Kiai Zuhri Ungkap Bahaya Dengki,” Begini Ulasannya

nuruljadid.net- Dengki merupakan salah satu penyakit hati yang sangat membahayakan bagi seseorang. Kedengkian yang ada pada seseorang menyebabkan hidupnya tidak akan menemukan kebahagiaan bahkan akan selalu menemukan kesusahan dan penderitaan terus menerus. Agama mengajak pada kita untuk menjauhi dan menghindari sifat dengki agar kita bisa menemukan jalan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.

Bagimana bahaya dengki tersebut, inilah ulasan KH. Moh. Zuhri Zaini Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Beliau dihadapan ribuan santrinya menuturkan bahaya perbuatan dengki apabila menimpa seseorang.

“Dengki itu merasa berat dan tidak suka terhadap nikmat yang diberikan Allah kepada orang lain,” dawuhnya.

Bahkan menurutnya, seseorang yang memiliki sifat dengki tidak senang melihat nikmat yang di dapat orang lain dan berharap nikmat itu hilang darinya. Padahal prilaku seperti itu merupakan perbuatan yang mengantarkan pada dosa dan bisa menyebabkan amal-amal baik seseorang bisa hilang, pahalanya akan habis akibat perbuatan dengki tersebut,” imbuhnya pada Rabu sore (03/03/21) di Masjid Jami’ Nurul Jadid.

Masih kata beliau, dengki itu tempatnya dihati, dan kadang-kadang pula dengki itu akan mendorong kepada seseorang untuk melakukan perbuatan yang menyebabkan orang lain celaka, seperti membinasakan dan membuat kerusakan.

“Meskipun dengki itu tempatnya dihati, terkadang kedengkian itu mendorong untuk membinasakan dan merusak milik orang lain,” ungkapnya.

Kita tahu puteranya nabi adam, qobil dan habil, sekalipun habil tidak memiliki wajah tampan seperti qobil kakaknya, tapi habil memiliki karakter yang baik sehingga dicintai oleh Allah, dengan kedengkian yang dimiliki qobil akhirnya ia sampai tega membunuh habil saudaranya sendiri.

“Jadi pembunuhan pertama disebabkan adanya sifat dengki,” lanjutnya.

Kita tidak cukup melaksanakan amal-amal ibadah sementara kita dengan sesama tidak baik. Sekalipun kita melaksanakan shalat, puasa, haji pahalanya bisa habis karena adanya dengki dihati kita,” pesannya.

Kiai Zuhri menambahkan, memang manusia memiliki sifat egois yaitu mementingkan egonya sendiri, karena itu kenikmatan ingin dimiliki sendiri dan orang lain tidak boleh mendapatkannya.

Kalau kita ingin sifat dengki itu hilang dari kita, upayakan kita terus menyenangi orang lain sama seperti kita menyanangi diri sendiri. Kalau kita menyenangi orang, maka kehidupan kita akan tenang dan Bahagia,” tegasnya.

Pewarta : PM

3 Santri Pesantren Nurul Jadid Berhasil Raih Beasiswa Kuliah di Kairo Mesir

nuruljadid- Kuliah di Perguruan Tinggi ternama baik di dalam negeri maupun di luar negeri menjadi idaman para pelajar. Sementara untuk bisa kuliah melaluli jalur beasiswa di perguruan tinggi Islam ternama khususnya di luar negeri membutuhkan tekad dan juang yang tinggi, tidak hanya berkait keinginan yang kuat melainkan harus menguasai pengetahuan yang menjadi syarat untuk lulus mengikuti seleksi beasiswa di perguruan tinggi yang dimaksud.

Namun hal itu bisa dilewati dengan mudah oleh tiga santri Pondok Pesantren Nurul Jadid yang menempuh Pendidikan di MA Nurul Jadid (MANJ). Mereka lulus tes seleksi beasiswa di Universitas Al-Azhar Kaioro, Mesir. Santri tersebut adalah Zuhroh Rihadatul ‘Aisy (XII IPA 3),  Nadiyah Fikril Labibah  (XII BHS 3) dan Muhammad Kanzie Al-Kaunain (XII Keagamaan).

