Dua Bintang Mahasiswa Fotografi Universitas Nurul Jadid

nuruljadid.net – Dua mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Agama Islam Universitas Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo raih juara fotografi.

Dalam lomba yang diadakan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Institut Agama Islam Negeri Jember, Sabtu (4/5/2019) lalu.

Agus Miftahurrahman, prodi KPI semester 2 meraih juara 1 fotografi. Dan Muliatin Nikmah prodi KPI semester 2 meraih juara 2 lomba fotografi.

Menurut Agus, juara yang di raih tidak pernah terfikirkan sebelumnya. Karena ke ikut sertaannya dalam lomba tersebut, pada awalnya hanya ingin berpartisipasi memeriahkan acara yang digelar oleh HMPS KPI IAIN Jember.

“Saya mengetahui adanya acara tersebut jadi tergerakkan untuk ikut serta memeriahkannya. Ternyata ada teman saya se-prodi yang juga mau ikut, maka saya langsung urus pengumpulan foto dan pembayarannya hari itu juga”, katanya.

Hal senada di samapikan juga Muliatin, tidak terfikirkan sebelumnya, karyanya akan mendapatkan penghargaan di acara tersebut. “Saya sih tidak kepikiran akan juara. Saya hanya ikut dan tiba-tiba ketika saya dalam perjalanan ke Banyuwangi, mendapatkan pemberitahuan bahwa foto yang saya ikutkan itu mendapatkan juara 2. Ya, sudah saya langsung mampir ke Jember sepulang acara di Banyuwangi”, jelasnya.

Penulis : Rachmad (SJ)
Editor : Rizky H.T.

Kegiatan Training Of Trainer, Tingkatkan Kualitas Kebahasaan

nuruljadid.net – Biro Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid Putri, bersama Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) mengadakan kegiatan Training Of Trainer (TOT). Dalam rangka meningkatkan kualitas kebahasaan, bertempat di Aula mini Universitas Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Rabu malam, (08/05/19).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh, Wakil Kepala Pesantren II Ny. Hanunah Nafi’iah, dan Wakil Biro Pendidikan Ny. Shofiyah Nur Chotim. Kemudian hadir juga Dewan suroh LPBA putri Ny. Ummi Haniah, dan Direktur LPBA K. Muhammad Al Fayyadl.

Dalam sambutanya, Direktur LPBA K. Muhammad Al Fayyadl, mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas berbicara, dan menulis dalam berbahasa. “The purpose of this agenda is to improve your skill in writing as well speaking,” (Ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kita, baik secara tertulis maupun berbicara), tuturnya.

Untuk itu, keterampilan dalam menulis harus terus di tingkatkan lagi. Karena menulis harus terstruktur, berbeda dengan berbicara. “I hope it will give you something important, especially in training your writing skill. For speaking is spontaneous, while writing need to be reflected,” (saya harap ini akan memberi Anda sesuatu terutama, secara tertulis. Karena kalau berbicara bisa refleks, tetapi tulisan harus terstruktur), lanjut beliau.

Kegitan Training Of Trainer (TOT) akan berlangsung selama 3 hari berturut-turut. Dengan rangkaiaan kegiatan meliputi, Understanding Speaking (memahami berbicara), Grammar Analysis (analisis tata bahasa), and Practice (praktek).

Penulis : Jamilatunnisa’ (SJ)
Editor : Rizky H.T.

Bina Kemandirian, Murid MINM Adakan Kemah Santri Ramadhan

nuruljadid.net.-Ramadhan tak dibiarkan berlalu tanpa kesan. Tak hanya di isi kegiatan keagamaan semata, namun ramadan bisa juga di isi dengan kegiatan-kegiatan lainya, yakni bina mental di usia dini, kemandirian dan lainnya. Seperti yang dilakukan oleh Madrasah Ibtidaiyah Nurul Mun’im (NINIM), lembaga tersebut menggelar Kemah Santri Ramadan di mulai Rabu (08/5/19).

Kemah Santri Ramadhan 1440 H akan dilaksanakan selama tiga hari mulai hari rabu, kamis dan jumat bertempat di
Perkemahan MI Nurul Mun’im yang di ikuti sebanyak 206 murid.

“Melaksakan agenda Pondok Ramadan serta Melatih kemandirian murid serta menumbuhkan rasa keberanian dan konfidensi, walaupun sedang berpuasa,” ungkap ketua panitia Syukron Rudianto, SH

KSR akan dilaksanakan selama 3 hari rabu, kamis dan jum’at, dikemas dalam bentuk perkemahan,”sambungnya.

 

Pewarta : PM

Industri Garmen Nurul Jadid Berhasil Memperkerjakan 90% Masyarakat Sekitar Pesantren

nuruljadid.net.-Industri garmen di Pondok Pesantren Nurul Jadid yang bertempat di Gedung SMKNJ, saban harinya terus mengalami perkembangan yang meningkat, sejak di berdirikan pada bulan November 2016.

Garmen ini di dirikan oleh Pesantren bertujuan untuk menyediakan kebutuhan sandang Pesantren. Juga sebagai media komunikasi dengan alumni yang mempunyai ketersmpilan jahit menjahit sebagai upaya meningkatkan ekonominya, serta produksi agar mampu memenuhi kebutuhan pasar. Spirit itulah yang melatarbelakangi adanya garmen di Pesantren,” Ungkap Ustadz Hasan Basuni, Kepala Unit Usaha Garmen Nurul Jadid.

