Pos

Tangisan Hiasi Lepas Kenang SMK Full Day Bulugading Jember

nuruljadid.net- Suara hesteris terdengar diruangan Aula SMA Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. Saat saudari Assalamah perwakilan dari SMK Full Day Bulugading, Jember memberikan kesan dan pesan pada acara lepas kenang, Rabu sore (04/02).

Bersama instumen musik yang mengiringi, dengan terbata-bata Assalamah menyampaikan kesan dan pesannya dihadapan undangan yang hadir. Dia (Assalamah) mengucapkan terima kasih kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid yang telah memberikan banyak ilmu, banyak pengalaman. Awalnya kami tidak banyak mengetahui sesuatu, tapi setelah kami berada disini (Nurul Jadid) kami kaya dengan ilmu dan pengalaman.

Wanita berkaca mata ini menyampaikan kesukaanya berada disini, karena dipertemukan dengan orang-orang yang sangat baik dan selalu mendampingi serta memberikan jalan keluar pada setiap persoalan yang kami hadapi.

“Kami bersyukur sekali dipertemukan dengan teman-teman yang sangat baik. Teman yang selalu hadir setiap dibutuhkan dan memberikan banyak solusi terkait masalah yang kami hadapi,” Sambungnya.

Tangis berganti tawa dan wajah gembira terpancar dari wajah mereka, saat pemutaran film dokumetasi kegiatan mereka selama tinggal di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Bahkan para hadirin yang hadir ikut tertawa bahagia pada saat melihat adegan-adegan lucu dari film tersebut.

Lepas kenang diakhiri dengan tukar menukar cindera mata antara Pondok Pesantren Nurul Jadid dan SMK Full Day Bulugading, Jember dilanjutkan dengan foto bersama.

 

 

Pewarta : PM

Meskipun Kesehatan Kurang Fit, Syekh Awad Sempatkan Ijazah Kitab Unwan Taufiq

nuruljadid.net- Terdengar bacaan burdah sangat menggema dari ribuan santri di dalam masjid Pondok Pesantren Nurul Jadid. Bacaan burdah ini dilakukan untuk menyambut kehadiran Syekh Awad Karil Al-Aqly ulama sufi dan musnid berasal dari sudan. Senin malam (02/03).

Nadham yang berisi tentang pujian-pujian kepada baginda Rasulullah SAW merupakan salah satu bacaan yang dibaca acara Pesantren yang ditempatkan di Masjid Jami’ Pondok oleh santri Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Bacaan burdah berhenti, saat Syekh Awad Karim Al-Aqly bersama rombongan memasuki masjid dan menempati tempat yang telah tersedia di dalam masjid.

Pada acara tadi malam, tidak hanya santri aktif yang menjadi peserta daurah ilmiah dan ijazah kubro. Tampak hadir sebagian alumni dan simpatisan, mereka tidak mau ketinggalan untuk mendapatkan ijazah langsung dari beliau.

“Saya ingin mendapatkan barokah juga, meski saya bukan lagi sebagai santri aktif. Kegiatan ijazah seperti ini merupakan salah satu tradisi pesantren yang harus dilestarikan dengan baik,” Kata dia (alumni yang tidak mau disebutkan namanya).

Gus Fayyadl memberikan hantaran sebelum Syekh Awad memberikan tausyiahnya. Direktur Lembaga Pengembangan Bahasa Asing ini, menyampaikan profil singkat Syekh Awad Al-Aqly.

“Beliau (Syekh Awad) adalah keturunanan ahlul bait dari pamanda nabi yang bernama sahabat ‘Aqil bin Abi Tholib bin Abdul Mutholllib,” Ujar Gus Fayyadl

“Kita berharap semoga majelis ini bersamaan dengan ridla Allah. Serta kita bisa menimba ilmu yang barokah dari kehadiaran beliau. Mari kita belajar menyimak terhadap apa yang akan disampaikan oleh beliau,”Sambungnya.

Dengan bahasa arab yang fasih, Syekh Awad memulai tausyiahnya. Pertama: memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT dan sholawat kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Pesan pertama yang beliau sampaikan kepada kita yaitu berkaitan dengan sanad. Sanad itu bagian penting dalam agama. Beliau berkenan mengijazahkan setiap ilmu yang beliau dapatkan dari guru-gurunya baik berupa diroyah dan riwayah,” Kata Mutarjim

Beliau melalui penterjemahnya memberikan ijazah bacaan “Allahumma a’inni ala dzikrika wasyukrika wa husni ibadatika” kemudian santri mengucapkan kalimat qobilna. Juga, beliau memberikan ijazah terhadap kitab unwan taufiq fi adabit thoriq. Santripun mengucapkan qobilna (kami menerima).

