Pecahkan Rekor MURI, Sajian Nasi Tabheg Terbanyak

Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Pondok Pesantren Nurul Jadid dimeriahkan dengan berbagai rentetan acara. Salah satunya dengan pencatatan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sajian nasi tabheg terbanyak.

Dalam kegiatan tersebut, MURI mencatat ada sekitar 12.297 santri yang menikmati 1.025 porsi sajian nasi tabheg secara bersama.

Pengukuhan rekor MURI ditandai dengan penyerahan piagam penghargaan MURI kepada Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid sebagai penyelenggara dan kepada inisiator, Pengurus Wilayah IPNU Jawa Timur . Di saksikan ribuan santri, simpatisan, dan masyarakat sekitar oleh Sri Widayati, Manager senior MURI.

“Kami perwakilan dari MURI mengumumkan, mengukuhkan, bahwa sajian tabheg terbanyak resmi tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia dan rekor dunia.” kata Sri Widayati dalam sambutannya.

“Hari ini, 22 Oktober, kami kembali hadir di Probolinggo, khususnya Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk mencatat pencapaian yang spektakuler yaitu sajian nasi tabheg terbanyak” imbuhnya.

MURI yang diketuai oleh Dr. Jaya Suprana, adalah lembaga pencatat rekor prestasi karya dan karsa yang diciptakan oleh anak bangsa, untuk rekor dunia. Bertujuan demi menegakkan pilar-pilar kebanggaan nasional, serta mengajak untuk menghargai karya dan karsa bangsa.

Di Probolinggo, sebelumnya MURI telah mencatat beberaoa rekor. Antara lain makan honey bee polen dan arum jeram dengan peserta terbanyak. Jalan sehat dengan menggunakan sarung yang diikuti 25.509 santri serta pembuatan bio pori terbanyak. (Rohid)

 

Peran dan Harapan di Hari Santri Nasional Versi Ketua DPRD Jatim

Dalam rangka menyemarakkan Hari Santri Nasional (HSN) ke-3, Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) Jawa Timur bekerjasama dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid menggelar apel akbar di Lapangan Raya Nurul Jadid yang dipimpin oleh Ketua DPRD Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar. Beberapa pimpinan tinggi lainnya seperti ikut menyemarakkan perayaan HSN 2017 bersama 12.297 santri.

Sesuai dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Hari Santri Nasional ditetapkan pada tanggal 22 Oktober. Ketetapan ini diberikan lantaran peran santri dari Pondok Pesantren pulalah, indonesia bisa merasakan kemerdekaan dan kecerdasan.

Ketua DPRD Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar menerangkan bahwa tema “Spirit Santri Meneguhkan NKRI” ini berarti mengulang atau menguat karena itu mandiri sejak dahulu bahkan sebelum kemerdekaan, dia tidak pernah mendapat dukungan dari pihak manapun.

“karena semua santri itu Mandiri, mulai dari zaman penjajahan belanda, nggak ada yang namanya pejuang kita itu mendapat support  dana dari luar negeri. Semuanya mandiri, semangat jihad waton minal iman” ungkap beliau

“Jauh sebelum Indonesia merdeka, para kiai dan santri sudah punya peran besar. Sebagai contoh, perjuangan para santri yang dikomandani oleh Syekh KH. Hasyim Asy’ari bersama para ulama dan kiai lainnya serta dikeluarkannya resolusi jihad menghasilkan pertempuran 10 November 1945 yang tidak ada mengentervensi, membiayai, dan menggalakkan. Semuanya dilakukan dengan kemandirian santri itu sendiri” tambah ketua DPRD Jatim.

Selain menyampaikan peran santri dalam mengukuhkan NKRI, di tempat yang sama, beliau turut memberikan harapan kepada santri untuk tetap patuh pada kiai, karena santri mandiri selalu patuh kepada kiainya. Sesuai dengan jargon beliau yang diucapkan ketika pelaksaan upacara hari santri “Santri Mandiri, Patuh Kiai Sampai Mati”. Beliau juga menuturkan alasan tentang diciptakannya jargon tersebut

“santri mandiri patuh sama kyai sampai mati karena memang hubungan santri dengan kyai itu bukan hanya hubungan duniawi, tapi hubungan ukhrawi juga dan itu satu-satunya pola hubungan guru dan murid yang bukan hanya dunia tapi sampai pada ukhrawi”ujar beliau. (Qz/Salim)

barisan formasi mozaik hari santri nasional 2017

Formasi Barisan Mozaik Para Santri Nurul Jadid Meriahkan Hari Santri Nasional 2017

nuruljadid.net- Peringatan Hari Santri Nusantara (HSN) 2017 di pesantren Nurul Jadid, Ahad (22/10/17), berlangsung meriah. Pasalnya, sebanyak dua ribu lima ratus santri Nurul Jadid membuat sebuah kreasi barisan mozaik ala santri.

