Pos

Biro Kepesantrenan Gelar Tes Kompetensi Baca Tulis Alquran Santri Baru

berita.nuruljadid.net – Biro Kepesantrenan bersama Pusat Pendidikan Ilmu Alquran (PPIQ) Nurul Jadid melaksanakan tes klasifikasi kompetensi Baca Tulis Alquran bagi santri baru pada Jumat (19/07/24) di masing-masing wilayah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengasah santri agar memiliki kompetensi mumpuni dalam baca tulis Alquran.

Pasalnya, santri sebagai penerus estafet perjuangan Islam di lingkup masyarakat, bangsa, dan negara harus seminimalnya dapat menjaga dan membaca Alquran, maka kurang sempurna status kesantriannya bila tidak mampu membaca Alquran.

Bertolak dari latar belakang tersebut, sebagaimana Wakabid. BKWA dan Pembinaan Santri Madinatul Munawwarah menerangkan bahwa tradisi baca tulis Alquran harus terus lestari, maka pembinaan Alquran perlu ditanamkan sedari dini di lingkungan pesantren.

“Hal yang paling dasar, ini juga termasuk dalam program Furdhul ‘Ainiyah 3 Bulan, yakni bimbingan baca tulis Alquran yang tingkatannya akan terus kontinyu hingga waktu mendatang beriring meningkatnya kualitas santri,” imbuhnya.

Dalam ujian ini, lanjut Madina, hasilnya akan memetakkan santri berdasarkan tingkatan kelompok pembinaan Alquran. Menurutnya, pengelompokan ini berdasarkan dengan kompetensi santri tentang baca tulis Alquran.

“Dengan adanya tes ini, diharapkan pembinaan santri terklasifikasi dengan baik sesuai kemampuan dan kompetensi santri dalam membaca Alquran agar pembinaan Alquran berjalan secara optimal,” ungkapnya.

Menyoal tes, salah satu penguji Dewi Sya’baniyah Rahamtillah menyampaikan bahwa tes ini dibagi menjadi beberapa tahapan, yakni dimulai dengan menulis Surah Al-Fatihah, kemudian membaca Alquran bin nadzor.

“Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh apa kompetensi santri dalam baca tulis Alquran. Dalam tes membaca, penilaian kami memuat: makhorij, sifatul huruf, kelancaran, penekanan bacaan ghunnah serta ahkamul mad,” pungkasnya.

 

Pewarta: Naura Fikroh Sadidah

Editor: Ahmad Zainul Khofi

 

Meski PSB Satu Atap Usai, Pendaftar yang Terlambat Tidak Boleh Ditolak. Ini Pesan Pengasuh!

berita.nuruljadid.net – Meski Penerimaan Santri Baru (PSB) satu atap hari ini, Senin (08/07) memasuki hari terakhir, namun penerimaan santri baru bagi Pondok Pesantren Nurul tidak ada istilah ‘usai’. Hal ini didasarkan kepada dawuh pengasuh yang menganalogikan orang ingin mondok itu seperti orang yang hendak masuk Islam (Muallaf, red,), artinya tidak boleh ditolak. Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Tim Ex-Officio Roudhatul Jannah saat diwawancarai oleh Tim Nurul Jadid Media, Senin (08/07).

“Kami berpegang pada dawuh Kyai Zuhri, beliau pernah berpesan untuk jangan pernah menolak santri yang hendak mendaftar, karena mereka adalah orang-orang yang ingin belajar ilmu agama,” papar Roudhatul Jannah.

Menurutnya, PSB satu atap hanya sebuah istilah untuk mempermudah wali santri yang hendak mendaftarkan atau memondokkan putra-putrinya di Nurul Jadid.

“PSB satu atap sebenarnya disediakan untuk mempermudah wali santri mendaftarkan putra-putrinya, karena semua keperluan-keperluan disentralkan semua di sini. Mulai dari logistik, E-bekal, hingga pengasramaan,” imbuhnya.

Dengan demikian, tetap ada kesempatan bagi para wali santri yang hendak mendaftarkan putra-putrinya di luar waktu layanan PSB satu atap, yaitu dengan mengurus pendaftaran di kantor sekretariat pesantren. Dengan catatan, wali santri perlu mengurus keperluan lain seperti E-bekal, pembayaran dan semacamnya di lokasi kantor yang terpisah.

