Bahsul Masa’il Al-Maudu’iyah MA PK Nurul Jadid

Nuruljadid.net – Untuk meningkatkan kualitas santri dalam merespon dan memberikan solusi problematika aktual yang terjadi di masyarakat. Asrama Madrasah Aliyah Nurul Jadid Program Keagamaan (MANJ PK) Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) kembali mengadakan kegiatan Bathsul Masail, Rabu (28/3).

Bathsul Masail, diadakan di asrama MANJ PK. Kegiatan tersebut dimotori oleh departemen pendidikan Badan Eksekutif Siswa (BES) MANJ PK.

Kegiatan ini diikuti oleh Seluruh Santri yang berdomisili di Asrama MANJ Program Keagamaan (PK). Peserta dibagi menjadi menjadi 6 kelompok. Kegiatan rutin dilaksanakan dua kali dalam sebulan.

Tema yang diangkat dalam Bathsul Masail kali ini adalah “ Hukum memakai kaos sepak bola berlambang salib dalam sholat”.  Tema ini sebagai refleksi dari banyaknya umat Islam yang menyukai dan memakai aksesoris sepak bola. Kajian ini sangat didukung oleh pembina BES  ustad Muhammad Hanafi.

“Saya Sangat mengapresiasi kegiatan tersebut, karena kegiatan tersebut sangat menunjang terhadap kualitas kajian santri”. Ungkap Ustadz Muhammad Hanafi, Pembina Organisasi BES Asrama MANJ PK.

Bathsul Masail kali ini menghadirkan ustadz Mohammad Abdillah sebagai mushohhih dan ustadz Syauqi alaika Rohman sebagai perumus.

dalam kegiatan ini setiap kelompok wajib mengurakan pendapan beserta refresinya meskipun sempat ada ketegangan sebab perbedaan pendapat, namun tidak mematahkan sehingga kegiatan berjalan dengan  lancar. Acara berakhir pada jam 23.30 WIB.

Penulis :Hasyim As’ari, SJ

Editor : Muhammad Nuris

Tasyakuran dan Wisuda 30 Juz RQ STIFIn Al Mawaddah

Rumah Qur’an STIFIn Al Mawaddah, Ciptakan Generasi Muda Berjiwa Al-Qur’an

nuruljadid.net – Semangat menghafal al-Qur’an di Wilayah Al Mawaddah semakin mengakar dengan ditandainya kegiatan Wisuda Tahfidz Qur’an 30 juz, Kamis, (29/3/2018) di Halaman Wilayah Al Mawaddah.

Dalam balutan sambutan, mewakili Kepala Pesantren, Ny. Hj. Hanunah Nafi’iyah turut menyampaikan untaian harapan dan motivasinya dalam acara wisuda tahfidz pertama kali ini.

Sebagai pembuka sambutan, ucapan selamat beliau sampaikan kepada peserta wisudawati dan para wali wisudawati yang hari ini turut hadir menyaksikan prosesi wisuda.

Ucapan terimakasih juga tidak lupa beliau sampaikan kepada pemangku Wilayah Al Mawaddah dan segenap pembina yang telah membina para santri dalam menjalani proses menghafal Qur’an dengan kegigihan dan ketekunannya.

”karena setidaknya berkat lahirnya penghafal Qur’an hari ini dapat menyejukkan keadaan dan hati kita di tengah-tengah kerusakan zaman. Dimana para generasi muda mengalami kerasnya dekadensi moral.” Tutur beliau.

Harapan kami semoga program ini terus berlanjut, terus hidup, sehingga terus dapat melahirkan generasi-generasi Qur’ani yang berjuang di jalan Allah. Tidak sebatas menghafal, namun juga mengamalkannya. (NakBali/Qz)

Tasyakuran dan Wisuda 30 Juz RQ STIFIn Al Mawaddah

Al Mawaddah Mengadakan Wisuda Al-Qur’an

nuruljadid.net – Nuansa penuh haru meliputi acara wisuda pertama Tahfidz Qur’an ketika Pemangku Wilayah Al Mawaddah, Ibunda Ny. Hj. Hamidah Wafie memberikan sambutannya, Kamis, (29/3/2018) di halaman Wilayah Al Mawaddah.

Dalam sambutannya ada beberapa poin penting yang beliau sampaikan selain dari ucapan trimakasih dan permakluman.

Beliau juga menyampaikan tujuan dari Program Rumah Qur’an STIFIn ini yang tidak lain adalah semata bertujuan untuk melahirkan sebanyak-banyaknya generasi bangsa yang hafal qur’an.

“Cita-cita kami ingin melahirkan penghafal Al Qur’an sebanyak banyaknya untuk menyelamatkan mereka dari kerusakan zaman yang sudah mulai tak terkendalikan,” dawuh beliau dengan raut wajah penuh harap.

Melihat realita hari ini, dimana zaman sudah tak beraturan. Dan banyak para generasi bangsa yang terjerumus dalam kerasnya pergaualan.  “sehingga harapan besar kami adalah semakin banyak generasi muda yang menghafal Qur’an hari ini, maka semakin banyak generasi yang terselamatkan,” tutur beliau.

