Pasca Libur Maulid, Santri Nurul Jadid Mengikuti Penilaian Tengah Semester Ganjil

nuruljadid.net – Usai libur Maulid Nabi Muhammad 1444 H yang dilaksanakan selama 10 hari sampai tanggal 16 Oktober 2022, Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid tegaskan Pelajaran Tatap Muka (PTM) kembali aktif dan berjalan normal pasca hari kembalinya santri putera, Senin (17/10).

Sekretaris Biro Pendidikan Ustaz Muhammad Nur Thoriq menegaskan bahwa pada hari pertama santri masuk sekolah pasca libur maulid, seluruh peserta didik wajib mengikuti Penilaian Tengah Semester (PTS) ganjil yang dilaksanakan serentak di seluruh sekolah atau madrasah di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Mulai hari ini, setiap sekolah atau madrasah di Pondok Pesantren Nurul Jadid telah kembali aktif melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan tepat pada hari ini kami juga menyelenggarakan Penilaian Tengah Semester (PTS) Ganjil serentak,” ungkapnya kepada Tim Nurul Jadid Media pada Senin (17/10).

(Potret suasana siswi SMK Nunul Jadid sedang mengikuti Penilaian Tengah Semester (PTS) Ganjil)

Mengenai hal tersebut, diharapkan kepada seluruh pihak baik tenaga pendidik dan peserta didik khususnya yang berstatus santri yang masih ada di rumah masing-masing agar segera kembali ke pesantren dan mengikuti kegiatan seperti biasanya.

“Kami sudah mensosialisasikan terkait pelaksanaan PTS ini kepada setiap pimpinan sekolah atau madrasah sebelum libur maulid kemarin, jadi bagi santri yang tidak masuk atau izin bisa segera kembali ke pesantren dan mengikuti PTS,” imbuhnya.

Pasalnya, sesuai jadwal pendidikan pesantren, Penilaian Tengah Semester (PTS) Ganjil dilaksanakan pada tanggal 22 – 26 Oktober 2022. Namun, untuk mengurangi resiko keterlambatan santri kembali ke pesantren, maka tanggal pelaksanaan PTS di majukan ke pasca hari kembalinya santri Putera yaitu tanggal 17 Oktober 2022.

Ustaz Thoriq menambahkan, berdasarkan hasil survei lapangan terkait pengkondisian santri untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah atau madrasah selama pasca dua liburan terakhir ini mengalami peningkatan.

“Hari Senin kami telah melakukan survei ke salah satu sekolah, yaitu MTs Nurul Jadid. Secara keseluruhan presentase kehadiran siswa yang mengikuti PTS tidak sampai 80%, kami harap kedepannya pengkondisian siswa ini lebih meningkat lagi,” pungkas Ustaz Thoriq.

 

(Humas Infokom)

Kalahkan UGM, Mahasiswa UNUJA Juara 2 Cipta Puisi Bahasa Inggris Tingkat Nasional

nuruljadid.net – Zulfikar Prayogi, Mahasiswa Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Prodi PBI Fakultas Humaniora berhasil mengharumkan Almamater Kampusnya dengan menyabet Juara 2 Cipta Puisi Bahasa Inggris Tingkat Nasional. Lomba tersebut diselenggarakan oleh HMPS Sastra Inggris Uin Suka Yogyakarta, pada kamis (15/9) lalu.

Jenis perlombaan terbagi menjadi dua cabang, yakni Lomba Speech dan Lomba Poetry Writing. Lomba tersebut digelar secara daring, peserta hanya perlu mengirimkan naskah puisinya kepada panitia sesuai deadline yang telah ditentukan.

Perlombaan tersebut mengusung tema “Diversity and Youth Action” yakni keragaman dan aksi pemuda. Sesuai dengan tema yang di-publish, banyak mengundang kontestan tertarik untuk mengikuti lomba tersebut, dengan berbagai perspektif dari peserta yang mendaftar untuk bisa menampilkan yang terbaik hasil dari karyanya.

Sebanyak 46 kontestan yang mengikuti event tersebut, yang mana hadir dari berbagai macam kampus di seluruh Indonesia, baik ter Akreditasi A dan B, Swasta maupun Negeri. Dari puluhan peserta yang mendaftar akan diambil 10 peserta terbaik yang akan masuk pada 10 besar dengan memalui seleksi yang begitu ketat. Zulfikar Prayogi Pria asal Bondowoso tersebut sangat antusias dan semangat dalam mengikuti tahap demi tahapan. Pada seleksi penilaian pertama, karya puisi Zulfikar Prayogi masuk dalam 10 besar setelah pengumumannya dalam via Online.

Setelah pengumuman tersebut, Pria yang kerap di sapah Zulfikar ini bersyukur atas pencapaian karyanya telah masuk dalam 10 besar. Pihaknya berharap bisa masuk final serta meraih juara pada event tersebut. Tahap final dan pengumuman pemenang dilaksanakan pada kamis, 15 September lalu dengan via Zoom, para finalis diminta untuk menampilkan hasil karya puisinya di hadapan para dewan juri.