Tercatat hingga hari terakhir PSB, total seluruh santri yang telah terverifikasi berjumlah sekira 1.517 santri. Pencapaian ini sesuai dengan prediksi pihak pesantren terhadap jumlah santri yang akan mendaftar pada PSB tahun 2024 ini. Jumlah tersebut tidak jauh dari tahun-tahun sebelumnya, yakni kisaran 1.500 hingga 2.000 santri.

“Walau uang pangkal naik sebab kebutuhan fasilitas pesantren untuk para santri, namun Alhamdulillah total santri pendaftar mencapai target yang telah kami perkirakan sebelumnya,” pungkas ustazah yang juga bertugas di bagian sekretariat putri itu.

 

Pewarta: Wahdana Nafisatuz Zahra
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Uang Pangkal PSB 2024, Komitmen Pesantren Fokus pada Peningkatan dan Pengembangan Kualitas Santri

berita.nuruljadid.net – Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) melakukan pembenahan dan upgrading dalam berbagai aspek kepesantrenan. Pada tahun-tahun sebelumnya Nurul Jadid berhasil dalam melaksanakan pembenahan sistem dan peningkatkan kuantitas, kini pesantren yang didirikan KH. Zaini Mun’im tersebut akan fokus pada optimalisasi peningkatan kualitas.

Tidak semata fokus pada kualitas para tenaga pengajar, pihak pesantren sekarang semakin gencar melakukan upaya-upaya dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas santri maupun pengurus dari berbagai disiplin. Hal tersebut dibuktikan dengan diadakannya berbagai pendidikan dan pelatihan, seminar, upgrading skill berupa in house training dan in the job training bagi santri, wali asuh, maupun tenaga pengajar lain. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Sekretaris Pesantren Ny. Hj. Muthmainnah Waqid saat diwawancarai oleh Tim Nurul Jadid Media, Sabtu (06/07/24).

“Semua yang sedang kita upayakan di sini merupakan bentuk pengabdian kepada pesantren sekaligus mengharap barokah dari masyayikh-masyayikh terdahulu,” terang menantu alm. KH. Abdul Wahid Zaini ini.

Untuk mewujudkan cita-cita tersebut tentu tidak mudah, salah satu itikad yang baik itu berekses pada diadakannya pemabyaran uang pangkal sebagai bagian dari biaya pendaftaran santri baru berjumlah lima juta rupiah dengan total jumlah keseluruhan biaya PSB yang tahun ini, Sabtu, (06/07) sekitar Rp. 10.410.000.

Angka tersebut, tentu bukanlah nominal yang kecil. Meski demikian, pihak pesantren memberi keringanan, wali santri diperkenankan mencicil pembayaran uang pangkal hingga waktu tenggang satu tahun. Pengajuan surat keringanan tagihan uang pangkal ini tidak melalui persetujuan staf melainkan harus melalui salah seorang dari delapan petugas layanan khusus yang ditetapkan oleh pesantren.

“Ada 8 orang yang diberi Surat Keterangan (SK) oleh Kepala Pesantren untuk melayani wali santri yang ingin mengajukan keringanan tagihan uang pangkal supaya bisa dicicil selama satu tahun,” jelas Nyai Hj. Mutmainnah Waqid yang juga termasuk dalam keanggotaan petugas layanan khusus.

Nyai Hj. Mutmainnah Waqid atau yang lebih dikenal dengan Ning Iin berharap penuh agar PSB tahun ini berjalan dengan lancar.

“Saya berharap PSB tahun ini bisa berjalan lancar, seluruh petugasnya diberi kesehatan selalu serta bisa melaksanakan tugasnya masing-masing dengan prima dan maksimal hingga akhir,” tandas beliau.

 

Pewarta: Wahdana Nafisatuz Zahra
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Wali Santri Wajib Simak, Yuk Intip Persediaan Logistik PSB!

berita.nuruljadid.net – Tahun ini, dengan memegang teguh prinsip ‘fokus pada kualitas daripada kuantitas’ terdapat banyak hal yang berbeda pada Penerimaan Santri Baru (PSB) Pondok Pesantren Nurul Jadid tahun 2024 yang diadakan di Aula 2 Pesantren, sejak Rabu (03/07/2024), salah satunya adalah penyediaan barang logistik yang harus di terima santri baru.

