IKSAKAP Siap Menggelar Seminar Nasional

Santri Nurul Jadid bersama IKSAKAP Siap Gelar Seminar Nasional

nuruljadid.net – Jum’at (4/10/2019) Ikatan Santri se-Kawedanan Paiton (IKSAKAP) Menggelar acara Sharing Santai untuk mematangkan acara Seminar Nasional Keaswajaan pada jam 13.00 yang akan dihadiri oleh Pengasuh PP. Nurul Jadid, KH. MOH. Zuhri Zaini. Kepala Pesantren, KH. Abdul Hamid Wahid dan Ketua PWNU Jawa timur, KH. Marzuki Mustamar.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh seluruh anggota, Pembina – pembina dan Alumni anggota IKSAKAP.

Pembina IKSAKAP, Ust. Mufid bersama Guntur Mahesa, Mantan Ketua IKSAKAP 2008 - 2009 saat pembukaan acara secara simbolis

Pembina IKSAKAP, Ust. Mufid bersama Guntur Mahesa, Mantan Ketua IKSAKAP 2008 – 2009 saat pembukaan acara secara simbolis

Menurut Ketua IKSAKAP, Maulana Munir acara Sharing Santai itu sebagai persiapan akhir anggota IKSAKAP untuk mempersiapkan acara Seminar Nasional.
“Dengan digelarnya acara sharing ini. Semoga bisa memperkompak teman – teman IKSAKAP dalam mensukseskan acara yang nanti siang (Acara Seminar Nasional, red),”  harapnya di acara yang bertempat di Aula PP. Nurul Jadid.

Lebih lanjut, Ust. Muhammad Qoid Mantan Ketua IKSAKAP periode 2017 – 2018 berharap, teman teman anggota IKSAKAP bisa terus optimis dalam mengawal acara Seminar Nasional.

“Hal ini juga sebagai ajang untuk evaluasi, Temu Wicara dengan para pembina dan alumni sehingga meningkatkan jiwa keorganisasian teman teman IKSAKAP,” Pungkas Mahasiswa Universitas Nurul Jadid itu.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Dialog Millenial Menghadapi 2045

Dialog Millenial Menghadapi 2045

nuruljadid.net – Forum Komunikasi Osis (FKO) Biro Pendidikan, Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan kegiatan Dialog Millenial dengan mengangkat tema “Millenial Menghadapi Indonesia Emas 2045 untuk Pembangunan Berkelanjutan” di Aula MA Nurul Jadid pada Selasa (01/09/2019).

Kegiatan yang diikuti sedikitnya 900 santri putra dan putri PP. Nurul Jadid itu mengundang 3 narasumber seperti Wahyu Ilahi, Siswa SMP Nurul Jadid yang menjadi Duta Siswa Berprestasi Nasional 2019 dan Delegasi Indonesia untuk International Kid & Teen Festival. Kemudian, Shania Indira P, Finalis Parlemen Remaja DPR RI 2019 dan Duta Generasi Hijau Provinsi Jawa Timur 2019 dan Ahmad Fauzan, Duta Siswa Berprestasi Nasional 2019 dan Delegasi Indonesia untuk ASEAN Youth Forum.

Wahyu Ilahi (Baju Batik) saat menyampaikan materi dalam acara Dialog Millenial

Wahyu Ilahi (Baju Batik) saat menyampaikan materi dalam acara Dialog Millenial

Dalam Sambutan, Fathul Farhan Ketua FKO mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk membekali para santri PP. Nurul Jadid akan konsep dan praktik menghadapi Indonesia emas pada tahun 2045 menuju pembangunan berkelanjutan.

Ditempat yang sama, Mujiburrohman Bakri Pembina FKO mengungkapkan maksud diadakannya kegiatan tersebut untuk menumbuhkan jiwa santri sosial, inovatif, kreatif, produktif serta sadar akan pentingnya pendidikan menghadapi Indonesia emas 2045.

“Hal ini juga untuk mengapresiasi bakat dan minat santri dibidang sosial dan Pendidikan,” ungkapnya saat ditemui nuruljadid.net.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

20190928_kh.-zuhri-zaini;-menjadi-tamu-allah-swt-merupakan-suatu-karomah

KH. Zuhri Zaini; Menjadi Tamu Allah SWT merupakan Suatu Karomah

nuruljadid.net – “Ketika telah sampai ke Makkah, kita manfaatkan waktu yang ada ditempat yang barokah itu untuk fokus beribadah kepada Allah SWT”.