(Karya Puisi Yang Di Ciptakan Oleh Zulfikar Prayogi)

Walupun dilaksankan secara daring, Zulfikar Prayogi merasakan suasana yang begitu menegangkan. Pihaknya mengatakan peserta finalis sebagian dari kampus ternama di Indonesia seperti Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Gajah Mada (UGM), namun tidak mengurangi rasa semangat dan percaya diri, alhasil dia meraih Juara 2 setelah peserta dari Univesitas Brawijaya yang dinobatkan sebagai juara 1 dan mengalahkan peserta dari Universitas Gajah Mada yang dinobatkan sebagai juara 3. Adapun nama – nama pemenang ialah:

  1. Juara 1 Zahratunnisa Inati Universitas Brawijaya (UB)
  2. Juara 2 Zulfikar Prayogi Universitas Nurul Jadid (UNUJA)
  3. Juara 3 Natasya Putri Meylidya Universitas Gajah Mada (UGM)

 

(Humas Infokom)

Dua Siswa SMA NJ Raih Juara 3 Kompetisi Bisnis Santripreneur Tingkat Jatim

nuruljadid.net – SMA Nurul Jadid Kembali menorehkan prestasi di bidang koperasi milenial tingkat Jawa Timur (Jatim) sebagai juara 3 Bisnis Santripreneur yang digelar oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, Jum’at (30/9/2022) di Hotel Montana Dua Kota Malang.

Lomba tersebut dilaksanakan selama dua hari tanggal 27-28 September 2022. Terdapat 10 Pemenang Lomba Koperasi Milenial dan Santripreneur yang berhasil meraih Juara pada event tersebut.

Pasalnya, sebelum memasuki ruangan seluruh peserta diajak berkunjung ke Kopontren Sidogiri Pasuruan guna mendapatkan motivasi wirausaha dan wirakoperasi. Lomba Koperasi Milenial dan Santripreneur dilaksanakan dalam rangka memeperingati hari jadi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Ke-77 dan Hari Santri Nasional Tahun 2022 yang bertujuan menumbuhkan jiwa berwirausaha dan minat berkoperasi pada generasi milenial.

(Potret suasana pemberian trophy dan piagam penghargaan kepada para pemenang)

Lomba Koperasi Milenial diikuti oleh siswa tingkat SMA/SMK/MA sederajat yang ada di Jawa Timur. Sedangkan Santripreneur diikuti para santri di Jawa Timur. Mereka mempresentasikan bisnisnya di hadapan dewan juri dan disusul dengan sesi tanya jawab.

Pihaknya, menuturkan bahwa pencapaian ini teramat luar biasa dan membanggakan. Mengingat, lomba ini diikuti oleh siswa sederajat dari puluhan sekolah di Jawa Timur sehingga persaingannya terbilang ketat dan tidak mudah.

“Dengan latihan maupun persiapan yang menurut kami mungkin kurang maksimal, mendapatkan juara 3 ini suatu kebanggaan yang luar biasa. Apalagi persaingannya sangat ketat sekali, lingkupnya se- Jawa Timur tidak sedikit sekolah favorit yang ikut berpartisipasi, tapi alhamdulillah bisa lolos,”ujarnya.

Pada waktu yang sama guru pendamping pada saat penobatan tersebut mengatakan rasa syukur bisa meraih juara 3 kategori Santripreneur serta menjadikan sebagai evaluasi untuk lebih giat dalam mempelajari ilmu bisnis sehingga bisa meraih juara 1 untuk event-event ke depannya.

“Alhamdulillah kita meraih juara 3 pada kategori Santripreneur tingkat Jatim oleh karnanya kami akan terus berbenah untuk giat belajar supaya bisa juara 1 pada event berikutnya,”pungkasnya.

Adapun daftar pemenang dari dua kategori tersebut ialah:

  • Kategori Koperasi Milenial
  1. Juara 1 SMKN 1 Turen Kab. Malang
  2. Juara 2 SMAN Gondangwetan Kab. Pasuruan
  3. Juara 3 SMKN 1 Bojonegoro
  • Kategori Santripreneur
  1. Juara 1 Pesantren Al – Amin Kab. Mojokerto
  2. Juara 2 Pesantren Putri Al-Ittihad Kab. Malang
  3. Juara 3 Pesantren Nurul Jadid Kab. Probolinggo

 

 

(Humas Infokom)

Gus Fayyadl Usul Darud Difan sebagai Konstribusi Menyusun Konsep Negara Suaka

nuruljadid.net – Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid K. Muhammad Al-Fayyadl mengusulkan Darud Difan sebagai kontribusi untuk menyusun konsep negara suaka, hal tersebut menjadi perbincangan dalam acara Halaqoh Fikih Peradaban di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Ahad (2/10) siang.

“Mungkin apa bisa darud difan ini dijadikan kontribusi untuk menyusun konsep negara suaka?”, tanya Gus Fayyadl.

Usulan ini berangkat dari fakta geopolitik yang desawa kini sangat rentan pada terjadinya pengusiran umat manusia. Beliau memberikan contoh beberapa tahun lalu saat tragedi rohingya, umat muslim yang ada di daerah bangladesh, india, dan pakistan terusir dari negaranya.

“Hal ini sampai sekarang belum bisa diatasi oleh konsep negara bangsa yang ada, kenapa? Karena negara bangsa yang ada saat ini sangatlah ekslusif, bisa dibilang untuk masuk ke sebuah teritory harus butuh pasport dan visa. Bagaimana dengan warga negara yang tidak punya pasport dan visa, apakah dihukumi sebagai bughat,” dawuh beliau.

(Potret suasana Halaqoh Fikih Peradaban di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Dalam konteks tersebut, Kyai Muhammad Al-Fayyadl mengusulkan agar kita bisa memahami tatanan dunia hari ini sebagai darud da’wah. Lalu beliau menjelaskan bahwa darud da’wah dibagi menjadi dua, yaitu darud to’at dan darul ma’ashih wal fusuk wal dzulmi. Jadi yang ada sekarang bukanlah kekafiran ansih, tetapi sebenarnya ekspresi paling luar dari kekafiran itu adalah al ma’asi, wal fusuk, wal dzulmi, al jaur atau kesewenang-wenangan.

“Sehingga dari konsepsi seperti ini sebenarnya yang ada mungkin sekarang itu semua negara hari ini adalah darud dakwah bagi umat islam,” imbuhnya.