Sedangkan para pekerjanya 90 % dari beberapa desa sekitar diantaranya, Desa Karanganyar, Kalikajar, Kotaanyar, Kraksaan.
Para pekerja masuk setiap harinya mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 16. 00 WIB.

“ada beberapa tim ahli yang kerja di garmen NJ, pekerja kasarnya meliputi masyarakat sekitar. Mereka kita rekrut untuk memberikan lapangan pekerjaan, agar bisa dapat penghasilan setiap harinya,” ujar Ustadz Memed.

Dengan adanya garmen ini diharapkan pesantren mampu menyediakan sandang santri sebanyak 30 ribu pcs. Dan mampu memberikan sumbangsih terhadap kebutuhan-kebutuhan Pesantren, terutama berkait dengan pengadaan sandang tersebut. Juga garmen ini di jadikan sebagai laboratorium untuk praktik santri yang mempunyai keinginan untuk mengasah skilnya berkait tata busana,” kata Ustadz Agus Staf Bagian Perencanaan dan SDM bidang usaha.

Pewarta : PM

Masyarakat Sekitar Pesantren Antusias Berbelanja Di Bazar Takjil Murah

nuruljadid.net.-Bazar takjil murah Pesantren Nurul Jadid bertempat di halaman SMPNJ putra, Senin (06/05/2019). Kegiatan tersebut diadakan di samping memberikan pelayanan terhadap santri dan membantu masyarakat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Bazar hari kedua, sekitar pukul 16. 00 WIB, masyarakat sekitar Pesantren mulai banyak berkunjung setelah mendapat informasi terkait adanya bazar murah di Pesantren.

“Kami dari masyarakat berharap, bazar takjil agar di adakan setiap tahun, sehingga nampak sekali keinginan pesantren untuk mensejahterakan masyarakat sekitar,” ujar bapak Muslehuddin Jauhari.

Dia mengaku bahagia melihat antusiasme masyarakat mendatangi bazar murah yang diadakan Pesantren.
“Bagaimana tidak, dalam acara tersebut, masyarakat ekonomi lemah dapat membeli minuman, gorengan, bubur dan bakso seharga Rp 1000- Rp 3500,” ucap Ustadz Musleh

“Kami (panitia) sengaja menyiapkan sebanyak beberapa minunan dan makanan yang di jual. Disamping melayani santri dan melayani masyarakat” ungkap Ustadz Fathollatif Kabid Wilayah

Acara bazar murah memang menjadi salah satu program unggulan kegiatan semarak ramadan. Program tersebut sengaja dihadirkan untuk melayani santri dan membantu masyarakat yang benar-benar membutuhkan,”sambungnya.

Pewarta : PM

Metode Cepat Pahami Ilmu Alat

Metode Cepat Pahami Ilmu Alat

nuruljadid.net – Selain terkenal dengan Pondok Tahfidz Wilayah Al-Mawaddah juga mempunyai beberapa program unggulan salah satunya adalah program kitab. Program Intensif Kajian Kitab (PIKK) wilayah Al-Mawaddah sebelumnya menggunakan metode Al-miftah lil’ulum sidogiri. Seiring berkembangnya pembelajaran ilmu nahwu akhirnya wilayah al-mawaddah menemukan sebuah alternatif lain untuk membuat santri cepat memahami kaidah-kaidah nahwu. Kini pembelajaran al-miftah lil’ulum sidogiri beralih pada al-miftah peloso yang dikarang oleh uastad Ahmad Zarqoni.

Al-miftah peloso pembelajaranya sangat praktis dan menggunakan metode-metode yang sangat menarik dan tentunya lebih efektif baik dalam waktu pembelajaran dan juga tingkat pemahaman santri. Dalam metode ini 5 menit pembelajaran santri sudah berhasil memahami 1 bab bahkan lebih.”sebelum saya mengenal metode ini,saya selalu berfikiran bahwa ilmu alat itu sangat sulit untuk dipahami dan saya cerna dengan baik,namun setelah saya mengenal metode ini membuat menset saya bahwa ilmu nahwu adalah momok adalah salah” ujar salah seorang santri.

Dengan hadirnya metode ini daya tarik pada santri terhadap memahami ilmu Qur’an dan hadist sangat luar biasa. Jumlah santri yang mendaftar untuk mengikuti pelatihan metode al-miftah ini meningkat drastis bahkan lebih 3 kali lipat dari pelatihan al-miftah peloso Ramadhan lalu.  Karena banyaknya santri yang mendaftar akhirnya pembelajaran al-miftah ini dibagi beberapa kelas.

