Pos

KH. Moh Romzi: Mohon Doa dan Dukungan untuk Kemajuan Ma’had Aly Nurul Jadid

nuruljadid.net – Direktur Sarjana Ma’had Aly Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Moh Romzi Al-Amiri Manan, menyampaikan sambutan dalam acara wisuda ke-5, program tamhidiyah, takhssus dan i’dadiyah. Bertempat di Auditorium Madrasah Aliyah Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Sabtu (27/07/19).

“Saya tidak bicara yang tidak ada, saya bicara apa adanya, kalau puas sampaikan kepada orang lain bahwa Mahad Aly adalah maju. Kalau tidak puas jangan disampaikan kepada orang lain. Tapi,  sampaikan kepada saya pribadi untuk menjadi bahan evaluasi,” dawuh beliau.

Sebelumnya, para calon wisuda program i’dadiyah harus menguasai kitab dasar Fathul Qorib Mujib. Sedangkan program tamhidiyah harus mampu menguasai kitab Fathul qorib mujib dan Ilmu Faroid. Sementara itu, program takhossus, harus menguasai kitab Fathul Muin, Fathul Wahab dan Ilmu Faroid.

Tiga program belajar baca kitab tersebut di lalui  secara ekselerasi selama satu tahun. Dimana santri  yang berhasil melewatinya, akan di wisuda sebagai ajang penentu layak dan tidaknya, mengikuti program pada tahun berikutnya.

Sebanyak 86 santri yang mengikuti akselerasi baca kitab akan di wisuda. Terdiri dari 36 santri program Tamhidiyah, 32 program Idadiyah, dan 18 program Takhassus.

Beliau melanjutkan, program akselerasi baca kitab ini biasanya ditempuh selama empat tahun. Namun “Alhamdulillah, Mahad Aly Nurul Jadid, bisa melaksanakan ekselerasi baca kitab selama satu tahun. Dengan rutin setiap tahun wisuda program akselerasi baca kitab,” ungkapnya.

Selain itu, para calon wisudah diuji kelayakannya oleh Tim panelis yang sengaja di undang dari Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata-Bata, Madura. Dengan mengunakan kitab Nubdzatul Bayan untuk dibaca.

Semoga, hadirnya delegasi dari Pondok Pesantren Mambaul Ulum dapat memudahkan jalannya acara wisudah, dan semua santri diberikan kesuksesan oleh Allah.

KH. Romzi, berharap kepada para wali santri dan seluruh undangan yang hadir agar senantiasa mendoakan Ma`had Aly Nurul Jadid, karena akan segera membuka program pasca sarjana. Bertujuan menampung santri yang telah di wisudah Strata-1 (S1) untuk melanjutkan pendidikannya ke Strata-2 (S2) di Ma’had Aly Nurul Jadid. Insha’Allah tahun ini, Surat Keterangan (SK) Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) untuk S2 akan diterbitkan,” imbuhnya.

PenulisMr. Han (SJ)

EditorRizky H.T.

 

20190506_cerita-elok-sang-hafidzoh-antara-terpaksa-orang-tua-serta-hidayah-1

Cerita Elok Sang Hafidzoh; Antara Terpaksa, Orang Tua serta Hidayah

nuruljadid.net – Elok Mar’atil Khatimah, gadis berusia 17 tahun asal Singaraja Bali, rela menghafal Al Qur’an hanya untuk menggapai keinginan Sang Abah memiliki buah hati seorang penghafal Al Qur’an (Hafidz). Walapun diawali dengan keterpaksaan.

“Yang memotivasi untuk menghafal Al Qur’an itu abah saya. Karena harapan beliau adalah memiliki anak yang hafal Al Qur’an. Diam-diam tanpa sepengetahuan saya, Abah memasukkan saya di Lembaga Tahfidz di Wilayah Al Mawaddah PP. Nurul Jadid Paiton, Probolinggo” ujar Elok (sapaan akrab Elok Mar’atil Khatimah).

“Karena terpaksa, saya menghafal Al Qur’an dengan setengah hati, hanya bermain-main saja, punya setoran ya setoran, kalau nggak ya nggak” tambah Elok.

Selain itu, motivasi lain Elok putri dari pasangan Alm. Irawan Sutirto dan Emmy Ratna Wahyuni untuk menghafal Al Qur’an adalah cerita dari sang guru tentang mahkota dan jubah kemuliaan di akhirat untuk orang tua yang memiliki seorang anak Hafidz.

“Selain Abah, hal yang memotivasi adalah cerita dari guru saya. Yaitu kelak diakhirat seorang yang hafal Al Qur’an itu akan dipanggil namanya dan maju kedepan bersama orang tuanya. Tidak cukup itu, kedua orang tuanya akan diberikan mahkota serta jubah kemuliaan yang belum pernah ada di dunia. Setelah itu sang anak membaca hafalannya, semakin banyak yang ia baca, maka semakin tinggi pula derajat yang ia gapai sampai hafalan terakhir dia dimana. Maka beruntunglah orang yang menghafal Al Qur’an 30 juz” Ujar Elok, gadis kelahiran Singaraja Bali, 05 Juli 2001 dengan mata yang berkaca-kaca.

Mengambil hikmah dari cerita tersebut, dengan penuh pertimbangan serta pemikiran yang matang Elok akhirnya memutuskan untuk mengambil cuti sekolah selama setahun lamanya tepatnya pada tahun 2017 hanya untuk menghafal Al Qur’an demi mewujudkan keinginan sang Abah. Dan keputusan Elok pun diterima dengan hati yang berbunga-bunga oleh Abahnya, Alm. Irawan Sutirto.

