Berkat Kerja Ekstra, Majalah Kreasi Siswa Terbit di Era Pandemi

nuruljadid.net-Lembaga Pers Siswa (LPS) Kharisma kembali berkreasi dalam rangka unjuk eksistensi dengan terbitnya majalah Kharisma, Rabu (13/01). Majalah yang kini memasuki edisi ke XXXII tersebut dikelola secara independen oleh siswa-siswi Madrasah Aliyah Nurul Jadid. Yang menarik adalah, majalah ini berhasil terbit  di era pandemic covid-19.

Nieke Eka Rachmawati, Pemimpin Redaksi mengutarakan bahwa di era pandemic ini penggarapan majalah membutuhkan kinerja yang ekstra. Pasalnya, Majalah yang sudah dipersiapkan hampir enam bulan tersebut harus rela untuk terlambat terbit. Hal tersebut juga dilatar belakangi oleh kendala komunikasi yang terjadi akibat pandemic.

“kami mempersiapkan sudah lama, namun terkendala komunikasi akibat pandemi dan libur panjang. Sehingga, ketika kembali ke pesantren kita harus menuntaskan tugas yang belum diselesaikan,” ujarnya.

Hal tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, merujuk pada kebijakan pusat Pondok Pesantren Nurul Jadid yang berupaya semaksimal mungkin agar wilayah pesantren tetap steril. Sehingga hal tersebut berimbas pada aktifitas madrasah. Pasalnya, sejauh ini pesantren telah mengeluarkan kebijakan lockdown sebanyak dua kali. Dan sempat menggunakan sistem pembelajaran luring.

Lebih jauh, ia mengatakan bahwa dibalik suksesi penerbitan majalah kali ini, hal yang paling penting adalah merawat komunikasi. Sebab, tanpa komunikasi antar redaksi, mustahil majalah tersebut akan terbit. “Komunikasi kan seperti kabel. sekalipun putus banyak cara untuk bisa menyambungnya kembali,” ujarnya disusul dengan gelak tawa.

Senada dengan hal tersebut, saudari Farahdilla Azzainiyah Fauzi mengutarakan bahwa yang sepesial dari penerbitan majalah kali ini adalah kekompakan. Menurutnya, di era pandemic covid-19 bukan alasan untuk terus produktif. “Kami ditekan untuk terus eksis di tengah pandemic,” ujar siswi yang menjabat sebagai editor majalah Kharisma ini.

Mengakhiri sesi wawancara, ia berpesan kepada seluruh pembaca untuk lebih menghargai sebuah karya. Sebab, karya menurutnya adalah potensi dan eksistensi yang tak ternilai harganya. “Dibalik karya, sejelek apapun nilainya adalah buah dari kesungguhan yang luar biasa,” pungkasnya sembari melempar senyum.

Pada edisi kali ini, majalah Kharisma mengangkat sebuah tema dengan isu pendidikan yang bertajuk “Fenomena Bimbingan Belajar Di Tengah Merdeka Belajar”.Tema tersebut diulas dari berbagai perspektif, yakni pendidikan, psikologi dan kecanggihan teknologi yang dipadukan dengan pembelajaran pesantren. Hal ini dapat dilihat dari tokoh yang dijadikan sumber utama majalah tersebut.

 

Pewarta    : Windana

Editor        : Ponirin Mika

Bincang Santai Kru Infokom Puteri, Bangkitkan Semangat Jurnalisme

nuruljadid.net – Minggu, 10/01/2021 Kru Infokom puteri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo mengadakan bincang santai bersama Bapak Ponirin Mika Pembina Kru Infokom sekaligus Kasubbag Humas dan Infokom Pesantren Nurul Jadid.

Pertemuan itu berlangsung di kantor Humas dan Protokoler Pesanten sejak pukul 14.00 hingga 16.00 WIB dengan maksud bincang santai membahas kelanjutan program Ngaji Jurnalistik yang akan dilaksanakan Kru Infokom Pesantren Nurul Jadid.
Bincang santai tersebut menghasilkan beberapa keputusan, salah satunya akan diadakan pelatihan jurnalistik untuk Kru Infokom puteri. Pelatihan ini dinamakan Ngaji Jurnalistik yang akan mendatangkan pemateri handal berkait ilmu jurnalistik. Kegiatan ini akan diagendakan setiap seminggu sekali pada hari Minggu pukul 14.00 WIB dimulai 17 Januari 2021 mendatang.

Di samping itu, di sela-sela perbincangan yang hangat terkait program kerja Infokom, Bapak Ponirin Mika memberikan motivasi pada kru yang hadir waktu itu.
“Tetap semangat dan selalu berikan yang terbaik untuk pesantren. Ini merupakan salah satu wujud pengabdian kita pada pesantren. Karena tidak banyak orang yang mau untuk menjadi jurnalis. Kalian adalah generasi yang akan meneruskan dan melahirkan jurnalis baru untuk masa depan.” ujar beliau dengan menyungging senyum semangat.

