Kunjungi BMKG Malang, Siswi MANJ Perdalam Pengetahuan Cuaca dan Gempa Bumi
berita.nuruljadid.net – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Malang menjadi tujuan kunjungan studi bagi para siswi peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) MA Nurul Jadid (MANJ) dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL), Kamis (22/08/2024). Kunjungan ini memberikan pengalaman langsung bagi para siswi dalam mempelajari aplikasi ilmu geografi, terutama terkait pengamatan cuaca dan iklim.
Rombongan tiba di BMKG pukul 09.00 WIB setelah perjalanan panjang dari Probolinggo. Sambutan hangat dari tim BMKG langsung menciptakan suasana akrab. Para siswa diajak mengenal visi dan misi BMKG serta dipandu oleh Tim Observasi BMKG Nur Utami dan Nur Faris Prih, yang mengarahkan mereka dalam kelompok untuk mempermudah penyampaian materi.
Di lapangan, para siswa diperkenalkan dengan berbagai alat pengamatan cuaca, seperti Psychrometer, Penakar Hujan, hingga Anemometer. Faris dengan telaten menjelaskan cara kerja setiap alat.
“Penting bagi kita memahami alat ini karena data yang dihasilkan sangat berpengaruh pada keselamatan banyak pihak,” ujar beliau, menekankan pentingnya keakuratan data cuaca.
Selain itu, siswa juga mendapatkan pengetahuan tentang metode pengamatan manual dan otomatis. Pengamatan manual dianggap lebih akurat, sehingga tetap digunakan untuk rekap hasil yang akan diunggah ke situs BMKG.
“Meski ada alat otomatis, kami masih menggunakan manual untuk memastikan data yang tepat,” jelas pria yang telah bekerja di BMKG selama 4 tahun itu.
Manfaat dari kegiatan ini, lanjut Faris, bukan hanya sebatas pengenalan alat, tetapi juga membuka wawasan karier bagi para siswa.
“Siapa tahu ada di antara kalian yang tertarik mendalami ilmu meteorologi atau bahkan bergabung dengan BMKG di masa depan,” kata Faris, disambut dengan antusiasme peserta.
Setelah sesi di lapangan, siswa diajak masuk ke laboratorium untuk melihat langsung cara penginputan data pengamatan. Di sini, mereka juga diajarkan tentang jenis-jenis awan dan kegunaan satelit Himawari, yang berfungsi memantau curah hujan dan suhu laut.
“Awan kumulonimbus harus dihindari karena mengandung es yang berbahaya bagi penerbangan,” terang Faris.
Kegiatan edukatif ini diakhiri dengan kunjungan ke berbagai destinasi wisata seperti Alun-Alun Batu dan Museum Angkut, memberikan kesan mendalam bagi para siswa.
“Pengalaman ini sangat berharga. Selain belajar, kami juga menikmati perjalanan yang menyenangkan,” ungkap Aliviya Mardliyah, salah satu peserta PKL.
Pewarta: Shelma Nasywa Ramadhani Munir
Editor: Ahmad Zainul Khofi
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!