“Abah, saya mau menghafal Al Qur’an dalam waktu satu tahun tapi saya nggak mau sekolah bah” Saya nggak mau pulang saya nggak mau dikirm sampai saya sampai 30 juz” ujar Elok.

“Ya Allah nak, nggak usah menghafal 30 juz, 10 juz saja engkau menghafal itu sudah merupakan surga dunia bagi Abah. Itu bahagianya sudah melebihi punya pesawat, punya mobil dll, sudah lebih dari itu, kata Abah” tambah Elok dengan kucuran air mata yang tak terbendung lagi.

Singkat cerita, ketika Elok sudah mencapai hafalannya 10 Juz, ujian dari Sang Pencipta menguji keimanan dan ketulusannya dalam menghafal Al Qur’an. Sang Abah berpulang keharibaanNya dengan tersenyum.

“Ketika hafalan saya telah mencapai 10 juz dan akan mengikuti ujian akbar, tiba-tiba saya disuruh pulang. Ketika sampai di halaman rumah, saya melihat sudah banyak orang dan disitu juga ada terop. Awal saya kira ada pernikahan namun ternyata, Abah saya sudah terbaring kaku dengan senyuman diwajah beliau” cerita Elok dengan tangisan air mata yang semakin deras dan tak terbendung.

“Abah meninggal dalam keadaan tersenyum dan itulah yang menjadi alasan saya kenapa saya tidak menangis. Karena saya yakin insyaAllah Abah tenang dialam sana. Ketika beliau wafat, saya masih sempat mencium jenazah Abah dan sangat wangi padahal masih belum dimandikan. Dan itu yang membuat saya semakin yakin insyaAllah Abah tenang dialam sana” tambah gadis asal Singaraja Bali.

Selepas kepergiaan sang Abah, ketika Elok kembali beraktifitas seperti santri lainnya di Pesantren, Elok sempat terpuruk selama satu minggu lamanya dan tidak melakukan aktifitas apapun selain hanya memegang Al Qur’an. Hingga pada suatu malam, Elok memimpikan Sang Abah.

“Dan pada akhirnya dimalam itu saya tertidur dan bermimpi, Abah saya sedang ada di masjid dan mengaji juz 2 Surat Al Baqarah ayat 154. Kemudian saya terbangun dan mencari makna ayat dari surat tersebut. Dan akhirnya saya pun sadar dan ikhlas akan kepergiaan Abah” cakapnya dengan mata merah akibat menangis.

Akhirnya, dengan penuh perjuangan, rintangan serta suka duka, Elok berhasil menyelesaikan hafalan 30 juznya dengan menjadi Wisudawati Tahfidz Ekselensia Wilayah Al Mawaddah PP. Nurul Jadid (01/05/2019) lalu. Dengan dinobatkannya sebagai Hafidzah, Elok bukan malah merasakan kebahagiaan melainkan sebuah ratapan hidup karena baginya menghafal Al Qur’an adalan sebuah tamparan baginya.

20190506_cerita-elok-sang-hafidzoh-antara-terpaksa-orang-tua-serta-hidayah-2

Elok (paling kiri) menangis saat dilantunkannya Do’a Khotmil Qur’an pada acara Wisuda Perdana Tahfidz Ekselensia Wilayah Al Mawaddah. Foto: Zaky/nuruljadid.net

“Target kedepan adalah saya bisa melancarkan hafalan saya dan saya tidak hanya sekedar hafal, tapi saya paham maknanya dan yang terpenting dalah saya mengamalkan isinya karena saya menghafal Al Qur’an itu tamparan buat saya. Akhlak yang ada didalam Al Qur’an itu sangat bertolak belakang dengan akhlak saya. Tapi saya jadikan menghafal Al Qur’an itu sebagai wasilah untuk mengejar hidayah Allah” ujar Elok dengan suara terpatah-patah.

“Karena saya kalau hanya menuggu hidayah, hidayah itu nggak akan datang kalau bukan saya sendiri mengejarnya. Dan saya menghafal Al Qur’an sebagai proses hijrah saya. Saya ingin benar-benar hijarah, jadi Muslimah saja tidak cukup tapi butuh hafal Al Qur’an. Karena Al Qur’an itu adalah pedoman hidup kita” tambah Elok.

Tangisan kembali pecah ketika Elok menyampaikan ucapan terima kasih serta kerinduannya kepada Sang Abah.

“Ucapan terimakasih untuk Abah karena sudah maksa saya hafal Al Qur’an dan sudah memaksa saya untuk berada dijalan yang benar. Kalau rindu itu pasti, untuk didunia ini saja, saya tidak bisa bertemu kembali dengan abah. Tapi itu tidak membuat saya sedih, karena hidup didunia itu hanya sementara. Saat ini saya hanya bisa berjuang untuk bisa berkumpul bersama orang tua, guru dan dengan orang-orang yang saya sayang terutama bisa berkumpul dengan Rosulullah SAW kelak di akhirat” ujar Elok dengan penuh tangis.

