hari santri nasional

Pos

Paskibraka Nurul Jadid Latihan Perdana Menyambut Hari Santri Nasional 2021

nuruljadid.net – Persiapan menjelang Upacara Hari Santri Nasional 22 Oktober 2021 di Pondok Pesantren Nurul Jadid sudah mulai dilakukan sejak hari Kamis (7/10/21) kemarin. Upacara akan dilaksanakan secara terbatas dengan protokol kesehatan ketat lantaran belum tuntasnya Pandemi Covid-19. Peserta upacara hanya akan dihadiri oleh perwakilan siswa delegasi masing-masing lembaga pendidikan yang berada di dalam pesantren dan undangan dibatasi pimpian pesantren, pimpinan satuan kerja dan pimpinan satuan pendidikan.

Meski diselenggarakan secara terbatas, persiapan Upacara HSN tetap dipersiapkan secara maksimal dan matang demi suksesnya pelaksanaan hari puncak Upacara HSN tanggal 22 Oktober 2021 nanti. Kali ini, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) dipersiapkan dengan formasi yang diisi 22 personel. “Hal itu dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan tanggal diresmikannya Hari Santri Nasional yakni tanggal 22 Oktober,” ungkap Mujiburrohman ketika diwawancarai tim Infokom.

Upacara HSN mendatang akan dilaksanakan di halaman Madrasah Aliyah (MA) Nurul Jadid. Tim paskibraka diarahkan untuk menggelar latihan perdana hingga digelarnya Upacara di halaman MA Nurul Jadid untuk membiasakan mereka beradaptasi dengan lokasi upacara. Resimen Mahasiswa (MENWA) Universitas Nurul Jadid ikut berperan aktif sebagai pelatih Paskibraka Nurul Jadid yang diketuai oleh Ubaidillah selaku Komandan Satuan Menwa Unuja.

(Peserta Paskibraka Nurul Jadid melakukan latihan bersama Menwa Unuja)

Persiapan acara HSN dikoordinir oleh bagian Humpro, Tim Panji Pelopor dan FKO Nurul Jadid. Mereka berkolaborasi dan saling bahu-membahu demi mensukseskan Upacara Hari Santri Nasional 2021 mendatang.  Waktu latihan sangat terbatas yang semula sekitar 2 minggu sebelum hari-H namun hanya tersisa 7 hari efektif dikarenakan terpotong pelaksanaan Penilaian Tengah Semester (PTS) di seluruh satuan pendidikan dasar dan menengah sejak tanggal 16 sampai dengan 21 Oktober. Keputusan berat ini memang menjadi bagian resiko yang harus diambil karena pesantren tidak ingin menggangu fokus belajar mereka yang merupakan hak setiap santri. Dansat Menwa Unuja Ubaidillah berharap tim Paskibraka dapat memaksimalkan waku yang ada. Agar bisa memberikan performance yang baik ketika upacara nanti. “Saya harap, kalian bisa lebih disiplin dan fokus dalam memaksimalkan waktu yang ada agar lebih siap dan dapat memberikan performance terbaik di acara HSN nanti” imbuh Ubaidillah sebelum memulai latihan.

Kepala Sub Bagian Humas dan Infokom Mujiburrohman juga menitipkan tugas dan amanah ini kepada setiap individu tim paskiraba yang terlibat agar tetap semangat dan disiplin sampai hari-H demi suksesnya prosesi pengibaran bendera merah putih sebagai momentum sakral dari setiap upacara. “Kalian adalah santri pilihan yang diberi amanah mengemban tugas mengibarkan bendera Merah Putih sebagai sebuah penghormatan dan bentuk pengabdian kalian kepada pesantren, bangsa dan Negara.” ujarnya di akhir kegiatan latihan.

(Humas Infokom)

Galeri Foto: Pemeriksaan dan Promosi Kesehatan oleh Klinik Az-Zainiyah

Penampilan Drumband cilik MINM HSN

NurulJadid.net- Ada hal menarik dalam penyelenggaraan Hari Ssantri Nasional (HSN) Pondok Pesantren Nurul Jadid tahun ini, selain upacara yang diikuti oleh ribuan santri, ada pula penampilan kesenian yang diperankan langsung oleh siswa MINM yang tak lain adalah santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton Probolinggo.