“Namun tidak berhenti sampai disini, harapan serta usaha-usaha akan terus kita tingkatkan dengan pengembangan skill-skill lain kepada para santri. Sehingga tidak hanya hafal Qur’an, para santri juga memiliki skill yang bisa diamalkan di tengah-tengah masyarakat kelak,” imbuh beliau.

Sambutan beliau tutup melalui satu pesan berharga kepada segenap para wali wisudawati agar bersyukur dan berbangga atas putri-putrinya yang hari ini masuk kategori penghafal Qur’an. Dan bersiap-siaplah untuk memantaskan diri sebagai orang tua dari penghafal Qur’an serta jaminan balasan singgasana kemuliaan kelak dari Allah sebab berkahnya menghafal Al Qur’an. (NakBali,Qz)

Tasyakuran dan Wisuda 30 Juz RQ STIFIn Al Mawaddah

Rumah Qur’an STIFIn Al Mawaddah, Lahirkan Wisudawati Penghafal Qur’an

nuruljadid.net – Dalam rangka menumbuhkan semangat kuat untuk menghafal al-Qur’an serta menambah kuantitas penghafalnya, Wilayah Al-mawaddah Pondok Pesantren Nurul Jadid merintis Program Rumah Qur’an STIFIn 30 juz. Dan hari ini Kamis (29/3/2018) sebagai bentuk capaian dari programnya, Al Mawaddah menggelar wisuda pertama tahfidz Qur’an 30 juz di halaman wilayah Almawaddah.

Wisuda kali ini merupakan capaian awal dari hasil pembinaan yang dilakukan wilayah Al Mawaddah di program Rumah Qur’an STIFIn. Terdapat 28 wisudawati pertama. Mereka semua merupakan santriwati yang berasal dari berbagai daerah, bahkan lintas pulau.

Acara berlangsung tertib dengan dihadiri para dewan pengasuh, Wakil Kepala Pesantren Ibunda Ny. Hj. Hanunah Nafi’iyah, segenap wali santri tahfidzul qur’an, dan segenap tamu undangan.

Adapun acara wisuda siang ini terbungkus rapi dalam rangkaian acara ceremonial dengan  pembukaan yang dipandu oleh pembawa acara. Disusul Muthola’ah (mengulang hafalan) oleh semua peserta wisudawati pembacaan do’a khotmil Qur’an dibacakan langsung oleh Pemangku Wilayah Al Mawaddah, Ibunda Ny. Hj. Hamidah Wafie, membuat segenap undangan dan seluruh wisudawati meneteskan air mata.

Dilanjutkan dengan lantunan ayat suci al-Qur’an dengan tartil, sambutan-sambutan, prosesi wisudawati serta pengikraran, penobatan wisudawati terbaik, penampilan puisi dari salah satu peserta wisuda, kemudian diakhiri sambutan sekaligus tausyiah Pemangku wilayah Jalaluddin Ar-Rumi Dr. KH. Malthuf Siraj, M. Ag.

Ucapan trimakasih pertama kali disampaikan Ibunda Ny. Hj. Hamidah Wafie kepada Direktur Rumah Qur’an STIFIn Jakarta Ustad Abdul Rouf al-Hafidz dan juga Ustad Galuh selaku pembina Rumah Qur’an STIFIn cabang Almawaddah yang telah berkenan hadir menyaksikan prosesi wisuda.

Perlu dimaklumi bagi wali santri yang hadir pada kesempatan kali ini, “bahwa Al Mawaddah kini memiliki yayasan sosial yang bekerjasama dengan para ibu-ibu muslimat NU. Dari yayasan ini kita menampung dan menerima beberapa anak sebagai santri dengan kriteria tertentu. Dan Alhamdulillah hari ini ada salah satu dari mereka akan diwisuda sebagai penghafal al-Qur’an.” tutur beliau.

“menghafal Al-Qur’an sebenarnya bukan karena faktor keinginan diri atau kecerdasan. Melainkan karena hidayah dan petunjuk Allah-lah yang kemudian menggerakkan hati seseorang menjadi kuat untuk bertekad menghafal Al-Qur’an. sehingga ini patut kita syukuri bersama,” tambah beliau.

Harapan kami semoga anak-anak yang diwisuda hari ini tidak hanya sebatas hafal, tetapi juga bisa mengamalkan pesan-pesan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari sehingga nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat. (NakBali)

MAHASISWA UNUJA KURANGI SAMPAH DENGAN APLIKASI

Nurul Jadid.net – Okta, begitula sapaannya. Bermodal pengalaman organisasi semasa SMA, mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid (UNUJA), ini tak menyangka dia dan timnya berhasil lolos babak presentasi dalam lomba Inovasi Daerah Kabupaten Probolinggo.

Pagi begitu cerah. Angin sejuk menerpa mahasiswi berbadan tinggi semampai dari celah jendela kelas Fakultas Teknik UNUJA.  Dari bibirnya tersirat senyum manis menyapa akrab kami.

“Saya tertarik dengan lomba itu ketika melintas dijalan dan melihat papan informasi yang bertuliskan lomba Inovasi Daerah Kabupaten Probolinggo“.Okta Afifah Carmilia memulai bercerita kepada kami saat ditanya awal ketertarikan dalam mengikuti lomba Inovasi Lomba kabupaten Probolinggo tersebut.

