Pos

BEM Fakultas Teknik Perkenalkan Peran mahasiswa Terhadap Bangsa dan Negara dengan Program TEKNIK MENGABDI secara gratis.

Nuruljadid.net- Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid gelar kegiatan Teknik Mengabdi yang bertempat di Pondok Pesantren Nurul Hidayah dan Yayasan Wali Songo, Banyuanyar, Sabtu (20/10/2018).

Tujuan dari kegiatan ini untuk mengenalkan peran mahasiswa terhadap masyarakat sebagaimana yang tertuang dalam tri dharma perguruan tinggi dan panca kesadaran santri.

“ini program kerja BEM Teknik, sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian,” jelas Moh Jasri, wakil dekan Fakultas Teknik kepada reporter SJ.

Kegiatan ini dilaksanakan sejak tanggal 15 sampai 21 untuk pengurus BEM Putri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah dan yang putra dari tanggal 19 sampai 25 di Yayasan Wali songo Banyuanyar.

Materi pada kegiatan ini ada tiga yaitu tentang Komputer (designer, photoghraper dan vidiograhpher), pelatihan keorganisasian bagi semua pengurus osis dan kebahasaan (bahasa arab dan inggris).

Dalam pelaksanaannya, pengurus BEM didampingi langsung oleh Dosen pembimbing untuk melihat kinerjanya selama satu minggu.

Meskipum kegiatan ini perdana, namun sudah mendapat respon positif dari masyarakat. “Untuk selanjutnya, akan dijadikan kegiatan rutin tahunan kalau ini sukses, dan bisa bekerja sama dengan fakultas Agama Islam, Sosial Humaniora dan KESEHATAN,” lanjutnya.

Dengan begitu, Jasri berharap agar kegiatan ini berlanjut tidak hanya untuk 1 pesantren dan 1 sekolah saja. Tpi bisa seluruh sekolah tingkat SLTA se kabupaten Probolinggo untuk diberi pelatihan di UNUJA.

Penulis : Abd Hannan/SJ.

Editor : Muhammad Nuris

Kominfo Pemkab Adakan Pelatihan Ketahanan Informasi

Nuruljadid.net- Sekolah Jurnalistik (SJ) Universitas Nurul Jadid (UNUJA) bekerja sama dengan Dina Komunikasi, Informasi, Statistik, dan Persandian Pemkab Probolinggo; TIMES Indonesia dalam rangka pelatihan ketahanan informasi di era digital, Kamis (18/10).

Noer Fadli Hidayat selaku Wakil Rektor III UNUJA menyampaikan, penyelengaraan pelatihan ini sebagai wadah memperkuat peran universitas dalam membantu masyarakat sekitar melalui ketahanan informasi. “Selain juga sebagai media pembelajaran di kelas,” katanya pada peserta pelatihan.

Menurutnya, hal itu merupakan wujud nyata peran kampus dalam memberikan manfaat kepada masyarakat luas, sesuai dengan tridharma perguruan tinggi. “Kita cetak masyarakat sadar dan tanggap informasi melalui pelatihan, untuk membangun ketahanan informasi di era digital,” jelasnya.

Sementara itu, Kasi Komunikasi Publik Diskominfo, Statistik dan Persandian, Ofie Agustin mengajak mahasiswa bijak dalam menerima dan berbagi informasi. Ia juga mengajak mahasiswa bersatu padu berinternet secara positif, dan menyebarkan kebaikan. “Jadilah seorang jurnalis yang mampu memberikan nilai positif,” sampainya pada peserta yang hadir.

Acara pelatihan dilanjutkan dengan berdiskusi soal ketahanan informasi. Muhammad Iqbal, jurnalis TIMES Indonesia hadir sebagai pembicara. Ia menyampakan sudah saatnya mahasiswa UNUJA khususnya SJ menjadi pelopor jurnalisme berkeadaban.

Acara yang merupakan rangkaian peringatan Hari Santri Nasional ini ditutup dengen pemberian cenderamata oleh pihak Universitas Nurul Jadid pada Kasi Komunikasi Publik Diskominfo, Statistik dan Persandian Pemkab Probolinggo.

Penulis : Abdur Rafiq

Editor : Muhammad Nuris

KH. M. Lukman Hakim: Tuhan Jangan Dijadikan Kentongan

NurulJadid.net – Judul di atas dikutip dari pernyataan KH. M. Lukman Hakim dalam seminar thariqah dan pengukuhan UKM MATAN (Mahasiswa Ahli Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah), Universitas Nurul Jadid (UNUJA). Probolinggo, Senin (15/10/18).

