UKM Seni Musik Islami UNUJA Sabet Juara

Nurul Jadid.net- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Musik Islami, Universitas Nurul Jadid (UNUJA) kembali mendapatkan penghargaan pada acara Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW dan Haul Gus Nashih Hamid ke-24 di Pondok Pesantren An-Nadliriyyah desa Badies, Pasirian Lumajang, Sabtu (31/03/18).

Dalam lomba tersebut, Seni Musik Islami UNUJA meraih juara ke-3 dari 37 peserta se-Tapal Kuda. Setelah kemarin berhasil meraih Harapan 2 dalam lomba Seni Pentas Sholawat Al-Banjari se-Jawa Timur  di Universitas Islam Malang (UNISMA), Selasa (20/02/2018).

“Alhamdulillah, mudah-mudahan prestasi yang diraih menjadi cambuk semangat untuk terus meningkatkan prestasi ke tingkat Nasional dan Internasional,” harap M. Noer Fadli Hidayat, selaku Wakil Rektor 3 UNUJA.

Hal senada juga disampaikan oleh Subairi, Pembina UKM Seni Musik Islami UNUJA, “Kami akan terus melakukan perbaikan dan pengembangan skill anggota, agar prestasi ini bisa meningkat,” paparnya. Selain itu, ia menambahkan, Ini semua berkat jerih payah dan latihan keras semua anggota, dan dukungan dari Kang Mas Fadli, sapaan akrab Wakil Rektor 3 UNUJA. (Ing.jawa)

Perkuat Struktur Organisasi, CSNU Gelar RAKERNAS KE-2

NurulJadid.net- Computer Society Of Nahdlatul Ulama (CSNU) mengadakan Rapat Kerja Nasional ke 2 pada hari Sabtu 31/03/2018 di Aula Fak. teknik Universitas Nurul Jadid (UNUJA). Acara ini mengusung tema “Penguatan Struktur Organisasi CSNU, Menuju NU Global Berkeadaban”.

Setidaknya terdapat dua agenda yang akan dibicarakan dalam Rakernas tersebut, yang pertama adalah pembacaan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ). Sedangkan agenda kedua, adalah, pemilihan kepengurusan CSNU yang baru, periode 2018-2019.

Dalam sambutannya Rektor Universitas Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid, M. Ag,  menyampaikan, bahwa ditengah arus persaingan globalisasi, CSNU akan dihadapkan dengan banyak tantangan besar. Sehingga evaluasi secara berkala perlu terus dilakukan. Demi tercapainya tujuan diberdirikannya CSNU, dalam penguatan Kualitas Kampus  Informatika, berbasis Tridarma Perguruan Tinggi.

“Keterampilan yang perlu ditanamkan oleh Perguruan Tinggi adalah dalam menghadapi persaingan era Global, 4C; Pertama Communication, kedua Collaboration, ketiga Critical Thinking dan Problem Solving, keempat Creativity and Innovation, jika hal ini bisa kita lakukan, Insya Allah Kita bisa melahirkan lulusan yang berkualitas, ” Ungkap KH. Hamid, sapaan akrab beliau.

CSNU sendiri merupakan asosiasi perguruan tinggi Informatika yang berada Di bawah naungan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama. Hadir dalam acara ini Rektor Universitas Nurul Jadid KH. Abdul Hamid Wahid, Dekan Fakultas Teknik Informatika ITS Surabaya, Dr. Agus Zainal Arifin, M. Kom,  dan seluruh perwakilan Perguruan Tinggi Informatika yang tergabung dalam CSNU serta para Wakil Rektor dan para Dekan UNUJA. (Adel/Sj)

Menunggu Adzan Maghrib, Santri Manfaatkan Baca Al-Quran

Nurul Jadid.net- Sabtu (31/03/2018) pukul 17.15 WIB seruan adzan Maghrib belum terdengar kala itu. Santriwati Wilayah Zaid Bin Tsabit (K) Putri pondok pesantren Nurul Jadid sudah berdatangan ke Musholla Al-Wafiyah. Lengkap dengan peralatan Ubudiyah-nya, santriwati mulai mengambil shaf sholat maghrib dengan sajadah masing-masing. Sambil mengunggu adzan, para santri manfaatkan untuk mengaji Al-Qur’an.

