Mabes Kamtib Nurul Jadid Turunkan Puluhan Personilnya Kawal PSB Satu Atap 2023

nuruljadid.net – Pengawalan keamanan dan ketertiban (Kamtib) Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam kegiatan penerimaan santri baru senantiasa dilakukan untuk memastikan ketertiban dan keamanan selama proses tersebut. Berdasarkan laporan dari Ali Fikri Romadhan kasi Lalu Lintas dan Parkir bahwa Markas Besar (Mabes) Kamtib setidaknya ada 30 personil yang diturunkan setiap harinya dalam pengawalan PSB satu atap ini.

Wakil Kepala Kamtib, Moh. Hafifi Zain melaporkan bahwa pihaknya melakukan beberapa langkah dalam pengawalan keamanan dan ketertiban selama PSB satu atap, ini merupakan protokol standar pesantren setiap ada kunjungan atau kegiatan besar seperti haul dan harlah, maulid nabi, HSN dan sejenisnya.

(Personil Kamtib dalam tugas pengawalan lalu lintas dan pengamanan di lokasi Gerbang Utama Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Langkah-langkah pengawalan keamanan ini berdasarkan kebijakan pihak Kamtib dan protokol yang diterapkan untuk memastikan kegiatan yang dilaksanakan berjalan lancar, tertib dan aman hingga berakhir. Beberapa langkah yang dilakukan dalam pengawalan keamanan dan ketertiban pada kegiatan penerimaan santri baru antara lain:

  1. Identifikasi dan verifikasi: Petugas kamtib melakukan pemeriksaan identitas calon santri baru untuk memastikan bahwa mereka adalah yang sah dan terdaftar secara resmi atau memiliki tujuan yang jelas.
  2. Pengawasan: Petugas kamtib memantau jalannya kegiatan penerimaan santri baru untuk memastikan tidak ada gangguan atau kejadian yang dapat membahayakan keamanan dengan menempati titik-titik tertendu di setiap zona.
  3. Pengaturan lalu lintas: Jika diperlukan, petugas kamtib membantu dalam pengaturan lalu lintas kendaraan atau pengunjung di sekitar lokasi kegiatan untuk menjaga ketertiban dan mencegah kemacetan.
  4. Pengamanan area: Petugas kamtib juga menjaga keamanan di sekitar area kegiatan, termasuk pintu masuk, area utama layanan PSB, dan tempat-tempat lain yang dianggap perlu.

(Personil Kamtib dalam tugas pengawalan parkir dan pengamanan di lokasi Lapangan Parkir Utama Pondok Pesantren Nurul Jadid)

Protokol pengawalan keamanan dan ketertiban ini selain dituntut bersikap tegas juga tetap mengupayakan prinsip 5S senyum, salam, sapa, sopan dan santun kepada setiap pengunjung meski dalam keadaan lelah dan berkeringat di bawah terik mentari mulai pukul 07.00 hingga terbenamnya mentari sekitar pukul 17.30 WIB.

 

(Humas Infokom)

Tim Panji Pelopor Tampil Prima Menyambut Kedatangan Santri Baru Nurul Jadid

nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid sejak 14 Juni 2023 lalu telah dipadati total lebih dari seribu calon santri dan wali santri baru. Pasalnya, calon santri baru harus melakukan daftar ulang usai pendaftaran online. Pelayanan satu atap ini merupakan fase dimana wali santri memasrahkan putra-putrinya ke Pondok Pesantren Nurul Jadid melalui wali asuh dan sowan ke pengasuh.

Tim ex-officio yang meliputi berbagai satuan kerja, secara kooperatif melakukan pelayanan prima (excellent service) kepada calon santri dan wali santri yang akan melakukan daftar ulang dan me-mondok-an putra-putrinya. Termasuk juga tim panji pelopor dibawah naungan kepala sub bagian protokoler sekretariat Ady Azhari, M.Pd.

Ady Azhari berharap dengan keterlibatan tim panji pelopor ini dapat menyukseskan pelayanan PSB Satu Atap yang menjadi hajat bersama pondok pesantren tercinta dan demi memberikan pelayanan maksimal. Karena di lapangan banyak calon santri dan wali santri baru yang masih bingung dan perlu diarahakan.

“Kami menurunkan tim panji pelopor dengan harapan besar ikut terlibat dalam menyukseskan kegiatan pesantren PSB satu atap ini karena di lapangan seperti tahun lalu masih banyak calon wali dan santri baru yang kebingungan saat mengurus berkas dan lokasi mana saja yang dijadikan tempat pelayanan,” ujar Ady saat ditemui Nurul Jadid Media.

Tim panji pelopor merupakan organisasi santri yang terdiri dari santri pilihan melalui seleksi panjang. Panji pelopor bertugas untuk mengawal berbagai macam kegiatan pesantren termasuk PSB satu atap. Tim pembina panji pelopor Moh. Shohibul Islam dan Sasmito dengan intensif melakukan pendampingan dan pembinaan tim panji pelopor di lapangan dalam menyambut dan melayani tamu selama PSB Satu Atap.

Selama pelayanan PSB Satu Atap, tim panji pelopor yang berjumlah kurang lebih 25 anggota dibagi ke beberapa pos layanan meliputi posko drop barang, posko gerbang 1, posko directing, posko gerbang 2, dan posko layanan utama PSB satu atap di Aula II lantai 3.

Menyapa dengan senyum, sapa dan salam, tim panji pelopor mempersembahkan yang terbaik sepenuh hati meski Lelah dan terkadang jenuh menghampiri. Akan tetapi, dengan semangat pengabdian dan totalitas professional, tim panji pelopor yang semuanya berstatus pelajar tidak patah arang demi meraih keberkahan melalui pengabdian yang mereka berikan.

(Humas Infokom)

Jelang Pemilu 2024, KPU Sediakan TPS Khusus Santri Nurul Jadid, Wali Santri Wajib Baca!

nuruljadid.net – Menuju tahun politik Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024, pendaftaran dan pendataan calon pemilih sudah mulai dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) khususnya di Kabupaten Probolinggo. Pemilu Presiden tahun depan 2024, merupakan hajat bersama bangsa Indonesia, pasalnya pesta demokrasi terbesar masyarakat Indonesia itu menjadi momentum krusial dalam menentukan masa depan bangsa lima tahun ke depan. Menyikapi hal ini, Pondok Pesantren Nurul Jadid bersama KPU Probolinggo akan menyediakan Tempat Pemungutan Suara (TPS) khusus santri dalam rangka memastikan kaum sarungan dapat menyalurkan hak suaranya dalam pemilu akan dattang.