Dalam era millenial yang serba cepat, serba mudah, dimanja teknologi yang menjamur saat ini, masyarakat mengalami kekeringan spiritual. Keadaan tersebut menurut Kiai Lukman membuat momen manusia tersandra untuk sejenak melakukan permenungan-permenungan terhadap sang Khalik. Tak ayal kemudian, orang baru menyadari atau mengingat rabbnya ketika mereka tertimpa masalah atau kesulitan-kesulitan.

Lebih jauh, KH. Lukman Hakim kenapa manusia sering gelisah, stres, karena lupa terhadap tuhan, ini faktor dari ‘ego’ manusia. Egoisme-egoisme ini membuat mereka tejatuh dalam kubangan dhulumat (kegelapan) sehingga tuhan terhijab.

Dalam ceramah ilmiah tersebut, pimpinan Sufi Center ini memberi tips bagaimana cara mudah latihan zikir atau mengingat Allah, yakni model zikir a la nabi Muhammad saw. Menurutnya, nabi selalu berzikir kepada Allah hingga tidak sadarkan diri atau tertidur.

hal ini adalah langkah praktis agar kita terlatih yadzkuruna Allaha daiman (zikir mengingat Allah selalu), bukan sekedar diingat ketika kita tertimpa masalah. “Tuhan jangan jadikan kentongan. Kentongan di masjid itu bunyi jika hanya masuk waktu sholat, selain itu tidak”. Jelasnya.

Kenapa zikir urgen dalam kehidupan? “zikir itu seperti dinamo yang menghasilkan listrik yang mampu memberikan cahaya pada lampu”. Jika tidak ada aliran listrik yang terjadi adalah gelap.

Namun dia menjelaskan bahwa semuanya ada takarannya, begitu pula thariqah. Hal ini pula alasan munculnya banyak thariqah, karena takaran hati manusia berbeda-beda. Fakultas-fakultas pribadi sesorang tidak sama dan tidak harus disamakan. “Ada hati manusia yang takarannya seperti cangkir, seperti piring.” Terangnya.

Lebih lanjut pria paruh baya ini mengatakan, “Manusia sering stres karena mereka merasa berdaya” Ucapnya. Egoisme demikian memang membuat manusia jadi hebat. Puncak egoisme modern terjadi pada Desacartes yang kemudian lahirlah revolusi indusrti, manusia jadi hedonis, gedung-gedung tinggi, teknologi semakin canggih. “Mereka Hebat saya kira tapi hebat yang Dhulumat. Hebat yang gelap” Akunya. (Sholehuddin)

BPPM Adakan Pelatihan Handy Craft Fibber Glass di Desa Randu Tata

nuruljadid.net – Hidup di pinggiran pantai atau yang dikenal dengan daerah pesisir bukan menjadi hal yang buruk bagi masyarakat desa Karanagnyar dan Randu Tata, justru dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada, masyarakat dapat menghasilkan sebuah produk yang cukup bernilai dengan hasil karya mereka sendiri. Hari ini (30/07) dengan melihat potensi besar akan terciptanya pasar perekonomian di daerah Desa Randu Tata dan Dusun Karanganom, Biro Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (BPPM) Nurul Jadid mengadakan pelatihan handy craft fiber glass. Dalam kegiatan ini, BPPM bekerjasama dengan beberapa pihak diantaranya adalah Peserta KKN IAI Nurul Jadid tahun 2017 dan dua kepala desa.

Kegiatan ini mendapatkan antusias yang sangat tinggi dari masyarakat Desa Karanganyar dan Randu Tata. Pasalnya, peserta pelatihan melebihi target yang telah diasumsikan oleh panitia. Dari sisi lain, kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh Kepala Desa Randu Tata, Ibu Ummi Kulsum dan perwakilan dari Desa Karanganyar Bapak Fukad.

“terimakasih kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid yang telah mengadakan kegiatan ini yang bekerjasama dengan pihak desa. Semoga dengan adanya kerjasama ini pengembangan desa dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Dengan diadakannya kegiatan pelatihan ini saya harap kepada ibu ibu untuk lebih kreatif memanfaatkan alam sekitar yang manfaatnya akan dirasakan bersama terutama dalam pemasok tambahan keuangan di masing masing keluarga.” Ucap Ibu Ummi Kulsum, Kepala Desa Randu Tata.