Hal ini disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini saat mengisi tausiyah Bimbingan Umroh dan Manasik yang diselenggarakan oleh PP. Nurul Jadid Bersama Giant Tours dan Travel pada hari Sabtu (28/09/2019).
Kiai. Zuhri (sapaan akrab KH. Moh. Zuhri Zaini) menerangkan, ketika melaksanakan ibadah umroh untuk menjaga adab. “Termasuk adab beribadah itu adalah bertawakkal, artinya berpasrah diri kepada Allah SWT. Ketika di tanah suci dimohon untuk menjaga tatakrama, menjaga akhlak kita masing – masing, jangan berteriak dan ketika mendekati batu hajar aswad untuk pelan – pelan, kalaupun tidak bisa ya kita lihat dari jauh saja, jangan memaksakan. Tapi kalau bisa (mendekati batu hajar aswad, red) iya silahkan,” ungkap beliau dengan lemah lembut.

KH. Moh. Zuhri Zaini saat sambutan dalam acara Pelatihan Umroh dan Manasik

KH. Moh. Zuhri Zaini saat sambutan dalam acara Pelatihan Umroh dan Manasik

Kemudian beliau berpesan kepada para calon jamaah umroh yang akan berangkat pada tanggal 24 Oktober 2019 selama 13 hari itu untuk mengutamakan keikhlasan, karena lbadah umroh tidak menghabiskan biaya sedikit. Dan ibadah yang paling menonjol karomahnya itu adalah ibadah umroh dan haji.
“Untuk menjadi calon tamu Allah SWT itu merupakan suatu karomah jadi selama perjalanan hingga melaksanakan ibadah umroh semoga kita dibimbing oleh Allah SWT,” terang beliau.
Lebih lanjut, beliau turut memberi nasehat agar para calon jamaah tersebut untuk tidak berlebih – lebihan dalam berbelanja selama di tanah suci. “kalau ingin membeli barang yang kira – kira tidak ada di tanah air ataupun yang ingin di buat kenang – kenangan iya tidak apa – apa asalkan tidak melanggar peraturan, namun kalau seperti kurma di surabaya kan banyak yang jual,” imbuh beliau.
“Tujuan dari kita ber umroh ini untuk mendapat rahmat dari Allah SWT, jadi upayakan waktu – waktu kita di tanah suci diisi dengan beribadah, dan amal ibadah itu tidak hanya berupa ritual seperti dzikir tapi juga ada ritual kemanusiaan contohnya saling tolong – menolong,” pungkas beliau.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Santri Husada Bimbing Santri Berpola Hidup Sehat

Santri Husada Bimbing Santri Berpola Hidup Sehat

nuruljadid.net- Klinik Az-zainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan Pemeriksaan dan Promosi Kesehatan santri, Pengurus, Guru, Dosen, Karyawan, dan Keluarga Pengasuh PP. Nurul Jadid. Sejak tanggal 01 September – 22 Oktober 2019.

Pada kali ini, Ahad Malam (28/09/2019). Kegiatan Pemeriksaan santri tersebut bertempat di wilayah Nurus Shobah (H). Muhammad Isa Al Furqony Ketua Pos Kesehatan Santri (POSKESTREN) menuturkan kegiatan tersebut diselenggarakan juga untuk memeriahkan Hari Santri Nasional 2019.

Santri Husada saat menjelaskan pola hidup sehat kepada santri Wilayah Nurus Shobah

Santri Husada saat menjelaskan pola hidup sehat kepada santri Wilayah Nurus Shobah

“Kegiatan Pemeriksaan dan Promosi Kesehatan ini dilaksanakan untuk mengajarkan kepada para santri sekalian tentang apa itu pola hidup sehat dan cara berpola hidup sehat,” ungkapnya dalam sambutan

Searah dengan hal itu, Ust. Muhammad Fikri Haikal Kepala Wilayah Nurus Shobah (H) berharap pasca diselenggarakannya kegiatan tersebut santri PP. Nurul Jadid khususnya santri wilayah Nurus Shobah bisa mengimplementasikan hal – hal yang telah didapat di kegiatan tersebut.

“Kami berharap kegiatan ini bisa menumbuhkan rasa hidup sehat, bersih dan mandiri para santri sehingga santri tidak mudah sakit,” Ujar Mahasiswa Universitas Nurul Jadid itu.

Adapun materi yang disampaikan dalam kegiatan yang dimulai pada pukul 20:00 WIB tersebut ialah tentang pola hidup sehat serta cara membasuh tangan dan menyikat gigi yang baik yang dipandu langsung oleh Santri Husada.

Penulis : Jazuli

Editor : Ponirin

PP. Nurul Jadid Adakan Pelatihan Umroh dan Manasik

PP. Nurul Jadid Adakan Bimbingan Umroh dan Manasik

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid bersama Giant Travel mengadakan Bimbingan Umrah dan Manasik yang bertempat di Mushalla Riyadusshlihin dan dipimpin langsung oleh Pengasuh PP. Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini. Sabtu (28/09/2019).