Mengaji sebelum maghrib ini bertujuan untuk meningkatkan bacaan Al-qur’an santri di luar pembinaan Al-Qur’an. “Dengan selalu mengaji dan mengevaluasi setiap hari, bacaan Al-Qur’an santri akan semakin baik, Insya Allah,” ungkap Faridatul Jannah pengurus Qur’an Furudhul ‘Ainiyah (QFA) santri.

“Al-Qur’an yang digunakan itu yang besar, kami wajibkan bagi santri yang masih berstatus Tahsinul Qiro’ah,” serunya sambil tersenyum. Pengurus yang masih siswi MANJ tersebut juga menambahkan bahwa, pengurus juga menyediakan Blangko pegangan santri. Ada kolom untuk mengaji Individu, sorogan, pembinaan Al-Qur’an ba’da (setelah.red) Maghrib dan qobla (sebelum.red) Subuh serta hal lain yang berkaitan dengan Al-Qur’an Santri.

Pengurus ataupun santri yang sudah bagus bacaan al-Qur’an ditugaskan untuk menyimak bacaan santri. Hal ini juga membantu pembina untuk lebih intensif mengontrol bacaan Al-Qur’an kelompoknya. Seperti yang dilakukan salah satu pengurus Ubudiyah bernama Ismatul Maula, “Saya menjadi pembina ba’da maghrib kelompok A2, dan bekerjasama dengan pembina qobla subuh untuk menyimak bacaan Al-Qur’an kelompok kami,” ungkapnya. “Setelah membaca, santri juga harus meminta tanda tangan kami untuk mengisi kolom mengaji individunya,” ujarnya.

Kegiatan yang bisa meningkatkan bacaan Al-Qur’an santri terus dilakukan di Wilayah K ini. Dan setelah adzan dikumandangkan, barulah santri siap di shaf (baris.red)masing-masing untuk melaksanakan sholat Maghrib berjama’ah. (Aisyatul Azizah/Sj)

Ta’aruf Budaya dan Bahasa Turki di PP.Nurul Jadid

NurulJadid.net- Seminar Turki bertema “Ta’aruf Budaya dan Bahasa Turki“ diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) Nurul Jadid. Seminar yang bertempat di Aula MANJ tersebut berjalan dengan khitmat pada Jum’at (30/03/2018).

Kegiatan yang dimulai sejak pukul 09.00-11.30 WIB diawali acara seremonial dan berlanjut pada  acara inti  yaitu Seminar Turki. Tujuan dari seminar itu  ialah, “Menumbuhkan kebahasaan peserta didik LPBA dengan bahasa-bahasa lain seperti bahasa Turki dan Perancis,” tutur Inayatur Rohman selaku ketua panitia.

Peseta yang mengahadiri acara itu disuguhkan dengan bazar buku yang dikarang langsung oleh pemateri. Semisal Seribu Warna Turkiye dan Turki yang Tak Kalian Kenal, yang di jual dengan harga standar.

Acara tersebut dihadiri oleh KH. Moh. Fayyadl, M.Phil, KH. Rabbani Imdad, dan beberapa dosen Universiats Nurul Jadid. Peserta yang hadir pun bukan hanya santri PP.Nurul Jadid tetapi peminat dari luar juga banyak. KH. M. Fayad, M.Phil selaku direktur LPBA memberikan pengantar dalam sambutanya, “LPBA akan menjadi koordinator bahasa di seluruh PP. Nurul Jadid,“ tutur beliau.

Bernando J Sujibto adalah alumni dari Universitas Selcuk, Konya, Turki yang didatangkan sebagai penyaji pada seminar Turki tersebut. Orang asli Sumenep itu mengaku bahwa dirinya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya di Universitas Turki. Tidak hanya kulia saja, beliau di Turki juga mengikuti berbagai organisasi dan mengarang buku juga beliau tekuni.