Bedasarkan surat edaran kepala pesantren nomor : NJ-B/0460/A.IX/06.2023 dikhususkan untuk wali santri tentang pendataan putri-putrinya yang menjadi santri Nurul Jadid dan akan mencoblos di TPS khusus pesantren tahun depan tepatnya tanggal 14 Februari 2024. Oleh sebab itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Tempat Pemungutan Suara (TPS) khusus bagi santri Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Terkait hal ini, kepada Bapak atau Ibu wali santri bahwa seluruh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid yang telah memiliki hak pilih, wajib memilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) khusus yang telah ditetapkan oleh KPU di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid. Akan tetapi jika wali santri memiliki kepentingan khusus yang mengharuskan putera atau puterinya memilih di daerah asal, harus melakukan konfirmasi kepada Pengurus Pesantren, selambat-lambatnya tanggal 17 Juni 2023.

Informasi lebih lanjut atau konfirmasi dapat menghubungi nomor telepon/whatspp narahubung pesantren ke 082246335137 atau 082335609995. Untuk mengunduh surat edaran resmi silahkan kunjungi tautan berikut : https://www.nuruljadid.net/download/surat-edaran

 

 

(Humas Infokom)

Surat Edaran Tentang Ketentuan dan Larangan Santri Ponpes Nurul Jadid, Wajib Tahu!

nuruljadid.net – Penerimaan Santri Baru (PSB) tengah berlangsung, ribuan santri telah terdaftar, dan masih banyak hal yang belum diketahui dengan baik dan detail oleh calon wali santri dan santri baru terkait ketentuan umum, khusus dan opsional. Berdasarkan Surat Edaran Kepala Pesantren nomor: NJ-B/0458/A.III/06.2023 tentang Ketentuan dan Larangan santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Jawa Timur.

Sehingga hal ini wajib diketahui dan dilaksanakan oleh calon wali dan santri baru agar putra dan putri yang di-mondokkan tidak mengalami masalah dengan bidang Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) pesantren perkara melanggar barang yang dilarang untuk dibawa selama mondok.

Sehubungan dengan surat edaran di atas menjelang penerimaan santri baru tahun 2023 maka kami sampaikan beberapa ketentuan sebagai berikut:

A. KETENTUAN UMUM
1. Santri baru didampingi oleh orang tua/wali maksimal 2 orang.
2. Wali santri, alumni dan tamu dilarang masuk ke asrama santri.
3. Wali santri baru harus memperhatikan denah, alur dan ketentuan yang sudah ditetapkan.

B. KETENTUAN KHUSUS
1. PUTERA
Barang-barang yang wajib dibawa oleh santri baru:
a. Al-Qur’an
b. Sajadah ukuran standart (tidak terlalu lebar).
c. Tasbih
d. Baju gamis putih
e. Baju takwa putih polos
f. Songkok nasional hitam
g. Celana tidur
h. Peralatan mandi

2. PUTERI
a. Barang-barang yang WAJIB dibawa oleh santri baru:
1) Al-Qur’an
2) Mukenah dengan kriteria:
– harus terusan (tidak potongan).
– berwarna putih (non motif).
3) Sajadah ukuran standart (tidak terlalu lebar).
4) Celana tidur.
5) Rok dalam.
6) Peralatan mandi.
7) Peralatan tidur (bantal, selimut).
8) Kemeja putih.
9) Rok/bawahan hitam.
10) Kerudung putih.
11) Kaos kaki sepanjang betis.
12) Jumlah baju yang boleh dibawa ke pesantren:
– Siswi : Maksimal 10 setel (tanpa seragam).
– Mahasiswi : Maksimal 15 setel (tanpa seragam).

     b. Opsional:
1) Peralatan tidur (kasur dan guling).
2) Jaket dengan kriteria:
– tidak berbahan kaos.
– harus di bawah pinggul.
– tidak berkerut dan berkaret.
– tidak berbahan jeans.
– tidak berbahan rajut.

c. Ketentuan tambahan wilayah otonom:
1. Wilayah Fatimatuz Zahro
a) Ada batasan jumlah baju yang boleh dibawa ke pesantren, dengan ketentuan:
a. Siswi : 10 setel (tanpa seragam).
b. Mahasiswi : 13 setel (tanpa seragam).

b) Tidak diperbolehkan:
– membawa kasur.
– membawa sarung pria.
– membawa jilbab merk bellasquare berwarna putih dan pink baby, krem.
– membawa tas ransel, kecuali mahasiswi.
– memakai sandal pria.
– membawa mp3 player.
– memakai perhiasan selain sepasang anting.

2. Wilayah Al-Mawaddah
a) Ada batasan jumlah baju yang boleh dibawa ke pesantren, dengan ketentuan:
a. Siswi : 10 setel (tanpa seragam)
b. Mahasiswi : 15 setel (tanpa seragam)

     b) Diperbolehkan membawa kipas elektrik

3. Wilayah Zaid bin Tsabit
a) Ada batasan jumlah baju yang boleh dibawa ke pesantren, dengan ketentuan:
a. Siswi : 7 setel (tanpa seragam)
b. Mahasiswi : 10 setel (tanpa seragam)

b) Tidak diperbolehkan:
– Membawa kasur
– Membawa guling
– Membawa tas ransel, kecuali mahasiswi
– Membawa boneka
– Membawa mp3 player

4. Wilayah Al-Lathifiyah
a) Diperbolehkan membawa mukenah bermotif dan berwarna
b) Diperbolehkan membawa kipas elektrik.

C. LARANGAN
1. Handphone
2. Laptop kecuali mahasiswa atau siswa lembaga yang mendapatkan rekomendasi
3. Modem
4. Power bank
5. Mp4 player
6. Kipas elektrik.
7. Senjata tajam.
8. Buku bacaan yang tidak islami.
9. Kendaraan (Sepeda, Motor, Mobil).
10. Aksesoris (Gelang, Kalung, Anting).
11. Kaos bergambar yang tidak sesuai dengan etika Pesantren.
12. Celana ketat/pensil.
13. Celana pendek/diatas lutut.
14. Kipas elektrik
15. Barang-barang yang dilarang khusus puteri:
a. Baju dengan kriteria:
– Berbahan kaos.
– Berkerut lengan atas, pinggang dan punggung.
– Transparan.
– Lengan pendek dan ¾.
– Pas body
– Jubah berseblek yang tidak terjahit.
– Baju balon.
– Diatas pinggul.
– Baju bergambar barong, tengkorak dan sejenisnya.
– Baju tidur berbahan kaos.
– Pakaian berbahan rajut.
b. Meksi/rok/bawahan dengan kriteria:
– Rok berseblek yang tidak terjahit.
– Sarung yang tidak terjahit.
c. Jilbab dengan kriteria:
– Transparan (misal : paris putih, dll).
– Spandek.
d. Makeup yang menor (berlebih) seperti lipstik, semir, kutek, diamond gigi, bulu mata extension dan selain yang disebutkan diatas kecuali makeup sederhana seperti bedak, celak hitam, skincare, lip-gloss non warna, body care, parfume.
e. Perhiasan kecuali sepasang anting dan satu cincin.
f. Menyimpan koper di pesantren kecuali santri yang berasal dari Kepulauan.
g. Kaca mata/soft lens selain yang minus (puteri).