Dalam sambutan, KH. Zuhri Zaini menerangkan kegiatan pelatihan tersebut bertujuan agar calon jamaah umroh yang akan berangkat pada tanggal 24 Oktober 2019 selama 13 hari itu bisa melaksanakan ibadah umroh dengan khidmat.

KH. Moh. Zuhri Zaini saat sambutan dalam acara Pelatihan Umroh dan Manasik

KH. Moh. Zuhri Zaini saat sambutan dalam acara Pelatihan Umroh dan Manasik

Ditempat yang sama, KH. Ahmad Qusayri salah satu peserta yang turut menyampaikan sambutan. Mengajak kepada peserta umroh yang lain untuk fokus beribadah selama berada ditanah suci. “dan semoga kita diberi kesehatan oleh Allah SWT dari berangkat umroh sampai selesai,”harapnya.

Selain Pelatihan Umrah dan manasik, terdapat pengecekan kesehatan peserta sekaligus penyuntikan Vaksin Meningitis.

Peserta umroh PP. Nurul Jadid ini berselang selama 13 hari terhitung sejak tanggal 24 Oktober 2019 dan diikuti oleh 51 orang yang tersebar di wilayah Jawa Timur dan Bali.

Penulis : Jazuli

Editor : Ponirin

Cerita Santri di Haul KH. Nur Chotim Zaini

Cerita Santri di Haul KH. Nur Chotim Zaini

nuruljadid.net – Hari kewafatan sosok dewan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid sekaligus Ketua Yayasan Nurul Jadid, KH. Nur Chotim Zaini di tahun 2019 ini diwarnai dengan khataman al-qur’an dan pembacaan tahlilan oleh santri putra Pusat Pendidikan Ilmu Al-qur’an (PPIQ) PP. Nurul Jadid.

Kegiatan tersebut ditempatkan di Musholla kediaman KH. Nur Chotim Zaini pada Kamis ba’da Maghrib (26/09/2019) yang dipimpin langsung oleh Pengasuh PP. Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini.

KH. Zuhri Zaini, saat menghadiri acara HAUL almarhum KH. Nur Chotim Zaini

KH. Zuhri Zaini, saat menghadiri acara HAUL almarhum KH. Nur Chotim Zaini

Mengenai kiprah beliau (Alm. KH. Nur Chotim Zaini, red) selama masih berkhidmat di PP. Nurul Jadid, Adiyatno Hidayat salah satu santri senior PP. Nurul Jadid mengungkapkan, pesan yang paling ia ingat adalah ketika ia diajar beliau saat masih menimba ilmu di MA Nurul Jadid.

“Saya diajari, dibimbing serta dididik melalui keteladanan beliau. Beliau merupakan sosok yang sangat disiplin utamanya dalam hal kedisiplinan waktu. Beliau tidak pernah terlambat dalam masuk kelas. Beliau juga berdawuh agar selalu mutholaah dan menjadi seorang yang rajin serta disiplin” ungkap Bapak Dayat (sapaan akrab santri senior tersebut).

Dalam segi Pendidikan, KH. Chotim (sapaan akrab Alm. KH. Nur Chotim Zaini) mengajar dengan menggunakan metodenya sendiri yakni dengan menyuruh setiap murid secara acak untuk membaca, menterjemahkan serta menjelaskan kitab.

“Pola Pendidikan yang beliau terapkan, metode mengajar beliau dikelas itu pola metode yang sangat mandiri sekali karena disetiap beliau ngajar itu selalu menyuruh kami murid – murid beliau secara spontan tidak terjadwal satu – persatu diminta beliau untuk membaca kitab dan prosesnya disetiap membaca kemudian menterjemahkan dan kemudian memberikan penjelasan” ungkap Bapak Dayat.

“Yang paling unik adalah beliau tidak pernah menunjuk siapa yang akan membaca kitab pada pertemuan berikutnya. Artinya, apa yang bisa kami teladani dari beliau bahwa setiap murid itu harus memiliki persiapan yang matang sehingga pada pembelajaran selanjutnya setiap murid sudah memiliki persiapan yang matang karena beliau menyuruhnya secara acak. Itulah memori yang sangat luar biasa dibenak kami sebagai murid beliau” tambah Bapak Dayat yang saat ini menjabat sebagai Kepala Keamanan dan Ketertiban (KAMTIB) PP. Nurul Jadid.

Ketika Bapak Dayat menjadi pengurus PP. Nurul Jadid, beliau KH. Chotim selalu menasehati para pengurus untuk senantia mampu mengatur waktu dengan baik dan bekerja keras.

