Ke Nurul Jadid, Hayu Pergi dengan Cita dan Doa
berita.nuruljadid.net – Suasana hari terakhir Penerimaan Santri Baru (PSB) Satu Atap di Pondok Pesantren Nurul Jadid dipenuhi kesibukan para wali santri. Di tengah keramaian aula, Khoiriyah, seorang ibu asal Situbondo, tampak tenang mendampingi putrinya, Hayu Jacinta Sutanto, yang resmi menjadi santri program MIPA SMP Nurul Jadid. Rabu (09/07/25).
Yang istimewa, keinginan untuk mondok datang murni dari Hayu sendiri. “Itu keinginannya sejak kelas lima SD,” ujar Khoiriyah. “Saya hanya berdoa agar anak-anak saya menjadi pribadi yang berbakti. Sisanya, saya serahkan pada Allah.”
Khoiriyah mengaku bukan berasal dari lingkungan pesantren. Namun, ia sangat berharap anak-anaknya bisa merasakan pendidikan pesantren, tidak hanya untuk memperkuat ilmu agama, tetapi juga untuk membentuk karakter yang kuat dan peka secara batin.
Dalam mendidik anak, Khoiriyah mengedepankan pendekatan yang lembut dan penuh kasih. “Saya tidak pernah memukul anak. Salat malam dan doa itu penting, tapi anak-anak juga perlu didengar. Bukan ditakuti,” tuturnya.
Hayu sendiri tampak mantap dengan pilihannya. Ia ingin memperdalam ilmu dan meraih prestasi untuk membanggakan orang tua. “Saya yakin di sini saya bisa belajar banyak,” katanya, sembari membetulkan letak kacamatanya.
Bagi Khoiriyah, kepergian Hayu ke pesantren adalah buah dari ikhtiar panjangnya sebagai seorang ibu. Ia yakin Nurul Jadid menjadi tempat yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai dasar kehidupan. “Saya ingin Hayu jadi contoh bagi saudara-saudaranya, dan mungkin bagi yang lain juga,” pungkasnya.
Pewarta: Haura Dzil Izza El Bayu
Editor: Ahmad Zainul Khofi
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!