Sejak dari pukul 07.00 Wib, tadi pagi. Lapangan raya pesantren Nurul Jadid sudah penuh oleh para hadirin untuk mengikuti kegiatan peringatan HSN 2017. Meskipun cuaca panas, para tim mozaik tetap antusias menampilkan kreasinya yang tidak lama ini di pelajari. Meskipun demikian, penampilan mozaik berjalan lancar dan menambah kemeriahan peringatan HSN kali ini.

Peringatan HSN 2017 di Nurul Jadid merupakan kerjasama dengan Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama (IPNU) Jatim. Di mana dalam pelaksanaannya juga dimeriahkan oleh kegiatan lomba-lomba dan kirap yang melibatkan santri se Jawa Timur.

«Kita berharap kegiatan ini bisa memberikan manfaat pada kita semua», ungkap Ainul Yakin, ketua panitia. (Habib)

HSN 2017 | Respon Ketua DPRD Jatim Tentang Acara Puncak Peringatan HSN di PP. Nurul Jadid

nuruljadid.net –Ketua DPRD Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar turut hadir dalam Acara Puncak Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Pondok Pesantren Nurul Jadid bahkan beliau juga mempimpin Upacara Peringatan Hari Santri Nasional yang mana para peserta upacara meliputi seluruh santri putra-putri dan peserta didik di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid sangat antusias dalam pelaksanaan HSN.

Beliau mengatakan bahwa kegiatan puncak peringatan HSN 2017 di Nurul Jadid berjalan dengan lancar. Hal tersebut dikarenakan banyaknya dukungan dari beberapa pihak.

“Acara ini terlakasana dengan lancar. Apalagi sampai ada Rekor MURI” tambah Ketua DPRD Jatim.

Setelah kegiatan puncak dilaksanakan, ada beberapa hal yang paling membuat beliau terkesan diantaranya adalah para petugas yang bagus dalam menjalankan tugasnya, seluruh santri antusias dalam mengikuti kegiatan Hari Santri Nasional, yang bertepatan pada tanggal 22 Oktober.

Ketua DPRD Jatim menyampaikan respon kepada tim red bahwa “Petugas – petugasnya bagus, Petugas baca ikrar, pembacaan UUD 1945, Komandan Upacara, Komandan Pleton, termasuk pengibar bendera. Pengibar bendera saya katakan lebih baik daripada pengibar Paskibraka di Istana Merdeka. Karena kalau paskibraka di Istana, mereka latihannya berbulan bulan dan mengenakan sepatu. Beda dengan Nurul Jadid, Paskibrakanya menggunakan sarung ditambah juga dengan memakai sandal jepit swallow dan mereka berhasil berbaris dengan rapi” ujar Pak Halim (sapaan akrab Ketua DPRD Jatim). (Qz)

KH. Moh. Zuhri Zaini Juga Ikut Menikmati Makan Tabheg Bersama 12 Ribu Santri,

nuruljadid.net- Semula direncanakan makan tabheg bersama akan dihadiri 10 ribu santri, pada pelaksanaanya ternyata dihadiri 12.297 santri. Demikian data yang didapat dari ketua panitia Hari Santri Nasional 2017, Ustadz Ainul Yaqin dalam kegiatan makan tapegh dihadiri oleh semua santri pondok pesantren nurul jadid (PPNJ) juga para Tamu Undangan serta KH. Moh. Zuhri Zaini Pengasuh dan Kepala Pesantren  KH. Abd. Hamid Wahid Kepala PonPes Nurul Jadid.

Seusai doa dibacakan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH. Mohammad Zuhri Zaini, makan tapegh sebanyak 1.025 gulung nasi Tabheg mulai digelar, ribuan santri pun mulai memadati Lapangan Kampus terpadu IAI Nurul Jadid.