“Satu hal yang paling saya ingat dari beliau itu, kalau ada intruksi jangan sekali – kali berkata tidak mampu namun beliau selalu menyarankan untuk kerjakan terlebih dahulu kemudian kesulitan yang dihadapi itu dicarikan solusi bersama. Ini adalah pendidikan yang luar biasa dari beliau kepada kami selaku pengurus PP. Nurul Jadid, ” imbuhnya dengan seraya berkaca – kaca.

Berkenaan dengan pergaulan KH. Chotim kepada masyarakat, MS Rokim salah seorang santri yang memiliki kenangan bersama KH. Chotim mengatakan bahwa beliau pernah berpesan kepadanya. “kalau ingin bermasyarakat jangan terburu untuk menjadi pemimpin. Namun, amati terlebih dahulu dan cermati seperti apa karakter masyarakat itu sendiri kurang lebih selama 2 tahun, setelah itu boleh untuk mencalonkan diri menjadi pemimpin di masyarakat tersebut,” jelasnya MS Rokim kepada nuruljadid.net.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Menambah Kecintaan Pada Al-Qur’an Melalui Khotmil Al-Qur’an bil Ghoib

nuruljadid.net – Wilayah Al-Mawaddah, Pondok Pesantren Nurul Jadid menjadi tuan rumah dalam acara Khotmil Al-Quran bil Ghoib. Kegiatan rutinitas setiap bulannya pada hari kamis wage ini dihadiri oleh 5 peserta delegasi dari lembaga tahfidz di Pondok Putri PP. Nurul Jadid.

Kegiatan yang bertempat di Musholla Wilayah Al-mawaddah ini dimulai sejak pukul 06.30 WIB dengan pembacaan surat Al-fatihah sampai beberapa ayat surat Al-baqarah yang dipimpin oleh Ustadzah Rodliyah Ulfa tanpa memandang mushaf (Bil Ghoib) kemudian dilanjutkan oleh peserta delegasi sebanyak 5 jus dari tiap – tiap wilayah dan peserta yang lain mendengar dengan khidmat seraya mendikte peserta yang mengaji. Adapun wilayah – wilayah putri yang hadir pada acara tersebut ialah wilayah Daltim, Dalbar, Gank K dan Al-mawaddah.

suasana pembacaan do'a Khotmil Alur'an di Musholla Al-Mawaddah

suasana pembacaan do’a Khotmil Alur’an di Musholla Al-Mawaddah

Selain untuk menambah kecintaan santri pada Al-Qur’an khususnya Para Hafidzoh, tujuan diadakannya kegiatan ini ialah untuk manguji kualitas hafalan santri putri yang berada di lembaga  Tahfidz PP. Nurul Jadid.

“Dengan diadakannya kegiatan ini, kita bisa menguji sejauh mana kualitas hafalan kita. Serta sembari berdakwah pada sesama agar terus menambah kecintaan pada Al-quran,” ungkap Ruqayyah Miskiyah, salah satu peserta dari kegiatan tersebut. Kamis (26/09/2019)

Kegiatan ini berakhir pada pukul 20.00 WIB serta ditutup dengan pembacaan doa oleh Ustadzah Lilis dan santri yang hadir dalam kegiatan tersebut seraya mengamini.

Penulis: Dewi & Humairo

Editor: Ponirin

Biro Kepesantrenan Laksanakan Ujian Kaderisasi Wali Asuh

nuruljadid.net- Demi meningkatkan mutu calon pengurus wilayah baru, Biro Kepesantrenan Kabid (kepala bidang) Penataan Wilayah menggelar tes kaderisasi Wali asuh tahun 2020 di bawah kepemimpinan Ustad Fathol Latif, Kabid penataan Wilayah bersama Ustad Sulton selaku wakil Kabid Penataan Wilayah. Kegiatan ini bertempat di masjid Jami’ Nurul Jadid. Selasa Malam (24/09/2019).

Sebanyak 70 Calon wali asuh dan pengurus baru di uji dengan beberapa tahapan dan pengujian dalam pemahaman materi Furudhul Ainiyah (FA) yang mencakup 5 materi (Al Qur’an, Fiqih, Tauhid, Akhlak dan kepesantrenan).

Ust Fathol Latif menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu langkah awal dari pengkaderan calon pengurus dan wali asuh tahun 2020, dengan melalui tes materi-materi Furudhul Ainiyah (FA) yang langsung diuji oleh 7 pengurus senior, seusai kegiatan tes kompetensi nantinya akan di laksanakan follow up (kegiatan lanjut) Pengkaderan sebelum dilantik menjadi wali asuh dan Pengurus di 13 Wilayah Pusat Pesantren,” Tegas beliau.