Mereka berhasil meraih seleksi beasiswa kuliah S1 ke universitas Al-Azhar Kairo Mesir. Ketiganya telah dinyatakan lulus seleksi  calon mahasiswa Timur  Tengah tahun 2021 pada 11 Mei lalu oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama,” begitu tertulis di website Madrasah Aliyah Nurul Jadid.

Zuhro salah satu dari mereka menuturkan, seleksi yang mereka ikuti melalu seleksi online pada akhir April lalu. “Saya ikut seleksi tersebut dari rumah pada akhir April, saat itu saya sudah boyong dari pondok,” tuturnya pada manj-online (1/6/21) ketika ke MANJ untuk melengkapi berkas-berkas administrasi beasiswanya.

Seleksi online yang dikuti melalui tiga tahap dengan  sistem gugur. Jika pada tahap pertama gugur maka tidak bisa melanjutkan pada tahap selanjutnya, “Alhamdulillah, saya melalui tiga tahap tersebut dan dinyatakan lulus,” terangnya

Beasiswa yang diraih oleh Zuhro adalah kategori studi bukan full, menurut pengakuan mantan wakil ketua OSIM-MANJ itu, dirinya hanya menginginkan beasiswa studi saja.

“Karena kalau beasiswa full dari kemenag, berangkatnya bisa dua tahun setelah pengumuman. Lama sekali, makanya saya lebih memilih beasiswa studi saja,” imbuhnya.

Siswi asal Kabupaten Bondowoso itu memang punya impian bisa kuliah keluar negeri dengan beasiswa, tapi keinginan awalnya di Yaman, namun karena beberapa pertimbangan dan kondisi negara tersebut kurang stabil beberapa tahun terakhir dalam hal keamanan, akhirnya dia lebih memilih Al-Azhar.

Untuk pemberkasan yang lain sudah dilengkapinya, putri dari pasangan Hidayatus Shaleh dan Samsi Tri Susiati itu hanya tinggal menunggu visa untuk terbang ke Mesir. “Insyaallah visa bulan Agustus atau Oktober sudah jadi. Mohon doa untuk keselamatan dan kesuksesan saya,” pintanya penuh harap. Kedua santri lainnya memiliki kesamaan dengan Zuhro, dalam melanjutkan jenjang pendidikannya, yaitu diluar negeri.

Pewarta : Zbd

Editor     : Ponirin Mika

Kiai Mahfudz Ungkap Peranan Guru Sangat Penting dalam Mewujudkan Visi-Misi Pesantren

nuruljadid.net- Peranan guru sangat penting dalam mewujudkan visi dan misi Pondok Pesantren”, demikian sambutan Kepala Biro Pendidikan, Pondok Pesantren Nurul Jadid, Dr.KH. Mahfud Faqih, M. Si., dalam Rapat bulanan SMA Nurul Jadid di auditorium SMA Nurul Jadid lantai 2, Sabtu (06/06/21).

Lebih jauh, KH. Mahfud menyampaikan Guru harus meningkatkan profesionalisme dalam membimbing minat dan bakat siswa. Dituntut pula lebih mandiri, kreatif, kritis dan inovatif menyiapkan generasi siap bersaing di era abad 21 atau era 4.0, 5.0 dan seterusnya, yang banyak terjadi fenomena disrupsi.

Sejak masuk ke Pesantren, wali murid sudah memberikan amanah dan guru wajib menunaikan amanahnya. Penting pula guru mempersiapkan peserta didik dengan penguatan karakter baik (PKB).