Acara tidak bisa dilanjutkan sampai selesai, karena Syekh Awad Karim Al-Aqly secara tiba-tiba menyampaikan bahwa kesehatannya sedang terganggu. Dan beliau melalui penterjemahnya memohon maaf dan mengakhiri tausyiahnya dan insya Allah akan dilanjutkan besok hari.

 

 

Pewarta : PM

Makna Perjuangan dan Silaturrahim

nuruljadid.net- Sabtu, 15 Februari 2020, menjadi momentum yang penuh berkah bagi para alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid (Ponpes NJ), yang tinggal di sekitar Jabodetabek Banten. Hari itu, bertempat di rumah Ahmad Iman, Cakung, Jakarta Timur, rawuh salah satu keluarga besar Ponpes NJ, yaitu KH. Najiburrahman Wahid atau yang akrab disapa Kiai Najib. Beliau hadir di tengah-tengah alumni sebagai narasumber Pengajian Kitab Syu’abul Iman, buah karya KH. Zaini Abdul Mun’im, sekaligus untuk memberikan tausyiah dan bersilaturrahim.

 Makna Perjuangan

Pada kesempatan tersebut, Kiai Najib bercerita tentang makna di balik ajakan ayahandanya ke acara-acara pengajian.

“Waktu masih kecil saya sering dibawa oleh abah (KH. Abd. Wahid Zaini, red) ke acara-acara pengajian, di mana setelah saya dewasa sekarang, saya baru faham maksudnya. Ternyata saya diperkenalkan tentang bagaimana arti perjuangan dan memahami situasi dan kondisi masyarakat,” tutur Kiai Najib mengawali tausyiahnya.

Selain dari ayahandanya, seringkali Kiai Najib diminta mewakili pamanda KH. Moh Zuhri Zaini ke berapa acara. Semula Kiai Najib merasa kurang pantas. “Saya masih merasa muda, belum tepat dan pas saya mewakili beliau,” lanjutnya.

Namun karena yang meminta adalah Kiai Zuhri, dan telah ada pesan jelas bahwa yang tinggal di Ponpes NJharus siap dan aktif membantu pesantren, akhirnya Kiai Najib tidak dapat menolak.

 Setelah beberapa waktu mengikuti ajakan ayahanda dan menjalankan tugas dari pamanda, Kiai Najib memperoleh banyak pelajaran. “Sungguh ternyata banyak pelajaran atau hikmah,” ujarnya.

“Setelah saya melakukan itu, saya bisa tahu seperti apa sebenarnya kondisi alumni dan wali santri. Tak sedikit dari mereka yang datang atau mengikuti acara itu bukan dari kalangan yang mampu. Tapi karena berangkat dari keinginan yang besar, sehingga merea berusaha, seolah-olah memaksakan diri untuk berbuat hal yang baik, seperti menghadiri acara pengajian dan atau memondokan anaknya ke Nurul Jadid,” tambah Kiai Najib.

 Di sisi yang lain, lanjut Kiai Najib, ada hikmah yang mengajarkan padanya bahwa tidak boleh menjadi generasi penerus yang hanya menikmati fasilitas yang ada. Karena leluhurnya adalah para perintis dan pejuang. Karena itu, jangan sampai hanya menjadi generasi penikmat,yang kalau diteruskan, maka tidak menutup kemungkinan akan menjadigenerasi perusak, yang hanya menjual nama baik leluhur.

 Pernyataan Kiai Najib tersebut seolah menyadarkan para audien terhadap mutiara hikmah dari Kiai Zaini, yaitu orang yang hidup di Indonesia kemudian tidak melakukan perjuangan, dia telah berbuat maksiat. Orang yang hanya memikirkan masalah pendidikannya sendiri, maka orang itu telah berbuat maksiat. Kita semua harus memikirkan perjuangan rakyat banyak.