Memperkuat dasar pemikirannya, beliau juga mengangkat cerita sahabat rasul yang menjadi salah satu al-‘asyaratu al-mubasysyaruna bil jannati atau sepuluh sahabat nabi yang dijamin masuk surga, beliau adalah Abdurrahman bin Auf. Dalam sejarah diceritakan, beliau adalah orang pertama yang rumahnya menjadi tempat kedatangan utusan-utusan nabi bahkan tamu-tamu nabi yang berasal dari luar negeri, sehingga rumah beliau disebut sebagai darud difan.

“Bahkan rumah dari Abdurrahman bin Auf ini juga disebut addarul kubro. Karena saking luasnya, karena beliau kaya raya, rumahnya yang besar itu banyak menerima tamu delegasi dari negara-negara lain yang itu insyaallah rata-rata non-muslim atau musyrik. Jadi kami tertarik, mungkin apa bisa darud difan ini dijadikan kontribusi untuk menyusun konsep negara suaka?,” jelas Gus Fayyadl.

Selain itu, beliau juga mengusulkan bahwa tujuan negara sebenarnya yang telah dimukakan oleh KH. Afifudin Muhajir bisa ditingkatkan pada tataran global, artinya bagaimana Fikih Maqosid yang telah menjadi acuan kita di dalam bermuamalah hari ini bisa ditingkatkan ke dalam tataran global.

“Sebagai contoh, kami mengusulkan adanya istilah hifdzul bi’ah atau menjaga lingkungan yang dimaknai disini hifdzul balad atau hifdzul wathon sebagai salah satu maqosid syariah di dalam konteks tatanan dunia baru, kenapa? Karena semua an nafs, ad din, al mal, an nasl itu tidak akan berguna ketika sebuah negara diinvasi dan dikoloni, maka hifdzul balad, meski itu balad yang mayoritasnya ada kafir, karena dia potensi menjadi darud dakwah maka sangat mungkin untuk dimasukkan kedalam kriteria maqosdu syariah yang baru,” pungkas beliau.

 

 

(Humas Infokom)

Usai Raih Penghargaan Pada Hari TBC Se Dunia, Klinik Az-Zainiyah Dikunjungi Pejabat Dinkes Provinsi Jatim

nuruljadid.net – Pada peringatan Hari Tuberkulosis (TBC) se Dunia bulan Maret lalu, Klinik Az-Zainiyah mendapatkan apresiasi penghargaan berkat partisipasinya dengan melakukan skiring TB pada 5000 peserta. Usai torehan prestasi tersebut, Klinik Az-Zainiyah dikunjungi oleh beberapa pejabat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (7/10/2022).

Kunjungan rombongan pejabat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur ini disambut hangat oleh Kabag. Umum Klinik Az-Zainiyah Ns. Ahmad Kholid Fauzi, M.Kep didampingi dr. Ni’matul Husnah selaku Kabid. Pelayanan Medis Klinik Az-Zainiyah dan Ns. Indah Fawaziah sebagai Kabid. Keperawatan Klinik Az-Zainiyah.

Hadir pada kunjungan tersebut Wasor Koordinator Dinkes Provinsi Jatim Drs. Christian Yochanan, Apt, TO PPM Provinsi Jatim Aldila Mazaya Ghaisani, S.KM., Wasor TB Dinkes Kab. Probolinggo Sulistiani Trisnoharini, S. Kep., Ns dan Pokja TB PKM Paiton Ns. Shobi.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan bahwa penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.

(Rombongan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur saat melakukan foto bersama usai kunjungan ke Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid)

Hal ini menjadi perhatian serius pihak kesehatan pesantren Nurul Jadid juga pemerintah setempat. Pada kunjungan tersebut Wasor Koordinator Dinas Kesehatan Propinsi Jatim berpesan agar pihak Klinik Az-Zainiyah terus berupaya untuk menangani kasus TBC di pesantren dan lingkungan sekitar sampai dengan tuntas.

“Kita ingin Klinik Az-Zainiyah menjadi kepanjangan tangan Pemerintah dalam memutus rantai penyebaran TBC dan memberikan pelayanan terbaik kepada pasien yang terduga TBC sampai tuntas” ungkap Christian saat kunjungan.

Pada kunjungan tersbut terdapat beberapa fokus yang menjadi isu bersama diantaranya penanganan dan pelayanan penyakit TBC hingga tuntas; optimalisasi skirining, penegakan diagnose dan pengobatan TBC yang dilakukan oleh Klinik Az-Zainiyah; Kerjasama pemeriksaan diagnostic bersama Puskesmas Paiton dan Rumah Sakit sekitar yang melayani TBC dan pelayanan pengobatan TBC Gratis kepada pasien sampai sembuh.

 

 

(Humas Infokom)

Kiai Zuhri Zaini Hadiri Pengukuhan Guru Besar UIN KHAS Jember, Salah Satunya Alumni Nurul Jadid

nuruljadid.net – Pengasuh Podok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini menghadiri undangan Pengukuhan 2 Guru Besar UIN KHAS Jember pada Jum’at, 7 Oktober 2022 di GKT UIN KHAS Jember beberapa hari lalu.

Dua guru besar itu adalah Prof. Dr. M. Khusna Amal, M.Si yang dikukuhkan menjadi guru besar sosiologi agama dan Prof. Dr. M. Dahlan, M.Ag yang dikukuhkan menjadi guru besar ushul fiqh. Sedangkan Prof. Dahlan merupakan alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Prof. Dr. M. Khusna Amal, M.Si merupakan Dekan Fakultas Ushuluddin dan Prof. Dr. M. Dahlan, M.Ag. merupakan Direktur Pascasarjana UIN Khas Jember.