Sementara Kepala Sekolah SMA Nurul Jadid, Didik P Wicaksono, S.Sos., M.Pd, diawal sambutannya menyampaikan tiga program utama. Yaitu (1) Integrasi Sekolah dan Pesantren, (2) Sekolah Unggulan, Sekolah Penggerak (Internal dan eksternal) dan Sekolah Pelaksana SKS, (3) Efesiensi dan efektivitas pengelolaan anggaran. SMA Nurul Jadid harus bisa meningkat prestasi akademik atau non akademik, sehingga peserta didik bisa bersaing di masa depan.

Sedangkan Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (Kabid GTK), KH. Fathorrosi, M.Pd menambahkan makna sekolah penggerak yang harus dimulai dari internal sekolah sendiri, melalui Kepala Sekolah dan Guru dalam proses-proses pembelajarannya, tidak hanya transfer pengetahuan, namun juga menjadi contoh.

Pewarta : Kadarisman

Editor.    : Ponirin Mika

Diacara Motivasi, Berikut Pesan Kiai Zuhri Pada Pengurus Pesantren

nuruljadid.net – Niat yang ikhlas dalam berkhidmah akan mendatangkan keberkahan, dalam rangka ikut melaksanakan dakwah melanjutkan visi Rasul. Kita bersyukur masih diberi ladang amal bisa berkhidmah di pesantren sekalipun bukan amal ibadah. Maka akan menjadi sia-sia, jika niatnya salah,” dawuh KH. Moh. Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo saat memberikan motivasi pada pengurus puteri pada kegiatan Istighasah dan Ruhul Jihad yang dilaksanakan Kabid Tarbiyah Watta’lim Puteri Pesantren Nurul Jadid, Kamis (27/05/21) di Aula I Pesantren.

Ikhlas saja dalam beramal tidak cukup sebab masih banyak yang salah memahami makna ikhlas. Terkadang ikhlas disalahgunakan. Ikhlas dibuat alasan kerja seenaknya sesuai keinginan. Karena itulah kerjanya tidak semangat dan asal asalan,” imbuhnya.

Masih kata Kiai Zuhri, semestinya ikhlas menjadi puncak kepasrahan kita kepada Allah. Kita harus bekerja keras dengan dibarengi niat baik , saling bekerja sama dalam tim sesuai peran masing-masing. Selain itu juga harus ada evaluasi dari perencanaan yang sudah disusun bersama sebagai bentuk muhasabah, baik secara pribadi maupun secara kolektif.

Lebih lanjut Kiai Zuhri mengungkapkan, kita sebagai pendidik di pesantren jangan sampai prilaku kita bertentangan dengan perkataan kita. Berupaya menjadi uswah kepada para santri. Orang alim pandai berceramah dan baca kitab tapi perilakunya tidak baik malah akan lebih membahayakan ketimbang Dajjal. Karena itu sebagai pengurus kita senantiasa berbenah dalam rangka memperbaiki diri sebelum memperbaiki orang lain. Memang berat tetapi resiko menjadi pengurus harus dijalani karena hidup memang harus menghadapi banyak resiko. لسان الحال افصح من لسان المقال

“Semoga istiqomah dalam pengabdian dan jangan lupa selalu berdoa krn jika tidak ada pertolongan dari Allah , maka yang akan mencelakakan adalah upaya kita sendiri. Lakukan yang terbaik sembari berharap yang terbaik dari Allah. Seorang pengabdi jika bersungguh-sungguh akan diqobul sesuai maqom kita. Karena itulah jangan melupakan sandaran kita secara vertikal kepada Allah.,” tuturnya.

Pewarta   : PM

Pasca Libur Ramadan, Kabid Tarbiyah Watta’lim Puteri Kembali Tingkatkan Ghiroh Pengabdian Pengurus

nuruljadid- Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo menggelar kegiatan motivasi kepada seluruh pengurus pusat, pengurus wilayah, pengurus daerah, pembina daerah dan wali asuh, Kamis malam (27/05/21) di Aula I Pesantren.

Kegiatan tersebut sebagai langkah Kabid Tarbiyah Watta’lim Biro Kepesantrenan Puteri untuk memberikan pemanasan kembali berkait semangat pengabdian setelah lama libur ramadan dan syawal.

“Menambah ghiroh pengabdian dan keikhlasan para pengurus. Baik pengurus pusat, wilayah, daerah dan juga wali asuh,” kata Ny. Muthmainnah Waqid.

Hadir untuk memberikan motivasi adalah KH. Moh. Zuhri Zaini Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Dalam penyampaiannya Kiai Zuhri menuturkan, niat yang ikhlas dalam berkhidmat akan mendatangkan keberkahan, dalam rangka ikut melaksanakan dakwah melanjutkan visi Rasul.

“Bersyukur masih diberi ladang amal bisa berkhidmat di pesantren sekalipun bukan amal ibadah. Maka akan menjadi sia-sia jika niatnya salah,” pungkasnya.

Masih kata beliau, ikhlas saja dalam beramal tidak cukup sebab masih banyak yang salah memahami makna ikhlas. Terkadang ikhlas disalahgunakan. Ikhlas dibuat alasan kerja seenaknya sesuai keinginan. Karena itulah kerjanya tidak semangat dan asal-asalan.

Semestinya ikhlas menjadi puncak kepasrahan kita kepada Allah. Kita harus bekerja keras dengan dibarengi niat baik, saling bekerjasama dalam tim sesuai peran masing-masing,” imbuhnya.

Lebih lanjut Kiai Zuhri mengatakan, selain itu juga harus ada evaluasi dari perencanaan yang sudah disusun bersama sebagai bentuk muhasabah, baik secara pribadi maupun secara kolektif.

“Seorang pengabdi jika bersungguh-sungguh akan diqobul sesuai maqam kita. Karena itulah jangan melupakan sandaran kepada Allah,” dawuhnya.

Pewarta : PM

Ingin Bahagia Hidupnya?; Ini Kata Kiai Zuhri

nuruljadid.net- Semua manusia ingin bahagia dalam hidupnya. Namun tidak semua manusia mampu meraih kebahagian tersebut. KH. Moh. Zuhri Zaini Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid memberikan uraian terkait akan diraihnya sebuah kebahagiaan.

“Jika orang ingin hidup baik dan bahagia harus memiliki rasa takut (khauf) dan harapan (raja’),” kata Kiai Zuhri disela-sela pengajian khataman kitab Nashoihul ‘Ibad, Senin 926/04/21) di Masjid Jami’ Nurul Jadid.

Disamping itu hendaknya mengendalikan nafsu. Sebab nafsu yang terkendali akan menuju ketakwaan kepada Allah. Setelah ia mati Allah akan memanggilnya dengan panggilan yang baik.

“Panggilan Allah tersebut begini, “wahai jiwa yang tenang bergabunglah dengan hambaku yang baik dan masuklah ke surgaku,” katanya.

Namun sebaliknya Kata Kiai Zuhri, kalau orang tidak baik amal perbuatannya (tidak karu-karuan), maka tidak akan mendapatkan kebahagiaan.

“Orang kalau dikuasai nafsu hatinya akan gelap bahkan matanya juga akan gelap,” tegasnya.

Seseorang walaupun matanya buta tapi hatinya terang ia bisa pulang kerumahnya sendiri. Tapi jika orang hatinya sudah buta, ia dia bisa pulang juga tapi ke rumahnya orang lain, ke rumah tetangganya. Artinya selingkuh pada orang bahkan pada istrinya sudah bosan,” imbuhnya.

Orang kalau amalnya tidak karu-karuan, hendaknya merasa takut dan harus lebih banyak mengingat mati, mengingat bencana, dan mengingat neraka.