 “Makanya cita-cita Kiai Zaini itu tidak hanya ingin mencetak santri menjadi kiai, tapi santri yang aktif berjuang di tengah-tengah masyarakat,” tegasnya.

 Makna Silaturrahim

Pada kesempatan yang berbahagia itu, Kia Najib juga menyampaikan makna silaturahim. Menurut beliau, setiap majelis silaturahim minimal memiliki tiga nilai penting. Pertama, ada nilai yang mengingatkan akan pentingnya bersedekah.Karena bisa saja di antara yang datang itu berasal dari keluarga yang tidak mampu, sehingga (melalui sedekah, red) silatrahim itu dirasakan manfaatnya.

 Kedua, mengajak kepada hal yang ma’ruf, sehingga pertemuan itu seperti taman surga. “Karena Rasulullah pernah berpesan kepada para sahabat, jika kamu ketemu dengan taman surga maka singgahlah. Lalu sahabat bertanya, apa taman surga itu ya Rasulullah? Nabi menjawab, sebuah majelis di mana di situ ada dzikir kepada Allah, dan ingat kepada ajaran Allah,” jelasKiai Najib.

 Ketiga, mendamaikan perselisihan antarsesama manusia. Terkait hal ini, Kiai Najib punya cerita tentang dua orang yang saling bermusuhan dalam urusan politik.

 “Tapi ketika bertemu pada sebuah forum silturrahim keluarga, ternyata mereka menjadi ishlah, karena dipertemukan garis keturunannya melalui forum pertemuan tersebut. Inilah hikmah atau nilai ketiga daripada adanya silaturrahim. Bisa juga (silaturahim, red) bermakna mensinergikan potensi yang berbeda-beda,” pungkas Kiai Najib.*

 

 

Pewarta : Noer Yadi Izzul

Ngaji Sejarah, Meriahkan HUT LPBA ke 31

Ngaji Sejarah, Meriahkan HUT LPBA ke 31

nuruljadid.net – Diusianya yang ke-31 tahun, Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. Merayakannya dengan kegiatan Ngaji Sejarah bersama Ust. Abdul Jalal Al-Kiromi, M,Pd.I,  Alumni LPBA tahun 1994.

Kegiatan yang bertempat di Aula II PP. Nurul Jadid itu, dihadiri langsung oleh Direktur LPBA, K. Muhammad Al- Fayyadl, Gus. Shollahuddin Wahid, seluruh pengurus dan peserta didik LPBA dan turut hadir pula beberapa para alumni.

Mengenai diadakannya Ngaji Sejarah LPBA, Ust. Rizal Hidayat selaku Ketua Panitia acara tersebut menerangkan dalam sambutan, bahwa Ngaji Sejarah LPBA bertujuan untuk menggali lebih dalam lagi mengenai sejarah perkembangan LPBA sejak masa keperintisan hingga saat ini.

“Dari digelarnya acara ini semoga bisa menumbuhkan rasa cinta, rasa saying, dan rasa rindu kita pada LPBA karena selama satu tahun kita tidak bertemu,” ungkapnya seraya tersenyum. Jum’at (07/02/2020).

Ditempat yang sama, Direktur LPBA K. Muhammad Al-Fayyadl turut mewarnai kegiatan yang digelar pada pukul 09.00 WIB itu dengan sambutan, salah – satu hal yang beliau sampaikan ialah mengenai peran yang diamanahi oleh PP. Nurul Jadid kepada LPBA.

“Alhamdulillah, LPBA sekarang diamanahi oleh pondok untuk memperluas perannya agar tidak hanya dalam internal LPBA saja tapi juga wilayah-wilayah yang lain dan Alhamdulillah ini sudah berjalan selama satu tahun pembinaan bahasa asing di wilayah se-nurul jadid tinggal wilayah satelit yang belum tersentuh sama sekali,” ungkap beliau dengan tegas.

Ust. Abdul Jalal Al-Kiromi, M,Pd.I, Alumni LPBA tahun 1994 saat menerangkan sejarah berdirinya LPBA

Ust. Abdul Jalal Al-Kiromi, M,Pd.I, Alumni LPBA tahun 1994 saat menerangkan sejarah berdirinya LPBA

“Dan Alhamdulillah juga, secara komunitas sudah bisa dihitung oleh kepala pesantren bahwa sudah sekitar 7 bahasa asing yang telah dipelajari di PP. Nurul Jadid seperti bahasa inggris, arab, jepang, turki, jerman, mandarin, dan prancis,” imbuh beliau.