Demikian penjelasan seputar ketentuan dan larangan bawaan atau barang yang boleh dan tidak boleh dibawa oleh santri selama mondok di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo dengan tujuan agar santri bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan fokus belajar, mengaji dan membina akhlaqul karimah.

Untuk mengunduh surat edaran resmi silahkan kunjungi tautan berikut : https://www.nuruljadid.net/download/surat-edaran

 

 

(Humas Infokom)

Memulai Petualangan Pendidikan: Antusiasme dan Semangat Belajar Santri Baru Menghiasi PSB Satu Atap Hari Pertama

nuruljadid.net – Kegiatan Penerimaan Santri Baru (PSB) Satu Atap dimulai dengan penuh semangat dan keceriaan, Rabu (14/06). Para calon Santri Baru tiba dengan penuh harap dan antusias, siap untuk memulai perjalanan spiritual dan pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid yang ramah dan inklusif.

Pagi itu, para calon santri baru berdatangan dari segala penjuru daerah mengunjungi kompleks pendaftaran satu atap di Aula II Pesantren, melangkah dengan percaya diri menuju pintu gerbang yang menandai dimulainya perjalanan mereka dalam mengejar ilmu dan mengembangkan kompetensi diri. Dalam suasana penuh semangat, mereka disambut oleh para pengurus, asatidz, dan wali asuh dengan senyum dan sambutan hangat.

Dalam PSB Satu Atap tersebut, calon santri harus melewati serangkaian tes dan kegiatan. Sebelum menuju lokasi pendaftaran satu atap, calon santri diminta untuk menyiapkan beberapa dokumen sebagai berkas persyaratan, diantaranya: fotokopi KTP orang tua atau wali, fotokopi Kartu Keluarga, fotokopi Akta Kelahiran, dan fotokopi Ijazah/STL/SKHU, masing-masing dokumen digandakan sebanyak tiga lembar.

Tiba di zona pesantren, tahap pertama adalah melakukan drop barang bawaan calon santri di lapangan parkir umum pesantren. Kemudian menuju gedung MA Nurul Jadid (MANJ) lantai satu untuk melakukan cek kesehatan. Setelah itu, calon santri bersama pendamping bertolak ke Aula II pesantren (lantai tiga gedung MANJ) untuk penyerahan dan verifikasi berkas; pemotretan, pembayaran (khusus tunai), ikrar santri, penentuan asrama, pengambilan KIS/Kartu E-bekal, dan dilakukan penyerahan seragam dan perlengkapan santri kepada calon santri baru.

Tidak berhenti di situ, santri dan pendamping kemudian menuju dhalem pengasuh untuk melakukan sowan dan penyerahan santri. Dan tahap terakhir adalah pengasramaan, santri baru mulai menempati asrama didampingi oleh wali asuh masing-masing.

Itulah euforia hari pertama Penerimaan Santri Baru Satu Atap yang diwarnai oleh semangat belajar dan keceriaan. Para calon santri baru siap memulai perjalanan mereka dalam mencari ilmu dan meraih kesempurnaan diri di lingkungan yang mendukung dan inklusif. Tak lupa, pesantren selalu mengingatkan “Niat Mondok untuk Mengaji dan Membina Akhlakul Karimah”.

 

Humas Infokom

Kiai Muhammad Al-Fayyadl Mengajak Mahasiswa Asah Hati Melalui Kuliah Tasawuf

nuruljadid.net – Lembaga Pembinaan Pondok Mahasiswa (LP. POMAS) Universitas Nurul Jadid (UNUJA) pada pertengahan bulan Juni menggelar Kuliah Tasawuf, yang diampu langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Moh. Zuhri Zaini. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada, Senin (12/06/2023).

Kuliah Tasawuf ini diselenggarakan di tiga tempat, pertama Musala Riyadus Sholihin bagi mahasiswa dan untuk mahasiswi di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadidi dan sedangkan untuk umum menyimat langsung Live Youtube Universitas Nurul Jadid.

(Pengasuh K.H. Moh. Zuhri Zaini saat memberikan Kuliah Tasawuf kepada Mahasiswa Universitas Nurul Jadid di Musala Riyadus Sholihin)

Kegiatan tersebut, dibuka langsung oleh Moh. Jasri, selaku Kepala LP. POMAS dialnjutkan pembacaan Sholawat Nariyah yang dipimpin Mudir Mahad Aly Nurul Jadid Kiai Muhammad Al-Fayyadl.

“Kuliah Tasawuf ini merupakan kegiatan perdana di tahun 2023, Insya Allah akan dilaksanakan satu bulan sekali yang diampuh langsung oleh KH. Moh. Zuhri Zaini,” ujar Moh. Jasri dalam sambutannya.

Kuliah Tasawuf, merupakan pengobat hati bagi mahasiswa, mengingat selama ini mahasiswa hanya berkutat pada keilmuan yang bersifat saintifik dan teoritis saja. Selain itu, harapannya mahasiswa dapat memaksimalkan perannya sebagai akademisi dan juga santri di bawah naungan Pondok Pesantren sebelum nantinya terjun dan berperan di masyarakat.

(Kondisi kuliah tasawuf mahasiswa Universitas Nurul Jadid yang diampu oleh pengasuh Kiai Moh. Zuhri Zaini di Musala Riyadus Sholihin)

Kiai Fayyadl sangat mengapresiasi kegiatan ini, untuk itu beliau mengajak seluruh mahasiswa hadir agar dapat memanfaatkan Kuliah Tasawuf sebaik mungkin, sebab Kuliah Tasawuf merupakan media pembelajaran penting sebagai mahasiswa yang sadar akan perannya dengan mendapatkan bimbingan langsung dari KH. Moh. Zuhri Zaini.

”Mari kita manfaatkan majelis ini dengan sungguh-sungguh kita menyimak, belajar mencatat dan menindaklanjuti serta merenungkan hasil pembelajaran kita, agar dzikir dan fikir menjadi ruh kita, menjadi jiwa kita,” tutur Kiai muda tersebut.

(Kondisi kuliah tasawuf mahasiswi Universitas Nurul Jadid yang diampu oleh pengasuh Kiai Moh. Zuhri Zaini di Aula 1 Pesantren)

Tak sekedar ikut, harapannya dengan mengikuti kuliah taswuf ini, mahasiswa dapat mewujudkan cita-citanya dan terlebih cita-cita para guru-guru untuk menjadikan pesantren sebagai tempat mendidik kader-kader Agama, Nusa dan Bangsa agar kelak menjadi orang-orang yang bermanfaat.