Santri yang mengikuti pelatihan di bulan Ramadhan lalu mengikuti kelas lanjutan yang mana hanya satu-satunya kelas ini yang beranggotakan santri putra dan putri. Dikelas lanjutan ini santri tak lagi diajarkan metode dan kaidah-kaidah nahwu akan tetapi santri diajarkan bagaimana cara diajarkan bagaimana menjadi pengajar yang baik. Satu persatu santri dikelas ini maju untuk memperotoli ayat-ayat al-qur’an yang telah ditentukan. Karena santri dikelas ini pemahaman terhadap ilmu nahwunya sudah cukup luas akhirnya tak jarang terjadi perdebatan-perdebatan sehat antar santri sehingga menciptakan suasana yang sangat seru dalam berdiskusi sehingga tak terasa memakan waktu yang cukup lama dalam beradu pendapat. (Adibah/Red)

20190506_cerita-elok-sang-hafidzoh-antara-terpaksa-orang-tua-serta-hidayah-1

Cerita Elok Sang Hafidzoh; Antara Terpaksa, Orang Tua serta Hidayah

nuruljadid.net – Elok Mar’atil Khatimah, gadis berusia 17 tahun asal Singaraja Bali, rela menghafal Al Qur’an hanya untuk menggapai keinginan Sang Abah memiliki buah hati seorang penghafal Al Qur’an (Hafidz). Walapun diawali dengan keterpaksaan.

“Yang memotivasi untuk menghafal Al Qur’an itu abah saya. Karena harapan beliau adalah memiliki anak yang hafal Al Qur’an. Diam-diam tanpa sepengetahuan saya, Abah memasukkan saya di Lembaga Tahfidz di Wilayah Al Mawaddah PP. Nurul Jadid Paiton, Probolinggo” ujar Elok (sapaan akrab Elok Mar’atil Khatimah).

“Karena terpaksa, saya menghafal Al Qur’an dengan setengah hati, hanya bermain-main saja, punya setoran ya setoran, kalau nggak ya nggak” tambah Elok.

Selain itu, motivasi lain Elok putri dari pasangan Alm. Irawan Sutirto dan Emmy Ratna Wahyuni untuk menghafal Al Qur’an adalah cerita dari sang guru tentang mahkota dan jubah kemuliaan di akhirat untuk orang tua yang memiliki seorang anak Hafidz.

“Selain Abah, hal yang memotivasi adalah cerita dari guru saya. Yaitu kelak diakhirat seorang yang hafal Al Qur’an itu akan dipanggil namanya dan maju kedepan bersama orang tuanya. Tidak cukup itu, kedua orang tuanya akan diberikan mahkota serta jubah kemuliaan yang belum pernah ada di dunia. Setelah itu sang anak membaca hafalannya, semakin banyak yang ia baca, maka semakin tinggi pula derajat yang ia gapai sampai hafalan terakhir dia dimana. Maka beruntunglah orang yang menghafal Al Qur’an 30 juz” Ujar Elok, gadis kelahiran Singaraja Bali, 05 Juli 2001 dengan mata yang berkaca-kaca.

Mengambil hikmah dari cerita tersebut, dengan penuh pertimbangan serta pemikiran yang matang Elok akhirnya memutuskan untuk mengambil cuti sekolah selama setahun lamanya tepatnya pada tahun 2017 hanya untuk menghafal Al Qur’an demi mewujudkan keinginan sang Abah. Dan keputusan Elok pun diterima dengan hati yang berbunga-bunga oleh Abahnya, Alm. Irawan Sutirto.

“Abah, saya mau menghafal Al Qur’an dalam waktu satu tahun tapi saya nggak mau sekolah bah” Saya nggak mau pulang saya nggak mau dikirm sampai saya sampai 30 juz” ujar Elok.

“Ya Allah nak, nggak usah menghafal 30 juz, 10 juz saja engkau menghafal itu sudah merupakan surga dunia bagi Abah. Itu bahagianya sudah melebihi punya pesawat, punya mobil dll, sudah lebih dari itu, kata Abah” tambah Elok dengan kucuran air mata yang tak terbendung lagi.

Singkat cerita, ketika Elok sudah mencapai hafalannya 10 Juz, ujian dari Sang Pencipta menguji keimanan dan ketulusannya dalam menghafal Al Qur’an. Sang Abah berpulang keharibaanNya dengan tersenyum.

“Ketika hafalan saya telah mencapai 10 juz dan akan mengikuti ujian akbar, tiba-tiba saya disuruh pulang. Ketika sampai di halaman rumah, saya melihat sudah banyak orang dan disitu juga ada terop. Awal saya kira ada pernikahan namun ternyata, Abah saya sudah terbaring kaku dengan senyuman diwajah beliau” cerita Elok dengan tangisan air mata yang semakin deras dan tak terbendung.

“Abah meninggal dalam keadaan tersenyum dan itulah yang menjadi alasan saya kenapa saya tidak menangis. Karena saya yakin insyaAllah Abah tenang dialam sana. Ketika beliau wafat, saya masih sempat mencium jenazah Abah dan sangat wangi padahal masih belum dimandikan. Dan itu yang membuat saya semakin yakin insyaAllah Abah tenang dialam sana” tambah gadis asal Singaraja Bali.

Selepas kepergiaan sang Abah, ketika Elok kembali beraktifitas seperti santri lainnya di Pesantren, Elok sempat terpuruk selama satu minggu lamanya dan tidak melakukan aktifitas apapun selain hanya memegang Al Qur’an. Hingga pada suatu malam, Elok memimpikan Sang Abah.

“Dan pada akhirnya dimalam itu saya tertidur dan bermimpi, Abah saya sedang ada di masjid dan mengaji juz 2 Surat Al Baqarah ayat 154. Kemudian saya terbangun dan mencari makna ayat dari surat tersebut. Dan akhirnya saya pun sadar dan ikhlas akan kepergiaan Abah” cakapnya dengan mata merah akibat menangis.