(Kiai Zuhri saat memimpin doa pada pengukuhan Guru Besar UIN KHAS Jember)

Keduanya diberikan kesempatan untuk menyampaikan orasi ilmiah sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing. Khusna Amal bicara soal mengembalikan wajah Islam moderat di ruang digital dengan tema “From Conservative To Moderate Firm, Kontribusi Humor Dalam Mengembalikan Wajah Sumringah Islam Di Ruang Digital”

Sedangkan Dahlan bicara soal ushul fiqih kebangsaan dengan judul “Wacana Usul Kebangsaan, Membaca Paradigma Objektifikasi Maqashid Syariah Pemerintahan Joko Widodo”.

Rektor UIN KHAS Jember, Prof Dr. H. Babun Suharto SE, MM berharap pengukuhan kedua guru besar itu dapat memotivasi dosen lainnya untuk memperoleh gelar yang sama.

(Prof. Dr. M. Dahlan, M.Ag saat melakukan foto bersama keluarga dan pimpinan pesantren Nurul Jadid usai acara seremonial)

Acara seremonial dihadiri oleh Anggota Senat, Keluarga, Kolega serta Dosen dan Karyawan UIN KHAS Jember, juga ikut hadir pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Kiai Zuhri, Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil, Kepala Staf Pimpinan Ahmad Sahidah, Ph.D dan Kabag. Humpro Dr. Syamsuri Hasan, M.HI.

Dengan dikukuhkanya 2 guru besar, tercatat jumlah guru besar di UIN KHAS Jember bertambah menjadi 12 orang dan hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi seluruh civitas akademika.

Di akhir acara pengukuhan, Kiai Zuhri diminta untuk memimpin doa demi kebarokahan acara dan prestasi yang dicapai oleh UIN KHAS Jember yang baru saja bertransformasi dari IAIN Jember.

 

 

(Humas Infokom)

Maknai liburan, Kiai Zuhri Sebut Santri Adalah Duta Pesantren di Tengah Masyarakat

nuruljadid.net – Dalam tausyiahnya untuk seluruh santri sebelum libur maulid, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini menyampaikan arti penting dari liburan maulid yang dilaksanakan di Masjid Jami’ Nurul Jadid untuk putra, dan melalui audio speaker di wilayah masing-masing untuk putri.

Dalam tausiah yang digelar pada Senin (3/10/2022) malam itu, kiai Zuhri menyampaikan beberapa hal penting. Mulai dari memaknai hari libur santri, pesan kepada santri ketika dirumah, harapan kepada orang tua, dan aturan pesantren yang harus diikuti.

”Libur itu istilahnya break sebentar, selama sepuluh hari untuk menghilangkan kejenuhan dari rutinitas kita di pondok. Sebab kalau jenuh kita akan kehilangan semangat dan motivasi. Tapi harapan kita dengan adanya libur ini, kita akan segar kembali. Sehingga ketika balik ke pondok akan lebih semangat lagi,” dawuh Pengasuh.

KH. Zuhri dalam tausiahnya menyebut santri sebagai duta pesantren di masyarakat.

“Para santri ini adalah Duta-duta dari pondok ini. Yang artinya, adalah perwakilan yang mencerminkan pondok, bagaimana bisa menjaga nilai kesantriannya, mulai dari ibadah, hingga akhlaknya,” tuturnya.

 

Suasana ketika Tausiah Pengasuh di dalam Masjid Jami’ Nurul Jadid

Oleh karena itu, beliau berpesan agar santri bisa mengisi liburan dengan hal yang bermanfaat. Mulai dari pekerjaan rumah, hingga aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

“Isilah libur ini selain dengan ibadah yang wajib, juga dengan kegiatan yang bermanfaat. Paling tidak ikut membantu pekerjaan dirumah. Menyapu umpamanya,”

Di sisi lain, beliau juga berharap kepada wali santri agar turut mengawasi putra-putrinya ketika pulang di rumah.

“kepada keluarga khususnya orang tua, saya berharap, agar lebih menyempatkan diri untuk ikut mengawasi putra putri kita,” pinta pengasuh.

Berulang kali Pengasuh menyampaikan dalam tausiahnya agar santri harus memiliki akhlak yang baik.

“Jadi sekali lagi, jagalah akhlak dengan berperilaku yang baik dan hindari perilaku yang buruk,” beliau menegaskan.

Di akhir tausiahnya, beliau berharap agar aturan-aturan pesantren harus tetap dilaksanakan dan diikuti dengan baik, termasuk ketentuan kapan santri harus pulang dan kembali.

Setelah tausiah usai, dilanjutkan dengan sesi penyampaian ketentuan Puber (Pulangan Bersama) yang disampaikan oleh bapak Rahmat.

 

 

(Humas Infokom)

Libur Tiba! Ribuan Santri Nurul Jadid Pulang Bersama ke Berbagai Daerah di Seluruh Indonesia

nuruljadid.net – Memasuki bulan Rabiul Awal dan menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H, ribuan santri Pondok Pesantren Nurul Jadid melaksanakan pulang bersama ke berbagai daerah di seluruh Indonesia. Tercatat sebanyak kurang lebih 74 Armada Bus dan mini bus diberangkatkan dari bumi Nurul Jadid ke seluruh penjuru Indonesia sejak Selasa (4/10) sampai dengan Kamis (6/10) pagi.

Dalam hal ini, Pondok Pesantren Nurul Jadid kembali menggunakan program Pulang Bersama demi menjaga keamanan dan ketertiban santri. Pelepasan rombongan Pulang Bersama Libur Maulid 1444 H dipusatkan di Lapangan Utama KH. Zaini Mun’im. Pasalnya, tahun ini merupakan kali pertama Libur Maulid kembali diadakan setelah 2 tahun vakum karena pandemi COVID 19.