Jika orang itu perampok, pemabuk, kalau mau mati harus banyak berharap akan diampuni dosa-dosanya. Tapi kalau masih sehat, tidak hanya berharap tapi harus takut kepada Allah.

“Jika masih sehat harus banyak takutnya daripada berharap, tapi bagi seseorang yang sudah mau mati harus lebih banyak berharapnya,” ucapnya.

Pewarta     : PM

Kiai Zuhri; Jangan Pelit Untuk Memuji Prestasi Seseorang

nuruljadid.net- Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo KH. Moh. Zuhri Zaini menyampaikan pentingnya memberikan apresiasi kepada orang yang tengah mendapatkan prestasi. Baginya, memberikan ucapan apresiasi itu merupakan motivasi, dan karena itu akan menimbulkan semangat yang tinggi bagi orang yang dapat apresiasi tersebut.

“Jangan segan-segan memuji prestasi seseorang, dengan ucapan, kamu hebat, terima kasih ya, karena itu akan menumbuhkan semangat baginya,” kata Kiai Zuhri dihadapan ribuan santr-santrinya saat memberi pengajian khataman kita Nashoihul ‘Ibad, Senin (26/04/21) di Masjid Jami’ Nurul Jadid.

Ia melanjutkan, Tapi hindari untuk memuji diri sendiri, namun mencelanya itu harus.

“Memuji diri sendiri itu sebuah ujub dan kesombongan. Jika ada orang memuji kita, ia tidak apa-apa, asal kita tidak meminta untuk di puji. Orang yang memuji kita karena dia tidak tahu kita yang sebenarnya,” imbuhnya.

Menurut Kiai Zuhri, orang yang senang memuji dirinya sendiri dan merasa hebat karena karena dia tidak tahu atau mengenal jati dirinya.

Oleh karena itu, kata Kiai low profile ini, apabila Allah memberikan suatu keberhasilan pada seseorang hendaknya bersikap tawadhu’.

“Mengasah potensi yang dimiliki itu boleh tapi setelah berhasil, maka tawadhuklah,” tegasnya.

Dalam mengasah potensinya, seseorang tidak harus memiliki cita-cita ingin menjadi tokoh terkemuka. Jadilah manusia yang baik, dan jangan pernah merasa sudah baik.

“Orang yang bermanfaat pada orang lain, ia pasti akan mendapatkan kedudukan. Tapi hal itu jangan menjadi tujuan,” pungkasnya.

Pewarta     : PM

Kiai Zuhri Ungkap Dunia Itu Manis Jika Dicicipi dan Sejuk Jika Dipandang

nuruljadid.net- Pada dasarnya manusia ingin memonopoli urusan-urusan dunia, tapi kalau urusan akhirat biasanya kurang berminat. Kata Kiai Zuhri Zaini saat mengisi pengajian kitab Nashoihul ‘Ibad, Ahad pagi (25/04/21) di Masjid Jami’ Nurul Jadid.

Dihadapan ribuan santri-santrinya, Kiai Zuhri menambahkan, Nabi Muhammad SAW kalau urusan dunia beliau berbagi dengan yang lain, pula dalam urusan akhirat beliau ingin masuk surga bersama-sama dengan umatnya.

“Nabi ingin masuk surga bukan hanya dirinya sendiri sendiri tapi untuk semua umatnya,” katanya.

Pada bab yang menjelaskan tentang hubbun dunya (mencitai dunia), Kiai Zuhri berharap agar kita tidak mencintai dunia secara berlebihan.

“Dunia jangan di cintai. Ambillah dunia itu sebutuhnya. Kalau dunia kita cintai maka kita akan menjadi budaknya,” ungkapnya.

Kalau kita mencintai dunia, kita akan menumpuk dunia meski tidak dibutuhkan. Untuk disedekahkan ke orang lain saja kita merasa eman.

“Dunia itu bukan jaminan bagi seseorang mendapatkan kesenangan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Kiai Zuhri menegaskan, dunia itu menyenangkan kepada nafsu. Dunia itu manis jika dicicipi, dan sejuk jika dipandang, tapi itu adalah fatamorgana.

