Hari Asyura’, Satu Hari Seperti Satu tahun
Balik sebuah nama.
Bulan Muharram merupakan salah satu dari bulan yang dimuliakan (Al-syuharu al-hurum) oleh Allah SWT. Dengan kemuliaanya itu tentunya didalamnya terdapat banyak fadilah-fadilah dan keutamaan yang tidak ada di dalam bulan lainya. Selain doa awal dan akhir tahun, puasa, bersedekah dan sholat sunnah, di dalamnya ada keistimewaan yang lebih dari semua itu, yaitu adanya Yaumul asyura’ atau hari ke 10 di bulan Muharram.
Di dalam bulam Muharram sendiri ada istilah Yaumul asyri (hari sepuluh) da nada istilah yaumul ‘asyir (hari kesepuluh). Dua kalimat tersebut walaupun mirip dan terbentuk dari akar kata yang sama tetapi memiliki maksud dan pengertian yang berbeda. Yaumul asyri artinya hari kesepuluh atau hari saat itu tanggal 10 Muharram yang biasanya disebut hari Asyura’. Sedangkan asyura’ sendiri berasal dari kata asyrun yang artinya sepuluh. Ada pendapat lain mengapa dinamakan asyura’ karena pada hari itu Allah SWT telah memulyakan sepuluh nabinya dengan sepuluh keistimewaan.
- Allah telah menerimanya taubatnya Nabi Adam as.
- Allah telah mengangkat Nabi Idris as. ke tempat yang mulia.
- Allah telah menyelamat Nabi Nuh as. dan kaumnya dari banjir bandang.
- Allah telah menyelamatkan Nabi Ibrahim atas api yang membara dari pembakaran Raja Namrudz, kemudian diangkat menjadi Khalilullah (kekasih allah).
- Allah telah menerimanya taubatnya Nabi Dawud as.
- Allah telah menyelamatkan Nabi Musa as. dan umatnya dari kejaran Raja Fira’un. Pada hari itu juga Fir’aun ditelenggelamkan Allah ke dalam laut merah.
- Allah telah menyelmatkan Nabi Yunus as. dan mengeluarkanya dari perut ikan.
- Allah telah mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman as.
- Allah telah mengangkat Nabi Isa ke langit.
- Allah memberikan jaminan pengampunan pada Nabi Muhammad Saw baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi.
Selain yang disebutkan diatas ada pendapat lain yang mengatakan bahwa nama asyura’ disematkan karena menjadi urutan ke-10 dari 10 keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada umat Nabi Muhammad Saw. Sepuluh keistimewaan itu antara lain:
- Bulan Rajab.
- Bulan Sya’ban.
- Bulan Ramadhan.
- Malam lailatul qodar.
- Hari Raya Idul Fitri.
- Ayyamul asyr atau hari sepuluh.
- Hari arofah.
- Hari Raya Idul Adha.
- Hari Jum’at .
- Yaumul asyura’.
Tradisi di Yaumul Asyura’ (Puasa Asyura’)
Dalam kitab irsyadul ibad syekh zainuddin al-Malibari menuliskan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Syaikhan (Bukhari dan Muslim). Dari Ibnu Abbas ra berkata pada saat Rasulullah datang ke Madinah beliau menemui orang-orang Yahudi yang sedang berpuasa pada hari asyura’, Rasulullah berkata “hari apa ini ..?” Orang Yahudi menjawab ini hari yang baik, pada hari ini Allah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya. Maka Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Nabi Muhammad Saw bersabda:
“Kita lebih benar dan lebih utama dari Musa dari kalian. Maka Musa puasa pada hari itu, dan memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk puasa.”
Dalam hadits lain berbunyi:
“Aisyah ra. berkata Dahulu Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka”. (HR. Al Bukhari No 1897)
Melihat beberapa keistimewaan dari puasa asyura’ di atas, sudah sepatutnya kita sebagai orang muslim yang beriman bisa melakukan apa yang sudah dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw , walapun secara hukum puasa tersebut termasuk kategori puasa sunnah. Bagaimana dengan puasa tasu’a? Tidak hanya puasa pada hari kesepuluh saja, alangkah baiknya jika diikuti dengan puasa pada hari sebelumya (tasu’a) hari kesembilan atau sesudahnya dihari kesebelas.
Ibnu abbas berkata “Berpuasalah pada hari asyura’ dan berbedalah dengan orang yahudi. Berpuasalah sehari sebelum asyura’ dan sehari sesudahnya.” (HR Ahmad).
Penulis : Muhammad Nuris.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!