Salah satunya adalah personil cilik drumband Madrasah Ibtidaiyah Nurul Mun’im (MINM), penampilan yang dilakoni oleh 70 personil tersebut sangat memanjakan mata dan menentramkan telinga. Terlebih mereka membawakan lagu Mars yaa Ahlal Wathon karya KH. Wahab Chasbullah dan Himne santri.

Penampilan ini merupakan wadah untuk melatih kedisiplinan dan solidaritas untuk siswa MINM. “Secara khusus, penampilan drumband MINM di upacara peringatan Hari Santri Nasional ini merupakan salah satu instrumen untuk melatih kedisiplinan,” jelas Syamweil salah satu guru di MINM.

para personil yang didomisili oleh siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Mun’im, sangat menghibur para peserta upacara hari santri nasional (HSN) 2018.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa penampilan personil cilik ini adalah untuk menumbuhkan mental dan kreatifitas sebagai santri yang kuat terhadap peserta didik MINM. “selain itu, ini adalah salah satu cara untuk lebih mempercepat membentuk mental yang kuat dan memiliki karakter yang unggul kepada peserta didik kami, sebab mereka harus menyelaraskan nada, irama yang dihasilkan dari setiap alat musik.”

Penulis: Ahmad Salim

Editor: Jawahir

Penampilan Seni Bela Diri PBDNJ Penutup Hari Santri Nasional 2018

Nuruljadid.net- Perguruan Bela Diri Nurul Jadid (PBDNJ) ikut memeriahkan Hari Santri Nasional (HSN) dengan menampilkan beberapa seni beladiri setelah upacara peringatan hari santri di halaman Universitas Nurul Jadid, Senin (22/10).

PBDNJ ialah suatu perguruan bela diri yang berada dibawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid, dengan santri sebagai peran dalam mengembangkan bakat, kreatifitas dan seni para santri dengan beragam jenis aliran seperti aliran Cimande, Pamur, Harimau Terbang, dan Pagar Nusa.

Penampilan PBDNJ ini merupakan penampilan perdana yang disaksikan oleh seluruh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid. “hari ini adalah baru pertama teman-teman tampil di depan seluruh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid” ungkap Lutfi, wakil ketua PBDNJ.

“Arah dari pementasan tersebut adalah untuk mengenalkan budaya silat kepada para santri, dan PBDNJ lebih khususnya. Lebih-lebih saat ini, budaya silat mulai terkikis oleh perubahan dan perkembangan zaman” lanjutnya kepada wartawan SJ.

Meskipun hanya lima hari persiapan yang dilakukan oleh PBDNJ dalam menyambut HSN ini, tetapi mereka bisa memberikan penampilan yang menarik dan membuat gemuruh tepuk tangan para ribuan santri menggelegar.

“Lima hari sebelum HSN, kami sudah mempersiapkan untuk tampil dalam rangka menyambut HSN, yaitu mulai sore hingga jam 10 malam, tapi alhamadulillah dengan kekompakan teman-teman kita sukses untuk hari ini semoga dikesempatan berikutnya lebih baik lagi” lanjutnya kepada SJ.

Penampilan tersebut memberikan kesan yang baik bagi para anggota PBDNJ agar lebih giat lagi dalam berlatih dan mengasah kemampuan. “tentunya hal ini  merupakan suatu hal yang sangat bangga bagi kami karena kami diberikan kesempatan untuk menapilkan seni  bela diri ini didepan para santri dan bertepatan pada hari santri nasional” ujar Akbar taufiqi salah satu anggota PBDNJ yang  ikut menampilkan jurus Harimau terbang beregu kepada SJ.

Penulis: Hasyim Asy’ari

Editor: Rahmat Hidayat

KH. Abdul Hamid Wahid; Momentum Hari Santri

nuruljadid.net- Hari Santri Nasional (HSN) merupakan salah satu momentum santri untuk terus mengingat jati diri dan perjuangan ulama’ dan santri, dalam memerdekakan Republik Indonesia. KH. Abdul Hamid Wahid, Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid menjelaskan momentum tentang lahirnya bangsa, bahwa santri bukan hanya punya peran, tetapi juga punya andil yang besar dalam sejarah lahirnya bangsa dan negara.