”Sebagai seorang mahasiswa, seyogyanya kita terdidik secara rohani maupun secara intelektual tidak hanya akal kita yang tajam tapi juga hati nurani kita, sehingga mampu melihat dengan akal dan hatinya serta mampu memberikan pencerahan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya,” tegas Kiai Fayyadl.

(Humas Infokom)

Perdana, Unuja Hidupkan Kembali Kajian Kuliah Tasawuf Bersama Pengasuh

nuruljadid.net – Setelah lama vakum, akhirnya Lembaga Pembinaan Pondok Mahasiswa (LP Pomas) Universitas Nurul Jadid kembali hidupkan Kajian Kuliah Tasawuf bersama KH. Moh. Zuhri Zaini, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Kuliah Tasawuf bersama Pengasuh merupakan program kegiatan rutinan yang diadakan oleh LP Pomas tiap satu bulan sekali. Namun sejak adanya pandemi covid 19, program ini sempat terhenti dan baru bisa diaktifkan kembali pada Senin (12/06/23) Malam kemarin sebagai perdana.

Kegiatan ini dilaksanakan secara teleconverence diikuti oleh semua santri yang berstatus mahasiswa. Pada kali ini Kuliah Tasawuf bertempat di Mushalla Riyadlus Sholihin untuk santri putra, sedangkan untuk santri putri bertempat di Aula I Pesantren yang mengikuti secara virtual melalui zoom.

Ratusan mahasiswa Unuja berbondong-bondong menempati Musala dan Aula I pesantren untuk mengikuti kajian ini. LP Pomas juga memberikan akses untuk mahasiswa luaran dan masyarakat umum yang ingin mengikuti kajian tersebut melalui kanal youtube resmi milik Universitas Nurul Jadid yang disiarkan secara Live.

Pada pertemuan perdana ini, Pengasuh menerangkan sekilas pengenalan tentang dunia tasawuf. Ada beberapa hal yang menjadi pokok bahasan di pertemuan perdana itu. Mulai dari ilmu, pentingnya beragama, berguru, dan memaknai tasawuf itu sendiri.

(KH. Moh. Zuhri Zaini ketika mengisi kegiatan Kuliah Tasawuf yang diadakan di Musala Riyadlus Sholihin)

Dalam penjelasan yang disampaikan KH. Moh. Zuhri Zaini, beliau menyebut bahwa ilmu agama itu berbeda dengan ilmu IPTEK. Kalau ilmu agama itu harus memiliki guru, sedangkan ilmu IPTEK boleh kita kembangkan sendiri tanpa harus berguru dengan memakai keahlian ilmu yang dimiliki.

Tidak hanya sekedar memiliki guru alakadarnya, akan tetapi dalam mempelajari ilmu agama kita juga diharuskan memilih guru yang sanadnya bersambung hingga sampai ke Rasulullah SAW.

“Tidak bisa ilmu agama itu hanya bermodalkan kecerdasan dan ketekunan. Jadi harus berguru yang sanadnya sampai kepada Rosulullah,” papar beliau.

Setelah menjelaskan definisi tasawuf secara rinci, Pengasuh kemudian memberikan pemaknaan yang lebih sederhana kepada audien terkait makna Tasawuf agar lebih mudah dipahami.

“Gampangnya, Ilmu Tasawuf adalah ilmu untuk memperbaiki akhlak kita,” KH. Zuhri menyimpulkan.

 

(Humas Infokom)

 

Ingin Dirikan PDF, Pondok Tahfid Yanbu’ul Quran Kudus Jawa Tengah Lakukan Kunjungan Studi ke Nurul Jadid

nuruljadid.net ­– Pondok Tahfid Yanbu’ul Qur’an Remaja dari Kota Kudus Jawa Tengah melakukan studi banding ke Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Senin (12/06/23) pagi. Kunjungan ini selain untuk menyambung silaturrahim juga bertujuan untuk memperluas wawasan dan saling bertukar pengalaman antara kedua pesantren.

Kedatangan rombongan Pondok Tahfid Yanbu’ul Qur’an Remaja disambut hangat oleh pengurus Pesantren Nurul Jadid. Selanjutnya rombongan diarahkan untuk menuju Aula Mini sebagai tempat pertemuan formal diantara kedua pihak.

Lebih khusus lagi, Pondok Tahfid Yanbu’ul Qur’an Remaja menuturkan maksud dan tujuan kedatangannya bahwa ingin mempelajari lebih dalam tentang Program Pendidikan Diniyah Formal (PDF) dan juga Kurikulum Ma’had Aly yang ada di Pesantren Nurul Jadid. Sebab, dalam waktu dekat, Pondok Yanbu’ul Qur’an juga berencana akan membuka program baru, yakni Program PDF.

Oleh karena itu, sebelum melangkah lebih jauh, pengurus Yanbu’ul Qur’an berinisiatif menggali informasi ke Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk mematangkan program PDF. Mulai dari persiapan yang harus dilakukan, hingga ke proses pengelolaannya nanti. Di sisi lain, rombongan Yanbu’ul Qur’an juga menggali informasi terkait kurikulum apa yang dipakai di Ma’had Aly Nurul Jadid dan bagaimana proses pelaksanaannya.

Turut hadir menyambut rombongan, Gus Yazid Al-Bustomi selaku Kepala PDF Nurul Jadid, Para Asatidz Ma’had Aly dan Asatidz Pendidikan Diniyah Formal (PDF). Setelah penyambutan, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, dimana kedua pihak saling berbagi wawasan dan pengalaman khususnya tentang pengelolaan PDF dan santri Ma’had Aly Nurul Jadid.

(Suasana di Ruang pertemuan Aula Mini Pondok Pesantren Nurul Jadid saat kunjungan berlangsung)

Salah satu pengurus Yanbu’ul Quran Remaja menjelaskan, bahwa program PDF ini merupakan hal baru yang akan diterapkan di dalam pesantrennya. Sebab, selama ini santri yang ingin masuk ke Yanbu’ul Quran itu bukan karena program kitabnya, melainkan karena ingin mengikuti program tahfidz yang sudah menjadi ciri khas pesantrennya.

“Kalau di Yanbu’ul Quran, niat pertama santrinya itu ingin masuk program tahfidnya,” papar salah satu pengurus Yanbu’ul Quran.

Pengurus Yanbu’ul Quran sudah berkoordinasi dengan walisantri terkait planning program baru ini, dan alhasil walisantri juga sudah setuju dengan program kitab ini.

“Dan ini mutlak telah kami sampaikan kepada wali santri, 80% mendukung pelaksanaan program PDF di Pesantren Kami,” terang Pimpinan Rombongan Yanbu’ul Quran.