Pasca sambutan, digelarlah pemberian piagam penghargaan kepada tenaga pengajar terbaik kepada Bapak Muhammad Mu’in yang diberikan langsung oleh Gus Shollahuddin Wahid. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh direktur LPBA.

Kemudian acara tersebut dilanjutkan pada pukul 13.00 WIB, yang diisi dengan pemberian hadiah lomba tahunan LPBA yang telah digelar para 16 Januari 2020 serta terdapat penampilan – penampilan dari para peserta didik LPBA putra maupun putri.

Penulis : Badrus

Editor : Ponirin

Galeri Foto: Silaturahmi dan Ngaji Bareng STAI At-Taqwa Bondowoso

Ustadz Syamsuri, Konsep Kesadaran Berorganisasi Itu Luar Biasa

nuruljadid.net- Kesadaran berorganisasi itu salah satu isi panca kesadaran yang luar biasa, dicetuskan oleh kiai Zaini Mun’im,” Ucap Ustadz Syamsuri Pengurus Tanfidziyah MWCNU Gubeng, Surabaya.

Pernyataan ini sampaikan pada sesi dialog di acara silaturrahim pengurus MWCNU, PAC, Muslimat NU Gubeng Surabaya, bertempat di AULA SMPNJ.

“Salah satu yang buat kami sangat tertarik berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid ini, karena konsep trilogi, panca kesadaran santri yang tertanam pada santri dan alumninya,” Sambung Ustadz Syamsuri.

“Memang proses kaderisasi baik berorganisasi di Pondok Nurul Jadid ditanamkan pada semua santrinya, baik kepada santri yang berstatus murid, siswa, mahasiswa dan khorijin. Di dalam kepanitiaan ada klasifikasi tingkatan pendidikan santri, contoh, murid dan biasanya dalam kepanitian 1 muharram, upacara, mahasiswa biasanya kepanitian maulid nabi, khorijin biasa kepanitiaan harlah. Alahamdulillah proses itu bisa diaplikasikan setelah jadi alumni. Alumni Nurul Jadid banyak mengisi pos penting baik di pemerintahan lebih-lebih organisasi agama (NU),” Kata KH. Hefny Rozak

Pewarta : PM

Hari Perdana Santri Jambi Menerima Materi Matsama

nuruljadid.net- Terdapat 10 orang siswi Pondok Pesantren Darussalam mengikuti kegiatan pengenalan Madrasah yang diadakan oleh Osim dan Kharisma Madrasah Aliyah Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Sabtu (02/11) pukul 09.00 WIB bertempat diruang rapat Madarasah Aliyah Nurul Jadid.

Bariroh salah satu pendamping dari siswa MANJ mengatakan, adanya kegiatan orientasi ini untuk menciptakan keakraban dan juga agar siswi dari Ponpes Darussalam Jambi mengetahui secara detail tentang lembaga.

“Jika sudah tahu bahwa di MANJ ada beberapa peminatan, kegiatan ekstra dan juga kegiatan kegiatan lainnya, maka dia semakin senang dan semangat untuk mengikutinya,” Sambung Bariroh

Selanjutnya akan dibawa keliling Madrasah agar lebih tahu terhadap lingkungan Madrasah Aliyah Nurul Jadid.

“Semoga saudari-saudari kita dari jambi ini kerasan dan bisa mendapatkan ilmu yang barokah sehingga bisa bermanfaat untuk Pondok Darussalam Jambi dan orang Jambi pada umumnya,” Tegas Bariroh

Pewarta : PM

Kiai Safri, Kami Memilih Ponpes Nurul Jadid, Karena Pondok yang Sangat Maju dan Berkembang

nuruljadid.net- Pondok Pesantren Nurul Jadid merupakan pondok yang sangat maju dan berkembang. Diantara beberapa pondok yang telah kami pelajari ternyata Ponpesa Nurul Jadid yang sangat tepat menjadi pilihan kami, ” Ungkap Kiai Safri, Kepala MA Ponpes Darussalam Jambi.

“Kami tau Pondok Nurul Jadid Paiton ini dari website, dan disitu sangat bagus kegiatan-kegiatannya. Dari itu, kami sangat tertarik untuk bisa menimba ilmu di Pondok ini,” Sambung Kiai Safri.