“Setiap waktu kosong saya, saya berusaha mengisinya dengan Al Qur’an. Saya selalu memohon supaya orang tua saya, guru dan keluarga berkumpul di syurga tanpa hisab. Dan saya berharap agar setiap saya mengaji pahala bisa mengalir ke Abah agar makam Abah lebih bercahaya dan agar ada yang menemani abah disana, agar abah nggak disiksa terutama pertanggung jawaban memiliki anak perempuan. Saya ingin meringankan hisab Abah” tambahnya.

20190506_cerita-elok-sang-hafidzoh-antara-terpaksa-orang-tua-serta-hidayah-3

Elok, gadis 17 tahun asal Singaraja Bali menuntut ilmu di Wilayah Al Mawaddah. Foto: Baihaki/nuruljadid.net

Akhir, Elok akan berjuang untuk kebahagiaan sang Ummi, orang tua Elok yang ada saat ini.

“Orang tua saya yang ada saat ini adalah Ummi, bagaimana saya berjuang agar saya tidak menyusakhan Ummi. Biar saya selalu berusaha untuk membahagiakan Ummi. Saya nggak mau menyesal kedua kalinya” ujar Elok sambal mengusap air mata yang bercucuran di pipinya.

Pewarta: JN

Editor: Ponirin Mika

20190719_ny-hj-hamidah-wafie-menghafal-al-qur%u2019an-bukan-tentang-kecerdasan-tapi-tentang-maunah-dan-ridho-allah-swt-semata

Ny. Hj. Hamidah Wafie: Menghafal Al-Qur’an Bukan tentang Kecerdasan tapi tentang Maunah dan Ridho Allah SWT Semata

nuruljadid.net – Dalam pelaksanaan wisuda perdana Tahfidz Ekselensia Wilayah Al Mawaddah Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Rabu (01/05/2019) di Aula MA Nurul Jadid, Ny. Hj. Hamidah Wafie, Pemangku Wilayah Al Mawaddah berharap dengan dilahirkannya para hafidzoh Al Qur’an akan terlahir generasi-generasi Qur’ani yang siap berkhidmat, berjuang dan menjunjung tinggi nilai-nilai Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Bunda Hami (sapaan akrab Pemangku Wilayah Al Mawaddah) juga menambahkan, mudah-mudahanan dengan kita semakin mendekat dengan Al Qur’an, kita akan terus menjalankan nilai-nilai dan keteladanan dari Rosulullah SAW.

Dalam kesempatan itu, Bunda Hami mengucapkan terimakasih atas dukungan serta ijin dari Pengasuh, KH. Moh. Zuhri Zaini dan Kepala Pesantren, KH. Abdul Hamid Wahid atas terlaksananya acara ini (wisuda perdana Tahdiz Ekselensia, red).

“ini akan menjadi motivasi besar bagi kami untuk terus bergerak mengawal lahirnya generasi-generasi qur’ani yang akan berikhtiar untuk terus istiqomah lebih dekat dan menghafalkan Al Qur’an bahkan tidak berhenti sekedar menghafal Al Qur’an, mudah-mudahan kita semua khususnya anak-anak kita yang sudah hafal Al Qur’an akan bisa memahaminya, melaksanakannya dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari serta memperjuangkannya kelak ketika pulang di tengah-tengah masyarakat” ujar Bunda Hami.

“Hal ini dimaksudkan tidak lain hanya untuk mengembalikan generasi-generasi muda kita agar lebih mencintai dan dekat dengan Al Qur’an sehingga insyaAllah syafa’at dan nilai-nilai yang ada dalam Al Qur’an terus berproses menjadi bagian hidupnya, sikapnya, amaliyahnya dan nantinya mudah-mudahan anak-anak kita, para hafidzul Quran terus berjuang untuk Al Qur’an sehingga kedepannya generasi muda kita tidak lagi jauh dari Al Qur’an, tetapi semakin dekat dan mencintai Al Qur’an dan akan kembali pada real yang diridhoi oleh Allah SWT.” imbuh beliau.

Bunda Hami (Pemangku Wilayah Al Mawaddah) saat memberikan sambutan di acara Wisuda Perdana Tahfidz Ekselensia

Bunda Hami (Pemangku Wilayah Al Mawaddah) saat memberikan sambutan di acara Wisuda Perdana Tahfidz Ekselensia Al Mawaddah

Pemangku Wilayah Al Mawaddah juga menyampaikan rasa prihatinnya terhadap kondisi yang ada saat ini sehingga harus ada gerakan serta langkah konkrit agar para generasi muda kembali kepada sikap dan perilaku yang semestinya.

“jujur, akhir-akhir ini kami sangat prihatin dengan banyaknya profil-profil yang menjadi figur anak-anak kita dan banyaknya bacaan-bacaan yang tidak sesuai dengan nuansa islami. Sehingga mau tidak mau kita harus memiliki gerakan, langkah konkrit agar anak-anak kita kembali kepada sikap dan perilaku yang semestinya, kembali kepada nilai-nilai Al Qur’an dengan cara mendekatkan mereka kepada Al Qur’an” dawuh beliau.

“Mudah-mudahan dengan dekat dengan Al Qur’an, kemerosotan akhlak dan moral yang terjadi di lingkungan kita akan semakin bisa diminimalisir” tambah beliau.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Bunda Hami menyampaikan bahwa menghafal Al Qur’an tidak semudah membalikkan telapak tangan.

