Pos
Ratusan Peserta Muskerwil Haru Saat Rekaman Suara Kiai As’ad Diperdengarkan
nuruljadid.net- Suasana haru tak bisa dihindari oleh ratusan peserta Musyawarah Kerja Wilayah I Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jatim (Muskerwil I Jatim) saat pemutaran rekaman suara Kiai As’ad diperdengarkan saat acara penutupan muskerwil bertempat di AULA Pesantren Nurul Jadid pada pukul 15. 28 WIB.
Ustadz Dony panitia muskerwil mengungkapkan, ” Saya merinding mendengar suara kiai as’ad yang menceritakan tentang awal mula NU di dirikan”.
“Saya melihat banyak orang menangis mendengar suara kiai as’ad,” Sambungnya.
Kehinangan begitu kuat terasa saat suara kiai as’ad berkisah tentang tugas yang diberikan kiai kholil, meski menggunakan bahasa madura, namun bahasa indonesinya tertulis dilayar lebar.
“Saya sangat terharu dan merasa ada di depan kiai as’ad, seakan beliau masih hidup ditengah tengah kita,” Ungkap salah satu peserta Muskerwil.
Suara kiai as’ad sangat tegas dan lugas pada rekaman tersebut, sehingga mudah didengar dan dipahami, beliau bercerota tentang awal mulanya beliau diberi tugas oleh KH. Moh. Kholil Bangkalan untuk membawa tongkat dan tasbih untuk diberikan kepada KH. Hasyim Asy’ari dan beberapa ayat yang harus disampaikannya.
Pewarta : PM
Jaga Tradisi Pesantren, Pembukaan MUSKERWIL ditandai Bedug
nuruljadid.net – Sambutan demi sambutan pada acara pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah (MUSYKERWIL) PWNU Jawa Timur pada Jum’at, 29 November 2019 turut mewarnai berjalannya acara. KH. Zuhri Zaini selaku tuan rumah menuturkan, dengan diadakannya MUSYKERWIL di pesantren Nurul Jadid merupakan kebanggaan dan besar barokahnya baik barokah yang tampak dan barokah yang tidak tampak.
“Semoga MUSKERWIL ini bisa memperkokoh hubungan silaturahim kita serta persatuan bangsa dan negara indonesia,” ungkap beliau.
Sebagai tuan rumah, beliau turut mengingatkan kepada para peserta MUSKERWIL bahwasanya banyak ajaran yang dimungkinkan akan mengancam persatuan dan keutuhan bangsa.
“Tentu, tugas kita para kaum Nahdliyin untuk membentengi diri dari paham dan ajaran tersebut, Karena pada dasarnya NU dan pesantren tidak bisa dipisahkan dengan keutuhan bangsa dan negara,” tutur beliau dengan lembut.
Acara yang di hadiri oleh 700 peserta tersebut, sambutan dari K.H. Marzuki Musytamar turut andil dalam apa yang disampaikan oleh tuan rumah. Beliau menekankan terkait anjuran kepada masyarakat Indonesia dan khususnya kaum Nahdliyin untuk menjaga persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI).
Beliau menyampaikan dua hal yang perlu ditekankan oleh kaum Nahdliyin yaitu islamiyah dan watoniyah. “Kita ingin bareng-bareng bekerja sama, kompak dan solid dalam menjaga keduanya, kalau islamiyah tanpa watoniyah itu radikal, ” jelas beliau.

KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid pada saat membuka secara simbolis acara MUSKERWIL I PWNU Jatim di PP. Nurul Jadid
Terakhir, kyai Marzuki mengungkapkan beberapa perkembangan yang ingin di capai PWNU Jawa Timur. Yakni; Pertama, mengenai perkembangan Lembaga pendidikan NU, agar nantinya Lembaga NU mampu menjadi Lembaga-lembaga Unggulan. Kedua, berkaitan dengan Proyek sertifikasi tanah waqof, yang diusahkan untuk menjaga tanah-tanah yang sudah diwaqofkan bagi keperluan ummat nahdliyyin. Terakhir, meningkatkan sumber daya manusia khususnya masyarakat pinggiran yang ekonomi dan pendidikannya rendah, yang umumnya memiliki kultural NU.
Tak hanya itu, Dalam sambutan Gurbernur Jawa Timur, ibu Khofifah menanggapi dari masukan dalam sambutan dari kiai Marzuki terkait sertifikasi waqaf.