“Dari kejauhan tampak indah, setelah kita mendekat ternyata biasa-biasa saja, itulah dunia,” ucapnya.

Pewarta    : PM

Tidak Suka Melihat Orang Lain Senang Itu Sebuah Kedengkian,” Ini Kata Kiai Zuhri

nuruljadid.net- Tidak ada yang lebih aniaya daripada sifat dengki. Dengki itu beratnya hati seseorang apabila melihat orang lain senang. Hal ini disampaikan KH. Moh. Zuhri Zaini pada pengajian kitab Nashihul ‘Ibad, Ahad pagi (25/04/21) di Masjid Jami’ Nurul Jadid.

Menurutnya, orang yang memiliki sifat dengki hidupnya akan menderita disebabkan kedengkiannya. Ia tidak akan mengalami ketenangan, bahkan bisa mati karena kedengkian yang dimilikinya.

“Melihat tetangganya sukses hatinya tidak senang, melihat orang lain sukses hatinya juga tidak tenang, ini sifat dengki” ungkapnya.

Sifat dengki itu tidak hanya membahayakan diri seoseorang yang memilikinya, tapi juga membahayakan orang lain. Sebab, bisa jadi dengan kedengkian yang dimiliki seseorang membuat orang lain celaka. Misalnya, mengundang perampok untuk mengambil hartanya orang yang tidak disukai, membakar tokonya kalau punya toko dan lainnya.

“Orang yang memiliki sifat dengki, ia akan membuat aniaya atau berbuat jelek meskipun pada keluarganya sendiri. Seperti yang dilakukan Qobil pada Habil, mereka berdua adalah kakak beradik,” imbuhnya.

Bagaimana cara menghilangkan kedengkian? Kiai Zuhri menyampaikan, lawan kedengkian itu dengan terus melakukan perbuatan baik kepada orang yang di dengki agar hati kita menjadi baik dan tenang.

Pewarta    : PM

Kiai Zuhri Tegaskan Pentingnya Mengenal Jati Diri

nuruljadid.net- Pada pengajian kitab Nashihul “ibad, Ahad (25/04/21), Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini mengungkapkan pentingnya bagi seseorang untuk mengetahui dan mengnal jati dirinya.

“Fir’au diberi kelebihan fisik yang gagah, harta yang banya, wajah yang tampan, dan kekuasaan, tapi fir’aun tidak tahu diri. Keunggulan fisik, wajah, harta dan punya kekuasaan itu, ia yakini sebuah prestasinya. Apa yang dimilikinya, fir’aun tidak merasa puas pada akhirnya mengangkat dirinya menjadi Tuhan,” katanya.

Lebih lanjut, Kiai Zuhri menyampaikan, begitulah ciri-ciri orang yang tak tahu diri, tidak tahu jati dirinya.

“Kalu kita diberi ilmu, keunggulan fisik, harta, maka jangan menganggap itu prestasi diri kita agar tidak melahirkan sifat sombong, semua itu pemberian Allah,” imbuhnya.

Pada saat fir’aun telah lupa diri, Allah mengutus Nabi Musa bin ‘Imran untuk memberikan peringatan kepada fir’aun. Namun beberapa kali diingatkan fir’aun belum sadar dan tidak mau mengikutinya.

“Fir’aun itu sadar seketika saja saat mendapatkan musibah tapi setelah itu kambuh lagi,” ungkap Kiai Zuhri.

Oleh karena itu, manusia harus mengenal diri dan jati dirinya, bahwa segala kelebihan yang dimiliki adalah pemberia Allah SWT dan harus digunakan untuk hal-hal yang baik.

Begitu juga, prilaku meremehkan orang harus dihindari. Sebab, Iblis dilaknat karena merasa lebih unggul dari makhluk lain, dan pada akhirnya tidak mau melaksanakan perintah Allah SWT, yaitu menghormati Nabi Adam.