Lebih lanjut, beliau juga menjelaskan bahwa HSN merupakan refleksi terhadap Resolusi Jihad. “Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh KH. Hasyim Asy`ari sebagai hasil konsultasi para pejuang kemerdekaan pada waktu itu khususnya Bung Tomo. Sehingga keluar intruksi yang kita kenal dengan Resolusi Jihad, kemudian melahirkan pertempuran besar di Surabaya dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia,” papar beliau saat sambutan Inspektur Upacara.

Selain itu, menurut beliau santri merupakan jembatan bagi bangsa dan negara keluar dari jurang kegelapan menuju era pencerahan. “Para santri telah membawa bangsa ini keluar dari jurang kegelapan dengan hadir dan membawa pencerahan serta hidayat, yaitu agama Islam.”

Hal tersebut dicatat dalam sejarah bahwa santri kemudian masuk tanpa mengganggu bahkan bisa berbaur dengan baik dengan budaya, meluruskan budaya-budaya yang tidak benar menuju budaya yang baik, itu kita kenal dengan istilah Penetrasi Pasifik.

Akhirnya, tasyakkur peringatan HSN rasanya tidak ada alasan untuk berkecil hati. Kita harus bangga menjadi santri walaupun tidak untuk berbangga-bangga. Artinya bahwa keberadaan kita dalam sejarah itu cukup menjadi alasan kita untuk mempertahankan peran kedepan yang lebih baik dalam tantangan yang berbeda.

 

Penulis: Abdul Hannan

Editor: Badrus Sholeh

nasi tabheg hari santri nasional 2017 di Nurul Jadid

Tabheg Bukti Santri Membela Kaum Pinggiran

Tabheg dan santri tidak bisa dipisahkan, berbicara santri tentu akan ada cerita Tabheg di dalamnya, begitu pula sebaliknya. Penyebutan Tabheg itu digunakan pada nasi yang dibungkus memakai daun pisang dan diikat memakai tali. Sepintas asumsi saya memaknai filosofi daun, adalah simbol bendera NU, meski di ikat memakai tali, sebagai bukti satu ikatan ideologi pancasila, ikatan selajutnya adalah berpegang teguh untuk menjaga NKRI.

Sebuah kebahagiaan yang tak terhingga, apabila santri dikirim oleh orang tuanya, karena dipastikan ada thabek yang dibawa. Santri yang setiap hari makan nasi dan lauk pauk seadanya, akan makan menu nasi Tabheg bersama dengan santri lainnya.

Tabheg adalah simbol kesederhanaan, kebersamaan dan kemandirian. Mentradisikan kesederhanaan, kebersamaan dan kemandirian adalah sebuah ajaran nilai yang selalu di gaungkan oleh Pondok Pesantren. Kesederhanaan, kebersamaan dan kemandirian upaya mewujudkan mental sejati seorang santri, dalam memaknai prilaku keagamaan yang baik.

Karena seorang santri tidak hanya belajar nahwu, shorrof, tafsir dan kitab kuning yang lain. Namun, ia belajar bagaimana menjadi manusia paripurna dalam segala sektor. Pengetahuan yang dimiliki tanpa diwujudkan dalam sikap dan mentality yang baik, maka tidak akan berarti.

Makan Tabheg bersama santri 10 ribu di Nurul Jadid, sebagai langkah memberikan gambaran, bahwa kemenangan tidak akan di dapatkan kecuali dengan kebersamaan.  Kita ingat kemenangan anak bangsa dari penjajah karena semangat kebersamaan terpatri didalam dadanya. Kini, bangsa kita tercerai oleh kepentingan kelompok, kepentinhan yang tanpa memberikan kontribusi nyata pada bangsa. Resolusi jihad mampu membakar semangat para pejuang negeri, hingga tak ada satu langkah pun, mundur dari memperjuangkan kemerdekaan. Karena kebersamaan menjadi kekuatan yang luar biasa

Tabheg, reaktualisasi kebersamaan, kesederhanaan serta kemandirian

Santri akan teruji kesetiakawanannya, apabila makan Tabheg bersama temannya, tidak hanya sendirian. Mengapa demikian? Keseruan akan tercipta meskipun terkadang satu Tabheg tidak cukup untuk beberapa santri, kekenyangan perut bukan orientasi dari makan Tabheg bersama.  Sifat bakhil sangat tidak disukai oleh agama, lebih lebih jika ada sesuatu yang bisa untuk berbagi dengan yang lain. Biasanya, santri yang pelit akan sedikit mempunyai teman bahkan bisa juga selalu di permainkan oleh temannya sendiri dengan barang barangnya sering hilang. Santri harus jauh dari kekikiran, sebab dia adalah pencari ilmu dan ilmu akan mudah di dapat apabila cahaya Allah diberikan padanya.