Para tamu undangan juga mulai mengambil posisi untuk menyantap gulungan Tabheg lengkap dengan lauk pauknya. Bukan hanya para santri dan tamu undangan, Kiai Moh. Zuhri Zaini pun ikut menikmati hidangan Tabheg bersama Ketua DPRD Jatim dan Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid untuk memecahkan Rekor MURI Makan Nasi Tabheg terbanyak.

Sambil lalu penyerahan Piagam Rekor MURI, dengan pembacaan basmalah para santri dan tamu udangan mulai menyantap Tabheg. Suara kegembiraan santri menggema diiringi teriakan minta air karena kehausan.

Dari santri muda sampai santri sepuh ikut serta dalam barisan para pecinta Tabheg tanpa ada pemisah diantara mereka, para santri sineor diajak kembali bernostalgia mengingat masa muda mereka waktu di pondok.

Setelah makan tabheg selesai acara dilanjutkan dengan pemberian hadiah kepada pemenang lomba semarak Hari Santri Nasional 2017.(Yazid)

Acara Puncak Hari Santri Nasional Santri Cilik MI Nurul Mun’im

nuruljadid.net- Puncak rangkaian acara peringatan Hari Santri Nasional yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Jadid pada hari Minggu (22/10/2017) di Lapangan Raya Nurul Jadid.

Upacara tersebut dilaksanakan untuk menapaktilasi Resolusi jihad yang dicetuskan oleh Pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 oktober tahun 1945 di Surabaya untuk mencegah kembalinya tentara kolonial belanda yang mengatasnamakan NICA.

KH. Hasyim Asy’ari sebagai ulama pendiri NU menyerukan jihad dengan mengatakan bahwa Membela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu’ain atau wajib bagi setiap individu.

Acara puncak yang diawali dengan upacara Hari Santri Nasional tersebut diikuti oleh semua santri Nurul Jadid, baik yang bermukim atau tidak. Semua santri tumpah ruah memenuni lapangan, tak ketinggalan juga para santri peserta didik Madrasah Aliyah Nurul Mun’im (MINM) juga berpartisipasi aktif dan semangat.

Santri cilik tersebut berkumpul di madrasah dan memasuki lapangan upacara dengan berbondong-bondong dan dikawal oleh Ibu Guru bagi Santri Perempuan dan Bapak Guru bagi santri laki-laki.

Santri cilik MINM yang mengikuti upacara tidak mau kalah dengan kakak-kakak kelasnya, mereka berebut berada di posisi paling depan. hadirnya santri cilik tersebut tentu menjadi hal mencolok, pasalnya anak MINM yang ikut benar-benar santri cilik semua kelas bukan hanya anak didik dari kelas empat sampai kelas enam.

Sekalipun masih kecil, sedikit dari peserta didik MINM yang mengeluh pada proses pelaksanaan upacara, bahkan mereka mengeluh saat disuruh berada di barisan belakang.

Sebelum upacara, anak-anak didik MINM Juga mengikuti pawai obor yang dilaksanakan ssebelum Istighotsah akbar HSN tadi malam.

“Saya ikut upacara ini karena saya santri yang cinta Indonesia, lagu Yalal Wathon sama Indonesia Raya saya juga hafal, tadi ikut nyanyi bareng semua Kiai dan Ibu Nyai, saya seneng,” ujar salah satu santri MINM yang tidak mau menyebutkan nama dengan tersipu malu. (AF)

 

inspektur hsn2017 abdul halim iskandar

Abdul Halim Iskandar: Santri Memang Luar Biasa

Ketua DPRD Jatim, Abdul Halim Iskandar bertindak sebagai inspektur upacara peringatan Hari Santri Nasional di Lapangan Raya Pondok Pesantren Nurul Jadid, Minggu, (22/10/2017).

Dalam pidatonya Abdul Halim Iskandar mengatakan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak akan pernah ada tanpa jasa kiai dan santri melawan penjajah.

“Ini fakta sejarah. Sejak zaman penjajah semua santri turut andil berjuang, Pengeran Diponegoro, Imam Bonjol,” ucap beliau

“Oleh karena itu santri adalah pemilik NKRI. Supaya kita betul-betul sebagai pemilik maka santri harus pintar. Kalau tidak santri akan terpinggirkan,” tambahnya.