Banyak hal yang diulas oleh pemateri seperti halnya, “Mencintai tanah air itu sebagian dari iman,” tutur pemateri. Itu adalah salah satu kebanggaan orang turki, karena orang turki sangat menghargai dan berpegang teguh pada Allah, negara, dan bendera.

Sebelum acara berakhir penyaji membacakan sebuah puisi yang berjudul Untuk Perempuan Laut Hitam dalam bahasa Indonesia dan dilanjutkan dengan bahasa Turki. Selesainya, direktur LPBA KH. M.Fayad, M.Phil memberian cinderamata kepada penyaji dan pembanding sebagai ungkapan terimakasih karena telah meluangkan waktunya untuk acara Seminar Turki. (Wiwin Ariyanti/Sj)

Diskusi Panel Lestarikan Tradisi Salafussholeh Santri AL-Lathifiyah Adakan Bahtsul Masail

Nuruljadid.net – Pendidikan Ma’had Aly adakan diskusi panel, Kamis (30/03/2018) di Musholla putri Al-lathifiyah PP. Nurul Jadid. Diskusi panel diadakan rutin tiap malam sabtu pukul 22:22 sampai 24:00 setelah kegiatan belajar mengajar (KBM) santri.

Peserta terdiri semua Marhalah dari I’dadiyah dan Ma’had Aly putri. Khofifah dan Nada Aini Rohmah menjadi penyaji, Wizarotul Hamidah bertugas sebagai moderator.

Tema dalam diskusi kali ini adalah mengenai haji. Ustadz Hasan Bisri dan Ustadz Sulianto menjadi mushohih, didampingi oleh pembina masing-masing marhalah.

Tujuan diskusi ini ialah untuk melestarikan tradisi salafussholeh, melatih dan mengembangkan hukum, tidak hanya memahami fiqih secara kontekstual. Belajar berargumen berdasarkan refrensi kitab fiqih. “Kitab yang menjadi rujukan adalah kitab syarkowi, al-bajuri, takrirotus sadidah dan kitab-kitab lainnya”. Tutur Ustadzah Fatim selaku pembina marhalah I’dadiyah.

Diakhir diskusi mushohih memberikan arahan-arahan dan menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan permasalahan-permasalahan yang muncul disertai dalil-dalil pendukung. Kemudian diskusi ditutup dengan pembacaan do’a bersama. (Ulfa Nurul Jannah, SJ)

Saling Maaf Memaafkan Dari Kelas Akhir

Nurul Jadid.net– kemarin malam, (29/03/2018) di Wilayah Az-Zainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid puteri melaksanakan kegiatan pra perpisahan kelas akhir, yaitu kegiatan maaf memafkan antar kelas akhir di semua tingkat, baik SLTP dan SLTA. Kegiatan ini termasuk dari  kegiatan tahunan santri yang dibawahi oleh organisasi santri intra Az-Zainiyah (ORIZA).

Dalam kegiatan ini, semua peserta kelas akhir mengikuti dengan antusias. Karena bertujuan untuk menjalin lebih erat tali silaturrahim sekaligus meminta maaf kepada semua siswi kelas akhir antar tingkatan.

Siswi kelas akhir di wilayah Az-Zainiyah terhitung Sebanyak 230 siswi, diantaranya terdiri dari 156 siswi tingkat SLTA dan sisanya tingkat SLTP.

Sebelum dimulai acara saling memaafkan antar kelas akhir, Seluruh siswi berkumpul di mushollah Az-Zainiyah, untuk mengawali kegiatan dengan istighosah akbar.