Sangat tidak elok sikap kikir ini dipelihara, karena identitas santri akan terganggu dengan hal tersebut

Tabheg sekarang mulai luntur, sejalan dengan arus globalisasi, padahal wali santri apabila mengirim santri dengan Tabheg adalah bukti keberpihakan pada rakyat kecil.  Di beberapa pasar baik pasar tanjung, pasar paiton juga pasar lainnya, penjual daun mulai tidak laku. Kapitalisme sudah merongrong keakar akar rusaha rakyat kecil. Pengusaha plastik sudah menguasai ekonomi dan penjual daun sering tertindas. Santri harus cermat pada setiap langkah para penjajah ekonomi rakyat kecil. Karena keberadaan santri akan tampak jika keberpihakannya pada pada rakyat benar benar kuat. Dulu, kiai abdul wahid zaini, membela petani tembakau dan rela mempertarukan segalanya demi kesejahteraan rakyat.

 

Oleh : Ponirin Mika (Sekretaris Biro Kepesantrenan, Anggota Social Community of Research)

nasi tabheg

Apa Nasi Tabheg? Bagaimana Resep Nasi Tabheg?

Setelah Santri Nurul Jadid memecahkan rekor muri makan Tabheg terbanyak, tidak sedikit warganet bertanya; apa nasi Tabheg? Bagaimana resep nasi Tabheg? Istilah Tabheg berasal dari bahasa Madura. Penulisan istilah ini bermacam-macam, ada yang menulis dengan Tabak, Tabek, Tabeg, Tabhek atau Tabegh. Bagi sebagian masyarakat Jawa Timur, istilah Tabheg ada yang menyebutnya dengan Nasi Gulung.

Santri pada umumnya adalah pelajar yang merantau dan bermukim di sebuah pesantren. Sedangkan kendaraan jaman dahulu tidaklah secanggih jaman saat ini. Perjalanan ke sebuah pesantren bisa memakan waktu lebih dari satu hari bahkan berhari-hari. Begitu pun orang tua santri tidak jarang pula mengunjungi putra-putrinya ke pondok, baik hanya sekedar mengetahui keberadaan putra-putrinya atau pun mengirim kebutuhan hidup. Perjalanan dari rumah tempat tinggal asal hingga ke sebuah pesantren yang memakan waktu cukup panjang ini, hampir selalu membawa bekal perjalanan dan oleh-oleh untuk para santri di pondok pesantren. Bekal perjalanan ini atau oleh-oleh untuk para santri, umumnya di Jawa Timur dinamai dengan Tabheg.

Perjalanan yang memakan waktu lama, bagaimana bekal atau oleh-oleh yang dibawa tidaklah cepat basi. Nasi Tabheg dibuat agar Nasi bisa bertahan berhari-hari dan tidak cepat basi. Ketahanan nasi Tabheg bisa bertahan hingga 3 hari. Sajian nasi Tabheg seringkali ditunggu-tunggu oleh para santri. Bagaimana tidak, para santri yang giat mencari ilmu siang dan malam, hampir tidak memiliki kesempatan untuk memikirkan kebutuhan hidup (isi perut). Kebutuhan hidup para santri sering bersandar pada kiriman. Ketika orang tua salah seorang santri yang membawa Tabheg akan menjadi incaran bagi para santri lain dan semua mata tertuju pada nasi Tabheg.

Apa itu nasi Tabheg? Bagaimana bentuk nasi Tabheg? Bentuk khas nasi tabheg, yaitu nasi yang dibungkus dari daun pisang dan bentuk bungkusannya digulung. Kira-kira seperti pada gambar berikut.

nasi tabheg hari santri nasional 2017 di Nurul Jadid

nasi tabheg hari santri nasional 2017 di Nurul Jadid

Bagaimana cara membuat nasi Tabheg? Disini redaksi akan memberikan resep untuk membuat nasi Tabheg.