“Tujuan diadakannya ke tes kompetensi ini untuk lebih memantapkan pemahaman kepada 70 calon pengurus dan wali asuh di tahun 2020,” Imbuh ustad fathol panggilan akrab beliau.

Menjadi wali asuh atau pengurus di wilayah maupun di pesantren merupakan pengabdian yang sangat mulia di kalangan para santri, tentunya sebagai wali asuh harus memiliki pemahaman yang lebih dari para santri yang lain.

Penulis : Ns
Editor   : Ponirin Mika

Siswa MANJ, Tampilkan Puisi Musikalilsasi di Acara Talk Show

nuruljadid.net – MA Nurul Jadid Pondok Pesantren Nurul Jadid menggelar acara Talkshow dengan mengangkat tema “Cerdas Linguistik,damai tanpa konflik” di Aula MA Nurul Jadid, Selasa (24/09/2019).

Risky Ali, Ketua panitia menerangkan dalam sambutan, dengan diadakannya talkshow sosio-linguistik ini bisa memperkaya wawasan akan bahasa siswa MA Nurul Jadid khususnya. “Karena semakin banyak bahasa yang kita kuasai maka semakin luas pula rasa sosial kita dan juga bahasa menjadi jembatan untuk bisa berekonsiliasi,” ungkap siswa kelas 12 MA Nurul Jadid itu.

Ditempat yang sama, Dr. lukman Hakim selaku kepala sekolah madrasah Aliyah Nurul Jadid, mengimbuhkan dalam belajar tidak harus didalam akan tetapi belajar juga bisa di luar kelas. “Contohnya pada kegiatan kali ini, kita belajar tentang sosio-linguistik di aula kita ini,” terangnya dalam sambutan.

Sebelum Talkshow dimulai, terdapat pertunjukan puisi musikalisasi oleh siswa MA Nurul Jadid. Pada Talk show kali ini, MA Nurul Jadid mengundang dua narasumber yang merupakan alumni PP.Nurul Jadid sendiri, mereka adalah Muzayyin, S.Th.I.,M.Hum, Direktur BRIAN (British And American English Course) Yogyakarta, Dan Raudlatul Aniq, S.Psi., CH., CHT, Trainer dan Terapis HypnoTherapy

Penulis : Agus

Editor : PM

Pondok Pesantren Nurul Jadid Gelar Halaqoh Tashfiyah dan Dialog

Nuruljadid.net- Pondok Pesantren Nurul Jadid jadi tuan rumah dalam acara Halaqoh Tashfiyah & Dialog  bertemakan “ Memperkokoh Ukhuwah dengan Pendidikan Qolbu dalam Bingkai NKRI” Senin, 23/09/2019 di Aula PP. Nurul Jadid.

Dalam acara ini ada sekitar 600 undangan yang hadir dari kalangan Masyayikh, Habaib  dan Tokoh Se-Tapal Kuda, pengasuh pondok pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini merasa sangat terhormat Pondok Pesantren Nurul Jadid sebagai tuan rumah dalam kegiatan Tersebut dawuh Kiai Zuhri panggilan akrab beliau.

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini merasa terhormat Pondok Pesantren Nurul Jadid menjadi tuan rumah dalam acara tersebut. “Terima Kasih kepada KH. Abdul Qoyyum Mansyur, Masyayikh dan Habaib beserta Idaros Syu’biyyah Jam’iyyah Ahlith-Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyah (JATMAN) Kraksaan yang terlah memilih PP. Nurul Jadid sebagai tempat halaqoh  dan mudah-mudah pesantren Nurul Jadid mendapat barokahnya,” dawuh beliau dalam sambutan.

” Halaqoh ini merupakan Halaqoh tasfiyah (penjernihan), kita harapkan setelah mengikuti halaqoh ini, kita menjadi bersih dan jernih utamanya hati  kita” dawuh beliau.

Musthafa Quthbi Badri Rois Jam’iyah Ahlittoriqoh Al Mu’tabaroh An Naddiyah (JATMAN) menyampaikan, Niat acara ini ingin mencontoh para beliau-beliau (para kiyai, Auliya auliya), ketika kita ingin mencontoh beliau yang pertama harus kita contoh sifat permanen beliau, sebagai mualim muaddzirunnash, baginda nabi Muhammad SAW menyampaikan “seorang mualim tidak bisa terlepas dari semangat tholibul‘ilim (ngaji).