Motivasi oleh Bapak Ainul Yakin

Kemudian melanjutkan dari motivasi yang disampaikan Pak Po, Bapak Ainul Yakin turut memberikan dorongan semangat kepada kru. “Feeling Jurnalistik atau jiwa kewartawanan juga penting untuk dimiliki oleh seorang jurnalis. Contohnya menjadi jurnalis yang tanggap, sigap, selalu ceria dan semangat.” ungkap beliau.

 

Pewarta : Kholisah
Editor : Ponirin Mika

Semester Genap, MI Nurul Mun’im Kembali Terapkan Pembelajaran Online

nuruljadid.net- Pembelajaran Online atau Dalam Jaringan (Daring) kembali dilakukan oleh Madrasah ibtidaiyah Nurul Mun’im PP. Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo guna memberikan pelayanan terbaik terhadap peserta didik di tengah pandemi covid 19, Khususnya di semester genap ini, Senin (11/01/21)

Kegiatan pembelajaran online ini dilaksanakan terhitung sejak diturunkannya Surat Edaran dari pemerintah pusat atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Bapak Nadiem Anwar Makarim dengan nomor surat 36962/MPK.A/HK/2020 tanggal 17 Maret 2020.

Ustazah Faikoh Sholihah, S.Pd.I. Waka. Ur. Kurikulum mengatakan, kegiatan ini akan terus diupayakan guna memberikan pelayanan terbaik terhadap murid-murid MI Nurul Mun’im dalam proses pembelajaran ditengah pandemi covid 19.

“Kami terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi murid-murid kami, tentunya dengan pembelajaran Online karena saat ini kita semua masih berada ditengah pandemi covid 19 yang tidak diketahui sampai kapan akan berakhir” ujarnya.

Ustazah Fairus, S.Pd. wakil kepala MI Nurul Mun’im menambahkan kegiatan ini akan terus dilakukan sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

“Pembelajaran Online ini akan terus kami lakukan sampai batas waktu yang tidak ditentukan, sampai ada pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah pusat dan Biro Pendidikan PP. Nurul Jadid tentang perihal pembelajaran tatap muka” tambahnya.

Kegiatan pembelajaran online dilaksanakan pada hari Sabtu – Kamis, pukul 07.30 – 09.30 WIB.

Pewarta : Qowi
Editor. : Ponirin Mika

Sekretaris Pesantren; Jangan Sampai Pandemi Ini Menghalangi Kita Untuk Berprestasi

nuruljadid.net-Pembukaan Bulan Lomba dalam memperingati Haul Pendiri dan harlah Pondok Pesantren ke-72 sukses terlaksana meskipun ditengah-tengah pandemi covid-19. Acara ini dilaksanakan secara virtual berlangsung di dua tempat. Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadid menjadi tempat acara peserta putri, sementara aula II menjadi tempat acara peserta putra, Kamis malam (07/01/21).

Acara ini menjadi ajang kontestasi bergengsi antar seluruh wilayah dan lembaga dibawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Setiap tahun disambut gegap-gempita oleh seluruh seluruh santri. Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil didapuk untuk membuka acara tersebut berhasil membakar seluruh semangat peserta.

Ustaz Faizin mengatakan, Bulan Lomba ini adalah ajang untuk mereka yang mau berprestasi. Menurutnya, ajang seperti inilah menjadi bahan lecutan kita untuk menempa potensi diri lebih dalam lagi.
“Jangan sampai pandemi covid-19 ini menghalangi kita untuk berprestasi,” ujar beliau dalam sambutannya yang langsung disambut tepuk tangan meriah dari audiens.

Lebih lanjut, mantan Kepala Sekolah SMA Nurul Jadid ini juga memaparkan bahwa ada beberapa santri yang sukses berlomba dan menjadi juara di tingkat nasional dan internasional. Dan prestasi yang telah dicapai tersebut tidak lain berasal dari bibit-bibit yang ditempa di Bulan Lomba ini.

Ustaz Faizin berpesan kepada seluruh peserta lomba untuk bersaing secara sportif dan sehat. Sebelum menutup sambutannya, beliau kembali menanamkan rasa militansi tinggi dan loyalitas peserta terhadap almamater yang diikutinya. “Tunjukkan almamater anda, bahwa almamater anda lebih baik daripada yang lain,” pungkasnya.