Beliau juga menjelaskan santri saat ini telah turut mengisi pos-pos penting di pemerintahan. “Alhamdulillah santri sudah ada yang jadi bupati, gubernur dan presiden,” tambah beliau.

Sebelum upacara berakhir, beliau mengucapkan terimakasih kepada PW IPNU Jatim, PW IPPNU Jatim.”Santri memang luar biasa. Santri mandiri, NKRI hebat, santri mandiri, sampai mati ikut kiai. Santri pintar, NKRI tetap milik kiai dan santri,” teriak beliau menggebu-gebu. (Yani)

 

 

nspektur hsn abdul halim iskandar

Upacara Hari Santri Nasional 2017 di Nurul Jadid Dipimpin Ketua DPRD Jawa Timur

Peserta kirab Hari Santri Nasional, Minggu (22/10/2017) Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur, dari Madiun tiba di lapangan raya Pondok Pesantren Nurul Jadid pukul 07.10 Wib.

Panji kirab diterima oleh Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid. Setelah itu upacara bendera Hari Santri Nasional dimulai. Bertugas sebagai pemimpin upacara yaitu Ketua DPRD Jatim, Abdul Halim Iskandar.

Dalam hening cipta, ketua DPRD Jawa Timur ini menginstruksikan ribuan peserta upacara agar mendoakan para ulama, pendiri NU, para kiai Nurul Jadiddan seluruh pejuang kemerdekaan Indonesia.

Turut hadir pada upacara tersebut adalah Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Moh Zuhri Zaini, KH Moh Romzi Al Amiri Mannan, KH. Zainul Mu’in, KH. Hefni Rozak dan kiai-kiai lainnya termasuk juga pengurus NU Wilayah Jawa Timur.

Setelah selesai upacara bendera, 10.000 santri makan bersama tabheg tercatat sebagai rekor muri Indonesia. Pondok Pesantren Nurul Jadid kemudian langsung menerima piagam tanda dari tim Muri Indonesia. (Yani)

 

 

Ini Do’a Kiyai Zuhri Pada Puncak Peringatan HSN 2017

nuruljadid.net – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, KH. Moh. Zuhri Zaini memimpin do’a pada acara puncak Peringatan Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Berikut do’a yang beliau panjatkan

Ya Allah, Ya Tuhan kami, pagi ini kami para santri berserta komponen bangsa yang lain serta bapak – bapak dari Kepolisian maupun di TNI dan para pemimpin kami berkumpul di tempat ini dalam acara peringatan Hari Santri Nasional. Kami mohon Ya Allah, mudah-mudahan perkumpulan ini menjadi perkumpulan yang Kau ridhoi dan Kau lindungi

Ya Allah, semoga apa yang kami lakukan akan menjadi bagian dari rencana besar Tuhan, sehingga keberadaan santri tidak saja menyejukkan ummat dan bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tapi para santri akan menjadi jangkar penyelamat bangsa secara mandiri dalam sebuah kedaulatan NKRI seperti yang Engkau kehendaki.

Ya Allah, sungguh hanya kepadaMu kami memohon, Ya Allah Ya Robbi, semua orang paham bahwa hakikat santri adalah wajah islam nusantara yaitu islam yang rahmatan lil alamin, untuk itu dalam peringatan Hari Santri Nasional ini semoga Kau jadikan keislaman kami para santri menjadi kiblat, menjadi keislaman yang damai, yang ramah, yang menyebarkan kesejukan dan menjadi kiblat dari semua pengamalan ajaran islam dan bahkan dunia secara keseluruhan. Dan semoga paham ahlussunnah wal jamaah yaitu keselamatan para santri akan bisa meniadakan terjadinya konfik – konflik permusuhan antar ummat maupun diantara dengan pihak – pihak yang lain. Dan mudah – mudahanan keberadaan santri akan menjadi pemersatu dan perekat dalam kehidupan berbangsa, bernegara bahkan diantara sesama manusia. (Qz)

Tim Panji Pelopor Putri Sukseskan Puncak Acara Hari Santri Nasional 2017

nuruljadid.net- Puncak acara peringatan Hari Santri Nasional digelar di Lapangan Raya Nurul Jadid pada hari Minggu (22/10/2017) tepat pada jam 08.00 WIB diawali dengan Upacara Hari Santri Nasional yang kemudian dilanjutkan dengan makan Tabhek bersama.

