Meski Diguyur Hujan dan Padam, Santri Tetap Semangat Ikuti Pengajian Umum Haul dan Harlah ke-73 Hingga Usai
nuruljadid.net – Acara peringatan haul masyayikh dan harlah ke-73 Pondok Pesantren Nurul Jadid kembali terlaksana dengan meriah pada Minggu (27/02) malam lalu. Meskipun sempat diguyur hujan deras ribuan santri tetap bertahan mengikuti pengajian hingga usai. Selain santri, pengajian umum malam itu dihadiri perwakilan P4NJ se tanah air, dewan pengasuh, pengurus pesantren, dosen, guru dan karyawan walaupun tidak semua namun acara tetap berjalan khidmat.
Uswatun Hasanah selaku koordinator acara panitia putri menuturkan dalam pelaksanaan acara tersebut panitia bekerjasama dengan bagian keamanan, perlengkapan dan panji pelopor untuk membantu mengkondisikan santri yang kehujanan di lokasi acara. Hal ini tentu agar acara dapat berjalan dengan lancar.
(Terlihat panitia nampak sedang mengkondisikan santri di tengah guyuran hujan deras pada acara pengajian umum haul dan harlah ke-73)
“Kami bekerjasama dengan bagian perlengkapan dan persidangan yang bertugas menyediakan LCD di masing-masing titik, dan bagian keamanan karena ini paling urgent untuk mengatur dan menertibkan santri apalagi di tengah guyuran hijan, kami juga meminta perwakilan 27 orang dari panji pelopor untuk terjun membantu,” ujarnya.
Salah satu hal yang paling berkesan ketika acara berlangsung yakni ketika turun hujan deras dan padam sejenak. Sehingga acara tertunda sementara sampai hujan cukup reda dan listrik hidup kembali. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat santri untuk tetap hadir dan mengikuti pengajian sampai tuntas.
(Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini saat baru tiba menyambut tamu didampingi KHR. Ach. Azaim Ibrahimy pengasuh Pondok Pesantren Salafiayh Syafi’iyah Sukorejo Situbondo sekaligus penceramah pada acara pengajian umum haul dan harlah ke-73)
“Semangat santri untuk tetap ikut acara meski hujan deras jujur menjadi pemicu semangat kami untuk tetap optimis bekerja keras bagaimana acara tetap berjalan sebaik mungkin, ditambah melihat pengasuh beserta ahlul bait serta KHR. Ach. Azaim Ibrahimy yang bersedia rawuh ke tempat acara, semangat kami kian terpacu,” ujar gadis yang akrab disapa ustazah Uswah itu.
Ustaz Khofifuddin ketua panitia putra juga menyampaikan kepanikan dan kekhawatirannya jika hujan tidak berhenti, karena kondisi atap terop yang menjadi genangan air.
“Alhamdulillah, sejak kerawuhan pengasuh beserta ahlul bait lainnya tidak lama kemudian hujan mulai mereda, kami pun lega dan bersyukur, sehingga para tamu undangan mulai banyak yang berdatangan yang awalnya hanya dipenuhi oleh santri,” aku ustaz Khofifuddin dengan haru.
(tamu undangan dan santri terlihat khusyuk saat pembacaan sholawat nabi di sisa gemericik hujan pada acara pengajian umum haul dan harlah ke-73)
Kondisi santri dan tamu undangan berangsur khidmat ketika acara dimulai dan masuk pada pembacaan sholawat nabi yang dibawakan oleh Firhaz Nurul Jadid. Lebih dari itu, sambutan pengasuh yang menyejukkan hati dan dawuh beliau bahwa hujan adalah pembawa rahmat yang insyaallah acara pengajian itu dimaqbul oleh Allah menambah suasana hati seluruh panitia tenang dan bahkan sangat bersyukur sambil mengamini.
Ketua SC haul dan harlah Haris Firdaus menguatkan panitia agar tidak terbawa panik karena hujan adalah gejala alam yang tidak bisa diprediksikan, panitia hanya perlu fokus mengkondisikan acara dan para santri agar tetap tertib sambil berdo’a semoga hujan tersebut membawa rahmat dan hikmah untuk kita semua.
Beliau juga berharap semoga peringatan haul masyayikh dan harlah Pondok Pesantren Nurul Jadid ke depan dapat berjalan seperti tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19. “Kita semua berdo’a semoga haul dan harlah selanjutnya bisa segera kembali normal sehingga alumni, wali santri dan simpatisan Nurul Jadid bisa turut menghadiri bersama tabarukkan dan mendoakan langsung di pesantren tercinta kita ini,” harapnya diakhir wawancara.
(Meskipun hujan pada awalnya santri sempat panik namun tetap mengikuti acara pengajian umum hingga usai dengan tertib dan khidmat)
Terkait hal ini, para santri menganggap derasnya hujan tak menghalangi semangat dan antusiasme mereka mengikuti acara ini hingga akhir. Terlihat dari banyaknya santri yang bertahan meski basah kuyup saat berada di lokasi acara. “Biar hujan, yang penting saya bisa hadir di barisan paling depan,” ungkap salah satu santri putri wilayah Zait bin Tsabit putri.
“Saya dari Sumba NTT, saya hanya ingin tabarrukan, meskipun hujan, saya tetap ingin dan harus mengikuti pengajian dalam rangka haul dan harlah ini yang diadakan hanya setahun sekali dan semoga kami dapat barokah para masyayikh dan almarhumin serta kelak berkumpul bersama beliau-beliau, Amin,” ungkap salah satu santri putra menutup wawancara nuruljadid.net
(Humas Infokom)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!