“Mengenai penyampaian dari kiai Marzuki terkait dengan sertifikasi waqaf di jawa timur, kami telah membincangkan hal itu kepada presiden dan beliau menyanggupinya,” tambahnya.
Sebelum berakhirnya acara pembukaan MUSYKERWIL, acara tersebut resmi dibuka dengan pemukulan bedug. Diantaranya; kiai Zuhri, kiai Marzuki, ketua umum MUSYKERWIL dan Gurbernur Jawa Timur, Ibu Khofifah, dan penutupan acara tersebut kiai agus ali mansyur untuk membacakan doa.
“Bedug ini merupakan tradisi lokal dari pembawa islam ke tanah jawa yang menjadikan bedug sebagai sarana dakwah islam, maka tanda dari itu dimulainya MUSKERWIL ini kami tandai pemukulan bedug yang merupakan tradisi khas pesantren,” tutur Prof. Akh. Muzakki selaku seketaris PWNU Jawa Timur.
Khofifah Singgung Isu Stunting di Pembukaan Musykerwil 1 PWNU Jatim
nuruljadid.net – Sebagai salah satu program prioritas nasional pemerintahan era Jokowi-Ma’ruf, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turut menyinggung isu stunting dalam sambutannya pada pembukaan Musykerwil 1 PWNU Jatim di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo (29/11/2019) Malam hari.
Gubernur Jatim ini mengutarakan bahwa dalam 5 program prioritas pemerintah terdapat satu poin yang sangat berkaitan dengan NU yakni pembangunan sumber daya manusia seperti stunting, nikah dini, kemiskinan dll.
“Saya pernah melakukan diskusi terbatas dengan seluruh pimpinan strategis Jawa Pos grup bahwa ternyata jika ada 10 daerah di Jawa Timur, skala 1-9 daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Timur yakni kulturnya NU” ujar Gubernur Jawa Timur tersebut.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat membuka secara simbolis acara Muskerwil I PWNU Jatim di PP. Nurul Jadid
Pendampingan secara spesifik akan dilakukan pada daerah-daerah yang dianggap memiliki tingkat kemiskinan akut. Stunting dengan skala tertinggi berada di Sampang dengan porsentase 47%, lalu di bawah Sampang yakni Pamekasan. Sedang untuk Probolinggo sendiri termasuk 5 besar dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jatim.
“Kira-kira 4 tahun yang lalu, Direktur Unicef datang ke Indonesia menyampaikan data stunting di Indonesia. Seluruh daerah berwarna merah kecuali DKI Jakarta, Yogyakarta dan Manado. Ternyata stunting tidak hanya kerdil badannya, tapi juga kerdil otaknya” pungkasnya.
Karena itu, untuk bisa menyiapkan SDM berkualitas FasKes KH. Marzuki Mustamar akan menyiapkan fasilitas berupa klinik pratama atau akan ditingkatkan menjadi rumah sakit tipe D.
Harapannya, dengan adanya fasilitas ini stunting yang menjadi masalah paling urgen di Indonesia akan segera terminimalisir khususnya di Jawa Timur.
Pewarta: Nada Fitria
Editor: Ponirin
KH. Syafruddin Syarif; Semua Pengurus PBNU Setuju MUSKERWIL dilaksanakan di PP. Nurul Jadid
nuruljadid.net – “Aneh bin ajaib kepemimpinan PBNU Khidmah 2018-2023 ketika membicarakan acara MUSKERWIL ternyata semua setuju ditempatkan di Pondok Pesantren Nurul Jadid dan tidak ada satupun yang menolak kenapa karna ternyata Nurul Jadid mulai dari muassis ma’had ini al mukarrom beliau KH. Zaini Mun’im diteruskan hingga dilanjutkan dengan putra – putra beliau dan seluruh keluarga besar Nurul Jadid adalah semuanya pendiri dan penggerak Nahdlatul Ulama”
Hal itu disampaikan oleh KH. Syafruddin Syarif, Perwakilan Panitia Pusat PWNU saat mengisi sambutan di Maulid Nabi PP. Nurul Jadid bersama PWNU Jawa Timur.
Kemudian beliau juga menerangkan bagaimana sepak terjang dari KH. Zaini Mun’im di dalam Nahdlatul Ulama (NU) dan juga ketika dilanjutkan oleh putra beliau, KH. Abdul Wahid Zaini.