“Ternyata di grup sudah ramai membahas tentang lomba inovasi yang dibuka pada tanggal 13 April sampai dengan 03 Maret 2018”. Sambil tersenyum ia melanjutkan ceritanya kepada kami.

Dari cerita awalnya, kami lanjut bertanya darimana inspirasi mendapatkan judul tersebut. Karena judul sangat menentukan diterima tidaknya proposal.

“Inspirasi itu muncul saat saya teringat masa SMA, pada waktu itu saya sebagai ketua di organisasi KADERAWITA,   saya punya program penjualan sampah yang bekerja sama dengan bank syari’ah”. Tuturnya kepada kami.

“Dari situ munculah judul Sistem Informasi Bank Sampah Berbasis Dekstop”. Sembari menyempurnakan posisi kerudung yang tertepa angin wanita itu melanjutkan ceritanya kepada kami.

Okta membuat tim untuk mengerjakan proposal tersebut, tim itu terdiri dari 3 orang. Yakni Fia, Izzah dan Mia. Ketiganya sama-sama dari Fakutas Teknik UNUJA.

Untuk meyakinkan apakah proposalnya layak untuk diajukan dalam lomba tersebut, Okta berkonsultasi dengan dosen pembimbing. “Saya berkonsultasi kepada bapak Sodriyanto terebih dahulu sebelum mengajukan proposalnya ke BAPPEDA “  tutur Okta.

Dengan keyakinan kuat Okta dan timnya memberanikan diri untuk mengajukan proposal lomba Inovasi Daerah Tersebut. “Tepat pada tanggal 08 Maret 2018-sehari sebelum pendaftaran ditutup saya kirim proposal tersebut”. Tuturnya dengan nada serius.

20 Maret 2018 ia mendapat informasi bahwa timnya masuk ke babak presentasi, dari 81 proposal yang masuk hanya 28 karya yang benar-benar inovasi, 7 karyawan OPD, 10 pelajar dan 11 mahasiswa/umum, pengumumannya dimuat di beberapa media sosial instagram, website BAPPEDA , serta koran jawa pos radar bromo. Kemarin (28/3).

“Kalian bisa mengunjungi website kami di banksampah.poter.biz”. Dengan senyum ramah Okta meyakinkan kepada kami. (Lina Chyintia Roviqoh, SJ)

Tak Ada Persiapan Khusus, Santri Ini Jadi Wisudawan Terbaik

Nurul Jadid.net- Agung Badrus Sholeh (18), Siswa kelas XII IPA 2 MA Nurul Jadid dinobatkan sebagai wisudawan terbaik dalam acara Wisuda Amsilati IX di wilayah Zaid bin Tsabit (K) PP. Nurul Jadid Paton (23/3/18).

Santri kelahiran Tiris Probolinggo Tersebut berhasil menyisihkan 15 peserta wisudawan lainnya. Atas prestasi ini, ia berhak mendapatkan Piala, Piagam, sertifikat dan sanad amsilati.

Ditemui setelah dinobatkan menjadi wisudawan terbaik, Agung sapaan akrab Agung Badrus Sholeh mengaku senang dan bersyukur.

“Prestasi ini adalah berkat doa orang tua dan para Guru dan Ustad yang telah mengajar saya di Pesantren Nurul Jadid ini”, jelasnya.

Ketika ditanya tips keberhasilan menjadi wisudawan terbaik, Agung mengaku tidak memiliki persiapan khusus. Tapi sebelum ujian, ia mengaku meminta do’a dan restu orang tua terlebih dahulu. Sebab, doa orang kedua orang it’s itulah sebagai salah satu sebab lulus dan terpilih sebagai wisudawan terbaik tahun ini.

Selain doa kedua orang tua, lanjut Agung keberhasilannya menjadi wisudawan terbaik sebagai buah dari usahanya. Mengikuti seluruh kegiatan yang ada dengan sungguh-sungguh dan konsisten. Tak lupa, di sela-sela jam istirahat sekolah ia juga menyempatkan untuk menghafal. Itu merupakan kunci keberhasilan,” Jelas Santri penyuka Soto ini.

Dalam menghafal, ia punya cara tersendiri. Misalnya, membaca materi yang akan di hafalkan secara berulang-ulang hingga hafal di luar kepala kemudian pindah ke materi lainnya, begitu seterusnya. Cara ini sangat efektif, dan cepat masuk dan Awet”. Imbuhnya.

Kesulitan yang ia alami di jilid 3. Sebab menurutnya, di jilid 3 ini, materi dan pembahasannya lebih banyak dari jilid-jilid lainnya, sehingga lama untuk di hafal. “Tapi dengan kerja keras, istiqimah, dan berdo’a pasti semuanya akan lancar”. Tandasnya.

Anak dari pasangan Bapak Saleh dan Ibu Tiyani tersebut berharap, Apa yang terjadi atas dirinya menjadi motivasi bagi teman-temannya. Khususnya bagi teman-teman yang masih baru belajar Amstilati.(Hasyim As’ari, SJ)

Dalami Ilmu Al-Quran, Panitia Harlah PP Nurul Jadid Adakan Lomba MSQ

Nuruljadid.net– Pelbagai macam perlombaan pra-harlah (pekan lomba) yang ke-69 telah terlaksana. Kali ini, giliran lomba Musabaqah Syarhil Quran (MSQ), Senin, (26/03/2018), pukul 20.45 WIB. Penampilan para peserta lomba yang di tempatkan di Musholla Az-Zainiyah, Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo itu menarik perhatian para hadirin.