“Iblis itu merasa lebih unggul dan hebat dari makhluk yang lain, termasuk juga merasa lebih unggul dari nabi Adam,” ucapnya.

Pewarta     : PM

Kata Kiai Zuhri, Ini Ciri-ciri Orang Fakir yang Celaka

nuruljadid.net- Kefakiran dan kekayaan dimiliki oleh seseorang itu datangnya dari Allah. Baik fakir maupun kaya itu ada hikmahnya masing-masing. Tapi alangkah tidak beruntungnya bagi orang fakir di dunia tapi justru celaka pula di akhirat nanti. Hal ini diungkapkan KH. Moh. Zuhri Zaini saat mengisi pengajian khataman kitab Nashoihul ‘Ibad, Kamis pagi (22/04/21) di Masjid Jami’ Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Menurutnya, penyebab orang fakir akan celaka di akhirat apabila ia tidak menerima (ridha) dan bersabar terhadap apa yang dialaminya.

“Orang beriman pasti akan bersyukur apabila mendapatkan nikmat, dan akan bersabar apabila dirinya tidak mendapatkan nikmat dari Allah SWT,” katanya.

Semua apa yang diberikan oleh Allah kepada seorang hamba pasti ada hikmahnya.  Oleh karena itu, ambillah hikmah di balik kemiskinan dan kekayaan yang menimpa bagi diri seorang hamba tersebut.

Kemiskinan itu bisa mendatangkan pahala apabila menerima dengan rela dan sabar. Jika sebaliknya, akan mendapatkan celaka baik di dunia maupun di akhirat,” imbuhnya.

Masih kata Kiai Zuhri, paling membahayakan adalah apabila kefakiran itu mendatangkan  kekafiran bagi seseorang, dan ini bisa terjadi bagi orang yang memiliki iman yang lemah.

Tapi meskipun fakir jangan menghinakan diri kepada orang yang memiliki kelebihan yang bersifat duniawi. Seperti pada orang kaya dan penguasa.

“Kiat menghormati orang kaya dan penguasa karena mereka sebagai manusia bukan karena kekayaan dan jabatannya,” tegasnya.

Pewarta     : PM

Jangan Menonjolkan Diri,” Ini Penjelasan Kiai Zuhri

nuruljadid.net- Terkadang banyak orang ingin menonjolkan dirinya karena menjadi seorang tokoh agama terkemuka atau karena menjadi seorang pemimpin atau seorang penguasa. Padahal seorang yang selalu menonjolkan diri itu sangat berbahaya karena mengantarkan kepada dirinya untuk menjadi orang yang menderita.

“Memilih tidak menonjol itu lebih baik, dan jika ada orang tidak menggubrisnya sebagai orang tokoh atau pemimpin maka ia tidak akan sedih dan tersinggung,” kata KH. Moh. Zuhri Zaini Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo Jatim ini.

Ia melanjutkan, kita ini jangan merasa menjadi seorang tokoh. Tokoh itu kata orang bukan kata kita.  Kita ini semua sama dihadapan Allah SWT.

“Orang menjadi tokoh itu terkadang hanya menondol di dunia, sementara di kehidupan akhirat tidak,” imbuhnya.

Jika merasa dirinya menjadi tokoh atau penguasa, pada akhirnya tidak bergaul dengan semua orang. Justru bergaul dengan para tokoh-tokoh lain dan menganggap orang yang bukan tokoh atau penguasa tidak pantas bergaul dengannya, ini sesuatu yang berbahaya.