Akhirnya, dengan penuh perjuangan, rintangan serta suka duka, Elok berhasil menyelesaikan hafalan 30 juznya dengan menjadi Wisudawati Tahfidz Ekselensia Wilayah Al Mawaddah PP. Nurul Jadid (01/05/2019) lalu. Dengan dinobatkannya sebagai Hafidzah, Elok bukan malah merasakan kebahagiaan melainkan sebuah ratapan hidup karena baginya menghafal Al Qur’an adalan sebuah tamparan baginya.

20190506_cerita-elok-sang-hafidzoh-antara-terpaksa-orang-tua-serta-hidayah-2

Elok (paling kiri) menangis saat dilantunkannya Do’a Khotmil Qur’an pada acara Wisuda Perdana Tahfidz Ekselensia Wilayah Al Mawaddah. Foto: Zaky/nuruljadid.net

“Target kedepan adalah saya bisa melancarkan hafalan saya dan saya tidak hanya sekedar hafal, tapi saya paham maknanya dan yang terpenting dalah saya mengamalkan isinya karena saya menghafal Al Qur’an itu tamparan buat saya. Akhlak yang ada didalam Al Qur’an itu sangat bertolak belakang dengan akhlak saya. Tapi saya jadikan menghafal Al Qur’an itu sebagai wasilah untuk mengejar hidayah Allah” ujar Elok dengan suara terpatah-patah.

“Karena saya kalau hanya menuggu hidayah, hidayah itu nggak akan datang kalau bukan saya sendiri mengejarnya. Dan saya menghafal Al Qur’an sebagai proses hijrah saya. Saya ingin benar-benar hijarah, jadi Muslimah saja tidak cukup tapi butuh hafal Al Qur’an. Karena Al Qur’an itu adalah pedoman hidup kita” tambah Elok.

Tangisan kembali pecah ketika Elok menyampaikan ucapan terima kasih serta kerinduannya kepada Sang Abah.

“Ucapan terimakasih untuk Abah karena sudah maksa saya hafal Al Qur’an dan sudah memaksa saya untuk berada dijalan yang benar. Kalau rindu itu pasti, untuk didunia ini saja, saya tidak bisa bertemu kembali dengan abah. Tapi itu tidak membuat saya sedih, karena hidup didunia itu hanya sementara. Saat ini saya hanya bisa berjuang untuk bisa berkumpul bersama orang tua, guru dan dengan orang-orang yang saya sayang terutama bisa berkumpul dengan Rosulullah SAW kelak di akhirat” ujar Elok dengan penuh tangis.

“Setiap waktu kosong saya, saya berusaha mengisinya dengan Al Qur’an. Saya selalu memohon supaya orang tua saya, guru dan keluarga berkumpul di syurga tanpa hisab. Dan saya berharap agar setiap saya mengaji pahala bisa mengalir ke Abah agar makam Abah lebih bercahaya dan agar ada yang menemani abah disana, agar abah nggak disiksa terutama pertanggung jawaban memiliki anak perempuan. Saya ingin meringankan hisab Abah” tambahnya.

20190506_cerita-elok-sang-hafidzoh-antara-terpaksa-orang-tua-serta-hidayah-3

Elok, gadis 17 tahun asal Singaraja Bali menuntut ilmu di Wilayah Al Mawaddah. Foto: Baihaki/nuruljadid.net

Akhir, Elok akan berjuang untuk kebahagiaan sang Ummi, orang tua Elok yang ada saat ini.

“Orang tua saya yang ada saat ini adalah Ummi, bagaimana saya berjuang agar saya tidak menyusakhan Ummi. Biar saya selalu berusaha untuk membahagiakan Ummi. Saya nggak mau menyesal kedua kalinya” ujar Elok sambal mengusap air mata yang bercucuran di pipinya.

Pewarta: JN

Editor: Ponirin Mika

Di Bulan Suci Ramadhan, PNJ Di Harap Tetap Semangat Memberi Layanan Prima

nuruljadid.net.- Tidak ada kata libur masuk kantor bagi Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid pada bulan ramadan kali ini. Sebab, Pesantren memberlakukan jam masuk kerja sebagaimana hari-hari biasanya. Namun di bulan suci ini, para Pengurus Pesantren di beri dispensasi berupa pengurangan jam kerja 1 jam perhari.

Kasubbag Kepegawaian dan Ortala Ustadz Miftahul Huda menyebutkan pemberlakuan ini sesuai dengan Surat Edaran (SE) Sekretaris Pesantren Ustadz H. Faizin Syamwil nomor NJ-E/0086/A.III/05.2019 tertanggal 05 Mei 2019.
Dalam SE tersebut dirincikan bahwa Pengurus Pesantren harus aktif memberikan pelayanan terhadap santri dan tamu serta ikut mengawal kegiatan yang dilaksanakan Pesantren selama ramadan.
Menurut Ustadz Miftah, ketentuan ini berlaku untuk semua Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid agar memberikan pelayanan selama 7 jam perhari.

“Bagi pegawai harus memberikan pelayan dengan baik dikarenakan santri dan wali santri serta tamu pesantren banyak berkunjung ke Pesantren dan itu tentunya butuh pelayanan yang maksimal sebagaimana biasa, hanya saja ada pengurangan 1 jam kerja di bulan ramadan ,” papar Ustadz Miftah.