(Potret bus sedang berbaris dan seluruh santri sedang mencari bus tujuan daerahnya masing-masing)

Ketua Panitia Pulang Bersama Syaiful Anam mengemukakan bahwa konsep Pulang Bersama Libur Maulid 1444 H ini tidak jauh berbeda seperti tahun sebelumnya. Untuk mempermudah penyambutan santri di setiap titik turun (drop spot) pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4NJ) daerah di seluruh Indonesia melalui Zoom Meeting dan koordinasi via WhatsApp.

“Yang membedakan Pulang Bersama Libur Maulid 1444 H dengan pulang bersama tahun-tahun sebelumnya mungkin terletak pada pusat kumpul dan pelepasan rombongan santri. Tahun ini kami memanfaatkan lapangan raya KH. Zaini Mun’im dan rombongan diberangkatkan per-sesi,” ungkap Syaiful Anam saat diwawancarai oleh Tim Nurul Jadid Media.

(Terlihat SABHARA Kec. Paiton bersama KAMTIB Nurul Jadid membantu menertibkan Pulang Bersama Libur Maulid 1444 H)

Ia juga menambahkan, santri yang berstatus siswa maupun mahasiswa tidak diperbolehkan pulang naik angkutan umum, melainkan harus mengikuti rombongan pulang bersama. Setiap rombongan santri didampingi oleh pengurus pesantren hingga sampai ke lokasi tujuannya masing-masing.

“Setiap bus kami sediakan pengurus pesantren sebagai pendamping rombongan sampai ke drop spot masing-masing daerah, terkecuali beberapa daerah yang diharuskan menggunakan moda transportasi udara (pesawat) atau kapal laut, santri bersangkutan diantar ke bandara atau pelabuhan sesuai dengan tempat pemesanan tiket. Pulang Bersama Libur Maulid tahun ini diadakan selama 3 hari, yaitu dari tanggal 4 – 6 Oktober 2022,” pungkasnya.

Berdasarkan data yang kami terima terdapat kurang lebih 8.000 santri putra-putri yang mengikuti program pulang bersama. Pemulangan antara santri putra dan putri dilakukan secara terpisah kecuali mereka yang memiliki mahrom maka ikut rombangan pulang bersama putri dengan syarat mahromnya masih dibawah umur. Hal ini disampaikan oleh Ketua Panitia untuk mejaga hubungan putra dan putri serta mempermudah pengkondisian di lapangan.

 

(Humas Infokom)

Gus Fayyadl Jabarkan Enam Sistem Tatanan Dunia Baru Perspektif Geopolitik

nuruljadid.net – Narasi “Fikih Siyasah dan Tatanan Dunia Baru” Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid Kyai Muhammad Al-Fayyadl membahas terkait Fikih Siyasah merupakan hasil dari tatanan dunia yang berkembang pada masanya. Dengan itu, beliau mengatakan bahwa topik pembahasan Halaqah Fikih Peradaban yang diadakan di Pondok Pesantren Nurul Jadid sudah masuk pada perbincangan mengenai maddatul hadorohnya atau materi peradabannya.

Ungkapan itu disampaikan oleh Gus Fayyadl saat menjadi pemateri dalam acara Halaqah Fikih Peradaban menyambut hari lahir 1 Abad Nahdlatul Ulama’ (NU) pada Ahad (2/10) siang.

Lebih lanjut beliau mengkhulasohi atau mereview sub materi Tatanan Dunia Baru yang kompleks dan memiliki cakupan sangat luas. Beliau menyebutkan ada enam segmentasi tatanan dunia baru secara geopolitik yang mencirikan kehidupan peradaban manusia dari waktu ke waktu.

“Secara geopolitik, peradaban dunia itu ada enam sistem. Fase pertama, peradaban suku (Tribal Societies – Mujtama’ Al Qabailiyah) ini yang diisyaratkan dalam kitab suci al-quran ‘inna khalaqnakum syu ubawwaqaba ila’, jadi peradaban suku ini sangat kental jika kita melihat dalam sejarah islam fase awal.”

Kemudian disusul dengan tatanan dunia yang kedua atau fase kedua, yaitu lompatan dari peradaban suku kepada peradaban imperium (Imperial Societies – Mujtama’ Dauliyah). Dalam fase ini, dimana saat itu di zaman Nabi Muhammad SAW ada dua imperium besar, yaitu Romawi dan Persi. Secara umum, terdapat ciri-ciri kehidupan politik dalam kitab-kitab Fikih Siyasah kita, karena di peradaban ini muncul konsep-konsep yang sangat berpengaruh bahkan di dalam praktik, misalnya dalam konsep jihad.

“Yaitu adanya konsep dan praktik futuh (penaklukan) jangan dibayangkan ini penaklukan militer, tapi lebih tepat pada pendirian masyarakat Islami dengan tatanan politik tertentu, yang seringkali juga terkadang melalui proses perdamaian, seperti Fathu Mekkah itu sendiri. Peradaban imperium ini berlangsung sangat lama,” imbuh beliau.

(Potret K. Muhammad Al-Fayyadl sedang memberikan pemaparan materi tentang Fikih Siyasah dan Tatanan Dunia Baru)

Dilanjukan dengan fase ketiga dan keempat, dimana tatanan dunia memasuki Era Kolonialisme dan Imperialisme (Colonial Estates – Isti’mariyah)  termasuk berkembangnya faham-faham wathoniyah. Era kolonialisme ini melahirkan Era Negara Bangsa (Nation State), dan kita sedang berada di dalamnya.

Fase kelima yaitu tatanan Global Order. Istilah ini sangat kental dengan nuansa perang dingin, bisa dibilang pada era ini muncul blok-blok, misalnya blok barat dan blok timur, yang diistilahkan dengan Musyarokah Syiasiah.