KH. Syafruddin Syarif, Perwakilan Panitia Pusat PWNU saat mengisi sambutan di Maulid Nabi PP. Nurul Jadid bersama PWNU Jawa Timur
“Saya sendiri tahu bagaimana perjuangan KH. Abdul Wahid Zaini sampai mendirikan berbagai lembaga-lembaga, oleh karena itu tidak heran jika Nurul Jadid dijadikan satu pilihan untuk mengadakan MUSKERWIL, karena saya yakin santri – santri Nurul Jadid baik yang alumni maupun yang ada di Pondok Pesantren ingin menjayakan Nahdlatul Ulama semuanya ingin berjuang melalui Nahdlatul Ulama dan insyaallah dengan Nahdlatul Ulama kita bersama-sama menjaga Nusantara menjaga Indonesia,” tegas beliau.
Dihadapan ribuan jamaah Maulid Nabi, beliau turut menjelaskan NU akan mengadakan MUKTAMAR ke 34 di Sumatera pada tahun 2020, dan menjelaskan beberapa rentetan acara yang akan dilaksanakan selama MUSKERWIL berlangsung.
Penulis: Ahmad
Editor: Ponirin
Semarak Bazar di Acara Muskerwil I PWNU Jatim
nuruljadid.net- Semarak Bazar Nusantara pada acara Musyawarah Kerja Wilayah I Pengurus Wilayah Nadhatul Ulama Jawa Timur (Muskerwil I PWNU Jatim) menjadi objek wisata santri Nuul Jadid dan masyarakat sekitar pondok. Panitia Pelaksana mengadakan stand Bazar Nusantara (Bazar Nu) bertempat di Lapangan Ayaman Pondok Pesantren Nuul Jadid Paiton, Probolinggo. Ikut serta mengadakan bazar ini merupakan perwakilan beberapa lembaga-lembaga yang ada di naungan Nurul Jadid dan juga lembaga diluar Nurul Jadid, diantaranya PP. Sidogiri, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), PP. Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Universitas Islam Malang (UNISMA).
Tak hanya delegasi lembaga saja akan tetapi turut memeriahkan bazar tersebut alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo, diantaranya: Pengurus Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid Lumajang (P4NJ Lumajang), Pengurus Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid Jember ( P4NJ JEMBER). Sebenarnya Bazar bukan kali pertama diadakan di Pondok Nurul Jadid, namun kali ini bazar cukup meriah. Bazar Nusantara menjual beberapa makanan, buku, baju NU, foto ulama NU, kopi dan beberapa produk lainnya serta mempromosikan hasil karya santri dan masyarakat NU dan pemberian susu gratis, pemeriksaan gratis oleh Klinik Az-zainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid.
“Senang banget bisa berpartisipasi di bazar ini karena selain kita bisa mencicipi beberapa makanan yang ada kita dapat menambah wawasan dari stand –stand yang menyediakan buku-buku bacaan dan beberapa ilmu pengetahuan baru seperti halnya stand dari BPA Nurul Jadid yang memberitahukan cara menjaga kesehatan dengan baik dan benar.”Ujar wilda salah satu pengunjung bazar yang masih merupakan santri aktif MA Nurul Jadid
Bazar Nusantara telah ramai dikunjungi para pengunjung sejak dibuka pada hari kamis (28/11) kemarin, terhitung pada saat ini bazar nusantara telah memasuki hari kedua. Bazar Nusantara berlangsung selama 3 hari kedepan yang berakhir pada hari sabtu tanggal 30 November pada hari itu pula penghujung acara Muskerwil NU.
Pewarta; Al-mukhtar
Editor : Ponirin Mika
Berkunjung ke Bazar Nusantara, Beginilah Respon Kiai Zuhri terhadap Produk Alumni
nuruljadid.net – Pengasuh PP. Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini dersama KH. Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur mengunjungi Bazar Nusantara, Jum’at (29/11/2019) di Lapangan Ayaman PP. Nurul Jadid. Selain itu, beliau juga didampingi oleh Pengurus PWNU Jawa Timur dan Personel Keamanan dan Ketertiban (KAMTIB) PP. Nurul Jadid.
Kiai Zuhri, sapaan akrab Pengasuh PP. Nurul Jadid berdawuh bahwa jalan-jalan ke Bazar Nusantara adalah keinginan dari Ketua PWNU Jawa Timur, juga Bazar Nusantara merupakan rangkaian acara pada pelaksanaan Muskerwil di PP. Nurul Jadid.