Acara pembukaan ditutup dengan pembacaan doa oleh KH. Makki Maimun Wafi. Namun setelah itu masih ada penampilan dari kelompok teater sastra MA Nurul Jadid Gas Bumi yang menjadi penutup acara ini yang berakhir pada pukul 23.00 WIB.

Pewarta : Wildana & Humairo
Editor : Ponirin Mika

Ditengah Pandemi, Opening Ceremony Bulan Lomba Tetap Digelar

nuruljadid.net-Panitia Bulan Lomba dalam rangka memperingati Haul dan Harlah ke-72 sukses dalam menggelar opening ceremony. Acara tersebut berlangsung dalam masa pandemi covid-19 digelar secara virtual yang diikuti secara terpisah oleh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid di dua tempat, yakni aula I sebagai lokasi putri dan aula II sebagai lokasi putra, Kamis malam (07/01/21)

Acara tersebut diawali oleh penampilan grup sholawat al-banjari FIRHAZ Nurul Jadid pada pra-acara. Selain itu, acara tersebut dipimpin tiga Master of Ceremony yang masing-masing memandu dalam tiga bahasa, yakni bahasa Arab, Inggris dan Indonesia.
Ketua Panitia Ahmad Syauki Alaika R dalam sambutannya menyampaikan lomba yang dilaksanakan ini sebarai sarana berkomptensi santri.
“Ajang ini sebagai sarana berkompetisi untuk menempa diri dan berprestasi,” ungkapnya.

Bapak H. Faizin Syamwiel Sekretaris Pesantren Nurul Jadid juga turut memberikan sambutan dan sekaligus membuka acara tersebut secara resmi. Setelah itu, ketukan tiga kali oleh beliau ditandai sebagai symbol diresmikannya kegiatan Bulan Lomba yang disusul dengan pemutaran video opening ceremony menambah semarak acara tersebut.

Acara ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin KH. Makki Maimun Wafi. Setelah sebelumnya adalah penyerahan piala bergilir juara umum bulan lomba. Piala tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Pusat Pendidikan Ilmu al-Qur’an (PPIQ) sebagai juara bertahan dari pihak putra. Sementara itu, dari pihak putri penyerahan diberikan oleh OSIS MA Nurul Jadid selaku juara bertahan di pihak putri kepada panitia.

Pewarta : Wildah & Humairo
Editor : Ponirin Mika

Lomba Haul dan Harlah ke 72, Panitia Siap Bersikap Profesional dan Meredam Segala Isu Negatif

nuruljadid.net-Pembukaan Bulan Lomba dalam memperingati Haul Pendiri dan Harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Malam Jumat sukses menggemparkan bumi Nurul Jadid. Pasalnya, adanya pandemi covid-19 menimbulkan spekulasi bahwa Bulan Lomba akan ditiadakan mengingat minimnya persiapan yang akan dihadapi oleh penyelenggara.

Jumat (08/01), merespon hal tersebut, redaksi langsung menemui Ketua Panitia, Saudari Uswatun Hasanah mengatakan, panitia sudah dibentuk H-7 pembukaan. Namun secara teknis perlombaan tersebut pada pihak puteri masih akan berlangsung antara tanggal 14 dan 18 Januari kedepan. “Sehingga dalam segi persiapan, kami (panitia-red) sudah menyimpkan dengan matang,” ujarnya.

Menurutnya, salah satu tantangan terbesar yang diemban panitia Bulan Lomba adalah tuntutan untuk lebih meriah dibandingkan dengan tahun lalu. Sehingga mereka dituntut untuk profesional dalam mengawal suksesnya acara lomba. Disamping itu, Uswatun akan menepis salah satu isu negatif yang menjadi tantangan utama bagi panitia adalah porsi perlombaan yang relatif kurang seimbang antara lembaga mayoritas dan minoritas.

“Strategi kami untuk meredam isu tersebut adalah kami sudah mempertimbangkan sejauh mungkin agar lomba tersebut bisa diikuti oleh semua lembaga, baik yang minoritas dan mayoritas,” ungkap saudari yang berdomisili di PPIQ dalbar ini. Memberi arahan langsung kepada intern kepanitiaan dan memberikan wadah komunikasi yang fair juga menjadi strateginya dalam komitmen meredam isu tersebut dan menjadi lebih profesional.

Kepada redaksi, ia juga menyampaikan sedikit kisi-kisi mengenai jenis perlombaan. Dalam ajang Bulan Lomba tahun ini, panitia akan menggelar 29 jenis perlombaan dengan rincian 24 jenis lomba akan diikuti oleh seluruh lembaga formal dan 5 jenis lomba yang akan diikuti oleh seluruh wilayah yang berafilasi di Pondok Pesantren Nurul Jadid Putri ini.