“menghafal Al Qur’an tidak semudah membalikkan telapak tangan, selesai menghafal Al Qur’an, masih ada program lanjutan yang perlu diistiqomahkan untuk muroja’ah dan terus menghafal.  Harapannya, bukan hanya sekedar pernah menghafal Al Qur’an tapi benar-benar mutqin (Lancar Hafalannya) sebagai Hafidzoh Al Qur’an” dawuh beliau.

Diakhir sambutan, Bunda Hami menyampaikan “Menghafal Al Qur’an bukan tentang kecerdasan tapi tentang maunah dan ridho Allah semata. Tanpa kita memohon kepada Allah agar terus diberi inayah, hidayah, diridhoi oleh Allah maka kemampuan manusia tiadak akan ada artinya” pungkas beliau.

MA Nurul Jadid Program Keagamaan Gelar Demonstrasi Skill dan Tasyakkuran

MA Nurul Jadid Program Keagamaan Gelar Demonstrasi Skill dan Tasyakkuran

nuruljadid.net – Jika dilihat dari luar gerbang, Madrasah Aliyah Nurul Jadid pada Ahad (14/04/2019) terlihat seperti biasa. Namun, di Gedung utamanya yang berwarna putih tepatnya lantai 3
di Aula, MA Nurul Jadid Program Keagamaan (MANJ-PK) mengadakan kegiatan Demonstrasi Skill dan Tasyakkuran Kelas Akhir.

Kegiatan yang berlangsung setiap tahunnya itu, bertujuan sebagai media evaluasi dan Tasyakkuran kepada Allah SWT. “Karena anak didik kami telah berhasil menempuh pelajaran selama 3 tahun dan mudah – mudahan ilmu yang didapatkan bisa bermanfaat,”jelas Zainullah Aswi, Pimpinan Asrama MANJ-PK dalam sambutan.

Seraya dengan hal itu, Drs. Lukman Hakim Kepala MA Nurul Jadid menjelaskan kegiatan tersebut juga sebagai laporan prestasi akademik siswa – siswi MANJ-PK. “Sebagaimana standart kompetensi siswa MANJ-PK ialah harus mampu membaca dan memahami kitab Fathul Qorib,”Ungkap Kepala MANJ.

ia menambahkan, dalam tahun ini siswa MANJ-PK telah banyak lolos dari SNMPTN maupun SPAN dan ada beberapa yang mendaftarkan diri ke Al-Azhar maupun ke Yaman.

“Mudah – mudahan pada tahun ini semua siswa – siswi MANJ-PK bisa lolos ke perguruan tinggi yang diinginkan,”harapnya.

Lebih lanjut, dilaksanakan wisuda siswa MANJ-PK oleh Drs. Lukman Hakim, Kepala MA Nurul Jadid. Dan Muhammad Nashiruddin, Koordinator Program Keagamaan kemudian Wisuda Siswi MANJ-PK oleh Ny. Hj. Hanunah Nafi’iyah dan Ustd. Madinatul Munawwaroh.

Selain itu, digelar demonstrasi skill, yang pertama. Membaca kitab yang diujikan oleh Ust Zainul Arifin Adam, penguji siswa MANJ-PK dan Penguji siswi MANJ-PK oleh Ustd. Nur Faizah. Setelah itu dilaksanakan Pidato berbahasa inggris oleh Siska Robiatul Adawiyah dan pidato berbahasa arab oleh Abdil Fattah Daniyullah.

Setelah itu, digelar Penobatan Bintang Kelas Ujian Akhir Madrasah, Penobatan Bintang Kelas Ujian Akhir Asrama, Penobatan Tugas Akhir Terbaik. Penobatan Siswa Teladan kepada Khudri Yasin dan Siswi Teladan kepada Faaqotul Hilyah. Serta Penobatan Wisudawan terbaik kepada M. Ali Hasan Sholeh dan wisudawati terbaik kepada Siti Shoniatur Rahmah.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

20190413_sudah-kesekian-kalinya-wilayah-zaid-bin-tsabit-(k)-mewisuda-penghafal-amtsilati-dan-nadham-alfiyah

Sudah Kesekian Kalinya Wilayah Zaid bin Tsabit (K) Mewisuda Penghafal Amtsilati Dan Nadham Alfiyah

nuruljadid.net – Acara Wisuda Amtsilati ke X dan I’lan Alfiyah, Faroidl yang diadakan oleh Wilayah Zaid bin Tsabit (K) Pondok Pesantren Nurul Jadid pada Sabtu malam (13/04/2019) menyisihkan kenangan yang tak dapat dilupakan oleh saudara Ali Hurozim, dan saudara Wildan Zulfikar.

Pasalnya kegiatan yang bertempat di Halaman Wilayah (K), Wildan Zulfikar, dikukuhkan sebagai seorang wisuda Amtsilati terbaik, dan Ali Hurozim, dikukuhkan sebagai Pasca Amtsilati terbaik.

Wildan Zulfikar berhasil menyisihkan 42 peserta wisudawan – wisudawati lainnya. Atas Atas prestasi ini, ia berhak mendapatkan Piala, Piagam, sertifikat dan sanad amsilati.

Ketika ditemui pasca acara berlangsung, merasa senang dan sangat bersyukur atas apa yang telah ia dapatkan.

“Prestasi ini adalah berkat doa orang tua dan para Guru beserta Ustad yang telah mengajar saya di Pesantren Nurul Jadid ini”, jelasnya.