 

Bahan Membuat Nasi Tabheg

  1. Bahan utama yang digunakan adalah beras. Gunakan beras yang berkualitas bagus, bersih dan pulen supaya hasilnya lebih legit dan lezat.
  2. Jeruk nipis. Jeruk nipis 1 buah untuk beras 1 kg.
  3. Daun pisang.
  4. Tali Rafia.
  5. Bahan pelengkap untuk lauk sajian

 

Cara Membuat Nasi Tabheg

nasi tabheg belum matang

nasi tabheg belum matang

Cara membuat nasi Tabheg ini sebenarnya sangat sederhana. Langkah pertama hampir mirip sebagaimana menanak nasi dengan cara dikukus.

  1. Cuci beras hingga bersih hingga hilang bau dan kotoran yang menempel.
  2. Siapkan panci dan masukkan beras yang bersih kemudian berilah air hingga mencapai setengah ruas jari telunjuk tangan.
  3. Panaskan panci yg berisi beras dan air hingga mendidih.
  4. Pada saat nasi mendidih, berilah jeruk nipis kemudian diaduk hingga merata. Jeruk nipis inilah salah satu yang membuat nasi bisa bertahan lama.
  5. Aduk-aduklah nasi secara berkala agar tidak terjadi kerak dibagian bawah panci.
  6. Angkat nasi yang setengah matang ini dari panci.
  7. Pindahkan nasi yang setengah matang ke dalam panci kukus.
  8. Kukus nasi hingga benar-benar matang.

Langkah kedua, setelah nasi matang selanjutnya mempersiapkan untuk menjadikan Nasi Tabheg.

nasi tabheg sedang dikukus

nasi tabheg sedang dikukus

  1. Siapkan tali rafia dan lembar daun pisang untuk membungkus nasi.
  2. Tuangkan nasi di atas lembaran daun pisang yang sudah disiapkan.
  3. Nasi dalam lembaran daun pisang dibungkus dengan cara bungkusan menggulung.
  4. Ikat bungkus gulungan dengan tali rafia.
  5. Siapkan panci kukus. Pindahkan nasi yang dibungkus daun pisang menggulung ini ke dalam panci kukus.
  6. Kukus nasi yang sudah dibungkus gulungan daun pisang kurang lebih selama -+20 menit.
  7. Kukus hingga matang, terlihat daun pisang tampak berwarna layu.
  8. Selesai dikukus, angkat dan siap disajikan.

Nasi yang dibungkus daun pisang dimana bentuk bungkusannya berbentuk bungkus gulungan, inilah yang disebut dengan Nasi Tabheg.

nasi tabheg siap saji

nasi tabheg siap saji

 

 

Bahan Pelengkap Nasi Tabegh

  • Tempe kering
  • Tempe bacem
  • Daging rendang
  • Daging masak kecap
  • Telur dadar goreng yang di iris tipis tipis
  • Telur rebus dipotong potong
  • Telur masak bali
  • Kerupuk udang
  • Perkedel kentang
  • Sambal

 

Semoga tulisan sekelumit tentang Nasi Tabheg ini bisa memberikan gambaran jelas tentang nasi Tabheg, terutama bagi warganet yang berada di luar Jawa Timur. (aw)

 

Pecahkan Rekor MURI, Sajian Nasi Tabheg Terbanyak

Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Pondok Pesantren Nurul Jadid dimeriahkan dengan berbagai rentetan acara. Salah satunya dengan pencatatan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sajian nasi tabheg terbanyak.

Dalam kegiatan tersebut, MURI mencatat ada sekitar 12.297 santri yang menikmati 1.025 porsi sajian nasi tabheg secara bersama.

Pengukuhan rekor MURI ditandai dengan penyerahan piagam penghargaan MURI kepada Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid sebagai penyelenggara dan kepada inisiator, Pengurus Wilayah IPNU Jawa Timur . Di saksikan ribuan santri, simpatisan, dan masyarakat sekitar oleh Sri Widayati, Manager senior MURI.

“Kami perwakilan dari MURI mengumumkan, mengukuhkan, bahwa sajian tabheg terbanyak resmi tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia dan rekor dunia.” kata Sri Widayati dalam sambutannya.

“Hari ini, 22 Oktober, kami kembali hadir di Probolinggo, khususnya Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk mencatat pencapaian yang spektakuler yaitu sajian nasi tabheg terbanyak” imbuhnya.

MURI yang diketuai oleh Dr. Jaya Suprana, adalah lembaga pencatat rekor prestasi karya dan karsa yang diciptakan oleh anak bangsa, untuk rekor dunia. Bertujuan demi menegakkan pilar-pilar kebanggaan nasional, serta mengajak untuk menghargai karya dan karsa bangsa.

