KH. Moh. Zuhri Zaini : Tau Diri dan Sadar Diri Adalah Kunci Keselamatan Hidup
nuruljadid.net – Manusia mudah terbujuk dengan sesuatu yang tampak (Lahiriyah), tanpa melihat terhadap hikmah dan substansinya, manusia hanya berpikir tentang aspek lahiriyah dan kesenangan sesaat tanpa melihat dan menyadari posisi sebagai manusia.
Fenomena di era modernisasi yang menuntut manusia untuk mengimbangi dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Tanpa harus menukar dan mengorbankan identitas serta posisi diri, sering kali manusia lupa dan tidak menyadari hakikat diri. Karena manusia sering tertipu dengan bungkus yang sangat indah, sekalipun content-nya kering dari nilai – nilai atau substansi yang baik dan menyelamatkan.
Terkadang ketika manusia diberi nikmat, ketika itu juga terkadang manusia lupa, bahwa nikmat tersebut Allah yang memberikan, dengan kelalaiannya mengabaikan rasa syukur tehadap nikmat yang diberikan Allah kepadanya. Ketika Allah tidak memberikan nikmat, seketika itu juga terkadang manusia tidak menyadari bahwa posisinya sebagai seorang hamba, hanyalah sebatas mampu meminta dan berkeinginan dan yang menentukan hanyalah Allah.
Ditengah lupanya manusia untuk ma’rifatun nafsi, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini mengingatkan, ”dengan ma’rifatun nafsi orang akan tau kepada posisi dirinya,” kadang – kadang kita lupa bahwa diri kita adalah makhluk”.
“Kita tidak sendirian, dalam hidup kita bersama Allah dan makhluk Allah yang lainnya. Kita harus tau kapasitas dan posisi kita, tau diri dan sadar diri, sekali kita jadi hamba jadilah hamba yang baik, ketika jadi guru jadilah guru yang baik, ketika jadi suami jadilah suami yang baik, artinya kita tau kepada keadaan/posisi kita. Kita sebagai makhluk sering kali terbujuk dengan benda – benda lain, sehingga kita lupa bahwa diri kita adalah makhlukNya.” Nasihat sekaligus penjelasan beliau dalam Pengajian rutin Kitab Al Hikam Karya Ibnu Athoillah As-Sukandari.
Tau diri dan sadar diri merupakan kunci serta jalan bagaimana cara meraih keselamatan di dunia dan akhirat, yang menjadi keinginan manusia. (Zhen/Red)
“Kita tidak sendirian, dalam hidup kita bersama Allah dan makhluk Allah yang lainnya. Kita harus tau kapasitas dan posisi kita, tau diri dan sadar diri, sekali kita jadi hamba jadilah hamba yang baik, ketika jadi guru jadilah guru yang baik, ketika jadi suami jadilah suami yang baik, artinya kita tau kepada keadaan/posisi kita. Kita sebagai makhluk sering kali terbujuk dengan benda – benda lain, sehingga kita lupa bahwa diri kita adalah makhlukNya.”
Saya salah satu wali santri pp.nurul jadid.terimakasih postingannya