“Saya berharap, para peserta lomba MSQ bisa mengetahui dan mengerti bagaimana bersaing secara sehat. Bagi pemenang harus tetap belajar dan terus belajar. Bagi yang kalah tetap semangat dan tetap belajar,” tutur Ketua Panitia Bulan Lomba, Ustadzah Widiana Sari.

Lomba yang menggabungkan Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjut Tingkat Akhir (SLTA) ini, menghadirkan Ustadz Sya’ari dan Ustadz Dimas sebagai juri. Peserta terdiri dari tiga orang, setiap lembaga wajib mendelegasikan 2 kelompok.

Semua pesrta berlomba-lomba untuk menampilkan yang terbaik. Adapun ketentuan penilainan meliputi, isi syarahan 30%, sari tilawah 25%, qori’ 25% dan kekompakan 20%. Usai Perlombaan, para audien berjejer rapi ketika Ustadz Dimas membacakan surat keputusan pemenang lomba MSQ untuk tingkat SLTA.

Juara tiga diraih oleh lembaga MAN 1 Probolinggo, juara dua diraih oleh lembaga MA Nurul Jadid dan juara satu diraih oleh lembaga MA Nurul Jadid. Sementara untuk tingkat SLTP, juara tiga diraih oleh lembaga SMP Nurul Jadid, juara dua diraih oleh Lembaga SMP Nurul Jadid, dan untuk juara pertama diraih oleh lembaga MTs Nurul Jadid.

“Saya sangat senang ketika lembaga kami disebut sebagai juara,” pungkas ketua Osis MA Nurul Jadid, Silva

Penulis : Sofatul Azizah, SJ

Editor : Muhammad Nuris

Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Klinik Az Zainiyah Gandeng Fatayat NU Kraksaan

Membangun Keluarga SAMARO

nuruljadid.net – Pernikahan yang sakinah adalah dambaan bagi setiap pasangan yang telah menikah. Namun kehidupan dalam pernikahan tidaklah selalu seindah seperti yang diharapkan karena memang tidak mudah untuk menyatukan dua orang pribadi yang berbeda. Oleh karena itu diperlukan komitmen dari setiap pasangan untuk memelihara pernikahannya.

Berangkat dari hal itu, KH. Moh. Romzi Al-Amiri Mannan, penyaji kedua dalam kegiatan dialog ini menyampaikan tentang bagaimana mewujudkan rumah tangga SAMARO (Sakinah, Mawaddah dan Rohmah), Minggu, (25/03/2018) di Aula Mahrom Al Hasyimiyah.

Diawal pelaksanaan, Kiyai Romzi (sapaan akrab penyaji kedua) menyampaikan tentang lima hikmah pernikahan dalam perspektif islam, yaitu: agar manusia memperoleh keturunan, tersalurkan hasrat biologis secara benar dan sah, mengoptimalkan diri dalam beragama, menemukan ketenangan jiwa; diberi kecukupan rizqi yang halal.

“karena dengan pernikahan akan memperoleh keturunan. Kalau sudah ada keturunan, bahagia akan tersalurkan,” ujar Kiyai Romzi

Untuk mewujudkan keluarga yang SAMARO, kiyai Romzi berkata, setiap pasangan suami istri harus mengetahui hak dan kewajiban masing- masing, ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu:

  1. Hak Istri dan kewajiban suami.
  2. Hak Suami dan kewajiban Istri.
  3. Hak dan Kewajiban bersama.

Tak hanya sekedar menyampaikan, kiyai Romzi juga menjelaskan dan memberikan contoh kehidupan suami dan istri yang benar menurut islam. Adapun penejelasan dari poin diatas ialah:

  1. Hak Istri yang Menjadi Kewajiban Suami
  • Tidak memukul
  • Jangan mencaci maki
  • Memberi makan
  • Memberikan pakaian yang layak kepada istrinya
  • Tidak berpergian

“yang dikatakan keluarga Romantis dan SAMARO bukan berarti didalamnya tidak ada pertengkaran, pasti ada pertengkaran,” ujar Kiyai Romzi

“Apabila suami sedang marah, bacakanlah sholawat. Ketika marah, suami tidak boleh mencaci maki istrinya. Jikalau lagi marah, jangan pergi meninggalkan rumah. Membiasakan memanggil panggilan istri dengan nama yang indah.,” tambah beliau.