Terdapat 15 barang yang akan didapatkan oleh santri baru putri, yakni Gamis Abaya, 3 setel seragam sekolah, Jasket, Hasduk dan Kolom, Sepatu Nurul Jadid, Kaos kaki sebanyak 2 pcs, Album Rapot, A’malul Yaum, Buku Selayang Pandang, Buku Panduan Wali Santri, Panduan Santri dan 5 buah buku tulis khas Nurul Jadid. Begitupula yang didapat oleh Santri Putra, bedanya hanya pada seragam sekolah dan pesantren.

Diketahui dari Wasilatus Sholihah, salah satu penanggung jawab bagian logistik mengatakan, terdapat banyak perubahan daripada tahun-tahun sebelumnya, yakni perbedaan seragam, dan keselarasan sepatu untuk seluruh santri yang mendaftar.

“Banyak yang berbeda dari tahun sebelumnya, yang paling mencolok ialah santri baru dapat sepatu khas NJ juga terdapat penggantian seragam pesantren yang biasanya warna putih diganti dengan gamis abaya warna hijau, yang nanti akan digunakan kalau ada kegiatan pesantren dan pulangan,” ungkap guru SMANJ tersebut.

Untuk santri lama yang belum mendapatkan Gamis Abaya, maka menggunakan seragam putih-putih seperti biasa.

“Sementara ini kalau ada kegiatan pesantren pakai seragam putih-putih dulu, mungkin kedepannya disuruh akan di fasilitasi oleh pesantren, saya kurang tau tapi pasti, namun pada akhirnya pasti akan berseragam sama dengan serentak,” tutup beliau.

 

Pewarta : Shelma Nasywa Ramadhani Munir
Editor: Ahmad Zainul Khofi

Pesan Haru Wali Santri saat Memondokkan Buah Hati di Nurul Jadid

berita.nuruljadid.net – Memasuki tahun ajaran baru 2024/2025 Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) kembali menggelar Penerimaan Santri Baru (PSB) yang dilaksanakan selama delapan hari (3-8 Juli 2024) berlokasi di Aula II Pesantren. Hari ke-lima PSB, para keluarga berhiliran memadati lokasi pendaftaran, Ahad (7/7/2024).

Memasukkan buah hati ke pondok pesantren tentunya membutuhkan pertimbangan yang matang dan tekat yang kuat untuk melepas kepergian anak yang masih usia dini. Sebagaimana yang disampaikan oleh salah satu Wali Santri, Ahmad Yuri.

“Yang paling dominan tentu rasa bahagia dan haru. Keinginan untuk menyekolahkan anak di pondok pesantren akhirnya terkabul dan yang paling penting, anaknya juga mau,” ujar salah satu keluarga asal Bondowoso.

Pesantren tidak lagi menjadi alternatif terakhir, imbuh Yuri, tetapi menjadi proritas utama bagi banyak orang tua.

“Semuanya demi kebaikan anak, namanya juga lagi nyari ilmu, harus Ikhlas. Yang paling penting fokus cari ilmu dan barokah kiyai, rezeki apa kata nanti,” ucap beliau.

Beliau juga menambahkan tidak banyak orang tua yang mau memasukkan anaknya ke pondok pesantren, karena melepas kepergian anak yang masih kecil dan tentu membutuhkan tekat yang kuat.

“Semua ini demi masa depan yang lebih baik, kami rela dan ikhlas berpisah dengan anak kami,” pungkas beliau.

Banyak dari para keluarga yang harus merelakan para buah hatinya yang akan mencari ilmu di pondok pesantren, diantaranya juga seperti Muhammad Khoirul, salah satu keluarga yang berasal dari patrang, Jember.

“Harus Ikhlas, dalam mencari ilmu, namanya juga demi kebaikan anak, sebab bila dimasukkan ke pondok itu lebih aman dan terjaga,” ujar beliau.