Dibalik suksesnya acara-acara besar tentu ada team work yang bekerja dengan semangat dan penuh pengabdian. Pada acara Hari Santri Nasional, peran Panji pelopor yang beranggotakan 90 orang sangat signifikan, mulai dari pra acara puncak sampai pasca acara puncak. Dengan semangat pengabdian tim Panji Pelopor menjalankan tugasnya dengan baik.

“Menjadi Panji Pelopor harus semangat, kuat, menjadi perempuan cekatan dan peka dengan kondisi pas acara, dan hal itu harus dibarengi dengan niat pengabdian kalau gak, ya bakal capek,” ujar Sherly Dwi Agustin, salah satu anggota Panji Pelopor.

Panji Pelopor Putri merupakan Event Organizing dari setiap acara yang digelar di Nurul Jadid. Tim Panji Pelopor bertugas sebagai pemandu acara, Protokoler, Keamanan Santri dan Konsumsi. Tim yang beranggotakan 90 orang tersebut terbagi menjadi empat team work dengan satu koordinator tim.

Pada pelaksanaan puncak acara Hari Santri Nasional, Tim panji pelopor putri harus membantu mengkondisikan dan mengkoordinir semua santri Putri Nurul Jadid dari masing-masing wilayah menuju tempat acara, kemudian membantu merapikan barisan santri yang membentuk mozaik bertuliskan Hari Santri Nasional Nurul Jadid 2017.

Selain itu tim Panji Pelopor putri juga bertugas membagikan tabhek untuk seluruh santri pada saat pemecahan Rekor Muri makan tabhek bersama 10.000 santri, memastikan semua santri kebagian jatah tabhek dan memastikan semua rangkaian acara berjalan dengan baik. (AF)

paskibra hari santri nasional

Hanya Paskibra Peringatan Hari Santri Nasional 2017 Yang Menggunakan Sandal Jepit

nuruljadid.net- Hari Santri Nasional (HSN) 2017, Minggu (22/10/2017) peringatan hari santri nasional yang diselegarakan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) bertempat di Lapangan Raya Pondok Pesantren Nurul Jadid padat dengan manusia. Tidak hanya santri, masyarakat yang terdiri bapak-bapak dan ibu-ibu rumah tangga pun juga sangat antusias. Mereka rela dempet-dempatan di pinggir lapangan ingin menyaksikan proses upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2017.

Yang menarik bukan hanya itu saja. Justru kita akan menemukan pandangan yang tak lazim seperti pengibaran di upacara memperingati hari kemerdekaan yang dilaksanakan setiap 17 Agustus. Bagaimana tidak, kita kenal biasanya pasukan pengibar bendera (PASKIBRAKA) merah putih memakai seragam lengkap dengan atribut resmi seperti sepatu dan lainnya.

Tidak seperti paskibraka  pada umunya, pasukan yang berjumlah sekitar 70 orang itu malah menampilkan nuansa yang kental ala santri. Dengan kopyah nasional, berbaju koko putih, dan sarung khas PP. Nurul Jadid mereka dengan apik memasuki lapangan upacara.

paskibra bersandal hari santri nasional

Yang menjadi sorotan masyarakat bukan baju atasannya, tapi pasukan pengibar bendera santri itu justru memakai sandal jepit merk swallow. Sandal yang dikenal dengan sandal mandi itu malah masuk juga di upacara perayaan HSN. Hal itu tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk mengungkapkan santri adalah sosok sederhana yang jiwa nasionalismenya tak bisa ditawar lagi.

Penulis : Sholehuddin

Editor : Co

 

ikrar santri indonesia

Puncak Peringatan Hari Santri Nasional, Santri Nurul Jadid Membacakan Ikrar Santri Indonesia

Puncak peringatan Hari Santri Nasional, Minggu (22/10/2017) di Pondok Pesantren Nurul Jadid akan dihadiri oleh ribuan santri. Dimulai dari upacara yang diisi dengan pembacaan pancasila, pembacaan UUD 1945, pembacaan Ikrar Santri Indonesia dilanjut dengan pengibaran bendera merah putih. Selesai upacara kemudian disusul dengan penampilan finalis lomba yang dipimpin oleh PW IPNU Jatim dan sekaligus pemberian hadiah pemenang lomba.

Berikut teks lengkap dari Ikrar Santri Indonesia yang akan dibacan pada puncak Hari Santri Nasional :

Ikrar Santri Indonesia

Bismillahhirrahmani rahim
Asyadu Allah Ilaha Ilallah Wa Ashadu anna Muhammadurrasulullah

  1. Sebagai santri Negara Kesatuan Republik Indonesia, berpegang tegug pada aqidah, ajaran, nilai dan tradisi Islam Ahlussunnah Wa Jama’ah
  2. Sebagai santri Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia, bertanah air satu tanah air Indonesia, berideologi negara satu ideologi pancasila, berkonstitusi satu Undang-Undang Dasar 1945, berkebudayaan satu kebudayaan Bhineka Tunggal Ika.
  3. Sebagai santri Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia, selalu bersedia dan siap siaga, menyerahkan jiwa dan raga, membela tanah air dan bangsa Indonesia, mempertahankan persatuan dan kesatuan nasional serta mewujudkan perdamaian dunia.
  4. Sebagai santri Negara Kesatuan Republik Indonesia, ikut berperan aktif dalam pembangunan nasional, mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan, lahir dan batin, untuk seluruh rakyat Indonesia.
  5. Sebagai Santri Negara Kesatuan Republik Indonesia, pantang menyerah, pantang putus asa serta siap berdiri di depan melawan pihak-pihak yang akan merongrong pancasila UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika serta konstitusi dasar lainnya yang bertentangan dengan semangat proklamasi kemerdekaan dan Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama

 

Untuk memeriahkan puncak peringatan Hari Santri Nasional, Pondok Pesantren Nurul Jadid menampilkan ribuan santri membentuk formasi mozaik. Tak luput pula mencoba memecahkan rekor makan tabheg bersama 10.000 santri. (Rizky)

 

istighosah malam hari santri nasional kh hamid wahid

Pesan KH. Abdul Hamid Wahid dalam Sambutan Istighosah Akbar Malam Hari Santri Nasional

nuruljadid.net- Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid menyampaikan kepada seluruh peserta istighosah akbar, Sabtu (21/10/2017) di lapangan raya Pondok Pesantren Nurul Jadid agar mensyukuri Peringatan Hari Santri Nasional, Minggu (22/10/2017). Sebab peran santri dan pesantren secara de fakto telah diakui oleh negara.

Untuk itu Hari Santri Nasional diperingati dengan pelbagai rangkaian kegiatan seperti seminar pendidikan, seminar remaja, seminar anti narkoba dan radikalisme dan lain-lainnya. Ini merupakan bagian dari tafaqquh fiddin. Tatapi yang lebih penting dari semua itu adalah bagaimana ilmu yang dipelajari saat mondok dapat disampaikan dengan baik ditengah-tengah kehidupan masyarakat.

“Ini proses kita bertafaqquh fiddin dan memahami agama sebagai laku kehidupan. Tugas santri untuk bertafaqquh fiddin sebenarnya hanyalah hantaran saja, tetapi yang terpenting adalah melakukan dakwah secara nyata di masyarakat,” jelas Kiai Hamid. Adapun istighosah akbar malam ini adalah upaya mempertegas hubungan vertikal antara manusia dengan Allah SWT.

“Bahwa yang memberikan hasil dari usaha kita adalah Allah melalui perantara Rasulullah,” tambah beliau. Oleh karenanya santri yang berani hidup dari keterbatasan bukan alasan untuk mengeluh dan merasa rendah diri. Karena ada banyak orang yang mempunyai keterbatasan fisik seperti Rafli Firdaus, pemenang lomba tartil mampu meraih prestasi tanpa merasa rendah diri.

disamping itu, Makan Tabhek 10.000 santri akan menghiasi acara puncak besok, untuk itu Kiai Hamid teringat terhadap pesan Kiai Zuhri Zaini terkait lunturnya makan Tabhek. Untuk itu perlu kiranya mempertahankan makan khas pesantren tersebut

“Pengasuh berpesan bahwa Tabhek sebagian dari kita mulai hilang, untuk itu kita harus kembali pada tradisi yang baik yang harus dipertahankan sebelum mengambil hal-hal lain dari luar” terang Rektor IAINJ ini. (Rizky)

istighosah malam hari santri nasional kh romzi

Istighosah Akbar Hari Santri Nasional

nuruljadid.net- Semarak Hari Santri Nasional di Lapangan Raya Pondok Pesantren Nurul Jadid, Sabtu, (21/10/2018) diikuti oleh ribuan santri dan masyarakat. Istighosah Akbar dalam rangka mengenang dan mendoakan jasa-jasa perjuangan para ulama terdahulu.

