Adakan Pertemuan dengan Mahasiswa, Ini Pesan dan Harapan Rektor UNUJA

nuruljadid.net – Setelah kemarin (10/12/2017) Universitas Nurul Jadid (UNUJA) mengadakan sosialisasi Visi, Misi dan Target kepada seluruh dosen dan karyawan yang disampaikan oleh Rektor UNUJA, KH. Abd. Hamid Wahid, hari ini (11/12/2017) Rektor UNUJA kembali memberikan pengarahan dengan tema yang sama kepada seluruh mahasiswa/i UNUJA di Auditorium UNUJA. Dalam kesempatan ini, beliau (Rektor) juga ditemani oleh Wakil Rektor dan beberapa dosen dari beberapa fakultas.

Dalam pengarahannya, KH. Abd. Hamid Wahid  menyarankan kepada  mahasiswa semester atas untuk  memiliki sertifikasi Test of English Profeciency (TOEFL) yang mana hal tersebut menjadi salah satu keharusan bagi mereka yang ingin melanjutkan jenjang pendidikannya ke strata-2.

Tak hanya itu, beliau juga menyampaikan selain menjunjung tinggi prestasi akademik, mahasiswa juga harus lebih memperhatikan sebuah proses dalam menuju keberhasilan. Karena segala sesuatu itu tidak diciptakan dengan instan, semuanya hal membutuhkan proses.

“beberapa waktu yang lalu, kampus kita menuai prestasi yang cukup membanggakan dikancah nasional. Namun bukan prestasi itu yang jadi tujuan akan tetapi bagaimana prestasi itu menunjukkan proses yang baik oleh karena itu jangan takut untuk berproses” imbuh beliau.

Selain memberikan penjelasan tentang bagaimana seorang mahasiswa dapat mengampu jenjang pendidikan di UNUJA dengan baik, beliau juga menyampaikan bahwa keilmuan yang selama ini diterapkan di Perguruan Tinggi harus dikembangkan lebih baik lagi.

“kita berharap sebagai perguruan tinggi harus memiliki tri darma perguruan tinggi. Adapun tri darma perguruan tinggi adalah pengajaran, penelitian dan  pengabdian kepada masyarakat” ujar Rektor UNUJA.

Beliau juga berharap agar tiga darma perguruan tinggi ini berkembang, ilmu berkembang sebagai teori, praktek yang berjalan dilapangan dan bertemu di dalam penelitian serta pengabdian dimasyarkat. Dengan itu semua ilmu akan menjadi hidup dan berkembang.

Diakhir arahan beliau, beliau menyampaikan bahwa kedepan kita akan terus berusaha dengan baik dan maksimal serta bersama – sama melakukan perubahan yang bagi UNUJA.

“Bagaimana UNUJA dapat bermanfaat bagi kalangan masyarakat dan dapat dirasakan keberadaannya oleh masyarakat” tambah beliau. (Salim)

KH. Hamid Wahid : Konsep Leadership dan Followership perlu dikembangkan di UNUJA

nuruljadid.net – Dalam rangka pembenahan dan penguatan kelembagaan di lingkungan Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Paiton Probolinggo, pada hari Ahad (10/12/2017) diselenggarakan Sosialisasi Visi, Misi dan target UNUJA di Aula Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Menurut KH. Abdul Hamid Wahid selaku Rektor UNUJA bahwa saat ini kita sedang berbenah karena banyak hal yang belum terselesaikan. Perubahan kelembagaan ini melampaui batas kesiapan kita, bahkan di luar yang kita targetkan. Oleh karena itu kita perlu kerja keras untuk meraih apa yang kita inginkan.

Ini merupakan keberkahan yang kita dapatkan. Perlu kerja dan ikhtiar yang baik, apabila sudah “azam” dan “raja”, maka kita tawakkal kepada Allah. Jadi kita perlu menata dan me-manage dengan baik dan profesional lembaga ini, baik dari leadership dan followership. Lanjutnya.

Hadir dalam kegiatan ini seluruh civitas akademika Universitas Nurul Jadid, yang terdiri dari pimpinan, karyawan dan dosen. Sedangkan sosialisasi kepada mahasiswa akan dilaksanakan pada hari Senin (11/12) di Aula Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo. (Hasan Baharun)

KH Abdul Hamid Wahid: Perguruan Tinggi Harus Jadi Benteng Bangsa Indonesia

nuruljadid.net – Maraknya gerakan radikalisme akhir-akhir ini dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia. Oleh karena itu Universitas Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, mengadakan kuliah tamu untuk memperkuat pemahaman tentang gerakan tersebut.