Ketika ditanya tips keberhasilan menjadi wisudawan terbaik, Agung mengaku tidak memiliki persiapan khusus. Tapi sebelum belajar, Santri yang masih berasal dari Kota Surabaya itu mengaku selalu mengambil wudlu’ terlebih dahulu dan tidak lupa untuk bersiwak.

Selain itu, Ali Hurozim. Peserta Pasca Amsilati terbaik itu yang sekarang masih sekolah di MA Nurul Jadid telah menghafal kitab Alfiyah Ibnu Malik 1002 bait dan memahami kitab Faroidl (kitab ahli waris).
Dalam menghafal kitab Alfiyah, ia punya cara tersendiri. Ketika menghafal kitab alfiyah ia selalu menghafal di Maqbaroh Dewan Pengasuh PP. Nurul Jadid.

Dalam sehari, santri yang berasal dari Probolinggo itu mentargetkan 10 bait, dan sebelum ia mulai menghafal ia membiasakan dirinya terlebih dahulu untuk tawasul kepada segenap Masyayikh PP. Nurul Jadid, kepada guru dan orang tuanya.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

Lepas Pisah Kelas Tiga Sekaligus Wisuda Muta’alimul Musholla Raudlatul Qur’an

Lepas Pisah Kelas Tiga Sekaligus Wisuda Muta’alimul Musholla Raudlatul Qur’an

nuruljadid.net – Suasana sangat hening, saat Pengurus Pesantren memasuki ruangan acara, untuk menghadiri Pelantikan Pengurus Muallim dan Ubudiah Musholla Raudlatul Qur’an masa bakti 2019/2020 sekaligus Perpisahan Kelas Akhir dan Wisuda Muta’alim Kelompok A.

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Jum’at malam (05/04/2019), menurut Ketua Panitia, M. Rajiv Dinal Maula. kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada mereka yang berniat dan bersungguh – sungguh dalam tafaqquh fiddin agar memotivasi kepada orang lain untuk mendapatkan syahadah atau diwisuda oleh musholla Raudlatul Qur’an.

Ditempat yang sama, K. Miftahul Arifin, Wakil Biro Kepesantrenan berharap kepada para wisudawan paska di syahadah untuk mengamalkan dan menularkan ilmu – ilmu yang telah didapatkan di musholla Raudlatul Qur’an.

“Kepada muallim – muallim dan wisudawan untuk menularkan ilmu Al-qur’an yang telah didapat, dan ini adalah suatu anugerah yang tidak akan diberikan oleh Allah SWT kepada sembarang orang, maka patut sekali kita bersyukur karena kita diberi kesempatan untuk menyebarkan ilmu,”tutur beliau dalam sambutan di Aula SMP Nurul Jadid.

Beliau menambahkan, kepada para pengurus muallim maupun pengurus Ubudiah yang dilantik agar niat hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT dan mengabdi kepada pesantren.

Lebih lanjut, Musholla yang dipangku oleh KH. Makki Maimun Wafi itu menetapkan Muallim terbaik kepada Mufid Al-Hakim. Muallim Teladan kepada Ahmad Hasin. Dan wisuda muta’alim kelompok A sebanyak … beserta penetapan Wisudawan terbaik kepada Afif Hamidi M.

diakhir acara digelar tausiyah dewan pengasuh oleh KH. Hefniy Mahfudz, Pemangku Wilayah Zaid bin Tsabit (K) PP. Nurul Jadid.

Penulis : Ahmad

Editor : Ponirin

20180705_wisuda-madin-annafiiyah-dalbar

Madrasah Diniyah An Nafi’iyah Gelar Acara Wisuda

Nuruljadid.net – Madrasah diniyah An-Nafi’iyah yang berada dibawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid mengadakan acara wisudawati yang dihadiri oleh Kepala Pesantren, KH. Abdul Hamid Wahid, Para Asatid dan asatidzah serta seluruh santri wilayah Az-zainiyah.

Acara tersebut dimulai pada pukul 20.00 WIB, Kepala Madrasah Diniyah An Nafi’iyah, Ny. HJ. Khodijatul Qodriyah menyampaikan dalam sambutannya “saya ucapkan selamat kepada semua wisuda khususnya bintang wisuda pada malam ini, dengan pencapaiannya namun dengan ucapan selamat ini kita harus tetap ada disposisi selalu mencari ridho dan hidayah dari Allah Sehingga mengarahkan kita kepada jalan yang diridhoi-Nya,” terang beliau yang juga menjabat sebagai Direktur Klinik Az-zainiyah.

Tak hanya itu, Dalam acara yang bertempat di Auditorium PP. Nurul Jadid tersebut KH. Abdul Hamid Wahid turut memberikan sambutan, dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa konsep belajar didalam agama islam adalah seumur hidup.

“wisuda ini menjadi satu penanda dan penyemangat untuk lebih bergairah dalam belajar dan bagi santri yang diwisuda sekarang ini hanya satu penanda untuk menyegarkan kembali semangatnya dan bukan menjadi tanda dari selesainya belajar atau surutnya semangat belajar kita,” Dauh beliau, Kamis (07/6/2018).