Kemudian selanjutnya, fase keenam adalah Global Governance atau Global Transnational Governance. Fase ini merupakan yang terkini dan paling kontemporer berupa pengaturan dunia melalui skema-skema dan desain politik, ekonomi, dan bidang lainnya yang berbasis kepentingan oleh beragam aktor, baik sipil, militer, swasta, dan negara.

“Secara umum, ini yang menjadi awal pentingnya kita berpikir mengenai fikih siyasah ini. Karena secara umum fikih siyasah yang dipakai di kalangan kita itu merupakan produk era keemasan imperium Islam, atau daulah-daulah islamiyah, dan fikih ini terus relevan dipakai sampai di era kolonialisme,” pungkas beliau.

 

 

(Humas Infokom)

Expo Kerajinan Handmade Santri Hiasi Sepanjang Koridor Halaqah Fikih Peradaban

nuruljadid.net – Memeriahkan kegiatan Halaqah Fikih Peradaban, Pondok Mahasiswi (Pomasi) Universitas Nurul Jadid (UNUJA) mengadakan expo kerajinan tangan (handmade) karya santri di sepangan koridor lantai 1 gedung kantor pusat Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Ketua Pomasi Unuja, Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah menuturkan display kerajinan tangan santri dan karya literasinya akan ditampilkan saat halaqah fikih peradaban PBNI untuk mengapresiasi karya santri agar dapat dinikmati oleh tamu undangan dan pengunjung lainnya.

(Potret display karya kerajinan tangan santri mahasiswi pada expo halaqah fikih peradaban)

“sengaja kami display seluruh karya mahasiswi perwakilan wilayah dan fakultasnya untuk mengapresiasi jerih payah usaha proses pembuatan karyanya dari nol sampai jadi,” Neng Iah menuturkan.

Kerajinan tangan, di masyarakat, merupakan salah satu industri yang digerakkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selain mengaji dan kuliah, mahasiswi Pomasi juga mendapatkan ruang untuk berkarya dan menumbuhkan keterampilan kerajinan tangan.

Tidak hanya kerajian tangan, mahasiswi santri dan umum diberikan wadah untuk menuliskan esainya dalam rangka menghidupkan literasi yang menyenangkan songkok di lingkungan pesantren.

(Potret display karya kerajinan tangan santri mahasiswi pada expo halaqah fikih peradaban)

Jangan heran, banyak karya santri mahasiswi membuat kerajianan tangan (handmade) yang bagus dan kreatif. Mereka membuat miniature atau prototype gedung yang berada di wilayah Al-Hasyimiah. Tidak sedikit pengunjung tak berdecak kagum. “Masyaallah, karyanya luar biasa bagus dan mirip dengan aslinya, sungguh kreatif,” terang Ichsan saat melewati koridor tersebut.

Adapun, kerajinan tangan yang dibuat meliputi miniatur bangunan gedung pesantren dan asrama, produk anyaman dan kerajianan bahan daur ulang untuk dijadikan logo pesantren atau Unuja.

 

 

(Humas Infokom)

Gus Fayyadl Ungkap Fikih Adalah Bahasa Santri Menyapa Pergaulan Global

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo menjadi tuan rumah Halaqah Fikih Peradaban pada hari Ahad (2/10). Acara tersebut menghadirkan empat narasumber dari kalangan Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) diantaranya Wakil Rais Aam PBNU KH. Afifuddin Muhajir; Ketua Lakpesdam PBNU KH. Ulil Abshar Abdalla; Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya KH. Moh. Syaeful Bahar; Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid Kiai Muhammad Al-Fayyadl.

Dalam kesempatan tersebut, keempat narasumber mengupas tuntas materi yang bertajuk “Fikih Siyasah dan Tatanan Dunia Baru”. Forum halaqah tersebut dimoderatori oleh Ahmad Sahidah, Ph.D. dan memberikan waktu sekitar 20 menit kepada setiap narasumber untuk memaparkan materi yang telah masing-masing persiapkan.

(Gus Fayyadl  (kiri) sedang memaparkan materi bersama para pemateri di depan peserta halaqoh)

Di sisi lain, Mudir Mahad Aly Nurul Jadid Kiai Muhammad Al-Fayyadl membuka sesi diskusinya dengan mengungkapkan bahwa dewasa kini sangat terasa betapa gagapnya masyarakat pesantren terhadap isu-isu global yang marak dan semakin masuk ke ruang-ruang kehidupan.

“Kita memang sekian lama hidup di dalam lingkungan-lingkungan yang lokal atau regional, dan alhamdulillah dengan Islam Nusantara setidaknya sudah me-nasional, dan sekarang sudah meng-global atau go international,” tuturnya.

Di kesempatan yang sama, kiai muda intelektual yang kerap disapa Gus Fayyadl ini menanggapi dengan hadirnya fenomena tersebut dalam kehidupan masyarakat pesantren, santri harus mempelajari satu perangkat keilmuan, yaitu fikih. Karena menurut beliau, Fikih adalah software santri dalam menyapa pergaulan global.

“Satu perangkat keilmuan yang mau tidak mau harus dipelajari adalah fikih, karena fikih ini adalah software kita, bahasa kita sebagai kaum santri di dalam menyapa pergaulan global tadi,” dawuh Gus Fayyadl.

Beliau juga mengulas fikih siasah dari relevansinya, ia menjelaskan bahwa fikih siasah merupakan hasil dari tatanan dunia yang berkembang pada masanya.

