Siswa MA Nurul Jadid Torehkan Prestasi Membanggakan Bidang Kitab Kuning

nuruljadid.net – Meski tengah menikmati libur pesantren beberapa pekan lalu, Santri Nurul Jadid berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih juara dua ajang perlombaan Musabaqoh Qiraatil Kutub (MQK) Nasional tingkat SLTA yang digelar oleh Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang (14-15/10).

Santri bernama Wildan Zulfikar tersebut berasal dari Daerah KH. Zaini Mun’im (MAK) yang juga siswa aktif kelas unggulan XII 1 Keagamaan Madrasah Aliah Nurul Jadid (MANJ). Prestasi yang diraih pada Gebyar Apresiasi Khazanah Araby (Gaza) X 2022 tersebut, yakni membaca kitab kuning tanpa harokat (gundul) dengan jenis kita Fathul Qorib (Takrib) yang mana peserta harus mengikuti aturan yang telah di cantumkan pada ajang perlombaan tersebut.

Wildan Zulfikar kelahiran Surabaya, 29 April 2005 itu belajar dengan sungguh–sungguh untuk mendapakat hasil yang memuaskan. Pasalnya, peserta harus membaca dengan lancar, fasih dan tepat serta menyertakan makna dari bab yang telah dibacanya dan tetap mengikuti pedoman ilmu alat (nahwu dan sorrof). Usai membacakan serta memberikan makna dengan bab Muamalat (hukum sosial) dan Munakahat (hukum perkawinan). Jajaran dewan juri bergilir memberikan pertanyaan kepadanya dengan pertanyaan yang berbeda dan harus dijawab secara tepat dan akurat.

Santri yang akrab dipanggil Wildan tersebut mampu menjawab pertanyaan berbeda yang diberikan oleh dewan juri dengan jawaban yang benar dan tepat. Sehingga dewan juri terpikat akan penguasaan keilmuan yang Wildan miliki berdasarkan penampilan dia saat menerangkan Bab yang telah dipilih secara acak melalui undian sebelumnya.

Perlombaan yang digelar selama dua hari tersebut menyisakan kenangan dan kesan yang indah baginya. Pasalnya, Wildan Zulfikar dinobatkan sebagai juara dua Lomba Musabaqoh Qiraatil Kutub (MQK) Nasional tingkat SLTA mewakili Pondok Pesantren Nurul Jadid dan khususnya MA Nurul Jadid.

Penanggung jawab lomba MA Nurul Jadid menerangkan bahwa masa libur pesantren yang bertepatan dengan penyelenggaraan event Gaza tersebut sangat membantu Wildan dalam mempersiapkan diri menghadapi perlombaan karena bisa lebih fokus dan tenang dibandingkan di pesantren yang padat akan banyak kegiatan.

“Selama liburan itu, siswa yang ikut Gaza bisa lebih fokus pada jenis lomba yang diikuti, karena tidak disibukkan oleh kegiatan pesantren dan madrasah,” sebagaimana dilansir pada website resmi MA Nurul Jadid.

 

 

(Humas Infokom)

Membanggakan! PPIQ Nurul Jadid Juara Kompetisi MFQ Tingkat Nasional

nuruljadid.net – Tim Musabaqah Fahmil Qur’an (MFQ) Asrama Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) Nurul Jadid mengukir prestasi gemilang. Tak tanggung-tanggung mereka sukses meraih juara ketiga pada Kompetisi Musabaqah Fahmil Qur’an (MFQ) tingkat nasional yang digelar oleh UKM Seni Religi Universitas Brawijaya Malang.

Pasalnya, lomba MFQ yang diikuti oleh seluruh SLTA se-antero daerah Indonesia ini merupakan rangkaian dari Gebyar Brawijaya Qur’ani Nasional (GBQN) tahun 2022 yang berlangsung sejak tanggal 29 September hingga 2 Oktober.

Dalam perlombaan tersebut, PPIQ mengutus satu tim MFQ yang beranggotakan Tifani Fianeta Nabila Agiska, Rofiqotul Hasanah, dan Rofiqotul Mardhiyah. Ketiganya merupakan siswi aktif kelas XII Unggulan IPA Tahfiz Madrasah Aliyah Nurul Jadid.

Seyogyanya bukanlah perkara mudah menjadi sang juara dalam sebuah kompetisi nasional. Dibutuhkan perjuangan ekstra, diikuti proses latihan secara berkelanjutan, dan bimbingan ahlinya.

Selain itu ada juga faktor mental dan rasa percaya diri dalam menghadapi berbagai ujian, cobaan, dan tantangan. Tak kalah penting lagi, dukungan dari pihak keluarga, kerabat, serta orang-orang terdekat. Baik secara mental, materi, maupun non materi. Hingga akhirnya segala apa yang dihadapi dapat dilewati dengan baik.

Demikian halnya dengan para juarawan dari Tim MFQ PPIQ Nurul Jadid, sukses yang berhasil ditorehnya pun diawali dengan perjalanan panjang yang diikuti perjuangan keras. Pada babak penyisihan terdapat 27 regu peserta di seluruh Indonesia, tim PPIQ tampil pada urutan kesembilan, dan Alhamudlillah lolos tiga besar yang dilombakan kembali pada tahap semifinal. Usai mendapatkan pengumuman baik, mereka masuk pada tahap final. Ketiga tim kembali beradu keterampilan memperebutkan juara satu, dua, dan tiga. Pada akhirnya, Alhamdulillah Tim MFQ dari PPIQ Nurul Jadid dinobatkan sebagai juara 3.

Saat diwawancarai Nurul Jadid Media Senin (30/10), Pendamping lomba Ustaz Abdillah sempat berbagi sekelumit cerita unik. Dalam ajang MFQ ini, menurut Ustaz Abdillah Tim MFQ PPIQ Nurul Jadid merupakan satu-satunya peserta putri yang berhasil lolos sampai final dan meraih juara.

“Ada yang unik, satu-satunya peserta putri yang lolos sampai final adalah delegasi dari PPIQ Nurul Jadid, karena peserta yang lain adalah putra semua,” tutur beliau.

(Humas Infokom)

Gus Rozin Ketua Majelis Masyayikh : Lulusan Pesantren Akan Dapat Hak Sipil dan Diakui Negara

nuruljadid.net – Sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 18 tahun 2019 tentang pesantren dan majelis masyayikh membawa angin segar bagi santri. Sehingga dibentuklah Majelis Masyayikh sebagai amanat Undang-undangan tersebut pada 30 Desember 2021.

Telah menjadi rahasia umum bahwa sebelumnya lulusan pondok pesantren tidak mendapat pengakuan dan dianggap bermasalah, namun dengan undang-undang ini lulusan pesantren akan mendapatkan hak-hak sipilnya.

Gus Rozin panggilan akrab KH. Abdul Ghofarrozin, M.Ed. menyampaikan dalam sambutannya bahwa “Tujuan MM juga memberikan rekognisi atas lulusan-lulusan yang dikeluarkan oleh pesantren, lulusan-lulusan yang dihasilkan pesantren agar lulusan tersebut bisa diakui oleh semua lembaga pendidikan, diakui oleh lembaga-lembaga negara dan diakui oleh semua elemen bangsa ini.” Terang beliau.

Tidak sampai disitu saja, Gus Rozin juga menyampaikan dengan adanya UU Pesantren ini akan memberikan hak sipil kepada santri lulusan pesantren dengan tetap melalui lembaga penjamin mutu yaitu dewan masyayikh dan Majelis Masyayikh.

“Sehingga lulusan pesantren dapat diterima oleh semua pihak, tidak seperti beberapa tahun yang lalu  ketika lulusan pesantren masih membutuhkan proses khusus ketika dia ingin kuliah di tempat lain atau ingin bekerja atau berkhidmat di tempat yang lain” imbuhnya

Tugas lain dari Majelis Masyayikh salah satunya adalah merumuskan kompetensi dan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan, melakukan penilaian dan evaluasi serta pemenuhan mutu dan memeriksa keabsahan setiap syahadah atau ijazah santri yang dikeluarkan pesantren.

Sehingga kehadiran Majelis Masyayikh ini selain merupakan mandate dari Undang-Undang Pesantren juga sebagai lembaga pengawas dan penjamin mutu terhadap proses dan pengembangan pesantren di seluruh Indonesia.

 

 

(Humas Infokom)

 

Nurul Jadid Tuan Rumah Majelis Masyayikh, Sosialisasi UU No. 18 Tahun 2019 Tentang Pesantren

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid mendapat kehormatan menjadi tuan rumah pelaksanaan kegiatan Majelis Masyayikh (MM) terkait Sosialiasi Undang-Undang (UU) No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren dan Peran Majelis Masyayikh hari ini Selasa (15/11) di Aula 1 pesantren.

Majelis Masyayikh merupakan lembaga mandiri dan independen sebagai perwakilan Dewan Masyayikh dalam merumuskan dan menetapkan sistem penjaminan mutu Pendidikan Pesantren. Layanan MM diantaranya Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Ula, Wustha dan Ulya, Pendidikan Muadalah Ula, Wustha dan Ulya, Ma’had Aly dan Pengkajian Kitab Kuning.

Ketua MM KH. Abdul Ghoffar Rozin, M. Ed tidak dapat hadir secara langsung, namun melalui video rekaman sambutan menyampaikan amanat Undang-Undang Pesantren nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren dan peran penting Majelis Masyayikh khususnya peran dua lembaga tersebut.

“dua lembaga ini adalah lembaga penjamin mutu. Dewan Masyayikh berada di Pesantren, sedangkan Majelis Masyayikh berada di pusat. Tugas-tugasnya antara lain adalah memberikan fasilitasi, memberikan dorongan terhadap pesantren untuk dapat mengelola kurikulumnya secara mandiri dan dengan sebaik-baiknya.” Tutur Gus Rozin sapaan akrab KH. Abdul Ghoffar Rozin.

Terkait fungsi kebanyakan pesantren, selama ini hanya berfokus pada Tarbiyah wa ta’lim atau Pendidikan dan pembelajaran saja, bahwa sebenarnya ada fungsi dakwah dan pemberdayaan masyarakat. Sehinggan UU Pesantren ini menjadi paying hukum agar pesantren tumbuh dan bisa berkembang lebih baik.

Harapannya UU Pesantren ini tidak menjadikan kendor dalam tafaqquh fiddin dan menyerupai lembaga Pendidikan formal non pesantren.

Majelis Masyayikh dalam kurun waktu 5 tahun ke depan akan melakukan penguatan dasar berupa penguatan kesekretariatan, rencana induk dan profiling santri. Tahun kedua merancang standar minimal berupa kurikulum, mutu lulusan dan lembaga serta pendidik. Pada 2024 implementasi dari 2 tahun berjalan. Sedangkan pada 2025 menjadi bagian dari sistim Pendidikan nasional, branding dan bahkan memproduksi kitab kuning sebagao modul ajar resmi santri.

Pada sosialisasi kali ini hadir selaku narasumber Dr. KH. Muhyiddin Khotib, Prof. Dr. KH. Abdul A’la, M.Ag, dan Dr. KH. Moh. Mahfudz Faqih, M.Si. ikut menyambut pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini dan jajaran pimpinan pesantren serta 100 peserta dari kalangan kiai dan pengasuh pondok pesantren di daerah Tapal Kuda sekitarnya.

 

 

(Humas Infokom)

Kembali Tatap Muka, UNUJA Luluskan 1.115 Wisudawan

nuruljadid.net – Universitas Nurul Jadid (UNUJA) kembali melaksanakan wisuda Diploma-Sarjana-Magister secara tatap muka untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19 pada hari Sabtu (29/10) kemarin. Bertema ‘Bakti UNUJA untuk Peradaban Bangsa,’ pelaksanaan wisuda ini sekaligus menjadi puncak peringatan milad ke-5 atau 1 Lustrum UNUJA.

Perhelatan ini dilaksanakan serentak di multilokasi kampus UNUJA, Wisudawan bertempat di Aula I, dan Wisudawati di Aula II. Wisudawan Wisudawati juga di dampingi para orang tua maupun pendamping yang menyaksikan melalui videotron di Lapangan Ayaman.

(Terlihat Rektor Universias Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid. M.Ag. (kanan) dan Dekan Fakultas Agama Islam Dr. H. Ahmad Fawaid, M.Th.I (kiri) tengah melakukan prosesi wisuda)

Pada wisuda kali ini, terdapat sebanyak 1.115 Wisudawan Wisudawati jenjang Diploma, Sarjana, dan Magister dari 5 fakultas berbeda. Masing-masing 88 Wisudawan Wisudawati dari program Pascasarjana, 465 orang lulusan Fakultas Agama Islam, 313 orang lulusan Fakultas Teknik, 100 orang lulusan Fakultas Kesehatan, dan 149 orang lulusan Fakultas Sosial Humaniora.

Rektor UNUJA KH. Abdul Hamid Wahid, M.Ag. mewakili seluruh Civitas Akademika Universitas Nurul Jadid dalam pidato sambutan menyampaikan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati tahun akademik 2021/2022.

Dalam pidato Rektor UNUJA, disampaikan wisuda merupakan pengakuan akademik terhadap kompetensi yang telah diterima selama ini. “Dengan wisuda ini, para wisudawan dan wisudawati telah melalui suatu tahapan penting dari perjalanan kehidupan akademik,” ujar Rektor.

(Rektor UNUJA KH. Abdul Hamid Wahid, M.Ag. sedang memberikan sambutan kepada seluruh Wisudawan Wisudawati)

Dalam upacara prosesi wisuda, juga dinobatkan Wisudawan Wisudawati terbaik Akademik, Non-Akademik, dan Pengurus Pesantren Terbaik. Wisudawan peraih IPK Terbaik diantaranya, Helmiyatus Sa’adah (Pascasarjana), Santi Laili Safitri (Fakultas Agama Islam), Husnul Hotimah (Fakultas Teknik), Sofiatul Widad (Fakultas Kesehatan), dan Saiful Islam (Fakultas Sosial Humaniora).

Sementara itu, Wisudawan terbaik Non-Akademik diantaranya, Badrus Zaman (Fakultas Agama Islam), Ahmad Wahyu Nor Khotim (Fakultas Teknik), Fauzan Abdullatif (Fakultas Kesehatan), Zulfikar Prayogi (Fakultas Sosial Humaniora), dan Wisudawan Pengurus Pesantren Terbaik adalah Ilham Akbar Safaruddin (Fakultas Agama Islam) dan Sulusiyah (Fakultas Agama Islam).

Wisuda ini menjadi momentum berharga dan kebanggaan, tidak hanya bagi para wisudawan, melainkan juga bagi para orang tua atau wali mahasiswa. Kelak, upacara wisuda yang kembali digelar secara luring dengan hadirnya orang tua/wali/pendamping akan menjadi catatan sejarah tersendiri bagi generasi di masa mendatang.

“Kami berharap semoga lulusan Universitas Nurul Jadid yang diwisuda saat ini mampu membaktikan diri dan bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara,” ungkap Rektor.

 

(Humas Infokom)

Optimalkan Pelayanan kepada Santri, Pesantren Resmikan Gedung Asrama dan Kamar Mandi Baru

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid terus berupaya untuk memberikan pelayanan sebaik mungkin bagi para santrinya. Salah satu aksinya, pertengahan bulan Oktober kemarin pesantren telah meresmikan asrama dan kamar mandi umum baru bagi santri putra, tepat pada hari Selasa (18/10/2022) siang.

Acara peresmian tersebut dihadiri oleh Sekretaris Pesantren Faizin Syamwil, Kepala Biro Pendidikan K. Imdad Rabbani, Sekretaris Biro Kepesantrenan, Kabid. Tarbiyah Wa Ta’lim, Sekretaris Biro Umum, dan beberapa perwakilan pengurus pesantren lainnya. Peresmian ini juga melibatkan beberapa perwakilan dari mahasiswa KIP, karena nantinya akan menjadi asrama bagi anggota KIP baru.

Dalam sambutan yang diberikan oleh Sekretaris Pesantren, Bapak Faizin Syamwil menyampaikan terkait tujuan dari dibangunnya asrama baru ini, yakni sebagai optimalisasi sarana yang dibutuhkan untuk menampung mahasiswa KIP.

“Untuk memberdayakan mahasiswa KIP sebagai kader penerus pengurus pesantren yang berkompeten,” ujarnya.

Sementara itu, pembangunan kamar mandi baru ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan fasilitas yang lebih baik kepada para santri, dan dengan harapan santri mampu menggunakan dan menjaga fasilitas ini sebaik mungkin.

Suasana peresmian Asrama dan kamar mandi baru yang dihadiri leh pengurus pesantren dan perwakilan Mahasiswa KIP

Gedung ini diresmikan dengan pemotongan tumpeng secara simbolis oleh pengurus pesantren yang hadir. dimana gedung tersebut terdiri dari dua lantai. Lantai pertama bagian depan merupakan kantor asrama. Sedangkan bagian belakang menjadi kamar mandi umum yang baru bagi para santri. Lantai dua merupakan asrama santri yang terdiri dari 10 kamar. Kedepannya, asrama tersebut akan dihuni oleh Mahasiswa KIP (Komunitas Insan Pengabdi).

 

(Humas Infokom)

SMP Nurul Jadid Raih Dua Medali Perunggu di Olimpiade Matematika Nasional

nuruljadid.net – Jelang akhir bulan Oktober, kabar membanggakan datang dari prestasi Santri Nurul Jadid di kancah kompetisi nasional. Sabda dan Reyhan, siswa kelas VIII SMP Nurul Jadid meraih dua medali perunggu di Olimpiade Matematika Nasional pada Ahad (23/10).

Olimpiade Matematika yang digelar oleh Quantum Education Competition ini merupakan Kompetisi Pelajar Online (KPO) yang terbuka dan bisa diikuti oleh seluruh siswa SMP sederajat di seluruh wilayah Indonesia.

Capaian ini menjadikan mereka, salah satu perwakilan Santri Nurul Jadid yang dapat membuktikan bahwa seorang Santri juga mampu bersaing dalam perlombaan akademik di tingkat nasional.

“Tentunya berkompetisi dengan siswa-siswi terbaik dari seluruh penjuru daerah di Indonesia menjadi suatu tantangan terbesar bagi kita berdua,” ungkap Reyhan melalui pesan singkat kepada Tim Nurul Jadid Media.

“Tapi dengan itu, kami terpicu dan tertantang untuk terus memberikan yang terbaik, terus berlatih, dan lebih teliti lagi dalam menyelesaikan soal-soal olimpiade tersebut,” tambah Sabda.

Kepala SMP Nurul Jadid Bapak Drs. Rahardjo merasa bangga dan bersyukur atas capaian prestasi peserta didik nya, beliau menyampaikan bahwa prestasi gemilang yang membanggakan ini karena adanya kolaborasi yang baik antara pihak sekolah, guru, pesantren, dan siswa yang memiliki antusias luar biasa terhadap perkembangan prestasi.

“Semoga prestasi yang diraih oleh siswa kita sebagai motivasi bagi kita semua untuk lebih bergiat lagi dan memperlihatkan eksistensi SMP Nurul Jadid di masyarakat. Perjuangan kita bukan hanya sampai di sini, tetapi ini adalah menjadi langkah awal untuk mengembangkan potensi yang dimiliki,” Ujar Bapak Rahardjo.

 

(Humas Infokom)

Usai Liburan, Siswa SMP Nurul Jadid Kembali Gondol Juara 1 Arabic Speech Competition Tingkat Nasional

nuruljadid.net – Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid yang juga peserta didik Language Intensive Programs of SMP Nurul Jadid (LIPS) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kompetisi pidato Bahasa Arab bertaraf Nasional usai liburan pesantren dalam rangkan menyambut Maulid Nabi Muahmmad SAW 1444 H yang digelar oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Bukittinggi, Sumatra Barat.

Ajang perlombaan tersebut bernama KIR FESTIVAL 2022, event yang pertama kali diadakan oleh UKM KIR pada tahun 2021 dan kembali digelar tahun 2022 ini. Pada event tahun ini, penyelenggara menggabungkan seluruh perlombaan yang sebelumnya dilaksanakan terpisah muali dari kategori SLTA Sederajat, Perguruan Tinggi sampai dengan Umum.

Terdapat enam cabang perlombaan pada KIR Fest 2022 tersebut, diantaranya Karya Tulis Ilmiah, Visualisasi Puisi, Podcast, English Speech, Arabic Speech, dan Presenter Berita. Pendaftaran dibuka sejak 22 Agustus 2022 sampai dengan 17 September 2022 dilanjutkan dengan pengumpulan karya dari masing-masing peserta cabang lomba. Usai pengumpulan karya secara Online kemudian dilanjutkan dengan penjurian.

Tepat pada Senin, 25 September 2022 bulan lalu pengumuman pemenang KIR Fest 2022 diselenggarakan secara daring. Saat pembacaan daftar pemenang cabang lomba Arabic Speech peserta perwakilan SMP Nurul Jadid mengaku sangat gelisah sambil berharap dan tidak henti memanjatkan doa. Alhasil Misbahul Munir perwakilan SMP Nurul Jadid dinobatkan sebagai Juara 1 Lomba Pdaito Bahasa Arab pada ajang KIR Fest 2022 tersebut.

Badrus Zaman, pembina LIPS mengatakan, perjuangan mengikuti lomba tingkat umum ini lebih sulit daripada ajang kompetisi tingkat SLTP sederajat, karena peserta didiknya harus berhadapan dengan beberapa lawan dari tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan tentunya memiliki pengalaman dan pelafalan yang lebih baik.

“Meskipun anak didik kami masih duduk di tingkat SLTP dan harus menghadapi lawan dari tingkat yang lebih tinggi, kami tidak gentar. Karena kami percaya tingkat pendidikan bukanlah halangan untuk melangkah, ini adalah pengalaman yang sangat berharga. Siswa SMP melawan Siswa SMA, bahkan Mahasiswa, Alhasil semua bisa kami lewati dengan kerja keras dan doa asal mau berusaha dan memulai,” ungkap ustaz Zam kepada tim Nurul Jadid Media, Selasa (27/09) pagi.

 

 

(Humas Infokom)

Siswa SMA Nurul Jadid Terima Penghargaan dari Gubernur Jatim pada Hari Santri Nasional

nuruljadid.net – Siswa SMA Nurul Jadid menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai memenangkan lomba inovasi bisnis santripreneur yang diselenggarakan oleh OPOP Jawa Timur, pada Sabtu (22/10) lalu bertepatan pada Hari Santri Nasional.

Penyerahan piagam penghargaan tersebut juga bersamaan dengan penyerahan piagam penghargaan kepada Kafilah Jawa Timur yang berhasil membawa pulang titel prestisius Juara Umum pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional XXIX Tahun 2022 di Kalimantan Selatan sejak tanggal 10 sampai dengan 19 Oktober 2022.

Final lomba inovasi bisnis santripreneur OPOP Jatim diselenggarakan Kamis (20/10) silam. Pada tahap tersebut para peserta diwajibkan untuk mempresentasikan proposal bisnisnya dihadapan dewan juri. Dilansir pada portal media NU Online Jatim M Ghofirin, Sekretaris OPOP Jatim mengatakan ada tiga poin penilaian yang ditekankan oleh para dewan juri. Tiga poin tersebut ialah pengorganisasian penyaji, komunikasi, dan penguasaan materi.

Nur Hasyim Saputra santri asal Sumberasih Kabupaten Probolinggo dan Muhammad Dzakki Ronnaan Pratama asal Kota Probolinggo keduanya adalah siswa kelas XII Unggulan MIPA 1 SMA Nurul Jadid. Nur Hasyim menuturkan bahwa pencapaian ini teramat luar biasa dan membanggakan. Mengingat, lomba ini diikuti oleh siswa/santri sederajat dari puluhan pesantren terbaik di Jawa Timur sehingga persaingannya terbilang ketat dan tidak mudah.

“Dengan latihan maupun persiapan yang menurut kami mungkin kurang maksimal karena baru balik dari liburan, mendapatkan juara 3 ini suatu kebanggaan yang luar biasa dan kami syukuri. Apalagi persaingannya sangat ketat sekali, meskipun lingkupnya se-Jawa Timur tidak sedikit pesantren favorit yang ikut berpartisipasi, tapi alhamdulillah bisa juara,” ujarnya.

Ustaz Eko Hari Satrio, S.Pd. pembina Program Unggulan menjelaskan bahwa pencapaian ini merupakan sebuah berkah dari kerja keras peserta didik unggulan yang harus mengikuti kegiatan yang cukup padat baik di sekolah maupun di asrama. Namun meskipun momentnya mepet dengan pasca liburan pesantren, mereka bisa diarahkan dan dipersiapkan dalam kurun waktu beberapa hari untuk menghadapi final.

“Alhamdulillah meskipun di tengah keterbatasan waktu untuk mendampingi anak-anak pada final santripreneur. Namun karena mereka selama liburan juga sudah mempersiapkan diri sehingga kami selaku pembina cukup terbantu dalam mengarahkan mereka meskipun ke depan kami akan terus optimalkan pendampingan anak-anak agar mendapatkan hasil lebih baik” ungkap ustaz Eko menutup wawancaranya.

 

 

(Humas Infokom)

Kiai Zuhri Zaini Sebut Peringatan Maulid Nabi Tahun ini Istimewa, Berikut Alasannya !

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini menyebutkan dalam sambutannya bahwa Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H tahun ini istimewa. Kegiatan ini diselenggarakan di Halaman Pesantren yang diikuti oleh seluruh santri Nurul Jadid.

“Maulid sekarang istimewa. Jadi, selain memperingati kelahiran beliau, juga memperingai Hari Santri,” dawuh Kiai yang sangat sederhana dan bersahaja tersebut pada sabtu (22/10) malam.

Lanjut dalam sambutannya, kiai Zuhri menyampaikan harapannya terhadap pelaksanaan pengajian umum dalam rangka memperingati kelahiran Nabi akhir dan manusia paling mulia Muhammad Ibn Abdillah tersebut.

“Mudah-mudahan berkumpulnya kita di majelis yang mulia ini akan bersama dengan ridho serta maunah Allah SWT. Sehingga membawa kebaikan, keberkahan bagi kita, bagi pesantren, bahkan bagi masyarakat, ummat, bangsa dan negara,” tuturnya yang disambut dengan Amin oleh seluruh hadirin dan ribuan santri yang ikut pengajian tersebut.

“Dan mudah-mudahan dengan barokahnya Maulid pada malam hari ini, Iman takwa kita kepada Allah SWT akan semakin meningkat. Juga demikian Mahabbah kita kepada beliau yang kita peringati kelahirannya akan semakin menguat,” pengasuh menambahkan.

Sebab memang, sebagaimana yang disampaikan oleh pengasuh, acara seperti ini jangan hanya dijadikan kegiatan rutinitas yang berlalu begitu saja, tapi harus bermakna dan memberikan qudwah, uswah dan hikmah pada kita melalui sirah nabi Muhammad SAW. Kemudian Kiai Zuhri menjelaskan makna dari peringatan maulid ini kepada para santri.

“Peringatan Maulid ini adalah bentuk takdzim, bentuk syukur, serta ungkapan mahabbah kita, kepada beliau yang kita peringati Maulidnya, yaitu junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga itu menjadi modal bagi kita untuk mengikuti ajaran-ajarannya, mengikuti sunnah-sunnahnya, dan meniru akhlaknya. Dan harapan puncaknya adalah kita akan mendapat syafaatnya dan akan berkumpul kelak dengan beliau. Tentu kalau berlumpul dengan Nabi itu pasti di syurga. Sekalipun mungkin tempatnya tidak sama,” tutur putra kelima dari Kiai Zaini Mun’im dan Nyai Nafi’ah.

Untuk mengungkapkan mahabbah dan syukur kita atas kelahiran beliau, Lanjut kiai Zuhri tidak cukup hanya dengan mengadakan perayaan seperti ini, termasuk membaca sholawat (srakalan) itu penting, sebab itu syiar. Tetapi juga harus ditindaklanjuti dengan tindakan dan perbuatan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Jadi kalau hanya ucapan, harapan dan doa tanpa ada tindakan, tidak ada manfaatnya.

Sebelum mengakhiri sambutannya, beliau berpesan kepada santri dan alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Maka dari itu, kita sebagai santri, baik yang masih ada di pondok, maupun yang sudah terjun ke masyarakat ini agar belajar dan terus belajar, sekalipun tidak di tempat-tempat formal atau khusus,” pesan pengasuh menutut sesi sambutannya.

 

 

(Humas Infokom)

Malam Penganugerahan Sang Juara Festival Maulid dan Pekan Santri

nuruljadid.net – Malam penganugerahan para pemenang event Festival Maulid dan Pekan Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid berlangsung meriah sebelum pengajian umum dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dimulai. Acara ini dihadiri oleh seluruh santri baik putera maupun putri, pada Sabtu (22/10) malam di Halaman Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Malam penganugerahan tersebut bertepatan dengan malam puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dihadiri langsung oleh Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid, Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil, Lora Sholahuddin Wahid beserta tamu undangan turut menyaksikan penganugerahan para jawara tersebut.

Pasalnya, penganugerahan trophy pemenang Festival Maulid Nabi Muhammad SAW diberikan langsung oleh Kepala pesantren KH. Abdul Hamid Wahid disusul penyerahan hadiah pemenang lomba Pekan Santri yang diserahkan oleh Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil.

(Moment penganugerahan pemenang lomba Festival Maulid dan Pekan Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo)

Festival Maulid dan Pekan Santri merupakan kegiatan tahunan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Festival Maulid untuk menyambut peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW sebagai manusia paling agung di alam semesta. Pada kegiatan Festival Maulid tersebut terdapat beragam macam perlombaan, antara lain, Hadrah Ala Santri, Musabaqah Syarhil Qur’an (MSQ), Diba’iyah, Sirah Nabawiyah, Cipta Puisi, Esai, dan Kreasi solawat.

Adapun Lomba Cipta Puisi dan Esai dibuka untuk umum tingkat Jawa Timur yang pelaksanaannya dilakukan secara online mulai dari pendaftaran, pengumpulan karya sampai dengan pengumuman finalis serta pemenang.

Terlihat santri yang sangat antusias dalam mengikuti ajang perlombaan tersebut, selain untuk meningkatkan prestasi, mereka juga berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul Khairot) dengan ikut serta dalam lomba guna memeriahkan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

“Alhamdulillah saya bisa mendapat teropi dalam perlombaan ini, bagi saya sangat bermakna karena turut memeriahkan maulid Nabi Muhammad SAW” ujar Hengki santri asal Bondowoso tersebut.

Tidak hanya itu, disusul dengan penganugerahan pemenang lomba Pekan Santri, yang mana kegiatan tersebut diadakan oleh Forum Komunikasi OSIS (FKO) Biro Pendidikan Nurul Jadid guna untuk memeriahkan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang tahun ini berbarengan dengan peringatan Maulid. Dalam kegiatan tersebut terdapat bermacam perlombaan yang digelar antara lain Standup Comedy, Dramatisasi Puisi, Nurul Jadid Award, Karya Sastra Santri Puisi, Lomba Karya Tulis ilmiah (LKTI), karya insan pers siswa, dan Pidato Bahasa Indonesia.

 

 

(Humas Infokom)

KH. Musleh Adnan Bagikan Tips Hidup Berkah dan Cara Santri Mendapat Barokah

nuruljadid.net – KH. Musleh Adnan, penceramah asal Kabupaten Pamekasan yang juga pengasuh Pondok Pesantren Nahdlatut Ta’limiyah membagikan tips hidup berkah. Menurut Kiai Musleh, ‘mun terro nyaman, jhek dik odik mannyaman makle nyaman’ artinya adalah kalau ingin hidup enak (lempeng), jangan hidup dengan penuh kenyamanan, agar hidupnya nanti bahagia.

Orang yang menjalani kehidupan itu ibarat seperti kaca mobil. Penjelasan ini disampaikan kiai Musleh saat menjadi muballigh pada acara Pengajian Umum dalam rangkat Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Sabtu (22/10) malam.

“Jadi seorang driver yang hebat itu tidak selalu menatap kaca spion, tapi selalu fokus menghadap ke depan, dan sesekali melirik kepada kaca spion. Wal Tandzur Nafsun Maa Qaddamat Lighad – lihatlah masa lalumu untuk menghadapi masa depanmu,” jelas beliau.

Pengurus Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Pamekasan itu juga mengajak santri untuk menjaga adab dan akhlaq kepada guru. Sebab, menurut Kiai Musleh sepintar apapun seseorang jika tidak mendapat barokah guru maka tidak akan bermanfaat ilmunya.

“Manfaatnya ilmu tergantung sejak kapan ridhonya guru, jika tidak mendapatkan ridho dari guru, maka tidak bisa ilmu itu bermanfaat,” tuturnya.

Memperkuat pendapatnya, kemudian Kiai Musleh mengutip dawuh Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliky, beliau mengatakan Tsabatul ilmi bil mudzakaroh, wabarokatuhu bil khidmah, wanaf’uhu bi ridho as-syaikh, artinya melekatnya ilmu dengan cara mengulang-ulang pelajaran yang telah didapat, barokahnya ada di khidmah, sedang kemanfaatannya berada di ridha seorang guru.

Menurut alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo itu ‘bhereng se jemolje kak dinto tidak didapat dengan gratis’ artinya barang yang mulia atau dalam hal ini didefinisikan sebagai ilmu itu tidak didapat dengan gratis namun dengan perjuangan dan pengorbanan. Jadi kalau santri ingin mendapatkan ilmu yang banyak, barokah dan bermanfaat maka jangan hidup dengan kenyamanan di pesantren, harus tirakat.

“Kesimpulannya, tholabul roha tarqul roha mun terro nyaman jhek dik odik man nyaman makle nyaman,” artinya adalah “kalau ingin hidup enak (lempeng), maka jangan hidup dengan penuh kenyamanan agar hidupnya bahagia,” tutup beliau dalam ceramahnya topik pertamanya sebelum masuk ke materi Maulid yang lebih spesifik.

 

 

(Humas Infokom)

KH. Musleh Adnan Jabarkan Kiat-Kiat Sukses di Masyarakat

nuruljadid.net – Pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Nahdlatul Ta’limiyah Pegantengan Pamekasan KH. Musleh Adnan menyampaikan kiat-kiat menjadi orang yang sukses dan dapat berbaur di tengah masyarakat yang beragam, saat menjadi muballigh pada acara Pengajian Umum dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Sabtu (22/10) malam.

Dai kondang asal pulau garam yang dikenal jenaka namun wibawa itu mengawali ceramahnya dengan menjelaskan bahwa hadirnya beliau di sini karena mendapat mandat atau tugas kehormatan dari Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini dan untuk menyampaikan kiat-kiat menjadi orang yang sukses dan bisa berbaur di Masyarakat atas permintaan pengasuh.

Abdhinah mulai gellek sempat berfikir apa yang akan saya sampaikan, ternyata beliau (Pengasuh Kiai Zuhri) apareng tugas ka abdhinah bagaimana kiat-kiat untuk menjadi orang yang bisa berbaur dalam masyarakat walaupun abdhinah kakdintoh alumni asli Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo,” ungkap Kiai Musleh.

(Dari tengah terlihat KH. Musleh Adnan (kiri) bersama Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh Zuhri Zaini (kanan))

Kiai yang pernah mondok selama 10 tahun di Nurul Jadid itu melanjutkan, bahwa hal pertama yang menjadikan kita santri Nurul Jadid sebagai pribadi yang bisa berbaur di tengah kehidupan bermasyarakat adalah doa dari guru, pengasuh dan majelis Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Abdhinah meyakini dan merasakan ternyata pengasuh dan majelis pengasuh tidak mempermasalahkan kesalahan-kesalahan kami ketika mondok di Pondok Pesantren Nurul Jadid, tetap didoakan. Padahal banyak kesalahan kami di pesantren,” dawuh beliau.

Kiai Musleh lantas mengutip sabda rasul: “Syafa’ati li ahlil kaba’iri min ummati” artinya “Syafa’atku untuk pelaku dosa besar dari umatku.” (HR. Abu Daud no. 4739, Tirmidzi no. 2435 dan Ahmad 3: 213. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

“Mungkin Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid mondhut eka’dintoh, sa jek raje’ennah kesalahan santri Pondok Pesantren Nurul Jadid tetap didoakan,” terangnya.

Poin kedua, beliau menjelaskan bahwa ngaji itu dasarnya di pesantren dan pengembangannya di masyarakat. Jadi setelah belajar di pesantren, maka jangan pernah berhenti belajar di masyarakat. Sebagai santri Nurul Jadid, di pesantren kita telah ditekankan untuk mengamalkan nilai al ihtimamu bil furudil ainiyah, tidak hanya itu, selain pengajian kitab kita juga belajar dan berlatih segala terapan yang ada di masyarakat.

“Standart se ekocak alem neng e pondhuk tak sami se ekocak alem neng masyarakat. Misalnya, kalau di pondok pesantren yang dibilang alim itu adalah orang yang sering ikut bahtsul masail, keng tape binabi depak ka masyarakat se alim ghenikah se bisa aladhinin kabhutonna masyarakat. Epakona tahlil, bisa tahlil ngereng, keng jek pah nyol manganyol,” imbuhnya.

(Potret susasana malam maulid di halaman Pondok Pesantren Nurul Jadid dipenuhi oleh ribuan santri dan masyarakat)

Poin ketiga, tidak adanya fanatisme kealumnian di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Kyai Musleh menceritakan bahwa sudah sejak dulu pengasuh dan majelis pengasuh Nurul Jadid tidak menginginkan alumni yang telah terjun ke masyarakat harus beridentitas Santri Nurul Jadid.

“Karena kalau sudah pulang ke masyarakat, sudah milik masyarakat, bukan milik Nurul Jadid. Kakdintoh se bideh ning Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, artinya kakdintoh egeresah ka abek bahwa abek kakdintoh mau bergaul sama siapa saja ngireng,” jelasnya.

Kemudian poin terakhir, adab murid kepada guru. Menguraikan penjelasan tersebut, Kyai Musleh menganalogikan seorang guru seperti talang air, dan murid adalah timba kosong.

Kakdintoh neng ilmu tariqoh bahwa guru itu seperti talang air, deddhi ojen kakdintoh minabi toron kakdintoh masok deri talang air, maka mored kakdintoh koduh narade deri talang air, benni pah langsung ngalak deri langngik, mun bedeh mured kakdintoh langsung ngalak deri langik reken nyareah elmu deri langngik pah nyambi tembeh, bile se possak a?” pungkasnya.

Dalam Ilmu Thoriqoh bahwa guru itu umpama talang air, jadi ketika hujan turun jatuh melalui talang air, maka murid harus menadahi air dari talang, bukan langsung menadah air dari langit. Jika ada murid yang langsung menadah air dari langit atau mencari ilmu langsung dari langit dengan membawa timba, maka akan memakan waktu yang lama untuk penuh. Sehingga dalam menuntut ilmu perlu guru agar jelas sanadnya dan tidak mudah belajar tanpa bimbingan guru karena dapat menyesatkan.

 

 

(Humas Infokom)

Nurul Jadid Peringati Maulid Nabi Hadirkan Alumninya KH. Musleh Adnan

nuruljadid.net – Panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Pondok Pesantren Nurul Jadid hadirkan KH. Musleh Adnan yang merupakan alumni untuk menjadi “Muballigh” pada acara Pengajian Umum dalam rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H pada Sabtu (22/10/2022) malam.

Kiai Musleh merupakan alumni tulen Pondok Pesantren Nurul Jadid. Beliau menimba ilmu di Nurul Jadid semenjak tingkat SLTP, dan melanjutkan pendidikan ke tingkat SLTA hingga ke jenjang perguruan tinggi selama kurang lebih 10 tahun. Saat ini beliau sudah sukses berkiprah di tengah-tengah masyarakat melaui dakwahnya yang cukup populer dan banyak disenangi oleh semua kalangan. Seperti yang didawuhkan pengasuh Kiai Zuhri Zaini.

“Dan yang nanti akan memberikan tausyiah, ini juga santri yang sudah sukses. Jadi, sesudah belajar di pesantren, akhirnya berkhidmah melalui dakwah dan pendidikan di tengah-tengah masyarakat,” tutur sosok yang sederhana dan tawaduk tersebut. Kiai Zuhri memperkenalkan secara singkat figur seorang Kiai Musleh kepada para santri dalam sambutannya.

“Oleh karena itu, saya mohon nanti kepada Kiai Musleh Adnan, untuk berbagi kiat. Bagaimana beliau itu bisa sukses seperti ini. Dan nanti ini bisa menjadi teladan bagi kita untuk kita tiru, sekalipun mungkin bakat dan minat kita tidak sama dengan beliau. Tapi semangatnya dan cara-caranya mungkin dapat kita tiru,” pinta Pengasuh kepada Kiai Musleh Adnan.

Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil mengatakan bahwa mengundang Kiai Musleh ini merupakan permintaan pengasuh sejak lama namun padatnya jadwal kiai Musleh dan pesan pengasuh jangan sampai menggangu jadwal kiai Musleh, maka panitia pun mencoba menyesuaikan dengan jadwal ceramah Kiai Musleh.

“Harapannya kami mengundang kiai Musleh selain atas permintaan pengasuh juga agar dapat memberikan motivasi dan inspirasi yang kuat khususnya bagi santriwan dan santriwati yang masih aktif belajar di Nurul Jadid agar terus giat tholabul ilminya dan kepada alumni secara umum hendaknya terus berkhidmat kepada masyarakat sesuai bidangnya masing-masing” terang Faizin.

Selain itu, dari kiai Musleh, pesantren ingin memberian pelajaran kepada para santri, agar ketika sudah menjadi alumni nantinya tidak membeda-bedakan masyarakat satu dengan lain. Sebagaimana dawuh Almarhum KH. Abdul Haq Zaini ketika Istighosah tahun 2009 silam di Masjid Jami’ Nurul Jadid.

“Santri Nurul Jadid jangan mengkotak-kotakkan masyarakat. Bersatulah dengan santri dari pesantren lainnya,” dawuh KH. Abdul Haq Zaini.

 

 

(Humas Infokom)

Nurul Jadid Tuan Rumah Pelantikan DPC APDESI Kab. Probolinggo Bersama Mendes Gus Halim

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid menjadi tuan rumah Pelantikan Dewan Pengurus Cabang (DPC) Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (Apdesi) Kabupaten Probolinggo periode 2022-2027, yang dilaksanakan Sabtu (22/10) siang. Selain ratusan kades, pelantikan turut dihadiri Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) RI Dr. (HC) Drs. H. Abdul Halim Iskandar, M.Pd.

Pelantikan digelar di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton. Empat puluh pengurus DPC Apdesi kompak mengenakan seragam putih dengan lambang burung garuda. Semuanya mengikuti dengan khusyuk saat prosesi pelantikan berlangsung yang dipandu Ketua DPD Apdesi Jawa Timur Sunan Bukhari, SH., MM.

Saat diwawancarai, Ketua DPC Apdesi Kabupaten Probolinggo, Hasanuddin, S.H., S.HI., M.H. mengatakan, dengan dilantiknya pengurus baru, harapannya dapat memberikan semangat baru untuk terus membangun desa di Kabupaten Probolinggo.

“Pastinya sejalan untuk membangun desa yang ada di Kabupaten Probolinggo untuk lebih maju lagi. Pelantikan ini adalah langkah awal untuk dapat memberikan yang terbaik kepada masyarakat desa,” jelas Hasanuddin ketua terlantik.

(Menteri Desa PDTT RI Dr. (HC) Drs. H. Abdul Halim Iskandar, M.Pd saat memberikan sambutan)

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Desa PDTT RI Abdul Halim Iskandar, menaruh banyak harapan besar terhadap Apdesi Kabupaten Probolinggo. Guna terus memperjuangkan kesejahteraan masyarakat desa.

“Terus kerja dan perjuangkan aspirasi yang ada di masyarakat,” tuturnya.

Gus Halim berharap, dengan kepengurusan baru, Apdesi Kabupaten Probolinggo, dapat memberi kawalan maksimal bagi kepala kepala desa, pegiat desa, dan aparatur desa.

“Dengan adanya asosiasi ini, artinya kan berjamaah. Bekerja sama. Dengan begitu, pastinya permasalahan maupun kendala yang ada pasti akan lebih mudah ditangani dari pada kerja sendiri-sendiri. Kerja bersama, tentu akan lebih efektif dan efisien. Permasalahan akan sangat lebih mudah ditangani apabila kita bergotong royong, holopis kuntul baris,” imbuh pak Mendes.

 

 

(Humas Infokom)