“Coba ini diviralkan ya, bahwa kami akan menyelenggarakan yang akan menguji kerjasama antar lembaga. tapi ini sifatnya masih screet,” tandasnya sembari tersenyum. Dalam akhir wawancara, ia juga memohon doa kepada semua pihak agar Bulan Lomba ini berjalan dan lancar. Penutupan Bulan Lomba rencana akan digelar pada waktu seminggu sebelum puncak Harlah dan Haul ke-72 digelar.

Pewarta : Wildana & Humairo
Editor : Ponirin Mika

Pacu Dirimu Untuk Selalu Nderes; Ini Pesan Kiai Fahmi di Acara Tasyakkuran LPQ

nuruljadid.net- Lembaga Pendidikan Qur’an (LPQ) Wilayah Al-Hasyimiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid, mengadakan “Tasyakkuran Tahsinul Qiro’ah” Kamis (07/01/21) malam di Aula Aula Mahrom Al-Hasyimiyah pukul 20.30 WIB.

Hadir pada acara tersebut KH Fahmi Abdul Haq Zaini dan para asatiz, ustazat, serta seluruh peserta didik Lembaga Pendidikan Quran (LPQ).

Kegiatan tasyakkuran sebenarnya sempat tertunda, pasalnya berbarengan dengan merebaknya pandemi covid 19, akhirnya kali ini berhasil dilaksanakan.

Tasyakkuran kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini dilaksanakan tanpa mengundang wali dari santri yang telah lulus menyelesaikan target capaian.

Suasana pun terasa sangat khidmat mendengarkan tausiyah dari KH Fahmi yang kadang kala mengundang gelak tawa, dan juga rintikan air mata.

“Pacu dirimu untuk selalu nderes (mengaji, red), Allah yang akan memberimu meski kau tak sempat meminta,” dawuh KH. Fahmi.

Dalam sambutannya beliau juga berpesan, kita ini jangan hanya dipermainkan oleh akal pikiran kita, karena itu adalah nafsu. Dan nafsu itu akan mendatangkan kita pada hal- hal yang rugi.”

Pewarta: Dewi, Humairo
Editor    : Ponirin Mika

Kiai Hamid Wahid; Prestasi Ini Adalah Wujud Keguyuban Kami

nuruljadid.net- Kami berterima kasih diberi kesempatan untuk menjadi yang terbaik mendapat penganugerahan, walaupun niat kami bukan itu, artinya kami kebetulan pembentukan TIM Satgas Pesantren itu bersamaan dengan pengumuman darurat Nasional oleh Presiden dan Gubenur untuk Jawa timur dan Kabupaten bersamaan waktunya dengan kami dalam pembentukan satgas. Ungkap Kepala Pesantren Nurul Jadid KH Abdul Hamid Wahid saat memberikan sambutan pada acara Penganugerahan Pesantren Terbaik Penanganan Covid-19 Satgas Award PBNU di Aula Pesantren I, Kamis (07/01/21).

Kiai Hamid melanjutkan, Jadi ikhtiar kami adalah memang selama itu dan pada saat itu pula opini terkait covid-19 beragam. Ada yang menganggap teori konspirasi, ada yang menganggap serahkan saja pada Allah, itu adalah wilayah yang harus ada, pasrah kepada Allah, konspirasi juga mungkin kita tidak akan menafikan. Tapi bahwa ikhtiar kesehatan ini adalah ikhtiar kesehatan yang berkaitan dengan fisik. Ikhtiar-ikhtiar yang harus dilakukan dengan adanya sebab dan akibatnya.

Masih kata beliau, oleh karena itu prosedur sejak awal kita coba laksanakan di Pesantren ini dan Alhamdulillah berkat bantuan dari berbagai pihak ada pemerintah kabupaten yang cukup tanggap dan responsif dengan kaki puskesmasnya dan kemudian ada dinas provinsi yang aktif membantu kami dan memberikan bantuan peralatan dan lain-lain dan juga dari para alumni terutama yang ada diberbagai instansi pemerintahan.

Jadi apa yang wujudnya nampak ini sebetulnya adah wujud keguyuban masyarakat. Pesantren bersama masyarakatnya, Pesantren bersama alumni, Pesantren bersama wali santri. Kami tidak ada apa-apanya kalau tidak di dukung oleh wali santri. Wali santri misalnya ingin anaknya bebas kemudian tidak diperbolehkan memakai masker kami tidak punya apa-apa, itu yang punya anak siapa, kami hanya membantu,” Kata beliau.

Tapi karena kekompakan semua pihak seluruh komponen termasuk pemerintah dan masyarakat dan masyarakat terdekat kami dari Pesantren yaitu alumni dan wali santri, kami bisa melaksanakan dan bisa akhirnya sampai pada titik yang oleh orang lain dianggap sebagai prestasi ini,” Tegas beliau.