Dengan pemberlakuan ini, lanjut Ustadz Miftah diharapkan para pengurus agar memberikan layanan prima dalam melaksanakan tugas sebagaimana tupoksi masing-masing selama ramadan serta tetap menjaga kondusivitas di lingkungan kerja masing-masing satker.

 

Pewarta : PM

20190506_kisah-siti-anisah,-gadis-19-tahun-yang-berhasil-menghafal-al-qur’an-30-juz-selama-7-bulan-1

Kisah Siti Anisah, Gadis 19 Tahun yang Berhasil Menghafal Al Qur’an 30 Juz selama 7 Bulan

nuruljadid.net – Menjadi seorang hafidz atau orang yang menghafal Al Qur’an tentu merupakan impian banyak umat Islam. Apabila terus dipelihara dan dijaga, Allah menjanjikan pahala yang melimpah.

Kesempatan ini berhasil diraih Siti Anisah. Di usia 19 tahun gadis ini sudah hafal keseluruhan 30 jus Al Quran dalam kurun waktu kurang dari setahun. Anis (sapaan akrabnya) menimba ilmu di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo tepatnya di Program Tahfidz Ekselensia Wilayah Al Mawaddah.

Disanalah Anis mengawali keyakinan untuk menghafal Al Qur’an sebagai amalan akhirat bagi dirinya dan kedua orang tuanya

Anis merupakan putri ke 4 dari pasangan H. Zainullah Amin (60) dan Hj. Lathifah (39). Diawal menghafal Al Qur’an, Anis mengaku kesulitan karena harus membiasakan diri dengan menghafal disetiap harinya. Tak hanya itu, Anis juga mengaku bahwa terkadang ia tak lancar dalam menghafal dan tak jarang pula ia malas untuk menghafalnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, dengan kebiasaan yang dilakukan, Anis semakin menikmati hafalannya sehingga perasaan malas dan sulit menghafal sudah jarang ia rasakan kembali. Didalam perjalanannya menjadi seorang hafidzah, Anis mengaku pernah mengalami sebuah hal yang tidak ia sangka. Pasalnya, sebelum Anis hafal Al Qur’an 30 Juz dia memiliki penyakit ginjal namun setelah Anis menghafal 30 juz, penyakit ginjal itu hilang.

“Sebelumnya memang tidak punya penyakit, akan tetapi pada akhir bulan Januari 2019 dan hampir menjelang hatam hafalan, saya menderita sakit ginjal. Tapi, setelah hatam sudah hilang penyakitnya, entah kemana” pengakuan Anis.

20190506_kisah-siti-anisah,-gadis-19-tahun-yang-berhasil-menghafal-al-qur’an-30-juz-selama-7-bulan-3

Siti Anisah, santri puteri PP. Nurul Jadid Wilayah Al Mawaddah Program Tahfidz Ekselensia yang berhasil menghafalkan Al Qur’an 30 Juz dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun. Foto: Baihaki/nuruljadid.net

Selain itu, Gadis asal Besuki Situbondo Jawa Timur ini mengaku sebelum menimba ilmu di Program Tahfidz Ekselensia Wilayah Al Mawaddah ia tidak memiliki modal hafalan. Namun, dengan mengikuti metode yang diajarkan ia berhasil menghafal 30 juz Al Qur’an dalam kurun waktu 7 bulan 6 hari.

Anis bercita-cita menjadi duta Al Qur’an dan Entrepreneur Dermawan juga menceritakan bahwa di Tahfidz Ekselensia Al Mawaddah ia memiliki seorang Pembina yang sangat mengerti akan kondisinya ketika berproses untuk menghafal Al Qur’an. Selain dengan dukungan dan pengertian dari Pembina, Anis berkata “karena disini, kita menghafalnya dengan sistem STIFIn atau yang dikenal dengan 5 Mesin Kecerdasan (MK). Setiap orang memiliki MK-nya masing-masing dan cara menghafal setiap orangpun berbeda. Dengan mengetahui MK dimasing-masing orang, kita bisa mengetahui dengan cara bagaimana kita bisa menghafal Al Qur’an dengan mudah dan menyenangkan”.

Menjelang akhir dari hafalan 30 juz-nya, Anis mengaku bahwa dirinya harus mengorbankan banyak aktifias sehari-harinya demi terselesaikan hafalannya.

“Ketika menjelang akhir, saya menyelesaikan 7 juz selama 5 hari. Namun disitu banyak hal yang saya relakan diantaranya, tidur siang termasuk ketika teman-teman lainnya asik ngobrol, saya harus menghafal Al Qur’an” ujar Anis.

Akhirnya, Anis menuai buah manis dari perjuangan kerasnya selama ini. Anis dinobatkan sebagai wisudawati terbaik pada Acara Wisuda Perdana Tahfidzul Qur’an Tahfidz Ekselensia Wilayah Al Mawaddah (01/05/2019). Anis pun tak menyangka dengan apa yang terjadi pada waktu itu. Dengan perasaan heran, Anis bertanya dalam hatinya, “Kok bisa saya yang terpilih? Kan masih banyak anak-anak yang lebih pantas menerimanya daripada saya”.