 

(Humas Infokom)

Putri Gus Mus Neng Ienas dan dr. Mirrah Women of The Year 2021 Ikut Membedah Buku “Pilar Penyelamat Pembangunan”

nuruljadid.net – Buku “Pilar Penyelamat Pembangunan” karya tiga tokoh penting Pondok Pesantren Nurul Jadid kemarin (02/10/2022) dibedah oleh Pondok Mahasiswi (Pomasi) Universitas Nurul Jadid (UNUJA) untuk menghidupkan giat literasi di lingkungan pesantren.

Dalam buku ini terbagi menjadi tiga segmen penting yaitu pendidikan, perempuan dan pesantren sebagai pilar penopang guna menyelamatkan pembangunan sebuah bangsa yang tidak sekedar fisik namun ke dalam hal lebih substantif.

Buku “Pilar Penyelamat Pembangunan” hasil kolaborasi pemikiran tiga tokoh besar Pondok Pesantren Nurul Jadid Alm. KH. A. Wahid Zaini (pengasuh ke-III PP. Nurul Jadid), KH. Abd. Hamid Wahid (kepala pesanten sekaligus rektor Unuja) serta istri beliau Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah (Direktur Klinik Az-Zainiyah Nurul Jadid).

Putri Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri atau lebih sering dipanggil dengan Gus Mus, Neng Ienas Tsuroiya ikut hadir membedah buku karangan kiai dan nyai Nurul Jadid. Neng Ienas hadir bersama suaminya Gus Ulil yang pada saat bersamaan juga mengisi kegiatan Halaqah Fikih Peradaban di Aula 1 pesantren.

Neng Ienas lebih menyoroti dari aspek perempuan dan pesantren, dimana Islam mengajarkan bahwa perempuan adalah tiang negara. Karena kualitas dan peran aktif perempuan akan memiliki dampak signifikan dalam pembangunan sebuah bangsa yang berkeadaban.

Al-ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq.” Ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik. Demikian bunyi hadist tentang peran penting seorang perempuan.

Dalam konteks ini, Rasulullaah menyerukan kepada keluarga khususnya para Ibu untuk menjadi sekolah bagi anak-anaknya. Sehingga perempuan wajib berpendidikan dan memiliki wawasan luas serta berakhlaq baik melalui pendidikan di pesantren.

Sedangkan peraih penghargaan ‘Women of The Year 2021 Probolinggo’ sekaligus Direktur RS. Rizani Paiton Dr. dr. Mirrah Samiyah, M.Kes membedah dari kaca mata perempuan dan kesehatan. Menurut dr. Mirrah menjadi perempuan inspiratif bagi lingkungan sekitarnya itu penting karena perempuan memiliki andil dalam menciptakan generasi yang sehat dan kuat.

“Menjadi perempuan inspiratif bagi lingkungan itu penting, karena perempuan punya andil besar salah satunya di bidang kesehatan yaitu membangun Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)” jelas dr. Mirrah.

Perempuan dan kesehatan sebagaimana disampaikan dr. Mirrah tidak hanya fokus pada kesehatan jasmani namun tidak kalah pentingnya kesehatan rohani atau sering kita sebut mental health (kesehatan mental). Semua itu dapat dimulai keluarga sehingga mampu menjadi bibit atau benih sebuah pola hidup yang harmonis dan bersih.

 

 

(Humas Infokom)

 

Meriahkan Halaqah: Pomasi Unuja Apresiasi Karya Literasi dan Kerajinan ‘Handmade’ Santri

nuruljadid.net – Pada kesempatan bedah buku “Pilar Penyelamat Pembangunan” yang dilaksanakan kemarin pagi (02/10/2022) di Aula 2 Pondok Pesantren Nurul Jadid, Pondok Mahasiswi Universitas Nurul Jadid memberikan apresiasi dan penghargaan kepada pemenang lomba karya literasi dan kerajinan handmade santri mahasiswi.

Lomba literasi dan keterampilan membuat kerajinan tangan (handmade) ini merupakan program Pomasi Unuja bagi santri mahasiswi dan umum dalam rangka menyambut Halaqah Fikih Peradaban PBNU yang bertempat di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Jawa Timur.

Kerajian tangan yang dibuat santri putri ini berupa miniatur bangunan atau gedung yang berada di lingkungan pesantren putri. Selain itu, tidak sedikit dari mereka membuat karya dari anyaman dan bahan daur ulang berupa bucket bunga, mendesain logo pesantren dan Unuja.

Pembina Pomasi Unuja, Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah biasa disapa Neng Iah menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai upaya kita meningkatkan kecintaan santri terhadap dunia literasi dan kreatif dalam berkarya.

“kegiatan ini sangat positif sebagai upaya dalam meningkatkan tingkat literasi santri dan mendorong mereka agar lebih kreatif dalam berkarya di pesantren,” Neng Iah menuturkan.

Lomba kerajinan tangan (handmade) itu diperuntukkan baik untuk seluruh wilayah di lingkungan pesantren juga antar fakultas di Unuja. Sedangka lomba literasi diselenggarakan untuk umum dan antar fakultas.

Untuk mengetahui daftar pemenang lomba literasi dan kerajinan tangan (handmade) ini, dapat dilihat pada daftar berikut.

Lomba Handmade Antar Wilayah

  • Juara 1 (Wilayah Zaid Bin Tsabit)
  • JUARA 2 (Wilayah Al-Lathifiyah)

Lomba Handmade Antar Fakultas

  • Juara 1 (Fakultas Teknik Unuja)
  • Juara 2 (Fakultas Soshum Unuja)

Lomba Literasi Untuk Umum 

  • Juara 1 (Irma Sari Fadillah. Nasution. Judul: “Adikku baik-baik saja”)
  • Juara 2 (Mamluk Nurul Wada’ah. Judul : “Hadiah dibalik Pengorbanan”)

Lomba Literasi Antar Fakultas

  • Juara 1 (Fakultas Soshum Unuja. Judul : “Kongow Kelas Semesta”
  • Juara 2 (Fakultas Teknik Unuja. Judul : “Inspirasi Perempuan Cerdas Di Masa Pandemi”.