Diakhir sambutannya, Kiai Hamid menyampaikan, kami bersyukur kepada Allah yang pertama bisa lulus dan lolos dari covid-19. Alhamdulillah Nurul Jadid tidak ada satupun korban santri, guru juga masih utuh dan ini berkat kerja keras kita semua dan kerjasama baik diantara kita. Kami bertekad akan terus bekontribusi minimal untuk masyarakat terkecil kami dan kalaupun dibutuhkan untuk berkontribusi ditingkat lebih jauh termasuk berembuk bagaimana pengalalaman tentang penanganan covid-19 termasuk kami harus lebih banyak lebi belajar.

 

 

Pewarta    : Ibnu Abdillah

Editor        : Ponirin Mika

Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah;  ini Surprise untuk Pondok Pesantren

nuruljadid.net- Pondok Pesantren Nurul Jadid akhirnya berhasil mendapat penghargaan sebagai Pesantren Terbaik Penanganan Covid 19 Tingkat Nasional. Tentu semua ini tak lepas dari kerja sama dari seluruh lapisan elemen Nurul Jadid, terutama dari tim Satgas Gugus Covid Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Jazakumullah Ahsanal Jaza atas apresiasi dan penganugerahan ini. Ini surprise untuk Pondok Pesantren,” ungkap Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah selaku Penanggung Jawab Gugus Tugas dan Direktur Klinik Az-Zainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid saat memberikan sambutan pada acara Penganugerahan Pesantren Terbaik Satgas Award PBNU di Aula Pesantren I, Kamis siang (07/01/21).

Di sesi sambutan pula, Neng I’ah (sapaan akrab Ny. Hj. Khodijatul Qudriyah) mengenang awal merebaknya pandemi covid 19 ini. “Pada tanggal 15 Maret 2020 lalu, di siang harinya kami dari tim Klinik Az-Zainiyah masih sempat mengumpulkan lansia dan masyarakat sekitar untuk kegiatan bakti sosial dan pengobatan gratis, lalu di malam hari kami mendengar sejumlah kabar bahwa pandemi covid ini mulai merebak dan saat itu juga kami langsung rapat tentang mengenai pandemi ini. Setelah itu kami melakukan edukasi mengenai covid 19 secara bergelombang, juga tentunya edukasi untuk wali asuh. Selain itu kami juga bertugas memastikan pemulangan santri tetap aman dan sesuai dengan protokol kesehatan,” terang Neng I’ah.

“Saat kembali santri kami juga harus memastikan aman sesuai dengan protokol kesehatan. Upaya dari kami yaitu, adanya test Rapid, karantina selama 14 hari, setelah dipastikan bahwa santri sehat, baru santri diperbolehkan masuk ke asrama masing-masing,” sambung Neng yang merupakan istri dari Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid ini.

Dengan berbagai upaya yang telah dijabarkan oleh Neng I’ah tersebut, tak heran bahwa Pondok Pesantren Nurul Jadid dapat meraih penghargaan sebagai Pesantren Terbaik Penanganan Covid 19 se Indonesia. “Ini murni karena panggilan tugas bagi kami,” tutup Neng I’ah.

 

Pewarta   : Dewi, Kholis.

Editor      : Poniri Mika

 

Ketua Satgas Covid-19 PBNU; Pesantren Lain Perlu Mencontoh Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net- Sejak awal satgas PBNU mendapat arahan dari KH Said Aqil Siroj, MA agar ikut terlibat aktif dalam penanganan covid-19 saat Pesantren sudah mulai aktif dan mengajak Pesantren terlibat aktif dalam penanganan covid-19.

Karena memang harus disadari bahwa Pemerintah mengakui bahwa hanya NU yang membantu secara langsung melalui pesantren-pesantren agar terlepas dari pandemi covid-19.  Karena pemerintah masih pada saat itu masih belum fokus membantu pesantren karena ada kenaikan kasus yang cukup besar. Hal tersebut disampaikan Ketua Satgas Covid-19 PBNU dr. M. Makky Zamzami, MARS pada saat memberikan sambutan di acara Penganugerahan Pesantren Terbaik Penanganan Covid-19 di Aula Pesantren I, Kamis (07/01/21) melalui virtual.

Masih kata dr. Makky, sangat perlu memberikan apresiasi dari Pesantren lainnya terhadap Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. Banyak pesantren yang tengah melakukan penanggulangan penanganan covid-19 yang sangat baik belum terekam oleh Pemerintah. PBNU hadir memberikan apresiasi bagi pesantren-pesantren tersebut.