20190506_kisah-siti-anisah,-gadis-19-tahun-yang-berhasil-menghafal-al-qur’an-30-juz-selama-7-bulan-2

Anis pada saat menerima penghargaan sebagai Wisudawati Terbaik Tahfidz Ekselensia Al Mawaddah dari Ny. Hj. Muthmainnah Waqid. Foto: Nuris/nuruljadid.net

Meski kini sudah hafal, Anis mengaku akan lebih sering melakukan muroja’ah atau pengulangan dalam Al Quran dan lebih sering membacanya. Kini ia bertekad untuk melanjutkan kuliahnya di Universitas Nurul Jadid (UNUJA) dengan tetap mempelajari Al Qur’an ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

“Peganglah pegangan hidup yang kuat sebelum menjadi manusia yang hebat” itulah motto dari Siti Anisah, gadis kelahiran Situbondo, 21 Maret 2001.

Pewarta: JN

Editor: Ponirin Mika

 

 

Selama Ramadhan, Pesantren Nurul Jadid Gelar Bazar Takjil

nuruljadid.net.-Suasana ramadhan kali ini sangat menggembirakan, khususnya bagi santri Pondok Pesantren Nurul Jadid. Sebab, Panitia Semarak ramadhan menggelar bazar takjil selama bulan suci ramadhan di depan SMP Nurul Jadid putra. Bazar takjil ramadhan ini salah satu upaya Pesantren dalam memberikan pelayanan terhadap santri dan juga masyarakat sekitar.

Sekretaris Pesantren sekaligus Penasehat Semarak ramadhan Ustadz H. Faizin Syamwil mengatakan bazar takjil ramadhan tak hanya sekadar menjual makanan dan minuman semata untuk pelayanan terhadap santri.

“Bazar Takjil ini di adakan sebagai upaya untuk meningkatkn ekonomi masyarakat sekitar terutama ibu yg tergabung dalam komunitas Ikatan Perempuan Yayasan Nurul Jadid (IPYNJ).

Disamping memberikan rasa gembira pada santri agar merasakan puasa di pondok serasa ada berpuasa di rumahnya masing-masing. Karena di bazar takjil ini terdapat beberapa macam menu buka puasa dan lauk tambahan bagi santri,”

Pasar takjil sekaligus melayani walisantri yang sedang kiriman putra putrinya,” Tuturnya.

Bazar takjil ramadhan mulai digelar pada tanggal 1 ramadan atau 6 Mei 2019 awal pertama kali puasa. Pelaksanaan bazar takjil itu digelar selama sebulan.

“Ya adalah program direct service kepada santri dalam bentuk kuliner dibulan puasa dan upaya untuk menjadikan bulan ramadhan benar-benar sebagai bulan berkahbagi warga kelompok masyarakat dari unsur ibu sekitar untuk menciptakan ekonomi kreatif,” Kata Ustadz Ahmad Fuadi Koordinator Bazar Takjil Nurul Jadid.

Bazar takjil ini akan di buka setiap harinya setelah pengajian sore selesai sekitar pukul 16.00 WIB. Beberapa minuman yang di jual diantaranya es jus, es teh, beberapa jus buah dan juga bskso, gorengan serta lauk pauk sebagai tambahan menu makan santri,” Sambungnya.

Pewarta : PM

37 Kitab Dikaji Selama Bulan Ramadhan

37 Kitab Dikaji Selama Bulan Ramadhan

nuruljadid.net – Bulan ramadhan, bulan yang penuh barokah. dalam bulan tersebut pahala kebaikan dilipat gandakan, ditutupnya pintu neraka dan dibelenggunya makhluk yang diciptakan dari api, syaitan. Serta di bukanya pintu surga.

Bulan yang penuh rahmat ini, santri PP. Nurul Jadid memanfaatkanya untuk mengaji kitab salafus sholih, terhitung pada tahun ini, Ramadhan 1440 hijriyah. Santri PP. Nurul Jadid mengaji kitab sedikitnya sebanyak 39 kitab, yang dikaji disetiap wilayah – wilayah santri.

Pengajian kitab ini telah berlangung pada hari sabtu kemarin tanggal (04/05/2019) dan menurut ketentuan PP. Nurul Jadid pengajian ini akan berakhir 1 hari sebelum liburan santri Ramadhan 1440 H.

39 kitab tersebut, tersebar disetiap wilayah – wilayah santri PP. Nurul Jadid baik putra maupun putri di PP. Nurul Jadid, yang dimulai dari pagi, pukul 07.30 – 10.00 WIB, siangnya dari pukul 13.00-15.00 WIB, Sorenya pukul 15.15 – 16.30 dan malam harinya pada pukul 20.00 – 21.00 WIB.

“Pada bulan ramadhan ini, santri PP. Nurul Jadid memang hanya difokuskan untuk mengaji kitab dan hal ini telah menjadi tradisi tersendiri bagi PP. Nurul Jadid,”tutur Ahmad Fadloli, Kasi Pengajian PP. Nurul Jadid. Saat dihubungi lewat jaringan telepon duduk.

Selain kitab Ulama Salafus Sholih, dalam pengajian kali ini kitab dari Pendiri sekaligus Pengasuh PP. Nurul Jadid, KH. Zaini Mun’im turut dikaji seperti, Kitab Syu’abul Iman, Tafsir Jalalain dan sebagainya.