Setelah sambutan demi sambutan telah berakhir, dilanjutakan dengan pengukuhan wisudawati yang berjumlah 93 peserta didik dari kelas Awaliyah III. Sesudah itu dilanjutkan dengan beberapa pengukuhan yang lainnya seperti berikut;

Bintang Pelajar: Hilmi Nor Khofifah

Wisuda Terbaik: Siti Rif’atul Khoiriyah

Guru Kharismatik: Ust. Mufti Ali Wafa

Wali Kelas Teladan: Ustd. Ulfatun  Nisa’

Guru Piket Favorit: Ustd. Ira Nawiroh

Editor : Muhammad Nuris

PENSI sebagai Apresiasi TPQNM dalam Acara Wisuda MINM

nuruljadid.net – Untuk memeriahkan acara Wisuda Madrasah Ibtida’iyah Nurul Mun’im (MINM). Taman Pendidikan Al-Qur’an Nurul Mun’im (TPQNM) adakan PENSI (7/05/2018). yang diselenggarakan di halaman MINM.

Halaman tersebut penuh dengan peserta, walisantri, ustadzah serta guru. Beberapa Penampilan-penampilan ditunjukkan. Santri putera dan puteri naik ke atas pentas dengan unjuk kebolehan dalam penampilannya. Ada yang menari dengan riang, ada juga yang menyanyi dengan percaya diri. Ini sebagai apresiasi santri dalam menunjukkan bakat, kreatifitas serta kekompokan peserta saat pementasan berlangsung.

Acara berjalan dengan meriah, tepuk tangan terdengar riuh saat peserta turun dari atas pentas. Sebelum menutup acara, pembagian hadiah menjadi penghargaan sekaligus pelengkap acara.

wajah bahagia begitu terlihat dari para peserta wisuda yang sudah melewatkan masa juangannya di bangku Madarasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Mun’im, dengan berbekalkan pengalaman serta ilmu yang cukup sebegai bekal untuk melanjutkan di pendidikan yang lebih tinggi.

Ada kejadian lucu setelah pementasan. Salah satu penari dan santri cilik wilayah Gang J pulang terlebih dahulu dengan mata yang sembab. Saat ditanyakan, ternyata karena ia tak dibelikan “cekkomang” (keong) sebelum kembali ke pondok. Ucap orang Pulau Raas tersebut. (Ulfa Nurul Jannah/SJ).

Siap Berkontribusi Setelah Menjadi Wisudawan Terbaik

Siap Berkontribusi Setelah Menjadi Wisudawan Terbaik

nuruljadid.net- Dalam rangkaian acara Pelantikan dan wisuda muta’allim Musala Raudlatul Qur’an Jum’at (06/4/2018). Penobatan wisudawan terbaik menjadi satu rangkaian yang cukup membuat suasana mushala dipenuhi rasa penasaran dari para Muta’allim pada malam itu.

Rasa penasaran para Muta’allim tersebut menjadi pupus ketika satu nama Maulana Syariful Umri dilontarkan oleh pembaca Surat Keputusan (SK)  oleh pembawa acara kegiatan.

Dia Maulana Syariful Umri biasa di sapa Syarif dinobatkan sebagai Wisudawan terbaik dari 11 Peserta yang dikukuhkan sebagai wisudawan muta’allim Qur’an. Senyum manis penuh dengan bahagia atas kerja kerasnya dalam belajar akhirnya menuai hasil yang memuaskan dan Wajah Ceria terpancar jelas menggambarkan rasa bahagianya malam itu.

Rasa terima kasih dia ucapkan kepada seluruh pembina yang selama ini telah membimbingnya belajar Al-Qur’an di Musala Raudlatul Qur’an hingga seperti saat ini. Dari tidak tau menjadi tau.

“Kepada Semua Wisudawan jangan lupa untuk berkontribusi kembali kepada Pondok Pesantren agar dapat membatu para pengurus dalam membina para santri, dan dapat menerapkan ilmu yang telah kita dapatkan selama menjadi Muta’allim.” Ungkapnya pada wartawan nuruljadid.net.

Harapan saya semoga Musala Raudlatul Qur’an bisa terus istiqomah melahirkan santri-santri pecinta Al-Qur’an dan menjadi labih baik lagi kedepannya,” tambahnya wisudawan terbaik.

selesai sambutannya diakhir dengan sesi foto bersama dengan para pembina dan seluruh peserta wisudawan lainnya.(red)

Bekerja Keras Dan Mengamalkan, Kata Si Terbaik

Bekerja Keras Dan Mengamalkan

nuruljadid.net-Untuk meningkatkan semangat para santri dalam belajar al-Qur’an, Mushallah Raudlatul Qur’an mengapresiasi dengan menobatkan beberapa santri sebagai Mutaallim Terbaik dan Muallim Terbaik, Jum’at (06/04/2018).

Nama Subhan Maulana Malik terpilih sebagai Mu’allim Terbaik malam itu.Hal tersebut dilakukan sesuai arahan langsung dari KH. Maimun Abdul Wafi sebagai pemangku Mushallah Raudlatul Qur’an. selain penobatan wisudawan terbaik, apresiasipun turut diberikan kepada Mu’allim (pengajar) terbaik.

Selain Penobatan santri Terbaik, Mushallah Raudlaatul Qur’an juga melakukan Pelantikan Pengurus Baru. yang mana bertujuan sebagai pengkaderan dan juga Hal ini dilakukan untuk melengkapi kembali kepengurusan yang sempat kosong.

Bekerja Keraslah dengan selalu mengamalkan dan mengajarkan apa yang kita miliki sehingga kita menjadi orang yang bermanfaat,” Tutur Mutaallim terbaik Tersebut kepada kru wartawan nuruljadid.net.