Disamping itu, kami melihat banyak santri Nurul Jadid juara 1 yang ikut lomba di  tingkat Nasional,” Sambungnya.Kiai Safri berharap seluruh santrinya yang di mondokkan selama 3 bulan ini bisa menimba ilmu di Pondok Nurul Jadid, karena nantinya mereka akan dijadikan sebagai pengurus di Pondok kami.  Kata kiai Safri di ujung pembicaraanya.

 

Pewarta : PM

Santri Pesantren Darussalam Jambi, Ingin Belajar di Ponpes Nurul Jadid Selama 3 Bulan

nuruljadid.net- Kami membawa 21 siswa MA Pondok Pesantren Darussalam agar belajar di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Semua santri yang berstatus siswa Aliyah agar di perlakukan sama sebagai santri Nurul Jadid, belajarnya dan kegiatan-kegiatan lainnya, ” Ungkap Kiai Safri, M. Pd Pendamping santriwati Darussalam, Jambi.

“Apapun program yang diberikan oleh Pesantren Nurul Jadid kami yakin itu yang terbaik dan semoga nanti bisa dipraktikkan di Ponpes Darussalam Jambi,” Sambungnya.

Ungkapan ini disampaikan pada acara seremonial yang bertempat di Aula MINI Pesantren, Jumat (01/11) pukul 13.00 WIB

Dalam kesempatan yang sama Ustadz H. Faizin Syamwil dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan Pesantren Darussalam Jambi karena telah memilih Ponpes Nurul Jadid menjadi pilihan santrinya agar bisa belajar di Pondok ini.

H. Faizin Syamwil memberikan penjelasan selayang padang berkait sejarah berdirinya Pesantren Nurul Jadid. Namun tidak terlalu detail, hanya profil singkat terkait Pesantren Nurul Jadid.

“Kami tidak akan menjelaskan panjang lebar terkait Pesantren Nurul Jadid, karena kami telah membagikan booklet dan di dalam booklet itu telah terpaparkan sekilas tentang Nurul Jadid Paiton, Probolinggo,” Ucap Sekretaris Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, H. Faizin Syamwil

Hadir pada acara seremonial Waka Pesantren II Ny. Hj. Hanunah Nafi’iyah, Sekretaris Pesantren Ustadz H. Faizin Syanwil, Kasuubag Protokoler Ustadz Bashori Alwi, Kasubbag Humas dan Infokom Ponirin Mika, WK Humas MANJ Ustadz Mawardi.

Pewarta : PM

Yayasan Salafiyah Kajen Pati Jateng Berkunjung Ke PP. Nurul Jadid

nuruljadid.net- Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo kedatangan tamu dari Yayasan Kajen, Pati, Jawa Tengah dalam rangka melakukan rihlah ilmiah (study banding), Rabu (23/10) pukul 09.00 WIB. Sebanyak 175 peserta study banding dari yayasan tersebut, yang terdiri dari pengurus yayasan dan sekolah.

Pondok Pesantren Nurul Jadid menempatkan acara seremonial dan dialog di AULA Pesantren, yang diikuti oleh seluruh peserta study bunding. Tampak hadir di acara seremonial ini, sekretaris yayasan, sekretaris pesantren serta seluruh kepala-kepala sekolah yang dilingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Dalam sambutannya KH. Ghufron Halim mengatakan,” tujuan rihlah ilmiah ini untuk menambah wawasan agar bisa bisa mengembangkan yayasan salafiyah kajen, semakin lebih baik.

“Nurul Jadid salah satu pesantren yang menjadi pilihan rihlah ilmiah ini,” Sambungnya.

Sekretaris Yayasan Nurul Jadid, KH. Hefny Rozak mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh yayasan salafiyah kajen, sehingga Nurul Jadid dijadikan pilihan kegiatan rihlah ilmiah ini.

Selanjutnya kiai Hefny menjelaskan sekilas selayang pandang Pondok Pesantren Nurul Jadid dan dilanjutkan yang di pimpin sekretaris pesantren H. Faizin Syamwil.