Di Probolinggo, sebelumnya MURI telah mencatat beberaoa rekor. Antara lain makan honey bee polen dan arum jeram dengan peserta terbanyak. Jalan sehat dengan menggunakan sarung yang diikuti 25.509 santri serta pembuatan bio pori terbanyak. (Rohid)

 

Peran dan Harapan di Hari Santri Nasional Versi Ketua DPRD Jatim

Dalam rangka menyemarakkan Hari Santri Nasional (HSN) ke-3, Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) Jawa Timur bekerjasama dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid menggelar apel akbar di Lapangan Raya Nurul Jadid yang dipimpin oleh Ketua DPRD Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar. Beberapa pimpinan tinggi lainnya seperti ikut menyemarakkan perayaan HSN 2017 bersama 12.297 santri.

Sesuai dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Hari Santri Nasional ditetapkan pada tanggal 22 Oktober. Ketetapan ini diberikan lantaran peran santri dari Pondok Pesantren pulalah, indonesia bisa merasakan kemerdekaan dan kecerdasan.

Ketua DPRD Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar menerangkan bahwa tema “Spirit Santri Meneguhkan NKRI” ini berarti mengulang atau menguat karena itu mandiri sejak dahulu bahkan sebelum kemerdekaan, dia tidak pernah mendapat dukungan dari pihak manapun.

“karena semua santri itu Mandiri, mulai dari zaman penjajahan belanda, nggak ada yang namanya pejuang kita itu mendapat support  dana dari luar negeri. Semuanya mandiri, semangat jihad waton minal iman” ungkap beliau

“Jauh sebelum Indonesia merdeka, para kiai dan santri sudah punya peran besar. Sebagai contoh, perjuangan para santri yang dikomandani oleh Syekh KH. Hasyim Asy’ari bersama para ulama dan kiai lainnya serta dikeluarkannya resolusi jihad menghasilkan pertempuran 10 November 1945 yang tidak ada mengentervensi, membiayai, dan menggalakkan. Semuanya dilakukan dengan kemandirian santri itu sendiri” tambah ketua DPRD Jatim.

Selain menyampaikan peran santri dalam mengukuhkan NKRI, di tempat yang sama, beliau turut memberikan harapan kepada santri untuk tetap patuh pada kiai, karena santri mandiri selalu patuh kepada kiainya. Sesuai dengan jargon beliau yang diucapkan ketika pelaksaan upacara hari santri “Santri Mandiri, Patuh Kiai Sampai Mati”. Beliau juga menuturkan alasan tentang diciptakannya jargon tersebut

“santri mandiri patuh sama kyai sampai mati karena memang hubungan santri dengan kyai itu bukan hanya hubungan duniawi, tapi hubungan ukhrawi juga dan itu satu-satunya pola hubungan guru dan murid yang bukan hanya dunia tapi sampai pada ukhrawi”ujar beliau. (Qz/Salim)

barisan formasi mozaik hari santri nasional 2017

Formasi Barisan Mozaik Para Santri Nurul Jadid Meriahkan Hari Santri Nasional 2017

nuruljadid.net- Peringatan Hari Santri Nusantara (HSN) 2017 di pesantren Nurul Jadid, Ahad (22/10/17), berlangsung meriah. Pasalnya, sebanyak dua ribu lima ratus santri Nurul Jadid membuat sebuah kreasi barisan mozaik ala santri.

Sejak dari pukul 07.00 Wib, tadi pagi. Lapangan raya pesantren Nurul Jadid sudah penuh oleh para hadirin untuk mengikuti kegiatan peringatan HSN 2017. Meskipun cuaca panas, para tim mozaik tetap antusias menampilkan kreasinya yang tidak lama ini di pelajari. Meskipun demikian, penampilan mozaik berjalan lancar dan menambah kemeriahan peringatan HSN kali ini.

Peringatan HSN 2017 di Nurul Jadid merupakan kerjasama dengan Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama (IPNU) Jatim. Di mana dalam pelaksanaannya juga dimeriahkan oleh kegiatan lomba-lomba dan kirap yang melibatkan santri se Jawa Timur.