“Kami mohon keridoannya untuk Nurul Jadid membantu Tim dari Kudus ini dalam menerapkan program PDF nanti,” pungkasnya.

(Serah terima Cinderamata antara Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan Pondok Tahfid Yanbu’ul Qur’an)

Acara berjalan dengan lancar dan ditutup dengan pembacaan doa bersama serta sesi pemberian cinderamata antara kedua pihak.

(Humas Infokom)

Lembaga Adat Melayu Nobatkan Kiai Abdul Hamid Wahid Gelar Datuk Guru Atas Perjuangan Dakwah Islam Moderat

nuruljadid.net – K.H. Abdul Hamid Wahid selaku Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid sekaligus Rektor Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Jawa Timur, menerima penganugerahan gelar Datuk Guru Ketika melakukan kunjungan ke Pulau Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (12/6) silam.

Acara penganugerahan gelar Datuk Guru kepada KH Abdul Hamid Wahid dilakukan di tengah kunjungan silaturahim pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, bersama Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid atau P4NJ Batam ke kecamatan Belakang Padang.

Diketahui, gelar tersebut diberikan langsung oleh tokoh sesepuh Adat Melayu, Datuk H. Said Hasyim Alattas dari Lembaga Adat Melayu Kecamatan Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau.

Gelar datuk berasal dari Bahasa Sansekerta yang bermakna orang yang mulia. Sementara masyarakat kita mengartikan, gelar datuk berarti orang yang patut karena kemampuan serta pengabdiannya kepada masyarakat.

Kiai Hamid menerima penganugerahan ini atas dasar kapasitas, kapabilitas, kontribusi dan perjuangan dakwah Islam moderat beliau di tengah masyarakat yang beragam. Khususnya kiprah kiai Hamid untuk turut serta membangun masyarakat Belakang Padang, Batam.

Sepak terjang Kiai Hamid melalui pendidikan serta dakwah Islam yang moderat di berbagai kalangan khususnya masyarakat Belakang Padang, Batam, memberikan dampak dan ceriman Islam yang rahmatan lil alamin.

“Kedatangan Kiai Hamid ke Batam dan khususnya ke Pulau Belakang Padang ini menegaskan kiprah serta kontribusi beliau dalam mendukung serta mendorong kemajuan masyarakat Batam, khususnya di Pulau Belakang Padang ini,” kata ketua P4NJ Batam, Kepri, Julaeni.

Sementara itu, menurut K.H. Abdul Hamid Wahid, penganugerahan gelar Datuk Guru itu memiliki urgensi bukan bagi dirinya sebagai individu, melainkan bagi seluruh proses serta ikhtiar masyarakat Batam pada umumnya dalam mengupayakan tercapainya masyarakat madani.

Kiai Hamid melanjutkan, bahwa penganugerahan gelar tersebut menandai penerimaan masyarakat terhadap pelayanan, perjuangan dan pengabdian kaum santri di tengah-tengah masyarakat.

“Maka penganugerahan gelar serta penghormatan ini penting artinya bukan untuk saya, melainkan untuk segenap upaya perjuangan dan pengabdian yang dilakukan kaum santri di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya.

Menurut Kiai Hamid, jika selama di pondok tugas santri adalah belajar dan mengabdi, mengaji dan membina akhlakul karimah, maka tugas itu terus menjadi tanggung jawab seorang santri ketika ia telah kembali ke masyarakat.

“Di Batam ini ada santri-santri, meskipun mungkin jumlahnya tidak sebanyak di Jawa. Yang perlu diingat bahwa tidak ada bekas santri. Kesantrian itu dibawa sepanjang hayat dan harus terus dihidupkan melalui perjuangan dan pengabdian kepada masyarakat,” tutur Kiai Hamid.

 

(Humas Infokom)

Kepala Pesantren Kiai Hamid Wahid Resmikan Pondok Pesantren Nurul Jadid Batam

nuruljadid.net – Kiai Abdul Hamid Wahid kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo (pesantren pusat) sekaligus rektor UNUJA bersama pimpinan lainnya menutup kunjungan kerja sama luar negeri ke beberapa negara ASEAN dengan peresmian Pondok Pesantren Nurul Jadid Batam Senin pagi ini (12/06/2023).

Peresmian ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan UNUJA Go ASEAN sejak beberapa hari lalu tepatnya 5 Juni 2023. Setidaknya terdapat tiga Negara yang telah dikunjungi yaitu Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Rombongan Pondok Pesantren Nurul Jadid saat tiba di Batam kemarin, Minggu (11/6/2023) malam, disambut hangat dan dijamu secara khusus di kediaman H. Haerul Saleh, tokoh masyarakat setempat.

(Kepala Pesantren Kiai Abdul Hamid Wahid saat memberikan sambutan pada Peresmian Pondok Pesantren Nurul Jadid Batam)

H. Haerul Saleh selaku tokoh masyarakat setempat sekaligus pendiri Yayasan Nurul Jadid Batam menjelaskan, pendirian Ponpes Nurul Jadid Batam ini bermula dari dorongan, dukungan, dan ikhtiar dari almarhum K.H. Abdul Wahid Zaini pengasuh ketiga Ponpes Nurul Jadid Paiton, ayahanda dari K.H. Abdul Hamid Wahid

Pada era 90-an, sebut H. Haerul Saleh, K.H. Abdul Wahid menjadi pelopor dalam pengembangan pendidikan dan dakwah Islam di Batam sampai akhirnya berdirilah Ponpes Nurul Jadid Batam yang saat ini diresmikan.

Peresmian Ponpes Nurul Jadid Batam yang awal diagendakan akan dihadiri Gubernur Kepri langsung namun karena suatu hal akhirnya diwakilkan kepada Staf Ahli Gubernur Kepulauan Riau, Mahadi Rahman; Sedangkan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Batam, Drs. Samudin hadir mewakili Wali Kota Batam.

Selain itu, turut hadir juga Kepala Dinas Pendidikan Kepri, Kepala Kantor Kemenag Kota Batam, Ketua PCNU Batam berserta Banom dan lembaga, pimpinan Baznas Kota Batam, serta Ketua DPC PKB Batam.

(Kepala Pesantren Kiai Abdul Hamid Wahid berpose bersama dengan pengurus setempat dengan pakaian adat Batam sesuai acara peresmian)

Pendiri Yayasan Nurul Jadid, H. Haerul Saleh menyampaikan harapannya di sela kegiatan agar pondok pesantren ini, dapat memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan pendidikan dan kehidupan masyarakat di Batam khususnya, serta masyarakat luas pada umumnya dengan nilai-nilai keislaman.