 

Pewarta:  Bunga Adelia Gadisian

Editor: Ahmad Zainul Khofi

Biro Pendidikan dan Madrasah Diniyah Gelar Rapat Pleno Program Furudhul ‘Ainiyah 3 Bulan Usai Uji Ketuntasan Santri Baru

nuruljadid.net – Selaku penanggung jawab pelaksana program Furudhul ‘Ainiyah (FA) 3 bulan, Biro Pendidikan dan Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Nurul Jadid menggelar rapat pleno di Aula I Pesantren, Ahad (24/09/23). Rapat ini digelar usai uji ketuntasan FA santri baru dilaksanakan.

Pantauan Tim Nurul Jadid Media di lokasi, hadir Kepala Bidang Kurikulum H. Foni Yusanda mewakili Kepala Biro Pendidikan K. Imdad Rabbani dan Kepala Madrasah Diniyah Ahmad Saili, memimpin dan mendahului sidang pleno dengan mengarahkan alur rapat pada beberapa konteks pembahasan. Sebagai peserta, turut hadir jajaran Kepala Sekolah/Madrasah, Wakil Kepala Sekolah, para guru dan wali asuh asrama santri baru.

Kepala Bidang Kurikulum H. Foni Yusanda menjelaskan, rapat membahas tentang tiga prioritas, di antaranya sebagai forum evaluasi tentang keterlaksanaan program FA yang selesai sebelum ketentuan waktu normal, yaitu kurang dari tiga bulan. Kemudian, crosscheck atau pengecekan dan penyesuaian ulang terkait hasil peserta program FA yang lulus maupun tidak lulus untuk difinalisasi bersama.

“Selanjutnya, perlu ada pembahasan khusus bersama stakeholder soal pola pelaksanaan FA lanjutan bagi santri baru yang notabene berstatus alumni atau sebelumnya pernah mondok di Nurul Jadid,” imbuhnya.

Foni mengungkapkan, salah satu hasil diadakannya rapat evaluasi rutinan adalah penilaian ketuntasan peserta yang saat ini lebih komprehensif daripada sebelumnya.

“Tahun pertama FA, penilaian ditentukan dari ujian akhir. Namun pada tahun ini, ditinjau dari dua ketuntasan. Pertama, ketuntasan asesmen (teori dan praktik) di sekolah dan setoran serta penilaian kognitif/afektif harian di asrama. Yang kedua dan sebagai penunjang, adalah keaktifan/presensi kehadiran santri,” jelasnya.

Kepala Madrasah Diniyah Ahmad Saili tengah memimpin sesi diskusi rapat pleno

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Madrasah Diniyah Ahmad Saili memimpin sesi diskusi rapat pleno dengan para guru dan wali asuh. Saili memimpin forum dengan membahas satu demi satu pokok bahasan, ia memulai dengan menampilkan data ketuntasan dan ketidaktuntasan FA santri dengan tujuan untuk menyamakan keputusan antara guru dan wali asuh.

“Pada akhirnya, ini akan menjadi keputusan bersama. Hasil finalnya akan kami kirim sore nanti dan diumumkan kepada kalangan santri serentak usai libur maulid,” pungkasnya.

 

Reporter: Ahmad Zainul Khofi

(Humas Infokom)

Penat Bermain Game, Anak Berusia 6 Tahun Ini Memilih Mondok di Nurul Jadid

nuruljadid.net – Mengenyam pendidikan di pesantren sudah menjadi pilihan beberapa orang tua dan siswa. Tak sedikit orang tua menyekolahkan anaknya di pondok pesantren. Seperti yang dialami oleh Muhammad Fariduddin Attar Jalili, santri baru Pondok Pesantren Nurul Jadid berusia 6 tahun asal Jember ini.

Umumnya, anak-anak seusia Atar mayoritas memilih untuk bersekolah di dekat rumahnya, karena masih membutuhkan perhatian berupa kasih sayang intens dari orang tua dan waktu anak yang biasanya lebih banyak digunakan untuk bermain. Berbeda dengan Atar, dirinya mengaku telah bosan bermain game dan memutuskan untuk mondok di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

“Mondok kemauan saya sendiri dari PAUD, biar bisa bahasa arab dan mencari ilmu. Gara-gara HP itu juga saya langsung mondok,” ungkapnya saat diwawancarai oleh Tim Nurul Jadid Media, Senin (10/07/23).

Kesal, lanjut Atar, sering kalah bermain game Free Fire, kemudian anak itu menghapus game tersebut dan meminta ijin kepada orang tua untuk mondok.