Selepas sambutanya kiai musthafa di lanjutakan dengan sesi dialog yang di narasumberi oleh KH. Abdul Qoyyum Mansyur, Pengasuh PP. An-Nur Lasem Jawa Tengah

Penulis : Ns

Editor : PM

Halaqoh Tashfiyah dan Dialog "Memperkokoh Ukhuwah dengan Pendekatan Qolbu dalam Bingkai NKRI"

Gus Qayyum; Ketidak tahuan akan menyebabkan, Fanatisme Buta dan Kebencian yang Berlebihan

nuruljadid.net- Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo gelar Halaqoh Tashfiyah, senin siang (23/09/19) di AULA Pesantren Nurul Jadid. Yang menjadi pembicara pada acara halaqoh dan dialog ini KH. Abdul Qoyyum Manshur dari Lasem, Rembang, Jawa Tengah.

Sebanyak 600 lebih peserta halaqoh tersebut. Mereka datang dari beberapa kabupaten se Tapal Kuda yang terdiri dari Pengasuh Pondok Pesantren, JATMAN, MATAN dan beberapa undangan dari unsur dosen dan guru dilingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Halaqoh Tashfiyah dan Dialog "Memperkokoh Ukhuwah dengan Pendekatan Qolbu dalam Bingkai NKRI"

Halaqoh Tashfiyah dan Dialog “Memperkokoh Ukhuwah dengan Pendekatan Qolbu dalam Bingkai NKRI”

KH. Moh. Zuhri Zaini, sebagai shohibul bait dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada para habaib, masyaikh dan kepada undangan yang hadir.

Terutama ucapan terima kasih beliau disampaikan kepada KH. Abdul Qoyyum Manshur Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Lasem, Rembang, Jawa Tengah, karena bersedia hadir untuk memberikan bekal berupa ilmu pada acara ini.

Pesan Kiai Zuhri, setelah kita mengikuti kegiatan halaqoh tashfiyah ini, semoga hati kita menjadi jernih dan bersih. Sebab dengan hati yang jernih dan bersih kita melihat sesuatu dengan jernih dan bersih.

Pada pukul 14. 00 WIB kegiatan halaqoh tashfiyah dan dialog dimulai dengan tema ” Memperkokoh Ukhuwah Dengan Pendekatan Qolbu Dalam Bingkai NKRI” dipandu oleh Gus Fayadl sebagai moderator.

Ditengah pemaparannya, Gus Qoyyum menyampaikan hal penting yaitu : Ketidak tahuan akan menyebabkan, Fanatisme buta dan Kebencian yang berlebihan, Rasa kemanusiaan seseorang tidak boleh melampaui wilayah Tauhid.

Beliau memberikan contoh, ada orang Kafir miskin membutuhkan makan untuk dirinya atau saudaranya maka berilah dia karena alasan kemanusiaan.

Jika ada orang kafir membutuhkan dana untuk membangun tempat ibadahnya, tidak usah di kasi, tetapi tetap hormati mereka dalam ibadah mereka.

Pewarta : PM

KH. Moh. Zuhri Zaini; Dengan Hati Yang Bersih, Kita Bisa Melihat Sesuatu Dengan Jernih

nuruljadid.net- Dalam sambutannya KH. Moh. Zuhri Zaini menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran KH. Abdul Qoyyum Mansyur di Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk mengisi acara Halaqoh Tashfiyah. Ucapan terima kasih pula disampaikan kepada para habaib, masyayikh dan para segenap undangan yang hadir. hal ini disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo tersebut pada Kegiatan halaqoh tashfiyah, senin siang pukul 13. 30 WIB (23/09/19) yang bertema ” Memperkokoh Ukhuwah Dengan Pendekatan Qolbu dalam Bingkai NKRI” di AULA Pesantren Nurul Jadid.

Dawuh beliau, ditengah sambutannya, menyinggung soal tema kegiatan halaqoh, “Halaqoh ini adalah halaqoh tashfiyah (penjernihan), kita harapkan setelah mengikuti halaqoh ini, kita menjadi bersih dan jernih utamanya hati kita,”

“Sebab dengan hati yang bersih kita melihat sesuatu dengan jernih sehingga terang menderang, tidak ada sangka-menyangka tidak ada curiga. Dan kita bisa berfikir jernih juga dan bersikap jernih dan berbuat jernih. Sehingga dari kejernihan ini bisa memancarkan hubungan baik kepada semuanya. Baik kepada Allah SWT maupun kepada manusia bahkan kepada mahluk yang lain,” Lanjut beliau.

Diakhir sambutannya Kiai Zuhri (sapaan akrab beliau) mengatakan “Kami yakin sebagai shohibul bait, banyak hal yang kurang berkenan, inginnya lebih baik lagi dan sempurna, namun apa daya tangan tidak sampai. Dari itu kami mohon maaf yang sebesar-sebesarnya. Tapi dengan hati yang bersih maaf akan mudah diberikan,”.