Kiai Hamid selain mengapresiasi kiprah Ponpes Nurul Jadid Batam dalam pengembangan pendidikan dan dakwah Islam juga mengungkapkan bahwa kunjungannya ke Batam dan peresmian pondok pesantren tersebut menjadi bagian dari komitmen dalam memperkuat silaturrahim, memperluas jaringan kerja sama guna kemaslahatan bersama.

 

 

(Humas Infokom)

Kiai Abdul Hamid Wahid Beserta Pimpinan Ponpes Nurul Jadid Sapa Alumni P4NJ Singapura

nuruljadid.net – Usai menyelesaikan kunjungan kerja sama dengan beberapa Negara ASEAN, Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid K.H. Abdul Hamid Wahid beserta rombongan menyapa alumni melalui forum Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid (P4NJ) Singapura sebelum beranjak ke kota Batam, Kepulauan Riau kemarin (11/06/2023).

Forum sapa alumni P4NJ Singapura ini bertujuan untuk memperkuat ikatan tali silaturrahim antara keluarga Pondok Pesantren Nurul Jadid dengan para alumninya yang tersebar di berbagai daerah di Nusantara, khususnya yang luar negeri. Kunjungan ini dilakukan dalam rangkaian program UNUJA Go ASEAN.

Hal serupa disampaikan oleh Kiai Abdul Hamid Wahid pada saat kunjungan ke P4NJ Malaysia, bahwa penting bagi kita untuk terus terhubung baik secara raga lebih-lebih batin dengan para guru. Tidak hanya guru saat mondok, melainkan juga guru atau ustaz di musala tempat kita mengaji dulu. Karena, sebagai warga pesantren dipercayai bahwa keterikatan batin antara guru dan murid ini menjadi kunci keberkahan dan kebaikan hidup ketika kelak bermasyarakat.

Ilmu, guru dan murid adalah tiga hal yang saling terkait. Ketiganya merupakan rangkaian yang tak terpisahkan. Ada guru jika ada murid. Begitu juga sebaliknya. Guru dan murid ada kalau ada ilmu yang diajarkan dan dipelajari. Begitulah siklus yang selalu berlaku sepanjang sejarah manusia.

Kegiatan sapa alumni P4NJ Singapura ini juga dihadiri oleh alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid yang merupakan ulama kondang di Singapura yakni ustaz Shafi Baraqbah. Ustaz Shafi kerap diundang mengisi pengajian dan majelis rasulullah bersama ratusan jamaah di banyak masjid dan majelis ilmu.

(Rombongan Pondok Pesantren Nurul Jadid saat bersiap untuk penyeberangan di pelabuhan HarbourFront Singapura menuju Batam, Indonesia)

Pertemuan berjalan dengan lancar yang dibalut nuansa hangat akrab antara keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid dan rekan alumni P4NJ Singapura. Usai acara, rombongan langsung menuju HarbourFront untuk penyeberangan ke Batam dengan Ferry Batam Fast menuju Pelabuhan Sekupang Batam

HarbourFront adalah sebuah pelabuhan di Singapura, menjadi akses masuk utama wisatawan Indonesia khususnya mereka yang datang dari Batam. HarbourFront juga disebut sebagai gerbang wisata ke Pulau Sentosa.

 

 

(Humas Infokom)

Sukses Jaring Kerja Sama dengan Taiwan, Thailand dan Malaysia, UNUJA Gandeng MCAS Singapura

nuruljadid.net – Usai sukses menjalin kerja sama dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan 45 Perguruan Tinggi Taiwan tahun 2018 silam, Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Paiton Probolinggo, terus menapakkan langkah di beberapa negara ASEAN seperti Thailand dan Malaysia. Kali ini, pimpinan kampus berbasis pesantren di Jawa Timur itu berkunjung ke Muslim Converts’ Association of Singapore (MCAS), Sabtu (10/6/23) kemarin.

MCAS merupakan satu-satunya lembaga pengembangan Islam di Singapura yang menyediakan layanan pendidikan Islam dan layanan sosial bagi warga muslim dan mualaf.

Dalam kunjungan luar negerinya, Rektor UNUJA Paiton, K.H. Abdul Hamid Wahid mengatakan, kerja sama antara UNUJA dan MCAS sebagai bentuk representatif kerja sama kedua Negara antara Indonesia dan Singapura.

“kerja sama ini merupakan bentuk representasi hubungan bilateral kedua Negara, juga sebagai sesama bangsa Melayu di ASEAN,” ungkap kiai Hamid.

Perantara kunjungan ke MCAS atau lebih dikenal dengan sebutan Darul Arqam Singapore itu, lahir inisiasi kerja sama lebih lanjut untuk pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang disambut baik oleh pihak Darul Arqam.

MACS sebagai lembaga yang bergerak di bidang pengembangan pendidikan dan dakwah Islam juga membuka peluang kerja sama dalam bidang pengembangan pendidikan dan dakwah Islam, khususnya di Singapura.

Keterjalinan kerja sama dengan MCAS ini dalam bidang pengembangan pendidikan, penelitian dan dakwah Islam ini, otomatis menambah koleksi kerja sama luar negeri UNUJA yang sebelumnya dengan Taiwan, Thailand dan Malaysia. Keuntungan dari kerja sama ini menjadikan UNUJA sebagai kampus berbasis pesantren dengan sertifikat ISO itu dapat mengirimkan mahasiswa/i terbaiknya menimba ilmu dan menuntaskan praktik kuliah kerja nyata di beberapa negara mitra.

Wakil Rektor I UNUJA, H. Hambali menjelaskan, upaya kerjasama dengan beberapa negara di ASEAN sebagai bentuk riil upaya networking dalam pengembangan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

“Bagaimanapun, untuk menghadirkan layanan pendidikan tinggi yang bermutu, itu membutuhkan kerja sama dengan banyak pihak, selain tentu juga dengan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan kerja tuntas,” imbuhnya.

Dalam kunjungan itu, Rektor UNUJA sekaligus Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, K.H. Abd. Hamid Wahid, M.Ag., didampingi oleh Kepala Pondok Mahasiswi, Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah, Kepala Biro Kepesantrenan Nurul Jadid, K.H. Fahmi AHZ, Wakil Rektor III, M. Noer Fadli Hidayat, M.Kom., Wakil Rektor IV, K.H. Faiz AHZ, M.Fil.I., Kepala LP3M, Dr. Achmad Fawaid, M.A., M.A. dan beberapa pejabat struktural lainnya.

Rombongan Universitas Nurul Jadid dan Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid meninggalkan Singapura hari ini, dan berencana melanjutkan agenda selanjutnya ke kota Batam di Kepulauan Riau, Indonesia.