  1. Hak Suami yang Menjadi Kewajiban Istri
  • Menyenangkan apabila dipandang
  • Tidak membangkang kepada suaminya (taat)
  • Tidak melakukan ulah yang dapat membuat benci suami

“pakaiannya yang diberikan oleh suami, sekalipun tidak senang dengan pemberiannya tapi harus dipakai dengan niatan untuk membahagiakan suami. Dan apabila memanggil pasangannya tidak boleh mengucapkan namanya. Menurut dari Imam Al Ghazali, memanggil pasangan tidak boleh memanggil dengan Namanya, karena tidak barokah,” jelas Kiyai Romzi

  1. Hak dan Kewajiban Bersama
  • Adanya perselisihan bukan permusuhan

“perbedaan itu bikin indah dan kokoh dalam rumah tangga,” cakap Kiyai Romzi

“Rumah tangga itu seperti bangunan yang berdiri kokoh dengan bahan yang berbeda dan tertata. Dalam rumah tangga, perbedaan harus ditata dengan baik, kapan istri harus ikut suami, kapan suami harus ikut istri,” tambah Kiyai Romzi (Qz)

Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Klinik Az Zainiyah Gandeng Fatayat NU Kraksaan

Wujudkan GERMAS dengan Pola Hidup Sehat

nuruljadid.net – Sehat itu bukan hanya sehat jasmani dan rohani, namun sehat itu sebenarnya adalah suatu kesatuan antara sehat jasmani, rohani, sosial dan spiritual. Jika hanya sehat jasmani saja tetapi stres itu tidak bisa dibilang sehat. Apabila semuanya sudah terpenuhi, maka itu adalah sehat yang sempurna. Begitulah kata dr. Nina Kartika mengawali pembicaraannya sebelum berkata lebih jauh tentang GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), Minggu, (25/03/2018) di Aula Mahrom Al Hasyimiyah.

“sehat itu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat,” cakap dr. Nina menjelasakan definisi sehat menurut WHO.

dr. Nina juga menyampaikan, gerakan sehat jasmani bisa dimulai dari masing-masing individu, kemudian keluarganya. Apabila masing-masing individu dan keluarga sudah bisa menjaga kesehatan jasmani, maka akan membentuk masyarakat yang sehat, masyarakat yang sehat akan membentuk negara yang sehat.

Terdapat 2 jenis penyakit yang harus diwaspadai bersama yaitu; Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular. Tercatat sejak abad ke 21 terjadi pola perubahan penyakit terkait dengan perilaku manusia.

“sejak 30 tahun terakhir, terjadi pergeseran penyakit. Di tahun 1990-an yang paling banyak adalah penyakit menular. Sedangkan sejak tahun 2010, penyebab terbesar kesakitan dan kematian itu sudah mulai bergeser yang disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular” jelas dr. Nina.

Dalam peyampaiannya, dr. Nina Kartika juga memaparkan tentang persentase jenis penyakit yang dialami oleh masyarakat Indonesia pada abad ke 2001. Tercatat, terdapat 57% jenis penyakit tidak menular, 30% penyakit menular dan sisanya dialami akibat cidera.

Hal tersebut terjadi karena pertumbuhan ekonomi yang meningkat sehingga penyakit infeksi mulai menurun. Faktor risiko perilaku penyebab terjadinya PTM (Penyakit Tidak Menular) yang harus diperbaiki menurut sumber Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2017 & 2013 adalah:

  1. Penduduk kurang aktifitas fisik.
  2. Penduduk >10th kurang buah dan sayur.
  3. Penduduk usia >15th (laki-laki) dan >10th (perempuan) merokok.
  4. Penduduk usia >10th minuman beralkohol.

Untuk menanggulangi dan mengurangi angka PTM, dr. Nina berbagi 7 bentuk kegiatan GERMAS, diantaranya:

  1. Melakukan aktifitas fisik.
  2. Mengkonsumsi sayur dan buah.
  3. Tidak merokok.
  4. Tidak mengkonsumsi alkohol.
  5. Memeriksa kesehatan secara rutin.
  6. Membersihkan lingkungan.
  7. Menggunakan jamban.

Untuk mewujudkan keluarga yang sehat, maka diperlukan batin yang sehat tentunya dengan membiasakan diri dengan pola hidup sehat. (Qz)

KH. Abdul Hamid Wahid

KH. Abdul Hamid Wahid; Hanya dengan Berkhidmah Kita bisa Membuat Hidup Kita Lega

nuruljadid.net – Penandatangan Nota Kesepahaman atau yang lebih dikenal dengan Memorendum of Understanding (MoU) antara Klinik Az Zaniyah dan Fatayat NU Kraksaan, Minggu, (25/03/2018) di Aula Mahrom Al Hasyimiyah tentang Peningkatan Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Spiritual Kerohanian dihadiri dan disaksikan oleh Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, KH. Abdul Hamid Wahid.

Selain itu, Kegiatan tersebut juga dikemas dengan acara Dialog Interaktif dengan tema “Merenda Cinta Kasih Membangun Rumah Tangga Bahagia, Sehat Lahir Batin”. Selain hadir sebagai saksi, Kiyai Hamid (sapaan akrab Kepala Pesantren) juga turut memberikan sambutan serta menyambut dengan positif atas terlaksanakannya kegiatan dimaksud.

“Kami sebagai pengurus pesantren menyambut dengan baik kegiatan ini dan kita berharap dapat berlanjut dalam kesempatan – kesempatan yang lain,” cakap Kiyai Hamid.

Diawal sambutan, beliau menyampaikan, memiliki kekuatan dalam membina generasi – generasi kita merupakan sebuah potensi. Apabila kita berjalan bagaimana memahami keluarga, maka energinya tidak hanya menyebar bagi dirinya saja tapi nantinya akan terpancar, meluas dan menular karena kebahagiaan, kesedihan, optimisme, pemahaman dan keilmuan itu menular.