Kegiatan maaf memaafkan ini tidak hanya mencakup antar kelas akhir saja, tetapi juga saling minta maaf kepada adik tingkatannya. Dimulai dari daerah A, B, C,D,E,F,G,H,I,J dan berakhir di daerah K. (Milatun Fadliyani,SJ)

Tingkatkan Kreatifitas Santri, Wilayah Zaid Bin Stabit Adakan Pengembangan Minat dan Bakat

NurulJadid.net- Wilayah Zaid Bin Tsabit (K) PP. Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo terus berupaya meningkatkan minat dan bakat santri. Peningkatan minat bakat santri ini, dilaksanakan setiap hari Jum’at dari Jam 13.00 WIB hingga 16.00 WIB. Hari Jum’at dipilih agar santri bisa mengisi kekosongan kegiatan pesantren dengan hal yang positif.

Koordinator kegiatan bakat dan Minat Ustadzah Iftitahurrahman mengatakan,  melalui kegiatan ini bakat santri dapat disalurkan dan dikembangkan. “Siapa tau kegiatan ini kelak bermanfaat ketika para santri kembali ke Masyarakat”, jelasnya.

Ada 4 bakat minat yang dikembangkan, ada keterampilan tangan, hadrah, kaligrafi, dan  Qiro’ah. “Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan para santri bisa memiliki keahlian dan keterampilan khusus selain ilmu agama yang dipelajari di pesantren,” tandas Ustadza semester akhir ini.

Sementara itu, Ustadzah Windi Budianti saat ditemui disela-sela kesibukannya mengungkapkan apresiasinya terhadap kegiatan ini. “Sebagai pembina kegiatan minat bakat santri, saya sangat mendukung kegiatan ini“, jelasnya dengan nada bersemangat.

“Selain ngaji, salut buat santri yang semangat dalam melatih diri untuk selalu berkreasi, kami akan selalu mendampingi”, ungkap Ustadza yang sudah punya dua orang putra dan putri ini. (Aisyatul Azizah, SJ)

sambutan K. Muhammad Imdad Robbani

Dengan 2 Modal Utama, Kuasai Banyak Bahasa

nuruljadid.net – Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, K. Muhammad Imdad Robbani turut hadir dalam kegiatan seminar yang diadakan oleh Lembaga Pendidikan Bahasa Asing di Aula MA Nurul Jadid.

Seminar yang bertemakan (“Ta’aruf Budaya & Bahasa Turki”) tersebut, beliau menyampaikan apresiasi kepada LPBA dan juga mendorong argumen Direktur LPBA, K. Muhammad Alfayyad untuk menjadikan Bahasa Inggris dan Arab menjadi bahasa yang wajib dikuasai oleh peserta didik.

“Kita berharap kedepannya LPBA ini semakin bertambah baik,  bertambah barokah dan juga kedepannya semoga Bahasa Arab dan Inggris ini menjadi materi wajib untuk siswa didik LPBA,”ungkap Beliau yang juga menjabat sebagai Kepala Biro Kepesantren PP. Nurul Jadid.

Dalam sambutannya, beliau juga mengungkapkan bahwa Bahasa Inggris dan Arab merupakan hal yang wajib diketahui terlebih dahulu sebelum menelaah bahasa asing lainnya contohnya seperti Bahasa Turki.

“paling tidak dalam jangka waktu ini kita bersikap serius dalam menggarap bahasa arab dan inggris. karena Bahasa Inggris dan Arab itu merupakan bahasa dasar untuk mengembangkan bahasa – bahasa selanjutnya,” tutur beliau, Jumat(30/03/2018).

Mengenai  Negara turki beliau menjelaskan bahwa masih ada tali persaudaraan antara Negara Turki dengan negara indonesia.

“Jadi, sebenarnya dalam seminar kali ini, kita mengenal budaya dan bahasa saudara kita sendiri yang tinggal di perbatasan benua eropa dan asia,” imbuh beliau dengan penuh gembira.

Selain itu, beliau merekomendasikan kepada LPBA untuk mengadakan seminar – seminar bahasa negara asing lainnya terutama kepada negara – negara islam.

“kedepannya kalau boleh usul bukan hanya bahasa turki mungkin contohnya seperti budaya dan bahasa persia  yang intinya itu mengenai budaya – budaya islam, baru setelah itu bisa dilanjutkan dengan bahasa – bahasa barat seperti bahasa yunani, jerman atau bahasa yang menjadi dasar dari budaya modern yang sedang kita alami ini,”harap beliau.