“Harapannya semoga Mushalla Raudlatul Qur’an bisa terus eksis mencetak kader-kader ahli Qur’an yang nantinya bisa mengharumkan nama Pondok Pesantren Nurul Jadid,” tambahnya. (red)

dua ketua turut bersua di acara pelantikan dan wisuda

Dua Ketua Turut Bersua di Acara Pelantikan dan Wisuda

nuruljadid.net- Rentetan acara demi acara terus berlangsung pada moment Wisuda Muta’allim dan Pelantikan Pengurus Baru Musala Raudlatul Qur’an (MORQU) Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Jum’at (06/4/2018).

Disesi sambutan, ketua devisioner Pembinaan Al-Qur’an Musala Raudlatul Qur’an (MORQU) Ahmad Muktasim Billah menyampaikan seuntai harapan kepada kepengurusan baru MORQU.

“semoga pengurus baru yang dilantik bisa membawa pembinaan di Musala Raudlatul Qur’an lebih baik dan maju lagi.” Tuturnya.

Ketua baru Pembinaan Al-Qur’an Ahmad Abdul Wafi juga turut menyampaikan beberepa pesan dan harapannya di acara malam itu.  Kata dia, “ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan kepercayaannya menunjuk kami sebagai ketua baru Pembinaan Al-Qur’an di Musala Raudlatul Qur’an ini,”.

“Diharapkan kepada semua pengurus baru untuk kedepannya bisa memberikan pembinaan semaksimal dan sebaik mungkin kepada para peserta didik pembinaan Al-Qur’an,” ucapnya dengan penuh semangat.

Dan kepada para Muta’allim, “semoga tidak bosan-bosannya dalam mempelajari dan mengkaji Al-Qur’an.” tambahnya. (NakBali)

Perbaharui Motivasi di Wisuda dan Pelantikan Pengurus Baru Musala Raudlatul Qur’an

Perbaharui Motivasi di Wisuda dan Pelantikan Pengurus Baru Musala Raudlatul Qur’an

nuruljadid.net- Bernuansakan Wisuda Muta’allim dan Pelantikan Pengurus Baru Pembinaan Al-Qur’an Musala Raudlatul Qur’an (MORQU) Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Jum’at (06/4/2018),Kiai Miftahul Arifin turut menyampaikan motivasi dan tausyiah kepada segenap muta’allim dan Mualim MORQU.

Diawal tausyiahnya beliau berpesan kepada para muta’allim yang diwisuda bahwa kalian jangan sampai mencukupkan diri hanya pada kata wisuda yang diartikan “wes sudah”. Tetapi diharapkan setelah ini bagaimana bisa memberikan sumbangsih dan khidmatnya kepada pesantren kalau masih di pesantren. Dan memberikan manfaat bagi masyarakat jika pulang nanti.

“Mengabdi itu tidak harus mulang (mengajar), tapi bagaimana kita mencurahkan kemampuan diri untuk memberikan yang terbaik sehingga bisa bermanfaat dimanapun, kapanpun tanpa mengenal waktu.” Kutipan dawuh Pengasuh yang disampaikan kepada beliau.

Ada beberapa pesan yang beliau kutip dari Imam Nawawi dalam kitab Attibyan yang menjelaskan esensi dari sebuah keikhlasan, diantaranya adalah “dalam mengajar maupun belajar seseoang harus mengawali niatnya semata mencari ridha Allah SWT, bukan ingin mencari balasan dunia.” Sehingga perlu bagi pengurus baru ini untuk memperbaharui kembali niatnya semata untuk beribadah kepada Allah.

Selain itu, dalam kutipannya beliau menuturkan ada 3 ciri-ciri ikhlas yang disampaikan oleh Imam Nawawi, diantaranya; 1. Menganggap ujian dan cacian adalah sama, 2. Melupakan pekerjaan ketika bekerja, 3. Mengharap balasan akhirat semata.

Dan perlu diingat pula bagi muta’allim sebagai motivasi bahwa “Al-Qur’an adalah merupakan dasar. Sehingga sekalipun tidak sampai paham maknanya, paling tidak bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.” Tambah beliau.

Diakhir sambutannya beliau mengatakan bahwa kita sebagai seorang santri janganlah menunggu untuk berbuat kebaikan, melainkan mulailah dengan perlahan.

“jangan menunggu diri kita baik untuk berbuat baik,” tegas beliau. (NakBali)

Perbaharui Motivasi di Wisuda dan Pelantikan Pengurus Baru Musala Raudlatul Qur’an

Wisuda Muta’alim dan Pelantikan Ubudiyah Raudlatul Qur’an

nuruljadid.net – Mushallah Raudlatul Qur’an menjadi bukti dari wisuda Muta’allim (pelajar) Al-qur’an dan pelantikan Pengurus Ubudiyah Musala Raudlatul Qur’an periode 2018 – 2019, kegiatan tersebut dihadiri oleh Pemangku Mushallah KH. Maimun Abdul Wafi, Wakil Kepala Biro Kepesantrenan Kiai Miftahul Arifin dan para mualim pengajian al-qur’an.

Pelantikan yang dimulai pukul 20.00 WIB tersebut Mewisuda Muta’allim Al-qur’an sebanyak 11 Muta’allim dan melantik Pengurus Ubudiyah Musala Raudlatul sebanyak 18 orang. Zidni Alfian Bari selaku Ketua Panitia menerangkan tujuan dari diadakannya kegiatan tersebut.