 

Pewarta : PM

 

Awali Kuliah dengan Belajar Qiro'at As-Sab'ah

Awali Kuliah dengan Belajar Qiro’at As-Sab’ah

nuruljadid.net – Keaktifan kuliah Universitas Nurul Jadid (UNUJA) baru dimulai pada hari selasa kemarin. Namun, gairah keorganisasian Himpunan Mahasiswa Program Studi Al-qur’an dan Tafsir (HIMMAPRODI IQT) dalam mengadakan acara terasa sangat besar. Hal itu tergambar ketika HIMPUNAN PRODI IQT menggelar acara Seminar Qiroah As-Sabah dengan tema “Mengkaji Qiroat As-Sabah dalam Seni Baca Al-Qur’an” pada Kamis (19/09/2019).

Acara yang bertempat di Aula Pondok Pesantren Nurul Jadid tersebut mengundang Ust Fathurrozi Lc, M.Th.I sebagai penyaji dan Ahmad Nabil Falahuddin sebagai moderator. Serta mengundang santri delegasi lembaga tahfidz PP. Nurul Jadid sebanyak 350 peserta.

Peserta Mahasiswi UNUJA saat mengikuti kegiatan seminar

Peserta Mahasiswi UNUJA saat mengikuti kegiatan seminar

Mohammad Ilyas selaku Ketua Panitia menerangkan, tujuan acara tersebut untuk menyambut mahasiswa baru dan memberi pemahaman kepada mereka akan kontradiktifnya ilmu Qiroah.

“Harapan Kami, acara ini dapat menambah cakrawala wawasan mahasiswa tentang sejarah adanya 7 imam Qira’at yang berbeda-beda, yang mana lumrahnya kita hanya mendengar kabar bahwa ada yang namanya Qira’at Sab’ah dalam Al-Qurán akan tetapi kita tidak pernah menyelami dan mempelajari, kita hanya mengetahui bahwasanya Para ahli qiraat dari kalangan  berbeda-beda, ada yang memiliki satu, dua atau tiga versi bacaan, akan tetapi kita tidak mengetahui siapa saja Para Imam itu, dan  bagaimana Sejarahnya.” Jelasnya dalam sambutan.

Kemudian dilanjutkan dengan pematerian oleh Fathurrozi Lc, M.Th.I tentang Qiroah As-Sabah dan berakhir dengan sesi tanya jawab serta pemberian cendera mata kepada Ust. Fathurrozi Lc, M.Th.I oleh KAPRODI IQT, Bapak Ahmad Fawaid M.Th.I.

Penulis : Humairo/Dewi

Editor   : Ponirin

Kh. Moh. Zuhri zaini: Barokah itu Diukur Dari Kebermanfaatan

Peran Santri Dalam Meredam Intoleransi

nuruljadid.net-Toleransi ditinjau dari perspektif islam adalah tasammuh (menerima dan meghargai perbedaan), dalam artian tidak memusuhi dan mengingkari, namun bukan berarti kita juga mengikuti terhadapat perbedaan tersebut, melainkan kita hanya menghargai dan menghormati perbedaan tersebut. Karena, mengikuti dan menghargai itu berbeda makna.

Namun, seiring dengan berkembangnya zaman rasa toleransi sering kali terabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama, bagi kaum radikalis yang sering kali menjadi biang kerok dibalik merebaknya kasus-kasus intoleransi di nusantara ini.

Perlu diketahui, radikalisme itu bersumber dari karakter masing-masing orang, namun radikalisme tak pernah diajarkan didalam agama islam. Sebab, dari historisnya (sejarahnya) agama islam merupakan agama yang mengajarkan toleransi, sebagaimana yang telah dipercontohkan oleh nabi Muhammad SAW.

Selain itu, perlu digaris bawahi juga bahwa radikal bukan hanya berbentuk kekerasan, namun juga bisa berbentuk pemikiran seperti filsafat, akan tetapi filsafat bukanlah radikal yang bersifat keras melainkan hanya berupa bentuk pemikiran.

Orang yang bersikap radikal rata-rata tidak bisa diajak kompromi, namun tak semua orang yang radikal tak bisa dikompromi, sebagian dari mereka masih bisa diajak kompromi, yakni orang radikal dalam aspek alur pemikiran bukan dalam sikap dan tindakan.

Berfikir radikal itu tidak dilarang, asalkan tidak melakukan tindakan radikal, karena yang menjadi masalah utama ialah tindakan radikal, jadi radikal masih bisa dibenarkan ialah bila tidak berbentuk tindakan, namun hanya berupa pikiran. Sungguh pun demikian radikal dalam pemikiran bisa saja berubah menjadi radikal dalam bentuk sikap dan tindakan.