Diakhir sambutan, beliau memberikan sedikit motivasi kepada siswa LPBA dan peserta seminar

Apa yang kita lakukan ini barulah langkah awal dimana kita jika mau berjalan sebanyak seribu langkah maka kita harus melalui langkah awal terlebih dahulu. jadi tetap semangat dalam berproses serta tekun mengikuti  seminar – seminar seperti ini.(AHMAD)

sambutan K. Muhammad Alfayyadl

Muhammad Alfayyadl; Bahasa Inggris dan Arab Materi Wajib Siswa Didik LPBA

nuruljadid.net –  Seminar yang diadakan oleh Lembaga Pendidikan Bahasa Asing (LPBA) tersebut dihadiri oleh direktur LPBA, K. Muhammad Alfayyad dalam seminar yang bertempat di  Aula MA Nurul Jadid tersebut beliau mewarnainya dengan sambutan.

Diawal sambutan, beliau menyampaikan rancangan program kedepannya bahwa LPBA akan mengkoordinasi seluruh kegiatan bahasa asing yang ada di PP. Nurul Jadid Dan juga beliau menjelaskan secara gamblang akan sorongan LPBA membuka program bahasa turki.

“Alasan kita memilih bahasa turki sebagai program baru di LPBA itu didorong oleh keinginan kita untuk kedepannya menjadikan  bahasa asing di PP. Nurul Jadid semakin marak dan insya allah nantinya LPBA akan berubah sedikit dari Lembaga Pendidikan Bahasa Asing Menjadi Lembaga Pendidikan Bahasa-Bahasa Asing,” tutur beliau. Jum’at (30/3/2018).

Dalam seminar Turki bertemakan (“Ta’aruf Budaya & Bahasa Turki”) tersebut, beliau juga  mengimbuhkan bahwa bahasa turki dilihat jika dilihat dari statistik kebahasaan orang yang belajar bahasa turki tidak sedikit dan terhambur didunia. “Kita memilih bahasa turki karena negara turki dulu  berasal dari sebuah bangsa besar dan sampai sekarang pun tetap menjadi bangsa yang tidak kalah penting,”imbuh beliau.

Selain itu, Ra Fayyad (sebutan akrab K. Muhammad Alfayyad) menuturkan bahwa kedepannya pembelajaran Bahasa Inggris dan Arab akan menjadi materi wajib bagi siswa didik LPBA. Diakhir sambutan beliau berpesan kepada Penyaji seminar tersebut, Bernando J Sujibto untuk memperkenalkan peserta seminar akan Bahasa dan Budaya Negara Turki.(AHMAD)

Jaga Kesehatan, Santri Wilayah Al-Lathifiyah Minum Jamu Massal

Nurul Jadid.NetPembiasaan minum jamu setiap hari jumat di Wilayah Al-Lathifiyah membuat geger sebagian santri (30/03/2017). Sebagaimana sosialisasi Devisi Kesehatan, “Ibu penjual jamu langganan santri kian jarang berkunjung ke dalam Pesantren.”

Di lain sisi pemberlakuan itu juga merupakan  anjuran pemangku Wilayah. Akhirnya Devisi Kesehatan memilih untuk mempertegas, dan menjadikan minum jamu sebagai kegiatan rutin Wilayah Al-Lathifiyah menjelang hari jumat.

Jamu yang dikonsumsi para santri pun adalah hasil racikan sendiri. Bahan-bahanya terdiri dari rempah-rempah yang mudah dijangkau serta ekonomis. Dengan memilih daun sirih dan kunyit lalu diolah menggunakan air hangat.

Pemberlakuan ini disambut baik kalangan santri, “Jamu merupakan minuman yang pahit namun memiliki manfaat yang sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh, diantaranya santri terjaga kesehatannya, menghilangkan bau badan serta reproduksi menjadi bersih,” tutur Supiati.

Namun walaupun telah diadakan sosialisasi manfaat oleh Devisi Kesehatan, tidak jarang sebagian santri masih takut untuk meminum jamu. Hal itu diperlihatkan ketika salah seorang santri meminum jamu yang diselangi dengan es cream.

Karena minum jamu telah dijadikan kegiatan wajib Wilayah, salah seorang Pengurus, Ita Wati mengatakan, “Bagi santri yang tidak mau dijamu yang akan ada sangsi khusus yang telah disiapkan oleh pengurus,” ungkapnya seraya mengapsen santri. (Ulfa Nurul Jannah, Sj)

Eksploitasi Bahasa, LPBA Adakan Seminar “Taaruf Budaya & Bahasa Turki”

Eksploitasi Bahasa, LPBA Adakan Seminar “Taaruf Budaya & Bahasa Turki”

nuruljadid.net – Dibawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Lembaga Pengembangan Bahasa (LPBA) mengadakan Seminar  Turki yang bertemakan “Ta’aruf Budaya & Bahasa Turki ” adapun penyaji dalam  seminar yang bertempat di Aula MA Nurul Jadid tersebut ialah Bernando J Sujibto.

Selain Siswa Didik LPBA dan para peserta seminar, turut menyemarakkan dan mensukseskan acara kali ini juga dihadiri direktur LPBA, K. Muhammad Al-fayyad,  Ketua Biro Kepesantrenan, K. Muhammad Imdad Rabbani.

Salah satu dari perwakilan pengurus LPBA menjelaskan secara eksplisit bahwa arah haluan dari diadakannya kegiatan seminar turki tersebut tidak lain adalah untuk mengenalkan santri PP. Nurul jadid khususnya kepada siswa didik LPBA akan Bahasa dan Budaya turki.

“tujuan dari didakannya seminar ini ialah untuk menemukan dan mengeksplorasi bahasa turki kepada para santri PP. Nurul Jadid terutama kepada siswa didik LPBA,”ucapnya. Jum’at (30/3/2018).

Ditempat yang sama, K. Muhammad Alfayyad menjelaskan beberpa hal yang mendorong LPBA untuk membuka Program bahasa Turki.

“Alasan kita memilih bahasa turki sebagai program baru di LPBA itu didorong oleh keinginan kita untuk kedepannya menjadikan  bahasa asing di PP. Nurul Jadid semakin marak dan insya allah nantinya LPBA akan berubah sedikit dari Lembaga Pendidikan Bahasa Asing Menjadi Lembaga Pendidikan Bahasa-Bahasa Asing,” tutur beliau dengan penuh ekspektasi.

Selain dari itu, K. Muhammad Imdad Robbani merekomendasikan kepada LPBA untuk mengadakan seminar – seminar bahasa negara asing yang lainnya terutama kepada negara – negara islam.

“kedepannya kalau boleh usul bukan hanya bahasa turki mungkin contohnya seperti budaya dan bahasa persia  yang intinya itu mengenai budaya – budaya islam, baru setelah itu bisa dilanjutkan dengan bahasa – bahasa barat seperti bahasa yunani, jerman atau bahasa yang menjadi dasar dari budaya modern yang sedang kita alami ini,”harap beliau.(AHMAD)

Dua Kali Juara POMAS Catat Sejarah Bulan Lomba Harlah

Nurul Jadid.Net-  Tim Bola Voli Pondok Mahasiswa (POMAS) Universitas Nurul Jadid (UNUJA) kembali menorehkan juara yang kedua kalinya setelah mengalahkan asrama SMA Nurul Jadid program Unggulan di lapangan raya PP. Nurul Jadid pada Bulan lomba Haul dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid ke-69, Jum’at (30/03/18).

Kemenangan sebelumnya pada Bulan lomba Haul dan Harlah ke-68 dengan lawan yang sama, yakni tim asrama SMA Nurul Jadid program unggulan.

Badrus Sholeh, selaku ketua Musyrif POMAS UNUJA mengapresiasi atas kemenangan ini dan optimis untuk bisa mempertahankan juara selanjutnya, “Jangan berbangga diri, karena meraih juara lebih mudah dari pada mempertahankan,” ucapnya ketika di wawancarai.