 

(Humas Infokom)

Kiai Hamid Wahid Tekankan Urgensitas Adab Pada Guru Saat Silaturrahim Temu Alumni P4NJ Malaysia

nuruljadid.net – Kepala Pesantren K.H. Abd. Hamid Wahid bersama rombongan pimpinan Pondok Pesantren Nurul Jadid melakukan silaturrahim dalam rangka temu alumni P4NJ (Pengurus Pembantu Pondok Pesantren Nurul Jadid) Malaysia, Kamis (08/06) di ibu kota Malaysia Kuala Lumpur.

Dalam acara silaturrahim, Kepala Pesantren, K.H. Abdul Hamid Wahid menyampaikan urgensitas menjaga adab untuk menghormati para pendahulu dan almarhumin, yakni para guru dan sesepuh. “Sebaik dan sehebat apapun generasi saat ini, tidak akan pernah terlahir tanpa ada sentuhan para guru, oleh sebab itu adab dan tatakrama harus tetap dikedepankan”, tutur kiai yang dikenal dengan sikap moderatnya.

Kiai Hamid juga menegaskan pesan muassis Kiai Zaini Mun’im bahwa santri yang sudah kembali ke masyarakat sudah menjadi milik masyarakat dan harus berbaur. Menurut kiai Hamid, santri wajib mengambil peran dalam membangun masyarakat dan bangsa lintas sektor yang dibutuhkan dalam menghadapi globalisasi dan era disrupsi.

“Sangat penting peran alumni Nurul Jadid khususnya dan umat Islam umumnya untuk berpartisipasi aktif membangun masyarakat lewat pendidikan, penguatan sektor ekonomi, dst yang dibutuhkan dalam menghadapi dinamika global saat ini,” pungkasnya.

Tidak sendiri, kiai Abdul Hamid Wahid hadir bersama dengan pimpinan pesantren dan UNUJA lainnya, Direktur Klinik Az-Zainiyah, Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah; wakil kepala pesantren K.H. Najiburrahman Wahid; Kepala Biro Pengembangan, K.H. Faiz Abdul Haq Zaini; Kepala Biro Kepesantrenan, K.H. Fahmi Abd. Haq Zaini; Bendahara Pesantren, K.H. Achmad Zaki Nur Chatim Zaini; Warek III, M. Noer Fadli Hidayat; Kepala LP3M, Achmad Fawaid, Kepala BAUAK, Luqman Hakim; Kepala Humaker, Mohammad Bahrul Ulum dan Staf khusus pimpinan Alfi Syukrin.

Kepala pesantren sekaligus rektor UNUJA yang akrab disapa Gus Hamid ini mengaku kehadirannya dalam silaturrahim Temu Alumni P4NJ Malaysia merupakan salah satu kiat untuk memberikan dukungan dan saling bertukar kabar dengan alumni yang merantau di negeri jiran dalam penguatan peran dan eksistensi alumni di tengah masyarakat.

(Humas Infokom)

Jalin Kerja Sama Internasional dengan Thailand, Universitas Nurul Jadid ‘Go ASEAN’

nuruljadid.net – Untuk memperkuat hubungan kerja sama antara kedua negara, terutama dalam pengembangan sektor pendidikan dan untuk mewujudkan kampus go international, pimpinan Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Paiton Probolinggo bersama sejumlah perguruan tinggi dan pesantren Indonesia melakukan kunjungan kerja ke Kantor Dinas Pendidikan Swasta Provinsi Narathiwat, Thailand (06/06/2023).

Kepala Dinas Pendidikan Swasta Provinsi Narathiwat Pibyaa Radanaworrachad, menyambut hangat kunjungan silaturahim dari beberapa perguruan tinggi dan pesantren asal Indonesia. Harapannya, kunjungan ini mampu memperkuat bilateral relationship antara Indonesia dan Thailand khususnya dalam pengembangan sektor pendidikan.

Selain sektor pendidikan, kerja sama ini juga memiliki berbagai benefits termasuk kemudahan dalam pengurusan paspor dan visa agar proses kerja sama pengembangan pendidikan antara kedua negara berjalan lancar. Hal ini diutarakan oleh pemerintah Thailand, melalui Dinas Pendidikan Swasta Provinsi Narathiwat dan Kantor Imigrasi, sebagai bentuk komitmen dalam implementasi kerja sama dengan perguruan tinggi dan pesantren di Indonesia termasuk Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Wujud kerja sama sektor pendidikan antara kedua negara ini termanifestasikan dalam bentuk pertukaran pengetahuan (transfer of knowledge), pengalaman (transfer of values), dan praktik terbaik (best practice), yang akan memberikan manfaat signifikan dalam peningkatkan mutu pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.

(Penandatangan MoU di bidang pengembangan pendidikan dengan Dinas Pendidikan Swasta Provinsi Narathiwat usai makan malam)

Kunjungan internasional pimpinan UNUJA membuahkan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di bidang pengembangan pendidikan dengan Dinas Pendidikan Swasta Provinsi Narathiwat, studi lapangan ke beberapa pesantren di Narathiwat, dan kunjungan akademik ke berbagai museum di daerah tersebut. Rangkaian silaturrahim tersebut ditutup dengan makan malam yang membahas berbagai agenda strategis dalam kerangka kerja sama keduanya.

Menurut Kiai Hamid Wahid selaku Rektor, kerja sama antara perguruan tinggi, pesantren, dan lembaga pendidikan di Narathiwat, Thailand, menjadi sarana untuk memberikan manfaat kepada masyarakat di kedua negara (simbiosis mutualisme). “Melalui kolaborasi yang erat antara perguruan tinggi Indonesia, pesantren, dan pemerintah Thailand, kami berharap dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi para siswa dalam mengembangkan potensi mereka di masa depan,” ujar Rektor.

“Kerja sama ini bukan hanya sebatas keterlibatan mahasiswa di Thailand, tetapi juga mencerminkan komitmen UNUJA sebagai perguruan tinggi yang berusaha membangun hubungan dan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Tahun ini, kami memulai dengan negara-negara ASEAN,” lanjutnya.

Dalam pertemuan ini, Kepala Dinas Pendidikan Swasta Provinsi Narathiwat menyambut baik kerja sama ini dalam upaya pengembangan pendidikan yang telah dilakukan bersama beberapa pesantren dan perguruan tinggi di Indonesia. Menurutnya, kerja sama ini sangat strategis untuk memperkuat hubungan antar lembaga pendidikan di Provinsi Narathiwat dan bagi hubungan kedua negara.