Setelah dialog peserta dibagi perlembaga untuk melakukan study banding kelembaga dilingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

 

Pewarta : PM

Pengurus BMT Jatim, Rihlah Sanad Di Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net- Sebanyak 30 peserta rombongan pengurus BMT Jatim berkunjung di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. Sabtu sore (03/08/19) untuk meminta tausyiah Pengasuh KH. Moh. Zuhri Zaini. Rihlah sanad seperti ini dilaksanakan dibeberapa pondok besar, termasuk Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Kegiatan rihlah dilaksanakan di AULA MINI UNUJA dengan di ikuti oleh 30 rombongan pengurus BMT Jatim putra-putri dan beberapa pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid. Diantaranya Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil, Kepala Sub Bagian Humas dan Infokom Ponirin Mika, Kepala Sub Bagian Prorotokoler Bashori Alwi.

Ketua rombongan sekaligus Pengurus BMT bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia menyampaikan berkait kunjungannya. Ia bermaksud dengan adanya kunjungan ini untuk meminta tausyiah sebagai motivasi dari Pengasuh Nurul Jadid agar semangat para pengurus bangkit kembali. Dikarenakan ditengarainya semangat sebagian pengurus di BMT sudah mulai kendor.

Dalam tausyiahnya Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Paiton, menyampaikan terkait tujuan BMT.

“Ada dua tujuan BMT, Pertama: Untuk menerapkan sistem syariah. Kedua: Pemberdayaan untuk menciptakan umat yang mandiri. Amanah dalam melaksanakan tugas perlu di jaga. Dan amanah itu akan muncul jika kita merasa di awasi oleh Allah. Bekerja dengan ikhlas dan profesional. Muamalah dan muasyarah tidak bisa dicampur aduk harus profesional. Sehingga bisa mengantarkan kepada keberhasilan,”Dawuh beliau.

Diakhir tausyiahnya Kiai Zuhri berharap adanya kegiatan rihlah BMT bisa memberikan dampak positif kepada Pesantren Nurul Jadid, berkait keistikamahan dan semangat di dalam melaksanakan tugas.

Pewarta : PM

 

Konsul Jepang Bapak Masaki Tani Hadir Di Ponpes Nurul Jadid

 nuruljadid.net- Acara silaturrahmi Jenderal Jepang Bapak Masaki Tani, dimulai pada pukul 12.00 WIB, bertempat di Aula Madrasah Aliyah Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Firqoh FIRHAZ merupakan penampilan pertama sekaligus membuka acara silaturrahmi Konsul Jenderal Jepang kali ini dengan nuansa khas hadrahnya.

Agenda kali ini dihadiri oleh perwakilan masing-masing lembaga yang berada di bawah  naungan Pondok Pesantren Nurul Jadid; SMA Nurul Jadid, MA Nurul Jadid, MTs Nurul Jadid, SMP Nurul Jadid beserta tamu undangan dari kalangan masing-masing lembaga. Selain undangan dari ruang lingkup Pondok Pesantren Nurul Jadid, Panitia juga mengundang beberapa lembaga di sekewedanan Paiton Yaitu SMP Tunas Luhur dan SMP Bhakti Pertiwi.

Kegiatan kali ini dilaksanakan bertujuan sebagai ajang silaturrahmi antara pihak Nurul Jadid sendiri yang mengaplikasikan pengembangan bahasa Jepang dengan pihak Jenderal Jepang wilayah Surabaya, juga sebagai pengenalan secara gamblang bagaimana sistem pengembangan yang efektif untuk bahasa Jepang.

Jenderal konsultan merapat tepat jam  13.00 WIB beserta teamnya dengan baju khas batik yang menandakan kebudayaan asli corak Indonesia. Para hadirin sepontan berteriak dengan sorak-sorai yang memenuhi seluruh ruangan Aula MA Nurul Jadid. Para hadirinpun senyap seketika saat menyanyikan lagu Indonesia raya yang dipandu langsung oleh Dimas Eko Cahyono sebagai master of ceremony.

Pada isi sambutannya, KH.Abdul Hamid Wahid memaparkan berbagai prestasi-prestasi yang diraih oleh komunitas anak Nurul Jadid dalam pengembangan budaya yang telah dilembagakan oleh Pondok Pesantren Nurul Jadid sendiri. “ Di sisi lain santri tidak hanya dituntut untuk pengembangan bahasa tetapi untuk berwirausaha di lingkungan sekitar”tutur beliau dalam kutipan sambutannya.

