Sakral dengan Ikrar, Biro Kepesantrenan Lantik Pengurus Baru Wilayah Ibnu Arabi (Pomas)
nuruljadid.net – Bertepatan dengan malam tahun baru pada hari Sabtu (31/12/2022) malam sekaligus acara refleksi akhir tahun yang dilaksanakan oleh Pondok Mahasiswa (POMAS) Universitas Nurul Jadid atau wilayah Ibnu Arabi, Biro Kepesantrenan melantik pengurus baru wilayah ibnu arabi yang didahului dengan pembacaan SK Kepengurusan dan dilanjutkan pembacaan ikrar.
Pelantikan tersebut dilaksanakan ketika acara seremonial refleksi akhir tahun. Sebanyak 25 orang pengurus baru resmi dilantik. Mereka terbagi menjadi beberapa devisi mulai dari devisi keilmuan, ubudiyah, keamanan, perlengkapan, kebersihan dan infokom. Pada kepengurusan masa khidmat satu tahun k edepan, Ibrahim La Haris mendapatkan amanah besar karena ia terpilih menjadi kepala wilayah Ibnu Arabi.
Selepas pembacaan SK kepengurusan, mereka melafalkan ikrar yang dipandu oleh bapak Suherdiansyah, M.Pd., Kabid Kendali Mutu (LIK) Unuja. Sebelum dibacakan, bapak Suher menanyakan kesiapan dari para calon pengurus tersebut untuk lebih meyakinkan serta mampu bertanggung jawab dalam melaksanakan amanah yang diberikan untuk dijalankan sebaik-baiknya.
Selanjutnya, Ibrahim La Haris, selaku kepala wilayah terpilih, diminta menyampaikan sambutan. Ia menyampaikan bahwa ia sudah memiliki beberapa gambaran untuk pomas kedepannya. Pertama, bagaimana kegiatan pomas berjalan sistematis dan sinkron baik yang berhubungan dengan akademik maupun pesantren. Kedua, bagaimana pomas itu bisa terorganisir dengan baik dalam pengawalan setiap kegiatan. Ketiga, bagaimana pomas itu bisa terkoneksi, dalam artian komunikasi antara pomas baik dengan kampus maupun dengan pesantren itu berjalan dengan baik.
Serah Terima Jabatan Kepala Wilayah Demisioner Kepada Kepala Wilayah Ibnu Arabi Yang Baru
Baim sapaan akrabnya, melanjutkan dengan memberikan motivasi kepada mahasiswa yang tinggal dan menjadi penghuni asrama pomas. Bahwa tinggal di wilayah Ibnu Arabi (Pomas) itu merupakan kesempatan untuk meng-upgrade diri dan belajar mandiri sebaik mungkin, sesuai dengan yang kita upayakan bersama.
“Bagi saya, kita hidup di Pomas itu, ibarat hidup di tengah-tengah tambang emas. Kita lihat ke kiri ada ilmu yang berbicara tentang sosial dan ketika lihat ke kanan ada ilmu yang berbicara tentang keagamaan. Cuman bagaimana kita ingin mencari. Itu semua kita kembalikan kepada diri kita sendiri,” ungkapnya.
(Humas Infokom)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!