Dalam kunjungan tersebut, pimpinan dari UNUJA terdiri dari Rektor K.H. Abd. Hamid Wahid, M.Ag, Wakil Rektor III M. Noer Fadli Hidayat, M.Kom., Wakil Rektor II K.H. Najiburrahman Wahid, M.Ag., Wakil Rektor IV K.H. Faiz, M.Fil.I., Kepala LP3M Dr. Achmad Fawaid, M.A., M.A., Kepala BAUAK Lukman Hakim, M.Pd., Kepala Humaker Moh. Bahrul Ulum, M.Fil., Direktur Klinik Az-Zainiyah Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah, M.M.Pub., M.Si. dan stafsus rektor Alfi Syukrin serta pimpinan lembaga lainnya, hadir untuk menjalin kerja sama dalam bidang pendidikan yang lebih solid dengan pemerintah negeri gajah putih Thailand tersebut.

 

 

(Humas Infokom)

Pondok Pesantren Nurul Jadid Bekali Santrinya Keterampilan Abad 21 Siap Hadapi Tantangan Global

nuruljadid.net – Saat ini, kita telah memasuki abad 21 ditandai dengan perkembangan dunia yang sangat pesat. Perubahan ini dapat memberikan peluang jika dapat dimanfaatkan dengan baik, akan tetapi juga dapat menjadi bencana jika tidak diantisipasi secara sistematis, terstruktur, dan terukur. Itulah sebabnya, Pondok Pesantren Nurul Jadid membekali santrinya dengan keterampilan abad 21 dalam menghadapi tantangan zaman.

Tak dapat dipungkiri bahwa, dibutuhkan sumber daya manusia tangguh yang memiliki sejumlah kompetensi dan keterampilan agar dapat bertahan hidup (survive) di tengah perubahan yang begitu cepat dan unpredictable atau tidak dapat diprediksi. Keterampilan abad 21 merupakan keterampilan penting yang harus dikuasai oleh santri agar berhasil dalam menghadapi tantangan, permasalahan, kehidupan, dan karir di era digital dewasa ini.

National Education Association telah mengidentifikasi keterampilan abad 21 sebagai keterampilan “The 4Cs.” “The 4Cs” meliputi keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking), keterampilan berpikir kreatif (creativity), keterampilan berkomunikasi (communication) dan keterampilan berkolaborasi (collaboration).

Di lain sisi, menurut Lee Crocket (2011) dalam bukunya “Literacy is not enough: 21st Century Fluencies for the Digital Age” memaparkan paling tidak terdapat 6 keterampilan yang harus dikuasai seseorang di era digital diantaranya: keterampilan Problem Solving, Creativity, Collaboration, Analytical Thinking, Communication and Ethic & Accountability.

Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam rangka penyiapan sumber daya manusia yang menguasai kompetensi dan keterampilan tersebut melakukan penguatan mutu pendidikan dan pengasuhan di pesantren. Menghadapi abad 21 yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian dan kualitas pendidikan kita yang belum membanggakan, diperlukan adanya berbagai terobosan dan strategi dalam dunia pendidikan.

Paradigma pendidikan pesantren harus disesuaikan untuk pengembangan kualitas SDM di era global ini. Berbagai strategi dan langkah pembelajaran serta asesmen yang terukur di berbagai bidang studi senantiasa diupayakan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid. Upaya ini tentu tidak dapat dilakukan tanpa adanya langkah terencana dan sistematis. Perubahan fundamental perlu dilakukan untuk membuat proses pendidikan relevan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik.

Melalui penguatan nilai luhur kepesantrenan Trilogi dan Panca Kesadaran Santri, Pondok Pesantren Nurul Jadid melakukan berbagai macam upaya untuk membekali santrinya dengan keterampilan abad 21 yang dibutuhkan.

  1. Kesadaran Beragama

Penanaman nilai kesadaran dalam beragama, menjadi hal awal yang dilakukan oleh pesantren terhadap santrinya untuk beragama dengan penuh kesadaran. Menjalankan ajaran agama sebagai pilihan dan kebutuhan hidup bukan sebagai tuntutan keluarga apalagi warisan. Sehingga proses kesadaran beragama akan melatih dialektika santri yang mengasah berpikir analitis (Analytical Thinking) dengan tetap mengedepankan etika dan penuh tanggung jawab atas pilihannya (Ethic and Accountability).

  1. Kesadaran Berilmu

Menuntut ilmu dan terus belajar menjadi nilai wajib yang melekat dalam individu santri baik di dalam kelas maupun di lingkungan pesantren dalam konteks kehidupan yang luas. Pendidikan pesantren mengarah ke beberapa aspek pembelajaran; instruction should be student-centered, yakni pengembangan pembelajaran menggunakan pendekatan yang berpusat pada santri. Santri ditempatkan sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya. Sehingga dapat mengasah analytical thinking, critical thinking and creativity di ruang belajar.

Education should be communicative and collaborativeyakni santri harus dibelajarkan untuk dapat berkomunikasi dan berkolaborasi dengan orang lain. Elemen komunikasi menargetkan santri dapat menguasai, mengatur (manajemen) dan membuat hubungan komunikasi yang baik dan benar secara tulisan, lisan maupun multimedia. Santri diberi waktu untuk mengelola hal tersebut dan menggunakan kemampuan komunikasi untuk berhubungan seperti menyampaikan gagasan, berdiskusi hingga memecahkan masalah yang ada.

  1. Kesadaran Bermasyarakat

Learning should have context, yakni pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap kehidupan santri di luar pesantren. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari santri. Pendidik mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan santri terhubung dengan dunia nyata (real world).

Pesantren should be integrated with society, yakni dalam upaya mempersiapkan santri menjadi warga negara yang bertanggung jawab, pesantren memfasilitasi santri untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya. Misalnya, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, dimana santri dapat belajar mengambil peran dan melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan sosial sehingga mereka bisa belajar mengembangkan keterampilan problem solving, communication and collaboration.

  1. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Peran santri yang utama adalah mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan menjaga dan mengawal NKRI sebagai warisan leluhur para ulama’. Dalam jiwa santri tentu tertanam panca-jiwa, panca-jangka, panca-bina dan panca-dharma. Selain itu, santri juga berkontribusi dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh bangsa dengan bentuk kontribusi kecil di lingkungan masyarakatnya.

Melalui pesantren, santri diajarkan menjaga dan membina etika yang baik serta bertanggung jawab terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai bagian dari bangsa Indonesia sehingga santri dapat mengasah keterampilan (problem solving, ethic and accountability).

  1. Kesadaran Berorganisasi

Berorgansiasi merupakan salah satu nilai kesantrian yang perlu dimiliki santri sebagai bekal kelas di masyarakat. Tujuan organisasi santri yaitu untuk menyatukan, mengembangkan, membentuk serta memfasilitasi apa yang dibutuhan santri serta membangun jiwa seorang pemimpin yang berkepribadian matang. Dalam organisasi, santri dilatih dan ditempa mengasah keterampilan diri seperti problem solving, communication, collaboration, creativity, ethic and accountability.

 

 

 

(Humas Infokom)