“Dengan diadakannya wisuda dapat memotivasi para Muta’allim untuk lebih semangat dan gigih lagi dalam mengemban amanah sebagai Pembina Muta’allim al-qur’an selanjutnya,”jelasnya, Jum’at (06/4/2018).

Selain itu, Ust. Dimas Eko Cahyono, wakil KASI (Kepala Seksi) Pembinaan Al-qur’an Pondok Pesantren Nurul Jadid turut membalut kegiatan tersebut dengan sambutan, diawal sambutan beliau mengucapkan rasa syukurnya kepada para mualim yang telah mengasuh para Muta’allim.

“Terima kasih kepada para mualim yang telah bekerja keras membina Muta’allim hingga pada malam hari ini dan semoga tidak berhenti sampai disini melainkan menjadikan wisuda ini sebagai awal untuk maju lebih baik lagi,” tuturnya.

Tak hanya itu, Diakhir sambutan ia mengucapkan harapan kepada para Muta’allim yang baru saja diwisuda untuk turut serta membantu dan mendampingi adik – adik kelasnya dalam pembinaan al-qur’an.

“Semoga lulusan musala Roudhlotul qur’an nantinya bisa memberikan kontribusi terhadap musalla khususnya dan bagi PP. Nurul Jadid pada umumya,” tegasnya.

Pasca sambutan – sambutan diteruskan dengan pengukuhan wisuda Muta’allim pengajian al-qur’an dan pengurus ubudiyah oleh pemangku musala raudlatul qur’an, KH. Makki Maimun Wafi.(RED)

Tasyakuran dan Wisuda 30 Juz RQ STIFIn Al Mawaddah

Rumah Qur’an STIFIn Al Mawaddah, Ciptakan Generasi Muda Berjiwa Al-Qur’an

nuruljadid.net – Semangat menghafal al-Qur’an di Wilayah Al Mawaddah semakin mengakar dengan ditandainya kegiatan Wisuda Tahfidz Qur’an 30 juz, Kamis, (29/3/2018) di Halaman Wilayah Al Mawaddah.

Dalam balutan sambutan, mewakili Kepala Pesantren, Ny. Hj. Hanunah Nafi’iyah turut menyampaikan untaian harapan dan motivasinya dalam acara wisuda tahfidz pertama kali ini.

Sebagai pembuka sambutan, ucapan selamat beliau sampaikan kepada peserta wisudawati dan para wali wisudawati yang hari ini turut hadir menyaksikan prosesi wisuda.

Ucapan terimakasih juga tidak lupa beliau sampaikan kepada pemangku Wilayah Al Mawaddah dan segenap pembina yang telah membina para santri dalam menjalani proses menghafal Qur’an dengan kegigihan dan ketekunannya.

”karena setidaknya berkat lahirnya penghafal Qur’an hari ini dapat menyejukkan keadaan dan hati kita di tengah-tengah kerusakan zaman. Dimana para generasi muda mengalami kerasnya dekadensi moral.” Tutur beliau.

Harapan kami semoga program ini terus berlanjut, terus hidup, sehingga terus dapat melahirkan generasi-generasi Qur’ani yang berjuang di jalan Allah. Tidak sebatas menghafal, namun juga mengamalkannya. (NakBali/Qz)

Tasyakuran dan Wisuda 30 Juz RQ STIFIn Al Mawaddah

Al Mawaddah Mengadakan Wisuda Al-Qur’an

nuruljadid.net – Nuansa penuh haru meliputi acara wisuda pertama Tahfidz Qur’an ketika Pemangku Wilayah Al Mawaddah, Ibunda Ny. Hj. Hamidah Wafie memberikan sambutannya, Kamis, (29/3/2018) di halaman Wilayah Al Mawaddah.

Dalam sambutannya ada beberapa poin penting yang beliau sampaikan selain dari ucapan trimakasih dan permakluman.

Beliau juga menyampaikan tujuan dari Program Rumah Qur’an STIFIn ini yang tidak lain adalah semata bertujuan untuk melahirkan sebanyak-banyaknya generasi bangsa yang hafal qur’an.

“Cita-cita kami ingin melahirkan penghafal Al Qur’an sebanyak banyaknya untuk menyelamatkan mereka dari kerusakan zaman yang sudah mulai tak terkendalikan,” dawuh beliau dengan raut wajah penuh harap.

Melihat realita hari ini, dimana zaman sudah tak beraturan. Dan banyak para generasi bangsa yang terjerumus dalam kerasnya pergaualan.  “sehingga harapan besar kami adalah semakin banyak generasi muda yang menghafal Qur’an hari ini, maka semakin banyak generasi yang terselamatkan,” tutur beliau.

“Namun tidak berhenti sampai disini, harapan serta usaha-usaha akan terus kita tingkatkan dengan pengembangan skill-skill lain kepada para santri. Sehingga tidak hanya hafal Qur’an, para santri juga memiliki skill yang bisa diamalkan di tengah-tengah masyarakat kelak,” imbuh beliau.

Sambutan beliau tutup melalui satu pesan berharga kepada segenap para wali wisudawati agar bersyukur dan berbangga atas putri-putrinya yang hari ini masuk kategori penghafal Qur’an. Dan bersiap-siaplah untuk memantaskan diri sebagai orang tua dari penghafal Qur’an serta jaminan balasan singgasana kemuliaan kelak dari Allah sebab berkahnya menghafal Al Qur’an. (NakBali,Qz)