Kiai Marzuki Mustamar bersama Istri saat mengunjungi stan P4NJ Lumajang di Bazar Nusantara Muskerwil
Membutuhkan 1 jam lebih untuk mengelilingi serta mengetahui produk-produk yang dipamerkan di Bazar Nusantara, Kiai Zuhri memberikan respon tentang produk yang dihasilkan oleh Alumni PP. Nurul Jadid yang terorganisir oleh Pengurus Pembantu Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4NJ) diantaranya; P4NJ Probolinggo, Jember dan Lumajang.
“Membanggakan, namun dari pesantren sendiri perlu ada wadah untuk menghubungkan (jaringan)” dawuh Pengasuh PP. Nurul Jadid.
“Bidang Usaha harus mengkoordinir produk-produk alumni dan perlu mencari manager yang mampu menekuninya (produk alumni, red)” pungkas Kiai Zuhri.
Penulis: Ahmad
Editor: Ponirin
KH. Marzuki Mustamar; Membela Agama Wajib, Membela Negara Itu Juga Wajib
nuruljadid.net– Dalam acara Pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah NU Jawa Timur ke-1 Jum’at (29/11/2019) di Halaman Kantor Pusat PP. Nurul Jadid, KH. Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur memberikan sambutan yang isinya adalah anjuran kepada masyarakat Indonesia, khususnya kaum Nahdliyyin untuk menjaga persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI).
Dalam sambutannya tersebut, beliau menyampaikan terdapat dua hal yang perlu ditekankan pada kaum nahdliyyin yaitu islamiah dan wathoniah.
“kita ingin bareng-bareng bekerjasama, kompak dan solid dalam menjaga kesatuan keduanya, kalau hanya islamiah tanpa wathoniah itu radikal” jelas beliau.
Selanjutnya, beliau memberikan sedikit pemaparan mengenai komitmen ber-NKRI, yakni hubbul wathon minal iman. Dengan itu beliau menginginkan kita masyarakat nahdliyyin, melakukan pengembangan dari sisi-ekonomi, pendidikan, dan sosial. Bahwa tiga hal tersebut juga termasuk dalam hubbul wathon minal iman serta kelestarian agama.

KH. Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur pada saat sambutan di Pembukaan MUSKERWIL I
“menjaga agama itu wajib, membela negara itu wajib”, begitu dawuh beliau yang ditujukan untuk memberikan pemahaman bahwa menjaga keutuhan negara itu penting, sebab negara merupakan tempat dimana kita melaksanakan semua aktivitas ibadah.
Ketua PWNU Jawa Timur tersebut juga tidak menginginkan adanya perpecahan dalam tubuh ummat islam khususnya warga Nahdlatul Ulama
“dalam ber-nasionalisme, kita sama-sama melaksanakan Hubbul wathon minal iman maka tidaklah direstui adanya perpecahan” jelas KH. Marzuki (sapaan akrab Ketua PWNU Jawa Timur).
“Tidak ada alasan untuk memecah belah, tetap sami-sami NU, tetap sami-sami PWNU” Sambung beliau dalam sambutannya.
Terakhir, Kiai Marzuki mengungkapkan beberapa perkembangan yang ingin dicapai oleh PWNU Jawa Timur. Yakni; Pertama, mengenai perkembangan Lembaga pendidikan NU, agar nantinya Lembaga NU mampu menjadi Lembaga-lembaga Unggulan. Kedua, berkaitan dengan Proyek sertifikasi tanah waqof, yang diusahkan untuk menjaga tanah-tanah yang sudah diwaqofkan bagi keperluan ummat nahdliyyin. Terakhir, meningkatkan sumber daya manusia khususnya masyarakat pinggiran yang ekonomi dan pendidikannya rendah, yang umumnya memiliki kultural NU.
KH. Moh. Zuhri Zaini; NU, Pesantren dan Bangsa Tidak Dapat Dipisahkan
nuruljadid.net – “NU, Pesantren, dan Bangsa Negara itu tidak dapat dipisahkan, karena yang mendirikan NU adalah orang pesantren. Serta peran pendahulu dalam mendirikan NKRI” begitulah Dawuh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh PP. Nurul Jadid dalam sambutannya pada Acara Pembukaan Muskerwil PWNU I Jawa Timur (29/11/2019) di Halaman Kantor Pusat PP. Nurul Jadid.