“Kebetulan waktu itu ayah menawarkan mau ikut kerja ke Banten atau mondok, ya tak pilih mondok,” imbuhnya.

Disamping penat bermain game, Atar mengaku ingin sekali belajar Bahasa Arab, dirinya merasa berbahagia setelah belajar berlangsung selama satu bulan di pesantren, karena sudah bisa menulis bahasa Arab.

“Di rumah tidak ada kegiatan, di sini enak banyak kegiatan, subuh bangun shalat, nulis Arab, ngaji dan banyak teman,” katanya.

Meski tinggal jauh dari orang tua dan baru mondok selama satu bulan di pesantren, Atar sudah merasa kerasan dan nyaman belajar di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Di sini ustad-ustadnya enak, saya sudah kerasan. Cuma nangis satu kali waktu itu,” pungkasnya.

Humas Infokom

Santri Baru Mengenal Nurul Jadid Dzohir Batin di Hari Kedua OSABAR

nuruljadid.net – Orientasi Santri Baru (OSABAR) 2023 Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo telah berlangsung selama dua hari. Di hari kedua pelaksanaan, santri baru berkenalan dengan Nurul Jadid baik secara dzohir maupun batin, Ahad (25/06).

Kegiatan hari kedua dimulai dengan Safari Ma’had dan Sowan Pengasuh setelah melaksanakan shalat subuh berjamaah di Masjid Jami’ Nurul Jadid. Pagi itu, santri datang berbondong-bondong dan berbaris rapi di halaman MA Nurul Jadid.

Panitia bagian acara putra Ikhwan Abdillah menyampaikan alur kegiatan tersebut. Tujuan pertama adalah sowan kepada pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini. Satu persatu santri mengantri untuk melakukan sowan di dhalem (rumah, red.) beliau.

“Setelah itu, santri keliling Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk mengenal lingkungan pesantren didampingi kakak asuh di masing-masing barisan kelompok. Rute pertama menuju ke dhalem KH. Fachri Nur Chotim Zaini melewati Universitas Nurul Jadid, dilanjut ke sekolah/madrasah Nurul Jadid, Wilayah Satelit, dan kembali ke halaman pesantren,” imbuhnya.

(Santri baru mengikuti kegiatan safari ma’had didampingi oleh kakak asuh)

Lebih lanjut Ikhwan menyampaikan, dalam waktu yang bersamaan, kakak asuh juga memberikan penjelasan berkait setiap gedung satuan pendidikan, asrama santri, maqbaroh, dan dhalem masyayikh yang dikunjungi.

Di samping itu, santri baru putri juga melakukan kegiatan Safari Ma’had dan Sowan Pengasuh, berbeda dengan santri putra.

“Bedanya, santri putri tidak hanya mengunjungi dhalem dan lingkungan pesantren, melainkan mereka sekaligus sowan kepada para ibu nyai/neng,” ungkap Luaili Zahratunnisa bagian acara putri di OSABAR.

Salah satu peserta OSABAR, bernama Dana mengungkapkan dengan bahagia bahwa dirinya merasa puas berkenalan dengan lingkungan pesantren.

“Tidak hanya berkeliling dan mengenal lingkungan pesantren, kami juga melakukan sowan ke pengasuh,” ungkap santri asal Bondowoso itu.

 

(Humas Infokom)

Uji Pemahaman dan Kemampuan, Ribuan Santri Baru Ikuti Placement Test

nuruljadid.net – Santri Baru di Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo ikuti kegiatan Placement Test yang diselenggarakan oleh Biro Pendidikan pada Kamis (22/06/23) siang. Kegiatan ini merupakan langkah awal yang harus diikuti sebelum mereka melangkah lebih jauh dalam menimba ilmu agama selama di pesantren.

Placement Test ini diikuti oleh semua santri baru, mulai dari tingkat SLTP hingga tingkat SLTA. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dua lembaga, yakni Madrasah Aliyah Nurul Jadid dan SMP Nurul Jadid. Untuk tempat Placement Test santri baru yang tingkat SLTP, terletak di SMP Nurul Jadid. Sementara itu, untuk santri baru tingkat SLTA  bertempat di Madrasah Aliyah Nurul Jadid.