Memasuki tahun pemilu, orang orang yang memiliki sifat radikal mulai bermunculan dan melakukan tindakan intoleransi, mereka berdalih bahwa tindakan yang mereka lakukan benar berdasarkan agama maupun faktor lain. Namun, itu hanyalah sebuah alasan belaka sebagai pembenar atas tindakan radikal atau intoleransi yang telah mereka lakukan.

Sejatinya tabi’at politik cenderung kepada perbedaan, masing masing partai politik pastilah memiliki pendapat yang berbeda beda, jadi perpolitikan sangatlah penuh kontroversi. Dalam dunia islam, kita juga mengenal khilafiyah, sebab, perpecahan yang terjadi dalam agam islam itu juga disebabkan oleh politik.

Seyogyanya partai politik, haruslah menjadi wadah untuk menampung aspirasi masyarakat, tentunya partai politik harus bisa menjalankan amanah yang mereka emban dengan sebaik mungkin. Sebab, partai politik juga pilar demokrasi.

Berdasarkan realitanya, banyak politisi tak lagi menjadi uswah (contoh) yang baik bagi masyarakat, melainkan mereka mengadu domba masyarakat, untuk mencari keuntungan bagi diri dan kelompoknya.
Demi terwujudnya kedamaian di indonesia, seharusnya toleransi perlu ditingkatkan. pemerintah seharusnya bersikap adil, karena penguasa jugalah berpolitik. Penguasa juga harus memberikan contoh yang baik dan jangan malah berbuat tindakan intoleransi.

Karena, hal itu dapat berimbas terhadap merebaknya kasus intoleran yang dilawan dengan intoleran, sehingga tindakan tersebut bukan menjadi solusi, melainkan akan menyebabkan situasi intoleran yang ada di Indonesia akan jauh lebih membengkak.

Indonesia juga merupakan negara yang berdasarkan hukum, sehingga segala penyelesaian permasalahan antara individu atau kelompok haruslah melalui jalur hukum. Jadi, ketika kita ingin meminimalisir kasus intoleransi yang terjadi, maka kita harus meredamnya dengan jalur hukum bukan malah membalasnya dengan perbuatan intoleran juga (menghakimi sendiri).

Sebagai kaum sarungan (santri),kita juga harus ikut serta dalam meredam kekerasan para kaum radikalis.Tentunya, sebagai santri yang berpegang teguh pada ajaran nabi Muhammad SAW, kita harus dapat mewujudkan ajaran toleransi yang telah diajarkan oleh beliau. Bukan malah ikut-ikutan dalam aksi-aksi yang berbau radikalis.

Ekstrim dan radikal memang punya keserupaan, keduanya merupakan sifat yang memang telah ada dalam diri manusia. Sifat ekstrim dan radikal bahaya jika saja tidak berbentuk tindakan kekerasan dan tidak melibatkan orang lain sebagai korbannya. Jadi, tindakan ekstrim dan radikal sangatlah bahaya jika dilakukan dengan kekerasan, karena memang mereka meliki perawakan yang keras jika ditinjau dari luar.

Setiap orang yang berpendirian, pastinya, akan mengartikan toleransi sebagai suatau kewajiban dalam bermasayarakat, dan mereka juga akan memaknainya sebagai suatau sifat penghormatan dan menghargai terhadap perbedaan. Bukan malah menjadikan toleransi sebagai tuntutan mengikuti pendapat yang salah.

Kendati demikian pun juga diperuntukkan bagi santri untuk harus tetap berpegang teguh terhadap ajaran ahlus sunnah wal jamaah yang mengajarkan tentang tasammuh (toleransi), dan menjadi solusi dari intoleransi yang terjadi. Sebab, santrilah manifestasi murni ajaran kanjeng nabi.

 

Penulis : Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo

Sumber : Majalah Kharisma MANJ

TK Bina Anaprasa, Latih Murid Manasik Haji di Usia Dini

nuruljadid.net- TK Bina Anaprasa ingin mencetak generasi mempunyai keasadaran keagamaan yang kuat. Juga untuk melatih generasi mengerti manasik haji di usia dini. Pernyataan ini disampaikan oleh Ustadzah Fitriyah Kepala TK Bina Anaprasa saat dihubungi Huminfo Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Manasik haji ini diikuti oleh sejumlah 200 murid, padahal itu mestinya diikuti oleh 350 murid dari 4 TK sekitar,” Ujar Cek Gu, panggilan akrab Ustafzah Fit.

Program manasik haji ini merupakan program TK kami (TK Bina Anaprasa) namun TK yang lain disekitar kita bahkan se Kecamatan Paiton akan kita ajak bergabung untuk melaksanakan program ini,” Lanjutnya.

Kegiatan manasik haji dilaksanakan selasa pagi tadi (17/09/19) pukul 07 sampai 09 WIB bertempat di Halaman Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Paiton, Probolinggo.

Pewarta : PM