Pewarta    : PM

Kata Kiai Zuhri, Sok Suci Itu Perbuatan Sombong

nuruljadid.net- KH. Moh. Zuhri Zaini menyampaikan, apabila ada seseorang tidak mau bergaul dengan para ahli maksiat karena menganggap dirinya lebih baik atau lebih suci dari mereka (pelaku maksiat), itu merupakan perbuatan sombong. Hal ini diungkapkan saat mengisi pengajian khataman kitab Nashoihul ‘Ibad, Senin pagi (19/04/21) di Masjid Jami’ Nurul Jadid.

“Jika kita menjauhi para ahli maksiat karena khawatir akan ikut kepada prilakunya, itu boleh dan tidak termasuk sok suci,” katanya.

Bergaul dengan orang baik karena berharap dirinya agar menjadi baik, dan menginginkan menjadi lebih baik itu prilaku yang baik dan dianjurkan.

Kiai Zuhri melanjutkan, seseorang yang memilih-milih orang dalam bergaul. Umpamanya, hanya bergaul dengan para tokoh terkemuka, dan tidak mau bergaul dengan para gembel karena merasa dirinya tidak pantas dan merasa lebih baik dari mereka (gembel), berarti orang tersebut telah terasuki sifat sombong.

“Seseorang yang merasa dirinya lebih sempurna dari orang lain, itu tidak boleh,” imbuh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid ini.

Pewarta      : PM

Usahakan Tidak Menyibukkan Diri dengan Harta,”Ini Kata Kiai Zuhri

nuruljadid.net- Pengasuh dan sekaligus Ketua Yayasan Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, KH. Moh. Zuhri Zaini mengatakan, para binatang baik semut, burung dan binatang lainnya mendapatkan rezeki dari Allah SWT.

Ia melanjutkan, apalagi manusia rezekinya telah di jamin, namun manusia dibutuhkan untuk terus berikhtiar.

“Pikiran manusia jangan disibukkan dengan rezeki, sebab Allah telah menjaminnya,” ungkapnya.

Meski demikian, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid ke IV ini menyampaikan, sebagai manusia tetap dituntut untuk melaksanakan perintah Allah agar bisa memenuhi kebutuhan untuk memberi nafkah bagi diri, anak dan istrinya.

“Binatang saja dijamin rezekinya apalagi manusia, meskipun cara mendapakan rezeki itu antara manusia dan binatang berbeda, akan tetapi semuanya telah memperoleh rezeki dari Tuhan yang maha kuasa,” imbuhnya.

Menurutnya, tidak hanya salat, puasa dan haji merupakan ibadah tapi memenuhi kebutuhan hidup merupakan ibadah.

“Orang bekerja mendapatkan nilai ibadah itu karena melaksanakan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, kalau bekerja mengikuti keinginan nafsu maka tidak akan bernilai ibadah,”pungkasnya.

Pewarta     : PM

Kiai Zuhri Berharap Beramal Baik Jangan Pernah Merasa Cukup

nuruljadid.net- Kiai Zuhri menyebutkan, tanda orang tamak merasa cukup terhadap amal yang diberikan dirinya kepada Tuhan.

Kita harus waspada karena amal yang kita kerjakan belum belum tentu diterima oleh Allah, kalau sudah merasa amalnya diterima, ia akan merasa banyak dalam melaksanakan amal. Hal ini disampaikan KH. Moh. Zuhri Zaini saat mengisi pengajian kitab Nashoihul ‘Ibad di Masjid Jami’ Nurul Jadid, Senin pagi (19/04/21).

Kiai Zuhri melanjutkan, upayakan kita saat mendapatkan amal dunia meski sedikit sudah merasa banyak, sebaliknya kalau kita mendapatkan amal akhirat meski banyak merasa sedikit.

“Dengan merasa sedikit dengan amal akhirat, kita akan terus menerus akan menambah melakukan amal akhirat itu untuk lebih banyak,” katanya.

Beramalla dengan sebaik-baiknya hingga Allah mencintai dan menyayanginya.

“Jika Allah menyayangi kita apapun yang akan di minta pasti dikabulkan,” imbuhnya.

Pewarta    : PM