KH. Najiburrahman: Cinta Nabi Ibrahim Kepada Allah Melebihi Cinta Kepada Segalanya

nuruljadid.net- Pada pelaksanaan salat idhul adha pagi ini, yang bertempat di Masji’ Jami’ Nurul Jadid, Ahad (11/08/19) KH. Najiburrahman Wahid menjadi khotib dan KH. Moh. Zuhri Zaini menjadi imam.

Salat idul adha  diikuti oleh ribuan santri putra dan putri serta masyarakat sekitar yang jumlah kesemuanya cukup banyak, hingga masjid dan halaman pondok penuh dengan jamaah. Pada saat khutbah idul adha dimulai, jamaah salat idul adha mendengarkan dengan tertib dan penuh khusyu’.

Ditengah penjelasan khutbahnya, Kiai Najib (panggilan akrab beliau) menyampaikan bahwa hari ini adalah hari yang disebut dengan alhajjul akbar, yakni hari dimana jamaah haji berkumpul di mina menunaikan manasik haji, hari ini merupakan syiar Allah sebagaimana haji merupakan syiar Allah yang hikmahnya adalah untuk mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim As, ketika beliau di perintahkan oleh Allah untuk menyembeli putranya Nabi Ismail. Ketika beliau sempat ragu apakah perintah itu dari Allah atau dari setan.
Ketika beliau sudah yakin perintah Allah, maka beliau tanpa ragu untuk menyembeli Nabi Ismail. Dan ternyata ini merupakan ujian dari Allah apakah nabi ibrahim lebih sayang kepada putranya atau lebih taat dan tetap mencintai kepada Allah meletakkan cinta dan taatnya kepada Allah diatas segala-galanya. Dan ternyata ujian Allah berhasil dilalui oleh Nabi Ibrahim, beliau lulus dari ujian Allah, beliau lebih mencintai kepada Allah, dan ternyata setelah Nabi Ibrahim mempersiapkan pisau tajamnya untuk menyembeli putranya Nabi Ismail, Allah menggantinya dengan seekor kambing. Ini merupakan ajaran bagi kita, bahwa seharusnya kita sebagai mukmin yang berusaha sempurna imannya meletakkan cintanya kepada Allah melebihi cinta kepada segalanya. Tidak sempurna iman kalian sampai kalian mencintai Allah dan rasulnya diatas mencintai kalian kepada semua hal. Dan ini sudah diteladankan oleh Nabi Ibrahim dan diabadikan dengan kurban dan ibadah haji.

Saat ini kita di ajak untuk mengingat perjuangan nabi ibrahim, ketika dalam perjalanan untuk menyembeli Nabi Ismail di goda oleh setan dibeberapa tempat dan ketika di goda Nabi Ibrahin melempar jumrah disamping untuk mengenang atau simbol kita untuk berusaha untuk melawan ajakan setan dan hawa nafsu,” Ucap beliau

Beliau juga berpesan “Kita juga harus menjaga adab kepada Allah dan menjaga tatakrama dengan mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Mari kita mawas diri menjauhi dosa-dosa besar. Janganlah sekali-kali menyakiti kedua orang tua, dan juga menjaga tatakrama adab kepada guru dan teman. Dan pada intinya harus menjaga tatakrama kepada Allah dan mahluk,” Tambahnya

Juga beliau mengajak kepada semua jamaah, “mari kita menjaga amar makruf, tegaknya agama adalah tegaknya amar mungkar. Jika orang tidak menjaga amar makruf kemudian mengerjakan kemungkaran, maka akan di adzab dengan sulitnya kehidupan, dengan hilangnya berkah dalam kehidupan dan di adzab oleh Allah dengan diutusnya pimimpin yang dhalim.

Di akhir khutbahnya beliau menjelaskan agar merenungkan kepada orang orang yang telah mendahului menghadap Allah, kehidupan dunia ini hanya sebentar dibandingkan dengan akhirat. Suatu saat Rasulullah ditanya seperti apa kehidupan akhirat itu, Rasulullah kemudian menyuruh para sahabat untuk mencelupkan jarinya ke laut, kemudian angkat, maka air yang menempel di jarimu itu laksana kehidupan dunia yang singkat dan air dilautan itu laksana kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Dari itu, sangat rugi ketika ada orang cita citanya kesenangan dunia dan melupakan kesenangan akhirat.
Surga itu dikelilingi hal-hal yang dibenci oleh nafsu dan neraka itu dikelilingi oleh hal hal disenangi oleh syahwat.

Pewarta : PM

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *