluruh pesantren untuk memahami cara mencegah perundungan yang sedang marak ini. Melalui acara seperti halaqah, kita bisa berbagi solusi,” tegas Tahiruddin, Sekretaris Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Salah satu pemateri, Rifa Hidayah, yang merupakan psikolog anak dan remaja dari UIN Malik Ibrahim, menyampaikan bahwa menumpas perundungan adalah tanggung jawab bersama para pengurus pesantren dan sekolah.

Bullying terjadi karena ketidakberdayaan korban untuk melawan. Kita semua yang hadir di sini punya tugas untuk mengatasinya,” ungkapnya.

Rifa menjelaskan bahwa korban perundungan perlu mendapatkan terapi dan dukungan dengan keyakinan bahwa semuanya akan kembali normal. Sementara bagi pelaku, diperlukan tindakan tegas seperti pemberian takzir yang diharapkan dapat memberikan efek jera, disertai kegiatan positif agar mereka tidak mengulangi tindakan tersebut.

Karena jumlah peserta acara terbatas, Tahirudin menyampaikan bahwa sebagai tindak lanjut, pihaknya akan mencetak buku kesimpulan dan panduan pencegahan perundungan. Buku tersebut akan didistribusikan setelah rangkaian Halaqah Pesantren di lima pesantren mitra PWNU selesai digelar.

 

Pewarta: Shelma Nasywa Ramadhani Munir
Editor: Ahmad Zainul Khofi

 

Bersama PWNU, Nurul Jadid Antisipasi Perundungan di Pesantren

berita.nuruljadid.net – Isu perundungan di lingkungan pendidikan semakin sering menjadi sorotan. Hal ini juga menjadi bahasan utama dalam acara Halaqah Pesantren Ramah Santri yang diselenggarakan di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Senin (14/10). Acara tersebut dihadiri berbagai tokoh penting, termasuk Kepala Kementerian Agama (Kemenag), perwakilan Kementerian Pendidikan, serta lembaga pendidikan formal dan pesantren dari wilayah Probolinggo.

Sebagai tuan rumah, Nurul Jadid memaparkan strategi yang sudah diterapkan sejak lama untuk mengatasi dan mengantisipasi perundungan di lingkungan pesantren. Sekretaris Pesantren, Tahiruddin, menjelaskan bahwa Badan Konseling dan Wali Asuh (BKWA) menjadi ujung tombak dalam mendampingi santri yang menjadi korban perundungan.

“Saya yakin setiap lembaga pendidikan, baik formal maupun pesantren, pasti memiliki devisi Bimbingan Konseling (BK). Di Ponpes Nurul Jadid, kami telah lama memiliki BKWA yang bertugas melindungi para santri korban perundungan, menampung masalah yang mereka hadapi, dan mengarsipkan dokumen kasus. Setelah itu, kami mencari solusi sebagai jalan keluar,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa peran Wali Asuh sangat penting dalam menangani santri yang menjadi korban.

“Wali Asuh harus selalu memperhatikan keseharian santri, memberi perhatian khusus jika ada masalah. Memberikan pengertian kepada santri agar berani terbuka dan menyampaikan apa yang mereka alami juga sangat diperlukan,” tegasnya.

Selain itu, para Wali Asuh di Nurul Jadid secara berkala mendapatkan bimbingan dan pelatihan untuk memperkuat kemampuan mereka dalam menghadapi berbagai karakteristik dan problem santri yang diasuh. Pendekatan ini menjadi bagian penting dalam menciptakan lingkungan pesantren yang ramah santri dan bebas dari perundungan.

 

Pewarta: Wahdana Nafisatuz Zahra
Editor: Ahmad Zainul Khofi

 

Pertama Kalinya, BWI dan Nurul Jadid Cetus Gerakan Pesantren Indonesia Berwakaf

berita.nuruljadid.net – Badan Wakaf Indonesia (BWI) menyelenggarakan pertemuan Waqf Goes to Pesantren (WGTP) yang pertama di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo pada, Rabu (16/10/24).

Dalam perhelatan itu, para pimpinan Badan Wakaf Indonesia dan Pondok Pesantren Nurul Jadid berkumpul untuk meresmikan sekaligus menggagas tindak lanjut program gerakan Indonesia berwakaf masuk pesantren.