Dalam pelaksanaan Placement Test ini terdapat dua materi ujian. Yang pertama yakni Ujian tentang pemahaman Furudul Ainiyah (FA) dan Ujian tentang Baca Tulis Qur’an (BTQ). Untuk melancarkan pelaksanaan Placement Test tersebut, Biro Pendidikan berkolaborasi dengan dua Banom, yakni dengan menggandeng Pengurus Pusat Pendidikan Ilmu Al-Qur’an (PPIQ) dan Madrasah Diniyah (Madin) untuk menjadi tim penguji. Dalam penilaian ujian Furudul Ainiyah dibantu Oleh Pengurus Madin. Sedangkan dalam penilaian ujian BTQ dibantu oleh Pengurus PPIQ.

(Potret Santri Baru yang sedang antri untuk mengikuti Placement Test di salah satu kelas SMP Nurul Jadid)

Dalam pelaksanaannya, santri baru mengerjakan tes Tulis Qur’an terlebih dahulu secara serentak. Mereka diminta untuk menuliskan Surah Al-Ikhlas tanpa melihat Al-Qur’an dengan kurun waktu 5 menit. Setelah selesai, mereka akan melanjutkan dengan tes pemahaman Furudul Ainiyah dan tes Baca Al-Qur’an.

“Sebenarnya Placemen Test ini menjadi tolak ukur kemampuan bagi santri baru, karena nanti mereka akan dikelompokkan untuk pembinaan lebih lanjut,” papar salah satu penguji.

Selanjutnya, hasil dari kegiatan Placemen Test ini akan digunakan untuk memudahkan proses klasifikasi santri baru. Karena kedepannya, santri baru akan dikumpulkan berdasarkan kemampuannya masing-masing, baik kemampuan dalam pengetahuan Furudul Ainiyah maupun kemampuan dalam Baca Tulis Qur’an.

“Setelah dikelompokkan, mereka akan mengikuti pembinaan lanjutan terkait pemahaman FA dan BTQ sesuai dengan tingkat kelompok masing-masing,” tambahnya.

(Humas Infokom)

Santri Baru: Perjalanan Baru Menuju Cakrawala Ilmu

nuruljadid.net – Di tengah maraknya generasi ngetok (Generasi Tik Tok, red.), ribuan santri baru memulai perjalanan baru mereka di Pondok Pesantren Nurul Jadid yang terletak di wilayah pesisir Desa Karanganyar, Paiton, Probolinggo. Seperti tahun-tahun sebelumnya, momen ini merupakan tonggak bersejarah bagi ribuan pemuda dan pemudi yang memilih mengejar cakrawala ilmu di tengah tantangan dunia modern.

Mereka datang dari berbagai penjuru negeri dengan semangat yang membara, membawa harapan dan impian untuk menimba ilmu agama dan pengetahuan umum di bawah bimbingan para kyai dan ustadz yang berpengalaman. Santri baru ini mengikuti jejak generasi-generasi sebelumnya yang telah sukses mencetak kader-kader intelektual, tokoh agama, dan pemimpin masyarakat yang berperan penting dalam kemajuan bangsa.

Mengapa santri baru tetap memilih pondok pesantren sebagai tempat berkembangnya bakat dan karakter mereka? Salah satu alasan utamanya adalah nilai-nilai yang ditanamkan di pondok pesantren. Di sini, mereka belajar tentang kedisiplinan, kejujuran, keikhlasan, dan saling menghormati. Selain itu, pondok pesantren juga memberikan ruang bagi mereka untuk mengeksplorasi potensi diri dan mengembangkan kepemimpinan.

Pondok pesantren juga menawarkan kurikulum yang komprehensif, yang tidak hanya mencakup pelajaran agama, tetapi juga pelajaran umum seperti matematika, sains, bahasa Inggris, dan keterampilan berkomunikasi. Hal ini mempersiapkan santri baru agar dapat beradaptasi dengan perubahan zaman dan memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin kompleks. Mereka dibekali dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat menjadi modal dalam menghadapi tantangan global. Hal tersebut relevan dengan dasar santri Pondok Pesantren Nurul Jadid yang dimuat dalam Trilogi dan Panca Kesadaran Santri.