Dengan bermata pencaharian nelayan, SDA disekitar pantai belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Mereka (masyarakat Randu tata dan Dusun Karang Anom) lebih banyak menggantungkan nasibnya dengan bermata pencaharian nelayan. Oleh karena itu, Ibu Ummi Kulsum memberikan sedikit motivasi kepada masyarakat untuk lebih kreatif dalam melihat potensi SDA yang ada. Dia juga mengajak kepada seluruh warga yang mengikuti pelatihan untuk terus menghasilkan karya.

“Mari kita bersama sama untuk meningkatkan rasa kepedulian kita terhadap kondisi yang ada, baik dari kondisi keluarga maupun potensi yang ada. Dengan begitu, kita tidak hanya menunggu dan berharap dari hasil berlayar. Untuk ibu ibu disini, kalian dapat membantu keluarga dengan bermata pencaharian yang lain (sampingan) untuk menambah keuangan. Itu salah satu manfaat apabila kita dapat melihat peluang yang ada” cakap Ibu Ummi Kulsum.

Desa RanduTata yang akhir akhir ini menjadi lirikan publik dikarenakan terdapat Eco Wisata, Pantai Duta namanya. Dengan keberadaan Pantai Duta, ini merupakan sebuah peluang bagi warga desa Randu Tata untuk memanfaatkan peluang yang ada. Namun sebelum itu, masih banyak hal yang harus dilakukan untuk lebih memberikan daya tarik masyarakat, contohnya pengembangan sarana dan pengadaan koperasi juga masyarakat harus bisa menemukan ciri khas dari Desa Randu Tata sebagai souvenir.

“Mari kita bersama sama membangun desa wisata dengan bekerjasama baik. Pengembangan pengembangan harus dilakukan apabila kita menginginkan Pantai Duta sebagai objek wisata. Salah satu contohnya adalah jalur akses masuk yang masih dibawah standard dan masih banyak lainnya” kata Bapak Fukad selaku perwakilan dari Desa Karanganyar.

Melihat peluang dan kondisi yang ada, Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid hadir dalam ceremonial Pelatihan ini. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa tujuan utama kita berkumpul adalah kita bersama berikhtiar bagaimana partisipasi kita dalam pembangunan dan perkembangan yang kita hadapi agar lebih baik khususnya desa Randu Tata yang memiliki wahana wisata Pantai Duta yang berkembang secara baik dari hari ke hari.

“Harapan kita adalah supaya kita lebih aktif dfalam menyongsong perkembangan wisata. Seharusnya bahwa pengembangan wisata sebesar besarnya manfaatnya kembali kepada masyarakat, khususnya masyarakat setempat. Masyarakat harus siap hidup dalam mengambil jasa pariwisata dan mendukung agar iklim wisata disini menjadi lebih baik dan kondusif.” Dawuh Beliau

Dalam sambutannya, beliau menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan salah satu ikhtiar kita untuk mendukung iklim pariwisata di desa Randu Tata. Mewarnai dengan hasil kerjainan yang ada. Bagaimana kita bisa memberikan kesan kepada pengunjung agar mereka bisa kembali lagi dan pulang membawa kenangan.

Tak hanya barang saja, dengan memanfaatkan letak strategis para masyarakat sekitar pantai Duta bisa memanfaatkan hasil laut untuk dijadikan sebagai kuliner khas wisata Pantai Duta. Ini merupkan perkembangan kedepan. Membuat bahan bangunan berbahan fiber contohnya perahu fiber bermesin, pintu rumah dari fiber, closet dari fiber, dan masih banyak lainnya.

“Masyarakat juga bisa menampung hasil kerajinan masyarakat lain dari Probolinggo. Kita tidak hanya membuat tapi juga menjadi penyedia lapangan untuk menjualkan hasil produk dari Probolinggo. Dan beberapa pengembangan juga bisa dilakukan contohnya dengan membangun wahana wisata pendidikan dan alam. Tujuannya adalah bangkit bersama dari segi ekonomi dan social bersama sama. Tujuan kedua adalah membangun wisata yang baik agar menjadi wisata yang sehat, wisata keluarga dan pendidikan.” Kata Kepala Pesantren sekaligus Rektor IAI Nurul Jadid.

Kedepannya, kita bisa melakukan jalinan kerjasama dengan pihak pihak terkait tertutama dalam pemeritahan untuk membangun dan mengembangkan wahana wisata ini. Contohnya dengan mengadakan pelatihan pelatihan sesuai yang dibutuhkan. (zaky/red)