Sementara ketua POMAS, Achmad Fawaid menilai perlombaan Bola Voli tidak hanya sekedar hiburan, melainkan untuk kebugaran dan kesehatan. “Maka upaya  yang mendorong untuk sehat perlu di galakkan,” tuturnya.

Pelaksanaan lomba tersebut dalam rangka peringatan Haul dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid ke-69 tahun, yang akan dilaksanakan pada, Minggu (15/04/18). (Alfin, SJ)

sambutan Kh. Malthuf Siraj dalam kegiatan wisudawati 30 Juz RQ STIFIn Al Mawaddah

Pelantikan Wisudawati Almawaddah, Ini Tips Menghafal Dan Mempertahankan Hafalan Al-Qur’an

nuruljadid.net – Kegiatan pelantikan yang diadakan oleh Program Qur’an STIFIn yang bertempat diwilayah Al mawaddah tersebut dihadiri oleh Pemangku Wilayah Al Jalaluddin Ar-rumi,  KH. Malthuf Siraj dalam pelantikan yang pertama kalinya tersebut beliau turut mewarnai lewat sambutannya.

Tidak banyak apa yang beliau sampaikan dalam kegiatan tersebut, salah satunya ialah dengan menyampaikan selamat kepada para wisudawati yang telah berhasil menghafal al-qur’an 30 juz dan turut pula kepada para wali santri.

“Tentunya rasa bangga meliputi walisantri dari para santri tahfidz yang baru di wisuda di moment ini. semoga santri yang diwisuda nanti itu akan menjadi pencerah ditengah masyarakat,” tutur beliau dengan penuh hendak. Kamis(29/3/2018).

Lain dari pada itu, sebagai seorang Pemangku Wilayah Jalaluddin Ar-rumi beliau memberikan sedikit metodologi mempertahankan hafalan al-qur’an kepada para wisudawati .

“Kepada para santri putri yang telah diwisuda untuk tidak berhenti sampai disini, karena tugas kalian sekarang adalah mempertahankan hafalan al-qur’an. adapun cara mempertahankannya ialah dengan terus mengulang – dan mengulang setiap ayat yang dihafal karena mengahafal adalah kunci dari hafalan dan mempertahankannya,”. Tegas beliau dalam sambutannya.

Selain itu,  beliau juga menambahkan kepada para wisudawati untuk tidak mandek hanya dalam menghafal tapi mengembangkannya dengan belajar tafsir al’qur’an.

Di akhir sambutannya beliau menyampaikan apresiasinya kepada para walisantri wisudawati karena telah menjadi motivator dengan mendorong mereka menjadi seorang yang mulia karena telah menghafal al-qur’an 30 juz.

Penulis : AHMAD

Editor : Muhammad Nuris

Tahsinul Qiro’ah Ke XII Pacu Diklat Santri Siap Hadapi Tashhih Terbuka

Nurul Jadid.net – Kamis, (29/03/2018). Wilayah Zaid Bin Tsabit (K) melaksanakan Diklat. Acara tersebut bertujuan untuk menggodok peserta Tahsinul Qiro’ah sebelum menghadapi evaluasi akbar Tasshih Terbuka Tahsinul Qiro’ah ke XII.

Kegiatan ini dilaksanakan mingguan setiap malam selasa dan jum’at. Kegiatan sudah berjalan sejak 13 Maret 2018. Sampai saat ini diklat sudah berjalan selama 6 kali pertemuan.
Selain diklat mingguan diatas, peserta juga mengikuti diklat pembinaan Al-Qur’an Qobla Subuh dan Ba’da Maghrib. Dalam praktiknya pun hampir sama, kelompok besar pada diklat mingguan tersebut dibagi lagi menjadi bagian-bagian kelompok kecil. Total ada 14 kelompok dengan kisaran 7-8 peserta tiap kelompoknya.