 Salah satu perwakilan dari siswi SMA Nurul Jadid Faizatul Fitriyah menyampaikan sambutannya sebagai rasa bahagianya dengan adanya agenda silaturrahmi ini. Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan langsung dari Bapak Masaki Tani sebagai konsultan Jepang wilayah Surabaya. Uniknya dia menyampaikan rasa kagumnya terhadap Pesantren Nurul Jadid yang memiliki fasilitas lebih dibanding dengan lembaga lainnya juga terhadap peserta yang memiliki partisipasi yang tinggi atas terselenggaranya acara kali ini. Pada kali i5menyampaikan tentang seputar aspek yang tolak ukurnya lebih cenderung kepada Produksi dengan judul “ One pesantren, One product” . Pemaparannya lebih ke UMKM Jepang yang kaya akan tradisi, ada lebih 100.000 perusahaan di Jepang yang sudah berdiri lebih dari 100 tahun.

 Salah satu usaha yang dianggap paling tua di Jepang adalah Nishiyama Onsen Keiunkan yakni berupa tempat penginapan di salah satu wilayah di Jepang, Toraya yakni perusahaan dodol yang bertempat di Kyoto jepang. Sedangkan di bidang teknologi jepang sudah menuju tahap kemutakhiran dengan beberapa contoh  , pertama  sekrup yang tidak akan longgar biasa dikenal dengan sebutan hardlock industry, kedua jarum suntik tanpa rasa sakit dikenal dengan sebutan okano industry dengan pendapatan yang cukup maximal yakni 800 juta yen.

 Di sisi lain Jepang juga melakukan produksi melalui inovasi bawang bombai mengolahnya menjadi beberapa variasi, pertama sebagai obat alternatife pencegah penyakit diabetes, kedua menciptakan variasi dengan rasa tanpa pedas, sebelum itu tim perusahaan melakukan kontrak langsung dengan para petani di Jepang. Beliau juga menyampaikan tentang sistem kerja yang sudah di planning oleh jepang dengan Indonesia dengan nama “ project 2045”.

 Di sela-sela pemaparannya beliau memberikan kesempatan kepada para peserta untuk bertanya seputar sisitem produksi jepang, salah satu peserta bertanya seputar tips Negara jepang menjadi Negara maju dan beberapa pertanyaan lainnya. Selanjutnya dilanjut dengan penyerahan cendera mata dari pihak konsulat kepada ketua yayasan dan dari kepala pesantren sendiri kepada konjent jepang. Sesi foto merupakan agenda terakhir seluruh staf yayasan beserta ditandai dengan pembacaan doa oleh KH. Hefniy Rozaq sekaligus menutup acara pada kali ini.

Pewarta : Putri

Editor  : Ponirin Mika

Konjen Jepang Beri Kuliah Umum Di Pesantren Nurul Jadid

nuruljadid.net- Konsul Jenderal Jepang Surabaya, Bapak Masaki Tani memberi kuliah umum kepada mahasiswa dan siswa jurusan bahasa di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Selasa siang (30/07/19) bertempat di AULA Pesantren.

Kehadirannya disambut langsung oleh Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid, Sekretaris Pesantren H. Faizin Syamwil, Sekretaris Yayasan KH. Hefny Rozak, Kepala BKOS KH. Makki Maimun Wafi dan beberapa pengurus pesantren dan guru lembaga. Kuliah umum tersebut dihadiri para oleh mahasiswa dan siswa Jurusan Bahasa dilingkungan Nurul Jadid dan delegasi dari SMA Bakti Pertiwi Paiton, Probolinggo.

Dalam sambutannya Kepala Pesantren menyampaikan, suatu kebanggaan dengan hadirnya Bapak Masaki Tani ke Pondok Nurul Jadid. Semoga kehadirannya bisa menciptakan jalin kerjasama yang baik.

Masih, KH Abdul Hamid Wahid, kegiatan bahasa memang menjadi kegiatan di asrama. Namun Bahasa Jepang belum dijadikan lembaga resmi di Pesantren

Ada beberapa santri yang mendapatkan juara lomba, seperti bercerita dengan menggunakan bahasa jepang, kaligrafi dengan menggunakan tulisan jepang ada 10 prestasi juara lomba yang diraih oleh santri Nurul Jadid. Ujar Kiai hamid tengah-tengah sambutannya yang langsung mendapatkan tepuk tangan dari para peserta.