“Kalau pengurus fatayat aktif dan konsen mengurusi masyarakat dengan semangat yang masih energik maka kita akan menyebarkan itu kepada masyarakat kita. Itu yang saya harap dari pertemuan kali ini. Kita menggagas pemahaman tentang apa arti rumah tangga bahagia sehat lahir dan batin dan apa lagi nanti bisa disebarkan dan menular dalam arti energi positif,” tambah beliau.

Sebelum beliau mengakhiri sambutan, Kyai Hamid menyampaikan, hanya dengan pengabdian (berhikmah) kepada masyarakat, bangsa, negara, agama dan kemanusiaan kita bisa membuat hidup kita lega. Walaupun kita hilang secara fisik tetapi jasa, nama dan aroma dari kita masih bisa dikenang dan pahalanya terus bisa mengalir sebagaimana yang disampaikan salah satu dari tiga yang bisa mengkekalkan hidup, mati tapi tetap menyambung amal jariyah. Jadi, aspek pemanfaatan dari ini sebagai tindak lanjut dari pemahaman kita sebagai pengurus dan kader tentu menjadi penting untuk membawa semangat dan energi ini kepada pengabdian kita didalam kehidupan kita sehari – hari.

Diakhir, dengan mengucapkan basmalah, beliau membuka kegiatan Dialog Interaktif yang dilaksankan oleh Klinik Az Zainiyah Bersama Fatayat NU Kraksaan dan berharap kegiatan ini bersamaan dengan Rahmat Allah SWT. (Qz)

Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Klinik Az Zainiyah Gandeng Fatayat NU Kraksaan

Tingkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan, Klinik Az Zaniyah Menambah Pelayanan Preventif

nuruljadid.net – Direktur Klinik Az Zainiyah Nurul Jadid, Ny. Hj. Khodijatul Qdoriyah turut memberikan sambutan dalam kegiatan Dialog Interaktif, Minggu, (25/03/2018) di Aula Mahrom Al Hasyimiyah. Neng I’ah (sapaan akrab Direktur Klinik Az Zaniyah Nurul Jadid) mengawali sambutannya dengan menyampaikan beberapa bentuk pelayanan dan program yang telah dilakukan oleh Klinik Az Zaniyah selama 3 bulan dimasa kepemimpinannya.

Diantara program yang telah dilakukan adalah melayani BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan bagi guru, dosen dan karyawan di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid yang jumlahnya mencapai 906 orang. Selain itu, Klinik juga melayani BPJS Kesehatan bagi 11.000 siswa/i dan mahasiswa/i di PP. Nurul Jadid.

“adanya Klinik Az Zainiyah yang kurang lebih selama 2 bulan kemarin sudah memiliki kamar rawat inap khusus putera dan puteri yang diresmikan langsung oleh Pengasuh PP. Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini,” ujar Neng I’ah

“kemudian kita juga telah membuka Poligi Gigi (jam pelayanan 09.00 WIB hingga maghrib), Poli Umum (24 Jam) dan Apotik (24 Jam),” tambah beliau.

Terus meningkatkan pelayanan terhadap kesehatan masyarakat, Senin, (01/04/2018) Klinik Az Zainiyah akan membuka pelayanan Poli Spesialis Obgyn (kandungan), Poli Spesialis Anak, Konsultasi Psikolog Putera dan Puteri, Medis Komplementer yang terdiri dari: Bekam, Akupuntur, Akupresure, dan Herbal.

Adanya penambahan pelayanan tersebut didasari oleh mindset yang telah tertera dalam hadist nabi tentang mempersiapkan 5 hal sebelum 5 hal yaitu:

  1. Sehatmu sebelum sakitmu
  2. Masa mudamu sebelum tuamu
  3. Kayamu sebelum miskinmu
  4. Masa senggangmu sebelum sibukmu
  5. Hidupmu sebelum matimu

Dalam mewujudkan pelayanan dan peduli akan kesehatan masyarakat terutama masyarakat PP. Nurul Jadid yang berasaskan mindset tersebut, Klinik Az Zaniyah terus melakukan pencegahan dan menigkatkan kepeduliannya dengan mengadakan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang penyakit tertinggi santri berikut dengan definisi sekaligus cara pencegahannya kepada Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren) dan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) bekerjasama dengan Lembaga – lemabaga dibawah naungan Yayasan PP. Nurul Jadid.

Selain itu, dalam merealisasikan mindset promotif dan preventif, Klinik Az Zainiyah telah mencanangkan beberapa program kesehatan tentang mindset pola hidup sehat menjelang peringatan Hari Lahir (HARLAH) PP. Nurul Jadid yang ke 69.

mindset yang kita bangun adalah promotif dan preventif bukan hanya kuratif atau rehabilitasi. Kita lebih mengedepankan pola hidup sehat. Insya Allah menjelang Harlah, kita juga akan mengadakan penyuluhan kepada walisiswa TPQ, MI dan TK tentang penyuluhan pola hidup sehat dan bersih bagi anak-anak baik makanan dan seterusnya,” ujar Direktur Klinik Az Zaniyah.