Adapun pengampu dari 39 kitab tersebut ialah para dewan pengasuh, serta para ustadz – ustadz senior PP. Nurul Jadid. “kami harap setelah mengaji kitab, para santri lebih bisa memahami dan mengamalkannya nanti ketika liburan ramadhan 1440 H,”pungkas kepala Harlah PP. Nurul Jadid ke 70 itu.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

PENAQU, Wadah untuk Melahirkan Generasi Qur’ani

PENAQU, Wadah untuk Melahirkan Generasi Qur’ani

nuruljadid.net – Ditahun keduanya, Pesanggrahan Generasi Qur’ani (PENAQU) yang merupakan wadah untuk melahirkan generasi Qur’ani kembali mengadakan kegiatan Ramadhan Camp for Kids di Wilayah Al Mawaddah Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo selama 15 hari. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada bulan Ramadhan tepatnya pada tanggal 01 hingga 15 Ramadhan. Pelaksanaan kegiatan ini berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana pada tahun sebelumnya kegiatan tersebut dilaksanakan setelah tanggal 15 Ramadhan.

Ustadzah Uswatun Hasanah, Ketua Panitia Pelaksana mengungkapkan harapannya agar dengan diadakannya Ramadahan Camp for Kids ini, kegiatan ini dapat tersebar dan terlaksana di pelbagai Kota diluar Probolinggo sehingga dapat memberikan kontribusi lebih untuk masyarakat dalam mendidik anak menjadi generasi Qur’ani.

Menjadi bagian yang tak terpisahkan, kegiatan PENAQU dalam Ramadhan Camp for Kids ini meliputi sholat berjama’ah 5 waktu, pembiasaan shalat sunnah (tahajjud dan dhuha), beberapa permainan edukatif dan pematerian keagamaan (fiqih, tauhid dan sejarah Rosulullah). Character building (pembiasaan akhlak) juga menjadi materi dalam kegiatan ini.

Tak hanya itu saja, kegiatan pendukung lainnya berupa nonton bareng video pendek yang berkaitan dengan Character Building dan beberapa materi yang dapat menumbuhkan rasa cinta anak pada Al Qur’an dan orang tua.

Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan di Ramadhan Camp for Kids terancang menyenangkan dikarenakan peserta merupakan anak-anak yang berumur antara 8 hingga 12 tahun.

“Beberapa agenda yang sudah dirangkai sedemikian rupa oleh panitia diupayakan agar tak menjadi kegiatan yang membosankan apalagi membuat mereka tak kerasan. Sebab usia mereka yang masih cukup mungil untuk merasakan mondok yang sebenarnya. Yakni mulai dari 8 hingga 12 tahun” ujar Ustadzah Uswah.

Alhasil, kegiatan tersebut mendapatkan respon positif dari salah satu peserta Ramadhan Camp for Kids.

“Suka banget dengan Ramadhan camp kids ini. Dari bangun tahajjud sampai tidur malem kita kayak jadi mondok beneran. Cuma kegiatannya kayak dikasih suasana permainan, jadinya gak bosen. Apalagi kalo pas fun game. Ada sulapnya juga. Pokoknya bahagia banget dah. Dengan kakak-kakak yang baik. Sekalipun gak kayak di rumah tidur dan makannya, tapi disini banyak temennya jadi asyik”, komentar Nina, (Erika Imaniya Zenina Etabina) salah seorang peserta dengan mengukir senyum dibibirnya. (Kholis/Red)

Rukyatul Hilal dan Pembinaan Kader Falakiyah Nurul Jadid di Bulan Ramadhan

Rukyatul Hilal dan Pembinaan Kader Falakiyah Nurul Jadid di Bulan Ramadhan

nuruljadid.net – Pada ahad kemarin (05/05/2019), Tim Lajnah Falakiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid sukses melihat hilal yang menjadi tanda masuk ke bulan ramadhan 1440 H di Balai Rukyat Tanjung Kodok, Lamongan.

hal itu, tak luput dari kerja keras dan kerja cerdas dari para anggota Tim Lajnah Falakiyah dalam memperkirakan tempat yang baik untuk menggelar rukyatul hilal, tinggi hilal maupun elongasi bulan – matahari hingga azimut matahari dan azimut bulan.

Selain melaksanakan rukyatul hilal, dalam bulan ramadhan ini Tim Lajnah Falakiyah mengadakan pembinaan ilmu falakiyah kepada para santri PP. Nurul Jadid sebagai bekal sebelum masuk menjadi Tim Lajnah Falakiyah.

“Dalam pembinaan ilmu falakiyah itu dibagi dua tingkatan, yakni  tingkatan Pemula dan Lanjutan. Bagi yang pemula mempelajari menentukan arah kiblat, waktu sholat, awal puasa Ramadhan, dan sebagainya,”terang Kepala Tim Lajnah Falakiyah, Ust Mustafa Syukur. Saat ditemui setelah menggelar rukyatul hilal di Tanjung Kodok.

Bagi pembinaan ilmu falakiyah tingkat lanjutan, mempelajari awal bulan qamariyah dengan program microsoft excel dan tiap bulan digelar diskusi tentang ilmu falakiyah.