Pada proses penilaian bagi nominator-nominator Pesantren dalam penanganan covid-19 dan dengan juri yang independen. Alhamdulillah Pesantren Nurul Jadid menjadi Pesantren nominator memiliki nilai tertinggi. Penilaian ini tentu dengan diskusi-diskusi dengan intens dengan juri dan juga dengan satgas covid-19,” Imbuhnya.

Penilaian tersebut mulai dari penganganan yang maksimal, prilaku, kemandirian dan positif pesantren dan masyarakat. Dari penilaian ini Pesantren Nurul Jadid mencapai nilai terbaik dan tertinggi daripada nominator-nominator Pesantren. Kita berharap Pesantren ikut andil secara maksimal dalam penanganan covid-19. Saya berterima kasih kepada apa yang dilakukan oleh Pesantren Nurul Jadid Paiton. Kita berharap ini dapat ditularkan pada pesantren yang lain atau Nurul Jadid bisa ikut membantu terhadap pesantren lainnya.,” Lanjutnya.

Pesantren kedepan harus menjadi pesantren yang sehat, santrinya kuat, Indonesia maslahat. Momentum saat ini Pesantren menjadi miniatur kesehatan masyarakat.

Terima kasih dan kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap Pesantren Nurul Jadid,” Ungkap dr. Makky diakhir sambutannya.

 

 

Pewarta       : Ibnu Abdillah

Editor          : Ponirin Mika

 

Bupati Probolinggo Bangga Nurul Jadid Menjadi Pesantren Terbaik Penanganan Covid-19

nuruljadid.net- Bupati Kabupaten Probolinggo Ibu Puput Tantrianasari sangat bangga terhadap Pondok Pesantren Nurul Jadid yang telah mendapatkan penghargaan Pesantren terbaik dalam penanganan covid-19, Satgas Award PBNU.

Melalui sambutannya, Ibu Tantri (sapaan akrabnya) mengucapkan kebanggaan dan menyampaikan terima kasih keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid yang telah ikut andil membantu pemerintah dalam penanganan covid-19 melalui virtual pada acara Penganugerahan Pesantren Terbaik Penanganan Covid-19 Satgas Award PBNU di Aula Pesantren I.

“Saya sangat bangga terhadap Pesantren Nurul Jadid yang telah memberikan penanganan covid-19 yang sangat baik sehingga mendapatkan penghargaan dari Satgas PBNU,” Ungkapnya.

Dihadapan ratusan peserta acara baik peserta yang mengikuti langsung maupun virtual, Ibu Tantri melanjutkan, Pesantren yang lain bisa meniru Pesantren Nurul Jadid dalam menata manajerialnya terutama penanganan covid-19. Saya patut berbangga dan bersyukur atas pencapaian yang diraih oleh Pesantren Nurul Jadid.

 

Pewarta      : Ibnu Abdillah

Editor         : Ponirin Mika

 

 

Syarat Berhenti, Santri Kelas Akhir Wajib Lulus Ujian Sertifikasi

nuruljadid.net-Pondok Pesantren Nurul Jadid Wilayah Azzainiyah (dalbar) telah selesai menggelar kegiatan ujian sertifikasi pada Sabtu-Senin (03-05/01). Kegiatan yang menyasar seluruh santri kelas akhir tingkat SLTP tersebut berlangsung di dua tempat, yakni MTs. Nurul Jadid Putra dan Mushalla Wilayah Azzainiyah.

Ujian Sertifikasi kali ini merupakan ujian tahap II yang diikuti oleh seluruh santri kelas IX, Setelah seminggu sebelumnya ujian tahap I diikuti oleh seluruh kelas XII. Ujian yang digagas oleh Devisi Qur’an dan Furudhul Ainiyah (QFA) Wilayah Azzainiyah merupakan ujian tahunan dan pada tahun ini memasuki tahun ketiga.

Menurut Koordinator QFA saudari Izzatul Imamah, ujian ini merupakan evaluasi pencapaian santri yang telah menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Jadid selama tiga tahun. Ujian tersebut juga digelar satu bulan sebelum masa boyong santri sebagai persyaratan berhenti.

Lebih lanjut, ustazah yang juga pengurus LPBA tersebut juga memaparkan materi-materi yang diujikan. Materi tersebut meliputi ujian tulis berupa soal sebanyak 50 soal, kemudian membaca dan menulis al-Qur’an, tajwid dan Furudhul Ainiyah (FA) juga diuji secara lisan.

“Kami tekankan ujian tersebut pada praktek, terutama pada praktek FA-nya. Sehingga untuk menuntaskan lima materi tersebut (bab thaharah, shalat, wudhu, tayammum dan darah wanita-red) memakan waktu hingga larut malam,” ujarnya.