Dipimpin oleh KH Mohammad Romzi Al Amiri Mannan, peserta mengikutinya dengan khidmat. Kiai humoris sekaligus tegas dan sederhana ini telah mengarang 70 lebih karya berupa kitab dan buku.

Untuk mengetahui siapa sebenarnya siapa sebenarnya beliau ini, berikut profil singkatnya.

Lahir pada tanggal 12 Juli 1969 dari pasangan KH Abdul Mannan dan Nyai Hajjah Kina’ah di suatu desa terpencil di Pragaan, Kecamatan Pragaan, Sumenep. Sejak kecil telah belajar ngaji dan kitab kuning pada ayah-bundanya yang juga mengasuh Pondok Pesantren Hidayatut Thalibin.

Setelah lulus Madrasah Intidaiyah milik ayahnya, KH Romzi melanjutkan pendidikan formal di salah satu sekolah menengah pertama. Lulus dari SMP kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Akhir di Pondok Pesantren Krapyak, Jogyakarta asuhan KH Ali Maksum. Di sini ada banyak pengalaman beliau dengan KH Ali Maksum. Salah satunya sering diajak makan bersama.

Setelah tiga tahun mengenyam pendidikan di Krapyak, Kiai Romzi kemudian pulang ke tanah kelahirannya di Madura untuk melanjutkan pendidikan tinggi di STISA Anuqoyah, Guluk-Guluk, Sumenep. Di tanah kelahirannya beliau aktif di organisasi Nahdlatul Ulama.

Namun tak sampai selesai, beliau kemudian mondok di Pesantren Al Anwar, Rembang asuhan KH Maemon Zubaer. Di sini Kiai Romzi hanya tiga tahun. Setelah itu boyong dan menikah dengan Nyai Hajjah Nur Lathifah Wafi, putri kelima KH Hasan Abdul Wafi.

Kini menetap di Pondok Pesantren Nurul Jadid dan mengasuh Wilayah Lathifiyah (Gang J). Selain itu beliau juga menjadi Dekan Fakultas Dakwah, aktif mengisi pengajian, seminar dan organisasi Nahdlatul Ulama serta telah menempuh gelar doktoral di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

Penulis : Rizky

Editor : Co

istighosah hari santri nasional 2017

Istighosah Akbar di Malam Hari Santri Nasional 2017 Untuk Memperingati Jasa-Jasa Para Ulama

nuruljadid.net- Ribuan peserta pawai obor dari seluruh siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah Negeri dan Madrasah Aliyah Negeri 01 Probolinggo turut memeriahkan Hari Santri Nasional, Minggu (22/10/2017) di Lapangan Kampus Terpadu Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Pawai obor yang dimulai dari Madrasah Ibtidaiyah Az-zainiyah dan berhenti di Lapangan Kampus Terpadu Nurul Jadid ini akan mengikuti Istighosah Akbar guna mendoakan kesuksesan Hari Santri Nasional.

Sementara Istighosah Akbar tersebut dihadiri oleh ribuan santri dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren Nurul Jadid. Seluruh peserta istighosah akbar di wajibkan mengenakan baju muslim putih.

Hadir pada Istighosah Akbar tersebut ialah Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ), KH. Abdul Hamid Wahid, KH. Fahmi AHZ, KH. Moh. Romzi Al Amiri Mannan, Habib Muhammad, dan seluruh tokoh-tokoh masyarakat sekitar Pondok pesantren nurul jadid.

Istighosah tersebut di pimpin oleh KH Mohammad Romzi Al Amiri Mannan. Setelah selesai istigasah kemudian dilanjutkan dengan penampilan para pemenang lomba tartil dan pildacil tingkat MI se Jawa Timur.

Sebelumnya berbagai acara dan kegiatan digelar untuk memperingati Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Nurul Jadid diikuti oleh santri dengan semangat dan antusias yang tinggi. Disamping itu juga dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional. (Rizky)