«Kita berharap kegiatan ini bisa memberikan manfaat pada kita semua», ungkap Ainul Yakin, ketua panitia. (Habib)

HSN 2017 | Respon Ketua DPRD Jatim Tentang Acara Puncak Peringatan HSN di PP. Nurul Jadid

nuruljadid.net –Ketua DPRD Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar turut hadir dalam Acara Puncak Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Pondok Pesantren Nurul Jadid bahkan beliau juga mempimpin Upacara Peringatan Hari Santri Nasional yang mana para peserta upacara meliputi seluruh santri putra-putri dan peserta didik di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid sangat antusias dalam pelaksanaan HSN.

Beliau mengatakan bahwa kegiatan puncak peringatan HSN 2017 di Nurul Jadid berjalan dengan lancar. Hal tersebut dikarenakan banyaknya dukungan dari beberapa pihak.

“Acara ini terlakasana dengan lancar. Apalagi sampai ada Rekor MURI” tambah Ketua DPRD Jatim.

Setelah kegiatan puncak dilaksanakan, ada beberapa hal yang paling membuat beliau terkesan diantaranya adalah para petugas yang bagus dalam menjalankan tugasnya, seluruh santri antusias dalam mengikuti kegiatan Hari Santri Nasional, yang bertepatan pada tanggal 22 Oktober.

Ketua DPRD Jatim menyampaikan respon kepada tim red bahwa “Petugas – petugasnya bagus, Petugas baca ikrar, pembacaan UUD 1945, Komandan Upacara, Komandan Pleton, termasuk pengibar bendera. Pengibar bendera saya katakan lebih baik daripada pengibar Paskibraka di Istana Merdeka. Karena kalau paskibraka di Istana, mereka latihannya berbulan bulan dan mengenakan sepatu. Beda dengan Nurul Jadid, Paskibrakanya menggunakan sarung ditambah juga dengan memakai sandal jepit swallow dan mereka berhasil berbaris dengan rapi” ujar Pak Halim (sapaan akrab Ketua DPRD Jatim). (Qz)

KH. Moh. Zuhri Zaini Juga Ikut Menikmati Makan Tabheg Bersama 12 Ribu Santri,

nuruljadid.net- Semula direncanakan makan tabheg bersama akan dihadiri 10 ribu santri, pada pelaksanaanya ternyata dihadiri 12.297 santri. Demikian data yang didapat dari ketua panitia Hari Santri Nasional 2017, Ustadz Ainul Yaqin dalam kegiatan makan tapegh dihadiri oleh semua santri pondok pesantren nurul jadid (PPNJ) juga para Tamu Undangan serta KH. Moh. Zuhri Zaini Pengasuh dan Kepala Pesantren  KH. Abd. Hamid Wahid Kepala PonPes Nurul Jadid.

Seusai doa dibacakan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Mohammad Zuhri Zaini, makan tapegh sebanyak 1.025 gulung nasi Tabheg mulai digelar, ribuan santri pun mulai memadati Lapangan Kampus terpadu IAI Nurul Jadid.

Para tamu undangan juga mulai mengambil posisi untuk menyantap gulungan Tabheg lengkap dengan lauk pauknya. Bukan hanya para santri dan tamu undangan, Kiai Moh. Zuhri Zaini pun ikut menikmati hidangan Tabheg bersama Ketua DPRD Jatim dan Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid untuk memecahkan Rekor MURI Makan Nasi Tabheg terbanyak.

Sambil lalu penyerahan Piagam Rekor MURI, dengan pembacaan basmalah para santri dan tamu udangan mulai menyantap Tabheg. Suara kegembiraan santri menggema diiringi teriakan minta air karena kehausan.

Dari santri muda sampai santri sepuh ikut serta dalam barisan para pecinta Tabheg tanpa ada pemisah diantara mereka, para santri sineor diajak kembali bernostalgia mengingat masa muda mereka waktu di pondok.

Setelah makan tabheg selesai acara dilanjutkan dengan pemberian hadiah kepada pemenang lomba semarak Hari Santri Nasional 2017.(Yazid)

inspektur hsn2017 abdul halim iskandar

Abdul Halim Iskandar: Santri Memang Luar Biasa

Ketua DPRD Jatim, Abdul Halim Iskandar bertindak sebagai inspektur upacara peringatan Hari Santri Nasional di Lapangan Raya Pondok Pesantren Nurul Jadid, Minggu, (22/10/2017).