Sebagai syarat berhenti, maka santri yang mengikuti ujian tersebut wajib lulus. Namun, bagi santri yang masih belum lulus akan mendapat bimbingan khusus dari pihak pengurus QFA hingga santri tersebut benar-benar memahami materi dan pada ujian berikutnya mampu mencapai kelulusan.

Mengakhiri wawancara dengan redaksi, ustadzah yang akrab dipanggil Ema tersebut menaruh banyak harapan kepada santri kelas akhir. “Semoga mereka dapat mencapai target selama mondok disini dan pulang kerumah memiliki bekal untuk selanjutnya terus dikembangkan,” pungkasnya. Perlu diketahui bahwa  pengurus QFA juga segera menggelar ujian sertifikasi bagi santri semester akhir.

 

Pewarta           : Wildana Rahmah

Editor              : Ponirin Mika

Ketua Umum PBNU Ungkap 22.000 Pesantren NU, Pesantren Nurul Jadid Berhasil Menanggulangi Covid-19

nuruljadid.net- NU satu-satunya ormas di Indonesia yang sangat intens memberikan bantuan kepada masyarakat dalam penanganan Covid-19. Ditingkat Pesantren, Pesantren Nurul Jadidlah yang paling intens dan massif, paling tinggi membangun gugus tugas dan berhasil mengendalikan minimal meminimalisir tersebarnya covid-19 ini. Alhamdulillah saya bangga, bersyukur dan terharu mudah-mudahan Pesantren lain bisa niru Nurul Jadid. Dari 22.000 Pesantren NU hanya Nurul Jadid yang berhasil Menanggulangi Covid-19. Saya harap Pesantren lain seperti Pesantren Nurul Jadid. Mari kita sosialisasikan bahwa covid-19 itu ada dan bahaya bukan omong kosong. Hal ini disampaikan Ketua Umum Pengurus Pesar Nahdhatul Ulama Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj, MA saat memberi sambutan pada acara Penganugerahan Pesantren Terbaik Penanganan Covid-19 Satgas Award PBNU, Kamis siang (07/01/21) di Aula Pesantren I melalui Virtual.

Kiai Said melanjutkan, ada beberapa hikmah dibalik pandemi Covid-19 yang dapat diambil, Pertama : Kita harus merubah pola hidup, dengan cuci tangan terus-menerus, menggunakan masker, menjaga jarak, mengurangi kerumunan, ini merupakan hikmah yang paling besar. Kalau orang tidak berkumpul satu sama lain mengurangi prilaku maksiat, seperti ghibah, namimah. Kedua, Menjaga kesehatan lingkungan, banyak orang saat ini tidak memperhatikan kebersihan, tidak sama sekali mementingkan arti kebersihan. Padahal kenapa orang kalau mau shalat harus wudhu dulu, itu kebersihan, kenapa pada saat mau melaksanakan sholat jum’at meski tidak jinabah harus mandi, itu kebersihan, kenapa setelah habis tidur dengan istri harus mandi, itu kebersihan. Maka kita menjadi mengerti bahwa kebersihan merupakan prinsip dalam kehidupan kita. Oleh karena itu dengan adanya Covid-19 mau tidak mau mendorong kita suka atau tidak suka kita harus menjaga kebersihan.” Imbunya.

Ketiga, dengan adanya covid-19 , kita arti pentingnya ukhuwah insaniyah. Ukhuwah islamiyah untuk menghadapi covid-19 belum efektif, ukhuwah wathoniyah untuk menangani Covid-19 belum efektif. Covid-19 ini tidak bisa ditangani oleh satu bangsa saja harus kerja sama dengan china, amerika, jerman, swiss. Tidak bisa hanya ditanggulangi oleh ummat, oleh bangsa, oleh Negara satu saja harus membangun ukhuwah insaniyah. Betapa besarnya nilai ukhuwah insaniyah ketika menghadapi krisis seperti ini,” Lanjutnya.

Pada kesempatan itu, Ketua PBNU dua periode ini mengatakan, manusia banyak yang masih mengandalkan HP, Teknologi dan Google padahal itu menggeser keimanan.

“Manusia menganggap semuanya bisa diselesaikan dengan HP, Google ini menggeser keimanan kita kepada Allah, menggeser keimanan kita kepada ilmullah, menggeser keimanan kita kepada qodailllah waqudrati. Dari sangking percaya pada kecanggihan teknologi revolusi Industri 4.0 yang sekarang ini.oleh karena itu diperingati oleh Allah diberi ujian dengan Covid-19 ternyata semua blingsatan dari amerika sampai paiton tidak mampu menghadapi ancaman Covid-19, semua ketakutan, semua merasa kalah, semua merasa lemahmenghadapi Covid-19. Semua dunia berusaha menangani minimal meminimalisir adanya Covid-19. Bagi kita orang beriman tidak boleh takut, tidak boleh kecil hati,” Kata beliau.