Dari kelompok besar dikelompokkan lagi menjadi beberapa kelompok berjenjang sesuai kemampuan. Dimulai dari kelompok tertinggi A sampai kelompok paling bawah yaitu D. Bukan hanya kemampuan yang menjadi dasar tapi bacaan Al-Qur’an dan materinya pun sesuai tingkatan. Dalam kelompok tersebut akan dipilih kelompok terbaik.

“Kami juga menyediakan Tim penilai yang nantinya juga akan menentukan kelompok terbaik Diklat, dan terbaik Personal”. Ungkap Siti Nur Aminah sebagai pengurus diklat. Semua peserta dituntut untuk serius dalam mengikuti diklat ini.

“Intinya semua peserta harus berlomba-lomba dalam mengikuti diklat ini”. Imbuh Siti Nur Aminah. Tasshih Terbuka Tahsinul Qiro’ah ke XII dijadwalkan pada tanggal 04 Mei 2018.

“Tepat tanggal 04 Mei 2018 nanti, semua peserta Tahsinul Qiro’ah akan mengikuti Tasshih Terbuka Tahsinul Qiro’ah ke XII”. Ungkap Ustadzah Ula Nalurita Kepala Wilayah K putri.

Suksesnya diklat tersebut bisa diukur dari suksesnya Tashhih Terbuka Tahsinul Qiro’ah ke XII bulan Mei nanti. Diklat dijadwalkan selama satu jam dari jam 20.00 sampai 21.00 WIB.

Penulis : Aisyatul Azizah, SJ

Editor : Muhammad Nuris

Majelisan, Ajang Evaluasi Hafalan Al-Qur’an Santri

Nurul Jadid.net – Untuk meningkatkan keilmuan santri bidang Hafidzul Qur’an. Wilayah Zaid Bin Tsabit (K) putri menggelar majelisan (evaluasi hafalan Alqur’an. Red). Kamis (29/03/2018).

Kegiatan ini dilaksanakan di Musholla Al-Wafiyah PP. Nurul Jadid. Bertindak sebagai penguji adalah Ustadz Supriyadi, Qori’ senior dan Ustadz Bahtiar Hufaidzi Direktur Tahfidzul Qur’an Zabitsa putri, beliau berdua Hafidz Qur’an lulusan PP. Nurul Jadid. Antusias peserta terlihat begitu tinggi dan semangat.

“saya sudah mengikuti fokus pra majelis selama 2 minggu untuk menyiapkan ini, semangat!”, tutur Muslimatur Rodhiyah, salahsatu peserta baru di kegiatan tersebut.

Koordinator Tahfidzul Qur’an Salimatun Nafiyah menyampaikan bahwa Evaluasi Al-Qur’an ini pertama kali dilaksanakan di Nurul Jadid. “bernama majelisan, dan sebagian peserta sudah mengikuti evaluasi ini”, tutur beliau. Selain untuk mengevaluasi, sistem majelisan ini juga bertujuan memperkuat hafalan Al-Qur’an santri, “dalam satu bulan ada sekitar 3-4 santri yang mengikuti ini, dimulai dari Juz 1-5, 1-10, 1-15 dan seterusnya, wajib kelipatan 5, baru setelahnya bisa melanjutkan hafalannya”, lanjut beliau.

Peserta diharuskan membaca perolehan hafalan dalam satu kali duduk. Selain penguji, peserta lain juga menyimak bacaan peserta majelisan. “evaluasi ini akan diulang jika nilai dari Penguji rendah dalam artian masih perlu pengulangan”, sambung koodinator Tahfidzul Qur’an tersebut.

Majelisan yang dimulai dari pukul 08.00 WIB berakhir sekitar pukul 11.00 WIB pagi tadi (29/03/2018). Tidak berakhir disini, majelisan ini akan terus berlanjut dan dilaksanakan secara rutin. “minggu depan giliran saya, majelisan Juz 1-15, Insyaallah”, sambut Izza Malika, salahsatu peserta majelisan.

Penulis : Aisyatul Azizah, SJ

Editor : Muhammad Nuris