Kuliah tamu itu bertajuk seminar radikalisme dengan tema Mengokohkan Keindonesiaan dari Ancaman Radikalisme dilaksanakan di Aula Madrasah Aliyah Nurul Jadid, kamis (07/12/17). Adapun peserta dikhususkan untuk para dosen dan Karyawan.

Dalam sambutannya Rektor Universitas Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid mengatakan bahwa kuliah tamu ini sengaja mengangkat isu radikalisme sebagai respon terhadap isu-isu radikalisme yang beberapa tahun terakhir ini sedang mengitari bangsa Indonesia.

“Karena itu Perguruan Tinggi sebagai kumpulan Intelektual harus menjadi garda terdepan dalam menolak dan menjaga Indonesia dari ancaman Radikaliame”, Jelas Gus Hamid panggilan akrab Rektor UNUJA.

Hadir dalam acara itu sebagai Narasumber, Eko Sulistiyo Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden RI, dan KH. As’ad Said Ali, Mantan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) periode 2010-2015 dan mantan Wakil Ketua BIN RI.

Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan perguruan tinggi agama Islam setapal kuda Dan seluruh Dosen serta Karyawan Universitas Nurul Jadid. (Jawahir)

Pengasuh PP. Nurul Jadid dan Rektor UNUJA Sambut Hangat Kedatangan Penyaji Kuliah Tamu

NURULJADID.NET, PAITON – Universitas Nurul Jadid (UNUJA) hari ini (07/12/2017) mengadakan Kuliah Tamu dengan tema “Mengokohkan Ke-Indonesia-an dari Ancaman Radikalisme” yang bertempat di Aula Universitas Nurul Jadid.

Tepat pada pukul 09.30 WIB kedua penyaji Kuliah Tamu Bapak Eko Sulistiyo, Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden RI, dan KH As’ad Said Ali, Wakil Ketua PBNU periode 2010-2015 tiba di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Kedatangan beliau langsung disambut hangat oleh Rektor UNUJA, KH. Abd. Hamid Wahid beserta beberapa civitas akademik UNUJA. Tak hanya itu, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini juga turut menyambut kedatangan beliau berdua (penyaji). Sebelum kegiatan Kuliah Tamu dilaksanakan, ramah tamah dilakukan di Ruang Rektor UNUJA. (Qz)

Adakan Kuliah Tamu, UNUJA Datangkan Staff Presiden dan Mantan Wakil Ketua PBNU

nuruljadid.net – Dalam rangka meneguhkan peran kelembagaan terhadap keutuhan NKRI, hari ini (07/12/2017) tepat pada pukul 10.00 WIB Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Paiton Probolinggo menggelar Kuliah Tamu dengan tema “Mengokohkan Ke-Indonesia-an dari Ancaman Radikalisme” yang bertempat di Aula Universitas Nurul Jadid.

Acara ini akan langsung dihadiri oleh Bapak Eko Sulistiyo, Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden RI, dan KH As’ad Said Ali, Wakil Ketua PBNU periode 2010-2015.

Selain itu, Kegiatab Kuliah Tamu ini akan diikuti oleh para pimpinan dan dosen pembimbing perguruan tinggi yang tergabung dalam lembaga Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) se-Jawa Timur, serta seluruh dosen serta Civitas Akademika Universitas Nurul Jadid.

Sejak kemarin malam (06/12/2017), dua penyaji sudah berada disalah satu hotel di Surabaya bersama Panitia. Selain itu, Bapak Rektor UNUJA juga ikut menyambut kedatangan kedua penyaji di Bandara Juanda dan di Hotel. Dan diperkirakan akan tiba di PP. Nurul Jadid pukul 09.00 WIB

“Rombongan akan berangkat ke PP. Nurul Jadid pada pukul 06.30 WIB dan diperkirakan akan tiba dilokasi seminar pada pukul 09.00 WIB” ujar Bapak Hambali, Wakil Rektor I UNUJA yang juga ikut dalam rombongan tersebut. (Qz)

P4NJ Sapudi

P4NJ di Sapudi Berharap Santri Hidupkan Eksistensi NU

nuruljadid.net – Tanggal 12 Rabiul Awwal merupakan tanggal kelahiran Nabi besar Muhammad SAW. Hari ini Sabtu (12/12/17) Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4NJ) dan Forum Komunikasi Santri (FKS) Sapudi, Sumenep, mengadakan kegiatan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW di Mesjid Baiturrahaman, Pancor Gayam.

Peringatan Maulid yang dikemas dengan Pengajian Umum dan Santunan Anak Yatim ini, di hadiri oleh KH. Ahmad Syamrowi Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Falah Gegger, Kabupaten Situbondo. Beserta Syuriah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama’ (NU) Kecamatan Gayam KH. Ali Murtadha

Ketua P4NJ, Homaidi dalam sambutannya memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan yang dilaksanakan Santri bersama Masyarakat, beliau mengharap agar terus menjaga kekompakan dan menjalin silaturrahmi bersama masyarakat “Karena Kekompakan dan kebersamaan adalah Kunci kesuksesan”  katanya di hadapan para penghadir

Selaku Syuriah NU Kecamatan Gayam KH. Ali Murtadha mengapresiasi terhadap kegiatan yang di lakukan oleh Santri. Karena hal tersebut bisa menghidupkan eksistensi NU khususnya di Kecamatan Gayam.

“Jadi kami sangat mengdukung penuh terhadap kegiatan yang dilakasanakan santri, karena hal tersebut sudah membantu menghidupkan panji-panji ke NU-an ditengah kondisi NU yang mulai melemah ini” terang KH. Ali Murtadho

Beliau juga mengharap kepada santri dan masyarakat untuk untuk selalu begandeng tangan menghidupkan amaliyah-amaliyah NU demi kejayaan NU “Jadi kita disini mayoritas Warga Nahdliyin (Sebutan warga NU) mari kita bersama-sama menghidupkan amaliyah-amaliyah yang diwariskan Para sesepuh NU ” Tambahnya

Kh. Ahmad Syamrowi di Akhir Ceramahnya berpesan kepada para santri untuk menjaga dan memperjuangkan tiga hal, “Memperjuangkan Agama, Masyarakat, dan Bangsa itu menjadi tanggung jawab Santri” Pesannya saat mengisi ceramah. (Zainul Hannan)

Liburan Pesantren, Santri Nurul Jadid Syiarkan Al Qur’an di Tapen Bondowoso

BONDOWOSO,NURULJADID.NET – Mensyiarkan Al Qur’an dimanapun berada menjadi pijakan dari santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo khususnya santri yang menggeluti dibidang menghafal Al Qur’an (Tahfidzul Qur’an) pasalnya kata – kata tersebut merupakan dawuh dari Direktur Pusat Pendidikan Ilmu Al Qur’an (PPIQ), KH. Hefniy Mahfudz.

Hari ini (01/12/2017) sebagian santri Tahfidzul Qur’an PP. Nurul Jadid ikut mensyiarkan Al Qur’an di  Desa Cindogo Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso. Kegiatan mensyiarkan Al Qur’an tersebut dikemas dalam Khotmil Qur’an. Dalam pelaksanaannya, kegiatan Khotmil Qur’an ini dilaksanakan di 3 titik yang berbeda. Diantaranya adalah di Musholla PP. Nurul Ulum, Masjid Nurul Huda Tegal Asri Cindogo Tapen dan Masjid Sumber Wulu Cindogo Tapen. Kegiatan khotmil Qur’an ini dimulai pada pukul 09.00 – 15.00 WIB

“Tujuan dilaksanakannya kegiatan Khotmil Qur’an di 3 titik yang berbeda ini sesuai dengan arahan dari Direktur PPIQ, KH. Moh. Hefni Mahfudz. Beliau pernah berdawuh bahwa dimanapun kita berada kita harus mensyiarkan Al Qur’an” ujar Ust. Muktasim Billah, Pengurus PPIQ Tahfidz.

“Selain itu, sebagai bentuk implementasi dari apa yang telah dipelajari di Pondok Pesantren Nurul Jadid” tambahnya.

Kegiatan ini juga sebagai kegiatan Pra Acara yang dilaksanakan oleh Forum Komunikasi Santri (FKS) Bondowoso PP. Nurul Jadid. Adapun kegiatan inti (puncak acara) yang rancang oleh Anggota FKS Bondowoso adalah Pengajian Umum yang dilaksanakan ba’da Isya’ di Pondok Pesantren Nurul Ulum Tapen Bondowoso dan dihadiri langsung oleh KH. Abdurrahman Wafi, Dewan Pengasuh PP. Nurul Jadid. (Qz)

Munas NU

Ketika Kiai-Kiai NU Membahas Persoalan Rumit

Nurul Jadid.net- Pukul 11.13 WITA. Mendung menggantung di langit Pondok Pesantren Darul Falah, Pagutan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat, (24/11/2017). Rintik-rintik hujan turun membasuh tanah. Tak lama kemudian reda.

Barangkali Tuhan sedang menebarkan rahmat-Nya, atau doa-doa para hamba yang istikomah memikirkan kemaslahatan umat menggetarkan pintu langit. Kemungkinan besar demikian, sebab para kiai-kiai se-Indonesia sedang membahas persoalan umat dalam Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) NU.

Para kiai dari pelbagai daerah rela meninggalkan pesantrennya masing-masing untuk menghadiri acara terbesar kedua setelah muktamar itu. Meski begitu, suasana tampak cair ketika para kiai istirahat makan. Rasa persudaraan sangat kental. Tak jarang saat mengambil nasi, para kiai di depan hidangan, dalam keadaan berdiri justru saling sapa dan cerita sambil memegang piring. Sesama kiai saling melempar senyum, tanda keakraban meski sebelumnya tak pernah kenal.

Kalau bertemu kiai sepuh, kiai muda menunduk mencium tangan, sebaliknya kiai sepuh membalas dengan merangkul erat kiai muda. Bagi para kiai yang sudah kenal satu sama lain, bila bertemu tak segan-segan berpelukan, lalu cipika-cipiki, juga bercanda ria. Setelah itu duduk makan bersama. Sambil makan sesekali diselingi obrolan ringan. Kadang-kadang suara tawa pecah tiba-tiba.

Pertemuan guyub itu terus terbawa ketika berada dalam forum bahtsul masail. Di dalam forum, ada yang ngopi sambil merokok. Ada pula yang serius mencatat dan menganalisis kitab-kitab kuning serta materi pembahasan. Habis bernada tinggi, tak lama kemudian disusul gelak tawa. Padahal pembahasan dalam forum tersebut menyangkut nasib dan martabat bangsa Indonesia.

Tetapi para kiai bisa membahas persoalan rumit dengan guyonan. Seperti ungkapan Ketua Umum PBNU saat memberikan sambutan yang juga membuat para hadirin tertawa ria. “ Ada 18 persoalan keummatan yang akan dibahas di Munas dan Konbes kali ini. Tapi persoalan tersebut bisa selesai dalam waktu singkat, entah dari mana jawabannya. Ini tidak seperti anggota DPR yang berbulan-bulan menghabiskan waktu membahas Undang-Undang,” jelas beliau yang disambut gelak tawa Presiden Jokowi, menteri Kabinet Kerja dan para tamu undangan lain.

Kyai Mujib Ingatkan Warga NU Harus Patuhi Hasil Munas 2017

Nuruljadid.net- Ketua Komisi Bahtsul Masail Munas NU 2017 di Mataram KH. Mujib Qolyubi menjelaskan bahwa NU mempunyai tradisi musyawarah dalam menyelesaikan masalah. Beragam masalah kontemporer di era millenium harus dipecahkan dan dicarikan solusi hukumnya. Karena hukum islam harus elastis dan mengikuti zaman.

Musyawarah NU merupakan cara penyelesaian masalah melalui ilhaqul masail. Para pakar hukum berkumpul menawarkan jawaban dan kesepakatan. Akhir dari musyawarah selalu dirumuskan oleh tim perumus yang memang sangat kompeten.

Munas NU yang berlangsung dihari Kamis-sabtu  (23-25/11/2017) membahas 18 masalah kekinian, tematik dan perundang-undangan. Rais Syuriah dari semua wilayah hadir untuk membahas berbagai permasalahan tersebut. Bukan hanya dari Rais Syuriah, Para pakar, akademisi, Politisi, dan DPR dari berbagai fraksi juga ikut hadir.

Hasil dari Munas akan dibawa ke Pemerintah sebagai bahan masukan dan pertimbangan pemerintah dalam memutuskan kebijakan. Hasil Munas juga bisa dijadikan sebagai dasar penetapan kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, warga NU harus tunduk pada keputusan-keputusan Munas.

Kyai Mujib menegaskan “ hasil Munas adalah keputusan tertinggi setelah Muktamar. Apa yang diputuskan dalam Munas harus diikuti oleh semua warga NU,” tutur katim Am PBNU ini.

Wakil Rektor UNUSIA ini juga berharap semua wilayah bisa mengadakan bahtsul masail guna menjawab permasalahan-permasalahan yang berkembang di wilayah masing-masing. Sebab, terkadang permasalahan di Wilayah tertentu tidak sama dengan permasalahan yang berkembang di wilayah lain.

Terakhir, Kyai asal Tulungagung ini berharap kepada semua kader-kader muda NU untuk terus mengembangkan keilmuan dan ghirahnya dalam mengawal NU. Semua keputusan-keputusan NU harus dikawal betul agar tidak hanya sebatas wacana belaka. Dan pemuda NU harus berada di barisan paling depan. (Lutfi)

munas nu ntb pergerakan pemuda nu

Munas NU 2017: Pemuda NU Harus Menumbuhkan Semangat Pergerakan

Nurul Jadid.net – Di era super canggih dan cepat ini, menuntut para pemuda untuk bisa mengikutinya, lebih-lebih zaman sekarang kekuatan informasi dan kebebasannya sudah sangat sulit terkontol. Oleh karena itu, NU tidak pernah puas untuk melakukan pembenahan dan beberapa inovasi, baik dalam ranah pendidikan, ekonomi, kesehatan, bahkan dalam media sosial.

Hal tersebut tidak lain untuk memberikan pemahaman dan informasi untuk menangkal faham-faham radikalisme yang sudah bergerak di bidang informasi dimana objek sasarannya adalah pemuda dan mahasiswa.

Tidak heran, Ketua Komisi Bahtsul Masa’il Musyawarah Nasional (Munas) NU di Mataram, NTB, KH. Mujib Qalyubi menyatakan, “Seharusnya pemuda/kader NU harus lebih menanamkan lagi nilai kesadaran akan ghirah Harkah (pergerakan), karena NU tidak hanya sebatas Fikrah dan Amaliyah semata” jelasnya saat di wawancarai oleh Nurul Jadid.net, Jumat (24/11/2017)

Tidak hanya itu, lebih lanjut beliau memberikan pemaparan bahwa, jika kader NU hanya menggangap NU sebatas ideologi dan Amaliyah maka akan banyak faham-faham radikal membuktikan bahwa mereka adalah warga nahdliyin, sebab “kalau hanya tahlil dan sholawatan siapapun bisa melakukannya” paparnya.

Selain itu, beliau berharap kepada semua kader pemuda NU, lebih-lebih yang sudah melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi untuk bisa turut andil dalam mendukung dan menjalankan program-program yang sudah dilakukan NU agar kemaslahatan ummat bisa terwujud. “mahasiswa NU sebenarnya harus memiliki keinginan, ‘apa yang akan saya berikan untuk NU’?” tegasnya. (Badruz)

Munas NU

Ini Amanat KH. Maimun Zubair Pada Peserta Munas NU 2017

Nurul Jadid.net- Hari ini (jum’at, 24/11/2017) Munas Alim Ulama’ diselenggarakan di Pondok Pesantren Darul Falah, Mataram. 18 isu kekinian, tematik dan perundang-undangan akan dibahas sampai sabtu besok. sebelum musyawarah dimulai, KH. Maimun Zubair sempat memberikan amanat kepada peserta sidang komisi Bahtsul Masail.

Beliau menyampaikan jika terdapat perbedaan antara hukum Islam dengan undang-undang negara maka sampaikanlah dengan cara yang baik kepada pemerintah tanpa harus menjadi thaghut.

Yang kedua Beliau juga mengingatkan agar ketika menyampaikan aspirasi kepada pemerintah jangan sampai frontal. lebih-lebih harus bermusuhan dengan pemerintah karena tidak sesuainya UU dengan hukum syariat islam.

Mbah Maimun berpesan bahwa negara Indonesia ini bukan negara Islam murni. Indonesia adalah negara kebangsaan dan Nasionalis yang berasaskan ketuhanan dan atau pancasila.

Terakhir Beliau menuturkan bahwa Negara Indonesia ini adalah negara yang diridlai oleh Allah. oleh karenanya, maka berdakwahlah seperti dakwah Rasulullah SAW. sebagaimana ketika dulu Rasulullah menjalankan dakwah melalui pemerintahan dan membuat piagam madinah yang tidak ada deskriminasi pada etnis dan pihak manapun. (Lutfi)

Munas NU NTB

Munas NU 2017: Haram Dakwah Dengan Ujaran Kebencian

Nurul Jadid.net – Sidang Komisi Bahtsul Masail ad-Diniyah al-Maudluiyah Musyawarah Nasional Alim Ulama 2017 yang digelar di Pondok Pesantren Darul Falah, Jalan Banda Seraya 47, Kecamatan Pagutan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (24/11/2017) menyepakati kalau ujaran kebencian masuk kategori perbuatan tercela (akhlaq madzmumah).

Karena itu haram dilakukan untuk kepentingan apa pun, termasuk untuk tujuan kebaikan seperti dakwah atau amar ma’ruf nahi munkar. Ini kesepakatan forum Sidang Komisi Bahtsul Masail ad-Diniyah al-Maudluiyah Musyawarah Nasional Alim Ulama 2017 yang digelar di Pondok Pesantren Darul Falah, Jalan Banda Seraya 47, Kecamatan Pagutan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (24/11/2017).

Ujaran kebencian diharamkan karena menyerang kehormatan pribadi dan golongan yang dilindungi agama (hifdhl-‘irdh) dan membawa dampak yang serius bagi tata kehidupan sosial masyarakat, seperti permusuhan, pertikaian, dan kebencian antara satu orang dengan orang lain dan antara golongan dengan golongan yang lain.

“Amar ma’ruf nahi munkar juga tidak bisa dilakukan dengan kemunkaran karena mengajak kebaikan juga harus dilakukan dengan kebaikan. Oleh karena itu, amar ma’ruf nahi munkar tidak dapat dibenarkan melalui ujaran kebencian yang dalam Islam merupakan bagian dari kemunkaran,” kata Wakil Sekretaris Lembaga Bahtusul Masail PBNU Mahbub Ma’afi membacakan rumusan sidang komisi.

 “Perpecahan di kalangan golongan masyarakat akan mudah terjadi akibat ujaran kebencian yang menembus batas-batas pertahanan sosial masyarakat. Pada gilirannya, harmoni dan kerukunan masyarakat akan mudah terkikis dalam suasana dan iklim kebencian,” papar Mahbub.

Ia mengatakan, media sosial telah menjadi sarana yang paling cepat dalam penyebaran ujaran kebencian, baik dalam bentuk lisan maupun tertulis. Twitter, facebook, Whatsapp, dan Youtube, misalnya, menjadi alat yang efektif dalam menyebaran ujaran kebencian.

“Konten-konten ujaran kebencian kini mudah diakses dan tersebar ke seluruh lapisan masyarakat melalui media sosial, baik anak-anak maupun orang dewasa. Penyebaran ujaran kebencian di media sosial pun sulit dibendung dan masuk ke dalam jantung kehidupan sosial masyarakat,” lanjutnya.

Keputusan dalam tiap sidang komisi baru akan diresmikan Sabtu (25/11/2017) besok dalam sidang pleno menjelang penutupan. Ujaran kebencian merupakan salah satu dari lima pembahasan lain, yakni fiqih penyandang disabilitas, distribusi lahan/aset, konsep amil dalam negara modern menurut pandangan fiqih, konsep taqrir jama’I, dan konsep ilhaqul masail binadhairiha.

Komisi Bahtsul Masail ad-Diniyah al-Maudluiyah lebih fokus pada pembahasan isu-isu tematik-konseptual ketimbang menemukan hukum halal-haram. Rumusannya dipaparkan dalam narasi dekriptif. Untuk pembahasan ujaran kebencian, forum dipimpin oleh Katib Syuriyah PBNU KH Abdul Ghofur Maimoen. (Lutfi)

Munas NU

Komisi Rekomendasi Munas NU Bahas Enam Hal Penting Untuk Pemerintah

Nurul Jadid.net – Sidang Komisi Rekomendasi, Jumat (24/11/2017) Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2017 di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Darul Qur’an Bengkel, Labuapi, Lombok Barat itu, Masduki Baidlowi sebagai pimpinan sidang komisi menjelaskan enam persoalan penting.

“Keenam persoalan tersebut dibahas untuk mengerucutkan tema besar Munas dan Konbes NU 2017 di NTB ini,” jelas Masduki Baidlowi.

Adapun keenam persoalan yang dimaksud adalah, pertama  ekonomi dan kesejahteraan.  Kedua,  penanggulangan radikalisme.  Ketiga, sosial dan kesehatan. Keempat, pendidikan.  Kelima, politik dalam negeri dan internasional.  Dan keenam, perdamaian timur tengah.

Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan, NU sebagai jam’iyah atau organisasi telah banyak berkiprah untuk kepentingan agama, bangsa, dan negara bahkan dalam skala global. Forum Munas dan Konbes NU ini, menurut keponakan Gus Mus tersebut merupakan salah satu wadah untuk menghasilkan keputusan-keputusan penting.

Gus Yahya menyinggung persoalan radikalisme sebagai persoalan pelik yang sampai saat ini masih perlu pencegahan, baik secara ideologis maupun identifikasi hal-hal yang menjadi dampak timbulnya gerkan-gerakan radikal.

“Bagi saya, penting untuk memahami persoalan radikalisme ini dari berbagai sisi, baik itu ekonomi, tatanan sosial, dan lain-lain,” kata Gus Yahya. Beliau mengaku sering melihat upaya propaganda radikal di berbagai kanal media yang selalu menghadirkan dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadis sebagai alat pembenaran.

“Jadi, penting bagi kita untuk memahami dalil-dalil agama dan akar persoalan radikalisme itu sendiri,” terangnya.

Selain Gus Yahya dan seluruh pengurus PWNU se Indonesia, hadir pula Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid, Komisioner Ombudsman RI Ahmad Suaedy, Ketua Lembaga Pedidikan Ma’arif NU KH Arifin Junaidi, dan Ketua PP Fatayat NU Anggia Ermarini.

Sampai berita tayang, diskusi keenam item rekomendasi tersebut sedang dibahas secara serius untuk menghasilkan rumusan yang matang (Lutfi)

5 mahasiswa unuja dikirim ke thailand

5 Mahasiswa UNUJA dikirim ke Thailand

Pattani – 5 Mahasiswa Universitas Nurul Jadid Paiton yang mengambil program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktek Kerja Lapangan (PPL) telah tiba di Pattani, Thailand 23 Nopember 2017, Hari ini (24/11/2017) serah terima mahaiswa KKN/PPL dilangsungkan di Aula Majelis Agama Islam Pattani Thailand.

Sebelumnya peserta KKN/PPL diberangkatkan dari Bandara Juanda tgl 21 Nopember 2017 yang di dampingi langsung oleh Wakil Rektor IV UNUJA KH.Faiz, AHZ, M.Fil.I.

Selama di Pattani Mahasiswa akan membina santri dan menjadi tenaga pendidik di lembaga dibawa naungan Majelis Agama Islam Pattani (MAIP) Thailand.

Peserta KKN/PPL akan di tempatkan di 5 lembaga:
1.Sekolah Natawi Songla: Ahmad Daniyal
2. Sekolah Saeng Prathip: Wittaya Mulnity : Khofifuddin
3. Sekolah Cerang Batu Pattani : Ismiati Ika Pratiwi
4. Sekolah Pohon Setar : Dinia Arifah Riganita
5. Sekolah Rungrote Chana: Nurul Fadila

direktur pascasarjana unuja paiton hadiri pembukaan munas dan konbes

Direktur Pascasarjana UNUJA Paiton Hadiri Pembukaan Munas dan Konbes

MATARAM: Dr.KH.Hefniy, M.Pd Direktur Pascasarjana Unuversitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo menghadiri acara Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama.

Acara ini di buka Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (23/11/2017). Sesuai jadwal, acara tersebut akan digelar mulai tanggal 23 – 25 November 2017 di Lombok, Nusa Tenggara Barat. (LS)