Namun, perjalanan santri baru di pondok pesantren tidaklah mudah. Mereka harus menghadapi kehidupan yang sederhana, menjalani rutinitas yang ketat, dan belajar dengan tekun. Hal ini merupakan bagian dari proses pembentukan karakter dan mental yang kuat. Mereka dilatih untuk menjadi pribadi yang tangguh, disiplin, dan bertanggung jawab.

Perjalanan santri baru di pondok pesantren juga tidak terbatas pada ruang kelas. Mereka terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial, seperti pengabdian kepada masyarakat, mengajar anak-anak di sekolah-sekolah desa, dan membantu dalam berbagai kegiatan keagamaan, seperti contohnya: santri sebagai duta daerah asal terjun dalam kegiatan positif di organisasi kemasyarakatan Forum Komunikasi Santri (FKS). Dengan begitu, mereka tidak hanya menjadi individu yang berpengetahuan, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

Masyarakat dan pemerintah semakin mengakui peran penting pondok pesantren dalam pendidikan dan pembentukan karakter generasi muda. Upaya kolaboratif antara pemerintah, pondok pesantren, dan masyarakat dalam memperkuat pendidikan di pondok pesantren diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi perkembangan santri.

Perjalanan santri baru di pondok pesantren menjanjikan cakrawala ilmu yang lebih luas, mempertajam pemahaman agama, dan membentuk karakter yang tangguh. Dengan semangat yang membara, mereka melangkah maju dalam meniti jejak para pendahulu, siap memberikan kontribusi berarti bagi kemajuan bangsa dan agama.

 

Humas Infokom

Memulai Petualangan Pendidikan: Antusiasme dan Semangat Belajar Santri Baru Menghiasi PSB Satu Atap Hari Pertama

nuruljadid.net – Kegiatan Penerimaan Santri Baru (PSB) Satu Atap dimulai dengan penuh semangat dan keceriaan, Rabu (14/06). Para calon Santri Baru tiba dengan penuh harap dan antusias, siap untuk memulai perjalanan spiritual dan pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid yang ramah dan inklusif.

Pagi itu, para calon santri baru berdatangan dari segala penjuru daerah mengunjungi kompleks pendaftaran satu atap di Aula II Pesantren, melangkah dengan percaya diri menuju pintu gerbang yang menandai dimulainya perjalanan mereka dalam mengejar ilmu dan mengembangkan kompetensi diri. Dalam suasana penuh semangat, mereka disambut oleh para pengurus, asatidz, dan wali asuh dengan senyum dan sambutan hangat.

Dalam PSB Satu Atap tersebut, calon santri harus melewati serangkaian tes dan kegiatan. Sebelum menuju lokasi pendaftaran satu atap, calon santri diminta untuk menyiapkan beberapa dokumen sebagai berkas persyaratan, diantaranya: fotokopi KTP orang tua atau wali, fotokopi Kartu Keluarga, fotokopi Akta Kelahiran, dan fotokopi Ijazah/STL/SKHU, masing-masing dokumen digandakan sebanyak tiga lembar.

Tiba di zona pesantren, tahap pertama adalah melakukan drop barang bawaan calon santri di lapangan parkir umum pesantren. Kemudian menuju gedung MA Nurul Jadid (MANJ) lantai satu untuk melakukan cek kesehatan. Setelah itu, calon santri bersama pendamping bertolak ke Aula II pesantren (lantai tiga gedung MANJ) untuk penyerahan dan verifikasi berkas; pemotretan, pembayaran (khusus tunai), ikrar santri, penentuan asrama, pengambilan KIS/Kartu E-bekal, dan dilakukan penyerahan seragam dan perlengkapan santri kepada calon santri baru.

Tidak berhenti di situ, santri dan pendamping kemudian menuju dhalem pengasuh untuk melakukan sowan dan penyerahan santri. Dan tahap terakhir adalah pengasramaan, santri baru mulai menempati asrama didampingi oleh wali asuh masing-masing.

Itulah euforia hari pertama Penerimaan Santri Baru Satu Atap yang diwarnai oleh semangat belajar dan keceriaan. Para calon santri baru siap memulai perjalanan mereka dalam mencari ilmu dan meraih kesempurnaan diri di lingkungan yang mendukung dan inklusif. Tak lupa, pesantren selalu mengingatkan “Niat Mondok untuk Mengaji dan Membina Akhlakul Karimah”.

 

Humas Infokom