Dalam pidatonya Abdul Halim Iskandar mengatakan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak akan pernah ada tanpa jasa kiai dan santri melawan penjajah.

“Ini fakta sejarah. Sejak zaman penjajah semua santri turut andil berjuang, Pengeran Diponegoro, Imam Bonjol,” ucap beliau

“Oleh karena itu santri adalah pemilik NKRI. Supaya kita betul-betul sebagai pemilik maka santri harus pintar. Kalau tidak santri akan terpinggirkan,” tambahnya.

Beliau juga menjelaskan santri saat ini telah turut mengisi pos-pos penting di pemerintahan. “Alhamdulillah santri sudah ada yang jadi bupati, gubernur dan presiden,” tambah beliau.

Sebelum upacara berakhir, beliau mengucapkan terimakasih kepada PW IPNU Jatim, PW IPPNU Jatim.”Santri memang luar biasa. Santri mandiri, NKRI hebat, santri mandiri, sampai mati ikut kiai. Santri pintar, NKRI tetap milik kiai dan santri,” teriak beliau menggebu-gebu. (Yani)

 

 

nspektur hsn abdul halim iskandar

Upacara Hari Santri Nasional 2017 di Nurul Jadid Dipimpin Ketua DPRD Jawa Timur

Peserta kirab Hari Santri Nasional, Minggu (22/10/2017) Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur, dari Madiun tiba di lapangan raya Pondok Pesantren Nurul Jadid pukul 07.10 Wib.

Panji kirab diterima oleh Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid. Setelah itu upacara bendera Hari Santri Nasional dimulai. Bertugas sebagai pemimpin upacara yaitu Ketua DPRD Jatim, Abdul Halim Iskandar.

Dalam hening cipta, ketua DPRD Jawa Timur ini menginstruksikan ribuan peserta upacara agar mendoakan para ulama, pendiri NU, para kiai Nurul Jadiddan seluruh pejuang kemerdekaan Indonesia.

Turut hadir pada upacara tersebut adalah Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Moh Zuhri Zaini, KH Moh Romzi Al Amiri Mannan, KH. Zainul Mu’in, KH. Hefni Rozak dan kiai-kiai lainnya termasuk juga pengurus NU Wilayah Jawa Timur.

Setelah selesai upacara bendera, 10.000 santri makan bersama tabheg tercatat sebagai rekor muri Indonesia. Pondok Pesantren Nurul Jadid kemudian langsung menerima piagam tanda dari tim Muri Indonesia. (Yani)

 

 

Ini Do’a Kiyai Zuhri Pada Puncak Peringatan HSN 2017

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, KH. Moh. Zuhri Zaini memimpin do’a pada acara puncak Peringatan Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Berikut do’a yang beliau panjatkan

Ya Allah, Ya Tuhan kami, pagi ini kami para santri berserta komponen bangsa yang lain serta bapak – bapak dari Kepolisian maupun di TNI dan para pemimpin kami berkumpul di tempat ini dalam acara peringatan Hari Santri Nasional. Kami mohon Ya Allah, mudah-mudahan perkumpulan ini menjadi perkumpulan yang Kau ridhoi dan Kau lindungi

Ya Allah, semoga apa yang kami lakukan akan menjadi bagian dari rencana besar Tuhan, sehingga keberadaan santri tidak saja menyejukkan ummat dan bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tapi para santri akan menjadi jangkar penyelamat bangsa secara mandiri dalam sebuah kedaulatan NKRI seperti yang Engkau kehendaki.

Ya Allah, sungguh hanya kepadaMu kami memohon, Ya Allah Ya Robbi, semua orang paham bahwa hakikat santri adalah wajah islam nusantara yaitu islam yang rahmatan lil alamin, untuk itu dalam peringatan Hari Santri Nasional ini semoga Kau jadikan keislaman kami para santri menjadi kiblat, menjadi keislaman yang damai, yang ramah, yang menyebarkan kesejukan dan menjadi kiblat dari semua pengamalan ajaran islam dan bahkan dunia secara keseluruhan. Dan semoga paham ahlussunnah wal jamaah yaitu keselamatan para santri akan bisa meniadakan terjadinya konfik – konflik permusuhan antar ummat maupun diantara dengan pihak – pihak yang lain. Dan mudah – mudahanan keberadaan santri akan menjadi pemersatu dan perekat dalam kehidupan berbangsa, bernegara bahkan diantara sesama manusia. (Qz)