Lanjut, Kiai Zuhri (sapaan akrab Pengasuh PP. Nurul Jadid) juga memberikan respon terhadap adanya pelaksanaan Hari Santri Nasional (HSN) agar kita tidak terlalu dengannya (HSN, red) karena tetap yang mempunyai peran dan jasa adalah para pendahulu. Sehingga , untuk semua penurus dapat meniru para pendahulu. Sehingga melalui Jamiyah Nahdlatul Ulama dapat melalukan estafet perjuangan para pendahulu, khususnya bagi para santri agar tetap istiqomah.

Kiai Zuhri pada saat sambutan di Pembukaan MUSKERWIL I PWNU JAWA TIMUR
“orang yang mempunyai kemuliaan yang masa lalu, dan bisa membuat kemulyaan baru untuk dirinya sendiri” tambah beliau.
Selain itu, dalam sambutannya Kiai Zuhri menyampaikan bahwa, merupakan suatu kehormatan, kebahagiaan, dan kebangaan Pondok Pesantren Nurul Jadid ditunjuk Sebagai tuan rumah Muskerwil I PWNU Jawa Timur.
“ini merupakan suatu kebanggan dan sekaligus besar barokanya, baik barokah yang nampak maupun yang tidak nampak” Dawuh beliau.
Selain itu, harapan beliau untuk semua penerus NU dapat lebih bersemangat serta dapat memperkokoh ukhuwah Islamiyah.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ibu Khofifah Indar Parawansah (Gubernur Jawa Timur), KH. Miftahul Akhyar, KH. Said Aqil Sirodj, Menteri Desa Pengembangan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia (Bapak Halim Iskandar), Ibu H. Ida Firdausiyah (Menteri Ketenagakerjaan), KH. Anwar Iskandar, KH. Marzuki Mustamar, Perwakilan Menteri Perdagangan, Gubernur BI, Forkopimda Jatim, dan Bupati Probolinggo.
Penulis: JMN
Editor: Ponirin
KH. Moh. Zuhri Zaini; Semoga MUSKERWIL ini Bisa Memperkokoh Hubungan Silaturahim Kita
nuruljadid.net – “Adalah suatu kehormatan karena pondok pesantren nurul jadid ditunjuk tempat MUSKERWIL, ini merupakan suatu kebanggaan dan besar barokahnya baik barokah yang tampak dan barokah yang tidak tampak dan semoga MUSKERWIL ini bisa memperkokoh hubungan silaturahim kita serta persatuan bangsa dan negara indonesia”.
Hal itu disampaikan oleh KH. Zuhri Zaini Pengasuh PP. Nurul Jadid saat mengisi sambutan diacara pembukaan MUSKERWIL Jawa Timur dihadapan 700 peserta MUSKERWIL.
Sebagai tuan rumah, beliau turut mengingatkan kepada para peserta MUSKERWIL bahwasanya banyak ajaran yang dimungkinkan akan mengancam persatuan dan keutuhan bangsa.

Kiai Zuhri pada saat sambutan di Pembukaan MUSKERWIL I PWNU JAWA TIMUR
“Tentu tugas kita, para kaum Nahdliyin untuk membentengi diri dari paham dan ajaran tersebut. Karena pada dasarnya NU dan pesantren tidak bisa dipisahkan dengan keutuhan bangsa dan negara,” tutur beliau dengan lembut.
Pengasuh PP. Nurul Jadid ke 4 itu, bersyukur karena pada era pemerintahan Presiden Jokowi telah meresmikan Hari Santri Nasional pada tanggal 22 Oktober 2019.
“Namun kita tidak boleh terlalu berbangga, karena yang punya jasa adalah pendahulu kita. Semoga kita menjadi sebaik-baik manusia melalui jamiyah nu kita bisa meneruskan estafet kepemimpinan khususnya kepada para santri yang masih ada di pesantren ini,” pungkas beliau.
Penulis: Ridwan
Editor: Ponirin
Kunjungi Bazar Nusantara, Beginilah Respon Ketua PWNU Jawa Timur
nuruljadid.net – KH. Marzuki Mustamar, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengunjungi stan Bazar Nusantara di Lapangan Ayaman PP. Nurul Jadid, Jum’at (29/11/2019) Sore hari. Beliau menilai Bazar Nusantara yang diselegararkan oleh panitia sangat luar biasa. KH. Marzuki Mustamar tidak hanya sendirian beliau di dampingi oleh istri tercinta (Hj. Saidah), Pengasuh PP. Nurul Jadid (KH. Moh. Zuhri Zaini) serta juga didampingi oleh panitia Muskerwil.