Oleh karena itu dengan adanya covid-19 ini harus lebih meningkatkan iman, harus semakin bertambah keimanan kepada Allah.
“Kita harus mengandalkan Allah jangan mengandalkan teknologi karena mengandalkan selain Allah tidak bisa menciptakan satu lalatpun,’ Tegasnya.

 

Pewarta : Ibnu Abdillah
Editor : Ponirin Mika

Firhaz Tampil Ciamik di Acara Penganugerahan Nurul Jadid Pesantren Terbaik

nuruljadi.net- Penampilan Firqoh Hadroh Az-zainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo tampil ciamik pada acara Penganugerahan Pesantren Terbaik Penanganan Covid-19 Satgas PBNU, Kamis (07/01/21) di Aula Pesantren I

Sejumlah pengurus Pesantren hadir pada acara tersebut diantaranya, Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid KH Abdul Hamid Wahid, Sekretaris Pesantren Nurul Jadid,Kepala – Kepala Bagian Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kepala – Kepala Sekolah/Madrasah, Kapolsek Paiton, Danramil, Dosen Universitas Nurul Jadid, Satgas Covid-19 Nurul Jadid dan beberapa undangan lainnya yang hadir secara langsung dan ratusan peserta yang mengikuti secara virtual.

Ustaz Dr. Ahmad Sahidah salah satu peserta acara menyampaikan, Tampilnya hadroh diawal kegiatan ini merupakan sesuatu yang menarik, sebab dengan dzikir imunitas seseorang akan semakin baik.

Senada dengan Dr. Sahidah, Ustaz Abdul Hamid mengatakan, Kegiatan Penganugerahan Pesantren Nurul Jadid merupakan kebanggan bagi kita. Ini satu-satunya pesantren yang mendapat penghargaan dari Satgas Covid-19 PBNU. Pada acara ini pula Firhaz tampil sangat mengesankan.

Pewarta. : Ibnu Abdillah
Editor. : Ponirin Mika

FKO Nurul Jadid Sukses Laksanakan LPJ di Tengah Pandemi Covid-19

nuruljadid.net-Minggu (03/01) Forum Komunikasi OSIS (FKO) periode 2019-2020 kembali menggelar kegiatan. Kali ini, Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) sukses digelar dengan hasil yang memuaskan di aula II Pondok Pesantren Nurul Jadid. Dimulai pukul 08.00 WIB, FKO mendapatkan nilai memuaskan dengan status lulus tanpa syarat.

Nilai tersebut diambil dengan rincian Lulus Tanpa Syarat sebesar 126 Poin, Lulus Bersyarat berjumlah 27 Poin dan Ditolak 3 Poin. Ini merupakan nilai yang sangat prestisius. Mengingat hambatan yang dialami oleh pengurus FKO di era pandemic covid-19 bukan perkara mudah.

Hal tersebut diakui oleh salah satu pengurus FKO,  saudari Amalia Darma P. Menurutnya, agenda FKO sendiri banyak mengalami kendala dari berbagai devisi. Akibatnya, banyak agenda kegiatan yang terpaksa dibatalkan.

“Kami memang kesulitan merealisasikan rencana kegiatan, namun ada beberapa kegiatan juga yang berhasil terlaksana, seperti seminar,  Nurul Jadid Student Top Leader, Pemilihan Santri Berprestasi dan lain-lain sekalipun dengan persiapan terbatas dan protokol kesehatan yang ketat,” ujarnya.

Terkait hal tersebut, Pimpinan sidang pun turut memberikan komentar. Menurutnya nilai tersebut layak disematkan oleh pengurus FKO. Hal ini ditinjau dari realitas kegiatan di lapangan. Namun, sebagai bahan evaluasi ia juga membeberkan sejumlah catatan.

“Nilai tersebut sudah layak, namun belum sempurna. Sehingga catatan sebagai evaluasi FKO sendiri terletak pada perincian teknis laporan agar lebih disesuaikan dengan realitas di lapangan. Sehingga lebih jelas dan tidak menyisakan pertanyaan lagi,” ujarnya tegas pada redaksi.

Diketahui bahwa LPJ ini dipimpin langsung oleh tiga petinggi Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO). Masing-masing adalah saudari Nanda Dila K (MANSAPRO) sebagai Ketua Sidang, saudari Ulfatun Hasanah sebagai Sekretaris dan saudari Putri Anjani sebagai Presidium III. Selain itu, LPJ juga dihadiri oleh tiga alumni FKO yang didapuk sebagai panelis.

 

 

Pewarta      : Wilda

Editor          : Ponirin Mika