Sebelum kuliah umum, ada testimoni dari dua alumni Pesantren Nurul Jadid dengan menggunakan bahasa Jepang yang sangat baik. Moment yang tak kalah heboh sambutan dari santriwati dengan menggunakan bahasa Jepang yang sangat lancar dan fasih. Dalam sambutannya itu, ia menegaskan ingin belajar ke Jepang dan ingin membawa ilmu untuk bisa memajukan Indonesia dan mengharumkan Pondok Pesantren Nurul Jadid.

Sementara Bapak Masaki Tani pada materi kuliah umumnya lebih banyak memberikan motivasi dan pengetahuan berkaitan dengan kewirausahaan.
Dengan bahasa indonesia yang belum fasih dalam pengantarnya ia menyampaikan terima kasih atas antusiasme peserta yang hadir. Ia juga mengatakan cukup senang dan bahagia melihat pondok yang luas dan bersih.

Peserta kuliah umum memberi apresiasi tinggi dengan banyaknya pertanyaan yang kritis dan antusias. Beberapa materi bahasan dalam kuliah umum dinilai sangat relevan dengan perkembangan di Indonesia saat ini dan ke depan.

Pewarta : Purnomo Sedy
Editor : Ponirin Mika

 

88 Wisudawati Pomasi Dalbar, Siap Diterjunkan Di Asrama Santri

Nuruljadid.net- Wilayah Az-zainiyah Dalbar telah meluluskan 200 wisudawati yang tergabung dari wisudawati Madrasah Diniyah An-nafiiyah sejumlah 112 dan Wisudawati Pondok Mahasiswi (Pomasi) sejumlah 88, yang saat ini di wisuda, bertempat di halaman kantor mahrom dalbar, Kamis malam (11/07/19).

Wisuda kali ini merupakan wisuda yang sangat spesial karena menggabungkan antara wisudawati Mahasiswi yang lulus dari takhassus diniy Pomasi dan wisudawati siswi yang lulus tingkat dari Madrasah Diniyah An-nafiiyah.
Kepala Madrasah Diniyah An-nafiiyah dan sekaligus Ketua Pomasi Nyai Hj. Khodijatul Qodriyah dalam sambutannya mengatakan, bahwa malam ini malam spesial, karena wisuda saat ini berbeda dengan sebelumnya. Madrasah Diniyah An-nafiiyah berkolaborasi dengan Pomasi, dengan suasana berbeda ini, semoga memberi manfaat.

Masih dalam sambutannya, bahwa wisudawati dari unsur mahasiswi nantinya akan diterjunkan kepada setiap daerah (asrama santri) untuk menjadi pengurus, agar mendapatkan tantangan baru.

Banyak pesan yang disampaikan oleh beliau kepada para wisudawati diantaranya, Pertama : Jangan pernah berhenti belajar, karena mereka yang berhenti belajar adalah pemilik masa lalu. Mereka yang tidak pernah berhenti belajar adalah pemilik masa depan. Kedua: Hiduplah dengan mata lebah jangan hidup dengan mata lalat. Hidup dengan mata lebah selalu mencari sari bunga dan akan memberikan manfaat bagi orang lain. Hidup dengan mata lalat, ia hanya fokus dengan sampah, dengan artian ia akan selalu berfikir negatif yang tidak ada guna. Ketiga: Jadilah kalian menjadi petarung sejati. Setiap tantangan harus dihadapi bukan lari. Sebab pendaki sejati tidak akan berhenti menghadapi tantangan. Keempat: Jangan berhenti berdoa karena dengan kekuatan doa bisa merubah segalanya. Diakhir sambutannya, Ning Iah (sapaan akrab beliau) berharap agar bapak dan ibu para wisudawati untuk terus berdoa kepada Allah, karena dengan doanya kedua orang tua akan mampu membawa kebaikan.

Hadir pada acara tersebut hadir Kepala Pesantren KH. Abdul Hamid Wahid, Wakil Kepala Pesantren II Nyai Hj. Hanunaf Nafiiyah, Wakil Kepala Biro Pendidikan Ning Sofiyah, Kepala Madrasah Diniyah Gus Miftahul Arifin dan orang tua para wisuda wati serta para guru Madsah Diniyah An-nafiyah.

Pewarta : PM

Galeri Foto: Silaturrahim Syekh Muhammad Darwis dari Damaskus Suriah