 

 

(Humas Infokom)

 

Halaqah PBNU Revitalisasi Tradisi Pemikiran Ilmiah Para Kiai NU

nuruljadid.net – Perhelatan halaqah fikih peradaban di Pondok Pesantren Nurul Jadid ini disebut oleh pengasuh kiai Zuhri dan Gus Ulil sebagai gagasan untuk menghidupkan kembali tradisi pemikiran para kiai Nahdlatul Ulama (NU).

Figur bersahaja dan tawadu’ kiai Zuhri menuturkan bahwa halaqah PBNU adalah upaya menghidupkan kembali sunnah-sunnah NU yang kian luntur beberapa tahun terakhir ini.

“Halaqoh yang digagas oleh PBNU ini untuk menghidupkan kembali sunnah-sunnah NU yang sudah kurang begitu diperhatikan,” ungkap kiai Zuhri dalam sambutannya.

Kaia Zuhri menambahkan “Saat ini, kepengurusan PBNU yang baru sudah mulai kembali menghidupkan sunnah-sunnah NU dalam mengasah pemikiran dan wawasan warga NU.”

Perwakilan PBNU pada acara halaqah fikih peradaban di Nurul Jadid Gus Ulil sekaligus ketua umum Lakpesdam PBNU menyampaikan bahwa halaqah ini akan diadalah selama 5 bulan penuh.

“halaqah itu akan diadakan oleh PBNU selama 5 bulan. Jadi hampir setiap bulan minimal ada tidak kurang dari 60 halaqah, setiap hari ada 2 halaqah yang diselenggarakan di berbagai tempat di seluruh Indonesia selama 5 bulan setiap hari” tegas Gus Ulil.

Untuk menyambut muktamar internasional fikih peradaban, PBNU mengadakan serangkaian halaqah-halaqah di berbagai tempat dengan melibatkan para kiai baik dari pusat kota sampai ke pelosok desa.

Gus Ulil menambahkan “Tujuan PBNU melibatkan para kiai agar memberikan masukan bagi muktamar nanti yang akan didadakan tahun depan. Jadi halaqah yang diadakan di Paiton ini adalah salah satu halaqah yang nanti memberikan kontribusi.”

Setiap halaqah yang dilaksanakan diharapkan melahirkan sebuah rumusan dan keputusan yang bisa diusulkan kepada PBNU untuk memperkaya diskusi di dalam muktamar internasional pada bulan Februari mendatang.

Tidak kalah penting, halaqah fikih peradaban ini juga bertujuan untuk merevitalisasi tradisi diskusi ilmiah di kalangan kiai sebagai pemikir dan intelektual muslim yang bertanggung jawab mendampingi masyarakat di tengah arus globalisasi dewasa ini.

“Insyallah, halaqah-halaqah ini akan menghidupkan kembali percakapan ilmiah di kalangan kiai-kiai,” ungkap lulusan Harvard tersebut.

Gus Yahya juga menekankan agar halaqah ini diadakan di pesantren dan pesertanya kiai. Ketua umum PBNU tidak mengijinkan pelaksanaan halaqah diadakan di perguruan tinggi walaupun PTNU. Karena tujuan dari Gus Yahya bahwa halaqah ini memang dikhususkan untuk para kiai. Oleh sebab itu, halaqah-halaqah ini memang seluruhnya diadakan di pesantren.

 

 

(Humas Infokom)

Gus Ulil Sebut Halaqah Nurul Jadid Unggulan Sebab Ikatan Historis dengan NU

nuruljadid.net – Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Ulil Abshar Abdalla dalam Halaqah Fikih Peradaban menyampaikan bahwa Halaqah di Nurul Jadid merupakan halaqah unggulan karena memiliki ikatan historis dengan NU.

“Ini salah satu halaqah fikih peradaban yang saya anggap unggulan, karena ini diadakan di pesantren yang mempunyai kaitan historis yang cukup penting sekali dengan NU” terangnya.

Gus Ulil sapaan akrab KH. Ulil Abshar Abdalla menceritakan kenangan beliau bersama sosok yang disegani di NU yaitu KH. Wahid Zaini.

“Di tempat ini, di pondok ini ada sosok yang sangat dihormati di NU, terutama di kalangan para aktivis muda NU pada tahun 80-an dan 90-an yaitu KH. Wahid Zaini,” kenang Gus Ulil.

Bersama KH. Wahid Zaini, Gus Ulil pernah menggagas Program Pengembangan Wawasan Keulamaan (PPWK) di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton. Sehingga pesantren Nurul Jadid ini memiliki ikatan historis yang penting di tubuh NU.

Halaqoh yang diselenggarakan di Pondok Nurul Jadid ini menurut pengakuan Gus Ulil merupakan salah satu halaqah penting selain halaqah-halaqah lain yang sudah diadakan di beberapa tempat karena ikatan historis sebagaimana diceritakan sebelumnya.

Halaqah fikih peradaban ini adalah program yang cukup ambisius. Terdapat 250 halaqah plus 50. Gus Ulil tidak menyebutkan total 300 halaqoh karena halaqah terbagi dalam dua kategori yakni utama dan turunannya.

“Kenapa saya sebut 250 plus 50 kenapa tidak 300? Karena memang 250 halaqah utama plus 50 halaqah ikutannya.”

Di akhir sambutannya Gus Ulil meminta doa para kiai dan bu nyai agar Halaqoh ini dapat berjalan dengan lancar bersamaan dengan ridho Allah SWT.

 

 

(Humas Infokom)