Rendahnya tingkat literasi masyarakat tentang wakaf telah menjadi perhatian forum WGTP, sebagaimana isu tersebut telah diupayakan jalan keluarnya melalui beberapa program yang telah diinisiasi oleh BWI dan badan lain yang bergerak di bidang filantropi, termasuk salah satunya Waqf Goes to Pesantren yang diresmikan hari ini.

Dalam sambutannya, Ketua Divisi Humas, Sosialisasi, dan Literasi Wakaf BWI Agus Priyatno menyampaikan latar belakang memilih pesantren sebagai salah satu sasaran objek program peningkatan literasi wakaf.

“Indonesia ada 43.000 pesantren dan 22% nya di Jawa Timur, jadi kira-kira 13.000 pesantren di Jawa Timur. Ternyata, potensi pesantren yang sedemikian besar itu belum terkelola dengan baik, terutama pada potensi wakaf-wakafnya,” ujarnya.

Menurutnya, BWI telah menyediakan instrumen pendukung berupa wakaf uang melalui aplikasi digital guna menyongsong kesuksesan program tersebut.

“Beberapa inisiatif telah dilakukan, salah satunya instrumen wakaf uang. Melalui teknologi digital, masyarakat bisa terlibat dalam kegiatan wakaf internasional dan bisa mendorong potensi lembaga-lembaga pendidikan ataupun ekonomi Islam dengan tidak terbatas oleh tempat,” imbuhnya.

Di samping itu, Sekretaris BWI Anas Nasikhin menyampaikan bahwa Pondok Pesantren Nurul Jadid merupakan pesantren pencetus awal dalam menyemarakkan gerakan Indonesia berwakaf masuk pesantren.

“Alhamdulillah Nurul Jadid, sebagaimana namanya “Cahaya Baru”, hari ini kita melalui sebuah kebaruan, yakni sebagai pesantren penggerak wakaf di Indonesia,” ungkapnya.

Dalam sejarahnya, lanjut Anas, Pondok Pesantren Nurul Jadid telah aktif dalam peran kemasyarakatan pesantren sejak dulu, yaitu terlibat dalam pembentukan Biro Pengembangan Pesantren dan Masyarakat.

“Peran kemasyarakatan pesantren pernah dicetuskan oleh 4 pesantren besar di negeri ini, di antaranya Pesantren Cipasung, Matholiul Falah Pati, Nurul Jadid, dan Annuqayah Sumenep,” imbuhnya.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua BWI H. Kamaruddin Amin mengajak setiap elemen untuk terus mengambil langkah bersama secara cepat dalam menyukseskan program wakaf ini.

“Dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional tahun 2024-2029, pembangunan agama yang telah kami diskusikan dalam RPJMN, menjadikan keuangan sosial atau zakat wakaf sebagai salah satu program prioritas,” terangnya.

Target itu, menurut Ketua BWI dimulai dari pesantren dengan melakukan pembentukan karakter santri agar menjadikan wakaf sebagai gaya hidup berderma, keinginan membantu yang lemah dan membutuhkan.

“Tantangan kita, cita cita kami semuanya, suatu saat gaya hidup berwakaf ini menjadi gaya hidup anak-anak muda. Hal itu kami mulai dari pondok pesantren. Berwakaf ini bukan persoalan mampu atau tidak mampu, akan tetapi ini persoalan tahu atau tidak tahu, persoalan ada fasilitas atau tidak ada fasilitas untuk melakukannya, persoalan literasi,” jelasnya.

Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid setuju untuk mendukung akselerasi perkembangan wakaf sebagai salah satu kontribusi atau pilar pengembangan ekonomi masyarakat di Indonesia.

“Alhamdulillah pesantren dalam hal ini telah mendorong gerakan wakaf, kami mempunyai unit kerja Laziskaf yang sudah memulai gerakan wakaf ini kepada masyarakat. Kami merasa kegiatan ini sangat penting, Nurul Jadid siap menjadi bagian dari gerakan Indonesia berwakaf,” terang Kiai Hamid.

Pertemuan WGTP pertama pada hari ini menjadi dasar koordinasi erat yang diperlukan di masa depan untuk menentukan cara terbaik dalam menghadapi tantangan gerakan Indonesia berwakaf.

 

Reporter: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika