Biro Pengembangan Putri Gelar Pelatihan Kader Dakwah

berita.nuruljadid.net – Biro Pengembangan Putri Pondok Pesantren Nurul Jadid sukses menyelenggarakan Pelatihan Kader Dakwah pada Kamis, 29 Mei 2025. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari setiap Pengurus Daerah di wilayah Az-Zainiyah dan Al-Hasyimiyah, dan berlangsung di Aula Mahrom, wilayah Al-Hasyimiyah.

Acara dibuka dengan penuh khidmat oleh Nur Azizah selaku pembawa acara. Para peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan semangat tinggi sebagai wujud rasa nasionalisme dan kebanggaan terhadap pesantren.

Sambutan pertama disampaikan oleh Nyai Hj. Umi Hani’ah, yang memberikan motivasi kepada para peserta untuk menyerap ilmu sebaik mungkin. “Mari mengambil ilmu yang bermanfaat dari beliau. Semoga teman-teman bisa mengamalkan ilmu yang diserap dengan baik,” tuturnya.

Pelatihan ini menghadirkan Nyai Hj. Siti Khodijah Nur Salim sebagai pemateri utama. Beliau juga merupakan ibunda dari Nyai Hj. Umi Hani’ah. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi pesantren yang tetap menjaga nilai-nilai kebangsaan. “Saya sangat mengapresiasi pesantren ini karena masih tetap menyanyikan lagu Indonesia Raya di awal kegiatan,” ujarnya.

Dalam sesi materi bertema “Strategi Berdakwah dengan Baik”, Nyai Hj. Siti Khodijah menguraikan tiga pilar utama dalam dakwah berdasarkan Surah An-Nahl ayat 125, yaitu hikmah (kebijaksanaan), mau’idhah hasanah (nasihat yang baik), dan mujadalah (berdebat dengan cara yang baik).

Beliau juga menekankan pentingnya kedisiplinan waktu sebagai bagian dari karakter seorang pendakwah. “Sebagai pendakwah itu harus belajar disiplin waktu,” pesannya, yang disambut antusias oleh para peserta.

Melalui kegiatan ini, diharapkan semangat dan keterampilan berdakwah para santri putri Pondok Pesantren Nurul Jadid, khususnya di wilayah Az-Zainiyah dan Al-Hasyimiyah, dapat semakin tumbuh dan berkembang, sejalan dengan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan yang dijunjung tinggi.

Pewarta : Maria Al Faradela
Editor : Ponirin Mika

Kepala Pesantren Sahkan PerKep Nomor 8 Tahun 2024 Tentang Antiperundungan

berita.nuruljadid.net – Dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan bermartabat, Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid resmi menetapkan peraturan Nomor 08 Tahun 2024 tentang Antiperundungan. Peraturan ini menjadi tonggak penting dalam mencegah dan menindak segala bentuk perundungan, baik secara fisik, verbal, maupun simbolik, di lingkungan pesantren.

Peraturan ini lahir dari kepedulian pesantren terhadap hak setiap santri untuk tumbuh dan berkembang tanpa tekanan atau intimidasi. Kepala Pesantren, KH. Abd. Hamid Wahid, menegaskan bahwa semua santri memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perlakuan adil, tanpa diskriminasi atas dasar latar belakang sosial, identitas, atau status pribadi. Hal itu disampaikan Kasubbag. Hukum dan Advokasi Ainul Yakin, Kamis (29/05/25).

Dalam peraturan tersebut, perundungan didefinisikan sebagai tindakan agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang, dengan tujuan merugikan fisik maupun psikis korban. Jenis perundungan mencakup penghinaan verbal, kekerasan fisik, pelecehan, penyebaran gosip, hingga intimidasi melalui media sosial. Menariknya, ruang lingkup pengawasan tidak hanya terbatas di asrama atau kelas, tapi juga menjangkau area virtual.

“Sebagai bentuk pencegahan, pesantren akan melaksanakan pelatihan antiperundungan, kampanye kesadaran, serta integrasi materi antiperundungan dalam kurikulum. Selain itu, telah dibentuk Satgas Antiperundungan yang melibatkan berbagai unit mulai dari Biro Kepesantrenan, Biro Pendidikan, hingga Mahkamah Pesantren,” terang Yakin.

Ainul Yakin juga mengungkapkan, dalam penanganannya, korban diberikan saluran pelaporan yang aman dan rahasia melalui wali asuh, komisi etik, hingga KAMTIB yang bertugas menyusun Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Setiap kasus harus ditindaklanjuti maksimal dalam tiga hari kerja oleh Mahkamah Pesantren. Korban juga berhak mendapatkan dukungan psikologis dan konseling profesional.

Selain itu, Yakin mengungkapkan, Pesantren Nurul Jadid juga menjanjikan penghargaan kepada pihak-pihak yang aktif menciptakan lingkungan bebas perundungan. Tidak hanya menjadi langkah protektif, regulasi ini juga menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lainnya untuk serius membangun budaya aman dan beradab.

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Kepala Pesantren Teken Perkep 07/2024, Wujud Pesantren Bersih dan Sehat

berita.nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid menerbitkan Peraturan Kepala Pesantren Nomor 07 Tahun 2024 tentang Pengelolaan Sampah pada 28 Oktober 2024. Kebijakan ini merupakan salah satu wujud dalam melahirkan lingkungan pesantren yang bersih dan sehat.

“Peraturan ini hadir sebagai jawaban atas meningkatnya volume dan jenis sampah akibat bertambahnya jumlah santri dan perubahan pola konsumsi di lingkungan pesantren,” kata Kasubbag. Hukum dan Advokasi, Ainul Yakin di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Rabu (29/05/25).

Melalui Perkep No. 07 Tahun 2024, pesantren mengatur pengelolaan sampah dari hulu ke hilir dengan pendekatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), mulai dari pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, hingga pemrosesan akhir sampah. Pesantren juga menetapkan larangan keras membuang sampah sembarangan, mencampur sampah berbahaya, hingga membakar sampah secara terbuka tanpa prosedur teknis yang benar.

“Dalam hal ini, santri dan seluruh warga pesantren wajib terlibat aktif menjaga kebersihan lingkungan,” tegas Yakin.

Menariknya, Yakin menambahkan, peraturan ini tak hanya mengatur larangan, tapi juga memberi hak bagi warga pesantren untuk mendapatkan lingkungan yang sehat dan memperoleh pembinaan serta edukasi tentang pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

“Unit usaha seperti kantin dan koperasi juga diwajibkan membatasi penggunaan plastik serta menyusun program ramah lingkungan dalam kegiatan mereka,” katanya.

Tak hanya itu, pesantren juga membuka peluang kerja sama dan kemitraan dengan pemerintah, pesantren lain, dan sektor swasta dalam pengelolaan sampah. Hal ini menunjukkan keseriusan Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang terpadu, mandiri, dan berkelanjutan, bahkan menjadi model nasional bagi pesantren lainnya.

Pesantren berharap kebijakan ini dapat mengubah cara pandang santri terhadap sampah—dari sesuatu yang kotor dan dibuang, menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi dan sarana pembelajaran hidup bersih dan bertanggung jawab. Pesantren yang bersih, santri yang sehat, adalah visi yang kini mulai diwujudkan melalui langkah nyata dan regulasi yang kuat.

“Kebijakan ini memotivasi warga pesantren untuk menginisiasi kegiatan peduli lingkungan, seperti Pemilihan Duta Lingkungan Santri, Penghargaan Santri Kalpataru, Bank Sampah, lomba kebersihan antar asrama dan pelatihan daur ulang sampah,” pungkasnya.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Resmi Dilantik, 11 Pegawai Baru Nurul Jadid Diminta Niatkan Pengabdian dan Profesional

berita.nuruljadid.net – Sebanyak 11 pegawai baru resmi dilantik menjadi Pegawai Tetap Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam sebuah prosesi yang digelar di Aula Mini Pesantren, Rabu (28/05/2025). Pelantikan tersebut dipimpin langsung oleh Sekretaris Pesantren, Tahiruddin.

Dalam amanatnya, Tahiruddin menekankan pentingnya menata niat sebelum mulai bekerja. Menurutnya, bekerja di lingkungan pesantren harus dimaknai sebagai bentuk pengabdian.

“Kita berada di pesantren. Niatkan bekerja untuk mengabdi kepada pesantren dan para guru atau masyayikh,” ujarnya.

Ia menambahkan, jika pekerjaan diniatkan untuk pengabdian, maka hasilnya tidak hanya berdampak pada kehidupan dunia, tetapi juga bernilai ibadah.

“Dengan diniatkan mengabdi, maka kerja kita akan bernilai ibadah, dan insyaAllah akan memeroleh barokah,” imbuhnya.

Selain menata niat, Tahir juga menekankan pentingnya menjaga profesionalitas. Ia mengingatkan para pegawai agar memahami hak dan kewajiban mereka sebagaimana yang telah tertuang dalam buku peraturan pesantren.

“Peraturan, hak, dan kewajiban kerja pegawai sudah lengkap terkompilasi di buku peraturan pesantren. Saya berharap saudara semua mempelajarinya dan menjadikannya sebagai pedoman dalam menjalankan tugas,” tegasnya.

Dalam prosesi pelantikan ini, seluruh pegawai yang dilantik turut mengambil sumpah jabatan di hadapan sejumlah pimpinan pesantren dan perwakilan lembaga. Dengan pelantikan ini, mereka resmi menjadi bagian dari struktur kepegawaian Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Menuju Madrasah Berwawasan Lingkungan, MI Nurul Mun’im Jalin Kolaborasi Adiwiyata

berita.nuruljadid.net – MI Nurul Mun’im resmi menjalin kerja sama dengan MTsN 1 Probolinggo dalam upaya meraih predikat Madrasah Adiwiyata. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pada Rabu, 28 Mei 2025, di kompleks MI Nurul Mun’im.

Kepala MI Nurul Mun’im, Kiai Ahmad Barisi, menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah strategis dalam membangun kesadaran ekologis sejak dini.

“Usaha menuju madrasah Adiwiyata ini semoga membawa dampak positif, tidak hanya bagi lingkungan madrasah, tetapi juga dalam membentuk karakter peduli lingkungan pada diri siswa,” ujarnya.

MTsN 1 Probolinggo dipilih sebagai mitra karena telah lebih dulu menyandang predikat Adiwiyata dan menjadi rujukan nasional dalam pengembangan budaya ramah lingkungan di lingkungan pendidikan.

Setelah penandatanganan MoU, kegiatan dilanjutkan dengan sesi sosialisasi oleh Siti Munawarah, perwakilan dari MTsN 1 Probolinggo. Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa Adiwiyata bukan sekadar predikat, melainkan proses pembudayaan sikap peduli lingkungan.

“Tonggak awal menuju Madrasah Adiwiyata adalah menanamkan kepedulian lingkungan dalam diri masing-masing,” ungkap Siti. Ia juga menekankan pentingnya menjadikan kesadaran ekologis sebagai bagian dari perilaku sehari-hari siswa.

Program Madrasah Adiwiyata merupakan inisiatif bersama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Pendidikan. Program ini bertujuan menjadikan lembaga pendidikan sebagai motor penggerak perubahan perilaku ekologis di masyarakat.

Sebagai langkah awal, MI Nurul Mun’im telah menyusun sejumlah strategi, mulai dari pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, penghijauan lingkungan madrasah, hingga rencana jangka panjang integrasi materi lingkungan dalam pembelajaran tematik.

Pewarta: Rinayah Risky Rora
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Kiai Zuhri Zaini Ungkap Pentingnya Memiliki Sanad Keilmuan yang Jelas

berita.nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, menekankan bahwa menuntut ilmu agama tidak cukup hanya mengandalkan kecerdasan intelektual tetapi harus disertai dengan bimbingan seorang guru yang memiliki sanad keilmuan yang jelas. Pernyataan tersebut beliau sampaikan dalam sambutan acara wisuda Amtsilati ke-XVI dan Imrithi ke-VIII, yang digelar oleh Wilayah Zaid bin Tsabit Putri di Aula I Pesantren, Senin (26/05/25).

“Belajar agama tidak sama seperti belajar ilmu pengetahuan umum. Sebab belajar agama tanpa guru bisa menyebabkan ketidakjelasan sanad. Sedangkan pelajaran umum bisa dilakukan secara otodidak dengan mengandalakan kecerdasan,” ujar Kiai Zuhri di hadapan para santri dan wali santri.

Kiai Zuhri juga menyinggung urgensi pembelajaran bahasa Arab sebagai prasyarat untuk memahami teks-teks keislaman klasik. Menurut beliau, bahasa Arab bukan hanya alat komunikasi, tapi juga kunci untuk memahami Al-Qur’an dan khazanah klasik Islam.

“Hukumnya fardhu kifayah. Jika tak ada yang paham bahasa Arab, siapa yang akan menjaga dan mengajarkan ilmu agama yang menggunakan bahasa Arab?” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, beliau turut merekomendasikan penggunaan metode pembelajaran bahasa Arab dan membaca kitab klasik yang efektif seperti Amtsilati, Al-Miftah, dan Nubdatul Bayan.

“Dengan metode-metode tersebut, pembelajaran baahasa Arab atau cara membaca kitab klasik bisa dipercepat,” terang beliau.

Acara wisuda yang dihadiri ratusan santri dan wali santri ini berlangsung khidmat. Kiai Zuhri menutup sambutannya dengan ajakan reflektif, agar santri tidak hanya tekun belajar, tetapi juga terus menjaga adab dan sanad dalam setiap laku keilmuan.

 

Pewarta: Karisma Najwa Magdalena
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Upgrading Kehumasan, Strategi Membangun Citra Lembaga dan Personalitas

berita.nuruljadid.net – Humas dan Infokom (HUMINFO) mengadakan acara Upgrading Kehumasan pada Sabtu pagi, (24/05/25). Mengusung tema Membangun Citra Lembaga Melalui Komunikasi Strategis dan Personalitas Representatif, acara ini menghadirkan Dr. Rachman Hidayat, Kepala SDM POMI Paiton Probolinggo, sebagai pemateri utama.

Bertempat di ruang rapat Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ), kegiatan ini diikuti oleh para humas dari berbagai satuan pendidikan. Tujuan utama acara adalah memperkuat sinergi dan integritas antara humas lembaga dan humas pesantren. Suasana penuh semangat tampak mewarnai forum tersebut, di mana para peserta saling bertukar gagasan untuk menciptakan komunikasi yang harmonis dan efektif antar lini.

Dalam pemaparannya, Dr. Rachman Hidayat menekankan pentingnya membangun personal branding. Menurutnya, untuk memahami citra diri, seseorang perlu mengetahui bagaimana orang lain memandangnya. “Namun, bukan berarti kita harus memikirkan semua yang mereka katakan. Ketika kita sudah tidak lagi menjabat, apa yang orang ingat tentang kita—itulah branding diri kita,” ujar beliau.

Suasana forum semakin hangat ketika beliau menyisipkan humor dalam penyampaian materi. “Enaknya humas pesantren itu enggak didemo sama masyarakat,” selorohnya, yang disambut gelak tawa peserta. Candaan ini berhasil mencairkan suasana sekaligus mempererat keakraban antarpeserta.

Menutup sesi, beliau menekankan pentingnya sinergi dan komunikasi yang solid antar lapisan organisasi. “Layer paling atas harus lebih kuat dan jangan mudah menyerahkan semuanya kepada pengasuh. Sedangkan layer paling bawah harus pintar mencari titik permasalahan, kemudian sharing kepada atasan,” jelasnya. Pesan ini menjadi penegasan bahwa koordinasi vertikal antar lini sangat berperan dalam keberhasilan komunikasi kelembagaan.

Acara ini mendapat respon positif dari para peserta. Banyak yang mengaku mendapatkan wawasan baru dan semangat baru dalam menjalankan peran kehumasan. “Setelah mengikuti upgrading ini, saya jadi sadar bahwa menjadi humas bukan hanya soal publikasi, tapi juga soal membangun relasi dan menjaga citra lembaga,” ungkap salah satu peserta.

HUMINFO berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkala sebagai ruang penguatan kapasitas humas, sekaligus sarana menyamakan visi dalam mendukung eksistensi dan perkembangan Pondok Pesantren Nurul Jadid di tengah tantangan komunikasi era digital.


Pewarta          : Farhah Robbaniyah Izzah Dzikri

Editor             : Ponirin Mika

Pentingnya Membangun Citra Positif Organisasi dan Mengelolah Informasi Publik

berita.nuruljadid.net– – Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, kembali menunjukkan komitmennya dalam penguatan tata kelola informasi dan komunikasi publik dengan menggelar kegiatan upgrading kehumasan, Sabtu (24/05/2025), bertempat di ruang rapat utama pesantren.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Sub Bagian Humas dan Infokom Pesantren Nurul Jadid dan diikuti oleh para staf humas dari unit-unit pendidikan serta lembaga internal pesantren. Tema yang diangkat adalah “Humas dan Personal Branding”, yang relevan dengan kebutuhan dunia komunikasi modern.
Ponirin Mika, Kepala Sub Bagian Humas dan Infokom, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan para praktisi humas di lingkungan pesantren.

“Institusi humas di pesantren sangat urgen dalam menjembatani keinginan pesantren dan publik, begitu juga sebaliknya. Maka penting bagi kita untuk memahami ilmu public relation secara mendalam,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa branding lembaga tak lepas dari kemampuan humas dalam mengelola pesan, membangun jejaring, dan menciptakan citra positif di tengah masyarakat. Humas adalah ujung tombak citra institusi.
Lebih lanjut, Ponirin menyebut bahwa humas tidak hanya bekerja di balik layar, tetapi juga menjadi wajah pesantren dalam ruang publik—baik secara daring maupun luring.
Dalam kesempatan tersebut, hadir pula narasumber utama, Dr. Rochman Hidayat, Kepala SDM PT POMI Paiton, yang memberikan materi penguatan kapasitas humas dalam membangun komunikasi strategis dan branding institusional. Dr. Rochman menegaskan bahwa kemampuan humas dalam membentuk persepsi publik sangat menentukan kualitas interaksi pesantren dengan stakeholder-nya.

“Citra sebuah lembaga, apakah baik atau tidak, sangat ditentukan oleh kemampuan humas dalam mengelola informasi publik secara cerdas dan profesional,” terangnya di hadapan para peserta.

Menurutnya, peran public relation (PR) bukan hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai penghubung strategis antara lembaga dan masyarakat luas. PR harus mampu menyusun narasi, mengelola krisis, serta menjangkau akar rumput secara efektif. Ia juga menyoroti perbedaan mendasar antara perusahaan dan pesantren. Jika di perusahaan tidak ada tokoh sentral, maka di pesantren, posisi kiai menjadi sentral dalam komunikasi kelembagaan

“Di pesantren, keberadaan kiai adalah bagian dari identitas lembaga. Maka humas harus bisa menyinergikan peran tersebut dalam membentuk komunikasi yang kuat dan bernilai,” ujarnya.

Humas, lanjutnya, harus mampu mengajak mitra eksternal untuk berkontribusi membangun citra lembaga. Ini mencakup kerja sama media, sinergi dengan tokoh masyarakat, serta membangun kepercayaan publik.
Dr. Rochman juga mengingatkan pentingnya kemampuan menjawab dan merespons pertanyaan publik secara cepat, cermat, dan akurat. “Respons cepat itu bagian dari reputasi,” tegasnya.
Dalam materinya, ia menguraikan aspek-aspek penting dalam tugas kehumasan: society engagement, pemberitaan, pengelolaan media sosial, iklan, komunikasi massa, manajemen acara (event management), publikasi, informasi publik, dan hubungan masyarakat (community relation).

Peserta upgrading juga diberikan simulasi tentang bagaimana membangun personal branding sebagai representasi profesionalisme humas, termasuk cara berpakaian, berkomunikasi, serta etika menyampaikan informasi. Kegiatan ini ditutup dengan sesi refleksi dan diskusi antar peserta tentang tantangan humas di lingkungan pesantren, termasuk dinamika komunikasi dengan wali santri, stakeholder pendidikan, dan publik luas. Upgrading ini diharapkan menjadi langkah awal pembentukan humas yang adaptif, profesional, dan mampu mengikuti arus perkembangan teknologi informasi serta tantangan komunikasi publik era digital.

Ponirin berharap kegiatan semacam ini bisa dilakukan secara berkelanjutan agar humas di lingkungan pesantren tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi menjadi pilar penting dalam membangun kepercayaan publik terhadap pesantren. Dengan kegiatan ini, Pondok Pesantren Nurul Jadid kembali menegaskan visinya sebagai lembaga yang tidak hanya unggul dalam pendidikan dan keagamaan, tetapi juga dalam pengelolaan komunikasi publik yang strategis dan berkelanjutan.

 

Pewarta   : Ahmad Zainul Khofi

Pewarta   : Ponirin Mika

Humas dan Infokom Gelar Uprading Kehumasan dan Personal Branding

berita.nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, menggelar kegiatan Upgrading Kehumasan dan Personal Branding sebagai upaya memperkuat peran strategis humas dalam membangun citra lembaga. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (24/05/2025) di ruang rapat utama pesantren dan diikuti oleh para praktisi humas dari unit-unit pendidikan serta lembaga internal pesantren.
Kepala Sub Bagian Humas dan Infokom Pesantren, Ponirin Mika, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya keterampilan kehumasan dan strategi membangun personal branding yang kuat.
“Institusi humas sangat penting sebagai jembatan antara pesantren dan publik. Oleh karena itu, para humas harus menguasai ilmu public relation agar mampu menjawab tantangan komunikasi modern,” jelasnya.

Dalam pemaparannya, ia menegaskan bahwa keberhasilan citra sebuah lembaga sangat dipengaruhi oleh cara humas mengelola informasi dan membangun relasi. Ia berharap upgrading ini mampu meningkatkan profesionalisme dan kepercayaan diri para pelaku humas.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber utama Dr. Rochman Hidayat, Kepala SDM PT POMI Paiton. Dalam penyampaian materinya, ia menyoroti pentingnya peran humas dalam membentuk persepsi publik terhadap lembaga, khususnya pesantren.

“Citra baik atau buruk suatu institusi sangat ditentukan oleh kemampuan humas dalam mengelola informasi publik secara profesional dan etis,” terangnya.

Menurutnya, humas bukan sekadar penyampai informasi, tetapi juga aktor utama dalam membangun komunikasi strategis dan hubungan yang harmonis antara lembaga dan masyarakat.
Ia juga menekankan perbedaan mendasar antara perusahaan dan pesantren. Di pesantren, kata dia, ada tokoh sentral yang menjadi wajah utama lembaga, yaitu kiai. Oleh karena itu, humas harus mampu menyelaraskan peran kiai dalam membentuk narasi komunikasi kelembagaan.
Selain itu, ia menekankan pentingnya keahlian humas dalam menjalin kemitraan eksternal dan menjawab kebutuhan informasi publik dengan cepat dan akurat. Kepercayaan publik, menurutnya, dibangun dari komunikasi yang terbuka dan responsif.

Dr. Rochman juga menguraikan tugas-tugas utama public relation yang meliputi pengelolaan media, hubungan masyarakat, pengelolaan acara (event management), informasi publik, dan promosi lembaga melalui berbagai kanal komunikasi digital.
Peserta upgrading juga dibekali strategi personal branding, mulai dari cara berkomunikasi, membangun kepercayaan, hingga etika dalam menyampaikan informasi yang berdampak positif bagi citra lembaga.

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi diskusi terbuka dan berbagi pengalaman dari para peserta mengenai tantangan kehumasan di lingkungan pesantren, termasuk komunikasi dengan wali santri dan pemangku kepentingan lainnya.
Melalui upgrading ini, Pondok Pesantren Nurul Jadid menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas kelembagaan, termasuk dalam hal komunikasi publik yang profesional, adaptif, dan berbasis nilai-nilai pesantren
.
“Kami berharap, dengan kegiatan seperti ini, humas Nurul Jadid dapat tampil lebih percaya diri, komunikatif, dan mampu membawa citra pesantren ke arah yang lebih progresif,” pungkasnya.

 

Pewarta   : Ahmad Zainul Khofi

Editor      : Ponirin Mika

Dari Nurul Jadid untuk Nusantara: BEM PTNU Kukuhkan Komitmen Keumatan dan Pendidikan

berita.nuruljadid.net – Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) menggelar Kongres Nasional ke-VIII bertajuk “Merajut Persatuan Mahasiswa Nahdliyyin untuk Mendorong Kualitas Pendidikan dan Kemandirian Umat”, yang bertempat di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, pada Sabtu (17/05/2025).

Kongres ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Rektor Universitas Nurul Jadid, Bendahara Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Wakil Menteri, serta para pejabat dan pimpinan daerah. Suasana kongres semakin semarak dengan hadirnya ratusan delegasi mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi NU se-Nusantara, termasuk para Koordinator Wilayah (Korwil) BEM PTNU dari berbagai daerah. Kehadiran mereka mencerminkan semangat kolektif untuk memperkuat peran mahasiswa NU dalam kemajuan bangsa.

Kongres yang berlangsung selama empat hari, sejak 17 hingga 20 Mei 2025 ini, juga menandai babak baru dalam konsolidasi internal BEM PTNU. Setelah sempat dilanda konflik dualisme kepemimpinan, seluruh pihak yang berselisih sepakat untuk melebur dan kembali bersatu dalam satu barisan, berlandaskan arahan dan mediasi PBNU. Momen penyatuan ini menjadi tonggak penting bagi soliditas gerakan mahasiswa NU ke depan.

Dalam kongres tersebut, A. Baha’ur Rifqi kembali dipercaya menjabat sebagai Presiden Nasional BEM PTNU periode 2025–2027. Penunjukan ini dilakukan oleh PBNU melalui Bendahara Umum PBNU, KH. Gudfan Arif Ghofur, dengan mengedepankan mekanisme musyawarah mufakat, selaras dengan prinsip dasar organisasi.

“Saya menerima amanah ini sebagai bentuk kepercayaan yang harus saya jaga sebaik-baiknya,” ujar Baha, sapaan akrabnya, dalam pidato sambutan usai penetapan.

Baha menegaskan pentingnya sinergi antara mahasiswa, institusi perguruan tinggi, dan jam’iyah NU dalam merespons tantangan zaman. Ia mengajak seluruh elemen BEM PTNU untuk tetap menjaga soliditas, menjunjung tinggi integritas, serta aktif dalam gerakan sosial, intelektual, dan keumatan.

“Kami akan terus berkomitmen untuk mengawal arah perjuangan BEM PTNU agar mampu membawa harum nama organisasi ini, baik di tingkat nasional maupun internasional,” tegasnya.

Sementara itu, KH. Gudfan Arif Ghofur menekankan bahwa BEM PTNU harus menjadi garda terdepan dalam meneguhkan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin, serta turut andil dalam pembangunan bangsa melalui pendekatan akademik dan advokasi kebijakan publik. Ia juga menyoroti pentingnya regenerasi kader NU di level mahasiswa agar tetap relevan dan adaptif dalam menghadapi dinamika zaman.

“Penunjukan kembali Baha sebagai Presiden Nasional merupakan hasil pertimbangan matang berdasarkan rekam jejak kinerjanya, serta hasil kesepakatan mufakat dari seluruh perwakilan Wilayah BEM PTNU se-Nusantara,” imbuh Gus Gudfan.

Kongres ini tidak hanya menjadi ajang konsolidasi, tetapi juga menjadi titik tolak gerakan BEM PTNU dalam memperkuat kontribusi strategis mahasiswa Nahdliyyin terhadap masa depan Indonesia yang berkeadaban.

 

Pewarta: Ahmad Rifa’i
Editor: Ponirin Mika

Muhibbus Sholawat Juara 1 Festival Banjari Se-Nusantara

berita.nuruljadid.net – Muhibbus Sholawat (MS) kembali menorehkan prestasi gemilang. Kelompok banjari Pondok Pesantren Nurul Jadid ini berhasil meraih juara pertama dalam ajang Festival Banjari Se-Nusantara yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam 2, Srengat, Kabupaten Blitar, pada Ahad-Senin (4-5/05/25). Kegiatan ini merupakan rangkaian acara Pra-Harlah ke-6 Majlis Sabilut Taubah.

Festival yang diikuti oleh 64 grup banjari dari berbagai daerah ini menjadi salah satu kompetisi banjari paling bergengsi di tingkat nasional. Muhibbus Sholawat tampil pada urutan ke-59 dengan jadwal manggung pukul 00.30 dini hari. Meskipun tampil larut malam, grup ini mampu menunjukkan performa terbaiknya dan berhasil memikat dewan juri. Mereka memperoleh nilai tertinggi dengan skor 97,25.

Menukil dokumen resmi hasil penilaian juri, skor Muhibbus Sholawat diikuti oleh Jadid Muazzam di posisi kedua dengan skor 96,75 dan JDFI Nasimus Shobah di peringkat ketiga dengan skor 96,5. Keberhasilan MS ini turut didampingi langsung oleh Kepala Bidang Koordinasi Olahraga dan Seni Santri (BKOSS) Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Muhammad Makki Maimun Wafi.

Dalam keterangan salah satu personil MS, M. Ridwan Adi Wijaya, menyatakan keberhasilan ini berkat latihan yang keras dan semangat tim untuk terus berkarya di bidang banjari.

“Kami berlatih keras untuk momen ini. Alhamdulillah, usaha kami tidak sia-sia. Kami selalu termotivasi untuk terus berkarya dan meningkatkan kualitas dalam bidang banjari,” katanya.

Dengan demikian, lanjut Ridwan, panitia mengundang perwakilan Muhibbus Sholawat untuk hadir dalam acara puncak Harlah Majlis Sabilut Taubah pada 19 Mei 2025 mendatang.

“Undangan tersebut, nantinya insyaAllah kami akan hadir untuk menerima penghargaan. Tidak hanya kami yang diundang, juga para juarawan yang lain,” pungkasnya.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

Pengelolaan Bahasa Asing Pesantren Nurul Jadid Jadi Percontohan

berita.nuruljadid.net– Sebanyak 7 orang dari lembaga MTs Nurussalam Kabuapaten Bondowoso melakukan kunjungan belajar ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. Senin (05/05/25).

Kunjungan tersebut bertujuan untuk meniru sistem pembelajaran bahasa asing di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Pesantren yang di asuh KH. Moh Zuhri Zaini ini dipandang mampu mengembangkan bahasa asing sehingga membuat lembaga MTs Nurussalam tertarik untuk belajar. Hal itu diungkapkan Uswadi Kepala Sekolah MTs Nurussalam saat memberikan sambutan di acara pertemuan bersama pengurus pesantren dan pengelola lembaga MTs Nurul Jadid dan SMP Nurul Jadid.

“Kami ingin belajar di pondok ini (Nurul Jadid) karena alumninya banyak yang unggul dalam berbahasa inggris. Selain itu, pengelolaan pembelajaran bahasa inggris di pesantren Nurul Jadid sangat baik,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Uswadi mengungkap keinginaannya agar dapat ilmu dari kunjungan tersebut sehingga memiliki pandangan berkait cara mengelola pembelajaran bahasa asing dilembaganya dan bisa mencontoh kepada apa yang sudah terlaksana di Nurul Jadid.

Sekretaris Pesantren H. Thohiruddin menyampaiakan bahwa pesantren Nurul Jadid sangat gembira kedatangan tamu apalagi dengan niat saling bertukar pikiran.

“Kami juga ingin mendapatkan masukan berkait dengan pengelolaan bahasa asing di pesantren kami. Ini sebagai upaya untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan demi pengelolaan yang ideal,” ungkapnya.

Bahasa asing di Pesantren Nurul Jadid, kata Thohir salah satu bagian yang sangat penting agar santri dapat bersaing di kancah nasional.

“Banyak alumni pesantren Nurul Jadid yang melanjutkan studi di timur tengah dan eropa. Yang kerja juga banyak dan bahasa asing itu salah satu modal mereka, “ tegasnya.

 

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika

MI Nurul Mun’im Tanamkan Kesadaran Berorganisasi Lewat Pemilu Ketua OMIM

berita.nuruljadid.net — Pondok Pesantren Nurul Jadid terus berkomitmen menanamkan nilai-nilai demokrasi dan kesadaran berorganisasi sejak dini. Salah satu wujud nyata dari upaya ini adalah penyelenggaraan Pemilihan Ketua Organisasi Murid Intra Madrasah (OMIM) untuk tahun ajaran 2025–2026 oleh MI Nurul Mun’im pada Selasa, 29 April 2025.

Kegiatan yang berlangsung di aula madrasah ini melibatkan siswa kelas 4 hingga 6. Tak hanya sebagai pemilih, para siswa juga berperan aktif sebagai panitia dan petugas pemungutan suara.

“Setiap suara sangat berharga. Mari kita laksanakan pemilihan ini dengan tertib agar hasilnya membawa kebaikan bagi seluruh warga madrasah,” ujar Muhammad Syarqowi, Ketua Komisi Pemilihan Umum Madrasah.

Empat kandidat yang maju dalam kontestasi ini adalah Hamid (4A), Nauroh (4B), Adhief (5A), dan Izzah (5B). Sebelumnya, mereka telah menyampaikan visi, misi, serta program kerja dalam sesi kampanye yang berlangsung meriah.

Pemungutan suara dilaksanakan secara berurutan dan tertib. Para siswa mencoblos di bilik suara yang disediakan, kemudian memasukkan surat suara ke dalam kotak suara yang dijaga tujuh petugas KPPS yang terdiri dari siswa dan guru.

Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan, Umar Falas, menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai bagian dari pendidikan karakter.

“Kami ingin anak-anak memahami bahwa menjadi pemimpin adalah amanah. Ini bukan sekadar soal menang, tetapi tentang membawa perubahan positif,” tuturnya.

Hasil penghitungan suara menunjukkan Hamid dari kelas 4A meraih suara terbanyak dengan 102 suara, mengungguli Adhief (32 suara), Nauroh (18 suara), dan Izzah (9 suara). Kemenangan Hamid disambut dengan sorak-sorai para pendukungnya, namun suasana tetap kondusif dan penuh sportivitas.

Wali Kelas 4A, Lailatul Qodariyah, menilai bahwa proses ini memberikan pengalaman berharga bagi para siswa.

“Melalui pemilu ini, mereka belajar menghargai proses, bertanggung jawab atas pilihan, serta memahami arti penting kepemimpinan. Ini adalah pondasi awal yang kuat dalam berorganisasi,” jelasnya.

Pemilihan Ketua OMIM di MI Nurul Mun’im bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi menjadi wahana pembelajaran politik yang sehat dan inklusif sejak usia dini. Sebuah investasi karakter yang tak ternilai bagi generasi penerus.

 

Pewarta: Rinayah Risky Rora
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Madin Nurul Jadid Gelar Ujian Akhir Perdana Berbasis CBT

berita.nuruljadid.net- Madrasah Diniyah (Madin) Nurul Jadid tingkat SLTP untuk pertama kalinya menyelenggarakan Ujian Akhir Madrasah (UAM) berbasis Computer Based Test (CBT). Ujian ini dimulai pada Sabtu (26/04) dan diikuti oleh seluruh lembaga tingkat SLTP di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Jadid, yakni SMP Nurul Jadid, MTs Nurul Jadid, dan MTsN Probolinggo.

Pelaksanaan UAM berjalan lancar berkat persiapan matang yang dilakukan oleh Waka Kurikulum Madin bersama para koordinator laboratorium komputer dari masing-masing lembaga. Mereka memastikan kesiapan perangkat dan sistem, termasuk meminjam aplikasi CBT milik SMP Nurul Jadid.

Kepala Madrasah, Ahmad Saili, mengapresiasi penggunaan CBT karena dinilai efisien dan ramah anggaran. “Dengan CBT, kita tidak perlu lagi mencetak soal dan lembar jawaban sebanyak ribuan siswa. Ini sangat menghemat biaya,” ujarnya.

Sementara itu, Ahmad Hudri selaku Waka Kurikulum menambahkan bahwa UAM diniyah ini dilaksanakan lebih awal dari USBN sesuai kalender pendidikan Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid. “Nilai dari ujian ini akan menjadi acuan dalam ijazah Madin mereka,” terangnya. Ia juga menilai bahwa CBT memungkinkan penghematan pengawas dan ruang, serta mempercepat rekap nilai.

Namun, beberapa kendala teknis tetap muncul. Koordinator Proktor, Mathlub Mu’tashim Khairi, mengungkapkan ketidakseimbangan jumlah peserta di tiap laboratorium dan keterbatasan ruangan berdasarkan jenis kelamin. Selain itu, Admin Madin SMPNJ, M. Ali Fikri Haikal, menyebutkan adanya siswa yang belum mengambil kartu ujian atau kehilangannya, sehingga perlu mengurus ulang ke kantor pusat Madin.

 

Pewarta : Ahmad Khotibul Umam Khairi

Editor : Maria Al Faradela

 

Angkat Santri Jadi Duta Lingkungan, Nurul Jadid Konsisten Jaga Kelestarian Alam

berita.nuruljadid.net – Komitmen Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam menjaga kelestarian lingkungan kembali ditunjukkan melalui kegiatan Pemilihan Duta Lingkungan yang digelar Biro Pembangunan Umum dan Lingkungan Hidup (PULH) pada Ahad (27/4/2025), di Aula I Pesantren.

Ketua panitia, Rifdi Muhammad, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan menanamkan wawasan dan kepedulian lingkungan bagi kalangan santri. Menurut Rifdi, melalui ajang ini, pesantren tidak hanya membekali santri dengan kesadaran ekologis, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi agen perubahan lingkungan di tengah masyarakat.

“Santri yang terpilih sebagai Duta Lingkungan diharapkan mampu menjadi pelopor, menggerakkan teman-temannya untuk lebih peduli terhadap alam sekitar,” ungkap Rifdi.

Kegiatan tersebut, lanjut Rifdi, tidak semata-mata berbentuk seleksi, melainkan juga dirangkai dengan berbagai pelatihan intensif.

“Melalui pelatihan itu, para santri diajak memahami peran strategis individu dalam menjaga kelestarian bumi, sekaligus mengasah keterampilan kepemimpinan sosial yang tetap berakar pada nilai-nilai keislaman,” jelasnya.

Dalam salah satu sesi pelatihan, Nyai Hj. Nur Diana Khalidah menekankan pentingnya jiwa pelopor dalam gerakan lingkungan. Menurutnya, inisiatif, komunitas, dan kolaborasi merupakan tiga pilar utama yang harus dimiliki seorang penggerak perubahan.

“Seorang pelopor adalah pembaharu. Maka, tidak ada alasan untuk berhenti berbuat kebaikan dan memperluas jangkauan manfaatnya,” tegas Nyai Din kepada peserta santri putri.

Mujiburrohman, Alumni YSEALI, tengah mengisi acara pelatihan dalam rangkaian kegiatan Pemilihan Duta Lingkungan

Sementara itu, di sesi terpisah untuk peserta santri putra, Mujiburrohman, alumni program Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) bidang lingkungan, mendorong peserta untuk membangun citra diri positif sebagai pemimpin perubahan lingkungan.

“Seorang duta lingkungan adalah pusat perhatian. Maka ia harus menjadi teladan, tidak hanya dalam tindakan nyata menjaga lingkungan, tetapi juga dalam membangun karakter yang kuat dan positif,” ujar Mujib.

Pemilihan Duta Lingkungan ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan Nurul Jadid untuk menanamkan nilai tanggung jawab ekologis sebagai bagian integral dari pendidikan pesantren. Dengan menyiapkan generasi muda yang sadar lingkungan, pesantren berharap dapat ikut mengambil peran dalam merawat bumi sebagai amanah nilai-nilai keagamaan sekaligus tanggung jawab kemanusiaan.

Pewarta: Ahmad Zainul Khofi
Editor: Ponirin Mika