Tak hanya itu, beberapa program lainnya adalah khitan masal, baksos, pemeriksaan gratis gigi, pembagian sembako untuk kaum dhuafa. (Qz)

Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Klinik Az Zainiyah Gandeng Fatayat NU Kraksaan

Klinik Az Zainiyah Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

nuruljadid.net – Klinik Az Zainiyah, Lembaga kesehatan pesantren mendapatkan amanah dari pesantren untuk memperhatikan kesehatan santri, guru dan karyawan. Dalam menjalankan tugasnya, Klinik Az Zainiyah terus melakukan perubahan dan perkembangan agar mampu menjadi sebuah layanan kesehatan yang lebih peduli terhadap lingkungan, masyarakat, pasien dan client. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kerjasama antara Klinik Az Zainiyah dengan Fatayat NU Kraksaan.

“Latar belakang kita menggandeng Fatayat NU Kraksaan adalah untuk menggalang kemitraan dalam hal potensi kemasyarakatan,” ujar Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah, Direktur Klinik Az Zainiyah dalam sambutannya, Minggu (25/03/2018).

Menuju ke sasaran tersebut, Direktur Klinik Az ZAiniyah menjelaskan bahwa yang akan dilakukan Klinik Az Zainiyah bersama Fatayat NU Kraksaan adalah melakukan penyuluhan kesehatan, motivasi kerohanian dan hal ke-kifayah-an.

“Kita gandeng Fatayat NU Kraksaan dalam hal program penyuluhan kesehatan. Karena setiap satu hingga dua bulan sekali Klinik Az Zainiyah rutin melakukan penyuluhan kesehatan ke Poskestren dan UKS tentang penyakit tertinggi yang dialami oleh santri. Dalam penyuluhan itu, kita biasanya menjelaskan tentang penyakit dan cara mencegahnya,” cakap Neng I’ah (sapaan akrab Direktur Klinik Az Zainiyah).

“sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan yang peduli terhadap lingkungan dan secara sosial, Klinik Az Zainiyah menggandeng Fatayat NU Kraksaan dalam hal motivasi kerohanian. Bagaimana para pasien dapat diberikan suntikan motivasi untuk semangat sembuh. Tak hanya itu, kita juga menggandeng dalam hal kifyah,” tambah Neng I’ah.

Diharapkan, lanjut Neng I’ah, kita bisa menjadi pengganti orang tua mereka di rumah dengan memberikan pelayanan yang terbaik demi kebaikan mereka.

Pimpinan Fatayat NU Kraksaan, Ny. Hj. Lathifah Wafie juga turut merespon positif atas kerjasama ini.

“Semoga dengan kegiatan ini Fatayat NU Kraksaan tetap bisa berkiprah dan bisa menjadi Khoirunnas Anfa’uhum Linnas,” ujar Pimpinan Fatayat NU Kraksaan dalam sambutannya.

Penanda tanganan nota kesepahaman atau Memorendum of Understanding (MoU) dilakukan oleh pimpinan dari kedua belah pihak dengan disaksikan oleh Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid, dr. Nina Kartika (Klinik Az Zainiyah), S. Aisyah (Fatayat NU Kraksaan) dan Luluk Mudzakiroh (Fatayat NU Kraksaan).

Selain itu, acara ini juga dikemas dengan kegiatan Dialog Interaktif yang bertemakan “Merenda Cinta Kasih Membangun Rumah Tangga Bahagia, Sehat Lahir Batin”. (Qz)

Perkuat Jaringan Alumni, Amtsilati Putri Resmikan A3NJ (Aliansi Alumni Amtsilati Nurul Jadid)

Nurul Jadid.net- Sabtu (24/03/2018) semua alumni Amtsilati berkumpul untuk meresmikan terbentuknya A3NJ (Aliansi Alumni Amtsilati Nurul Jadid) Putri. Acara tersebut sebagai media silaturrahmi alumni..

Acara tersebut dilaksanakan seusai wisuda Amtsilati ke IX dan dihadiri oleh santri aktif maupun alumni. Acara dimulai dengan sambutan Ketua. Cici Eka Cahyani dalam sambutannya mengatakan ”Saya harap kita semua kumpul disini bisa mengikat persaudaraan kita meski tidak satu naungan lagi”. “kedepannya diharapkan para alumni bisa ikut membantu generasi penerus yang masih dalam tahap proses”, imbuhnya.

Peserta terdiri dari semua angkatan, dimulai dari angkatan I sampai IX. Salah satu alumni, Siti Hamidah mengatakan, “saya senang bisa ngumpul lagi bareng temen-temen seperjuangan”. “biar kita inget kembali, bahwa kita lahir dari Amtsilati dan untuk Amtsilati”, lanjutnya yang kini adalah siswi MANJ PK.

Acara yang berlangsung sekitar pukul 24.15 WIB tersebut mendapat tepuk tangan meriah dari peserta. “Salam amtsilati salam satu jiwa” kompak mereka diiringi tiupan lilin bersama. A3NJ putri yang sudah diresmikan itu berakhir dengan makan dan foto bersama perangkatan. (Aisyatul Azizah, SJ)

Kuasai Metode Cepat Membaca Kitab Kuning, Puluhan Santri Diwisuda

Nurul Jadid.net – Sebanyak 45 santri Wilayah Zaid bin Tsabit (K), Pondok Pesantren Nurul Jadid, yang telah menyelesaikan belajar metode Amtsilati, diwisuda, Sabtu (24/3/2018) malam.