Pasca semua pematerian tentang rukyatul hilal telah rampung, tim lajnah falakiyah mengajak kepada para santri binaannya untuk praktik ruqyatul hilal dan praktek menentukan arah kiblat pada musholla – musholla atau masjid di sekitar PP. Nurul Jadid.

Tatkala mendekati bulan ramadhan, Tim Lajnah Falakiyah mengadakan rapat bersama para takmir masjid, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) dan Pemandu Radio FM  se kecamatan Paiton, guna penyamaan perspektif waktu buka puasa dan imsyakiyah. menurut catatan nuruljadid.net Tim Lajnah Falakiyah mengadakannya pada rabu lalu tanggal (01/05/2019).

Berkenaan dengan sejarahnya, Tim Lajnah Falakiyah PP. Nurul Jadid berdiri pada tahun 2012 yang diadakan oleh Ust Bashori Alwi dan Ust Mustafa Syukur.

Tatkala menggelar Rukyatul Hilal di Balai Rukyat Tanjuang Kodok, turut hadir pula Wakil Biro Kepesantren PP. Nurul Jadid, K. Miftahul Arifin, saat ditanya akan perkembangan tim Lajnah Falakiyah kedepannya. Beliau menjelaskan, Pasca pembangunan Masjid Jami’ Nurul Jadid telah rampung, tower masjid akan dijadikan sebagai tempat untuk praktek ilmu falakiyah.

“Semoga Tim Lajnah Falakiyah bisa menjaga tradisi ilmu falakiyah dan berhati – hati dalam menentukan awal seperti awal bulan Ramadhan,”harap beliau.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Tim Falakiyah Nurul Jadid Berhasil Melihat Hilal

nuruljadid.net.-Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid bagian Lajnah Falakiyah (LFNJ) Paiton, Probolinggo. Menggelar rukyatul hilal bertempat di Balai Rukyat Tanjung Kodok, Lamongan. Berhasil melihat hilal 1 Ramadhan 1440 H. Hal ini pertanda bulan sudah memasuki bulan ramadhan

Rombongan 9 orang ini dipimpin oleh Wakil Kepala Biro Kepesantrenan K.Miftahul Arifin, Kepala Bidang Tarbiyah Wattaklim Ustadz Misbahul Munir, Ketua Lajnah Falakiyah NJ Ustadz Mustafa Syukur dan para kader lainnya berangkat dari Pondok Pesantren Nurul Jadid pada pukul 10. 00 WIB hari Ahad (05/05/2019) menuju Kabupaten Lamongan

Setelah menunggu sekian jam, dan mempersiapkan perangkatnya, terutama mengukur lokasi hilal akan muncul dengan hitungan (hisab) Falak, maka tepat sesuai dengan hitungan yang telah dilakukan, semua tim berhasil melihat bulan, bahkan dengan mata telanjang. Rasa puas dan bahagia terlihat terpancar dari raut wajah para Ustadz Mustafa sambil mengucap tahmid.

Untuk memperkuat hasil rukyatul hilal, terdapat dua orang saksi yang di sumpah yaitu KH. Suud Askar dan RM Khotib Umar, mereka bersaksi telah melihat hilal.

Pada kegiatan ini, Ustadz Misbahul Munir berharap agar kader tim falakiyah Nurul Jadid bisa melihat secara langsung terhadap hilal menggunakan teori yang di dapat dalam pembelajaran selama ini. Dan juga bisa ikut andil dalam proses melihat hilal untuk menentukan tanggal 1 ramadhan.
Kegiatan ru’yatul hilal ini harus dilakukan oleh para kader tim Lajnah Falakiyah Nurul Jadid yang notabene merupakan calon generasi ulama’ Nahdlotul Ulama’ masa depan yg mengedepankan rukyatul hilal dlm penentuan 1 Romadlan dan 1 Syawal tiap tahaunnya. Sambungnya.

Proses melihat hilal dilaksanakan pukul 17. 20 WIB dan berakhir 17. 44 WIB. Ungkap Ustadz Mustafa Ketua LFNJ.

Pewarta : PM

PP. Nurul Jadid Gelar Semarak Ramadhan

nuruljadid.net – Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1440 H, Pondok Pesantren Nurul Jadid adakan kegiatan Semarak Ramadhan. Dengan mengusung tema “Ramadhan Penuh Berkah Dengan Berbagi dan Mengaji”.

Kegiatan yang bertempat di depan kantor pusat ini, berlangsung meriah dan khitmat. Turut dihadiri jajaran dewan pengasuh, guru-guru, dan semua santri PP. Nurul Jadid, Kamis, (2/4/19).

Bashori Alwi selaku ketua panitia mengatakan, tujuan kegiatan tersebut, agar semua santri PP. Nurul Jadid dapat meningakatkan kualitas, spritual, intelektual, dan mental.

“kami berharap dengan adanya rangkaian kegiatan tahun ini, kita dapat meningkatkan kualitas diri kita. Baik spiritual, intelektual, dan mental.”

Dalam sambutan Kepala Pesantren, KH. Hamid Wahid, menyampaikan, santri jangan menyia-nyiakan kesempatan di bulan Ramadhan. “mari kita gunakan Ramadhan ini untuk memburu keberkahan,” tuturnya.

Penulis : Jamilatunnisa’ (SJ)
Editor : Rizky H.T.