Selain itu, beliau juga mengapresiasi kegiatan bazar ini. Beliau menyampaikan bahwa NU dan pesantren memiliki potensi ekonomi yang luar biasa.
“Luar biasa, jadi ini menunjukan potensi ekonomi yang dimiliki NU dan pesantren-pesantren. Ternyata Pesantren Paiton, Pesantren Genggong, pesantren mana-mana termasuk Asembagus luar biasa produksinya dan ini yang kita harapkan” dawuh beliau dengan tegas kepada nuruljadid.net di lokasi bazar.

KH. Marzuki Mustamar, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (kiri) bersama KH. Moh. Zuhri Zaini pada saat mengunjungi Bazar Nusantara Muskerwil
Kiai Marzuki (sapaan akrab ketua PWNU Jawa Timur) menegaskan bahwa dengan adanya bazar ini menunjukan bahwa NU dan Pesantren bisa membangun dan mengelola ekonomi yang lebih baik kedepannya. Karena NU dan pesantren tidak hanya memikirkan dunia saja akan tetapi akhirat juga.
“Jadi kalau dulu mungkin orang ngaji tok di pondok itu, Fil akhirati hasanah fiddunya kadang agak sengsara. Kalau dikuliah-kuliah umum kadang mereka top ke sisi dunia, tapi diakhiratnya mboh. Kayak begini-begini kita tahu betul bahwa di NU, di Pesantren insya Allah fiddunya hasanah fil akhirah hasanah. Fiddunya hasanah, nyatanya mereka bisa meproduksi, bisa mengelola ekonomi, dan seterusnya. Fil akhirah hasanah karena mereka dipesantren insya Allah mereka tetap Ahlussunah Wal Jamaah” tegas Ketua PWNU Jatim.
Penulis: Baihaki
Editor: Ponirin
Kenalkan Islam Dengan Bedah Buku Ijtihad Islam Nusantara
nuruljadid.net – Dalam rangka mengenalkan Islam Nusantara kepada khalayak, khususnya kepada para penganut paham ASWAJA, PWNU Jawa Timur dalam acara Muskerwil ke-1 mengadakan acara bedah buku berjudul “Ijtihad Islam Nusantara” di Aula PP. Nurul Jadid tepat pada pukul 16.00 WIB dengan khidmat dan dihadiri sebanyak 150 orang.
Dengan pemaparan yang ringkas dan tepat oleh pengarang buku Ijtihad Islam Nusantara, Prof. Dr. Abd. A’la, M.Ag mampu membuka pikiran para peserta bedah buku mengenai eksistensi islam sebenarnya dalam krangka kenusantaraan.
Bapak Ahmad Syahidah, P. HD salah satu dosen Universitas Nurul Jadid yang merupakan pembanding pertama mengenai buku karangan Prof. Dr. Abd. A’la, M.Ag mengupas tuntas apa yang dimaksud dengan islam nusantara dan bagaimana bentuk perkembangannya dewasa ini di Indonesia melalui tulisannya yang berjudul “Mengulik Ijtihad Islam Nusantara: Sebuah Pendekatan Respons Pembaca terhadap Gagasan Agama Pribumi”.

Suasana acara bedah buku berjudul “Ijtihad Islam Nusantara”
Beliau menuturkan bahwasanya “islam sejak awal kelahirannya berada dalam satu dunia yang sudah memiliki budaya”. Hal ini dapat dilihat dari perwujudan islam yang ada di Indonesia, salah satu contoh adalah upacara sekaten, salah salah satu upacara kebudayaan islam jawa di dua keraton Mataram yang kerap dilaksanakan setiap bulan Rabiul Awal atau bertepatan dengan bulan Maulid Nabi. Hal tersebut merupakan akulturasi antara ajaran islam dengan budaya nusantara yang tetap lestari hingga saat ini.
Selanjutnya, Beliau juga menegaskan bahwasanya kaum millenial saat ini perlu memahami betul makna dan eksistensi islam nusantara supaya tidak salah penafsiran. Maka sebab itu, beliau Melalui status-status di laman facebook beliau ingin memberikan pemahaman mengenai islam yang bekrembang di Nusantara.
Dalam tulisannya bapak Ahmad Syahidah menegaskan bahwa pesan utama yang ingin disampaikan adalah ajaran islam dengan ekspresi keagamaan yang ramah dengan kebudayaan dan kebiasaan setempat dimana ajaran Muhammad diprektekkan oleh penganutnya.
Penulis: Sulus
Editor: Ponirin