Mereka terdiri dari 16 santri putra, dan 29 santri putri. Prosesi wisuda dilangsungkan di halaman mushalla wilayah. Ini merupakan yang ke-IX sejak 2010.

Acara dihadiri Pengasuh Pondok pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, serta Habib Abdurrahman bin Alwi Ba’ali sebagai pembicara. Seluruh wali wisudawan dan wisudawati juga hadir.

Sebelum diwisuda, wisudawan-wisudawati diuji secara terbuka di atas pentas. Tujuannya, agar wali santri yakin anak-anak mereka betul-betul telah menguasai metoda cepat membaca kitab kuning tersebut.

Wisudawan terbaik di raih oleh Agung Badrus Sholeh dari Probolinggo. Sedangkan wisudawati terbaik, diraih oleh Faridatul Maulidah dari Pamekasan, Madura.

Di dampingi walinya, keduanya dipersilahkan menaiki pentas untuk menerima piala dan piagam penghargaan, yang diberikan langsung oleh KH. Moh. Zuhri Zaini.

Tujuan diadakannya acara tersebut, untuk memotivasi para santri agar terus bersemangat dalam menuntut ilmu. Serta untuk menciptakan generasi muda berkualitas melalui kitab-kitab ulama’ salaf.

Selain wisuda, dalam acara tersebut juga diisi dengan pemberian sanad metode Amstilati kepada 12 asatidz (guru) wilayah Zaid bin Tsabit (K), serta pemberian piagam Amstilati kepada Pemangku wilayah, KH. Hefni Mahfudz Al-Hafidz.

“Tidak beragama orang yang tidak punya  sanad,” ungkap Habib Abdurrahman bin Alwi Ba’ali.

Beliau juga berpesan sebagai santri tidak boleh risau tentang masalah dunia. “Orang mencari ilmu itu seperti orang menanam padi. Ilalangnya ikut tumbuh,” imbuh alumni Nurul Jadid tersebut.

Walau sempat gerimis, acara berjalan dengan lancar. Sebagai pembicara, Habib Abdurrahman bin Alwi Ba’ali sekaligus ditunjuk untuk membaca do’a. Acara berakhir pada jam 00.10 WIB. (Hasyim As’ari, SJ)

Perbaiki Mutu, Biro Pendidikan Canangkan Program Khusus Guru

Perbaiki Mutu, Sosialisasi Biro Pendidikan Canangkan Program Khusus Guru

nuruljadid.net-setelah acara ceremonial berlangsung, Sosialisasi Peraturan Kepegawaian berlanjut sebagai acara inti pada hari ini, Minggu (25/03/18) di Aula Pesantren. Sosialisasi dipandu langsung oleh moderator bapak Ernawiyadi Munsiy. Sebelum sosialisasi dan dialog berlangsung, KH. Mahfudz Faqih menyampaikan sebuah pengantar dengan diawali ungkapan rasa bahagia dan syukur atas terlaksananya sosialisasi ini sehingga kita dapat bersilaturrahimi bersama.

Beliau menyampaikan bahwa sosialisasi peraturan kepegawaian ini kita laksanakan sebagai bentuk salah satu penataan dan perbaikan kecil di lini Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Namun aturan ini bukanlah merupakan final, namun masih ada peluang untuk di adakan dialog lanjutan dengan formulasi-formulasi yang lebih baik lagi sehingga aturan ini nantinya dapat dilaksanakan bersama tanpa paksaan dan memberatkan semua pihak.

Harapannya adalah “jika nantinya penataan aturan ini sukses kita terapkan, kita laksanakan dengan optimal dan ikhlas, sehingga nantinya aturan ini bisa menjadi kultur, dan budaya baik yang terlaksana dengan spontan, tertanam dalam mindset mengabdi semua pihak.” Dawuh beliau.
Beberapa tahapan dan langkahpun akan terus kita lakukan untuk mengawal penataan lebih baik di Pondok Pesantren ini. Yang salah satunya adalah pemberdayaan guru pengajar. Kedepan, pemberdayaan guru tidak hanya sebatas mengajar para murid saja, tetapi bagaimana guru itu juga mampu mengembangkan kemampuan dirinya sehingga memiliki keterampilan-keterampilan dan kompetensi lebih dalam menjalankan perannya.
Adapun bentuk pengawalan dalam penataan ini, kita mencanangkan beberapa program khusus bagi guru yang akan kita laksanakan bersamaan dengan Hari Guru Nasional di bulan Oktober nanti. Beberapa programnya yakni berupa;
1. Mengadakan pemilihan guru teladan dari beberapa lembaga di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid.
2. Mengadakan lomba inovasi pembelajaran atau model pembelajaran seorang guru. Dan tidak berhenti di sini, dimana pemenangnya akan kita kirim ke luar ketingkat yang lebih tinggi untuk bersaing mewakili Nurul Jadid.
3. Mengadakan pelatihan penulisan
4. Dan melaunching jurnal khusus guru yang nantinya akan kita landingkan tepat di hari guru nasional. (NakBali)